Beberapa atlet terlihat berlatih mengangkat beban.
Seorang wanita duduk sendirian seperti sedang berkonsetrasi.
“Orang-orang
bertanya padaku... kenapa aku menjadi seorang atlet angkat besi. Ayahku membawaku ke arena angkat besi ketika
aku berumur 10 tahun, dan anehnya aku suka bau besi... dari barbelnya. Itulah saat aku memutuskan... untuk menjadi seorang atlet angkat besi.”
Bok Joo memakaikan pelindung untuk tangan dan bersiap
masuk ke dalam arena pertandingan, terdengar dari pengeras suara “ Kim Bok Joo dari
Universitas Olahraga Haneol... sekarang akan melakukan percobaan ke-3 untuk mengangkat 115 kg.”
“Sebagai atlet muda
yang membuat sejarah, aku tumbuh bersama angkat besi. Aku mengangkat dan melempar barbel ribuan kali, dan aku sudah melukai tanganku ratusan kali. Aku menyeka ribuan liter keringat... dan air mata. Dan... Aku akan segera
tampil.”
Disebuah restoran ayam, Kim Dae Ho sibuk dengan
mengantarkan pesanan ayam pada pelangaan matanya tertuju pada siaran olahraga
yang menampilkan Bok Joo sebagai atlet angkat besi. Beberapa meminta agar
memindahkan saluran TV, Dae Ho menyuruh mereka makan saja dan tak perlu
memperdulikanya.
Bok Joo sudah ada diatas panggung bersikap mengangkat
besi, dua pelatih terlihat tegang. Dengan posisinya, Bok Joo mengangkat besi
dipundaknya lalu dengan kekuatanya mengangkat dengan dua tanganya. Wasit mengangkat benda tanda
berhasil. Semua orang langsung menjerit bahagia mendengarnya.
Dae Ho yang menonton dirumah pun ikut menjerit, Tuan Kim
Chang Gul berteriak bahagia karena Bok Joo memenangkan
medali emas lalu dengan bangga memberitahu semua
pelanggan kalau Bok Joo adalah putrinya. Dan Dae Ho pun mengaku kalau Bok Joo adalah
sepupunya.
Bok Joo pun menerima mendali emas, seorang atlet memuji
kerja keras Bok Joo dan mengucapkan selamat dengan bertemu nanti Pusat
Latihan Nasional Taereung. Bok Joo mengaku atlet
tersebut adalah panutanya dan
berjanji akan
bekerja lebih keras lagi. Mereka pun foto bersama
dengan Bok Joo yang memperlihatkan medali emas yang diraihnya.
“Aku Kim Bok Joo,
gadis 21 tahun yang cantik...dan sejarah dalam dunia angkat besi.”
Semua atlet renang pria sudah siap dalam posisinya, suara
komentator “Kita berada di Stadion Berenang Olympia, dimana Kompetisi Berenang
Nasional Piala
Presiden yang ke-35 digelar. Grup D sedang melakukan... babak penyisihan dari kategori jarak
200m untuk Pria saat ini.”
Terlihat seorang atlet pria dengan tubuh kekarnya, ikut
berlomba dan tanda peluit dibunyikan semua langsung masuk dan melakukan gaya
bebas untuk lomba renang.
“Di jalur kelima, kita punya Jung Joon Hyung dari
Universitas Olahraga Haneol. Dia
memulai dengan kecepatan yang luar biasa. Bisakah kau mememberitahu kami lebih banyak tentang dia?” ucap penyiar wanita
“Dia memiliki catatan yang bagus
saat latihan. Dia
adalah seorang bintang. Sayangnya,
di kompetisi sebelumnya, dia.... di
diskualifikasi karena gagal start.” Kata
komentator pria
Joon
Hyung akhirnya menjadi
yang pertama dalam
babak penyisihan Grup D dengan catatan waktu 0,15
detik lebih cepat dari Choi Tae Hoon dari Grup A yang memilik catatan tercepat di
Korea. Terlihat Joon Hyung bahagia bisa lebih cepat dari yang
lainya.
[EPISODE 1 – APA YANG KITA LAKUKAN TENTANG ORANG
YANG KITA BENCI?]
Semua atlet angkat besi berlatih kekuatan fisik mereka
dengan berlari mengelilingi lapangan, Bok Joo bersama dengan atlet lainya
terlihat paling belakang berlari mengelilingi
lapangan dengan melihat atlet pria yang berbadan kekar. Pelatih Yoon Duk Man melihat semua anak
didiknya dengan baik, lalu menyuruh pelatih wanita Choi Sung Eun agar bisa
melihat latihan Bok Joo.
