PS : All
images credit and content copyright :MBC
Pelayan Heo dan Pelayan Kim minum teh bersama di meja
makan, pelayan Heo bertanya apakah ia sudah bersiap untuk
melamar. Pelayan Kim mengaku siap karena sudah
mengumpulkan serta menganalisa dari film dan drama. Pelayan Heo kesal menyuruhnya agar Berhenti menganalisa.
“Kau tidak akan dapat apapun
dengan menganalisa tentang kencan dan
pernikahan. Bahkan nanti Kau
terlalu sibuk menganalisa daripada
mempraktikannya.” Kata pelayan Heo kesal
“Apa Aku tidak mempraktikannya?” ucap Pelayan Kim mengoda dengan memegang tangan Pelayan
Kim
Louie datang menjerit kaget melihat pelayan Kim dan
pelayan Heo saling berpegangan tangan, lalu tersenyum menyuruh keduanya tak
perlu malu dan mengatakan kalau Pelayan
Kim harus berkencan, dengan
memberitahu kalau pelayan Heo adalah cinta pertamanya. Pelayan Kim langsung memperingatinya.
“Bertanyalah padaku jika kau punya
pertanyaan. Aku tahu
lebih banyak daripada kau.” Kata Louie, Pelayan
Heo hanya bisa tersenyum, lalu Louie pun duduk di kursi tengah.
“Pelayan Heo... Aku punya permintaan
untukmu.” Kata Louie.
Pelayan Heo pun duduk didepan Louie mengartikan dari
cerita Louie kalau adan gadis-gadis
yang suka mengumpat yang
mengambil uang Bok Sil dua kali, bahkan merendahkan dan mengabaikan panggilannya. Louie merasa tiga remaja itu bukan
gadis biasa.
“Aku tidak percaya pada
gadis-gadis gila ini.” ucap Louie teringat saat si
ketua Genk mengeluarkan kata-kata kasar saat mengambil semua uang Bok Sil dari
dompet.
Lalu ketika Louie mengirimkan pesan agar meminta uang Bok
Sil kembali salah satunya berteriak “Jika kau mengganggu kami
sekali lagi, kami akan
membunuhmu, Brengsek.” Louie mengingat semuanya
merasa Pelayan Heo tidak
akan bisa mengatasi mereka. Pelayan Kim terlihat
khawatir dengan Pelayan Heo
“Aku Heo Jung Ran, Dua Mata Kapak
dari Busan. Kau
memiliki nomor ponsel mereka, kan?” kata
Pelayan Heo dengan gaya premannya.
Pelayan Heo menelp seseorang meminta bantuan dengan
meminta agar melacak
nomor telpon. Akhirnya Pelayan Heo sudah siap dengan
pemukul baseball masuk ke dalam sebuah tempat karaoke, beberapa orang seperti
bodyguard menunjukan jalan.
Saat itu tiga remaja nakal sedang asik menyanyi dalam
ruangan, pelayan Heo masuk dengan pemukul baseballnya. Tiga anak itu terlihat
marah bertanya siapa yang berani datang menganggu. Pelayan Heo dengan tatapan
mengajak mereka untuk bicara diluar.
Semua pun sudah ada ditaman bermain, tiga remaja sudah
melemaskan tangan dan siap berkelahi. Pelayan Heo siap dengan pemukul base
ball, dan beberapa saat kemudian ketiganya sudah berlutut dengan tangan
dinaikan ke atas, seperti sedang dihukum oleh guru mereka.
Pelayan Kim tak percaya pacarnya itu bisa menaklukan anak
nakal itu, ketiganya lalu bertanya siapa sebenarnya wanita itu yang bisa
mengalahkan mereka.
Ketiganya sudah duduk di depan piano dengan mengupas
bawang putih, salah seorang mengumpat karena merasa matanya seperti terbakar.
Pelayan Kim memberitahu mereka tidak bisa menggunakan kata umpatan di rumah ini. Si ketua genk melawan dengan mengeluarkan kata-kata
kasar.
“Kapanpun mereka mengumpat, beri mereka 10 kg lagi bawang
putih.” Ucap Louie akhirnya datang.
