PS : All
images credit and content copyright : SBS
Hae Soo duduk diam di istana Damiwon, Wang So datang
mengetahui Hae Soo sedang sakit jadi kenapa ada diluar istana lalu mengajaknya
agar kembali ke kamarnya. Hae Soo hanya menatapnya. Wang So mengulurkan
tanganya mengatakan kalau suda menunggu untuk bicara dengan Hae Soo hari ini.
“Aku takkan... kembali ke kamar itu.” tegas Hae Soo
“Janganlah seperti ini karena Chae Ryung. Dia sudah mengkhianatimu dan tidak pernah jujur padamu, tidak sekalipun.” Kata Wang So menyakini.
Hae Soo teringat saat berdoa, Chae Ryung memegang
tanganya sambil berkata “Aku baik-baik saja.” Ia seperti masih merasakan tangan Chae Ryung yang
memegangnya dan sangat yakin mantan pelayannya itu memiliki hati yang tulus
padanya.
“Tak ada satu pun kata-katamu yang bisa mengubah hal itu.... Dia tulus” kata Hae Soo yakin
“Jadi, Apa Kau akan percaya padanya dan bukan kepadaku?” ucap Wang So
“Aku ingin pergi dari Istana.... Aku ingin pergi dari tempat ini. Aku tidak bisa.....menanggung
semua ini lagi.” Kata Hae Soo merasa muak
dengan semua kematian yang ada diistana.
Wang So pun bertanya nasib dirinya, dan menurutnya tak
mungkin akan membiarkan Hae Soo pergi begitu saja, Karena Hae Soo takkan
pernah bisa meninggalkannya lalu berjalan pergi. Hae
Soo hanya bisa diam saja.
Wang So pergi ke kamar Hae Soo yang kosong dengan wajah
sedih, sementara Yeon Hwa sedang mandi air bunga yang biasa dilakukan ole Ratu
Yoo. Lalu teringat kembali kata-kata Wang Soo “Bisakah kau mengkhianati kakak dan keluargamu? Jika kau ingin
menjadi ratuku satu-satunya maka aku akan
menjadikan anak kita Putra Mahkota.”
“Goryeo ini akan menjadi milik putraku suatu hari nanti.” Tegas Yeon Hwa yakin dengan mata melotot
Hae Soo memberikan sebuah bingkisan dan meminta Ji Mong
memberikan pada Keluarga Chae Ryung,
karena hanya itu yang dimilikinya sekarang dan apabila mereka membutukan
yang lainya makan akan mengusahakan untuk mengambulkanya.
“Kau tidak perlu melakukan hal
ini. Aku takut
kau akan membuat
Raja marah.” Kata Ji Mong
“Chae Ryung mengkhawatirkan keluarganya bahkan di saat hari kematiannya. Jadi Dia meminta bantuanku. Raja tidak akan keberatan.” Ucap Hae Soo yakin
Saat itu Wang Won masuk ke dalam ruangan mengajak semua
temanya untuk masuk, saat itu Hae Soo menatap sinis pada Wang Won memberitahu Chae
Ryung telah meninggal. Wang Won seperti tak peduli
dan berpura-pura baru mengetahuinya.
“Kau seharusnya tak setenang itu. Ini semua salahmu.” Ucap Hae Soo marah, Wang Won menyangkalnya sambil
menuduh Hae Soo sudah gila.
“Kau akan menyesalinya, dengan memperlakukan Chae Ryung seperti itu. Lihat saja suatu hari nanti kau akan menyesalinya.” Tegas Hae Soo
“Sejak kau menjadi simpanan Raja... maka kau semakin berbuat sesukamu. Benarkan?” ejek Wang Won, Ji Mong yang mendengar
terlihat kaget begitu juga Hae Soo
Hae Soo menemui Wang So yang memintanya untuk
datang. Wang So mengatakan sudah
dengar dari Ji Mong dan akan
menjadikanm Hae Soo sebagai selir
kerajaan. Hae Soo menolak, Wang So pikir itu lebih baik daripada jadi simpanan dan tidak suka dengar kata itu.
“Kau akan diperlakukan sebagai
istri kedua
oleh Ratu saja. Setelah
kau punya anak, barulah kau
akan menjadi ratu kedua.” Jelas Wang So
“Alasanku ingin pergi dari tempat
ini bukan
karena gelar itu.” tegas Hae Soo
“Diskusikanlah dengan Ji Mong dan pilih saja gelar yang kau
mau.” Balas Wang So, Hae Soo seperti tetap tak mengingkannya.
“Berhentilah keras kepala. Kita jangan saling berdebat lagi. Apa kau lupa sudah berapa lama
kita harus
saling terpisah? Janganlah
menyia-nyiakan hubungan kita
hanya karena argumen sepele.” Ucap Wang Soo memegang
tangan Hae Soo, sementara Hae Soo hanya bisa terdiam.
Wang Woo mengetahui Wang So yang akan membaca "Pokok
Pemerintahan dalam Kepemimpinan Zhenguan Zhenyao?" jadi tidak tahu apa yang di rencanakan lalu meminta Wang Won untuk mencarikan burung elang yang pandai berburu dan sangat lincah.
“Aku tidak tahu apa yang direncanakan Raja. Dia sepertinya memang ingin
berburu. Maka aku
harus ikuti cara mainnya.” Kata Wang Wook
“Hyungnim, kau tahu sendiri saudara ke-4 kita. Kau tidak pernah bisa percaya
padanya atau
berhenti waspada terhadapnya. Maka Kau
harus memotong anggota
tubuhnya.” Ucap Wang Won
“Apa maksudmu Baek Ah?” tanya Wang Wook binggung
“Dia berhubungan dengan Gisaeng dari Gyobang. Pasti lebih mudah menyingkirkan dia dari Raja.” Jelas Wang Won seperti ingin menghasut kakaknya, Wang
Wook pun terdiam.
Baek Ah dan Woo Hee sedang berjalan bersama, terliat Baek
Ah yang heran pada Woo Hee karena kembali merasa ragu, padahal mereka sudah
membuat Woo ee diadopsi secara sah dan ibunya suda tak sabar
ingin berjumpa
dengan calon mantunya.
“Apa ini karena hal yang kemarin-kemarin itu, 'kan? Aku sudah menyarankan pada Raja
untuk membebaskan
semua budak dari Hubaekje. Hal
itu tidak akan pernah terjadi lagi.” Ucap Baek
Ah menyakinkan.
Woo Hee tiba-tiba dikagetkan dengan semua orang-orang
yang teringat dan mati dengan bersimba darah, di dada mereka tertulis [Budak
pelarian]
Beberapa orang bertanya-tanya “Kenapa rakyat Hubaekje
tidak membayar pajak? Kenapa
mereka berusaha kabur?” Baek Ah mengajaknya pergi
tapi Woo Hee seperti sangat marah.
Ji Mong memberitahu
Budak-budak Baekje sudah membakar 10 rumah para
petinggi, serta Ada banyak anggota keluarga penguasa yang telah
meninggal jadi merkea tidak
bisa diam saja. Wang Wook mengatakan kalau dari keluarganya ingin
Raja mengutus
prajurit.
“Jika kita mengutus prajurit, pasti nanti ada pertumpahan darah Dan hal itu akan terus terjadi. Kalau ada rakyat jelata ikut
bergabung dengan mereka, maka bangsa ini akan berada dalam kekacauan.” Tegas Wang So
“Kau harus melindungi
keluarga-keluarga penguasa itu terlebih dahulu. Hidup mereka terancam, dan kau belum membantu mereka sama
sekali. Mereka
sekarang saja sudah mencari
prajurit pribadi.” Jelas Wang Wook
“Ya, Yang Mulia... Anda harus melindungi keluarga
penguasa yang
merupakan pondasi bangsa ini.” kata PM dari keluarga
Wang Wook
“Kalau begitu... para prajurit harus menggunakan
tombak tanpa
pisau dan pedang kayu. Aku
masih baru jadi Raja dan ingin menghindari pertumpahan darah
sebisaku.” Ungkap Wang So
“Aku sarankan Pangeran ke-13 Baek Ah yang memimpin prajurit
tersebut.” Saran Wang Wook seperti sengaja.
“Pangeran Baek Ah tak tahu apa-apa tentang militer atau pertempuran. Kenapa dia harus memimpin
prajurit?” kata Ji Mong kaget begitu juga Wang So.
Wang Wook mengatakan kalau Ada rumor bahwa Raja tidak peduli dengan rakyat
pribumi Goryeo tapi
lebih peduli dengan rakyat Baekje dan rakyat Silla yang merupakan asal keluarga
Baek Ah. Ditambah
lagi Baek Ah
telah membuat wanita Baekje diadopsi di keluarga rakyat Goryeo agar bisa
menikahinya. Wang So mengatakan kalau sudah
memberikan izin menikah dengannya.
“Itu juga bisa berarti bahwa seseorang yang dekat denganmu sedang dimanipulasi oleh seseorang dari Baekje.” Kata Wang Wook, Wang So menegaskan kalau ini Tak masuk akal.
“Hal yang tak masuk akal bisa saja terjadi. Karena itulah orang menyebutnya
rumor atau...
omongan dari mulut ke mulut.”ucap Wang Wook, Saat
itu Baek Ah masuk menemui raja.
Wang So langsung tak menyetujuinya, karna selama ini Baek
A hanya bisa memegang alat music,
jadi mana mungkin bisa menggunakan pedang. Baek Ah menegaskan kalau tidak suka Woo Hee jadi dicurigai karena berasal
dari Baekje, ditambah lagi dengan keadaan mereka
membuat raja jadi mendapatkan kesulitan.
“Alangkah baiknya kalau aku saja yang memimpin prajurit itu” kata Wang So
“Supaya para keluarga penguasa ingin mundur dan kelihatannya
budak-budak itu telah
meninggalkan area tersebut. Jika
kau berpihak di antara keluarga
penguasa atau budak maka
situasi akan tambah parah.” Ucap Ji Mong
“Aku
tidak akan mati. Jika kita diam saja... maka kita akan dikendalikan oleh
keluarga-keluarga itu dan takhtamu bisa terancam. Aku
baik-baik saja.” Tegas Baek Ah menyakini. Wang So seperti masih ragu.
Baek Ah membantu mengikat rambut Woo Hee dan memasangkan
jepitan rambutnya, Woo Hee bertanya apakah Baek Ah tidak akan menyesali
keputusannya. Baek Ah mengaku hanya pura-pura
kuat saja dan juga
tidak tahu apa yang akan
terjadi padanya nanti.
“Kau akan punya seorang istri,
jadi kau nanti harus kembali dari tugasmu dalam keadaan hidup. Aku tidak mau jadi janda.” Kata Woo Hee
“Saat aku kembali nanti... maka kita langsung menikah saja. Kaulah pasangan abadiku.” Ucap Baek Ah mencium Woo Hee.
“Tepat pada saat ini, kuharap aku tak berasal dari Baekje. Dengan segenap hatiku, aku akan menjadi pasanganmu.” Gumam Woo
Hee
Beberapa budak terlihat siap untuk bertarung, dengan
membawa senjata merke. Terlihat sebuah pengumuman yang tertempel untuk seluruh
BaekJe.
“Aku, Raja Goryeo, berjanji pada rakyat migran
Baekje. Budak
tidak akan diserang. Karena
itu... Aku akan
memastikan bahwa mereka diperlakukan
secara adil. Semua
orang yang dipaksa menjadi budak akan dibebaskan. Rakyat jelata yang dipaksa
menjadi budak juga akan
dibebaskan. Kebijakan
ini akan diterapkan
secara ketat. Budak
yang ditahan akan dipulangkan
ke tempat asal mereka. Mereka akan dibebaskan dari pajak untuk sementara waktu. Kalian tak
akan didiskriminasi berdasarkan
tempat kelahiran kalian. Kalian
boleh bekerja menjadi
pejabat pemerintahan. Dan
akan menjadi warga berkebangsaan
Goryeo.”
Wang So seperti sengaja membuat pengumuman agar tak
terjadi pertumpahan darah. Tapi sala seorang budak merasa Sudah
berkali-kali mendengar
janji palsu itu dan tidak
akan tertipu bahkan memperlakukan
mereka seperti anjing dan babi jadi lebih baik melawanya. Semua pun segra menuju
istana.
Baek Ah sedang bersiap-siap lalu seorang prajurit
memberikan pedang, tapi baru saja memegangnya membuat pedang itu terjatuh dari
tanganya. Wang Jung datang dengan baju besinya. Baek Ah kaget melihat adiknya
yang datang karena sedang mendapatkan hukuman untuk diasingkan dan mungkin kepalanya akan di penggal.
“Beritahu saja pada Raja aku
disini, karena Aku tidak takut.” Kata Wang Jung tak takut.
“Sudah kubilang, dia pasti akan menempatkanmu dalam posisi sulit. Dia seharusnya mengutusku saja.” Keluh Wang Jung membantu memasangkan baju besi.
“Tolong jangan mati. Kau boleh kembali kesini dengan keadaan terluka. Tapi jangan mati. Aku tak sanggup melihat kematian lagi.” Pinta Wang Jung
Baek Ah bertanya apakah Wang Jung sudah terima pemberian Hae Soo yang dikirim padanya. Wang Jung bertanya apakah maksudnya Aksesori
rambut, Baek Ah menganguk. Wang Jung mengatakan sudah
menerimanya tapi tak tahu apa artinya karena tidak ada suratnya. Baek Ah berkata kalau Hae Soo meminta agar menyampaikan
pada Wang Jung langsung.
“Dia berkata "Aku
menginginkannya."” Ucap Baek Ah
“Kau bilang "Aku
menginginkannya"? Apa
Hae Soo sungguh mengatakan
hal itu?” kata Wang Jung tak percaya, Baek Ah membenarkan.
“Hae Soo... sangat menginginkannya. Itulah pesannya. Aku tidak tahu apa yang dia
inginkan.... Tapi
bantulah dia. Aku tidak
tahu apa yang akan
terjadi padaku. Tapi
kau harus tetap menjadi
teman baik bagi Hae Soo dan juga Teman bagi Raja. Dia juga sedang kesusahan.” Kata Baek Ah
“Apa kau sekarang harus mengkhawatirkan orang lain? Disini saja tidak ada orang yang
ingin menyampaikan salam perpisahan padamu sebelum kau pergi.” tegas Wang Jung
Ia lalu bertanya keberadaan dayang
dari Gyobang itu, Wang Jung suda menyuruh
Woo Hee tak usah
dating. Wang Jung berpesan pada kakaknya agar menjaga baik-baik
diri nantinya lalu pamit pergi.
Saat itu beberapa prajurit terlihat kebinggungn menatap
kea arah langit-langit. Baek Ah melihat sebuah kain putih panjang pada dinding
bertuliskan [Penyatuan Tiga Kerajaan - Goryeo, Baekje, dan Silla] dan Woo Hee ada di
menara paling atas. Beberapa orang dari Baekje masuk ingin mulai menyerang tapi
dikagetkan oleh Woo Hee dan memohon agar turun karena tak boleh
ada di atas sana.
Baek Ah sampai diatas ingin mendekati Woo Hee, tapi Woo
Hee memperingatkan Baek Ah agar jangan berani melangkah. Baek Ah memoon agar
Woo Hee tak lompat. Woo Hee dengan mata berkaca-kaca menyuruh Baek Ah membalikan
badanya, Baek Ah pun menurutinya.
“Jika kau menyaksikannya... maka kau takkan pernah melupakannya.” Ucap Woo Hee lalu menjatukan badanya dari atas dinding
yang tinggi, Semua budak menjerit dan merasa bersalah dengan berlutut. Baek Ah
menjerit tak bisa menyelamatkan Woo Hee yang sudah melompat.
Di dalam istana, Hae Soo terlihat kaget, begitu juga Raja
So tak percaya akan ada kematian lagi. Baek Ah pun menangis dengan memeluk Woo
He sudah tak bernyawa lagi.
“Kukira aku bisa
mengabaikan semuanya dan menjalani hidupku. Aku mencoba menyangkal orang tuaku. Tapi aku tidak bisa mengabaikan kaumku yang memandangku sebagai seorang ibu. Kurasa aku tak bisa hidup seperti itu. Goryeo dan Baekje. Gyeon Hwon dan Taejo Wang Geon. Dosa-dosa mereka... Aku akan menebus perbuatan mereka dengan nyawaku. Mungkin inilah alasanku dilahirkan. Aku... mencintaimu. Hanya kaulah... pasanganku satu-satunya.” Gumam Woo Hee
Baek Ah melihat semua lukisan yang dibuatnya saat Woo Hee
berlatih tarikan pedang di hutan dan juga mengingat saat menusuknya di perayaan
ulang tahun raja. Ia mengingat semua kenangan yang dilaluinya dengan Woo Hee.
“Jangan menghancurkan dirimu
sendiri hanya
karena kau tidak ingin melupakannya.” Ucap Hae
Soo datang menasehati Baek Ah yang terlihat sangat sedih.
“Kenapa dia tidak memberitahuku? Pasti karena aku maka dia seperti itu. Kalau dipikir-pikir, aku ini terlalu serakah. Seorang warga dari kerajaan yang
runtuh dan juga Seorang gisaeng, Seorang anak yatim. Aku tak peduli latar belakangnya yang menyakitkan. Aku bangga mencintainya.” Ucap Baek Ah
“Tapi Aku memang arogan. Aku tak memahami bagaimana perasaan Woo Hee
sesungguhnya. Apa yang
membuatnya sedih dan
apa yang membuatnya terluka. Aku tak pernah bertanya
"Kenapa kau hanya tersenyum sebentar saja?" Cintaku memang cinta yang
dangkal.” Kata Baek Ah menyalahkan dirinya.
Hae Soo melihat kalau ini kesalahan Woo Hee karena mereka sudah memberikan seluruh
hati padanya Tapi pada akhirnya, setidaknya Woo Hee tidak egois. Baek Ah rasa memang Woo Hee itu memang
salah, dengan waja penuh amarah berpikir Raja
sudah tahu segalanya. Hae Soo hanya bisa terdiam.
Baek Ah menemui kakaknya, Wang So melihat adiknya
itu kelihatan
kurus sekali dan akan
mengutus Tabib Kerajaan saat
bertugas nanti. Baek Ah membahas kalau Woo
Hee memasang pengumuman
itu dari raja maka mereka sudah membuat kesepakatanya.
“Aku juga tak menyangka kalau Woo Hee memilih untuk mati. Dia bilang aku bisa
menyelamatkanmu jika
aku menulis pengumuman itu. Saat
itulah aku tahu dia
putri dari Hubaekje.” Jelas Wang So, Baek Ah
terlihat menahan amarahnya.
“Aku ingin menyelamatkanmu. Aku menulis pengumuman itu, karena aku putus asa. Aku tidak tahu kalau dia akan
meninggal, tapi
kalaupun aku sudah tahu maka aku
akan tetap melakukannya
Bagiku... kau lebih penting daripada dia..” Tegas Wang
So
Baek Ah menahan rasa sedihnya mengetahui hal itu
tapi sulit untuknya menerima kenyataan seperti ini dan juga berat
sekali berada di sisi Yang
Mulia dan langsung berlutut memberikan hormat. Wang So panik
meminta agar Baek Ah tak melakukan itu padanya lalu mengaku kalau dirinya yang
salah. Tapi Baek Ah merasa dirinya yang salah dan meminta maaf karena tidak cukup kuat melindungi Raja.
“Semoga umurmu panjang dan sehat
selalu..... Hyungnim.” Ucap Baek Ah lalu pergi, Wang So berteriak sedih
memangil adik kesayangannya tapi Baek Ah memilih untuk pergi.
Wang So datang ke kamarnya dan terlihat Yeon Hwa sudah
menunggunya, lalu bertanya apakah sudah yakin dengan keputusanya. Yeon Hwa
mengatakan dengan senyumanya kalau ia sudah yakin.
Wang Wook datang dengan kasim membawa sesuatu ke dalam
istana, karena mengetahui raja akan berburu jadi sudah mencarikan elang untuk Yang Mulia. Wang So mengaku kalau Berburu elang adalah kesukaannya,
Wang Won berkomentar itu menunjukkan
kasih sayang antar saudara.
“Dari buku yang kubaca, kasih
sayang dan persaudaraan adalah dasar bagi seorang pria. Wow! Inilah sebabnya persaudaraan itu lebih baik. Keharmonisan dalam keluarga
artinya keharmonisan
dalam negeri ini, 'kan?” ucap Wang Won lalu tertawa
bersama, saat kain penutup sangkar burung terbuka, terlihat elang sudah mati.
“Bukankah ini elang yang sudah mati?” ucap Wang So berdiri dengan tatapan marah, Wang Wook
kaget burung yang dibawanya ternyata suda mati
“ Apa Seekor elang mati diberikan kepada raja? Itu artinya kutukan terhadap Anda, Yang Mulia! Kita tidak bisa membiarkan hal
ini.” kata PM sengaja
menghasutnya.
Wang Wook panik karena tak ada yang membelanya bahkan
Wang Won malah mengkhianatinya, lalu mengatakan semua ini kesalahpahaman dan pasti ada yang terjadi saat dibawa oleh.. Wang Won
langsung memotong kalau kakaknya sendiri
yang membawa dan mengejek siapa lagi yang ingin
disalahkan.
“Apa Kau mengutuk rajamu Atau, apa ini pengkhianatan?” ucap Wang So menyindirnya. PM merasa kalau semua pasti
bener begitu juga yang lainya menyahut. Wang Wook langsung berlutut.
“Yang Mulia, saya tak bersalah.... Saya dijebak, Yang Mulia.”kata Wang Wook yakin
“Kalau ini pengkhianatan... maka kau akan dihukum mati.” Ucap Wang So seperti sengaja menakutinya, Wang Won yang
melihatnya tersenyum licik bisa menjatuhkan Wang Wook.
Ratu Hwang Bo datang terburu-buru ke kamar anaknya, Yeon
Hwa terlihat dingin melihat ibunya yang datang. Ratu Hwang Bo memberitahu kalau
Wan Wook dijebak dan bisa
mati. Yeon Hwa pikir memang kakaknya itu sudah melakukan kesalahan besar yang tak bisa
ditolerir. Ratu Hwang Bo meminta agar Yeon
Hwa harus
menyelamatkan kakaknya.
“Aku tak mau.... Aku tidak bisa terlibat dalam
politik "hanya" karena untuk menutupi kejahatan kakakku. Kejahatannya terlalu besar, Para tetua Hwangju sudah setuju padaku. Jadi Jangan terlalu berharap.” Kata Yeon Hwa dingin, Ratu Hwang Bo kaget mendengar
ucapan anaknya
“Apa kau tadi bilang
"hanya" saat
kita membicarakan nyawa kakakmu?” ucap Ratu
Hwang Bo tak percaya
“Aku ratu sekarang. Aku menghargai keluargaku Dan tidak ingin kehilangan dia. Tapi, ada hal yang lebih penting dari itu semua. Jadi Relakanlah aku, Ibu.” Kata Yeon Hwa lalu berjalan pergi, Ratu Hwang Bo
menahan amarahnya seperti tak percaya Yeon Hwa yang jadi ratu tak bisa menolong
keluarganya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar