“Baiklah, lupakan saja masa lalu. Aku akan meminta Ko Nan Gil
berdiri di sini sekarang. Lalu Bagaimana
dengan sekarang? Kau
mengingatku selama bertahun-tahun. Apa
kau masih menyukaiku?” kata Na Ri, Nan Gil
mendekati dengan memegang rambut Na Ri,
“Bukankah ini sedikit terlalu
cepat? Ahh.... Tidak. Pemilihan waktu seperti
itu dilakukan
atas dasar prasangka. Pikirkan
tentang semua hal yang kita lalui. Dia
pasti terlalu malu untuk mengakui bahwa
dia menyukaiku.” Ungkap Na Ri dalam hatinya.
Nan Gil meraba rambut Na Ri dan melihat ada sisa mentimun
dalam rambutnya, dengan nada mengejek merasa Na Ri baru saja memakain sesuatu,
Na Ri terlihat malu. Nan Gil pikir Na Ri itu melakukan masker mengenakan
mentimun dengan nada mengejek kalau tidak
ada yang berubah.
“Jangan merubah topik pembicaraan.” Tegas Na Ri menatap Nan Gil
“Kau benar. Aku masih mengingatmu untuk waktu
yang lama dan masih
menyukaimu. Tapi, itu
semua hanya kenangan. Kau
seperti seorang teman lama. Aku
tidak tahu Hong Na Ri ada di Seoul. Dan
tidak ingin mengenalnya, serta tidak
menyukai atau merindukannya. Aku
menganggap dia sebagai orang asing.” Ucap Nan
Gil
“Apa maksudmu? Apa kau mengatakan Na Ri yang ada
di sini... Dan Na Ri
yang ada di Seoul berbeda?” kata Na Ri kesal, Nan
Gil membenarkan
“Di sini, kau adalah Na Ri yang
aku sukai, tapi yang
ada di Seoul adalah orang asing bagiku.” Ucap Nan
Gil, Na Ri benar-benar tak mengerti maksud ucapan Nan Gil
“Aku tidak tertarik kalau kau
bukan anak
perempuan Jung Im. Dan Juga, aku
lebih suka kalau kau tidak dating ke
sini lagi. Baik
stafku maupun aku merasa tidak nyaman denganmu.” Tegas Nan Gil akan keluar kamar, Na Ri tiba-tiba
menahan tanganya, Na Ri yang ada didalam hatinya kembali bicara.
“Apa Kau tidak tertarik? Pikirkan
tentang apa yang kau
lakukan kepadaku. Kau
melarikan diri bersamaku, dan
kau datang ke Seoul. Kau
menghiburku saat aku menangis, merawatku
saat aku sakit, dan
bersikap seperti seorang ayah. Apa
kau bermain-main dengan hatiku? Kalau
itu hanya perasaanku, maka
itu memalukan.” Ucap Na Ri berujar dalam hati.
Nan Gil melihat Na Ri hanya diam meminta agar membiarkan
pergi kalau meang tak ada yang ingin dikatakan. Na Ri melepaskan tanganya,
mengaku kalau ingin mengatakan sesuatu.
“Kau masih mengakui bahwa kau
menyukaiku.” Ucap Na Ri, Nan Gil mengernyitkan
dahinya merasa tak seperti itu.
“Kau memang mengakuinya. Sekarang, kau bisa mengenal Na Ri
yang ada di Seoul. Aku
akan sering meneleponmu. Apa
kau mengatakan semua orang tidak nyaman dengan adanya aku? Aku tahu keindahan dari rasa
tidak nyaman. Ini
berarti bahwa kau menyukaiku dan
memperhatikan aku.” Kata Na Ri, Nan Gil merasa
Na Ri itu salah paham tapi Na Ri yakin pikiranya itu benar, terdengar suara
terikan suara memanggil Nan Gil.
Di luar polisi mengedor pintu rumah dan juga berteriak memanggil
Nan Gil, Anak Buah Nan Gil terlihat ketakutan melihat Nan Gil yang didatangi
polisi. Duk Bong melihat polisi bertanya apakah mereka memiliki
surat perintah. Polisi tak menghiraukan terus
mengendornya meminta agar membuka pintul. Duk Bong mengaku sebagai pengacara
keduanya
jadi bisa berbicara atas nama mereka.
“Apa itu? Kau tidak boleh masuk begitu saja
seperti ini.” ucap Duk Bong, Si polisi mendekatinya,
“Apa Kau pengacaranya?” tanya polisi tak percaya, Duk Bong membenarkan. Polisi
menanyakan keberadan Nan Gil. Duk Bong ingin tahu mengenai masalah apa.
Na Ri dan Nan Gil keluar dari rumah, Polisi ingin
bertanya tapi Duk Bong sudah lebih dulu memperingati Nan Gil untuk tak menjawab
pertanyaan dari polisi. Polisi bertanya apakah Duk Bong pengacaranya, Na Ri
langsung membenarkan bertanya ada apa polisi datang.
“Shin Jung Nam melaporkan Ko Nan
Gil atas
tuduhan penyerangan,
pemerasan, penyekapan, dan
penculikan. Kau harus
melakukan penyelidikan, jadi
ikut bersama kami.” Ucap Polisi
“Shin Jung Nam adalah pamanku. Kami juga sedang mencari dia. Tadi siapa yang kau katakan
menyerang pamanku?” kata Na Ri heran
Nan Gil bersama Duk Bong pergi ke kantor polisi, Polisi
melihat Nan Gil memiliki
catatan kriminal. Duk Bong merasa keluhan seperti ini dibuat dengan
cara yang tidak
benar bahkan Tidak jelas bagaimana dan di mana
dia ditangkap dan Tidak ada
catatan dokter mengenai serangan itu.
“Selain itu, klienku tidak pernah
meninggalkan... Seulgi-ri
selama ini.” kata Duk Bong melihat laporan tuntutan.
“Apa mungkin bertemu langsung dengan Shin Jung Nam?” kata Nan Gil yang sedari tadi hanya diam, Duk Bong
membenarkan.
“Kau pasti sangat mengerti tentang
hukum. Bagaimana
menurutmu kalau melakukan pemeriksaan
silang?” ucap Duk Bong
“Kalau dia menolak untuk bertemu
denganku, Apa aku bisa
melaporkan bahwa pelapor hilang?” ucap Nan
Gil, Polisi terlihat gugup mendengarnya.
“Jung Nam dan aku sudah
berkomunikasi, tapi
teleponnya tidak aktif belakangan ini. Aku
mulai khawatir tentang dia.” Jelas Nan Gil
Anak Tuan Bae memberitahu Polisi selesai
menginterogasi Nan Gil. Dan Nan Gil melaporkan
bahwa Jung Nam hilang. Tuan Bae yang sedang
bersantai dengan memejamkan matanya merasa sudah
mengantisipasi hal ini jadi Tidak
perlu melaporkan segalanya kepadanya dan Lanjutkan
ke langkah berikutnya.
“Ada seorang pengacara yang disewa
Nan Gil. Mereka
datang ke kantor polisi bersama-sama.” Ucap Anak Tuan Bae, Tuan Bae langsung terduduk kaget.
“Coba Lihat apa kau bisa menemukan
sesuatu tentang
pengacara itu. Periksa
apa yang sudah dia lakukan sebelumnya... dan kapan dia mulai berada di
sekitar Nan Gil. Cari
tahu apa hubungan mereka dan tentang
segala sesuatu.” Perintah Tuan Bae seperti
mulai ketakutan.
Duk Bong pulang bersama Nan Gil, masih merasa anak
karenan Paman Shin memasukan
laporan yang kurang baik seperti
itu, Nan Gil yakin kalau
Da Da pasti memaksanya
dan namanya itu masih tercatat dalam kantor polisi. Duk Bong pikir memang
seperti itu.
“Rekaman dan catatan masuk akan
membuatmu terlihat
seperti penjahat.
Kau akan dirugikan selama persidangan. Itu
berarti mereka sedang bersiap-siap untuk sidang. Kau berada di bawah nama yang
berbeda sebagai
anggota dewan Da Da. Seorang
klien seharusnya tidak berbohong kepada
pengacara mereka. Apa
hubunganmu dengan Da Da?” ucap Duk Bong
“CEO Da Da, Bae Byung Woo, adalah
ayah tiriku.” Akui Nan Gil
“Kau bilang Ayah tiri? Saat kau mengatakan ayah tiri, apa itu hubungan persaudaraan
seperti yang aku kira?” tanya Duk Bong
“Tidak. Aku secara resmi diadopsi saat
aku berusia
16 tahun.” Jelas Nan Gil. Duk Bong ingin tahu
statusnya sekarang, Nan Gil mengatakan Tuan Bae sudah melepaskanya.
Na Ri terlihat gelisah menunggu didepan rumah, Nan Gil
baru turun dari mobil, Na Ri langsung bertanya Apa yang
mereka katakan dan apakah memang benar itu pamanya dan
apakah pamanya masih mengabaikan telepon darinya. Nan Gil memberitahu kalau Pamanya menututnya tapi ia
melaporkan paman Shin
hilang. Na Ri bisa mengerti.
“Ngomong-ngomong, tentang
pemerasan...” kata Na Ri seperti mengingat sesuatu.
Flash Back
Na Ri yang akan memberikan parfum tak sengaja mendengar
Nan Gil berbicara di telp. “Aku sudah mengatakan kepadamu untuk jangan pernah menginjakkan kaki di sini lagi.cIni adalah
peringatan terakhir dariku. Kalau kau melakukan ini lagi, Aku tidak peduli kalau kau pamannya. Kau tahu apa yang aku suka, kan?”
“Aku mendengarmu di telepon, berbicara "Aku tidak peduli
kalau kau pamannya." Itu
juga terdengar seperti ancaman bagiku. Apa
dia merekamnya?” kata Na Ri khawatir
“Bukankah seharusnya kau
mengatakan semuanya kepada
pengacaramu? Kau harus
menceritakan semuanya.” Ucap Duk Bong mendengarnya.
“Aku menelepon dari dalam kamarku. Bagaimana kau bisa mendengarnya? Aku bertanya padamu!” teriak Nan Gil marah, Na Ri kebinggungan menjelaskanya.
Duk Bong mencoba menenangkanya.
“Aku hanya mendengar dia. Suasananya sangat gelap, jadi aku hanya mendengarmu
berbicara.” Jelas Na Ri
Duk Bong mengajak Na Ri untuk bicara berdua saja, karena Ada
sesuatu yang harus diketahui. Nan Gil melirik sinis dan memilih lebih dulu pergi
membiarkan mereka berdua bicara.
Yoon Kyu melihat Nan Gil datang langsung memberikan
sekotak tahu, Nan Gil heran merlihat tiga anak buahnya masih ada di restoran,
Yoon Kyu meminta agar Nan Gil bisa memakan tahunya, Nan Gil malah
memperingatkan anak buanganya Jangan
bercanda dengan bahan-bahan makanan restoran
“Aku yakin kalian berdua terobsesi
dengan pangsit. Kau
diseret keluar... Maksudku,
polisi membawamu... dan
yang mereka lakukan adalah membuat pangsit, tapi itu
bukan aku.. karena Aku suka manusia. Kalau ada sesuatu yang harus kami
ketahui, katakan
kepadaku.” Ucap Yoon Kyu
“Bagaimana kalau aku tidak
memberitahumu? Apa kau
akan berhenti?” ancam Nan Gil, Yoon Kyu panik meminta
agar jangan menyalahgunakan
kekuasaannya dan merengek untuk menceritakan apa
yang terjadi. Nan Gil mengalihkan dengan menunjuk ke lantai, Yoon Kyu
melihatnya dan Nan Gil pun bisa masuk ke dalam kamarnya.
Na Ri melihat Bagan
Keuangan Organisasi Da Da dengan CEO
Bae Byung Woo, Direktur Bae Byung Suk yaitu Nan Gil
dibawahnya, menurutnya kalau pada kenyataanya kalau Nan Gil dibesarkan di sebuah panti
asuhan... dan
diadopsi oleh seseorang seperti Tuan Bae bukan
pilihan yang bisa dilakukan oleh Nan Gil.
“Tidak, aku tidak mencoba untuk
berbicara buruk tentang
masa lalunya. Aku hanya
memberitahumu karena kau harus tahu.” Jelas Duk
Bong .
“Nan Gil pasti tahu... kalau kita sedang berbicara
tentang hal ini.” kata Na Ri, Duk Bong juga
berpikir seperti itu.
“Aku rasa telinganya akan gatal.Sebenarnya...
Mungkin tidak.” Pikir Na Ri, Nan Gil binggung apakah
ia harus
memikirkan tentang telinganya
Duk Bong lalu bertanya kapan Na Ri akan kembali ke Seoul.
Na Ri rasa Dua hari dari sekarang. Duk Bong bertanya apakah Na Ri ingin diantar olehnya, Na
Ri melirik heran, Duk Bok pikir sedang bersikap terlalu manis, lalu mengatakan akan tetap pergi jadi maukan Na Ri ikut
denganya. Na Ri mengajak mereka bertemu dengan Nan Gil karena tidak
ingin berbicara di belakang punggungnya.
Ketiganya bertemu di restoran, Duk Bong pikir keduanya
bisa melihat kalau Tidak ada yang akan menganggap keduanya sebagai ayah dan anak dan Na Gil
akan kalah kalau Da Da membawanya
ke pengadilan. Pihak DaDa akan
meminta pernikahan itu dibatalkan lalu
menuntut Nan Gil untuk penipuan.
“Mereka akan membuat Na Ri mengambil... tanah itu sebagai warisan dan menyerahkannya kepada mereka.” Ucap Duk Bong
“Da Da tidak bisa mengalahkan
kami. Pendaftaran
pernikahan dan pengalihan kepemilikan tanahnya
sudah sempurna. Tidak
ada tanda-tanda pemaksaan.” Ucap Nan Gil yakin,
Duk Bong seperti tak percaya mendengarnya.
“Kalau kau ingin menang di
pengadilan, Sebaiknya
kau menjaga hubunganmu dengan baik. Dokumen-dokumennya
sempurna, dan tidak
dipaksakan. Seharusnya
kau bersikap seperti keluarga yang tidak
akan diragukan oleh siapapun.” Jelas Duk Bong
“Aku tahu kalau biaya pengacara
mahal. Apa kau
yakin ingin terus melakukan hal ini secara
gratis?” kata Nan Gil menyindir
“Kau benar... Kau bahkan tidak akan menjual
properti itu kepadaku. Aku
bertanya kepada diri sendiri apa yang sudah
aku lakukan, bekerja secara gratis.” Kata Duk
Bong
Duk Bong tiba-tiba bertanya pada Na Ri apakah mau pergi
bersamanya. Na Ri kaget, Duk Bong
mengatakn Bukan sebagai teman tapi
Sebagai sesuatu yang lebih intim
yaitu sebagia pacarnya. Na Ri bingung dan menanyakan alasan Duk Bong yang
tiba-tiba mengajaknya pergi. Duk Bong
pikir Ayah tiri Na Ri itu
sepertinya merasa tertekan oleh jasanya jadi hanya
mengatakan sebagai niat baiknya.
“Ini bukan... sesuatu yang harus dikatakan
dengan begitu
tiba-tiba. Na Ri
mengalami masa yang sulit setelah
ibunya meninggal. Dia
belum kembali normal. Jangan
terburu-buru. Kau harus lebih serius dan
ambil satu langkah pada satu waktu.” Tegas Nan
Gil
“Sangat canggung untuk
melihatmu..bersikap begitu serius.” Ejek Duk
Bong
“Apa keluargamu baik-baik saja? Itu yang aku khawatirkan.” Balas Nan Gil berdiri dari tempat duduknya. Na Ri
memanggil nama Nan Gil
“Apa kau tidak mendengarnya? Kita harus bersikap seperti
sebuah keluarga. Kau
tidak harus memanggilku dengan namaku.” Ucap Nan
Gil lalu pergi meninggalknya.
Na Ri mengantar Duk Bong pulang, mengetahui Duk
Shim menyebutnya seorang
playgirl. Duk Bong pikir tak heran kalau adiknya
itu salah
paham. Na Ri heran alasan Duk Bong bisa mengatakan itu. Duk Bong melihat Na Ri bersikap
begitu tabah sampai lupa
bahwa Na Ri sudah melalui begitu banyak hal.
“Ini tidak tiba-tiba. Aku suka berbicara denganmu dan Itu membuatku bahagia. Saat kau sedang memarahi adikku, Kau kelihatan bijaksana, cerdas,
dan cantik. Kau
bercahaya. Itu
sebabnya aku ingin berkencan denganmu.” Akui Duk
Bong, Na Ri terdiam, Duk Bong merasa dirinya kembali bersikap manis.
“Bagaimanapun, mari kita coba
untuk menjadi lebih dekat.” Kata Duk Bong
“Aku harus menulis ini dalam buku
harianku. Aku
terlihat bijaksana, cerdas, dan cantik serta bercahaya. Itu pujian terbaik yang pernah
aku dengar sejak
lama. Terima
kasih. Tapi Bagaimanapun, aku belum tertarik
untuk berhubungan dengan
seseorang.” Jelas Na Ri
“Kalau begitu berpikirlah untuk
berhubungan dengan
seorang laki-laki... bernama
Kwon Duk Bong.” Kata Duk Bong, Na Ri tetap merasa belum
bisa
“Katakan saja bahwa kau akan
berpikir tentang hal itu. Kenapa
kau tidak mau mempertimbangkannya? Aku
memberimu pujian yang terbaik sejak sekian lama.”
Keluh Duk Bong
Na Ri mengaku Kepalanya akan meledak karena semua itu menurutnya aalu mengatakan itu maka Duk Bong pasti akan
menunggu jawabannya. Duk bong mengaku tidak
akan menunggu jawabannya, jadi
kalau Na Ri merasa memiliki waktu, meminta agar memikirkan
tentang hal ini.
Yeo Joo melihat profile pribadi dalam komputer, dengan
senyuman bagga mengatakan kalau bertemu dengan beberapa orang dalam tiga tahun terakhir jadi menurutnya sudah
melakukan cukup sebagai anggota, dan akan
memperkenalkannya kepada
beberapa teman sebelum
pergi.
“Aku akan sangat menghargai itu. Aku menarik akunmu dan menghapus
filemu. Tapi, ada
sesuatu yang harus kau ketahui.” Ucap Si wanita lalu
meminta agar Yeo Joo bisa menarik nafas dalam-dalam.
“Pria yang kau katakan kepadaku
sedang kau temui... Itu
dia, kan? Investor HTG, Cho Dong Jin.” Ucap Si
wanita memberikan profile Dong Jin dengan fotonya, Yeo Joo kaget.
“Dia baru saja menjadi anggota VIP beberapa hari yang lalu. Kriteria nomor satu untuknya
adalah wanita
rumah tangga dan juga Uang.” Ucap Si wanita
“Ibunya tidak tahu tentang aku, jadi mungkin dia yang
mendaftarkannya.” Kata Yeo Joo gugup, Si
wanita pikir benar juga karena bisa saja itu yang
terjadi. Yeo Joo pikir harus
bertanya kepadanya
“Kirimkan aku foto teman-temanmu Kau adalah anggota terbaik.” Ucap si wanita memujinya, Yeo Joo berjanji akan
menghubunginya lagi nanti, ketika meninggalkan cafe wajahnya cemberut.
Na Ri menerima telp dari Ibu mertuanya menceritkan baru
saja mendapatkan kecelakaan sepeda saat itu dan berjanji akan pergi sekarang.Setelah menutup telpnya mengumpat kesal pada Dong Jin karena yang dipedulikan
hanya tentang keluarga yang akur. Nan Gil
mengirimkan pesan “Datanglah ke danau.” Nama dari ponselnya tak berubah [Dari
si kurang ajar yang tinggal di rumahku]
Na Ri duduk disamping Nan Gil yang sudah menunggu
ditaman, Nan Gil pikir kalau memang Na Ri mendengarnya saat bicara ditelp,
berarti melihatnya saat sedang telanjang. Na Ri sedikit panik merasa Orang-orang
akan salah paham kalau
mendengar ucapanya.
“Kau melihatku dan mendengar saat mengancam pamanmu. Kenapa kau percaya kepadaku?” ucap Nan Gil dengan nada tinggi, Na Ri merasa Nan Gil
marah karena mempercayainya.
“Aku tahu kalau kau takut karena mengetahui kenapa aku bisa menjadi legenda. Lalu kenapa kau bertanya
kepadaku... apa kau
cinta pertamaku... Dan
apa aku masih menyukaimu?” kata Nan Gil, Na Ri ingin
Nan Gil memberitahu saja apa yang ingin dikatakanya.
“Terlihat kurang baik kalau kita
berada di bawah
atap yang sama,Kita
menjalani kehidupan yang berbeda. Lebih
baik untuk menjaga jarak dariku. Aku
akan mengurus masalah ini. Sampai
saat itu, lupakan aku dan tempat ini.” jelas Nan
Gil
Na Ri bertanya setelah semuanya beres apa yang akan
dilakukan Nan Gil, Nan Gil mengatakan kalau
tanah itu milik ibunya, jadi kalau Na Ri memintanya
kembali, maka akan mengembalikannya dan pergi. Na Ri bertanya bagaimana jika ia langsung menjual tanahnya segera setelah mendapatkannya.
“Aku percaya bahwa kau tidak akan
melakukannya.” Ucap Nan Gil, Na Ri rasa Nan Gil tak
perlu percaya padanya.
“Kalau tujuanmu adalah untuk
melindungi tanah ini, jangan pernah pergi dan terus
melindunginya. Kita
menjalani kehidupan yang berbeda dan
mungkin tidak akur. Bagaimanapun juga, aku akan memilih untuk mempercayaimu atau tidak.” Tegas Na Ri
Nan Gil pun tak peduli dan menyuruh Na Ri melakukan yang
dinginkanya, tapi tetap ingin Na Ri pergi, Na Ri bertanya apakah itu alasan Nan
Gil ingin menjauh darinya karena mereka menjalani
kehidupan yang berbeda atau memang karnea tidak
bisa bersama. Menurutnya Nan Gil tak tahu bagaimana bahagianya tinggal didesa dan tidak ingin kembali ke Seoul.
“Aku merasa seperti ini adalah
hadiah dari Ibu. Aku
hampir berterima kasih kepada Ayah atas
hutangnya. Kenapa
kau terus memintaku untuk pergi dan
melupakannya? Apa yang
sangat kau takutkan? Kita
bahkan belum memulainya.” Ucap Na Ri heran
“Memulai apa? Apa kau tidak takut
pada apapun? Kau
hampir tidak tahu siapa aku dan
bagaimana aku hidup selama ini. Aku
berjanji pada ibumu dan sudah
merelakan perasaanku. Itu
janji yang kau buat sendiri.” Kata Nan Gil
“Berhenti mengatakan bahwa itu
adalah janjimu kepada
Ibu. Ibu yang
aku tahu tidak akan pernah... menentang
kita karena perbedaan.” Balas Na Ri
“Aku tahu itu. Tapi... Kalau dia masih hidup, Aku tidak akan pernah muncul di
depanmu. Sama seperti
bagaimana aku hidup selama ini. Dan Juga,
ini bukan tentang ibumu menentangnya. Tapi
aku...” ucap Nan Gil lalu pergi meninggalkanya. Na Ri pun
hanya bisa diam saja.
Duk Shim panik melihat kakaknya yang tiba-tiba masuk,
lalu mengomel pada kakaknya kalau sudah mengatakan untuk mengetuk Duk Bong mengajak adiknya pergi karena Ayah
akan datang. Duk Shim meminta agar kakanya memberitahu kalau sedang tak ada dirumah. Duk Bong memberitahu kalau Ayahanya datang datang
untuk adiknya.
“Kau dan aku tidak akan bertemu
lagi. Aku akan
menjadikan kamarmu sebagai gudang setelah
kau pergi.” ucap Duk Bong
“Mari kita membuat kesepakatan.” Ajak Duk Shim tak ingin meninggalkan desa
“Apa yang bisa aku dapatkan darimu
sekarang?” ejek Duk Bong merasa tak ada gunanya.
“Aku akan menulis surat permintaan
maaf kepada
wanita itu.” ucap Duk Shim, Duk Bong pikir itu
masalah antara adiknya
dan Na Ri.
“Aku akan lebih dekat dengannya dan memata-matainya untukmu.” Kata Duk Shim
Duk Bong tak suka dengan kata Memata-matai dan menyuruhnya agar Pilihan
kata-kata yang bagus, tapi akhirnya menyetujuinya
dan bertanya apa yang dingikan adiknya. Duk Bong mengatakan tidak
ingin pergi ke Seoul. Duk Bong menolak dan menarik
kembali kata sepakat. Duk Shim merengek akan
membuatnya menjadi mungkin jadi meminta agar Jangan
menyentuh kamarnya. Duk Bong menyuruh
adiknya berganti pakaian dan cepat keluar kamar.
Di depan Robot Taekwon V, Duk Bong heran dengan ayahnya yang datang secara tak
menentu, lalu berpikir Soon Rye menyembunyikannya sesuatu drinya. Soon Rye pikir apa yang didapatkan kalau
menyembunyikan sesuatu,karena Itu juga selalu menjadi kejutan
baginya. Duk Shim datang dengan baju setelan aneh, Duk Bong
menyuruh adiknya berdiri bersamanya tapi Duk Shim memilih berdiri dengan para
pegawai. Tuan Kwon pun datang dengan istri dan anak bungsunya yang masih kecil
“Kenapa repot-repot berdiri di
luar dengan sebuah
kelompok kecil?” kata Tuan Kwon dengan
sedikit menyindir.
“Kami keluar karena jumlah kami
tidak banyak.” Kata Duk Bong, Istri Tuan Kwon pun
menyapa Duk Bong
“Apa Kau baik-baik saja ? Kau tidak berkunjung akhir-akhir
ini.” ucap Istri Tuan Kwon, Duk Bong mengaku sedang sibuk
lalu menyapa adik bungsunya.
Tuan Kwon menyapa semua pegawai dan melihat ke arah Duk
Shim, Istrinya langsung buru-buru menghampiri panik berpikir suaminya itu lupa
dengan putrinya. Tuan Kwon mengeluh merasa istrinya itu menganggap dirinya
gila.
“Dia tidak akan menyapaku terlebih
dulu.” Ucap Tuan Kwon, Duk Shim langsung mengepalkan dua
tangan didepan dadanya.
“Ketua Kwon, apa kau sehat selama
ini?”sapa Duk Shim, Sang istri terlihat sinis melihat sikap
anaknya.
Sebuah tempat penjual pangsit, Na Ri membantu Nenek
membuat pangsit dengan memuji bentuk pangsitnya itu masih
sangat cantik. Nenek Oh mengaku sangat muak dan sengaja
tetap melakukan karena ingin anaknya bisa
belajar tapi anaknya malah tak mau belajar dan sibuk mengulur-ulur waktu. Terlihat anak nenek Oh yang sedang duduk dengan
mendengarkan musik.
“Kau berada di toko kami sejak
sebelum aku lahir, kan?” kata Na Ri, Nenek Oh
membenarkan karena Na Ri masih kecil ketika toko pangsit miliknya itu buka.
“Anakku menikah pada tahun kau
dilahirkan dan masih tetap tidak bekerja sampai hari ini. Anak-anak dilahirkan... untuk membuat orang tua mereka
menderita. Kau dan
ayahmu... memberi
Jung Im masa yang berat. Aku
pikir... Jung Im
akan mati karena semua itu.” Cerita Nenek Oh
“Apa yang sudah Ayah dan aku
lakukan?”kata Na Ri kaget
“Ayahmu membawamu dan meninggalkan
rumah. Kalian
tidak pulang selama berbulan-bulan, bahkan Ayahmu
tidak bekerja sepanjang hidupnya.” Cerita Nenek
Oh.
“Ke mana Ayah dan aku pergi?” tanya Na Ri binggung
“Bagaimana mungkin aku bisa
mengetahuinya? Aku
mendengar kalau kalian pergi berlayar untuk
berkeliling negeri. Dia mungkin kembali karena kehabisan
uang. Sejak
saat itu, Jung Im dan ayahm tidak
akur.” Cerita Nenek Oh
Anak Nenek Oh membawakan Na Ri pangsit yang baru matang
dan menyuruh mencobanya, Na Ri pun mengucapkan terimakasih. Anak Nenek melihat
Na Ri yang sudah menjadi dewasa sekarang dengan mencertiakan kalau dulu sering mengunjungi restoran
ibunya, Nenek Oh berkomentar sinis kalau Anaknya itu mengulur-ulur
waktu saat itu.
“Beritahu Nan Gil bahwa aku
berterima kasih kepadanya.Sekarang menjadi sangat mudah setelah dia menukar pengukusnya untukku.” Ucap Si pria
“Apa Kau mengenal Nan Gil?” tanya Na Ri kaget, keduanya langsung menjawab tentu
saja mengenalnya.
Yoon Kyu menyapa Na Ri yang pulang melalui restoran, Nan
Ri mengatakan akan ke
Seoul besok dan meminta Maaf
kalau membuat mereka merasa tidak nyaman. Yoon Kyu merasa tak seperti itu dan meminta Na Ri yang harus
sering berkunjung.
“Pergi berganti dengan pakaian
terbaikmu.” Ucap Na Ri datang ke tempat Nan Gil
“Apa kau tidak bisa melihat kalau
aku sedang bekerja?” kata Nan Gil yang sedang membuat
adonan kulit.
“Aku bertemu dengan Nenek Oh Rye yang dulu bekerja di sini. Kalau kau tahu di mana dia,
kenapa kau tidak bercerita?” keluh Na Ri
“Kau berkata kalau akan melakukan semuanya sendiri.” Balas Nan Gil
“Itu benar. Aku pandai melakukan
apapun sendirian jadi Itu sebabnya aku ingin kau ikut bersamaku dan tempat itu adalah tempat yang harus
kita hargai. Aku juga
akan berganti pakaian. Tolong
ikutlah bersamaku.” Kata Na Ri
Duk Bong menyuruh adik bungsunya pergi menemui ibunya, Tuan
Kwon melihat robot besar yang dibuat oleh anaknya, bertanya apakah ia tidak
bisa mengurus properti sederhana seperti
itu, Duk Bong hanya terdiam. Tuan Kwon pikir Ini
sebabnya kenapa kakak Duk Bong bisa merendahkanya.
“Berpura-pura saja seolah-olah
semuanya berjalan seperti
yang direncanakan, Sama
dengan cetak biru. Buat
10 untuk memenuhi selera semua orang. Berhenti
menunda dan segera lakukan pembangunan.” Kata Tuan
Kwon
“Karena kau... semua orang menyebut kita
perusahaan resort
terburuk.” Komentar Duk Bong
“Kau bilang Perusahaan resort? Ini Benar-benar
lucu. Dulu,
kita tidak lebih dari sebuah penginapan dan Kita
tidak punya waktu jadisSelesaikan
dalam waktu satu bulan.” Perintah Tuan Kwon .
Ibu Duk Bong berbicara pada Duk Shim kalau mereka
tidak berharap apapun dari ujian masuk perguruan
tinggi, tapi meminta agar lulus di
Seoul dan sudah menemukan sebuah akademi di Seoul jadi memintanya agar segera berkemas.
“Aku tidak akan pergi ke perguruan
tinggi.” Kata Duk Shim
“Tidak perlu berkemas... karena kami hanya akan menyeretmu dengan rambutmu. Apa kau benar-benar ingin aku
melakukan itu? Jadi Pikirkan
baik-baik.” Ucap Ibu Duk Bong mengancam
“Akan lebih baik bagimu kalau aku
tinggal berdesakan
di sini. Aku akan
benar-benar bersikap gila kalaupindah ke Seoul. Aku akan membuat masalah setiap
hari. Lagi Aku sudah dewasa sekarang, jadi bisa ditangkap.” Kata Duk Shim memperlihatkan pergelangan tangan yang
bisa di borgol,
Si Ibu terlihat panik, Duk Shim melihat adiknya yang
sedang main robot menyuruh agar menjaga dengan baik saja. Tuan Kwon datang
dengan mengatakan kalau waktu adalah uang jadi mengajak untuk segera pergi. Ibu Duk Bong pikir Duk Shim akan ikut bersama lain
kali karena anaknya itu bisa
belajar dengan baik karena tenang di sini dan meminta
agar Duk Bong bisa menjaganya dengan baik. Duk Bong dan Duk Shim saling melirik
sinis, layakya tom and jerry.
Na Ri sudah menunggu dihalaman, Nan Gil keluar rumah
dengan mengunakan jas dan kemeja. Na Ri merasa pakaianya kelihatan
tidak nyaman jadi meminta agar menganti dengan
sesuatu yang lain. Nan Gil bertanya kemana
mereka akan pergi. Na Ri mengaku kalau pakian Nan Gil terlalu
mewah.
Akhirnya Nan Gil berganti pakaian jaket biasa, tapi Na Ri
mengelengkan kepala. Nan Gil kembali berganti seperti ingin berolahraga tapi Na
Ri tetap mengelengkan kepala. Nan Gil menganti seperti pakaian berkebun tapi Na
Ri mengelengkan kepalanya. Tiga pekerja melihat Nan Gil yang terus bolak balik
berganti baju.
Nan Gil keluar dengan jaket panjang dan juga mantelnya,
dengan nafas terengah-engah. Na Ri tersenyum merasa pakaian Nan Gil kali ini
sangat baik, lalu mengajaknya pergi.
Di halte bus
Nan Gil bertanya kemana mereka akan pergi. Na Ri
menceritakan Anak dari
nenek Oh Rye ingin mengucapkan terima kasih untuk pengukusnya. Nan Gil ingin tahu keman
mereka akan pergi. Na Ri melihat bus pun
datang. Keduanya pun duduk di bangku belakang.
“Aku akan bertanya kepadamu untuk
terakhir kalinya. Jawab
aku atau aku akan turun.” Ucap Nan Gil mengancam
“Ayo kita pergi kencan sampai
tengah malam. Setelah
tepat jam 12 malam, maka semuanya akan kembali
normal. Aku
menyebutnya, "Kencan Cinderella."” Ucap Na
Ri, Nan Gil tak mengerti maksudnya.
“Kebanyakan karakter dalam film dan
buku melakukan
perjalanan waktu sekarang. Jadi Kita
ikuti trend. Kau
berkata kalau sudah membuang perasaanmu, tapi mari kita putar kembali
waktu.” Ucap Na Ri
“Sampai tepat jam 12, Kita adalah pasangan yang baru mulai
berkencan Kita
dibesarkan di kota yang sama, jadi kita saling... mengenal keluarga dan lingkungan
masing-masing. Kita tahu
julukan masing-masing dan memiliki lelucon. Kita biasa menempelkan permen
karet di sepatu
masing-masing.” Jelas Na Ri, Nan Gil menegaskan bukan
ia yang melakukan.
“Kau akan memberiku payung pada
saat hujan... dan akan
senang bahkan jika kau basah kuyup. Kita
memiliki kenangan yang indah bersama-sama. Kemudian kita berdua menjadi
dewasa. Kita
bertemu lagi di kampung halaman kita, dan
kita masih sangat saling menyukai. Jadi
hari ini, kita menjalani kencan pertama kita. Sekarang kau sudah mengerti ‘kan? Ayo kita mulai.” Ucap Na Ri, Nan Gil brtanya apa Nenek
Oh Rye memberitahukanya.
“Aku akan memberitahumu di rumah tepat tengah malam. Jadi kita Mulai.” Ucap Na Ri
Na Ri pun berbicara dengan manis membahas Nan Gil yang memiliki Pangsit Hong sekarang dan merasa Restoran itu juga
kelihatan bagus. Nan Gil pikir Na Ri sudah
tahu semuanya dan apa yang sedang dilakukanya. Na Ri kesal karena Nan Gil tidak
seharusnya bertanya pada awalnya. Na Ri pikir
Restorannya cukup besar lalu bertanya apakah Nan Gil berpikir
untuk membuka waralaba.
Nan Gil heran mendengar suara Na Ri seperti dibuat dengan
nada manis, Na Ri merengek agar bisa berkerja sama, Nan Gil menolak. Na Ri bertanya apakah impian
Nan Gil saat masih kecil, Nan Gil dengan sinis mengatakan tak ingat. Na Ri
mengaku mengetahuinya yaitu "Mimpiku adalah untuk
menikahi Hong Na Ri saat
aku tumbuh dewasa." Nan Gil kaget
mendengarnya.
Flash Back
Anak Nenek Oh menceritakan kalau anaknya itu seumur
dengan Nan Gil, jadi sering
bermain dengannya saat masih kecil. Nenek Oh mengaku
kalau anaknya itu bermain dengan baik dengan anak-anak bahkan bermain dengan baik dengan siapa
pun, serta tidak membeda-bedakan usia
mereka.
“Astaga. Nan Gil mengatakan... dia akan menembak siapapun yang
mengganggumu, jadi aku
mengajarinya cara menembak ketapel. Dan
dia akan memberimu payungnya lalu menjadi
basah kuyup juga. Aku
menyuruhnya untuk menggambar apa
yang dia impikan, dan
dia menggambar bahwa akan menikahi Hong Na Ri. Jadi aku memperbaiki gambarnya dan menjadikannya pemilik
restoran pangsit. Tapi
itu benar-benar menjadi kenyataan.” Cerita Anak
Nenek Oh
“Ya ampun. Seandainya aku tahu, Aku akan menggambar dia untuk
menjadi Presiden.” Kata Nenek Oh merasa
menyesal
Na Ri pun menajak mereka hari ini agar kembali dan
melakukan apa yang diimpikan Nan Gi, Nan Gil pikir saat itu masih kecil jadi yang
dipikirkan satu-satunya
cara untuk menjadi keluarga dengan
ibu Na Ri jadi tak ada alasan lain, Na Ri rasa Tidak
perlu untuk membuat alasan dan mendengar
kalau Nan Gil menggambarnya beberapa kali.
Keduanya turun dari bus, Nan Gil meminta Na Ri memberikan
tas jinjing padanya. Na Ri heran kenapa harus memberikanya. Nan Gil pikir biasanya
para pria yang membawakan tas
para gadis. Na Ri menegaskan pada Nan Gil kalau tas
yan digunakan adalah bagian dari pakaiannya.
“Kalau aku membawa sesuatu yang
berat, bawakan
saja itu untukku. Meskipun
kau sudah membawa banyak hal untukku.” Ucap Na
Ri, Nan Gil pun menyerahkan semuanya pada Na Ri lalu mengikutinya dari
belakang.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar