PS : All
images credit and content copyright :MBC
Flash Back
Tuan Seo berdiri didepan rumah mengatakan “ Meskipun
100 Won, juga Tuhan. Uang 100 mu tak jatuh di jalan. Tapi kau kehilangan jiwamu. Aku tak bisa menerima anakku yang kubesarkan jadi anak bodoh.” Yi Kyung masih kecil berlutut memohon pada ayahnya.
“Ini koin 100 won Jangan sampai ada yang terlewat.” Kata Tuan Seo melempar uang koin ditangan. Yi Kyung
sambil menangis mengumpulkan uang koinan dengan bertelanjang kaki sampai
dibagian sela-sela tanah.
Akhirnya esok harinya, tubuhnya pun demam. Tuan Seo
terlihat menyayangi anaknya merawatnya dengan memberika kompresan pada
kepalanya. Sekarang keadaan terbalik, Yi Kyung yang dewasa duduk didepan
ayahnya yang tak berdaya, disampingnya sudah ada koper yang diambil dari tangan
Tuan Kim, saat akan pergi ayahnya terlihat membuka matanya.
“Kau.... Kenapa kemari?” ucap Ayahnya, Yi Kyung mengaku hanya ingin mencari
udara segar. Tuan Seo menanyakan bagaimana dengan
bajingan itu.
“Aku masih belum punya kesempatan
bertemu mereka.” Kata Yi Kyung
“Kau tak membacanya dan bukan saingannya.” Ucap Tuan Seo
“Aku tak mau berkelahi. Ini hanyalah bisnis.” Tegas Yi Kyung
Tuan Seo merasa menyesal karena seharusnya tak
mendidik seperti begini. Yi Kyung pikir ayahnya, harusnya bisa menyesal dari 30
tahun yang lalu. Tuan Seo menyuruh Yi Kyung
jangan datang lagi karena tak mau melihatnya dalam keadaan seperti ini. Yi
Kyung menyuruh ayahnya untuk bangun jadi tak akan datang lagi. Tuan Seo tahu anaknya datang
bukan untuk mencari udara segar lalu ingin tahu
alasannya datang ke rumahnya. Yi Kyung hanya diam saja.
Se Jin mencari-cari sebuah alamat lalu menemukan sebuah
bangunan didepanya yang terlihat antik. Sek Kim datang memberikan berkasnya
kalau itu Rekening pribadi Son Ki Tae dan hanya itu saja bahkan
Tak ditemukan apapun. Yi Kyung yakin pasti mengunakan nama
orang lain.
“Antisipasi juga masalah ini.” perintah Yi Kyung
“Ada tamu di bawah. Apa Mau kusuruh dia pergi? Dia seperti seorang pemula, jadi
aku sedikit...” kata Sek Kim binggung.
“Apa Peralatan yang dibutuhkan sudah
datang semua?” tanya Yi Kyung, Sek Kim mengangguk.
“Kalau
begitu, Sek Kim... Seharusnya
kau tak di sini.” kata Yi Kyung dingin, Sek Kim pun pergi meninggalkan ruangan, Yi Kyung
langsung melihat CCTV dengan Se Jin sedang bicara dengan Sung Mook
Sung Mook memberitahu orang ini menggunakan nama orang
terdekat untuk
menggelapkan dana rakyat, Kalau tak
dilakukan dengan benar, banyak
orang akan rugi. Se Jin menyimpulkan tentang
Son Ma Ri, kalau mereka hanya butuh nomor ponselnya saja untuk mencari
bukti penggelapan
dana ayah-nya...
“Tak perlu mencurinya. Tapi Hanya menduplikat isi hape-nya. Butuh waktu 5 menit, bisakan? Kami akan urus sisanya.” Ucap Sung Mook
“Berapa bayarannya?” tanya Se Jin, Sung Mook menjawab 1 juta Won, Se Jin terlihat sedikit berpikir
“Kau hanya berkerja 5 menit
untuk 1 juta. Itu upah
yang luar biasa.” Kata Sung Mook, Se Jin
meminta bayaran dua kali lipat, 2 juta won.
“Sebanding dengan bahaya yang
kuhadapi. Kalau aku
sial, maka aku bisa dianggap sebagai
pencuri. Jadi sepadan
dengan jumlah uangnya.” Kata Se Jin
Yi Kyung tiba-tiba datang mengatakan agar menaikan jadi 3
juta won, Se Jin kaget melihat Yi Kyung yang datang. Yi Kyung bertanya
dengan jumlah bayarannya apakah Se Jin
bisa menangani sampai bersih. Se
Jin mengucapkan terimakasih dan bertanya untuk menyakinkan apakah akan
memberikan bayaran itu.
“Bukannya kau bilang harus
kalkulasi dengan benar?” ucap Se Jin tak percaya.
“Aku yang menghitung... Lee Se Jin, lakukan saja dengan
baik. Melanggar
prinsip juga perlu dilakukan, Sepertinya
kondisimu mendesak.” Kata Yi Kyung duduk
dikursinya.
“Aku miskin, jadi Setiap hari juga mendesak. Direktur tak tahu itu, kan?” kata Se Jin
“Lee Se Jin, aku tak ada bedanya
denganmu. Dalam
hati sangat mendesak, tapi
tak bisa memenuhi kebutuhan. Kita
berdua meletakkan tangan di
atas apa yang kita inginkan, kan?” kata Yi
Kyung menyakinkan.
Sebuah mobil datang, Ma Ri turun dari mobil dan
dibelakangnya da pengawal yang membuntuti. Se Jin sudah ada didalam mobil
dengan Tak sopir yang mengantarnya. Tak memberikan kunci
lokernya dan juga alat lainya, Se Jin langsung mengambilnya
merasa tak perlu di jelaskan lagi karena sudah mengetahuinya.
“Aku ini pintar, jadi Sekali dengar langsung hafal.” Ucap Se Jin bangga
“Aku tak mau kau buat kesalahan.” Kata Tak khawatir, Se Jin mengerti dan langsung keluar
dari mobil lalu bergegas masuk ke tempat Ma Ri.
Se Jin sudah masuk ke dalam spa, berbicara dengan seorang
pegawai dengan berkata kalau banyak dengar pujian bahwa bahwa kemampuannya seperti tangan
Tuhan. Si pegawai mengatakan selama ini tak pernah punya dua
pelanggan sekaligus.
“Tapi karena Anda teman Ma Ri, jadi kami khusus membawamu
kemari. Dan Ma
Ri baru saja tiba.” Ucap Si pegawai, Se Jin
berpura-pura kaget. Si pegawai
memberitahu kalau Ma Ri baru saja masuk ke ruang
perawatan.
“Wanita ini, ingin mengejutkanku. Jadi Ma Ri ada di mana? Aku ingin di sebelah ruangannya.” Kata Se Jin terlihat sangat menyakinkan.
Ma Ri sudah berbaring di atas meja perawatan, sementara
Se Jin pergi ke bagian loker dan langsung membuka hanya dengan mengunakan satu
alat saja. Setelah itu ia mengambil ponsel Ma Ri dan langsung memasukan ke
sebuah alat untuk mengambil isinya.
Didalam rumah, Sek Kim sudah siap menerima datang dan
melihat Gambarnya lumayan. Sung
Mook bertanya apakah mereka Bisa
mengkonfirmasi rekening pakai ini. Sek Kim
pikir Selama
duplikatnya berhasil maka setiap
saat juga bisa Sama
dengan ponsel Ma Ri punya kembaran.
“Gadis ini lumayan baik kerjanya” komentar Sung Mook, Se Jin hanya menatap
layar besarnya dengan semua data yang akan didapatnya.
Ma Ri sedang berbaring teringat ingin menelpon. Pegawai membantu mengambilkanya. Ma Ri menolak karena
memiliki banyak
kartu kredit dan uang di dalam
tas. Se Jin masih mengambil data dari ponsel Ma Ri, lalu
panik ketika mendengar suara teriakan Ma Ri meminta agar dibuatkan teh melati.
Saat Ma Ri akan masuk, pintu loker terkunci ketika
mendorongnya dan akhirnya terbuka, Se
Jin sengaja membalikan badanya. Ma Ri yang marah menarik Se Jin agar minggir,
Se Jin membalikan badan terlihat mengunakan masker dan ketika akan pergi
maskernya terlepas. Ma Ri teringat itu adalah wanita yang bersama dengan Hong
Suk.
Se Jin langsung berusaha kabur dari salon spa, saat akan
masuk mobil ternyata Tak sudah meninggalaknya. Ia pun berlari kearah lain untuk
menyelamatkan diri. Ma Ri baru keluar berteriak marah pada pengawalnya agar
menangkap Se Jin, Se Jin berlari di jalanan sempit sampai akhirnya menemukan
jalan buntu.
Dua pengawal Ma Ri siap untuk mengepungnya, Se Jin
ketakutan melihat Dua pria mendekatinya. Saat itu Tak datang untuk
menyelamatkanya. Se Jin kaget dan menunjuk kebelakang, dua pengawal pun
membalikan badanya.
Tak langsung memberikan teknik bela diri dengan
memilintir dan berkelahi sampai membuatnya pingsan. Se Jin langsung jatuh lemas
karena nasibnya tadi benar-benar di ujung tanduk kalau memang tertangkap. Tak
mengejeknya apakah Se Jin ingin tetap berjongkok sampai keduanya bangun.
Sek Kim melihat uang di dalam amplop lalu memberitahu
kalau itu adalah Uang kertas baru 3 juta Won dan meminta agar di cek. Se Jin mengucapkan terimakasih
menerima bayaranya. Sek Kim merasa Belakangan ini, sekarang hanya tinggal transfer pakai
kartu bank saja.
“Kau membuat orang jadi susah
menebakmu.” Komentar Sek Kim
“Karena ini terasa lebih nyata, jadi lebih bagus. Tapi ketua sedang pergi ke mana?”
ucap Se Jin yang tak melihat Yi Kyung.
“Beliau itu selalu sibuk dan meminta aku sampaikan padamu. "Lee Se Jin-ssi telah
berjasa kali ini. Terima
kasih, telah merepotkanmu."” Ucap Sek
Kim, Se Jin tersenyum mendengarnya.
Gun Woo datang ke sebuah restoran, pamanya pun turun dari
mobil didepanya, Gun Woo sempat memberikan salam tapi wajah pamanya seperti
sinis menatap keponakanya. Keduanya bertemu dengan Ketua Son dalam restoran
tertutup.
“Masalah Park Moo Il sangat
disesalkan. Orang
yang telah berkontribusi banyak
pada perekonomian Korea, tidak
akan ada duanya lagi. Semua
ini gara-gara politik.” Kata ketua Son
“Grup kita juga sedang berusaha
mencari solusi. Tapi
belum ada yang benar-benar berguna. Satu-satunya
cara yang tertinggal adalah ke
Seongbuk-dong mencari orang tua tersebut.” Ucap Mo
Sam berbisik.
Gun Won yang ada didalam ruangan seperti tak peduli
dengan pembicaran keduanya karena sibuk dengan melahap makanan yang ada
didepanya. Ketua Son melirik sinis lalu berkomentar Direktur muda mereka
ternyata nafsu makanya sangat lahap.
“Ayo kita makan sama-sama, menu Abalone nya sangat segar. Ternyata Restoran ini enak sekali dan Lagipula aku bukanlah direktur, tapi hanya seorang Ketua Tim saja bagian “Tim
special project.” Ucap Gun Woo, Moo Sam
langsung memperingati keponakanya. Seorang pelayan masuk membisikan sesuatu
pada Ketua Son.
“Aku harus Permisi sebentar. Ada tamu yang sedang menungguku di ruang sebelah.” Kata Ketua Son, Moo Sam pun berdiri mempersilahkan
karena tahu kalau Ketua Son sangat sibuk. Ketua Son melirik sinis pada Gun Woo
karena tak mau bangun dan hanya sibuk makan semua hidangan.
Ketua Son masuk ke sebuah ruangan, Yi Kyung sudah menunggunya
dan memperslihan duduk. Ketua Son mengatakan kalau datang dengan mengesampingkan rasa tidak sopan terhadap tamunya, jadi meminta agar Yi Kyung Langsung ke pokok
pembicaraan saja.
“Walaupun aku tidak tahu siapa
tamu tersebut, mungkin
dia harus lama menunggu. Karena
apa yang ingin kusampaikan tak
mungkin bisa didengarkan sambil berdiri.” Tegas Yi
Kyung.
Moo Sam menanyakan peratanyan yang mudah pada
keponakanya, apa yang sedang dilakukan sekarang. Gun Woo mengambil minum
bertanya balik untuk apa pamanya meminta agar datang. Ia tahu orang tadi Son Ee
Seong adalah Keuangan Global, dan begitu terkenal di dunia keuangan.
“Tidak ada cara lain jika ingin menyelamatkan ketua Park. Karena Hanya
bisa mengulurkan tali ke Seongbuk-dong.” Kata Moo
Sam
“Itu adalah seutas tali yang
busuk. Bertemu
muka dengan cara seperti ini juga
takkan memberi bantuan apapun.” tegas Gun Woo
“Setidaknya dulu mereka berdua
adalah...” ucap Moo Sam langsung disela oleh Gun
Woo
“Betul, dulu mereka adalah teman
baik. Kolusi politik
dan bisnis yang dikemas dengan
menggunakan persahabatan... Tapi
persahabatan yang indah itu sudah
lama retak. Sekalipun
orang tua yang mengulurkan tangan, Ayahku juga
akan menyingkirkan tangan
tersebut.” Kata Gun Woo
“Lalu kau ini apa sebenarnya? Sebagai seorang anak yang juga
merupakan Kepala tim Special
Project, apa yang
sedang kau lakukan?” ejek Moo Sam
“Tidak peduli apapun itu, aku akan melakukannya sesuai
dengan caraku sendiri. Aku
tidak mungkin terlibat dengan orang seperti itu.”tegas
Gun Woo lalu berdiri dari tempat duduknya.
Moo Sam merasa Gun Woo jangan bertindak sok suci, karena menurutnya Di dunia
ini tidak ada "orang seperti kau dan orang
seperti aku" . Gun Woo jadi tahu itu alasan
pamanya yang sibuk
mengembangkan orang-orangnya sendiri, Secara
bergantian satu persatu bertemu
dengan Direktur anak perusahaan. Moo Sam kaget bertanya siapa
yang memberitahukanya.
“Sepertinya paman sudah mulai panik, Sampai menggunakan bahasa
informal.” Sindir Gun Woo
“Aku tidak tahu kau dengar apa
dari siapa. Tapi Itu
fitnah!” tegas Mo Sam menyangkalnya.
“Bagaimanapun juga, Kegiatan penyelamatan yang sama
sekali tidak penting. Jadi
cukup sampai di sini saja. Masalah ayah biar
aku yang cari akal membebaskannya dan juga
kau Harus dicoba ya abalone nya ini Enak sekali.” Kata Gun Woo lalu keluar ruangan, Moo Sam hanya bisa
teriak memanggil keponakanya tapi Gun Woo seperti tak peduli.
Ketua Son kaget melihat berkas yang ada ditanganya, Yi
Kyung mengetahui Melalui
rekening putrinya, Son Ki Tae mengirimakan uang dengan jumlah
yang ditansfer sekitar 5,2 milyar Won dan
menurutnya Sisa dana yang lain mungkin juga begitu serta Ditransfer keluar menggunakan
nama istri atau keluarga dekat.
“Menurut perkiraanku, seharusnya melebihi 100 milyar
Won.” Kata Yi Kyung, Ketua Son bertanya lalu kenapa dengan
sikap santai.
“Ternyata Anda sudah tahu, Aku juga punya pikiran seperti
itu.” ucap Yi Kyung
“Aku dengar kau habis dari Jepang. Sepertinya kau sama sekali tidak
berhasil mendapatkan
tanda-tangan persetujuan dari ayahmu. Orang
yang sudah putus asa hanya
bisa menggunakan kecurangan. Bahkan rekening
cucu perempuanku juga
kau lacak dengan begitu teliti. Sepertinya
kau sudah panik. Benar,
'kan?” ucap Ketua Son seperti tak ingin dijatuhkan begitu
saja.
“Aku mempelajari sebuah pepatah
yang sangat
baik dari tangan Ketua, Meminjam kekuatan untuk
melakukan kejahatan, Putramu
menjual harta keluarga. Ayahnya
tahu tapi sengaja tidak menghiraukan. Apakah Anggota-anggota
perusahaan yang lain akan
duduk berdiam diri saja?”kata Yi Kyung
Ketua Son mengerucutkan bibir seperti mulai panik, Yi
Kyung mengingatkan Minggu depan Dalam rapat asosiasi, Ketua Son akan akan menunjukkan kebesaran hatinya. Karena Berkat keputusan itu, mka Galeri S secara resmi akan
menjadi anggota asosiasi
dari perusahaan. Dengan
demikian, dokumen
itu juga akan menjadi sesuatu
yang sama sekali tidak pernah ada. Ketua Son
tertawa mendengarnya lalu merobeknya.
“Ini Hanya dengan selembar kertas
sampah, sama sekali tidak ada gunanya. Menurutmu orang-orang akan percaya pada omongan siapa? Orang yang melubangi barel minyak adalah Son Gi Tae Dokumen
ini tidak lebih hanyalah sebatang
korek api.” Kata Ketua Son
“Tapi... Tapi begitu kecurigaan orang
menyala, sekalipun
itu ketua, juga tidak akan sanggup
mengendalikan apinya. Akankah
semua terbakar jadi abu? Semuanya tergantung pada
pilihanmu, Ketua” ucap Yi Kyung lalu keluar lebih
dulu.
Sung Mook menunggu di mobil matanya melotot kaget saat
melihat Gun Woo keluar dari restoran dan Yi Kyung berjalan didepan tanpa disadarinya.
Gun Wook pun mengemudikan mobilnya tanpa sadar pula Yi Kyung ada didekatnya. Yi
Kyung pun akan masuk ke dalam mobil dengan Sung Mook membuka pintu untuknya.
“Apa komentar ketua Son?” tanya Sung Mook penasaran
“Dia baru saja menerima kertas
ujian. Untuk
bisa menulis jawabannya, butuh
beberapa waktu.” Ucap Yi Kyung lalu bertanya
ada apa dengan tatapan Sung Mook yang berbeda. Sung Mook berusaha menutupinya.
“Aku dari kecil hingga dewasa selalu berada di dekatmu. Melihat ekspresi wajahmu, bisa menebak suasana hati Ayah, jadi ada masalah apa?”tanya Yi Kyung.
“Aku melihat Park Gun Woo, Saat kau berjalan
keluar dan dia barusan pergi.” kata Sung Mook
“Ini adalah Korea dan ada di Seoul. Tidak peduli kapan dan di mana
bertemu, jadi tak perlu merasa aneh.” Tegas Yi Kyung dingin seperti sudah tak peduli akan
bertemu dengan Sung Mook.
Gun Woo mengemudikan dengan mata berkaca-kaca, seperti
menahan semua beban keluarga di pundaknya sekarang. Yi Kyung sudah duduk dimeja
kerjanya membuka sebuah kotak cincin, tapi isinya sebuah koin 1 Won.
Flash Back
Gun Woo memaikan gitarnya di pinggir sungai saat itu pick
gitarnya patah dan mencari yang lain dalam tasnya, Yi Kyung memberikan koin
yang disimpanya dalam saku celana, Gun Woo mengambilnya mencoba memainkannya
tapi malah membuat tanganya sakit. Yi Kyung meminta agar Gun Woo
mengembalikanya.
“Itu bukan koin 1 Won biasa. Tapi ini Koin pertama yang kupegang di
tanganku saat aku
kecil, jadi Sungguh berarti. Bagiku seperti jimat..” Jelas Yi Kyung
“Dan Juga berarti koin yang sangat
penting Hal ini cukup membuatku terharu. Ini Koinmu,
dan ini musikku. Apa Kau tidak merasa jika sangat
serasi? Aku akan
rajin belajar dan
membalas budimu. Jadi Pinjamkan
koin ini padaku hingga saat
itu tiba.” Kata Gun Woo dan Yi Kyung seperti
membiarkanya.
Yi Kyung menatap koin 1 Won yang disudah ada ditanganya
dan mengembalikan pada tempatnya, lalu mengeluarkan sebuah foto dengan 3 orang
pria dalam foto dan berada di tahun 1988 pada saat Olympiade
Seoul matanya menatap dua benda yang ada diatas meja, foto dan
juga koinnya
Se Jin baru mendapatkan bayaran membakar daging panggang,
menyuruh keponakanya agar makan yang banyak karena masih dalam masa
pertumbuhan kalau perlu makan dua daging sekaligus.
Song Mi menolak karena sedang diet.
“Belajar itu tergantung pada
stamina tubuh. Nanti
saja kalau sudah mulai kuliah baru kau ingin diet.” Ucap Se Ji lalu
melihat Bibi Jang yang makan terburu-buru seperti ada orang yang ingin
mengejarnya.
“Selesai makan aku mau ke pemandian. Aku harus menggantikan shift ibunya Hyun
Joo” kata Bibi Jang, Se Jin pikir hari ini adalah hari libur.
“Haei... Jadi orang itu harus punya muka. Uang yang diperoleh keponakan perempuanku dari hasil menipu, jika kuambil begitu saja tanpa
malu maka kakak dan kakak iparku bisa
marah padaku.” Kata Bibi Jang,
“Sudah kubilang, aku tidak menipu
orang, Kenapa Setiap kali harus menyinggung
orang-tuaku?!” keluh Se Jin saat itu ponselnya
berdering.
Se Jin keluar rumah kaget melihat Yi Kyung ada di depan
rumahnya, Yia Kyung tahu datang pada
saat hari libur dan bertanya apakah menganggunya. Se Jin mengaku tidak
karena Sekarang
ini seorang pengangguran. Yi Kyung pikir itu adalah sebuah hal yang
baik lalu menyuruhnya masuk ke dalam mobil.
“Musim sudah berganti, tapi pakaian di lemari masih saja
tidak berubah. Dalam hal
berbisnis, aku bisa cepat mengambil keputusan. Tapi tidak begitu pintar dalam
hal berbelanja Karena
itu aku ingin meminjam kejelianmu.” Kata Yi
Kyung dalam mobil
“Sampai sekarang ini sih belum ada
orang yang
menilai seleraku jelek. Tapi
mungkin tidak level dengan Anda.” Ucap Se
Jin bangga dan juga merendah.
“Saat melihatmu di acara lelang
amal, sepertinya
tidak begitu. Orang
yang sanggup memilih gaun seperti itu dan
terlihat anggun memakainya, tidaklah
banyak.” Komentar Yi Kyung
“Itu juga pakaian milik orang
lain. Tapi,
bukankah lebih baik pergi dengan
teman jika mau shopping?” ucap Se Jin, Yi Kyung hanya
terdiam lalu mobil berhenti di lampu merah.
“Hari ini kau jadi temanku saja,
Se Jin, Boleh, kan?” kata Yi Kyung lalu memasang kacamata dan melajukan
mobilnya.
Mereka pergi ke sebuah toko baju dengan pakaian yang
dicoba bergantian antara Yi Kyung dan juga Se Jin, sampai akhirnya beberapa tak
belanja pun penuh ditangan Se Jin dan dibantu oleh pegawai. Se Jin sempat
mencoba topi dan juga sebuah dress hitam, Yi Kyung memberikan sedikit senyuman.
Yi Kyung membawa Se Jin ke bagian rumahnya seperti sebuah
dress room, Se Jin melonggo karena bagian rumah Yi Kyung sangat luas dan mewah.
Yi Kyung meminta maaf karena harus sampai
harus angkat-angkat barang. Se Jin pikir tak
masalah karen Yi Kyung juga membelikan
beberapa pakaian
untuknya. Yi Kyung
pikir pemberiannya itu tak seberapa.
“Masih ada satu hadiah yang lebih
besar lagi. Coba buka
lemari pakaian itu!” ucap Yi Kyung, Se Jin
melonggo ketika melihat sebuah dress merah yang dipinjam sebelumnya.
“Nyonya Namdong Grup sepertinya suka berubah pikiran. Tapi untungnya, gara-gara itu
pakaian ini berhasil
menemukan pemiliknya.” Kata Yi Kyung, Se Jin
merasa tak enak karena harganya terlalu
mahal.
“Ini Harganya setara gajiku beberapa
bulan, Jadi mana sanggup kukenakan? Kalau dipakai terasa panas
dingin.” Ucap Se Jin
“Jika kau merasa hadiah ini
terlalu mahal, anggap
saja ini sebagai upahmu.”kata Yi Kyung
Se Jin binggung, Yi Kyung memberitahu kalau Besok
ada janji dengan pengusaha barang-barang
seni dari Taiwan. Tapi
karena pertemuan penting lainnya dan waktunya
agak mepet, tapi Banyak
sekali barang seni yang jika dilewatkan
akan terasa sayang sekali. Yi Kyung binggung
maksudnya.
“Cukup satu jam saja... Aku mau kau jadi diriku. Tadinya aku berencana mengirim
bawahanku, tapi
mereka bilang transaksi baru bisa
berlangsung jika aku hadir.” Jelas Yi Kyung
“Aku... tidak mengerti bahasa
Mandarin.” Kata Se Jin binggung
“Mereka akan membawa penerjemah. Ini juga pertemuan yang pertama. Jadi Kau cuma perlu saling bertukar
kartu nama dan
membawa pulang katalog produk saja.” Jelas Yi
Kyung
Se Jin terlihat ragu, Yi Kyung bisa mengerti kalau memang
Se Jin tak bisa maka tak perlu melakukanya. Se Jin pikir bukan seperti itu,
tapi ia bertanya-tany apakah sanggup menjadikan dirinya seperti Yi Kyung
seorang ketua. Yi Kyung mendekat pada Se Jin dengan sengaja memperlihatkan pada
cermin.
“Pertanyaan ini tak seharusnya aku
yang jawab. Tanyakan
pada dirimu sendiri, Se Jin. Sekalipun
untuk waktu yang singkat... Sekalipun
itu palsu... Apa Kau mau
jadi sepertiku?” kata Yi Kyung
Di bandara, dua orang pria memegang papan nama sebagai
tugas menjemput Feng Brothers. Dua pria seperti dari luar korea keluar dari
pintu kedatangan menemui keduanya.
Ki Tae memberitahu ayahnya kalau Feng Brother sudah
datang dan meminta bertemu jam 2 siang nanti. Tuan Son meminta agar karyawan
mereka yang menyelesaikan pekerjaan karena mereka
berdua tidak bolah terlibat
dalam bentuk apapun dengan
masalah ini.
“Jika borok kita sampai ketahuan
orang, bisa
runyam.” Ucap Tuan Son, Ki Tae memastikan kalau tak akan ada
masalah dengan wajah ketakutan.
“Jika kau masih merasa takut, jangan sentuh uang milik
Asosiasi.” Teriak Tuan Son kesal
“Seo Yi Kyung tak akan ikut
pertemuan hari ini.” ucap Tuan Son yakin
Yi Kyung menungu diruangan, Sung Mook masuk memberitahu Semua berkas yang dibutuhkan dalam rapat telah dipersiapkan. Yi Kyung hanya diam terlihat menutupi kegelisahanya.
Sung Mook pikir Yi Kyung tak perlu khawatir mengenai masalah Se Jin.
“Jika ingin membuat Ketua Son lengah, hanya ada jalan satu ini.” ucap Sung Mook
“Penyesalan, bersalah dan
nostalgia hal
merugikan seperti itu tak pernah ada dalam kamusku. Kalau begitu, mari kita lakukan hal yang benar-benar
menguntungkan.” Kata Yi Kyung dengan penuh rasa dendam
Se Jin sudah berjalan dilorong hotel dengan percaya diri
menekan bel didepan kamar, pintu pun terbuka. Yi Kyung berjalan masuk ke sebuah
ruangan rapat. Ketua So kaget karena Yi Kyung bisa datang ke rapat asosiasi. Se
Jin dengan percaya diri mengatakan dengan bahasa inggris kalau ia dalah Nona
Seo Yi Kyung.
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
trimakasih buat sinopsisnya mbak.
BalasHapusdi awal2 episode yi kyung ama se jin sih CS an, unik lihat drama yg kek gini.
ayah nya yi kyung keras terhadap yi kyung tapi dia sayang ke yi kyung.
penasaran ada apa dimasa lalu mereka. sampai2 yi kyung cuek bebek sama gun woo.
aku suka drama ini. semangat nulis sinops nya mbak.
Suka drama nya d tunggu lanjutan nya mba
BalasHapusSuka drama nya d tunggu lanjutan nya mba
BalasHapusMakasih minn...
BalasHapusD tunggu kelanjutannya 😁😊
gomawo mb dyah dee udah buat sinopsis drama ini,,
BalasHapusDi tunggu kelanjutannya,,
SEMANGAT dan FIGHTING,,