“Ini aku. Orang miskin yang kehilangan ingatannya.” Kata Louie, lalu ketiganya mengingat saat bertemu dan
Louie mengaku kehilangan ingatannya
dan ketika mencari uang ternyata tak
memiliki uang sepeser pun. Semuanya melonggo ternyata Louie adalah anak
orang kaya.
“Kau mengambil uang Bok Sil, jadi Terus lakukan ini sampai kau bisa
membayarnya. Semuanya
30 dolar untuk 20 kg bawang. Jika
masing-masing dari kalian mengupas 20 kg, amka kalian
akan mendapat 90 dolar selama satu hari. Dengan Kalian
mengambil seribu dolar, lalu mengambil lagi
180. Semuanya jadi 1.180 dolar. Jadi Kupas
selama 13 hari dan Aku akan
mendiskon yang 10 dolar.” Ucap Louie dengan cepat
menghitungnya.
Salah seorang tak percaya kalau ingatanya sudah
kembali, si ketua Genk yang kesal
langsung mengumpat kalau ini Kebetulan yang gila. Louie mendengar kata umpatan dan meminta pelayan Heo
memberikan 10 kg lagi. Pelayan Heo
mencatat dengan memberikan 10
kg lagi untuk Hyun So Ri.
Louie menyuruh mereka terus mengupas karena ia menjadi dewasa
setelah mengupasnya dan meminta pelayan Kim agar
memberikan makanan
yang enak pada ketiganya. Song Yeon Ah mengumpat
dengan memuji kalau Louie benar-benar keren. Pelayan Heo mencatat kembali
dengan menambah 10 kg bawang lagi.
Pelayan Heo menghitung uang sebagai bayaran 30
dolar untuk Song Yeon Ah, lalu 30
dolar untuk Choi Hyun Jung dan 30
dolar untuk Hyun So Ri. Ketiga berjalan akan pergi,
Pelayan Kim memanggil So Ri dan meminta uangnya So Ri dkk pun pasrah mengambil
uang mereka sebagai penganti uang yang mereka ambil.
Hye Joo datang dengan berteriak kalau memikili berita
besar untuk tim mereka, kalau Bok Sil jadi pemilik sebuah
perusahaan. Semua terkejut, begitu juga Ma Ri. Hye Joo meminta agar mereka mencari Singsingline dan Bok Sil pemiliknya. Semua sibuk dengan ponsel mencarinya.
“Ini adalah website yang langsung menjual produk-produk pertanian. Mereka menditribusikan produk pertanian atas nama penanamnya.” Ucap Mi Young tak percaya
“Kapan dia menemukan perusahaan
ini?” kata Do Jin kaget, Ma Ri terlihat sinis, Hye Joo ingin
memberitahu kabar yang lebih besar. Semua semakin penasaran
“Direktur perusahaannya... adalah Tn Cha.” Kata Hye Joo, semua berteriak kaget.
“Itu tidak mungkin. Kenapa dia keluar dari perusahaan
kita dan malah
bekerja disana? Tn
Lee. Bagaimana menurutmu?” kata Do Jin
“Yah... apa lagi? Dia pasti
mengikuti Bok Sil.” Ucap Kyung Kook yakin tapi
Ma Ri tak percaya dan menyuruhnya agar Berhenti
bicara omong kosong. dan
kembali bekerja.
Bok Nam belajar di meja tempat biasa Louie belajar dengan
hanya menatap bukunya, pelayan Kim mengatakan kalau hanya menatap pertanyaannya
tidak akan memberikan jawaban. Bok Nam mengerti.
“Menurutku kau harus memulainya dari pemfaktoran. Kau tahu faktor, kan?” kata pelayan Kim, Bok Nam tersenyum mengaku pernah dengar itu.
“Syukurlah... Setidaknya kau pernah
mendengarnya... Aku akan
membawa buku yang baru untuk besok... Jadi Cukup
untuk hari ini.”kata Pelayan Kim mencoba
untuk sabar
Bok Nam terlihat senang lalu memasukan buku ke dalam tas,
Pelayan Kim merasa Bok Sil terlihat tidak asing ketika pertama kali bertemu
dengannya Tapi
wajah Bok Nam terlihat lebih tidak asing lagi.
“Apa kita pernah bertemu
sebelumnya?” ucap pelayan Kim, Bok Nam mengelengkan
kepala karena tak pernah bertemu lalu keluar dari kamar.
“Aku yakin pernah melihatnya di suatu tempat.” Kata pelayan Kim berusaha mengingat-ingat.
Bok Sil melihat barang yang baru datang, berkomentar Produk ini terlihat bagus. Joong Won memastikan kalau jumlah
yang benar. Bok Sil mengangguk. Louie datang langsung
melambaikan tanganya, Bok Sil tersenyum melihat Louie yang datang.
“Hei. Berhenti datang kesini.... Kenapa kau terus muncul ke kantor ini?”kata Joong Won ketus
“Aku datang untuk bisnis hari ini.” kata Louie lalu meminta agar Bok Sil duduk didepanya
dan juga si Paman Berkaki Panjang.
“Kenapa kau tidak... membuat kontrak bersama Goldline?” kata Louie memberikan penawarwan, Keduanya kaget.
“Ini bukan karena Bok Sil. Tapi
Aku menawarkan ini karena Goldline sedang melakukan pembaharuan, dan kami butuh perusahaan yang
langsung mengantarkan
sayuran dari kebunnya. Kami
akan membuat cabang baru, dan setiap cabangnya akan di urus
secara terpisah. Selain itu juga,
catatan dari para penjual
akan diberitahu ke publik. Kau
bisa tetap mempertahankan konsep
perusahaanmu seperti biasa.” Jelas Louie
Keduanya hanya
diam, Louie heran Kenapa Bok Sil
tidak mengatakan apapun. Bok Sil mengatakan akan
memikirkan itu. Louie menghela nafas
mendengar jawaban Bok Sil merasa menolak penawarannya. Bok Sil menjelaskan kalau Singsingline
dimodali oleh Joong Won dan dikelola olehnya.
“Kami sekarang baru memulainya dan mulai mendapatkan nama di mata customer. Sulit
untuk memutuskan
apakah bekerja sama dengan
Goldline adalah ide yang bagus atau tidak.” Kata Bok
Sil
“Sebagai seorang investor, biarkan aku bertanya beberapa
pertanyaan. Apa
syarat-syarat dari kontraknya?” ucap Joong Won
“Kau harus menggunakan system pengantaran Goldline. Dan untuk keuntungannya, kami
akan mendapat 20 persen.” Jelas Louie, Joong Won
meliat itu tidak buruk.
“Jika kita bekerja dibawah
Goldline, maka akan ada
tambahan proses pendistribusian. Itu
berarti kita harus meningkatkan harga
jual barangnya. Tapi
jika produk kita di promosikan di
website Goldline, para
pemasok barang bisa mendapatkan keuntungan
yang lebih besar. Bok
Sil.... Menurutku... Penawaran Louie terdengar bagus. Kenapa kita tidak bekerja di
Goldline?” kata Joong Won
Louie tersenyum mendengarnya, Bok Sil pikir mereka ingin harga
dari barang-barangnya tetap sama, jadi
para konsumen tidak akan mengeluh
sual perubahan harganya. Louie pun mengulurkan
tanganya kalau mereka akan
bekerja sama. Keduanya saling berjabat tangan dengan
senyuman. Joong Won menarik tangan
mereka karena tak ingin melihatnya,
Louie ingin menjabat tangan Joong Won agar mau berkerja sama. Joong Won
menolaknya.
“Aku dalam masa cuti tahun ini...Jika kau ingin mendukung Bok Sil, mak aku akan istirahat di rumah.” Ucap Joong Won
“Kenapa? Kau bisa beristirahat di
Goldline.” Kata Louie tak ingin kehilangan Joong
Won
“Bagaimana bisa aku istirahat di
kantor? Apa Kau pikir aku bisa melakukan itu?” kata Joong Won ketus
“Aku akan memberikan ruanganku
untukmu. Dan Itu adalah ruangan terbesar di
Goldline. Ruangannya
memiliki gorden, jadi
kau bisa tidur kapanpun kau mau. Semua
yang ada di dapur kantor gratis,
tentu saja.”
Ucap Louie
Joong Won teringat saat mengajak Louie tinggal dirumahnya
dengan bangga mengatakan rumahnya itu luasnya
190m² dan memiliki 3 ruangan dan akan memberikan
Louie kamar yang juga
memiliki kamar mandi. Dan Semua
yang ada di kulkas juga gratis. Ia merasa kalau Louie sekarang sedang mengejeknya. Louie tersenyum dan langsung memeluknya,
Joong Won berteriak meminta Louie untuk melepaskanya. Louie mengaku kalau memeluk Joong Won karena menyukainya..
“Jika kehadiranmu membuatku
tenang, apakah
kau akan percaya padaku?” ucap Louie, Wajah Joong Won
langsung memerah mendengarnya lalu menyuruh Louie agar menjaih padanya. Bok Sil
tersenyum melihat keduanya seperti sudah mulai berteman.
Louie kembali masuk ke kantor menyapa semua timnya, semua
pun langsung berdiri terlihat gembira melihat Louie datang kembali ke
kantornya. Kyung Kook pikir Louie akan tinggal di Paris untuk beberapa waktu. Louie pikir mereka pasti
terkejut bertemu dengannya lagi
secepat ini. Do Jin mengaku senang bertemu dengan
Louie. Kyung Kook mengeser Do Jin agar tak mendekati Louie.
“Terima kasih banyak untuk sambutannya yang hangat. Mari kita bekerja lebih keras dan bersenang-senang.” Kata Louie, Semua pun menyambut dengan semangat.
“Aku akan mengenalkan anggota tim yang baru kepada kalian. Inilah mereka.” Kata Louie, Bok Sil dan Joong Won pun masuk, semua
terkejut dan terlihat bahagia akhirnya keduanya kembali kecuali Ma Ri.
“Mereka berdua akan mengurus cabang kita, Singsingline. Jadi Kenalkan CEO-nya, Nn Go, dan Direkturnya, Tn Cha.” Kata Louie
“Aku menantikan bekerja sama dengan kalian semua. Apa Kalian semua baik-baik saja?” ucap Joong Won menyapa timnya, Semua menjawab
mengatakan kalau ia akan baik-baik saja.
“Ruang meeting ini akan jadi kantor Singsingline. Dan Tn Cha, kau bisa menggunakan
kantormu yang lama.” Kata Joong Won
Semua bingung dimana tempat Louie duduk, dua orang
membawa sebuah meja dan menaruh didekat pintu dan Louie menunjuk kalau akan
duduk disana. Mi Young berpikir kalau Louie seperti seorang
satpam dan yang lainya berpikir Louie itu seorang
sekretaris. Tapi Kyung Kook berkomentar kalau Louie
adalah seorang yang romantis.
Louie mengajak keduanya agar melakukan rapat dengan cepat
sekarang dan berjalan keluar dengan
Bok Sil dan Joong Won. Mi Young berkomentar Louie benar-benar
tidak waras. Ma Ri menatap sinis saat Louie
mengandeng tangan Bok Sil keluar dari ruangan.
Pelayan Heo dan Pelayan Kim berdiri dibelakang meja makan
sedang mengawasi Bok Nam belajar. Pelayan Kim bertanya apakah Bok Na tidak tahu tabel perkalian factor. Bok Nam mengaku tahu tapi seperti tak bisa mengerjakan
soalnya.
Sementara di depan piano, ketiga gadis remaja sedang
mengupas bawang putih dengan kacamata renang. Yeon Ah mengeluh Bok
Nam sedang belajar dan duduk di
kursi yang nyaman. So Ri menyuruh diam saja
menurutnya ia lebih senang mengupas bawang. Hyun Jung juga setuju, Yeon
Ah pun menyuruh mereka saja yang mengupas bawangnya. Pelayan Heo yang mendengar
ketiganya adu mulut menyuruh ketiganya berkerja bukan bicara.
Bok Sil, Bibi Hwang dan In Sung datang ke rumah Louie.
Bibi Hwang terpana karena Rumah ini sangat indah. Bok Nam senang melihat kakaknya datang dan ingin
mendekatinya, pelayan Kim menariknya agar Bok Nam kembali berkerja. Nenek Choi menyambut bibi Hwang mengucapkan Terima
kasih karena sudah datang, Bibi Hwang pun membalas
dengan Terima kasih karena mengundang mereka.
“Aku harusnya mengundangmu sejak
lama... Maafkan aku.” Kata Nenek Choi, Louie mendekati ketiganya yang sedang
mengupas bawang
“Apakah pekerjaannya sulit? Apa kalian butuh bantuan?” kata Louie, Ketiganya mengangguk.
“Aku akan bernyanyi untukmu supaya kau bisa bekerja lebih
keras.”ucap Louie berjalan ke depan piano, semua terlihat kesal
dengan mengejek Louie belalang
dalam cerita fabel.
Louie mulai memainkan piano dengan menyanyikan lagu
penyemangat “Saat ini.... Di tempat ini... Saat yang paling
aku inginkan Dan yang aku harapkan... Mimpiku... Keinginanku.... Mungkin akan menjadi nyata. Disini, hari ini. Saat ini. Di tempat ini. Kata-kata tidak bisa menjelaskan bagaimana
perasaanku. Tepat saat ini.... Saat-saat yang sudah aku tahan. Dan waktu-waktu sulit yang sudah kulalui.”
Semua terhayut dengan nyanyian Louie, tiga gadis
menaburkan kulit bawang layarnya seperti bunga, Pelayan Heo dan Pelayan Kim
tersenyum. Nenek Choi terharu mendengarnya, Bok Sil pun duduk disamping Louie
yang menyanyi sambil memainkan lagunya.
Nyonya Choi duduk dikamarny merasa Rumah
ini jadi lebih ramai sejak Louie kembali. Pelayan Kim
mengatakan tidak akan membiarkan siapapun masuk jika ini mengganggunya. Nyonya Choi pikir tak perlu, karena sangat
menyukainya merasa sekarang
rasanya lebih hidup.
“Seumur hidupku, aku sudah hidup di mansion yang besar sendirian. Aku tidak tahu kenapa hidup
seperti itu. Aku
bahkan mengirim... kesayanganku,
Ji Sung, ke tempat yang jauh Menurutku
Louie-ku... tidak
akan membuat kesalahan yang sama denganku. Kehilangan ingatannya... mengajarinya bagaimana cara hidup baik dengan orang lain.” Kata Nenek Choi, Pelayan Kim setuju.
“Ngomong-ngomong, apa kau sudah
mencari tahu apa
yang aku suruh?” kata Nenek Choi, Pelayan
Kim mengatakan sudah
“Sepertinya kita tidak bisa
mengharapkan Tn Louie
junior” ucap pelayan Kim
“Itu aneh. Aku yakin pada mimpi
itu, Sepertinya aku salah. Lalu ada apa dengan kotak harta karun
Louie?” kata Nyonya Choi, Pelayan Kim menceritakan kalau Louie akhirnya
mengingat keberadanya.
Nyonya Choi penasaran dimana tempatnya, pelayan Kim
mengatakan berada di
rumah yang ada di Busan jadi akan pergi kesana. Nenek Choi pun meminta agar
pelayan Kim agar segera pergi.
Pelayan Kim melihat pelayan Heo sedang membersihkan meja,
lalu dengan wajah datar bertanya Apa
mungkin pacarnya itu sedang hamil. Pelayan Heo panik langsung menutup mulut pelayan Kim
dan memberitahu kalau merkea baru
kembali dari Busan dan Bagaimana bisa mengatakan
yang seperti itu.
“Ny Choi mengatakan sesuatu
tentang mimpinya dan Mimpinya
biasanya jadi kenyataan” kata Pelayan Kim, Pelayan
Heo tak ingin mendengar menyuruh pelayan Kim diam saja dan pergi.
Bok Sil dan Louie pulang dengan menaiki tangga. Bok Sil
masih ragu adiknya itu akan tinggal di rumah nenek Choi karena tidak
ingin membuatnya tidak nyaman. Louie pikir tak perlu
khawatir dan sudah mengatakan berkali-kali kalau akan menjaganya.
“Dan juga, Pelayan memberitahuku kalau nilai-nilai Bok Nam tidak
akan terlalu meningkat... meskipun mereka mengurungnya
disana... serta membuatnya
belajar setiap saat.” Jelas Louie
“Apa dia seburuk itu?”kata Bok Sil tak percaya, Louie mengangguk kepala
menyakinkanya.
“Kau pasti kedinginan.” Ucap Louie, Bok Sil mengelengkan kepalanya, Louie
pikir Bok Sil kedinginan lalu memberikan jaketnya dengan memeluk Bok Sil, Bok Sil
tersenyu dan keduanya pun kembali berjalan menaiki tangga.
Bok Sil masuk rumah kaget melihat ada tudung saji diatas
meja dan bertanya Siapa yang membuatkan makanan untuk mereka. Louie mengatakan akalu sudah meminta pada
In Sung karena ingin snack malam. Bok Sil tak percaya Louie ingin lagi. Louie pikir Bok
Sil sudah tahu kalau perutanya itu mudah lapar dan menyuruh untuk membukanya,
Bok Sil kaget ketika membukanya ternyata
bukan berisi makanan tapi sebuah cincin.
“Ini tidak terlihat nyata dalam meja kecil itu, kan? Tapi ini nyata.” Kata Louie, Bok Sil terlihat tak percaya melihat cincin
tersebut teringat saat mereka pergi pergi bersama.
Louie berkomentar pada sebuah cincin, Model ganda dengan emas
putih dan
berlian dari Bulgari dan itu jelas-jelas
palsu. Si bibi dengan kesal menantang Louie apakah bisa
membelinya dengan harga 30 dolar, saat dipingir pantai Louie mengatakan tidak
bisa membelikannya cincin
palsu. Louie pun memasangkan cincin di jari manis Bok Sil.
“Inilah perasaanku yang sebenarnya
padamu. Sejujurnya, aku akan membelikanmu cincin itu jika saat itu aku memiliki 30
dolar.” Ucap Louie, Bok Sil mengucapkan terimakasih dengan mata
berkaca-kaca
Louie mengenggam tangan Bok Sil dan menciumnya, Bok Sil
hanya bisa terdiam lalu Louie pun menariknya agar bisa lebih dekat. Louie
menatapnya dan ingin menciumnya, Bok Sil tiba-tiba menahanya karena merasa
ruangan sangat panas, Louie pun menawarkan untuk minum kopi. Bok Sil pun membuatkanya. Louie menolak
karena tidak mau
Bok Sil membasahi tangannya sudah memakai cincin.
Bok Sil pun membiarkan Louie pergi ke dapur membuatkan
kopi, lalu binggung melihat Louie bisa tahu tempat menaruhnya kopi karena sudah memindahkannya
ketika Louie sudah tak tinggal dirumah itu. Louie terdiam lalu
akhirna mengakui kalau sebenarnya datang ke rumah Bok Sil setiap hari.
“Aku membersihkan ruangan... dan minum kopi setiap hari. Aku
juga menaruh uang koin di celengan babimu.” Cerita
Louie yang datang selalu membersihkan lantai, meminum kopi diteras dan juga
menaruh beberapa koin di celengan babi.
Bok Sil pun binggung bertanya-tanya kenapa celenganya
semakin terasa berat. Louie yang datang ke rumah Bok Sil segera membereskan semuanya
karena Bok Sil akan segera pulang.
“Aku pulang... sebelum kau pulang ke rumah. Sejak kau naik bis
untuk pergi bekerja... sampai saat kau memadamkan lampu... Aku mengawasimu setiap hari.”
Louie selalu
mengikuti Bok Sil ke halte dan selalu mengucapkan mimpi indah pada Bok
Sil saat menatap lampu kamar yang mati. Bok Sil tak percaya mendengarnya, Louie
meminta maaf karena memperhatikan Bok
Sil selama ini secara diam-diam.
Bok
Sil yang berkaca-kaca memeluk Louie dari belakang dan mengucapkan terimakasih.
Louie membalikan badanya. Keduanya terlihat sedih, lalu Louie mencium bibir Bok Sil
tangan mereka pun saling menyatu dengan memasukan ke sela-sela jari, Louie
mencium dahi Bok Sil lalu memeluknya dengan erat, berharap mereka tak akan berpisah lagi
Tuan Kim pergi ke rumah Busan dan mencari kotak harta
karun yang disimpan Louie.
Flash Back
Louie mengaku ingat dimana meninggalkan
kotak harta karunnya. Pelayan Kim langsung
bertanya dimana tempatnya. Louie
mengataka Di loteng rumah yang ada di Busan.Pelayan Kim mengatakan sudah
mencari beberapa kali di
loteng rumah itu. Louie mengatakn ada
di bawah lantai.
Pelayan Kim mencarinya tapi ternyata sudah tak ada, lalu
menelp Nyonya Choi memberitahu kotak harta karunnya hilang merasa kalau
Louie salah mengingatnya. Nyonya Choi seperti tak percaya lalu bertanya Dimana cucunya itu menyembunyikannya. Pada saat itu juga, Tuan Baek sudah berdiri diruangan
melihat kotak harta karun milik Louie.
Louie datang ke toko buku, Nyonya Hong memberikan sekotak
coklat lalu bertanya apakah Louie mengingatnya. Louie mengatakn pasti
mengingatnya lalu meminta izin untuk makannya,
Nyonya Hong pikir Tentu saja memperbolehkanya. Louie memakan coklat dengan wajah
tersenyum.
Flash Back
Louie terlihat menangis dalam kamarnya, Nyonya Hong
datang dengan membawa sekotak coklat lalu menyuruh agar segera memakanya karena
nanti nenek dan pelayan Kim memarahinya kalau melihatnya. Louie senang melihat
coklat dibawa Nyonya Hong dan mengambilnya.
Pelayan Kim datang, buru-buru Nyonya Hong menyembunyikan
dibawah selimut. Pelayan Kim dengan nada marah bertanya apakah Nyonya Hong memberi
permen pada Tn Louie lagi. Nyonya Hong menyangkalnya
dan bergegas pergi. Mulut Louie terlihat
masih penuh dengan coklat, Pelayan Kim dengan senyuman bertanya apakah rasanya
enak. Louie pun menganguk.
“Ini rasanya sama dengan apa yang aku ingat saat masih kecil.” kata Louie
“Kau tidak harus menyembunyikannya
lagi. Nenekmu
dan Tn Kim terlalu protektif padamu,
benarkkan?” ucap Nyonya Hong, Louie membenarkan
“Sejak kau kembali, Nenek Choi sudah terlihat lebih
bahagia dari
sebelumnya, dan
semuanya terasa lebih hidup di
rumah. Ini hebat.” Ucap Nyonya Choi
Louie juga merasa senang, Nyonya Hong pun meminta agar
Louie mengunjungi toko bukunya lebih
sering mulai sekarang. Louie pun setuju akan melakukannya. Saat itu salah satu pelanggan datang, Nyonya Hong
menyapanya didepan pintu.
“Kita bicara di telpon waktu itu. Aku Tn Goo.” Kata Tuan Goo, Nyonya Hong mengingat kalau Tuan
Goo adalah bekerja
dengan suaminya.
Louie mendengar nama Tuan Goo seperti teringat sesuatu,
saat mengangkat telp hanya mendengar nama Tuan Goo lalu telp terputus. Tuan Goo
kaget melihat Louie yang ada di toko buku dan Nyonya Hong seperti sumringah
mengingat sesuatu dengan Tuan Goo.
bersambung ke episode 14
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
mkin penasaran :)
BalasHapusditunggu eps.selanjutnya
Seru,! Thanks penulis. Aja fighting ! Sukses ya.. :-D
BalasHapus