Bok Joo terlihat mencoba mengangkat besi tapi tanganya
terlihat tak kuat dan melepaskan begitu saja. Pelatih Choi menyuruh Bok Joo
agar menahanya dan melihat Kaki belakangnya bergetar dan mungkin tidak memiliki otot yang
cukup jadi harus melakukan olahraga lagi. Pelatih Yoon mengajak semua berkumpul untuk menyudahi
latihan pagi mereka.
“Sebagai Pelatih kalian, ada sesuatu yang ingin
kutanyakan. Kalian lihat, bagaimana finish-nya sama pentingnya
dengan kalian
memulainya. Ketika
aku masih seorang pemain seperti kalian, maka aku
selalu menyalakan dan mematikan lampu di gym. Kenapa? Apakah aku pemain yang
buruk?” ucap Pelatih Yoon, Semua menjawab tidak
“Kepribadian sama pentingnya
dengan bakat, dan...” kata Pelatih Yoon langsung
disela oleh Pelatih Choi
“Intinya, jangan lupa mematikan
lampu. Kalian
mengerti?” ucap Pelatih Choi tak ingin
bertele-tele. Semua menjawab mengerti. Setelah itu mereka pun bubar untuk
melakukan kegiatan masing-masing.
Bok Joo menganti sepatunya, lalu bertanya pada Lee Sun Ok
dengan menu makan siang hari ini. Sun Ok menyebut Tumis
daging babi, sup tauge, kacang, ikan teri, dan yoghurt. Bok Joo melotot mendengar tumis daging babi. Jung Nan Hee, si wanita dikunci dua pun mengajak mereka
makan tiga
piring.
Saat itu semua akan bergegas pergi, Pelatih Yoon tiba-tiba memanggil semua atletnya
memberitahu Ada acara di aula hari ini. Ketiga wanita dan lainya menjerit kesal karena harus ada
lagi.
Terlihat semua atlet angkat besi mengangkat kursi untuk
dibawa ke aula, Bok Jo mengeluh karena
mereka harus
selalu melakukan ini setiap
ada acara merasa kalau atlet angka besi itu
pembantu. Nan Hee pikir bukan Cuma mereka yang
kuat tapi Atlet judo, lempar besi dan mendayung memiliki paha yang
besar.
“Mereka semua memenangkan begitu
banyak medali
emas dalam kompetisi nasional sebelumnya.” Kata Sun
Ok, Bok Joo mengajak mereka agar lebih bekerja
lebih keras. Nan Gil setuju.
Di ruang ganti pria, Joon Hyung terlihat sedih serius
seperti mencoba konsentrasi, tapi pada kenyataanya ia sedang serius bermain
games dalam ponselnya, lalu menjerit kesal ketika kalah bermain. Terdengar
suara dari komentator.
“Kompetisi finalnya akan segera
dimulai. Aku tidak
sabar untuk melihat pertandingan
antara dia dan Choi Tae Hoon.”
Semua atlet sudah masuk ke kolam renang, Joon Hyung
melepaskan sandal dan juga jaketnya. Komentator memberitahu Berdasarkan
catatan pada babak penyisihan, Jung
Joon Hyung berada di garis keempat dan Di
garis kelima, di sebelah kirinya, tempat Choi
Tae Hoon.
“Ini hanya catatan dari babak
penyisihan, tapi aku
masih bisa merasakan... kecemasan
Tae Hoon. Pertandingan
finalnya... akan jadi
sangat menarik.” Ucap Komentator pria
Joon Hyun mulai naik ke tempatnya, saat itu seperti
kupingnya merasakan sesuatu yang mendengung ditelinganya. Kepalanya pun terasa
sakit dan mencoba untuk mengatur nafasnya, seperti merasakan gangguan
kecemasaan yang berlebihan. Tae Hoon melihat disampingnya, sebelum peluit
berbunyi Joon Hyung sudah lebih dulu masuk ke dalam kolam renang membuatnya
kembali didiskualifikasi
Joon Hyung terlihat masih kesal, saat itu dua orang pria
datang mendekatinya. Seorang pria memberitahu kalau ia adalah Choi
Tae Hoon dan pelatihnya, mengajak untuk bicara. Joon Hyun pikir
merkeka sudah bicara, akhirnya mereka pun berbicara di luar stadion.
“Kami punya sebuah permintaan. Bisakah kau menjadi pasangan
latihan Tae Hoon
secara pribadi?” ucap pelatihnya, Joon Hyung
binggung maksud pasangan
latihan pribadi
“Tae Hoon tidak suka berlatih di
Taereung. Aku pikir
dia membutuhkan sedikit latihan pribadi.” Jelas
pelatihnya
“Akan lebih menyenangkan untuk
berlatih bersama
seseorang yang catatannya hampir serupa. Kita akan bisa memotivasi satu
sama lain. Ini akan
jadi situasi yang sama-sama menguntungkan.” Ucap Tae
Hoon bangga, Joon Hyung pikir suatu kehormatan baginya.
“Orang yang tidak ada apa-apanya
sepertiku jarang
bisa berlatih bersama bintang dunia sepertimu. Tapi... Aku punya masalah untuk bangun
pagi jadi Kita tidak bisa berlatih pagi
hari. Aku juga harus meluangkan waktuku di akhir
pekan, serta sensitif terhadap perubahan, jadi ingin kita berlatih di
sekolahku. Bisakah
kau mengabulkan syaratku?” kata Joon Hyung
Tae Hoon dan pelatihanya terdiam, Joon Hyung pikir mereka
tak bisa melakukanya lalu pamit pergi.
Semua atlet angka besi membawa kursi plastik ke aula
terlihat para atlet senang sedang berlatih, Bok Joo melihat beberapa atlet
senang meminta agar minggir karena mereka harus
menyusunnya sekarang. Tapi semua atlet senam malah
diam saja bahakan seperti mengejek Bok Joo dkk.
“Hei, pesenam. Jangan menghalangi
kami. Apa kau
tuli?” teriak Bok Joo kesal
“Hei... Angkat besi.... Jangan mengganggu dari latihan
mereka. Mulailah
dari sana.” Teriak pria bagian pengawas. Semua
atlet senang tersenyum bahagia karena mendapat pembelaan.
Bok Jo dkk pun mulai menyusun bangga dari bagian lainya,
semua atlet senam mengejek atlet angka besi yang berani mengganggu
dan menyuruh agar memindahkan
kursinya saja. Sun Ok mendengar atlet senam yang mengejek mereka,
Nan Hee mengumpat kalau semua atlet senam itu licik.
“Mereka sangat kecil. Jangan membuang energi kita untuk
mereka.” Ucap Bok Joo mulai menyusun kursi, Saat itu sebuah bola
mengenai kepala Bok Joo beberapa atlet senam yang melihatnya tertawa mengejek
karena merasa Bok Joo pantas mendapatkan itu.
“Maafkan aku. Bisakah kau
mengambilkan bola itu?” ucap salah satu atlet, Bok
Joo seperti menahan amarahnya, mengambil bola dan bersiap-siap untuk
melemparnya. Semua atlet senam sudah menjerit ketakutan melihatnya, Bok Joo
melempar sangat jauh dengan sengaja lalu berpura-pura meminta maaf karena gagal
mengontrol pergerakannya.
Akhirnya semua kursi pun sudah di jejer rapih dalam aula,
Bok Joo mengangkat kursi saat itu seorang atlet senam dengan sengaja
menyelengkat kakinya, Bok Joo pun terjatuh dengan mendorong semua kusi yang
sudah berjejer rapih. Dua temanya kaget membantu Bok Joo bangun, Atlet senam
dan atlet besi pun saling menatap sinis.
Joon Hyung terlihat asyik mengayuh sepedanya masuk ke
universitas olahraga Haneul, Bok Joo dkk pun selesai mengangkat bangku dan
terlihat wajah Bok Joo yang cemberut mengingat kejadian dalam aula. Nan Hee
mengeluh baru saja makan tapi sudah merasa lapar dan mengeluarkan sosis dalam
jaketnya. Sun Ok melihat Bok Joo menyuruhnya agar tetap bersemangat.
“Ini seperti melakukan hal yang
sia-sia.” Kata Suk Ok, Tapi Bok Joo berpikir semua akan jadi
lebih baik tapi mengingat kejadian tadi sangat
memalukan.
“Haruskah aku keluar saja? Haruskah aku membunuh diriku
sendiri?” kata Bok Joo frustasi
“Sudahlah.. Tidak apa-apa. Mereka akan membicarakan tentang
itu untuk
beberapa hari kedepan dan akan melupakannya.” Kata Nan
Hee lalu melihat sosis yang ada ditanganya.
“Aku
tidak biasanya melakukan ini, tapi Makan sosisnya... dan bersemangatlah.” Ucap Nan Hee, Bok Joo hanya diam saja, dua temanya pun
memberikan semangat dengan berteriak “Peri Angkat Besi Kim Bok
Joo... Kau sangat cantik, Bok Joo.”
Bok Joo menyuruh menghentikanya, lalu karena Nan Hee
memaksanya jadi akan makanya. Sun Ok heran dengan Nan Hee itu menyimpan banyak
sosis seperti orang yang sangat terobsesi dengan sosis. Bok Joo mulai membuka kulitnya dengan wajah bahagia.
Saat itu Joon Hyung membelokan sepedanya tanpa melihat
Bok Joo yang sedang berjalan, akhirnya sepedanya pun oleng lalu terjatuh dan
Bok Joo yang kaget pun terjatuh. Joon Hyun melihat sesuatu yang tergeletak di
jalan seperti potongan jari yang putus, tapi ternyata hanya potongan sosis.
“Aku pikir jarinya terputus” kata Joon Hyun panik dan menanyakan keadaan Bok Joo
“Aku tidak apa-apa, tapi sosisku mati. Kau harusnya pelan-pelan dan
melihat ke depan.” Ucap Bok Joo kesal menujuk
sosis yang terletak di tanah.
“Apa kau mau aku mengekspresikan rasa berdukaku atau sejenisnya?” sindir Joon Hyung heran, Bok Joo terlihat kesal.
“Ngomong-ngomong, apa kita pernah bertemu
sebelumnya? Kau
terlihat tidak asing. Aku yakin kita pernah bertemu sebelumnya.” Ucap Joon Hyung mendekatinya, Bok Joo binggung karena
merasa tak pernah mengenalnya.
“Dia ada di koran beberapa kali bahkan Di mading sekolah, juga.” Kata Nan Hee berdiri didepan Joon Hyung membanggakan
Bok Joo, Joon Hyung seperti tak peduli.
“Apapun itu, maafkan aku atas
kehilanganmu. Aku
permisi sekarang.” Kata Joon Hyung akan pergi,
tiba-tiba Nan Hee menahanya.
“Ini mungkin terdengar aneh ... tapi, apakah kau menyukai Messi?” kata Nan Hee dengan gaya genitnya, Joon Hyung binggung
begitu juga dua temanya.
Nan Hee pikir memang aneh, lalu tak mau membahasnya
dengan memberikan semua sosisnya dan mempersilahkan Joon Hyung pergi. Dua
temanya heran, Bok Joo terlihat kesal karena merasa Joon Hyung
sangat tidak sopan karena harusnya
meminta ganti rugi untuk sosisnya. Tapi Nan Hee
melihat Joon Hyung itu pria yang “hot”
“Dia terkenal sebagai perenang
yang tampan.” Kata Sun Ok
“Tidak mungkin. Dia benar-benar terlihat
biasa saja Dia tidak
terlihat spesial sama sekali.” Ucap Bok Joo sinis
“Nan Hee, apa yang kau katakan
tentang Messi? Kau tadi bilang “Apa
kau menyukai Messi?” tanya Sun Ok mengikuti gaya
yang centil.
“Itu adalah tips yang bagus,. Pria tertarik dengan wanita yang
memiliki ketertarikan yang sama dengan
mereka. Pria
menyukai olahraga apalagi
sepak bola. Jika
seorang wanita menyukai Messi, maka pria
pasti ingin minum bersamanya.”jelas Nan Gee
“Itu masuk akal. Bukankah itu
terasa meyakinkan?” kata Bok Joo mengangguk
setuju.
“Kau mengatakan kata-kata yang tidak berarti dengan cara yang
serius. Jangan
berekasi. Itu semua tidak ada artinya.”ejek Suk Ok
lalu pergi. Nan Gee pun mengikutinya.
Bok Joo mencoba dengan mengikuti gaya bicara Nan Gee,
tapi seperti terdengar aneh. Ketika akan pergi melihat sebuah sapu tangan
terjatuh, lalu mengejek kalau Joon Hyung itu memiliki
selera yang aneh dengan sapu tangan wanita
yang sudah lusuh, lalu berpikir kalau pria itu cabul.
Seorang dokter memijat bagian paha Joon Hyung, bertanya
apakah ia gugup tentang kompetisinya karena pahanya sangat kaku. Joon Hyung mengaku bukan itu
masalah tapi sangat kaget karena sosis. Sang dokter binggung, Joon Hyung pun tak mau
membahasnya.
“Kau menikmatinya, kan?” goda Joon Hyung melihat dokter yang memijatnya penuh
perasaan,
“Hei... Maafkan aku,.... tapi aku tidak merasakan apapun.” balas Dokternya.
“Itu tidak mungkin. Bukankah paha seperti ini membuat
hatimu berdebar?” ejek Joon Hyung
“Aku harap seseorang bisa membuat
hatiku berdebar.” Ucap Dokter yang selesai
memberikan pijatan.
Ia memberikan pesan agar Joon Hyung Berhati-hatilah
hari ini, serta memijat sebelum tidur. Joon Hyung
mengerti dan mengucapkan terimakasih pada sang dokter, ketika akan pergi
mencari sesuatu dalam tasnya dan terlihat kebinggungan. Dokter bertanya apakah
Joon Hyun sedang mencari sesuatu.
Joon Hyun menyangkalnya dan bergegas pergi dengan wajah kebingungan.
Senior dalam atlet senam bertemu dengan dua juniornya,
merasa tak ada yang mungkin tahu, salah seoranb junior mengakus sudah mengembalikan
semua cuciannya. Senior menegaskan kalau
barangnya itu memesannya
dari Kanada. Lalu salah seorang menduga anak-anak itu, Si senior bertanya apa maksudnya.
“Para atlet angkat besi itu. Baju-baju Milik mereka gampang rusak, jadi mereka sering menggunakan
milik kita. Pernah
sekali baju kita tertukar dengan mereka.” Kata si
junior,
Si senior melihat dua atlet angka besi yang bertubuh
tambun dan langsung memanggilnya, bertanya apakah mereka anak baru. Dua anak
itu pun mengangguk. Si senior senang bertanya apakah mereka melihat celana
ketatnya dan apakahtidak tercampur dengan baju mereka. Dua atlet mengelengkan kepalanya. Si senior tak
percaya.
“Hei, apa yang kau lakukan pada
mereka?” teriak Bok Joo melihat dua juniornya, keduaya pun
mendekati Bok Joo.
“Celananya hilang, dan dia menuduh kita
mengambilnya. Kami
benar-benar tidak menggunakan mesin
cuci mereka... karena
mereka telah mengecam kami tentang hal itu.” kata si
junior angkat besi mengadu.
“Apa kau benar-benar menuduh
mereka?”tanya Bok Joo,Si senior senam membenarkanya.
“Apa kau punya bukti?” tantang Bok Joo, Si senior mengaku kalau tidak membual.
“Apa kau punya bukti untuk
membuktikan kalau
mereka mengambilnya?” tanya Bok Joo
“Aku tidak punya bukti, tapi mereka punya sejarah
melakukan itu. Sudah
berapa kali kalian menyelinap masuk
dan menggunakan mesin cuci kami?” sindir Si
senior
“Itu saja tidak cukup untuk memenjarakan
siapapun. Kau memerlukan bukti. Inilah
bukti nyata kenapa lingkungan kita
tidak pernah berkembang. Semuanya
melarang seorang mantan narapidana memulai kehidupan barunya dengan
rasa percaya diri. Jangan
berani kau mengganggu teman-temanku. Mengerti?” ucap Bok Joo lalu mengajak dua juniornya pergi,Keduanya
pun memuji Bok Joo yang berani melawan anak atlet senam.
Dae Ho membawakan ayam untuk tiga gadis yang makan
direstoran, semuanya pun bersulang dengan meminum soju. Bok Joo membahas
tentang anak-anak senam menuduh mencuri baju mereka bahkan dengan wajah sinis. Nan Hee juga heran dengan
para wanita kurus itu yang senang sekali memberi mereka masalah.
“Kenangan tidak menyenangkan kita
dengan mereka kembali
lagi setelah sekian lama” kata Sun Dok
Flash Back
Beberapa atlet angkat besi berada diluar ruangan dan
wanita dengan tubuh langsung mengunakan baju training warnah pink, berdiri
didepan gedung. Dan papan nama berubah menjadi gedung atlet senang dengan wajah
pelatih dan anak buahnya terlihat gembira.
“Tempat yang digunakan departemen
senam untuk berlatih dulunya adalah ruangan milik angkat besi” cerita Sun Ok, Nan Hee pikir itu saat Asian Games
“Mereka meraih medali emas dan
mengambil alih
tempat kita. Para senior kita sangat marah.” Cerita Sun
Ok
Flash Back
Saat lomba lari, atlet dari angka besi bisa mendahulu
tapi tepat didepan garis finish kakinya tersandung dan akhirnya terjatuh. Para
pria memberikan selamat pada semua atlet senam dengan bahagia, sementara
melewati atlet angka besi mengejek baju yang mereka gunakan itu anjing atau
beruang karena tubuh mereka yang besar.
“Setiap
kita bertemu, para pria membandingkan dengan mereka dan mempermalukan kita semua” cerita Sun Ok
“Apa kalian ingat tahun lalu? Itu bukan apa-apa dibandingkan
Hari Goo Seul.” Kata Nan Hee, Bok Joo seperti mengingat
“Hari Goo Seul”
Flash Back
Goo Seul wanita bertubuh tambun berteriak memanggil Joo
Sang. Joo Sang, dengan berkata kalau bisa
keluar dari angkat besi dan
mengucapkan selamat tinggal kalau memang
menginginkanya, bahkan bisa
memakai make up dengan berteriak bertanya
apa masalahnya dengan Joo Sang.
“Apa itu yang tidak kau suka
dariku Atau
apakah ini masalahnya?” teriak Goo Seul, semua
atlet mencoba menahanya
Para atlet senam baru keluar, Goo Seul yang penuh amarah
menyalahkan salah seorang atlet merasa kalau itu adalah biang masalahnya. Sambil mengumpat si wanita yang menggoyakan ekornya seperti seekor rubah dan menggoda Joon Sang, semua atlet mencoba menarik Goo Seul untuk
pergi.
“Goo Seul menghabiskan sepanjang
tahun... untuk
membujuk pria itu dari lapangan untuk berkencan dengannya, dan gadis pesenam itu
mengambilnya darinya.” Cerita Nan Hee geram
“ Dia akhirnya diusir dari asramanya
setelah itu.” ucap Sun Ok
“Tapi Sejak itu terjadi, performanya
juga memburuk.” Kata Bok Joo
Sun Ok tahu Semua orang memiliki harapan besar padanya sebelum
kejadian itu. Nan Hee merasa semua wanita itu terlalu
berlebihan, Bok Joo seperti terkesima dengan melihat daging ayam yang besar.
Nan Hee melihat mereka sudah menghabiskan ayamnya, Bok Joo ingin mengambilnya
tapi Dae Ho sudah datang dengan ayam gorengnya. Semua terlihat bahagia dengan
memujinya.
“Ini ayam keempat.” Ucap Dae Hoo kesal. Semua berteriak kalau ini ayam
ketiga mereka. Dae Hoo pun meminta maaf.
“Makanlah dan penuhi wajah kalian dengan ayam-ayam ini, anak-anak
bodoh.” Keluh Dae Hoo dengan memukul kepala ketiganya, mereka
pun heran Dae Hoo memukul kepala mereka.
“Kalau begitu setidaknya bayar
ini! Apa kau
mengumpulkan tulang ayam atau apa?” kata Dae
Hoo kesal, Suk Ok melihat jam dan menyuruh mereka cepat pergi karena waktu jam
malam tinggal 20 menit lagi.
Tuan Kim baru saja pulang mengantar dan membawa sebuah
rice cooker, Bok Joo dan teman-temanya bergegas pergi keluar dari restoran
dengan terburu-buru. Tuan Kim binggung Bok Joo dan teman-temanya datang ke
restoran malam hari.
“Suruh Dae Hoo untuk mengantarkannya dan Aku akan pergi ke rumah sakit...” ucap Bok Joo lalu melihat ayahnya memegang rice cooker.
“Apa itu? Kau menemukannya di
jalan, kan?” kata Bok Joo kesal, Tuan Kim mengaku
kalau Seseorang melemparkan penanak nasi dan sepertinya masih bagu bahkan Di dalamnya juga bersih.
“Itu mungkin sudah rusak, lalu Kau akan menggunakannya untuk
apa?”keluh Bok Joo
“Aku pasti bisa menemukan kegunaan
benda ini. Aku bisa
menaruh ayam ketika mengantar
pesanan supaya tetap hangat.” Kata Tuan Kim
Bok Joo mengeluh pada ayahnya yang bicara tak masuk akal,
Tuan Kim menyuruh anaknya diam saja dan Kembali
saja ke asramanya, lalu memperingatkan agar Berhenti makan ayam
terlalu banyak bahkan meminta agar jangan datang lagi.
Bok Joo tak peduli karena akan bertemu lagi dengan ayahnya di rumah sakit besok. Dua temanya pun
sudah menunggung, Bok Joo pun berlari akan kembali ke asrama. Tuan Kim berteriak agar anaknya berhati-hati karena bisa
jatuh, lalu tersenyum bahagia karena Bok Joo itu putri satu-satunya yang sangat
lucu.
Dua anak junior senam masuk ruang cuci pakaian memasukan
beberapa pakain sambil mengeluh dengan bau keringat yang dipakain oleh para
seniornya, saat itu seperti merasakan sesuatu dibelakangnya. Salah seorang
seperti tak menyadarinya bertanya karena tatapan mata temanya berbeda.
Salah satu mengaku kalau melihat sesuatu yang aneh, tapi
satunya mengaku tidak lihat apapun dan mungkin salah lihat. Keduanya pun keluar dari
ruangan tanpa rasa curiga. Terlihat seseorang keluar dari persembunyian dan
mengambil celana dalam merah dari dalam mesin cuci.
Di bagian asrama pria pun akan memulai pemeriksan dengan
ketua kelas yang akan datang. Joon Hyung sibuk memeriksa ke seluruh ruangan dan
bertanya pada temanya Jo Tae Kwon apakah melihat sapu tanganya. Tae Kwon heran Joon Hyung malah menanyakan
hal itu.
“Bereskan saja barang-barangmu karena Ki Suk akan segera kesini.” Ucap Tae Kwon mulai membereskan semua barang-barang
dikamar.
“Kemana sapu tanganku? Apa aku meninggalkannya di rumah?” kata Joon Hyung mencoba mencarinya.
“Hei, cepat. Dia sudah ada di
kamar sebelah.” Kata Tae Kwon mengintip dari pintu dan
bergegas membereskan semua pakaian dan makanan lalu dimasukan pada lemari.
Kim Ki Suk masuk kamar terlihat sinis pada Joon Hyung, lalu bertanya apakah mereka yang bertanggung jawab atas
tangganya dan sudah
mengepel tangganya. Tae Kwon mengatakn sudah
melakuanya.
“Kau pergi di tengah-tengah
pertandingan.” Kata Ki Suk sinis, Joon Hyung mengaku
kalau sedang tidak enak badan.
“Di diskualifikasi bukan sesuatu
yang bisa dibanggakan.” Ejek Ki Suk
“Aku membiarkan pelatih kita tahu.” Balas Joon Hyung.
“Yah... memang benar... Kau tidak
peduli tentang hal-hal seperti persahabatan dan kerja
tim. Tapi Kau hanya peduli pada dirimu
sendiri.” Sindir Ki Suk
Joon
Hyun merasa Seperti ini salahnya, Ki Suk makin mengejeknya karena Joon Hyun tak
mengakuinya, terdengar teriakan dari luar menanyakan apa yang dilakukan Ki Suk
karena akan seperti menahan semalaman diluar kamar. Ki Suk pun memilih untuk pergi
Tae Kwon kesal dengan Ki Suk karena tak
menutup pintunya lalu mengejek seniornya itu seorang
sosiopath atau apa dan selalu sinis ketika berhadapan
dengan Joon Hyung.
“Orang-orang bisa jadi sangat
menyukaiku atau
sangat membenciku, Apa kau akan menyukai seseorang yang kurang ajar sepertiku jika
kau seniorku?” kata Joon Hyung santai
“Kau bahkan mengerti anti-fanmu.” Goda Tae Kwon mencubit pipi temanya.
“Bukankah aku terlalu sempurna Bahkan kepribadianku juga
sempurna, kan?” kata Joon Hyung membanggakan dirinya,
Tae Kwon memuji temanya memang sangat sempurna.
“Apa karena itu kau
didiskualifikasi lagi? Kau
lebih buruk dariku yang jadi juara lima Jadi Menyerah
saja.” Kata Tae Kwon kesal
“Mendengarmu menyumpahiku rasanya membuatku lebih baik.” Kata Joon Hyung menendang temanya.
Tae Kwon membalas tendangan dengan bercanda, Joon Hyung
akhirnya berbaring disofa, Tae Kwon menyuruh bangun dan mengajaknya pergi
karena harus meningkatkan semangat. Joon Hyun memberitahu
Pengabsenannya sudah selesai jadi tidak bisa keluar sekarang, tapi Tae Kwon tetap mengajak mereka keluar.
Keduanya pergi ke sebuah club, Tae Kwon seperti sudah
bisa bahkan menyapa salah satu wanita yang sedang duduk minum. Ia pun membawa
Joon Hyun ke sebuah meja, seorang wanita melihat Joon Hyung bisa mengenalinya
kalau ia perenang professional. Joon Hyun seperti merasa tak nyaman dengan melirik
temanya, Tae Kwon mengangkat bahunya berpura-pura tak tahu menahu.
“Kau memiliki bahu yang lebar. Aku melihat fotomu di media
sosial Hye Jin. bisakah
aku minta nomor telponmu?” goda si wanita.
“Ibuku mengambil ponselku karena Akhir-akhir ini penampilanku
kurang baik. Dia pikir
itu semua karena wanita jadi Bersenang-senanglah.” Kata Joon Hyung lalu pergi, Tae Kwo berteriak memanggil
temanya.
Joon Hyung sudah mencari-cari ke semua laci dan lemari
kamarnya, untuk menemukan sapu tanganya. Ibunya yang sedang didapur berteriak
memanggilnya untuk sarapan karena sudah membuatnya. Joon Hyung mengaku tidak mau terlalu banyak makanan,
terus mencari dan bertanya-tanya kemana sapu tanganya
itu.
Jung Jae Yi, menyapa sang adik yang sedang mengikat
sepatu di halaman. Joon Hyung melihat kakaknya yang bangun
lebih pagi. Jae Yi menyuruh masuk ke mobil karena
akan mengantarnya, Joon Hyung menolak karena akan lari
dan sedikit latihan juga. Joon Hyung menyuruh masuk
saja karena tahu pasti lelah setelah pertandingan kemarin.
“Apa Kau baru mengatakan itu sekarang? Ibu dan Ayah mungkin ingin
mengatakan sesuatu
tentang itu tapi tidak bisa mengatakan apapun.”
sindir Joon Hyung
“Semua orang di keluarga kita
senang bertingkah dingin. Kami
semua tahu bagaimana rasa kesalnya yang kau miliki dan Membicarakannya
tidak akan memperbaiki semuanya.” Jelas Jae
Yi
“Itu Hal yang pasti. Aku sangat kesal sampa pergi keluar dan berpesta
sepanjang malam. Aku
akan pergi karena sangat tidak keren. Mari
kita lihat apakah rongsokanmu ini
bisa lebih cepat dariku.” Ejek Joon Hyung lalu memint
kakaknya agar mengikutinya lari dengan mobilnya. Jae Yi hanya tersenyum melihat
tingkah adiknya.
Sun Ok memulai dengan menimbang berat badan, Pelatih Choi
memarahinya karena naik 2kg. Suk Ok
mengaku kalau itu karena makan ayam
goreng tadi malam. Pelatih Yoon memberitahu kalau merkeka terus
makan seperti babi begini, maka akan
sangat menyesal sebelum turnamen.
“Aku
sudah mengatakannya. Untuk
Olimpiade Atlanta, aku harus
menurunkan berat badanku 3kg karena
tiba-tiba harus merubah kelas beratku. Aku
membuat diriku sendiri kelaparan dan
menghilangkan semua cairan di tubuhku... supaya beratku turun 3kg. Bahkan seseorang yang disiplin
seperti aku harus...” ucap pelatih Yoon disela
oleh teriakan pelatih Choi.
“Hei... Cobalah menjaga berat badanmu dalam kegiatan sehari-hari Dan jangan makan daging terlalu
banyak. Mengerti!!!” teriak Pelatih Choi to the point, semua pun
menganguk mengerti.
Tuan Kim tiba-tiba datang dengan membawa beberapa kotak
ayam goreng, menyapa dua pelatihnya. Pelatih Yoon bertanya kenapa Tuan Kim
datang, Tuan Kim mengaku Seseorang memesan ayam, dan tiba-tiba membatalkan
pesanannya jadi berpikir
anak-anak bisa menggunakan cemilan. Pelatih
Yoon merasa tak enak hati tapi semua atlet terlihat senang.
“Kaulah yang membuat Bok Joo jadi
seperti sekarang. Dia
pernah berpikir untuk berhenti karena
dia tinggi, dan memiliki lengan
dan kaki yang panjang. Kau
menyemangatiny dan
mengatakan padanya kalau yang di butuhkan
adalah semangat dalam hal angkat besi. Aku
sangat berterima kasih padamu karena...” ucap Tuan
Kim dan kembali pelatih Choi menyela
Ia tak
ingin bertele-tele mengajak semuanya tepuk tangan, dan mereka pun mengucapkan
terimakasih atas ayam gorengnya.
Bok Joo mendekati ayahmnya bertanya kenapa datang
karena baru akan pergi ke rumah sakit nanti. Tuan Kim berbisik kalau mereka harus melakukan ini setidaknya sekali, karena semua atlet selalu
membuat segalanya nyaman untuk anaknya. Pelatih Yoon
diam melihat keduanya dan Tuan Kim pun mempersilahkan pelatih Yoon untuk
memakan ayamnya.
“Bok Joo.... Karena ayahmu ada disini, kenapa kau tidak pergi ke rumah
sakit bersamanya? Lagipula
latihan sore adalah latihan perorangan.” Kata pelatih
Yoon, Bok Joo pun mengucapkan terimakasih dengan senyumanya.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar