Tim Joong Won mengeluh melihat meja didepan mereka, Mi
Young melihat Ada
ruangan yang terpisah untuk atasannya, dan
sangat besar dan kenapa Louie harus duduk didepan
pintu dari semua ruangan mereka. Ma Ri melirik sinis
sambil mendengar percapakan keduanya.
“Atasan yang baru adalah kekasih
Bok Sil dan Tn Cha bekerja untuk Singsingline juga mungkin itulah alasannya.” Ucap Hye Joo
“Aku kan sudah bilang bahwa Tn Cha juga menyukai Bok Sil.” Komentar Kyung Kook yakin, dua wanita itu merasa tak
yakin
“Haruskah aku menyukai Bok Sil
juga?” kata Do Jin
“Apa kau mulai menyukai Bok Sil... hanya karena Tn Cha menyukainya?” ejek Mi Young
Do Jin hanya tertawa, Mi Young pikir Do Jin akan
melakukannya. Ma Ri makin sinis mendengarnya, Hye Joo
pikir kalau yang dikatakan Kyung Kook itu benar maka Bok Sil pasti sangat
senang karena disukai oleh dua orang pria
menawan lalu bertanya-tanya siapa yang harus di pilihnya.
“Tn Cha lebih jantan dan bisa
diandalkan.” Kata Do Jin
“Itu tidak benar, Dia harus memilih Tn Louie karena dia adalah pewaris Gold Group, tampan dan baik. Dia sempurna. Benarkan, Nn Baek?” ucap Kyung Kook saat itu Joong Won sudah ada didepan
pintu mendengarnya.
“Berhenti bicara omong kosong, dan kembali bekerja. Sekarang!” teriak Ma Ri kesal lalu kembali ke tempat duduknya.
Joong Won masuk ruangan, Dua pegawai wanita menyapanya
dan buru-buru kembali ke meja kerjanya, Kyung Kook pun panik langsung kembali
berkerja. Joong Won terlihat marah melihat papan nama (KEPALA BAGIAN KANG JI SUNG)
“Ini menyebalkan.... Pemenangnya mendapatkan semuanya.” Gumam Joong Won menjerit dalam hati.
[EPISODE 14: PEMENANGNYA MENDAPATKAN
SEMUANYA]
Tuan Baek menerima USB dari Tuan Goo, memastikan kalau tidak
membuat salinannya, Tuan Goo menyakinkan sudah
pasti tak memilikinya. Tuan Baek pun melirik ke bagian belakang mobil. Tuan Goo
tersenyum mengambil tas besar dari belakang. Tuan Baek mengatakan kalau itu semua uang tunai yang bisa disediakan. Tuan Goo pun mengucapkan
terimakasih.
“Bagaimana caramu keluar dari
negeri ini?” tanya Tuan Baek
“Aku akan bersembunyi selama
seminggu.” Jelas Tuan Goo
Tuan Goo duduk di depan minimarket sambil menelp
bertanya Apa mereka harus pergi sekarang dan sudah sesuai dengan kesepakatan mereka sebelumnya
dan akan bertemu 2 jam lagi, ia pun meminta bantuan dari temanya untuk keluar
dari Korea.
Si nenek yang sebelumnya pernah mengambil tas Bok Sil,
melihat ke arah Tuan Goo lalu berpura-pura tersedak dan meminta tolong agar
membelikan air. Tuan Goo yang panik bergegas masuk ke dalam toko dengan membawa
tasnya. Si Nenek melihat dari kejauhan merasa penasaran
apa yang ada dalam tasnya.
Tuan Goo pun kembali dengan memberikan air mineral, Si
nenek berpura-pura bisa bernafas lega dan merasa kalau bukan karena Tuan Goo
akan sudah
mati sekarang. Saat itu tanganya menyentuh kepala Tuan
Goo dengan sengaja menempelkan permen karet yang sudah dikunyahnya.
“Astaga.... Ada permen karet di rambutmu.” Ucap Si nenek, Tuan Goo yang binggung memegang
rambutnya dan tasnya pun terlepas
Saat itu juga Si nenek yang lincah langsung kabur membawa
tas milik Tuan Goo. Tuan Goo berteriak dan berusaha mengejar si nenek yang
larinya seperti anak remaja karena sangat cepat. Dengan wajah kesal Tuan Goo
berusaha mencarinya, Si nenek ternyata bersembunyi dibagian atap rumah dan
turun saat keadaan sudah tak ada yang mengejarnya.
Ia memastikan Tuan Goo sudah menjauh darinya, lalu
membuka tas karena penasaran, betapa terkejutnya saat melihat tumpukan uang
50ribu won yang sangat banyak dan bergegas pergi sebelum tertangkap.
Nyonya Hong menyapanya didepan pintu. Tuan Goo
memperkenalkan namanya memberitahu kalau pernah bicara ditelp waktu itu. Nyonya
Hong mengingat kalau Tuan Goo adalah bekerja
dengan suaminya.
Louie mendengar nama Tuan Goo seperti teringat sesuatu,
saat mengangkat telp hanya mendengar nama Tuan Goo lalu telp terputus. Tuan Goo
kaget melihat Louie yang ada di toko buku dan Nyonya Hong seperti sumringah
mengingat sesuatu dengan Tuan Goo.
“Kau bilang kau bekerja dengan
suamiku, kan?” ucap Nyonya Hong, Tuan Goo membenarkan.
Nyonya Hong pun mempersilahkan masuk dan akan
membuatkan teh.
Saat itu Louie menatapnya, Tuan Goo pun membalasnya
seperti tak ada rasa ketakutan. Louie yang melihat tatapan tuan Goo
menyingikirkan coklat yang diberikan Nyonya Hong karena tak ingin berbagi, Tuan
Goo hanya tersenyum licik karena seperti melihat Louie yang masih sangat polos.
Tuan Baek sudah menemukan sebuah kotak harta karun milik
Louie di mejanya.
Flash back
Tuan Baek datang dengan membawakan sebuah berkas, saat
itu Louie berteriak memanggil Pelayan Kim dengan berlari. Pelayan Kim panik
einta agar Louie agar jangan lari karena bisa
terluka. Louie mengatakan sudah mengingatnya, Tuan Baek sengaja
mendengar dari balik pintu. Pelayan Kim bertanya apa yang diingatnya.
“Kotak harta karunku. Aku ingat dimana aku
meninggalkannya.” Kata Louie,Pelayan Kim tak
percaya.
“Dia bilang Kotak
harta karun?” gumam Tuan Baek bertanya-tanya, Pelayan
Ki pun bertanya dimana tempat Louie menyimpanya.
“Di loteng rumah yang ada di Busan.” Ucap Louie
“Aku sudah mencari ke lotengnya
berkali-kali.” Kata Pelayan Kim binggung, Louie
memberitahu kalau tempatnya ada di bawah lantai.
Tuan Baek pun pergi ke Busan mencari-cari di bagian atap
rumah dan melihat bagian bawah lantai terdapat sebuah kotak harta karun. Ia pun
membawakan ke Seoul dan merasa penasaran apa isi kotak itu. Ketika membukanya ada sebuah souvenir dengan tulisan
sibawahnya (KOBOSHI)
Deratan kaset video dengan label (15 Maret 1996, IBU, AYAH DAN
JI SUNG) Tuan Baek melihat amplop dan
merasa kalau semua itu tidak penting, tapi ia tetap bertanya-tanya kenapa Louie menganggap
sebagai harta karun.
Saat itu Nyonya Hong menelp suaminya memberitahu Tuan Goo datang ke toko bukunya. Tuan Baek kaget mendengarnya dan mengatakan akan
segera datang, lalu bergegas mengambil jaketnya dan pergi.
Nyonya Hong memberitahu Tuan Goo kalau suaminya akan segera dating jadi memintanya agar menunggu. Louie bertanya kenapa
Tuan Goo malah datang ke toko buku bukan memanggil Tuan Baek sendiri. Tuan Goo
menceritakan Seseorang mencuri tasnya dan Ponselku
ada di dalamnya.
“Aku pernah datang ke toko bukumu sekali dengan Tn Baek.” Cerita Tuan Goo, Nyonya Hong merasa kasihan
mendengarnya lalu bertanya siapa yang berani mencuri tasnya.
“Itu Hal yang sama juga terjadi pada Bok Sil saat dia pertama kali
datang ke Seoul.” Cerita Louie
“Astaga. Ada banyak orang jahat di
dunia ini.” komentar Nyonya Hong tak percaya
“Tn Goo.... Apa sebelumnya kau pernah menelpon ke rumah Ny Choi?” tanya Louie penasaran, Tuan Goo panik dan langsung
menyangkalnya.
Nyonya Hong teringat sesuatu, lalu memperlihatkan pada
Louie, sebuah jaket merah berbulu dan
baru membeli di
butik yang sering dikunjungi dan meminta pendapat Louie, Apa bagus
untuk Ma Ri. Tuan Goo sambi meminum teh melihat
jaket merah dengan bagian kepala ada bulunya.
“Polanya cantik.” Komentar Louie, Nyonya Hong bertanya Celana seperti apa yang
akan digunakan
“Apa rekomendasimu, Tn Fancy
Styling Talk?” tanya Nyonya Hong mengoda, Louie
tersipu malu mendengarnya.
“Celana jeans yang fit rasanya
bagus.” Kata Louie, Nyonya Hong pun mengerti.
“Dia sedang sibuk memilih baju untuk acara liburan perusahaan dan terlalu membesar-besarkannya.” Cerita Nyonya Hong
“Kadang-kadang aku berpikir kalau Ma Ri mirip denganmu, tapi kalian berdua sangat
berbeda.” Komentar Louie
Nyonya Hong mengatakan kalau Ma Ri itu anaknya dan juga
Tuan Baek, lalu Louie memastikan kalau jaket itu akan
bagus dipakai Ma Ri. Nyonya Hong pun senang
mendengarnya.
Tuan Baek datang langsung berteriak marah melihat Tuan
Goo ada di dalam toko buku, Nyonya Hong menyapa suaminya yang baru datang. Tuan
Baek kaget ternyata ada Louie juga, lalu mencoba untuk untuk tetap tenang dan
Louie menyapa Tuan Baek dengan ramah
“Ayo bicara diluar.” Ucap Tuan Baek langsung menarik Tuan Goo keluar.
“Sayang.. Kenapa
kau sangat tidak sopan pada
adik temanmu.” Kata Nyonya Hong binggung, Tuan Baek
tak percaya Tuan Goo mengaku sebagai adik dari temanya, Tuan Goo tersenyum
licik
“Terima kasih untuk tehnya.” Ucap Tuan Goo ramah, Nyonya Hong pun meminta agar Tuan
Goo bisa datang lagi ke toko bukunya. Tuan Goo pun keluar lebih dulu dari toko
buku
“Apa dia mengatakan semuanya
padamu?” tanya Tuan Goo berbisik pada istrinya. Nyonya Hong
binggung bertanya memangnya apa yang dikatakan Tuan Goo, Tuan Baek tak ingin
membahasnya dan langsung pamit pergi.
“Ahjussi. Sepertinya temanmu itu... menelpon rumahku sebelumnya.” Kata Louie merasa yakin, Tuan Baek sempat kaget dan
langsung menyangkalnya kalau itu tidak mungkin dan pasti salah.
Tuan Goo dan Tuan Baek bertemu di mobil, Tuan Baek
mengumpat marah karena anak buahnya itu sudah gila dan seharusnya
sudah pergi sekarang, dengan mencengkram bajunya
bertanya kenapa masih ada di korea dan apa yang akan direncanakanya.
“Seseorang mencuri uangku.” Ucap Tuan Goo, Tuan Baek kaget mendengarnya.
Saat itu dirumah Ma Ri memanggil ayahnya dan saat masuk
kamar kerja tak melihat ayahnya, dan bertanya-tanya Kapan ayahnya pergi dari rumah. Lalu ia melihat sebuah kotak diatas meja,
lalu mendekati meja kerja ayahnya dengan melihat kaset video berlabel (15 MARET 1996, IBU, AYAH DAN
JI SUNG)
“Apa ini? Apa ini milik Ji Sung?” tanya Ma Ri binggung, lalu melihat kaset video tanpa
label.
“Apa yang ada di kaset ini?” ucap Ma Ri penasaran, akhirnya ia membaca Video Player
dan menaruhnya di ruangan TV, memasangkan dan ingin tahu isi videonya. Tapi
yang terjadi kaset Videonya tak berputar dan tak bisa dikeluarkan
Tuan Baek kaget karena Tuan Goo meminta agar diberikan
uang lagi, dengan wajah penuh amarah kalau Tuan Gookehilangan
uang itu karena kesalahannya dan kenapaharus
memberikan uang lagi. Tuan Goo pikir tak ada lagi yang bisa dilakukan karena
ia tidak bisa pergi dari Korea tanpa uang. Tuan Baek mengumpat Tuan Goo itu benar-benar bodoh.
“Jika kau bisa memberikanku uang
lagi, aku akan
menghilang tanpa jejak. Berikan
saja aku uangnya.” Ucap Tuan Goo
“Apa Kau pikir satu juta dolar itu
mudah didapatkan?” ucap Tuan Baek kesal
Louie keluar dari toko buku diantar oleh Nyonya Hong,
Nyonya Hong binggung kemana suaminya itu pergi. Louie meminta maaf karena harus
pergi tanpa berpamitan pada Tuan Baek, Nyonya Hong pikir tak masakah karena
Louie nanti bisa sering bertemu dengannya dan berpesan agar hati-hati dan menjaga dirinya.
“Selamat tinggal, Audrey.” Ucap Louie melambaikan tangan, Nyonya Hong tersipu malu
mendengarnya. Louie beranjak pergi dan melihat mobil Tuan Hong yang masih
terparkir tapi tak ada orangnya.
Bok Sil sudah siap
dengan memoles bibirnya mengunakan lipstik, lalu melihat sebuah kotak cincin
dan teringat ketika memilihnya.
Flash Back
Ia pergi ke sebuah toko perhiasan dan memilih satu
cincin, si pegawai bertanya apakah Bok Sil mencari
cincin untuk pria. Bok Sil membenarkan.
Bok Sil tersenyum melihat cincin yang akan diberikan pada
Louie lalu menempelkan stiker dengan wajah dengan mata bentuk love, sebagai
mata dari cincinnya. Louie berteriak memanggil Bok Sil saat datang. Bok Sil
buru-buru menyembunyikan dengan penuh semangat bertanya Kemana
mereka akan pergi.
“Ayo pergi ke tempat terhangat dan terbaik di dunia.” Ucap Louie, Bok Sil pun bertanya dimana itu tempatnya.
“Dunianya Bok Sil.” Kata Louie berjalan masuk ke dalam rumah. Bok Sil
bingung bertanya apakah mereka akan tetap tinggal didalam rumah. Louie
membenarkan.
“Aku merindukan saat-saat kita menghabiskan waktu bersama
disini. Jadi Aku akan bermain denganmu disini
seharian.” Kata Louie, Bok Sil binggung apa yang
akan mereka lakukan di rumahnya.
“Mereka harusnya sudah datang
sekarang.” Ucap Louie melihat jamnya.
Saat itu beberapa orang mengantar paket ke dalam rumah,
Louie pun meneria dan Bok Sil melonggo melihat tumpukan paket. Beberapa saat
kemudian Louie dan Bok Sil sudah mengunakan jaket pasangan, senyuman mereka
terlihat dan Louie mengangkat jempolnya berkomentar kalau itu memang “perfect”
sama seperti saat mereka mencoba barang-barang yang dibeli Louie dengan kartu
kredit.
Louie memakaikan sepatu dan juga kacamata hitam, dengan
gayanya memuji kalau sangat perfect tak lupa melakukan selfie bersama. Bok Sil
merasa sesuatu terasa tidak asing sekarang karena pernah
merasa sebelumnya. Louie mengatakan belum semuanya dan memberikan sebuah tas bulu. Bok Sil mengingat itu
tas yang pernah dibeli Louie dan meminta agar dikembalikan.
“Tas ini dibuat khusus untukmu dan bulunya sangat halus
sepertimu.” Kata Louie bersandar di tas yang di
belinya.
“Ini terlalu mahal.” Kata Bok Sil menolaknya
“Ayolah. Aku membelinya dengan uang hasil jerih payahku. Kau tidak bisa menolaknya. Jangan membuatku
mengembalikannya. Terima
saja, kumohon?” rengek Louie
Bok Sil akhirnya menerima dan mengucapkan terimakasih,
lalu memperingatkan Louie kalau harus mengembalikan benda mahal seperti tas dsb mulai sekarang, jadi jangan pernah membelinya
lagi, Louie mengerti dan menyuruh agar memberekan semua kotak
pengiriman. Lalu ia bertaya apakah Louie lapar dan ingin Mau Ramyeon. Louie menolaknya
menyuruh Bok Sil jangan lakukan apapun karena akan
membuatkan sesuatu yang enak. Bok Sil tak percaya
lalu Louie meminta agar mempercayainya.
Louie mulai memecahkan telor tapi yang terjadi malah
menjatuhkanya kelantai dan berteriak
memanggil Bok Sil, Bok Sil pun mengelap lantai yang kejahutan telur. Louie
mulai mengocak telurnya, tapi malah tumpah mengenai telenan, dan berteriak
memanggil Bok Sil. Bok Sil pun membantu dengan membersihkan mengunakan tissue.
Ketika mulai mengoreng Louie menjatuhkan telur dan
memanggil Bok Sil kembali, Bok Sil dengan sigap membantunya. Dan saat itu juga
Bok Sil jauh lemas karena membereskan semua kekacauan yang dibuatnya, setelah
itu menu telur goreng dan sosis sudah siap diatas meja.
“Kenapa aku merasa sangat lelah padahal kau yang memasak?” kata Bok Sil, Louie yang polos berpikir kalau mungkin
karena Bok Sil yang lapar.
“Ayo makan. Dengan begitu kau bisa mendapatkan energimu
kembali.” Kata Louie dan Bok Sil mencoba telur goreng, dari
wajahnya terasa sangat asin tapi memberikan komentar kalau rasanya enak.
“Aku harus memasak lebih banyak
untukmu.” Ucap Louie bangga, Bok Sil pikir tak perlu dan Louie
pun menambahkan telur gorengnya untuk Bok Sil
“Sekarang aku mengerti kenapa
nenekku bilang.. kalau
dia merasa kenyang hanya dengan
melihatku makan. Aku
tidak perlu makan lagi.” Kata Louie, Bok Sil mencoba
mengunyah telurnya, Louie melihat Bok Sil yang tidak menelanya.
Bok Nam setelah mengerjakan latihan soal, Pelayan Kim
memeriksanya dan setiap soal yang dikerjaka mendapatkan coretan dan hampir
semuanya salah dan membuat tubuh Bok Nam terlihat sangat kecil didepan meja. Bok Nam melihat ada
satu yang benar membuatnya tersenyum tapi setelah itu semua yang dikerjakan
salah.
“Bok Nam... Bukankah kau bilang kau
tidak asing dengan
tabel perkalian?” kata Pelayan Kim, Bok Nam
mengangguk
“Berapa 9 dikali 9?” ucap Pelayan Kim, Bok Nam memikirkan jawabnya lalu
menjawab Sebuah es krim cone. Wajah Pelayan Kim langsung
berubah merah karena sangat marah dan bagian kepalanya langsung terasa sakit.
Tuan Kim duduk dimeja makan dengan wajah lesu dan mata
menghitam. Pelayan Heo melihat wajah pacarnya itu panik bertanya apa yang
terjadi, Tuan Kim merasa bertambah tua terlalu cepat karena Setiap jam mengajari Bok Nam, membuatnya bertambah tua satu tahun. Pelayan Heo kaget dan dengan wajah geram merasa tak bisa
melanjutkan ini lalu
bergegas pergi.
Louie mencuci piring setelah makan, Bok Sil pun siap
mengeringkan tangan dengan handuk lalu memberikan lotion karena tak mau
tanganya menjadi kering. Louie meminta Bayaran 50 sen juga. Bok Sil setuju ingin memberikan cincinya, tapi ponselnya
berdering dan menaruh kembali cincin di saku jaketnya.
Pelayan Heo menelp, Bok Sil seperti tak enak hati dengan
meminta maaf akan segera datang. Louie bertanya ada apa, Bok Sil memberitahu Ini
tentang adiknya yang
bodoh. Louie bertanya apakah yang dimaksud adik iparnya, Bok
Sil mengangguk lalu mengajak Louie untuk pergi.
Tuan Baek melihat semua orang sudah pergi di toko buku,
lalu mengajak Tuan Goo masuk menyuruhnya aga tetap di dalam dan akan memberikan
uangnya besok jadi selama ini harus menunggu didalam toko buku. Tuan Goo pikir
nanti istri Tuan Baek akan segera datang juga. Tuan Baek akan mengatakan pada
istirnya untuk tak datang.
“Jangan berani-berani menghubungi rumahku atau melakukan sesuatu yang
mencurigakan. Maka Kau akan
kuhancurkan.” Ucap Tuan Baek mengancam. Tuan Goo pun
mengerti merasa Tuan Baek tak perlu mengkhawatirkan hal itu.
Nyonya Hong pulang kerumah memanggil suaminya dan
anaknya, tapi tak ada sahutan merasa keduanya sedang pergi keluar rumah. Dengan
wajah sedih duduk di ruang tengah karena akhir
pekan menurutnya Akan sangat bagus jika
keluarga bersama-sama dan
makan malam bersama.
Ia lalu melihat sebuah syal berada didepan TV, lalu
melihat ternyata untuk menutup sebuah video player. Lalu mengeluh Ma Ri itu
selalu melakukannya lagi
karena selalu membuat kekacauan, dan menutupinya dengan sesuatu. Lalu mencoba menyalakan video tapi kasetnya tak mau
berputar dan berpikir itu rusak.
Bok Sil dan Bok Nam pulang kerumah, Bok Nam mengeluh pada
kakanya kalau Belajar sangat sulit. Bok Nam memberitahu kalau adiknya itu masih seorang
pelajar jadi tak ada yang bisa dilakukan selain itu. Bok Nam
pikir dirinya berhenti jadi pelajar, Bok Sil langsung memukul adiknya.
“Kenapa kau masih juga belum
dewasa setelah
semua itu?” kata Bok Sil memarahinya.
“Apa yang salah dengan itu? Kau
tidak kuliah,
tapi kau baik-baik saja.” Ucap Bok Nam
Bibi Hwang datang langsung mengumpat Bok Nam itu si Katak Lamban dan bertanya apakah ingin kabur lagi. Bok Nam seperti
ketakutan melihat Bibi Hwang yang datang. Bibi Hwang pikir Bok Nam itu tidak
tahu berapa banyak masalah
yang harus dilalui kakaknya. Bok Sil meminta Bibi
Hwang memberikan pelajaran untuk adiknya.
“Aku sudah mendengar semuanya dari
luar. Jadi Dengarkan aku, Bok Nam. Kau punya
dua pilihan. Kau bisa
hidup seperti anakku, atau
hidup seperti Louie. Yang
mana yang lebih kau inginkan?” kata Bibi Hwang
“Aku ingin hidup seperti Louie.” Kata Bok Nam memilih
“Benar... Bukan keluarganya yang membuat Louie jadi seperti sekarang, Apa kau tahu sekeras apa dia
belajar di Prancis? Dia
kuliah di salah satu universitas terhebat
di Eropa, dan bisa
bicara 10 bahasa.” Jelas Bibi Hwang
“Kalau begitu, Aku akan hidup seperti In Sung dan akan jadi supir pribadinya Louie.” Ucap Bok Nam, Bibi Hwang langsung memukulnya.
“Aku sudah mencoba berbaik hati, tapi sepertinya kau tidak
mengerti. Maksudku
adalah kau harus belajar!” teriak Bibi Hwang marah
Bok Nam pun menjauh, Bibi Hwang merasa kalau adiknya itu sama
sekali tidak mirip dengan Bok Sil. Bok Sil pun meminta
maaf agar bisa menjaganya karna besok ada acara perusahaan. Bibi Hwang pikir Bok Sil tak perlu khawatir karena akan membuatnya jadi orang yang
bertanggung jawab lalu meminta agar memberikan
alat pijat punggung dan siap untuk memukulnya. Bok Nam pun makin ketakutan.
Pelayan Kim bertanya apakah Louie yakin meninggalkan kotak harta karunnya disana. Louie yakin menaruhnya di bawah
lantai. Pelayan Kim binggung kenapa tak ada di sana. Louie pikir
Pelayan Kim Jangan terlalu memikirkannya karena bisa keriput.
“Menurutmu siapa yang membuatku
mendapat semua kerutan ini?” keluh Pelayan Kim,
Louie merasa Pelayan Kim pasti menyalahkan lagi.
“Setelah liburan perusahaan, aku
akan ke Busan
dan mencarinya denganmu. Jangan
khawatirkan itu.” ucap Louie, Pelayan Kim
mengerti lalu menepuk tanganya agar membuat lampu kamar mati dan Louie harus
tidur.
Louie pun mengucapkan Selamat
malam, pada Bok Sil si boneka anjing kesayangan sambil menciumnya. Lalu
mengeluh kalau ingin
bersama Bok Sil yang asli. Ia pun berpikir apa harus
menikahinya supaya bisa
melakukan bersama. Akhirnya ia mengirimkan pesan
pada Bok Sil, Bok Sil yang masih berbaring bertanya kenapa Louie belum tidur.
“Haruskah kita... menikah? Jika kita menikah, kita bisa bersama setiap hari.” Tulis Louie, Bok Sil tersenyum membacanya.
“Apa kau sangat menyukaiku?” tanya Bok Sil, Louie menjawab “Tentu
saja” Bok Sil merasa kalau Louie itu tidak
ragu sama sekali.
“Kau juga menyukaiku, kan?” tanya Louie
“Aku akan menjawab itu jika kau menang
lomba menyanyi besok dan juga akan
memberikan hadiah untukmu.” Tulis Bok Sil
“Benarkah? Apa hadiahnya?” tulis Louie penasaran, Bok Sil menjawab “Rahasia. Dan Jangan terkejut.” Louie merasa tidak sabar Bok Sil pun menyuruh Louie tidur karena akan
terlambat bangun besok. Louie meminta Bok Sil
memberikan ciuman.
Bok Sil melirik pada adiknya yang sudah tertidur pulas,
lalu memberikan ciuman di ponselnya. Louie menunggu bingung kenapa Bok Sil tidak
menjawab. Bok Sil yang sudah menaruh ponselnya kaget melihat
Louie yang malah menelpnya, lalu bertanya Apa lagi
sekarang karena baru saja memberikan ciuman, Louie binggung kapan
dan berpikir kalau Bok Sil baru saja mencium ponselnya. Bok Sil yang malu tak ingin membahasnya lalu
menyuruh tidur dan menutup telpnya.
“Dia tidak seharusnya
memperlakukanku seperti ini.” ucap Louie lalu
mengirimkan pesan pada Bok Sil
“Ini lah caranya kau memberikanku
ciuman.” Tulis Louie
dengan emoticon gambar sedang memberikan ciuman, Bok Sil tersenyum melihatnya.
Sebuah mobil minibus datang, Louie turun lebih dulu dan
bergantian dengan yang lainya dengan wajah bahagia, termasuk In Sung, Pelayan
Kim juga ikut dan merasa kalau sangat
menyenangkan dan harap
Jung Ran juga ikut. Kyung Kook pun akan
memulai acara
liburan perusahaan untuk
merayakan bersatunya Goldline dan Singsingline.
Joong Won dan Louie terlihat mengunakan jaket yang sama.
Dengan bangga Louie memberitahu kalau sebelumnya mengatakan ia yang
akan menggunakan nomor satu. Saat di rumah Joong
Won, Louie yang hilang ingatan merasa kalau dulu memakai jaket yang
nomor satu
“Benar. Raja Belanja, Louie membeli yang nomor satu Kau sangat keren, Tn Louie.” Kata Kyung Kook memuji Louie
“Tn Cha. Kapan kau membeli ini? Kau ada di kantor bersama kami
waktu itu.” kata Do Jin binggung, Tuan Cha ingat
kalau ibunya yang memberlikan dan mendapatkan jaket yang ke 100.
“Aku punya caraku sendiri.” Kata Joong Won sinis, Pelayan Kim menyelinap berada
ditengah Louie dan Kyung Kook. Louie mengeluh pelayan Kim yang terus
mengikutinya. Pelayan Kim mengatakan kalau ini perintah dari Nyonya Choi.
“Siapa pria itu?” tanya Hye Joo, Ma Ri memberitahu Pelayan Kim adalah
orang yang paling dekat dengan Louie.
“Aku rasa dia diundang karena
belakangan ini dia
banyak membantu Louie.” Ucap Ma Ri
“Bagaimana kau bisa tahu semua informasi
penting? Apa kau
putri salah satu petinggi?” kata Mi Young, Ma Ri
pun menyuruh merka memikirkan semau mereka saja In Sung berada dibelakang Ma Ri
seperti ingin selalu dekat
Kyung Kook pun akan memulai dengan harus
membagi dua kelompok dan meminta mereka memilih
kertas yang sudah dibuatnya. Louie pun berteriak Siapa
yang ada di Tim Juara Satu. Ma Ri, Hye Joo, In
Sung, Pelayan Kim ada di dalam satu tim.
“Siapa yang ada di Tim Nilai
Sempurna?” balas Joong Won, Bok Sil, Mi Young dan
Do Jin pun berada dalam satu tim. Louie terlihat kesal
“Jika kau kalah, kau akan mencuci
piring.” Kata Kyung Kook lalu memberitahu game yang pertama.
Mereka pun harus lompat tali bersamaan, Louie terlihat
ketakutan dan Bok Sil yang duduk menonton memberikan aba-aba agar Louie masuk
sekarang. Joong Won memperingatkanya, tapi Louie akhirnya berhasil melompat
bersama dengan timnya. Saat Tim Joong Won dan Bok Sil yang berhasil masuk lebih
dulu, tapi saat Joong Won baru masuk lompatan talinya tersangkut dan membuatnya
kalah.
Setelah itu adu panco, Bok Sil menang melawan Ma Ri, lalu
Mi Young kalah dari Hye Joo. Do Jin bisa menang melawan In Sung, Pelayan Kim
bisa menang melawan Kyung Kook dengan berteriak memanggil nama Jung Ran, Akhirnya
pertarungan terakhir antara Louie dan juga Joong Won. Dengan pertarungan yang cukup
keras akhirnya Louie bisa memenangkanya.
Game ketiga adalah bermain jegichagi, Bok Sil kalah dari Ma Ri dan In Sung pun menang, lalu Kyung Kook menang,
kedudukan dua sama, Joong Won bertanya apakah Louie pernah
bermain jegichagi sebelumnya. Joong Won pikir Joong Won akan tahu nanti. Tim Joong
Won memohon agar Joong Won bisa menang.
Joong Won memulai pemanasan dan Mi Young yakin ketuanya
itu bisa menang melihat Kakinya yang sempurna untuk melakukan ini. Joong Won baru menendang dua kali dan bolanya langsun
jatuh, tapi Louie bisa menendang lebih lama, Semua orang melonggo melihatnya
dan Louie pun tak percaya kalau bisa menang padahal belum pernah dimainkan.
Kyung Kook pun memberitahu kalau Tim Joong Won yang akan
bertugas mencuci piring setelah makan. Do Jin merasa Joong Won hanya
jago bicara. Bok Sil menenangkan Joong Won kalau
semua akan baik-baik saja, Mi Young kesal karena dianggap mencuci piring itu
tak masalah.
“Hei... Kau bohong tentang kau yang
tinggal di Prancis,
kan?” teriak Joong Won tak terima
“Jika bisnisku gagal, aku harus
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
jegichagi. Hei Bok Sil,
bukankah aku sangat hebat?” ucap Louie, Bok Sil
memujinya.
“Louie, bagaimana kau bisa sebagus
itu padahal
kau belum pernah melakukannya sebelumnya? Kau terlahir untuk memainkan itu.” kata Bok Sil, Louie juga merasa heran keduanya tertawa
bersama, Joong Won makin kesal melihat keduanya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar