PS : All
images credit and content copyright : SBS
Hwa Shin mengajak Na Ri agar menikah dengannya lalu
meminta agar membawa kimchi kalau memang memilikinya. Na Ri menatap Hwa Shin
tak percaya, Hwa Shin mengatakan Sebagai
tambahan dua ramyun sebelumnya, maka akan memasak ramyun ribuan kali
untuk Na Ri.
“Ini adalah lamaranku.... Aku melamarmu sekarang... Menikahlah denganku.” Ucap Hwa Shin dengan wajah serius.
“Bagaimana bisa kau melamarku... dan meminta untuk membawakanmu
kimchi di saat bersamaan? Bisakah
aku memilih salah satu?” kata Na Ri, Hwa Shin memperbolehkanya.
“Aku akan membawakan kimchi
untukmu.” Kata Na Ri lalu mengambil kimchi dikulkas dan
memberikan pada Hwa Shin agar memakanya. Hwa Shin bingung karena Na Ri malah
membawa kimchi bukan menjawab ajakanya, Na Ri pun memilih pergi meninggalkanya.
Na Ri mengosok gigi di teras rumah, Hwa Shin kembali ke
rumah melihat Na Ri yang ada diseberang memalingkan wajahnya, ia berpikir kalau
itu sebuah penolakan. Na Ri dan
Hwa Shin sama-sama berbaring tanpa memejamkan matanya, lalu keduanya akhirnya
duduk diatas tempat tidur masing-masing karena gelisah.
“Apakah dia melamarku hanya karena
merasa bersalah akibat aku marah? Dia
sangat aneh.” Ucap Na Ri sinis
“Apakah tadi itu penolakan?” kata Hwa Shin sedih, Na Ri tak ingin memikirknya
memilih untuk tidur saja.
Na Ri dan reporter Park kembali membawakan berita pagi
dengan melanjutkan ke siaran prakiraan cuaca. Joo Hee sudah berdiri dibelakang layar hijau, menatap Na
Ri dengan sinis. Sementara Na Ri memberikan senyuman karena Juniornya itu
berhasil menjadi pembaca siaran cuara mengantikanya.
“Temperatur cuaca turun drastic akibat menjelang akhir musim
gugur.Kualitas udara akan segera kembali bagus, seperti
sebelumnya. Konsentrasi
debu akan turun sedikit pada akhir pekan..” Na Ri
melihat Joo Hee seperti mengingatkan posisinya dulu sebagai pembawa siara
cuaca.
Hwa Shin berada didalam lift menatap ke layar saat siaran
cuaca, lalu teringat dengan perkataan Na Ri semalam “ Bagaimana
bisa kau melamarku... dan
memintaku membawakanmu kimchi di saat bersamaan? Bisakah aku memilih salah satu?” dan akhirnya Na Ri memilih memberikan kimchi.
Pintu lift terbuka, Hwa Shin melotot kaget melihat Na Ri
yang ada didepanya mengunakan gaun pengantin, seperti hanya sebuah mimpi. Tapi
Na Ri memang mengunakan pakaian gaun pengantin dan masuk ke dalam lift.
Keduanya sempat saling melirik sinis.
Na Ri memberitahu kalau semua Pembaca
berita ada pemotretan di atap. Hwa Shin dengan sinis
kalau tak bertanya. Na Ri pun hanya bisa diam lalu memperbaiki mahkota yang
dipakainya, lalu tiba-tiba merasakan sesuatu dan meminta agar Hwa Shin
membantunya. Hwa Shin langsung menolaknya, Na Ri memberitahu kalau sarung
tanganya menyangkut, Hwa Shin tetap menolaknya.
“Haruskah aku syuting dengan
penampilan bodoh seperti ini?” ucap Na Ri, Hwa Shin
akhirnya membantu Na Ri sambil mengedumel.
“Apakah nanti kau sibuk?” tanya Na Ri dengan Hwa Shin yang tepat ada didekatnya,
Hwa Shin mengatakan tidak sibuk
“Kalau begitu... kau mau mencicipi kimchi buatanku
sepulang kerja nanti? Aku
mencoba resep baru.” Kata Na Ri, Hwa Shin
langsung setuju dan berhasil melepaskan sarung tangan Na Ri tapi membuat
mahkotanya malah jatuh. Na Ri pun kesal karena Hwa Shin itu tak melakukan
dengan baik.
“Waktu itu bukan kali pertama kau
melakukannya dengan Hye Won, kan?” ucap Na Ri
kembali membahasnya, Hwa Shin kesal Na Ri kembali membahas hal itu.
“Itu Bukan kali pertama, kan?” ucap Na Ri, Hwa Shin mengaku kalau mereka belum pernah melakukannya. Na Ri pun mengejek apa yang dilakukan waktu itu. Hwa
Shin menjawab tak tahu.
“Kau selalu menjawab seperti itu
saat pertanyaannya terlalu berat bagimu.” Kata Na Ri
kesal, Hwa Sin merasa Kejadian itu bukan apa-apa.
“Bagaimana bisa hal itu bukan
apa-apa? Kau
mengatakannya... karena
memang bukan apa-apa.” Balasa Na Ri
“Berhenti berdebat denganku.” Tegas Hwa Shin, Na Ri pikir Hwa Shin yang membuatnya
ingin berdebat.
“Sudah kubilang, kau tidak perlu
mencemaskannya.” Ucap Hwa Shin
“Sudah kukatakan padamu...Kau ahli membuat wanita cemas.
Itu bakat alamimu.” Balas Na Ri sinis
Hwa Shin benar-benar kesal menyuruh Na Ri menutup mulutnya
kalau memang mau bertengkar, Na Ri juga dengar Hwa Shin tidak pernah berkencan dengan seorang wanita
lebih dari tiga bulan. Hwa Shin menyuruh Na Ri
segera keluar, Na Ri semakin menyindir kalau tiga bulan itu waktu yang singkat.
Hwa Shin meminta agar Na Ri bisa melupakan dan tak membahasnya.
Na Ri menyakinkan kalau memang itu tak benar. Hwa
Shin Tak ingin membahasnya, Na Ri pikir
Hwa Shin hanya akan mengencaninya selama tiga bulan. Pintu lift
berbuka, deretan para pembawa berita dari Ja Young, Soo Jung, Hye Won berdiri
mengunakan pakaian pengantin.
Semua akhirnya berada dalam satu lift, dengan Hye Won berada disamping Hwa Shin,dua wanita saling melirik sinis seperti wanita yang memperebutkan seorang pria. Ja Young bertanya apakah Na Ri sudah menekan tombol menuju atap, Na Ri mengatakan sudah menekanya.
Pintu lift kembali berterbuka dan melihat ternyata Sung
Sook mengunakan gaun pengantin juga, Ja Young berkomentar sinis kalau pihak
tabloid hanya menginginkan para pembaca berita. Sung
Sook mengatakan Bukan
hanya para pembaca berita karena ia diminta lebih dulu
ole pihak tabloid. Hwa Sin menyuruh naik lift yang selanjutnya saja, Sung Sook
menolak.
“Apa Kau tidak bisa lihat di sini
penuh? Ada berapa
banyak calon pengantin di sini? Apa ada Lima? Apakah aku harus menikah sebanyak
lima kali?” ucap Hwa Shin sengaja menyindir.
“Dasar Kau sinting!! Siapa juga yang mau menikah
denganmu? Jangan
bermimpi terlalu tinggi.” Kata Sung Sook marah
Jung Won sedang memakai kemeja di depan cermin dan Sek
Cha memberikan pilihan pada jam tangan yang akan digunakan oleh atasanya, Jung
Won pun memilih salah satunya. Sek Cha memberitahu ada Makan
malam setelah rapat. Jung Won langsung
menolaknya.
“Tidak perlu membuat seolah kita mencoba memenangkan mereka.” Kata Jung Won, Sek Cha mengerti dan memberikan tabnya.
“Ini foto-foto dari gaun yang kita
pinjamkan untuk pemotretan para pembaca berita.”
Kata Sek Cha, Hwa Shin melihat foto Soo Jung serta lebi lama menatap foto Na Ri
saat mengunakan gaun pengantin.
Sung Sook masuk ke dalam ruangan masih mengunakan gaun
pengantin, Hwa Shin yang melihatnya mengejek Sung Sook yang tidak ingin melepaskan
gaun itu dan menyarankan semestinya
menggunakannya pada slot berita pukul sembilan malam lalu pulang ke rumah.
“Aku datang karena mereka bilang harus
menunggu sampai pemotretan pembaca berita selesai. Mereka harus menyelesaikan
pemotretan itu terlebih dahulu. Dan Aku
mencari ini dimana-mana.” Kata Sung Sook langsung
melihat naskah diruangan studio
“Kau terlihat cantik.” Komentar Hwa Shin, Sung Sook bertanya siapa yang
dimaksud apakah Na Ri. Hwa Shin mengaku kalau memuji mantan kakak iparnya.
“Kau mengeluarkan dia setelah sesi
satu siaran pemilihan walikota. Siapa
sebenarnya yang berkencan denganmu? Kau
bilang menyukai dia, tapi kau sendiri yang mengeluarkan dia dari sana. Bagaimana dia bisa mempercayaimu? Kau sudah dicampakkan, kan?” kata Sung Sook mengebu-gebu.
“Aku melamar dia.Mungkin karena
insiden itu dia tidak
memberiku jawaban. Aku
terlalu takut untuk melamarnya lagi, karena
dia mungkin saja menolakku.” Jelas Hwa Shin sedih.
Sung Sook bertanya apakah Na Ri tidak
memberi jawaban. Hwa Shin balik bertanya
haruskah menanyakan sekali lagi. Sung Sook ingin meyakinkan apakah Hwa Shin
memang sungguh ingin menikah. Hwa Shin membenarkan. Sung Sook tak percaya apa yang
terjadi pada adik iparnya itu. Hwa Shin
mengaku tidak ingin kehilangan dia seperti kakaknya meskipun mungkin masih tetap
berhati dingin menyangkut pekerjaan.
Hwa Shin keluar dari kantor dan berpapasan dengan Na Ri
yang akan masuk kantor, keduanya hanya diam saja seperti terjadi perang dingin.
Akhirnya Na Ri pun merangkul tangan Hwa Shin mengajak pergi bersama. Keduanya
sudah ada didalam rumah sakit dengan Na Ri yang mengunakan pakaian rumah sakit,
Hwa Shin terdiam.
Na Ri memegang tangan Hwa Shin agar duduk didekatnya, Hwa
Shin pun mengeser tempat duduknya. Perawat memanggil nama Pyo
Na Ri untuk masuk ruangan,
Na Ri menarik Hwa Shin sambil mengeluh kalau pacarnya itu keras kepala sekali. Hwa Shin merasa tak ada yang salah dengan yang
dilakukanya.
Salah seorang wanita merasa mengenali kalau seorang
reporter, Na Ri berusaha menutupi dan menyangkalnya. Si wanita sangat yakin, Na
Ri buru-buru masuk ke dalam ruangan dokter, terlihat dilayar ponsel milik si
wanita adalah istri dari reporter Park yang membawakan berita bersama Na Ri.
Hwa Shin dan Na Ri duduk saling memalingkan wajahnya,
Dokter melihat keduanya sedang bertengkar. Na Ri menjawab tidak tapi Hwa Shin membenarkan lalu
saling menatap. Dokter memberitahu kali
ini adalah terapi radiasi terakhir dan menanyakan keadaanya. Hwa Shin mengaku baik-baik
saja.
“Coba Kau bisa Lihat, kan? Jika
saja kau datang
lebih awal dan secara rutin, maka kau sudah menyelesaikannya
lebih awal. Sebelumnya,
kau tidak mau mendengarkan sampai harus merasakan rasa sakit
dulu, tapi kau
akhirnya menuruti semua perkataanku, sebab
itu aku menyukaimu. Aku
menyukaimu, Nenek.” Ucap Dokter Geum sambil
mengejek, Hwa Shin hanya tertawa mendengarnya.
“Kalau begitu, kita sudah selesai?” tanya Hwa Shin
“Um, kita harus memeriksa dulu sel
darah putihmu. Lalu,
sebelum kau pergi, melakukan tes biasa, tes darah dan anemia. Karena ini sesi terakhir, maka kami akan melakukan beberapa tes
tambahan untuk
memeriksa kondisi tubuhmu secara menyeluruh.” Kata
Dokter Geum, Hwa Shin mengerti dengan melirik binggung pada si perawat yang
terlihat sinis menatapnya.
Dokter Geum pun menyuruh perawatnya agar Lakukan tes dan
pemeriksaan tambahan. Lalu kembali memuji Hwa Shin
yang sudah bekerja keras menjalani semua terapi radiasi dengan panggilan Nenek, lalu mengubahnya dengan panggilan Reporter
Lee. Hwa Shin terlihat bisa tersenyum.
Hwa Shin pun melakukan tes dengan bertelanjang dada dan
mengangkat tanganya, lalu keluar ruangan merasa senang karena akhirnya
selesai. Na Ri duduk disampingnya bertanya apakah Hwa Shin merasa
bahagia, wa Sin mengaku sangat antusias karena Tiga bulan dari sekarang, bisa ke sauna dan minum alkohol
lagi.
“Kau bicara seolah selama ini
tidak pernah minum alkohol saja.” Ejek Na Ri
dengan mata berkaca-kaca
“Aku bisa latihan fisik juga,Berenang, Menari.” Kata Hwa Shin mengebu-gebu, Na Ri pun memuji Hwa Shin
yang melakukannya dengan baik dengan air mata harunya
“Apa kau menangis? Kenapa kau menangis?” ucap Hwa Shin binggung lalu berlutut didepan Na Ri.
“Kankernya tidak akan menyebar dan kau akan hidup untuk waktu
yang lama, kan?” kata Na Ri terus menangis.
Hwa Shin menghapus air mata Na Ri bertanya Kenapa
menangis. Na Ri juga tidak tahu, karena Air matanya terus saja tumpah. Hwa Shin meminta Na Ri berhenti, Na Ri meminta maaf. Hwa
Shin ingat Na Ri juga menangis saat mengetahui kalau ia terkena kanker payudara
pertama kali.
Na Ri yang satu kamar mengucapkan selamat malam dengan
menutup tirai saat itu juga ia menangis dan Hwa Shin bisa mendengar Na Ri yangm
menangis. Hwa Shin meminta Na Ri menatapnya lalu mulai menghibur Na Ri dengan
menari-nari alal musical, Dokter dan
perawat keluar ruangan binggung melihat Hwa Shin yang menari dilorong sampai
akhirnya keduanya ikut menari dan membuat Na Ri bisa tersenyum.
Bbal Gang pergi ke kamar lalu mengeluarkan sebuah amplop
berisi banyak uang. Kedua ibunya kaget mendengar Penipuan
dan tak percaya bagaimana bisa anaknya itu melakukan hal seperti itu. Bbal Gang
mengaku Saat itu, membenci mereka semua.
“Aku menelepon kalian berdua, juga
Paman Hwa Shin. Tapi
hanya dia yang tertipu. Dan Ini 10
juta won yang dia kirimkan.” Kata Bbal Gang
memberikan uang 10 juta won bayaran untuk sewa rumah
“Siapa yang membantumu?” tanya Sung Sook, Bbal Gang mengaku kalau melakukannya
sendirian.
“Aku ingat suara laki-laki, Jadi Kau tidak melakukannya sendirian! Jangan bohong.... Jangan bohong dan beritahu pada
kami...Katakan pada kami!” kata Ja Young memukul Bbal Gang agar mau mengaku.
Tiga remaja pun melakukan posisi pusp up dengan tangan
yang harus tetap bertahan. Kim Rak, Ja Young dan Sung Sook melihat ketiganya
yang sedang diberi hukuman. Chi Yeol meminta pada Kim Rak agar membiarkan Bbal
Gang karena merasa semua adalah kesalahan mereka.
“Kalau kalian berdua begitu peduli
pada Ppal Gang, semestinya
kalian menghentikan dia, bukan
justru membantunya.” Ucap Sung Sook
“Jangan meloloskan Ppal Gang. Apakah ada tongkat? Aku akan memukul pantat kalian
semua.” Kata Ja Young geram.
“Kalian kriminal, bukannya
pelajar. Kalau
kami melapor pada polisi,maka kalian
bertiga akan dipenjara. Pasal
347 Tentang Penipuan. Seseorang
yang menipu dan mendapatkan uang dari korban... dapat dijatuhi hukuman penjara
maksimal 10 tahun, beserta
denda 20 juta won. Sekalipun
ini penipuan pertama kalian, bahkan
meski hanya iseng,setidaknya dijatuhi minimal 1 tahun penjara. Dasar pelajar tidak kenal takut.” Ucap Sung Sook merasa ketiganya itu memang sudah gila.
Akhirnya Bbal Gang duduk sambil menangis seperti anak kecil mengaku kalau
dirinya memang yang bersalah. Dan meminta maaf
Sung Sook pergi ke depan restoran menelp Detektif
Park, bertanya Berapa banyak kasus penipuan yang
ditangani belakangan ini dan Bagaimana dengan ganti rugi para
korban. Lalu memastikan Tidak
ada korban yang berprofesi sebagai reporter.
“Aku bertanya karena kudengar
salah seorang profesor dari universitas ternama baru
saja tertipu.” Kata Sung Sook lalu mengucapkan
terimakasih.
Kim Rak keluar restoran
bertanya Apakah kejadian itu sudah dilaporkan. Sung Sook mengaku bersyukur karna tidak ada
laporan karena menurutnya hanya
akan menjadi luka bagi semuanya kalau sampai dilaporkan. Kim Rak bersyukur mendengarnya. Sung Sook pikir Hwa
Shin... pasti
merasa terlalu malu untuk melaporkannya.
“Benar.... Bagaimana dia bisa tahan dengan
fakta seorang reporter seperti dirinya sampai menjadi korban penipuan? Terlebih, dia reporter dalam
negeri.” Ucap Sung Sook yakin
“Dia selalu bisa berubah pikiran dan melaporkan mereka besok.” Kata Kim Rak khawatir, Sung Sook menghela nafas
memikirkanya.
Jung Won duduk diam dalam kantornya lalu melihat
ponselnya melihat nama Pyo Na Ri. Na Ri baru keluar dari kantor menerima telp
dari Jung Won, Jung Won mengatakan aan datang ke tempatnya agar bisa berbicara.
Na Ri setuju karna Ada sesuatu juga yang harus dikatakan.
Na Ri melihat mobil Jung Won datang lebih dulu sebelum
sampai rumah. Jung Won turun dari mobil menanyakan keadaan Na Ri lebi dulu. Na
Ri mengaku baik-baik saja dan mengucapkan
Terima kasih untuk hari itu, karena saat itu dirinya
seperti seorang pecundang, menyusuri
sepanjang jalan pulang sendirian.
“Bersandarlah padaku jika kau
mengalami waktu yang sulit.” Kata Jung Won
“Reporter Lee melamarku...Dia memintaku menikah dengannya.” Ucap Na Ri, Jung Won kaget dan menanyakan maksudnya
apa.
“Jika dia melakukannya sekali lagi
dengan benar, maka Aku akan
menjawab "Ya". Jadi... semuanya benar-benar berakhir. Kau harus mulai menatap orang
lain.” Ucap Na Ri memohon
“Itu tidak akan terjadi. Hwa Shin selalu mengatakan dia
tidak akan pernah menikah. Bahkan
sejak kuliah, dia suka menghamburkan uang. Dia tidak pernah mengencani
seorang gadis lebih dari tiga bulan. Dai mengatakan dia tidak ingin
menikah karena tidak mau repot bertanggung jawab
demi keluarga. Itulah
Hwa Shin.” Ucap Jung Won marah
Mobil Hwa Shin lewat lalu melihat Jung Won langsung turun
dari mobil dan menghampirinya sambil mengumpat. Jung Won bertanya apakah Hwa
Shin melamar
Na Ri. Hwa Shin membenarkan. Jung Won menyakinkan apaka
temanya itu bersungguh-sungguh. Hwa
Shin mengaku kalau ia bersungguh-sungguh.
“Sudahlah Jujur saja Kau tidak pernah berkencan untuk
kemudian menikah. Kau
selalu benci memikirkan pernikahan. Jadi Akuilah.” Ucap Jung Won, Hwa Shin melihat Na Ri menyuruhnya agar
pulang lebih dulu.
“Apa itu agar kalian berdua bisa berkelahi
lagi?” kata Na Ri melihat keduanya yang saling melotot,
Keduanya mengatakan tidak
“Jangan berani berkelahi lagi.” Ucap Na Ri memperingatkan, tapi keduanya seperti sudah
saling menatap dan siap-siap berkelahi.
“Baiklah, berkelahi saja...Lalu aku akan terus menjadi
seorang wanita yang
menghancurkan persahabatan kalian...Biar
saja seperti itu...Aku
mengira keadaan kalian berdua sudah lebih baik, jadi aku bersyukur dan berpikir dapat
hidup dengan tenang, tapi...” ucap Na Ri kesal sendiri
“Jangan menikah dengan Hwa Shin.” Kata Jung Won memperingatkan Na Ri
Hwa Shin kesal menurutnya Jung Won tak pantas mengatakan
hal itu, Jung Won meyakinkan kalau Hwa Shin
tidak sungguh-sungguh. Na Ri memuji Jung Won itu
memang Benar-benar teman yang baik. Hwa Shin berteriak agar Na Ri tak perlu ikut
campur soal itu, Na Ri mempersilahkan
keduanya Berkelahi saja.
“Menikahlah denganku.” Ucap Jung Won meminta pada N aRi
“Kenapa dia harus menikah denganmu?” teriak Hwa Shin marah
“Jika kau menikah dengan dia, maka kau
hanya akan terluka sepanjang hidupmu. Si
berengsek ini juga akan berselingkuh. Dia
tidak akan membantu mengurus rumah” ucap Jung
Won membuka kelemahan temanya.
“Aku bisa melakukan itu kalau
memang menginginkannya.” Tegas Hwa Shin yang
sebelumnya sempat berteriak marah
“ Dia terlalu gila kerja, jadi cintanya akan menguap dengan
cepat.” Ucap Jung Won
“Semua pria sama saja dan Kau juga sama. Apa Kau berjanji akan terus mencintai
dia selamanya? Padahal Kau terus
saja melakukan perjalanan bisnis selama setahun penuh.” Ejek Hwa Shin
“Aku yakin sudah mengatakan padamu
sebelumnya bahwa akan
mengajak dia bersamaku kemanapun aku pergi.” kata Jung
Won
Hwa Shin pun bertanya tentang nasib Na Ri yang terus
bersama dan keluar dari pekerjaannya dan ingin melayani dan mengikuti Jung Won seperti
Sekertaris, menurutnya lebih baik Jung Won mempekerjakan
saja sekrearis baru dan memperingatakan Jangan
mengatakannya seolah itu adalah pernikahan.
“Aku tahu kau tidak akan pernah
menikah, jadi aku
terus menunggu. Aku
ingin tetap berada di sisinya dan menanti, tapi kau terus saja membuatnya
bingung dan tidak
hidup dengan benar.” Ucap Jung Won dengan mata
melotot
“Kumohon.... Berhenti bertengkar!” teriak Na Ri
“Baik, aku mengakuinya. Memang benar aku dulu seperti
itu, karena
tidak ada seorang pun wanita yang membuatku berubah pikiran dan ingin aku nikahi. Tidak seorang pun dari mereka
membuatku takut kehilangan. Memangnya
aku tidak bisa berubah pikiran? Memangnya
hatiku akan selalu sama?” ucap Hwa Shin membela diri
“Bukankah kau mengatakannya
sekarang bahwa, semua itu hanya
karena takut sebab aku tidak juga menyerah? Sejauh aku mengenalmu, maka aku tidak akan mundur.” Tegas Jung Won
Na Ri turun tangan meminta Jung Won berhenti karena dia adalah
orang yang berpikiran terbuka, dan juga Hwa Shin sebagai
orang yang berpikiran sempit,
meminta agar menyadarkan dirinya. Hwa Shin
menegaskan kalau ia juga ingin memiliki anak dan
seorang istri. Na Ri terdiam mendengarnya.
“Aku mempelajarinya darimu. Selama ini, aku mengolokmu karena
mempertimbangkan pernikahan setiap
kali kau merasa cocok dengan gadis yang kau kencani. Dulu, aku mengira kau frustasi
karena ingin menikah, tapi
sekarang aku pun seperti dirimu. Aku
berpikir seseorang akan tetap sama meski waktu berlalu dan pengalaman
bertambah.” Ucap Hwa Shin, Jung Won memalingkan
wajanya.
“Tapi kelihatannya, aku
mempelajari sesuatu darimu. Aku
harus berubah. Aku tidak
mengerti apa pun tentang pernikahan, atau
pun beban dan tanggung jawab dari ikatan itu. Hal itu terasa tidak nyata
bagiku, tapi aku
sungguh tidak ingin melepaskan dia. Itu
sebabnya aku melamar dia. Apakah itu salah? Apakah hal itu sesuatu yang tidak
boleh untuk kukatakan?” kata Hwa Shin
Jung Won terdiam membalikan badanya, Hwa Shin bertanya
pada Na Ri Apakah
pemikirannya lebih
sempit dibanding Jung Won. Na Ri hanya
menatapnya dan berjalan pergi. Hwa Shin meminta agar Na Ri mengatakanya. Tapi
Na Ri memilih untuk pergi, Sek Cha yang ada didalam mobil hanya bisa menghela
nafas panjang melihat dua pria yang masih memperebutkan satu wanita.
Na Ri pulang kerumah langsung menendang baskom meluapkan
emosinya, Chi Yeol keluar dari rumah langsung meminta maaf pada kaknya. Na Ri
binggung bertanya apa yang sudah dilakukan adiknya. Chi Yeol bertanya apakah
kakaknya tak mengetahuinya. Na Ri bingung., Chi Yeol mengaku kalau merasa
bersalah untuk segalanya. Na Ri pun memuji Chi Yeol
sebagai adik yang baik
“Tidak, Chi Yeol. Dari semua pria yang ku kenal di
dunia ini, kau
satu-satunya pria sempurna tanpa cela. Kau
satu-satunya lelaki sempurna. Kalau
saja aku bertemu denganmu sebagai seorang pria dan seorang wanita, maka aku mungkin akan jatuh cinta
padamu. Dengan
begitu, aku tidak akan mengencani mereka berdua. Apakah ada pria lain yang seperti
dirimu?” ucap Na Ri benar-bena mengagumi sifat adiknya.
“Tidak, Noona.... Itu karena kau tidak mengenalku
dengan baik.” Ucap Chi Yeol
“Kenapa? Apakah kau melakukan kesalahan?” tanya Na Ri, Chi Yeol terlihat kebinggungan saat itu
Hwa Shin datang langsung berteriak dari samping rumahnya
“Hey.... Berapa lama lagi kau akan tetap
bertemu dengan Jung Won? Kenapa
kau... Kenapa kau terus saja bertemu
dengan dia hanya karena dia memintamu? Jangan
menjawab telepon darinya. Hapus
nomornya dari ponselmu.” Teriak Hwa Shin, Na Ri
mengajak adiknya masuk tapi Chi Yeol menolaknya.
“Hei... Kau pikir siapa dirimu... mendikte siapa yang boleh ditemui
dan diterima panggilan telepon olehnya? Beraninya kau meneriaki Noona ku!” teriak Chi Yeol membalasnya, Na Ri mengajak adiknya
segera pergi dan tak meladeninya.
“Tunggu... Apa Kau pikir dia gampangan? Selama ini aku diam saja, tapi kau reporter yang dia sukai
secara sepihak selama tiga tahun itu, kan? Aku selalu ingin datang ke
stasiun tv dan menghabisi pria yang
tidak menyukai Noona ku itu. Apa
kau tahu betapa keras usahaku menahan diri?” kata Chi
Yeol berjalan mendekat, Na Ri yang tadinya mengajak masuk menyuruh adiknya
terus saja bicara sambil bertolak pinggang.
“Bagaimana bisa kau tidak menyukai
Noona ku? Apa kau
buta?” ucap Chi Yeol marah, Na Ri seperti sangat bahagia
memiliki adik yang membela dirinya.
Hwa Shin mengaku kalau dulu dirinya memang buta tapi
sekarang bisa melihat dengan sangat baik dan mengakui kalau menyukai kakak Chi Yeol, lalu bertanya
apakah itu menjadi masalah. Chi Yeol
menegaskan Hwa Shin tidak boleh menjalin hubungan apa pun dengan kakaknya tanpa seijinnya baik kencana ataupun menikah
bahkan tidak sama sekali.
“Dari cerita Chef, Go Jung Won tampaknya pria yang
lebih baik jadi Noona
berkencan saja dengan dia.” Kata Chi Yeol, Na Ri
langsung memuji adiknya lalu mengajaknya untuk segera masuk rumah. Hwa Shin hanya
bisa terdiam dan berkata sendirian kalau diriny itu juga
orang yang baik.
Semua pembaca berita berkumpul diruangan Direktur Oh, Hwa
Shin duduk diam. Dua mantan kakak iparnya saling menatap, Ja Young dengan ramah
menanyakan apakah sudah sarapan. Dong Jin ada disebelah Hwa Shin menjawab sudah. Ja Young mengatakan bukan Dong Jin
tapi bertanya pada Hwa Shin. Hwa Shin mengaku
belum. Ja Young bertanya apakah mau dibelikan sarapan.
“Apa Kau butuh uang? Aku bisa meminjamkan padamu. Bagaimana kalau 10 juta won?” ucap Sung Sook, Ja Young langsung menyenggolnya karen
takut ketahuan, Hwa Shin dan Dong Jin yang mendengarnya kaget.
Direktur Oh masuk ruangan, Hwa Shin pun tak jadi
berbicara pada dua kakak iparnya. Direktur Oh meminta maaf datang terlambat
karena Ketua menelpya dan seharusnya mereka bisa memulai rapat tanpa dirinya
lebih dulu.
“Aku tidak ingin menjadi direktur
agar bisa menghindari hal-hal seperti ini.” ucap Gil
Hae, Direktur Oh pun hanya bisa mengumpat.
“Sebelum kita mulai rapat, aku
ingin mengatakan hal ini. Aku
dengar di berita bahwa debu sudah menurun. Hal itu sama sekali tidak benar, Coba kau lihat betapa kusam
wajahnya. Jadi,
kenapa kita tidak mengangkatnya sebagai berita saja? Apa kalian Ada
usul?” ucap Direktur Oh.
“Aku akan melakukannya.”kata Na Ri mengangkat tanganya, Direktur Oh berpura-pura
tak mendengarnya.
“Orang-orang tidak ingin jatuh
sakit karenanya.” Kata Direktur Oh, Na Ri
mengatakan kalau akan melakukanya.
“Aku akan melaporkan
investigasinya. Sebagai mantan
penyiar cuaca. Aku
mengerti betapa pentingnya hal itu dan
sensitifitas orang-orang mengenai debu.” Ucap Na Ri. Direktur Oh bertanya apakah ada orang lain yang ingin
melakukanya, tak ada yang mengangkat tangan. Hwa Shin melirik pada Na Ri yang
mau melakukanya. Na Ri binggung kenapa Hwa Shin malah meliriknya.
Beberapa kru sudah mempersiapkan alat untuk liputan, Na
Ri pun akan pergi. Seorang kameramen bertanya apakah Ada sesuatu yang berguna. Na Ri pikir mereka akan menemukan
sesuatu selama liputan dan mereka pun pergi ke
tempat liputan. Na Ri sudah berdiri dengan memegang alat ditanganya.
“Kami sedang berada di pusat kota
Seoul, di mana banyak orang menikmati
sinar matahari. Tingkat
konsentrasi debu dilaporkan mencapai... 30 mikrogram, yang mana merupakan tingkat aman. Tapi, kebenarannya, tingkat
konsentrasi debu mencapai 85
mikrogram, ini Buruk sekali.” Ucap Na Ri
memperlihatkan alat untuk mengukur debu.
“Hal itu dikarenakan 60% dari
konsentrasi debu biasanya menumpuk
pada area luar rumah, seperti
atap dan taman. Baiklah
kalau begitu. Betapa buruk dampaknya bagi
anak-anak?” kata Na Ri yang tiba-tiba berjongkok,
Kameramen binggung dan langsung ikut berjongkok.
“Saya berusaha menyamakan tinggi
dengan anak-anak usia lima tahun. Dan,
konsentrasi debu setinggi ini mencapai 120
mikrogram. Meningkat
35 mikrogram dari sebelumnya.” Kata Na Ri memperlihatkan
alatnya dan langsung bertiarap di jalan, Kameramen berteriak heran dan ikut
bertiarap dengan kameran dipundaknya.
“Berikut adalah tinggi anak usia
tiga tahun. Dan,
konsentrasi debunya mencapai 150
mikrogram. Ini Benar-benar
buruk. Hal itu
dikarenakan debu tidak menempel dengan mudah. Tingkat konsentrasi yang tinggi,
150 mikrogram debu berkumpul
pada area tenggorokan seorang anak usia tiga tahun.” Kata Na Ri
Kameramen pikir mereka sudah selesai dan melakuan laporan
penutup, Na Ri meminta menunggu karena
akan melanjutkan laporan dengan posisi tiarap. Kameramen sempat binggung.Na Ri
ingin tahu jika penonton terkena partikel-partikel debu
selama satu jam sebagaimana anak-anak tersebut jadi
ingin tahu reaksinya dan akan mendemonstrasikannya secara
langsung. Lalu menyuruh kameramen harus
menggunakan masker.
Kameramen terlihat khawatir Na Ri yang sudah
terbatuk-batuk, Na Ri melihat jam
tanganya kalau sudah hampir 40 menit sekarang. Kameramne tak percaya Na Ri benar-benar
akan melakukannya selama satu jam. Na Ri tahu Anak-anak biasanya berjalan
setidaknya selama satu jam dan Ini
udara yang dihirup oleh anak-anak jadi akan
memeriksanya untuk memastikan.
Perawat terdiam diruangan Dokter Geum terlihat tegang,
Dokter Geum bertanya ada apa dengan perawatnya itu, Perawat mengatkan Hasil tes
Reporter Lee sudah keluar, tapi... Dokter Geum
bertanya apakah ada masalah lain Perawatnya pikir Dokter
harus melihatnya. Dokter melihat dari layar
monitor dan matanya pun melotot kaget.
bersambung ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar