PS : All
images credit and content copyright :MBC
Louie sudah mengumpulkan semuanya kecuali Detektif Nam,
lalu bertanya apakah semuanya setuju. In Sung setuju. Tapi Joong Won mengatakan
tidak setuju dengan rencana ini.
Louie menayakan alasanya, Joong Won pikir
Bok Sil akan sangat terkejut.
“Jika kau muncul sebagai
gelandangan ketika kau
seharusnya ada di Prancis, maka Bok
Sil pasti akan sangat terkejut.” Ucap Joong Won dengan
nada tinggi.
“Makanya ini akan jadi kejutan dan semua rencana ini untuk
membuatnya terkejut. Ketika
dia terkejut saat melihat Louie, maka kita
akan mengejutkannya sekali
lagi dengan kehadiran Bok Nam. Ini rencana yang bagus untuk membuatnya terkejut dengan adanya Bok
Nam.” Jelas In Sung, Louie mengangguk-angguk
setuju.
“Aku juga tidak setuju.” Kata Pelayan Kim, Louie terlihat kesal sendiri karena
pelayanya malah ikut tak setuju.
“Apa harus... sampai kau berpura-pura jadi
gelandangan? Kau
terlalu berharga untuk melakukan itu.” ucap
Pelayan Ki
“Aku juga gelandangan saat aku pertama kali bertemu Bok
Sil. Dia menyelamatkanku meskipun aku
miskin saat itu. Dengan
mengulang kejadian saat
pertama kali kami bertemu, maka aku
ingin dia mengingat saat pertama
kali kami bertemu. Aku
akan memnggunakan Bok Nam untuk
membuktikan kalau. pertemuanku
dan Bok Sil adalah anugerah.” Jelas Louie
“Tn Louie sangat romantis. Dia ingin membuat rencana... untuk mengejutkan Bok Sil. Aku sangat tersentuh.” Komentar pelayan Heo, Louie meminta bantuan semuanya
agar rencanya itu berhasil. Semua pun setuju, kecuali Joong Won, tapi akhirnya
Joong Won ikut setuju dengan rencana yang sudah dibuat Louie.
In Sung ingin membuatkan rekaman video untuk Bok Sil dari
Louie tapi karena terlihat tak biasa malah mengambil foto. Louie mengeluh
karena In Sung malah mengambil gambarnya, In Sung meminta maaf akan
melakukannya lagi dengan mengambil gambar video.
“Bok Sil. Apa kau terkejut? Aku berjanji untuk menemukan Bok
Nam, kan? Aku
menepati janjiku.” Kata Louie, In Sung pikir
itu sudah bagus dan langsung menghentikan rekamanya.
“Kenapa kau berhenti? Aku belum
selesai.” Kata Louie kesal, In Sung kembali meminta maaf dan
kembali merekam video Louie. Louie meminta agar In Sung melakukan dengan benar.
“Bok Sil. Apa kau terkejut? Aku berjanji untuk menemukan Bok
Nam, kan? Aku
menepati janjiku. Apa
kau tahu masalah apa yang aku lalui untuk menemukanya? Aku harus berlari-lari selama berjam-jam. Kau bilang Bok Nam adalah Katak
Lamban, tapi dia
sangat cepat. Dia terus
berlari kesana-kemari. Aku
bahkan memanjat 168 anak tangga Dan
juga, aku harus menggunakan jaket
tipis ini untuk acara hari ini. Tapi Aku
memakai lebih banyak baju di dalamnya.” Ucap Louie
memperlihatkan baju dibagian dalamnya. Bok Sil melihat video louie terlihat
berkaca-kaca
“Bok Sil.... Hari dimana aku menemukanmu
adalah.... hari
paling beruntung dalam hidupku. Terima
kasih... karena
bertemu denganku lagi hari ini.” kata Louie sebagai
penutup akhirnya. Bok Sil menahan tangis harunya karena Louie melakukan untuk
menemukan adiknya.
Kapal mulai berlabuh, terlihat semua berkumpul menyambut
Bok Sil dan Bok Na. In Sung mengangkat papan dengan tulisan (SELAMAT! PROYEK MENCARI BOK
NAM SELESAI) Bok Sil benar-benar terharu
melihat semuanya dan juga Louie yang melambaikan tangan padanya, teringat
kebali kata-kata Louie dalam video “Hari dimana aku menemukanmu adalah.... hari paling beruntung dalam hidupku.”
Teringat kembali saat menemukan Louie sebagai
gelandangan, Louie yang menjemput Bok Sil dengan payung, mengendongnya dengan
menaiki tangga. Berpelukan di pinggir pantai Busan, ciuman pertama di pasar
buku bekas. “Terima kasih... karena bertemu
denganku lagi hari ini.”
Bok Sil berlari ke arah Louie dan langsung berpelukan
melepas kerinduan, pelayan Heo dan Kim pun ikut tersenyum bahagia begitu juga
In Sung, hanya Joong Won yang menahan rasa kesal. Keduanya saling bertatapan,
In Sung mengulang kalau sudah berjanji akan
menemukan Bok Nam dan untuk
mempercayainya. Bok Sil pun mengucapkan terimakasih
keduanya kembali berpelukan.
In Sung terlihat bahagia menegur Joong Won yang tak
memberikan tepuk tangan, Joong Won terpaksa bertepuk tangan dan yang lainya pun
mengikutinya. Louie dan Bok Sil terus berpelukan seperti melepaskan rasa rindu
yang selama ini ditahan oleh keduanya.
Nyonya Shin dan Tuan Cha berjalan menaiki tangga rumah
Bok Sil, Nyonya Shin pikir Bok Sil itu tinggal di rumah paling atas. Tuan Cha
berpikir apakah mereka bisa mengunjunginya dengan cara seperti ini. Nyonya Shin
merasa suaminya berpikir dirinya itu tidak sopan itu.
“Aku sudah dapat izin dari Bok Sil dan Dia juga memberitahuku
passwordnya.” Ucap Nyonya Shin.
“Kau begitu gigih.” Komentar Tuan Cha, Nyonya Shin merasa tak ada yang
salah.
“Akulah yang membuatmu... mejadi seorang ahli pengantar
surat ketika
kau sama sekali tidak memiliki ambisi.” Aku
bisa dengan mudah membuat Bok
Sil jadi seorang dokter. Dia adalah gadis yang luar biasa. Jika kita
mendukungnya, dia akan
jadi sangat sukses.” Kata Nyonya Shin, Tuan Cha
tak banyak komentar dan kembali berjalan menaiki tangga.
Nyonya Shin masuk ke dalam rumah Bok Sil dengan ukuran
kecil, dengan senyumanya mengetahui calon menantunya tinggal dan menyuruh
suaminya menaruh makanan mereka dikulkas. Tiba-tiba Bibi Hwang datang dengan alat
seperti polisi menyuruh keduanya Berhenti. Nyonya Shin refleks langsung mengangkat tangan.
“Siapa kau? Kenapa kau... masuk ke rumah yang sedang kosong dan membuka kulkasnya?” ucap Bibi Hwang, Nyonya Shin balik bertanya siapa bibi
Hwang itu.
“Bagaimana kau mengenal Bok Sil?” tanya Nyonya Shin, Bibi Hwang kaget karena mereka
mengenal Bok Sil.
Ketiganya pun duduk bersama, Bibi Hwang mengaku sebagai ibu Bok Sil. Nyonya Shin kaget karena Bok Sil bilang sudah tidak punya orangtua. Bibi Hwang dengan gugup mengaku sebagai tetangganya
dan manajer keamanannya jadi sudah
seperti ibu angkatnya dan bertanya siapa Nyonya Shin.
“Aku... calon ibu mertuanya Bok Sil.” Ucap Nyonya Shin, kali ini gantian Bibi Hwang kaget.
“Tapi Louie bilang dia hanya memiliki
nenek dan tidak punya orangtua.” Ucap Bibi Hwang
binggun, Nyonya Shin pun bertanya siapa Louie itu
“Bukannya kau ibunya Louie?” kata Bibi Hwan memastikan, Nyonya Shin memberitahu
kalau ia adalah ibunya Cha Joong Won. Bibi Hwang benar-benar kaget
Tuan Cha mulai bertanya apakah Louie yang dimaksud calon penerus Gold Group. Bibi Hwang membenarkan. Nyonya Shin mengartikan kalau
Louie dan Bok Sil sedang berkencan
atau sesuatu seperti itu. Bibi Hwang mengatakan lebih
dari itu, karena keduanya dulunya tinggal bersama dirumah itu. Nyonya Shin kaget dan merasakan kepala
belakanganya langsung terasa sakit.
Ma Ri sedang duduk sendirian disebuah restoran lalu
bertanya-tanya kenapa belum juga datang, senyumanya terlihat dan tak sabar
menunggu seseorang.
Flash Back
Ma Ri sedang berdandan, Nyonya Hong meminta anaknya agar Berkencan dengan seseorang yang menyukainya, karena menurutnya Tn Cha dan Louie, keduanya sama sekali tidak tertarik pada Ma Ri jadi Jangan
membuang-buang waktumu bersama mereka. Ma Ri
seperti meragukan kalau Nyonya Hong adalah ibu kandungnya.
“Kenapa ibu tidak berpihak padaku?” ucap Ma Ri kesal
“Aku hanya khawatir kau akan
terluka nantinya. Aku
bisa mengatur kencan buta untukmu. Apa
kau tertarik? Dia
adalah putra temanku. Dan pria yang baik.” Ucap Nyonya Hong.
Ma Ri mengingatkan ibunya kalau ia sangat peduli tentang
penampilan, saat itu seorang pria tampan datang
menghampiri meja, memastikan kalau itu Ma Ri. Ma Ri pun tersenyum lebar melihat
penampilan dari pria yang menurutnya tampan dan modis. Keduanya pun duduk
bersama sampai akhirnya Ma Ri terkejut dengan perkataan si pria
“Aku bilang sudah punya seseorang yang aku sukai. Dia pindah dari Pulau Yokji ke
Busan. Aku tidak
bisa hidup tanpanya.” Ucap si pria
“Kalau begitu kenapa kau datang
kesini? Jika kau mengatakannya sejak
awal, maka aku tidak perlu sampai datang
kesini. Aku
jauh-jauh datang kesini dari Seoul. Beraninya
kau mempermainkanku?” ucap Ma Ri kesal sudah
mengeluarkan tanduk setanya, lalu mengambil gelas siap menyiramnya. Si pria
terlihat ketakutan melihat Ma Ri yang marah,
“ Dia adalah putra dari teman
ibuku. Aku tidak boleh melakukannya…. Aku tidak boleh menyiramnya.... Aku Baek Ma Ri, orang paling baik
di Goldline.” Gumam Ma Ri lalu meminum habis air
dalam gelas. Tanduk setannya pun
menghilang dan berubah jadi sayap malaikat, lalu pamit pergi dengan senyumanya.
In Sung berbicara di telp menyuruh Louie Kembalilah ke Seoul bersama
Bok Sil dan adiknya, karena belum
lama ada di Busan merasa kalau kota Busan tidak membiarkannya pergi. Louie seperti mengkhawatirkan In Sung, In Sung tersenyum
karena semua mengkhawatirkannya, lalu memuji
Louie sekarang sudah dewasa. Setelah itu menutup ponselnya.
Ma Ri terlihat sedang berdiri di pinggir pantai, In Sung
mengenali Ma Ri lalu berjalan mendekatinya sambil bertanya-tanya kenapa bisa
datang sampai ke Busan. Ma Ri kaget tiba-tiba In Sung mendekatinya. In Sung
melihat Ma Ri yang menangi bertanya Apa sesuatu terjadi, Ma Ri dengan ketus mengatakan bukan urusan In Sung dan
menyuruhnya pergi dan tanpa sengaja malah memukul wajah In Sung.
“Jangan mendekat.” ucap Ma Ri saat In Sung ingin mendekat, In Sung ingin menjelaskan
kejadian saat itu.
“Tidak! Jangan katakan apapun.” teriak Ma Ri lalu berjalan pergi, In Sung bisa mengerti
merasa kalau dirinya itu pasti menakutkan dan pasti Ma Ri merasa jijik padanya.
“Kenapa kau terus mengikutiku?” kata Ma Ri kesal
“Jika kau merasa tertekan, kau harus memakan ulmyeon. Dan makan jjajangmyeon saat kau
kesal. Apa kau
mau menonton film bersamaku? Aku
tahu tempat yang bagus.” Ucap In Sung dan menunjuk
ke bagian arah gunung dan meminta Ma Ri agar mengikutinya.
Louie membuka pintu mobil agar Bok Sil masuk lebih dulu,
Joong Won berteriak agar membiarkan Bok
Nam duduk di sebelah Bok Sil. Louie protes karena ia juga
sudah lama tidak
bertemu dengannya. Joong Won mengatakan kalau
Bok Nam sebelumnya dianggap mati, Louie mengaku dirinya juga seperti itu.
“Diamlah... Ini mobilku.” Kata
Joong Won, Louie pun tak bisa berbuat apa-apa membiarkan Bok Nam duduk
dibelakang bersama Bok Sil.
“Aissh... Memangnya aku supirmu? Ini sangat menyedihkan.” Kata Joong Won kesal lalu menyuruh semunya agar memakai
sabuk pengaman.
“Supirku, ayo jalan.” teriak Louie mengejek, Bok Sil yang mendengarnya hanya
bisa tersenyum, Joong Won berterik kesal Louie memanggilnya seperti itu, Louie
sengaja berteriak agar Joong Won segera pergi layaknya sopir.
Pelayan Kim dan Heo menikmati Busan dari pinggir pantai,
Pelayan Heo melihat Bentuk dari mercusuarnya mirip dengan botol
bayi. Pelayan Heo membenarkan karena Orang-orang
menyebutnya Mercusuar Botol Bayi. Pelayan Heo
mengku kalau hanya menebak saja dan ternyata memang benar.
“Aku dengar kalau para wanita
menginginkan seorang
bayi setelah mendatangi tempat ini. Jung
Ran, kau harus memiliki bayi
sebelum kau tambah tua.” Kata Pelayan Kim seperti
memberikan kode.
“Hei... Ho Joon.... Biarkan aku mengingatkanmu. Kita bukan pasangan menikah, dan kau juga belum melamarku. Lalu kau bilang tadi Bayi? Lakukan langkah-langkah yang
berurutan! Kau bisa lihat betapa baiknya Tn Louie memperlakukan Bok Sil. Dia merencanakan sebuah event yang menyentuh untuknya. Jadi Kau harusnya belajar darinya!” kata pelayan Heo kesal
“Jung Ran.. Aku hanya khawatir kalau kau melahirkan saat sudah
tua.” Jelas pelayan Kim
“Jangan khawatirkan aku dan urusi saja urusanmu!” ucap Pelayan Heo menyuruh pelayan Kim agar tak
mengikutinya, tapi pelayan Kim tepat berlari mengikutinya.
Ma Ri berjalan mendaki dengan In Sung yang ada
dibelakangnya, bertanya apaka mereka sudah sampai, lalu mengeluh dirinya sudah
gila karena seharusnya tidak mengikutinya dan merasa kakinya terasa sangat sakit. In Sung
tiba-tiba melepaskan sepatunya dan memberikn pada Ma Ri, Ma Ri kaget In Sung
memberikan sepatunya.
“Kau Pakai saja sepatu ini, tadi Kau bilang kakimu sakit.” ucap In Sung
“Aku tidak bisa memakainya. Apa Kau benar-benar berpikir kalau sepatu ini cocok dengan pakaianku
yang elegan?” ucap Ma Ri sinis
“Aku tahu kalau ini tidak cocok, tapi kau kesakitan. Jadi Aku akan
memakaikannya.” Kata In Sung langsung menganti sepatu Ma Ri dengn sepatu
miliknya.
Setelah itu, In Sung berlari dengan membawa sepatu Ma Ri.
Ma Ri binggung Kenapa In Sung kabur
dengan membawa sepatunya. In Sung mengingatkan
kalau Ma Ri meminta menjauh, lalu mengatakan kalau mereka hampir sampai jadi
meminta agar mengikutinya. Ma Ri melihat In Sung yang berjalan hanya dengan
kaos kaki saja berpikir Kakinya bisa kedinginan, lalu merasa In Sung berpura-pura
baik karena hanya dengan melihatnya membuat dirinya sangat kesal.
Ma Ri berada di pagar pembatas dengan melihat ke arah
jejeran rumah dengan lampu yang sangat bagus, beberapa pasangan seperti ingin
ikut menonton juga. In Sung datang mendekati Ma Ri merasa yakin tempatnya sangat
menyenangkan, Ma Ri memperingatkan In Sung tidak
dekat-dekat dengannya. In Sung pun berjalan menjauh dengan memegang
dua botol minumanya,
“Hari itu, aku tahu kau menjalani hari yang berat karena diriku” ucap In Sung dan keduanya seperti mengingat saat
kejadian In Sung tak bisa menahan sakit perutnya terpaksa mengeluarkn didalam
mobil. In Sung ingin bicara tapi Ma Ri kembali berteriak
“Diam.... Jangan berani-berani
membicarakannya lagi. Aku
bahkan tidak ingin memikirkannya lagi.” Ucap Ma Ri
menutup teliganya
“Aku dengar kalau kau tidak
memakai mobil itu lagi karena aku.” Kata In
Sung merasa bersalah, Ma Ri menyuruh In Sung menutup mulutnya saja.
“Tapi jika kau membutuhkan...Aku
bisa membawa mobil dan...” kata In Sung berusaha
mendekat, Ma Ri terlihat kesal In Sung pun mengajak mereka segera menonton film
sekarang.
Keduanya menonton dengan layar besar dan bangku seadanya,
In Sung duduk dibelakang Ma Ri dengan terus memandanginya. Ma Ri tiba-tiba
merasakan sesuatu yang bergejolak dalam perutnya dan terlihat gelisah. In Sun
melihatnya berpikir Ma Ri kedinginan lalu memberikan jasnya. Ma Ri yang kaget menyuruh In
Sung segera pergi.
Ma Ri terlihat masih gelisah, In Sung pikir Ma Ri haus
dan memberikan minuman, Ma Ri kembali memperingatkan In Sung agar menjauh
darinya In Sung mengerti tidak akan mendekatinya, lalu meminta maaf pada penonton yang dibelakangnya
kalau merasa terganggu. Ma Ri tak tahan merasakan gejolak dalam perutnya dan
merasa kalau lebih baik pergi.
Ketika Ma Ri mengangkat bokongnya, terdengar bunyi kentut
dan mengeluarkan bau tak sedap, semua penonton mengeluh dengan bau yang sangat
menyengat menusuk hidung. Tiba-tiba In Sung bangun dari tempat duduknya
berteriak mengaku kalau itu adalah kentutnya, dengan Baunya seperti sudah memakan satu ton kimchi, padahal ia habis makan daging. M Ri hanya bisa menatap sedih karena In Sung mau mengaku
apa yang sudah dilakukan tanpa rasa malu.
Bok Nam makan dengan lahap bersama Louie dan juga Bibi
Hwang serta Bok Sil. Bok Sil meminta adiknya makan perlahan karena makanan
mereka masing sangat banyak. Bibi Hwang bertanya untuk memastikan kalau Bok Nam
itu bukan hanti, Bok Sil mengatakan bukan. Bibi Hwang ingin lebih yakin dengan
mencubit pipi Bok Nam dan akhirnya yakin kalau memang bukan hantu.
“Kami kira kau sudah mati, jadi Kau harus berbuat baik pada
kakakmu. Dia
melewati banyak hal yang sulit karena kau. Apa Kau mengerti?” ucap Bibi Hwang, Bok Nam mengerti.
“Aku juga sudah melewati hal
sulit. Apa kau
mengerti perkataanku?” kata Louie. Bok Nam pun
mengangguk mengerti.
“Dua pria dalam hidupmu awalnya dikira sudah meninggal. Aku harus bilang, hidupmu penuh dinamika. Benarkan?”komentar Bibi
Hwang, Bok Sil hanya tersenyum dan meminta adiknya agar bisa makan perlahan.
Louie merasa sangat kenyang, Bok Sil dan Bok Nam
menurukan alas tidur. Bibi Hwang menyuruh Louie segera pulang. Louie langsung
duduk disamping Bok Sil mengaku ingin tidur dirumah ini. Bibi Hwang mengatakan Ruangan ini terlalu kecil untuk mereka bertiga.
“Kita berempat tidur di kamarmu
waktu itu.” ucap In Sung merengek
“Aku hanya membiarkanmu bersamaku, karena kau tidak punya tempat
lagi. Kau hidup
di mansion yang mewah sekarang. Kenapa
kau mau tidur di ruangan kecil ini?” kata Bibi
Hwang kesal
“Itu Karena Bok Sil ada disini.” Ucap In Sung, Bok Nam pun meminta agar Louie tidur
bersama mereka. Bibi Hwang menarik Louie agar segera pergi,
“Mereka sudah lama tidak bertemu, jadi mereka harus menghabiskan
waktu bersama. Kau
terlalu lamban berpikir” kata Bibi Hwang kesal, Louie
pun bisa mengerti dengan wajah sedih.
“Bok Sil... Aku akan membiarkan Bok Nam menempati tempatku hari ini.” kata Louie, Bok Sil pun mengucapkan terimakasih.
Louie berdiri lalu mengucapkan selamat malam pada adik
ipar, Bok Nam pun membalasnya, Bok Sil dan Bibi Hwang kaget mendengarnya, Bibi Hwang
memukul In Sung yang berani memanggil adik ipar karena menurutnya mereka berdua
masih masih harus belajar banyak, karena
dianggap seperti kacang polong lalu berjalan keluar rumah.
Bok Nam dan Bok Sil berbaring tanpa bisa memejakan
matanya, Bok Sil bertanya pada adiknya
apakah tahu kalau neneknya sudah meninggal. Bok Nam mengaku sudah mendengarnya.
Bok Sil menceritakan kalau nenek mereka itu sangat mengkhawatirkannya.
“Sebelum aku pergi ke Seoul, aku berjanji padanya.. kalau aku pasti akan
menemukanmu... dan
memasakkan makanan yang enak untukmu.” Cerita Bok
Sil
Flash Back
Bok Sil memberikan penghormatan pada neneknya, sambil
menangis meminta agar Jangan
khawatirkan Bok Nam dan
istirahatlah dengan tenang.
“Aku pastikan aku akan
menemukannya.< Aku
akan memasakkan makanan yang enak
dan menjaganya. Nenek,
jadi jangan
khawatir tentang kami dan
istirahatlah dengan tenang.” Ucap Bok Sil sambil
menangis.
Bok Sil melihat adiknya yang sudah tertidur pulas, lalu
menarik selimut dan menatap dengan wajah bahagia.
“Nenek. Aku menepati janjiku. Jadi Kau tidak
perlu mengkhawatirkan kami lagi.” Gumam Bok
Sil sambil menatap adiknya. Sementara Bok Nam terlihat tertidur lelap di tempat
yang nyaman.
Joong Won duduk sendirian dalam rumahnya sambil bergumam “Pria
yang aku kenal, Raja
Belanja, Louie, terlihat naif, mudah
ditipu dan tidak kompeten. Tapi,
dia adalah pria yang tidak suka
menghakimi orang lain. Ketulusannya
yang tidak terbatas... mengubah
kesedihannya menjadi kebahagiaan... dan
membuat keajaiban terjadi.”
Tuan Goo yang ada dirumah sakit mengerakan tanganya, Detektif
Nam menerima telp dari rumah sakit tak
percaya kalau Korban dari kasus Eunsung-dong sudah sadar lalu mengatakan akan segera datang. Setelah itu mengajak
teman satu timnya untuk pergi.
Sebelum pergi teman satu timnya menelp Tuan Baek,
memberitau Korban dari kasus Eunsung-dong sudah sadar dari komanya dan mereka sedang dalam perjalanan ke
rumah sakit sekarang. Tuan Baek terlihat kaget, Si
detektif mengatakan akan segera menghubungi kalau sudah memastikan
identitasnya.Tuan Baek mengerti lalu menutup telpnya
dan memikirkan kalau sampai nanti anak buahnya itu mengatakan
semuanya pada polisi.
Detektif Nam bergegas pergi ke rumah sakit, tapi saat
masuk ruangan tak melihat korban hanya ada baju rumah sakit yang tertinggal. Ia
pun langsung menelp atasnya kalau korban sudah menghilang, Dua penjaga kembali
kamar, Detektif Nam langsung memarahinya karena tidak menjaga dengan benar lalu
menyuruh agar mencari disekitar rumah sakit.
Teman detektif Nam kembali menelp Tuan Baek memberitahu
sudah di rumah sakit sekarang, tapi korbannya menghilang. Tuan Baek kaget, Detektif semakin penasaran siapa orang
itu, Tuan Baek pun meminta agar memberitahu kalau sudah
menemukannya.
Nyonya Hong sedang membereskan ruang kerja suaminya, lalu
mengangkat telp yang berdering dengan bertanya dengan siapa
bicara, dan ternyata itu orang yang berkerja dengan suamianya,
lalu menyebut nama Tuan Goo dan meminta agar datang ke rumah.
Tuan Baek baru masuk mendengar nama Tuan Goo langsung
merampas ponsel dari tangan suaminya, Nyonya Shin kaget Tuan berteriak mengusir
Nyonya Shin agar keluar. Nyonya Shin kaget merasa suaminya tak perlu sekasar
itu karena temanya itu pasti bisa mendengar teriakanya. Tuan Baek kembali
meminta agar istrinya segera keluar. Nyonya Shin kesal karena selalu
marah-marah setiap
saat
Setelah istrinya pergi, Tuan Baek langsung bertanya keberadaan
Tuan Goo sekarang dan mengajaknya bicara. Tuan Goo menyapa Tuan Baek yang sudah
lama tidak bicara dengannya, sambil mengatakan kalau Kang Ji Sung... sudah kembali ke Gold Group saat dirinya koma.
“Apa kau... mencoba mengancamku sekarang?” ucap Tuan Baek ketakutan
“Ah, apa yang kau bicarakan? Lagipula aku tidak datang untuk bertemu Ny Choi. Jika kau terus bersikap seperti
itu padaku, maka aku tidak
tahu kapan aku berubah” kata Tuan Goo
“Baiklah. Berapa yang kau inginkan? Jadi Kau ingin aku melakukan apa?” kata Tuan Baek, tapi saat itu telpnya pun terputus,
Tuan Baek menduga sesuatu lalu langsung berlari keluar dari rumah.
Louie baru saja akan menaiki tangga, lalu mendengar suara
telp dan mengangkatnya. Saat itu Tuan Baek datang dengan wajah panik seperti
orang ketakutan, disebrang telp Tuan Goo sudah siap berbicara. Louie menatap Tuan
Baek dengan wajah binggung.
bersambung ke episode 13
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Ditunggu ep selanjutnya..terimakasih😊
BalasHapusd tunggu epsde selanjutxa
BalasHapus