[Agustus,
1586, Hyeupgok-Hyun, Gangwan-do]
Dizaman Joseon, sebuah hujan badan datang, semua pelaut
yang ada dibibir pantai mencoba memindahkan hasil tangkapanya. Gelombang besar
lebih dulu menerjang bibir pantai seperti sebuah tsunami. Esok paginya,
terlihat matahari terbit dengan cerah.
Nelayan dan keluarganya dibuat kaget melihat semua
ikan-ikan yang bergeletakan di pinggir
pantai, karena gelombang membuat semua ikan terdampar. Mereka semua melihat
seperti Keberuntungan dan mengajak
semua agar mengumpulkan semua ikan yang serakan di bibir pantai.
Beberapa orang melewati sebuah gua dan melihat sosok
seperti manusia yang berusaha mengeser batu, tapi mata mereka dibuat melotot kaget
dengan bertanya-tanya apakah itu manusia atau ikan.
Seorang PM istana datang dengan terburu-buru menanyakan
keberadaan putri duyungnya. Salah seorang
lagi pun menunjukan jalan tempat Putri Duyung ditempatkan. PM melihat bagian
badan manusia dan bagian bawahnya terlihat sirip ikan, dengan melonggo kalau memang putri
duyung sungguhan. Ketika ingin memegangnya, si pria tua menahanya.
“Konon katanya kalau kita
menyentuh putri duyung sembarangan..., maka putri
duyung itu akan merampas jiwa manusia dan menghapus ingatan mereka.” Ucap si pria Tua, PM merasa itu hanya omong kosong
saja.
“Katanya... begitulah cara putri
duyung mempertahankan
diri melawan manusia. Ada
juga beberapa pelaut jadi gila karena
menyentuh putri duyung.” Ucap Si pria tua
“Itu tidak masalah, karena aku
tidak akan menggunakan tanganku menyentuh putri duyung itu, melainkan dengan pedang.” Kata si PM
Si putri duyung melirik sinis, seperti bisa mendengar. PM
dan si pria tua binggung berpikir si putri duyung itu bisa mengerti perkataan
manusia. Ia tak memperdulikanya, dengan mengajak semua nelayan untuk makan
bersama dan meminta anak buahnya Sung Ga, untuk mempersiapan makanannya, lalu bertanya-tanya Kapan
pejabat kota yang baru ditunjuk itu
tiba.
Seorang pria dengan pakaian pejabat istana berjalan
dengan iring-iringan melalui bukit. Di rumah PM terlihat ada para wanita yang
menari dan duduk samping mereka untuk melayani. PM pun melayani pejabat dengan
menceritakan banyak pejabat kota datang dan pergi ke tempatnya, tapi ini pertama kalinya melihat
seseorang dengan penampilan yang bagus seperti pejabat
tersebut. Si pria tampan hanya tersenyum.
“Sewaktu aku belajar di
Sungkyunkwan, aku tidak
yakin dengan pendidikanku, tapi aku selalu peringkat pertama untuk penampilan. Prinsipku 'Lebih hebat dari orang lain,'
atau agung dan
besar,' yah seperti itulah.” Ucap Si pejabat bangga
“Sangat disayangkan orang hebat
sepertimu terlalu cepat jadi duda. Kau sungguh akan melelehkan hati para wanita di pedesaan ini.” balas si PM terlihat sengaja menyindirnya. PM mulai
membahas tentang putri
duyung
“Kata para nelayan, ketika putri
duyung berada di daratan, ekornya berubah jadi kaki manusia. Ada juga yang bilang putri duyung menikah dengan seorang manusia.” Cerita salah seorang lainya.
“Bukankah itu hanyalah dongeng,
'kan? Meskipun
ada rumor soal keberadaan putri duyung, tapi nyatanya tidak ada orang yang
pernah melihatnya..., jadi
apa bedanya itu dengan cerita hantu yang menyebabkan orang menjadi gila?” ucap pria lainya sinis
“Hari ini adalah hari bahagia saat pejabat kota baru telah datang. Saya ingin menunjukkan pada
kalian semua
pemandangan yang sangat langka.” Kata si PM
Semua pun pergi ke bagian belakang, terlihat wanita
dengan bagian kaki berbentuk sirip duduk dengan tangan terikat dan duduk diatas
jaring. Beberapa orang dengan mengunakan kayunya mencoba mendorongnya, Putri
duyung dan si pejabat saling bertatapan.
“Tuan.... Itu putri duyung sungguhan. Tidak seperti putri duyung yang
diceritakan dalam
dongeng-dongeng..., tapi
putri duyung sungguhan yang
saya tangkap sendiri.” Kata si PM, si putri duyung
terlihat lemah dan terus mengarahkan pandangan pada si pejabat yang melihatnya.
Pejabat dan PM pun berjalan lebih mendekati si putri
duyung, ia bertanya apa yang ingin direncanakan oleh PM tersebut, PM meceritakan Di makam
Qin Shi Huang, seharusnya ada
api yang tidak pernah padam lalu memberitahu rahasianya kenapa apinya
tak pernah padam yaitu karena minyak dari putri duyung.
“Konon, minyak yang diekstrak dari
putri duyung adalah kualitas minyak terbaik. Minyak ikan paus saja yang
seharusnya menjadi minyak terbaik, tidak ada tandingannya dengan minyak putri
duyung. Minyak
putri duyung tidak pernah membusuk, walaupun kau sudah lama sekali mendiamkan
minyak itu. Jadi
inilah namanya... nilai
tidak bisa diuangkan. Setelah
melakukan tugasku dan hidup
dengan niat baik..., sepertinya
nasib beruntung datang
menghampiriku.” Kata si PM Bangga
“Menurut orang sepertimu yang
melakukan tugas-tugasnya dan hidup dengan niat baik..., tapi maaf kalau aku mengatakan hal ini...” ucap si pejabat, PM binggung apa maksud perkataanya.
“Aku pribadi sudah memeriksa latar
belakangmu sebelum bertugas disini. Kau..., Kau telah membayar 1000 nyang
pajak di muka, dan mendapatkan posisi pemerintahan dan mengumpulkan 3 kali lipat jumlah pajak dari nelayan. Itu tindak kejahatan yang sangat parah...” jelas Si pejabat, Si PM terlihat panik
“ Baru-baru ini, Yang Mulia Raja
telah menyatakan bahwa barang siapa yang mencari keuntungan lewat pajak..., dan membuat warga menderita harus dihukum seberat-beratnya. Biasanya hukumannya 100 kali cambukan... , tapi kali ini sepertinya
hukuman mati... Sangat disayang sekali.” Jelas Si pejabat.
Si PM ketakutan dan meminta agar memberitahu apa yang
harus dilakukan sekarang. Si pejabat menatapnya, PM menjelaskan maksudnya jika ada
permintaan maka akan melakukanya.
Si pejabat bertanya apakah itu permintaan apa saja. Si PM mengatakan apapun itu.
Si pejabat sudah ada diatas perahu dan Putri Duyung pun
dilepaskan, terlihat Putri Duyung yang bisa berenang kembali di habitnya. Si PM
dengan pria tua terlihat berdiri di pingir dermaga.
“Beraninya dia datang ke negeriku dan mempermalukanku. Kita
lihat saja nanti. Putri
duyung tidak bisa bertahan hidup, sekalinya
pergi dari lautan. Aku
pasti akan merampas putri duyung itu
dengan tanganku lagi. Dan
pejabat kota naif itu... Aku
akan menyingkirkan dia dengan
tanganku sendiri.” Kata si PM terlihat sinis
Saat itu putri duyung kembali ke permukaan dan
mengulurkan tanganya pada si pejabat yang ada diatas perahu. Si PM melihat
dengan wajah panik bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan mahluk it dan
berpikir si putri duyung berusaha menyeret pejabat kot ke lautan dan merampas jiwa serta menghapus ingatannya.
“Konon..., putri duyung hanya menghapus
ingatan yang
ingin mereka hapus. Namun,
alangkah lebih baik jika tidak
meraih tangan itu. Dunia
yang ditempati manusia dan putri
duyung jelas berbeda..., entah
itu takdir yang baik atau
buruk..., apa
gunanya mengikat hubungan
seperti itu?” kata si pria tua.
Si pejabat melihat putri duyung mengulurkan tanganya dan
saat itu juga tanpa ragu meraihnya dengan mengenggam tangan si putri duyung.
Di sebuah bus, Seorang ibu dengan anaknya yang sudah
duduk akan turun, Si anak meminta pada ibunya untuk menekan tombol berhenti
pada bus, Sang ibu pun memperbolehkanya, Won Seo sang anak berusaha mengampai
bel tapi tingginya belum cukup, ia berusaha untuk menekan. Tiba-tiba tangan
seseorang langsung menekanya. Pria itu adalah Heo Joon Jae. Si anak cemberut
karena sudah lebih dulu di tekan belnya, Joon Jae seperti tak peduli dan
menuruni bus.
Joon Jae bertemu dengan seorang wanita di bar memberikan
kartu namanya yang bernama Kim Myung Hoon sebagai seorang pengacara. Di sebuah penjualan guci, seorang pria berkacamata
memberikan kartu nama Nam
In Joong, dan memastikan kalau tak akan ketahuan
membeli barang curian.
“Myung Hoon” yang ada di bar membuatkan trik mengoda wanita dengan
tiba-tiba mengambil sebuah bunga dari tissue dari belakang rambut, Si wanita
pun terlihat terpesona melihatnya. “In Joong” berhasil melakukan pembelian guci.
“Myung Hoon” membuat bunga tissue menjadi bunga mawar dan memberikan pada si
wanita sebagai hadiah.
“In Joong” membayarkan sekoper uang dengan menerima
sekotak guci dan keluar bersama anak buahnya, saat mereka pergi si pemilik
membuka koper yang berisi uang tapi berubah menjadi bunga mawar.
Joon Jae keluar bersama dua rekanya, Nam Doo berkomentar
Joon Jae itu sudah seperti Harry Potter versi penipu, lalu mengubahnya kalau bahkan lebih
hebat dari Harry Potter, ditambah lagi penampila
juga lebih bagus. Joon Jae dengan bangga membenarkan. Sementara di belakang,
Tae O sibuk dengan gadgetnya.
Sebuah mobil terparkir didepan kejaksaan, Nam Doo seperti
menyadap telp dengan menerima laporan kalau lift rusak dari kejaksaan, Nam Doo
mengaku sudah dekat kantor jadi
akan segera sampai. Ketiganya
pun bergegas menuruni mobil dan masuk ke kantor kejaksaan.
Ketiganya pun menaiki tangga dengan berbeda arah pada
seorang jaksa yang seperti keluar untuk makan siang. Di depan pintu masuk, pertugas melihat
ketigaya tak percaya kalau mereka datang lebih cepat dari biasanya. Joon Jae
yang menyambar hanya tersenyum dibawah topinya.
Tiba-tiba si petugas memanggilnya, seperti menaruh curiga
bertanya apakah Kepala Go tidak datang, karena Biasanya dia yang selalu datang. Joon Jae menatap Si pertugas seperti mata komputer yang
bisa menganalisi
[Uji Mata:
Selaput putih: 80%; suhu rendah; Konsentrasi tinggi
sesaat; mengenakan dua lapis pakaian; perokok, rokok di saku kanan; Detak
jantung yang cepat]
[Dominan tangan
kanan: Saku kanan yang usang; Tangan dilipat, tangan kiri di atas; Sensitivitas
terhadap hipnosis sangat tinggi; Warna syal dan warna kaos kaki sama dengan kaus
dalamnya, Sangat cocok]
Ia menyimpulkan kalau petugas itu akan
menyesuaikan diri dengan sugesti hipnosis, menggunakan alat, dengan mengeluarkan korek api dan memainkanya, lalu
memberitahu keberadan Kepala Go dengan menunjuk ke arah lift. Si petugas
melihat sosok pria dengan kacamata, dengan berkomentar tidak
mengenalinya karena memakai
kacamata hari ini lalu mempersilahkan masuk.
Saat ketiganya mendekat, yang terlihat adalah seorang
wanita dengan kacamata sedang berdiri didepan lift. Joon Jae memberitahu kalau Lift-nya
rusak jadi harus lewat tangga. Si wanita pun pergi dan pengumuman didepan kalau lift
dalam perbaikan.
Joon Jae dan Nam Do masuk ke dalam kantor kejaksaan dengan
mengubah semua bagian ruangan seperti foto diatas meja, dengan papan nama
sebagai jaksa Yoo, Tae O berada diatap gedung terlihat sibuk dengan komputernya
dengan [Status reservasi untuk ruang interogasi saat ini]
Nam Do bahkan membuat ID Card palsu sebagai jaksa,
seorang wanita dan pria masuk ke dalam kantor kejaksaan seperti harus melakukan
pemeriksaan. Nam Do berbicar di telp dengan berteriak marah kalau semua itu tidak
bisa membuktikan
identitasnya!
“Apa kau tidak tahu Hakim Lee itu seperti apa?” teriak Nam Do lalu melihat seorang pria bernama Tuan
Han Sung Tae masuk
bersama istriya dan menutup telpnya lalu mempersilahkan mereka untuk duduk.
Diatas meja terlihat bagan organisasi jaksa, Nam Do
langsung menyingkirkanya sambil bercanda dengan Tuan Han kalau wajahnya
terlihat keren sekarang. Joon Jae melihat dari tempat duduknya yang
berpura-pura sebagai jaksa.
“Jaksa, aku sudah bilang padamu sebelumnya... Ini CEO Han, yang ingin minta bantuan kita Dan dia Nyonya dari Myungdong
Capital.” Jelas Nam Do, Joon Jae melirik sinis mendengar nama Myungdong Capital
“Aku pernah beritahu sebelumnya. Di SMA Gangnam Jeil, ada seorang murid bunuh diri,
namun di surat bunuh dirinya itu ada tertulis nama anak dari Nyonya ini.” jelas Nam Do
“Dia memang gila. Kalau dia mau mati, harusnya mati
saja sendirian. Kenapa menulis nama anakku di surat itu?” ucap si wanita sinis
Tae O duduk diatap melihat lampu lalu lintas dengan jaksa
Yoo yang akan menyebrang, saat itu juga dengan mudah menganti lampu menjadi
tanpa dilarang menyeberang.
“ Kenapa anakku harus mengalami hal
ini karena
ada orang gila mati? Anakku
mau ambil ujian masuk perguruan tinggi. Sekarang adalah saat terpenting untuk menjaga kesehatan
mentalnya.” Kata Si nyonya kesal
Tae O mengirimkan pesan agar keluar satu menit dari
sekarang, karena Pemilik kantor akan segera kembali. Nam Do mengajak mereka semua makan bersama lebih dulu.
Jaksa Yoo kembali ingin menyeberang jalan, Tae O kembali mainkan komputernya
kembali mengubah dengan lampu merah.
Keempatnya naik lift bersama, Nam Doo mengatakan Semuanya baik-baik saja. Tapi tidak bisa berbuat banyak. Nyonya Cha hanya
meminta agar membersihkan saja nama baik anaknya, lalu membisikna kalau ada Akun
rahasia mereka di Virgin Island.
Joon Jae mengatakan kalau tak tertarik. Nyonya Cha
terlihat kaget, Joon Joe mengatakan Virgin Island tidak bagus
juga karena Itu tempat bebas pajak.
“Kalau itu tempat bebas pajak,
kenapa tempat itu bisa terkenal sekali? Apa kau bisa sembunyi disana?”kata Joon Jae sinis, Nam Do mengangguk setuju, Tuan Cha
dan istrinya terlihat binggung.
Mereka berempat keluar dari kantor kejaksaan terlihat
wajah seperti PM Kim jaman Joseon akan melakukan penyelidkan di kantor
kejaksaan. Joon Jae tiba-tiba berhenti melangkah dan berbisik dengan
mengusulkan Nyonya Cha untuk pindah dan bersembunyi karea tahu tempat yang cukup keren. Nyonya Cha bertanya dimana tempatnya.
“Pulau di Laut Mediterania.
Katanya pemandangannya
sangat menakjubkan di sana.” Ucap Joon Jae
Joon Jae dkk sudah berada dibandara dengan kopernya, Nam
Do menerima telp dari Nyonya Cha mengatakan baru saja memeriksa jumlahnya dan mereka semua ada kapal sekarang.
“Jika ada yang ingin mengambil
akun Nyonya, maka tentu saja Jaksa kita harus mundur tapi perusahaanmu akan bangkrut
dan hanya tersisa audit pajak saja. Kau tahu itu, 'kan? Aku akan mendoakan anakmu lulus ujian masuk perguruan tinggi.” Kata Nam Doo lalu menutup telpnya.
Nam Do merasa semua ini sangat hebat karena Impiannya ingin sekali hidup seperti ini. Tae O seperti tak peduli memilih mengunakan earphonenya
lalu pergi begitu saja, Joon Jae berteriak kesal karena Tae O tak mau mengucapkan salam perpisahan
“Biarkan saja dia, dia tidak tahu
caranya salam perpisahan tapi dia bisa membuka pintu dalam 2 detik.” Kata Nam Do
“Aku paling benci saat dia pergi tanpa bilang apa-apa.”keluh Joon Jae kesal
“Lalu kau sendiri? Perilakumu itulah yang paling parah dibandingkan
dia.” Ejek Nam Doo yang melihat Joon Jae pergi begitu saja.
Joon Jae sudah menaiki pesawat bagia eksekutif, seorang
pramugari melayaninya dengan membahas Dalam buku yang disusun
oleh tabib kerajaan selama Dinasti Joseon, tertulis disana bahwa keringat,
adalah cairan dari hati.
“Karena ada keringat di tanganmu,
itu menandakan bahwa hatimu mungkin ada
beberapa masalah.” Ucap Joon Jae seperti mulai
mengoda.
“Dokter herbal memang tahu hanya
dengan sekali
lihat, 'kan.” Kata si pramugari merasa terpesona.
“Ini memang risiko pekerjaanku.
Aku hanya ingin
istirahat selama hari liburku. Tapi
dari aspek humanisme, aku tidak bisa mendiamkan
keadaan yang butuh bantuanku.” Ucap Joon Jae
merendahkan hati
“Kau pasti pria penuh kasih sayang. Kita akan segera mendarat jadi akan membuka tirainya.” Kata pramugari, Joon Jae melihat laut lepas dibawahnya.
“Aku sudah ke beberapa Negara tapi tidak ada tempat yang sebanding dengan lautan di sini. Waktu Aku terbang ke tempat ini dulu
sekali, mengetahui dari kakek yang sudah lama
tinggal di sini katanya
ada putri duyung yang masih
hidup di perairan ini.” cerita Si pramugari, Joon
Jae hanya tertawa tapi si pramugari menyakinkanya.
“Dulu, putri duyung hidup di setiap bagian bawah laut...tapi
sekarang kebanyakan dari mereka
telah menghilang... dan
kabarnya, putri duyung terakhir yang bertahan di Bumi ini, hidup di laut ini. “
Beberapa duyung berenang didasar laut dengan ikan-ikan
lainya, lalu seekor putri duyung masuk ke sebuah gua dibawah laut dan mengambil
gelang yang disimpanya. Sim Chung pergi ke permukaan dengan memegang gelangnya,
dan memakainya.
Sebuah kapal melewatinya, Seorang anak berteriak pada
ibunya kalau melihat putri duyung, sang ibu merasa anaknya itu sedang berkhayal
karena sering membacakan dongeng buatnya jadi mengira putri duyung itu sungguh
ada.
Sim Chung kembali ke dasar laut dan melihat semua ikan
berkerumun dan terlihat sebuah gelombang besar, Joon Jae sedang duduk sendirian
di pinggir laut dengan menikmati bir. Gelombang dengan pasir pun membawa Sim
Chung masuk ke dalamnya.
Esok paginya Sim Chung terlihat berada di tepi pantai
seperti terdampar. Lalu ia mencoba mengintip dan melihat kolam renang alami
dengan air seperti diambil dari air luat. Ketika ingin melihatnya, Sim Chung
sadar melihat ternyata memiliki sepasang kaki dan menatap bayangan yang diair.
Ia pun akhirnya memilih untuk berenang dalam kolam renang
dan sirip ikanya pun terlihat. Joon Jae baru saja bangun tidur keluar dari
penginapanya dan pergi ke pinggir pantai untuk menghirup udara laut. Ia masih
menguap dan seperti belum sadar, Sim Chung yang melihat ada yang datang
berusaha menengelamkan tubuhnya, tapi diam-diam menatapnya dari belakang
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
kak, ijin baca ya....
BalasHapusakhirnya...ditunggu2...alhamdulillah...seneng banget
BalasHapusmba mira ayoo dicekk...iniii...udaah ada sinopsis nyaa
BalasHapusOMG I Like Oppa #LeeMinHo
BalasHapus#Is The Best The Legend Of The Blue Sea