Terdengar teriak semangat untuk tim biru dan putih, Bok
Joo dengan teman-temanya ikut memberikan semangat. Spanduk besar terlihat (Pekan Olahraga Musim Gugur Sekolah Dasar Jangyi- 2005) Di depan lapangan tiga tema Joon Hyung memperingatkan
agar lari dengan cepat, kalau kalah maka akan
dapat masalah.
“Jika kau tidak melakukan ini
dengan benar, aku akan
memukulmu.” Kata salah seorang yang lainya. Joon
Hyung yang terlihat paling kurus seperti tak bisa berbuat apa-apa.
Saat lomba di mulai, tongkat estafet jatuh dari tangan
Joon Hyung. Semua menyuruhnya agar cepat lagi. Joon Hyung mengambilnya dan
langsung berlari tapi arah larinya malah berbalik ke arah garis start. Tiga
orang temanya hanya bisa melonggo.
Joon Hyun sedang duduk membersihkan jendela, tiga orang
temany datang dengan mengejeknya si “Tuan Terbalik” lalu menyalahkan Joon Hyung karena tim mereka jadi
kalah kemarin. Joon Hyung terlihat ketakutan duduk didekat jendela
Di luar, Bok Joo sedang berjalan bersama temanya. Sang
teman tak percaya kalau Bok Joo bisa memakan semuanya
sekaligus. Bok Joo menyakinkan dengan
membuka kue lalu memasukan semuanya langsung ke mulutnya,
Di lantai atas, Joong Hyung terus diejek hanya bisa berlari
ke arah sebaliknya. Salah satunya mengajak agar
jangan bicara pada orang bodoh, sementara teman yang lain mendorongnya, Joon
Hyung tak bisa berpegangan dan terjatuh ke bawah. Bok Joo yang ada dibawa
langsung membuka tanganya lebar-lebar.
Tubuh Joon Hyung yang kurus bisa ditangkapnya, keduanya
pun terjatuh. Tiga temanya Joon Hyung hanya melihat dari kaca memujinya itu
hebat dan pantas saja Bok Joo memiliki nama
panggilannya “Si
Gendut.” Bok Joo bangun dari langsung menyemburkan makananya,
tapi Joon Hyung malah tersenyum. Keduanya pun tertawa bahagia.
Bok Joo dan Joon Hyung masih saling menatap mengingat
kejadian saat masih sekolah. Tiba-tiba Joon Hyung menyindir mau sampai kapan
Bok Joo di gendong olehnya, Bok Joo pun turun tapi terlihat panik karena tak
bisa berenang. Joon Hyung memberitahu sekarang Bok Joo bisa menyentuh
dasarnya dengan kakinya. Bok Joo pun sadar kalau
bisa berdiri.
Joon Hyung bisa dengan mudah naik ke atas kolam renang
mengambil handuknya, Bok Joo berjalan dan berusaha untuk naik tapi tubuhnya tak
bisa terangkat dengan mudah. Joon Hyung terpaksa turun kembali dengan mendorong
Bok Joo agar bisa naik dari kolam renang.
Joon Hyung melemparkan handuk untuk badan dan kepala Bok
Joo, Bok Joo pun mengucapkan
terima kasih dan meminta maaf karena
salah paham kemarin. Ia juga meminta maaf atas sapu
tanganya meskipun... tidak tahu kenapa itu tidak boleh dicuci dan kembali meminta maaf. Setelah itu ia buru-buru
pergi, tapi Joon Hyung tiba-tiba bisa memanggil namanya.
“Jadi itu kau... “si Gendut!” ucap Joon Hyung mendekatinya.
“Apa kau... Tuan Terbalik yang kurus itu?” kata Bok Joo terlihat tak yakin
“Ya, aku Joon Hyung yang lari dalam perlombaan ke arah
sebaliknya.”uca ng Joon Hyung, Bok Joo melihat Joon
Hyung banyak berubah dan sudah
dewasa sambil menepuk bahunya sangat keras.
“Kau juga sudah dewasa. Aku pikir kau akan tumbuh semakin
Gendut
dan bukannya semakin tinggi. Sangat
senang bisa bertemu denganmu.” Kata Joon Hyung dengan
senang.
“Ya, senang bertemu denganmmu juga, sekali lagi aku minta Maaf, sekarang Aku
ada latihan, jadi harus pergi.” ucap Bok Joo buru-buru
pergi dengan wajah panik.
“Wah... Aku tahu kalau dia terlihat tidak
asing.” Kata Joon Hyung terlihat bahagia bertemu dengan Bok
Joo.
Bok Joo berjalan dengan wajah tertunduk malu, Joon Hyung
berteriak memanggilnya kembali, mengatakan menerima
permintaan maafnya, jadi mereka sudah impas
sekarang setelah kecelakaan sepeda itu dan kembali
memanggilnya “si gendut” dengan wajah bahagia. Bok Joo pun hanya bisa menahan
malunya karena harus bertemu dengan teman Sdnya.
[Episode 2, Ketika Aku Jatuh
Cinta Padamu]
Bok Joo dkk berjalan bersama, Nan Hee tak percaya Perenang yang tampan itu
satu SD dengannya. Bok Joo menceritakan Joon Hyung
itu dulu sangat
pendek dan kurus lalu bertanya-tanya kenapa
bisa setinggi itu sekarang. Nan Hee melihat Joon Hyung itu sekarang keren dan dapat bicara
dengan baik.
“Benar-benar nasib buruk.” Keluh Bok Joo, Nan Hee heran karena menurutnya ini
sebuah anugrah lau meminta
Bok Joo agar mengenalkanya.
“Apa kau pikir dia bodoh? Dia tidak akan jatuh hati padamu.” Kata Sun Ok mengejek
“Ibuku bilang wanita yang gemuk. adalah kecantikan yang
tersembunyi. Begitu
aku menurunkan berat badanku, naka aku
akan secantik selebriti.” Kata Nan Hee bangga
“Berhenti bicara omong kosong. Kau masih tetap seorang atlet
angkat besi.” Balas Sun Ok
Bok Joo meminta keduanya diam karena sekarang ia berada dalam situasi
serius dan tidak memiliki firasat baik
tentang ini. Tiba-tiba terdengar teriakan “Hei... Si
gendut” Nan Hee binggung siapa yang memanggil julukan itu. Di atas terlihat Joon
Hyung dengan bahagia memanggil Bok Joo dengan julukan saat SD.
“Aku tahu memiliki firasat yang tidak menyenangkan tentang
ini.” ucap Bok Joo pasrah, Joon Hyung pun berlari menuruni
tangga dengan tetap memanggil “si gendut, Nan Hee dkk pun melihat Joon Hyung
yang memanggil Bok Joo
“Hai... Kau mau kemana? Apa Ke kantin? Menu hari ini adalah bulgogi. Nikmatilah.” Ucap Joon Hyung kembali memanggilnya gendut.
“Kau memiliki bahu yang lebar, jadi Teruslah bekerja keras.” Kata Joon Hyung lalu mengajak Tae Kwon pergi.
“Kenapa dia memanggilmu... Gendut? Apa itu sebutanmu saat
masih kecil?” tanya Nan Hee, Bok Joo tak mau
membahasnya memilih untuk segera pergi saja.
Bok Joo dkk makan semua daging yang disediakan dengan
lahap, para atlet senam yang melihatnya tak percaya ketiganya makan
terlalu banyak dan di depan mereka hanya makan buah dan
juga yoghurt. Nan Hee pikir mereka bisa
makan satu piring lagi. Sun Ok melihat Bok
Joo sepertinya sudah kenyang. Bok Joo mengelengkan kepalanya.
“Kau terlihat ragu-ragu. Itu berarti kau sudah
kenyang.” Ejek Sun Ok
“Aku bisa makan satu lagi.” Kata Bok Joo
Joon Hyung lewat kembali memanggilnya “Gendut” para
pesenamn yang mendengarnya tertawa mengejek. Bok Joo terlihat menahan
amarahnya. Joon Hyung heran melihat Bok
Joo yang hanya makan sedikit, lalu melihat ternyata itu buru piring kedua dan
memberikan yoghurt miliknya. Bok Joo terlihat benar-benar menahan amarahnya.
Bok Joo dan timnya berlari mengelilingi lapangan, saat
itu tim renang pun juga melakukan lari. Joon Hyung melihat Bok Joo mendekatinya
dengan mengajak high five sambil berjalan mundur. Bok Joo tak mengubrisnya.
“Aku akan meninggalkanmu sendirian jika kau melakukannya.” Kata Joon Hyung mengajak untuk high five, Bok Joo ingin
menepuknya tapi Joon Hyung dengan sengaja menurunkanya. Tae Kwon melihat
temanya mengoda Bok Joo langsung menariknya.
Bok Joo pergi ke kolam dengan melempar koin dan masuk ke
dalam mangkuk lalu mulai berdoa, Joon Hyung sedang berjalan bersama Tae Kwon
melihat Bok Joo dan kembali memanggilnya gendut dengan gaya seperti seorang
tentara memberikan hormat.
“Hei... Joon Hyung... Mulai
sekarang, berhenti
memanggilku Gendut. Aku
sudah tidak Gendut lagi. Aku
memperingatkanmu. Sekedar
informasi, aku juga
memukul pria. Mengerti?” kata Bok Joo terlihat tak bisa lagi menahan amarahnya.
“Jadi Kau tidak menyukai nama itu, ya? Maafkan aku, Gendut.” Kata Joon Hyung kembali mengejeknya.
Bok Joo melambaikan tangan menyuruh Joon Hyung
mendekatinya, Joon Hyung menolak karena tidak
akan datang. Bok Joo kembali memintanya, Joon Hyung
mengatakan tak mau. Bok Joo terus melambaikan tanganya agar Joon Hyung
mendekat.
“Apa yang ingin kau katakan padaku
sekarang?” ucap Joon Hyung akhirnya mendekati Bok
Joo, Bok Joo seperti sudah siap membisiknya tapi yang terjadi adalah langsung
membenturkan kepalanya. Joon Hyung menjerit kesakita memegang dahinya.
“Aku bilang kalau aku juga memukul pria. Ini hanya peringatan. Jadi Kau sebaiknya berhati-hati.” Kata Bok Joo memperingatinya dan pergi.
“Hei... AKu tidak bisa berhenti
memanggilmu dengan nama itu. Sekali
Gendut, kau selamanya Gendut... Sampai
jumpa lagi, Gendut.” Kata Joon Hyung dengan
memegang dahinya yang sakit.
Tae Kwon yang melihatnya tak percaya kalau Bok Joo itu Tubuhnya
terlihat berat. Joon Hyung hanya tertawa
bahagia, Tae Kwon meminta agar menghentikanya karena saat Bok Joo
menghampirinya berpikir hidupnya dalam bahaya dan Lagipula Bok Joo memang atlet angkat besi.
“Kenapa kau terus menggodanya?” kata Tae Kwon heran, tapi Joon Hyung malah tersenyum.
“Aku tidak tahu kenapa, tapi ini
sangat menyenangkan. Semua Lucu
sekali karena Bok Joo sekarang atlet angkat besi dan Juga menyenangkan melihatnya
kesal. Selain
bertambah tinggi, dia tidak banyak berubah.” Kata Joon
Hyung tersenyum bahagia.
“Kau pasti sangat bersenang-senang, dasar kau memang pria yang baik.” Ucap Tae Kwon, Joon Hyung merasa sekarang sangat
menyenangkan!
Bok Joo mengomel karena melihat Joon Hyung membuatnya
frustasi. Nan Hee melihat Joon Hyung terus
menggodanya karena melihat Bok Joo semakin kesal bahkan bisa lihat kalau Joon Hyung bersenang-senang. Sun Ok juga melihat
Bok Joo juga tidak sepenuhnya tidak bersalah karena membuat Joon Hyung terlihat seperti orang cabul.
“Hei, itu hanya salah paham dan Lagipula, aku sudah meminta maaf
padanya.” Kata Bok Joo membela diri.
“Tapi, aku iri padamu.... Aku tidak peduli jika dia
menggodaku. Tapi Aku akan
senang memiliki teman tampan sepertinya. Bukankah menyenangkan hanya
dengan melihatnya? Dia
seperti penyegar mata. Bukankah kau
merasa bangga karena kau mengenalnya?” kata Nan
Hee bangga
“Dia bukan penyegar mata tapi Dia yang membuat darahku mendidih.” Keluh Bok Joo ksal
“Kau mengatakan itu, tapi apa hatimu juga berdebarkan sedikit? Seorang teman yang tampan
tiba-tiba menghampirimu, dan
apa hatimu sama sekali tidak
berdebar?” ucap Sun Ok mengejek
“Aku berani bertaruh dia sudah tak sabar ingin berkencan dengannya.”kata Nan Hee ikut mengejek
Bok Joo melihat Joon Hyung tidak tampan sama sekali dan tidak jatuh cinta pada setiap
pria tampan, bahkan
tidak bisa memikirkan tentang berkencan karena terlalu sibuk dengan angkat besi. Nan Hee yakin Bok Joo
akan jatuh cinta pada pria tampan.
(Ps: Dae Ho itu ternyata pamanya jadi Bok Joo adalah
keponakanya)
Bok Joo mengemudikan mobilnya kembali ke dalam restoran,
di dalam terlihat penuh dengan pelanggan dan Dae Ho melayaninya. Telp terdengar berdering, Bok Joo pun
mengangkatnya, memberitahu untuk menunggu 30 menit karena memiliki banyak pesanan.
“Ayah, pesan setengah digoreng,
setengah pedas.” Ucap Bok Joo pada ayahnya
yang sedang ada didapur. Dae Ho menepuk keponakanya kalau tuan Kim seperti
sedang merasakan sakit dibagian lehernya.
“Apa kau mendengar pesanannya?” tanya Bok Joo masuk ke dapur.
“Aku tidak tuli. Kau harus kembali
ke sekolah dan memecat
pekerja paruh waktu.” Kata Tuan Kim sinis
“Kita bahkan belum
mendiskusikannya.” Keluh Bok Joo, Tapi Tuan
Kim tak peduli menyuruh Bok Joo untuk pergi.
“Baiklah.... Aku tidak meminta kau membaca telapak tanganku. Tapi Aku akan bekerja jika kau membayarku. Jika tidak, aku akan melaporkanmu
pada Kementerian Ketenagakerjaan
karena kau tidak membayarku.” Kata Bok Joo
menyodorkan tanganya.
“Hei.. Apa kau bilang? Kalau begitu kau harus membayarku karena sudah membesarkanmu selama
ini. Kau makan
dua kali lebih banyak dari orang lain. Aku
bekerja keras untuk mendukungmu, dan
kau malah tidak latihan untuk angkat besi.” Kata Tuan
Kim kesal, Dae Hoo masuk ke dapur.
“Kau lebih buruk dari dia, dasar anak nakal. Kenapa kau memanggilnya kesini?” teriak Tuan Kim memarahi adiknya
“Bagaimana kita bisa menolak untuk melayani costumer yang banyak? Jika kau memasak, dan aku yang
melayani, lalu siapa
yang akan melakukan pesan-antar?” kata Dae
Hoo. Tuan Kim makin marah menyuruh adiknya tak perlu menjawabnya.
“Permisi... Bisakah kita mendapatkan
popcorn?” teriak seorang pelanggan.
Bok Joo menyahutinya dan dibagian belakang melihat si
Joon Suk, pelanggan setia ayam gorengnya. Joon Suk seperti sangat menyukai
popcorn yang disediakan garis untuk mereka. Temanya merasa tak enak merasa
mereka bisa memesan ayam goreng juga.
“Tempat ini membuat popcorn yang
enak... Tolong bawakan kami popcorn yang
banyak.” Kata Joon Suk, Bok Joo terlihat bahagia melihat pria
tampan yang duduk di meja.
“Dasar Anak-anak nakal itu, berapa
banyak popcorn yang mereka butuhkan...hanya untuk dua gelas bir?” keluh Dae Hoo melihat Joon Suk
“Hei... Perhatikan perkataanmu. Dia membuat semua orang di
Universitas Olahraga Haneol bangga, karena Dia
masuk ke tim menembak nasional. Orang-orang
seperti dia membantu bisnis kita. Kau
tidak tahu caranya menjalankan bisnis.” Kata Bok
Joo melihat Joon Suk merasa kalau pria itu miliknya.
“Hei... Ambilkan sebelum aku memukulmu.” Ucap Bok Joo mengancamnya karena melihat Dae Hoo hanya
diam saja.
Joon Hyung dan Tae Kown akan kembali ke kamarnya, dua
juniornya membawakan baju Joon Hyung yang sudah dicuci. Joon Hyung mengucapkan terima
kasih karena tahu sulit menjadi junior dalam tim renang. Tae
Kwon menanyakan apakah mereka tidak
mencucikan miliknya.
“Tidak, karena Sunbaenim tidak menaruh cuciannya” kata si junior binggung
“Hei.. Kau harus menaruh pakaian kotormu, Berhenti menggunakan baju
yang sama terus.” Keluh Joon Hyung kesal
“Hei. Biar aku menjelaskan... Aku bersumpah kalau aku tidak... jorok atau pemalas. Aku
hanya tidak mau membuat mereka dalam masalah.”
Ucap Tae Kwon membela diri.
Joon Hyung seperti tak percaya, Tae Kwon mengalihkan
dengan merasa perutnya lapar dan melihta
Junior mereka
sudah bekerja keras lalu menunjuk Joon Hyung
agar mentraktirnya. Joon Hyung kesal karena Tae Kwon yang lapar dan enggan
mengeluarkan uangnya. Tapi Dua juniornya memegang perutnya dengan wajah
melas, akhirnya Joon Hyung pun setuju
mengajak mereka makan.
Bok Joo kembali ke dalam kamarnya, lalu melihat sebuah
meja rias dan berpikir Ayahnya pasti mengambil dari jalanan
lagi. Dae Hoo datang memberikan sekantung pop corn besar pada
Joon Suk, Bok Joo mengeluh kenapa
pamanya malah memberikannya sebesar itu.
“Aku tidak tahu apa kau akan menyukai
popcorn ini atau tidak. Tapi Silahkan
dimakan.” Kata Dae Hoo. Tiba-tiba Joon Suk menahanya.
“Apa kita pernah bertemu
sebelumnya? Bukankah
kau yang ada di drama akhir pekan? Kau
adalah dokter yang ada di sebelah pemeran utamanya di rumah sakit.” ucap Joon Suk. Dae Hoo kaget mendengarnya.
“Ya. Sepertinya itu aku.... Padahal Itu hanya beberapa adegan dan Kau memiliki mata yang bagus.” Kata Dae Hoo bangga karena Joon Suk bisa mengenalinya.
“Aku tidak pernah melihat
selebriti sebelumnya... Ini
keren.” Kata Joon Suk bangga melihat Dae Hoo terlihat tampan.
“Sebenarnya. Selebriti tidak terlalu
spesial. Kami juga
minum, kentut, pergi ke
kamar mandi, dan melakukan semuanya
yang orang normal lakukan. Hei... Kau
juga terlihat seperti
karakter utama sebuah kartun.” Balas Dae Hoo lalu
mempersilahkan mereka untuk makan pop corn.
Dae Hoo masuk ke dapur merasa bangga karena Joon Suk menyebutnya selebriti. Bok Joo menemui ayahnya di dapur bertanya Darimana
mendapatkan meja riasnya, Apakah
dari jalanan lagi. Tuan Kim menyangkalnya,
karena anaknya terus-terusan
protes karena tidak memiliki cermin yang besar.
Bok Joo menyimpulkan kalau ayahnya benar-benar membelinya. Tuan Kim membenarkan, bahkan mendapatkannya
dengan harga murah di internet. Bok Joo ingat perkataan
ayahnya kalau seorang atlet
tidak membutuhkan
cermin menurutnya ayahnya terlihat
dingin di luar dan hangat di dalam. Tuan Kim
tak mengerti
“Maksudku kau itu perhatian, hanya saja kau berpura-pura bersikap seperti itu.” kata Bok Joo, Tuan Kim seperti sedikit tersenyum lalu
buru-buru menyuruh adiknya agar mengantar pesanan ayam.
“Aku seorang selebriti yang bisa
dikenali orang jadi tidak
bisa menjadi pengantar makanan sekarang.” Kata Dae
Hoo segera keluar dari dapur karena masih terasa bahagia.
“Ayah, aku yang akan mengantarnya.
Dimana tempatnya?” ucap Bok Joo mengambil
pesanan ayam. Tuan Kim memberitahu alamatnya berada di kampusnya. Bok Joo
mengerti dan bergegas pergi.
Joon Hyung duduk ditaman,
Tae Kwon mengeluh kelaparan karena karena sudah 30
menit sejak memesan dan mengajak agar pesan ditempat yang lain. Juniornya menolak
karena Ayam yang mereka
pesan sangat enak. Joon Hyung
meminta temanya agar sabar karena pasti akan datang.
Bok Joo berjalan ke taman lalu berteriak memanggil siapa
yang memesan ayam, semua berteriak kalau mereka memesan makanan dari
Ayam Bok. Bok Joo mendekatinya dan Joon Hyung
kaget melihatnya begitu juga Bok Joo.
“Ayam goreng, ayam pedas, dan ayam
teriyaki. Semuanya
jadi 38 dolar.” Ucap Bok Joo seperti tak
memperdulikanya, Semua siap menyantapnya.
“Wahh... Kau melakukan segalanya. Apa Kau bisa melakukan kerja paruh
waktu dan
latihan secara bersamaan?” ucap Joon Hyung tak
percaya, Bok Joo tak mengubrisnya meminta bayaran 38 dolar. Tae Kwon pun menyuruh Joon Hyung cepat membayarnya.
“Si Gendut terlihat lelah. Aku harus membiarkannya
istirahat.” Gumam Joon Hyung merasa kasihan melihat
Bok Joo
“Aku akan mencobanya dulu. Jadi Aku akan membayarmu kalau ini
memang enak dan Kau Kenapa
tidak duduk di sana? Melihat
orang besar sepertimu
berkeringat... membuatku
merasa khawatir.” Ucap Joon Hyung dengan nada
mengejek dan meminta bagian paha.
“Aku yang akan membayar, karena Aku
berhutang satu padamu, jadi ini balasanku. Jadi Silahkan
dinikmati.” Kata Bok Joo bergegas pergi.
Joon Hyung terlihat kesal sendiri karena sikapnya malah
membuat Bok Joo marah dan berusaha mengejarnya tapi Bok Joo sudah pergi lebih
dulu dengan sepeda motornya.
Akhirnya ia mencoba mencari peta tempat ayam Bok berada,
dengan mapnya seperti terlihat kesusahan dan harus mendari beberapa tangga
lebih dulu, tapi akhirnya senyumanya terlihat karena menemukan restoran ayam
Bok dan Bok Joo sedang ada di depan
restoran.
Tuan Kim menyuruh Bok Joo harus
pergi karena sudah waktunya latihan
perorangan. Bok Joo mengerti dan menyuruh ayahnya untuk
masuk, Joon Hyung mendengarnya tak percaya kalau si pemilik restoran adalah
ayah Bok Joo sendiri.
Bok Joo memberikan uang bayaran ayam yang baru saja
diantarnya, Tuan Kim binggung karena bisanya pelangganya membayar dengan kartu. Bok Joo sedikit gugup dan mengaku pelangan mereka
membayar dengan uang tunai lalu mengucapakn salam pada ayahnya untuk
bertemu di rumah sakit. Tuan Kim pikir Bok Joo tak
perlu datang.
“Baiklah, Tuan Kim.... Silahkan masuk ke dalam dan
istirahat.” Kata Bok Joo seperti tak peduli dengan
perkataan ayahnya. Joon Hyung langsung bersembunyi saat melihat Bok Joo
berjalan pergi dari restorannya.
“Dia adalah putri yang baik.” Ucap Joon Hyung tersenyum bahagia melihat Bok Joo.
Pelatih Yoon dan Choi melihat bus kecil yang harus mereka
gunakan untuk semua atlet untuk pergi ke
pusat latihan. Senior pria bertanya ada apa
dengan bis yang mereka biasa gunakan,
apakah busnya rusak. Pelayan Yoon pikir seperti itu sambil mengeluh karena
pihak kampus tak memberitahu mereka lebih dulu.
“Hei,
Sudahlah.... Kita tidak punya waktu,
jadi masuklah.” Kata Pelatih Choi, Bok Joo dkk merasa
itu tak akan mungkin bisa dengan badan mereka yang besar-besar.
“Kalian... Diamlah....Anggap dirimu sendiri beruntung. Neneknya Hyung Chul meninggal,
jadi dia tidak ada disini. Jika
si gendut itu ada disini...maka... jadi Bersyukurlah
dan masuk.” Kata Pelatih Choi, tiba-tiba terdengar
teriak pria tambun.
“Pelatih Choi... Aku naik
taksi kesini. Ibuku
bilang aku tidak harus datang ke upacara pemakamannya.” Kata Hyung Chul, semua pun hanya bisa menghela nafas
panjang karena Hyung Chul akhirnya datang.
Pelatih Choi heran melihat Hyung Chul bukan datang ke
pemakaman lalu menyuruh semua masuk saja, saat masuk bus mulai bergoyang dan
terlihat sudah penuh sesak. Pelatih Yoon melihat langsung berdiri dan keluar
bus seperti meninggalkan sesuatu.
Beberapa saat kemudian, Tim angkat besi terlihat bahagia
bisa menaiki bus yang lebih besar dengan kursi yang lebar. Pelatih Choi merasa Ini
mengejutkan karena pihak tidak pernah melakukan apa yang mereka minta. Pelayan Yoon memberitahu kalau pihak kampus mengurangi biaya
operasional sebesar 30%.
“Apa? Itu omong kosong. Mereka sudah memotongnya 10
persen.” Kata Pelayan Choi kaget
“Ini Bukan berarti mereka tidak bisa
memotongnya lagi. Tapi Mereka
bisa menguranginya sebanyak yang mereka mau. Bahkan Mereka
menyuruhku untuk memangkas biaya
makan kita. Kenapa
kau tidak pergi dan tanyakan sendiri?” ucap
Pelayan Yoon
“Aku tidak percaya mereka
melakukan ini pada kita. Bagaimana
bisa mereka mengharapkan kita untuk memberi sedikit makanan
untuk anak-anak ini? Mereka
tidak bisa mengangkat besi dengan keadaan seperti
itu.” keluh pelayan Choi terlihat frustasi
“Anak-anak sedang melihat, jadi tersenyumlah” kata Pelayan Yoon, Bok Joo dan tim tersenyum bahagia
duduk di dalam bus dan mengajak mereka agar segera pergi.
“Memberikan mereka sedikit makanan akan memberikan mereka pelajaran. Itu akan memotivasi mereka.” Kata pelatih Yoon.
Joon Hyung dkk masuk ke dalam restoran, terlihat masih
kosong. Tae Kwon heran dengan temanya itu
mau memakan ayam
padahal mengatakan akan mentraktir makan siang. Joon Hyung heran karena makan ayam goreng itu sebagai
makan siang mereka. Dae Hoo pun melayaninya.
“Kami mau pesan 2 ayam goreng dan
1 ayam pedas.” Kata Joon Hyung, Dae Hoo pun
memberitahu pada Tuam Kim.
Joon Hyung duduk melihat beberapa foto Bok Joo dengan
medalinya dan juga piala yang didapatkanya, senyumanya pun terlihat. Setelah
selesai Tuam Kim menghitung makan yang dipesan Joong Hyung yaitu
2 ayam goreng, 1 ayam pedas, dan
3 botol cola totalnya jadi 46
dolar. Joon Hyung membayarnya, dan memberikan tambahan uang
karena sebelumnya berhutang.
Tuan Kim binggung bertanya kapan memberikanya, Joon Hyung
mengaku sekitar
2, 3, atau 4 minggu lalu lalu bergegas pergi. Tuan
Kim memanggilnya karena tidak
ingat pernah meminjamkan uang padanya. Dae Hoo
melihatnya meminta agar bisa membagi dua kalau memang Tuam Kim tak
mengingatnya. Tuan Kim langsung memberikan pukulanya.
Semua atlet sudah selesai berlatih menuruni bus, Pelatih
Yoon menyuruh mereka agar Pergi ke sauna dan bersantai Dan jangan lupa untuk melakukan sedikit peregangan sebelum tidur. Pelatih Choi pun menyuruh mereka bubar, tapi semuanya
terlihat hanya diam saja.
“Kenapa kalian hanya berdiri
disana? Kalian
sudah dibubarkan.” Kata Pelatih Choi binggung.
“Kalian berdua bilang kalau akan mengajak
kami makan malam setelah latihan hari ini.” kata
senior, semua pun mengingatnya
“Apa aku mengatakan itu?” ucap Pelayan Yoon seperti pura-pura lupa, semua bisa
mendengar jelas Pelayan Yoon mengatakanya.
“Kau bilang kita akan makan
barbekyu! Kau
berjanji pada kami.” Teriak semua atlet, pelatih
Choi pun akhirnya mengajak mereka makan malam bersama, semua terlihat bahagia.
Semua duduk di dalam ruang latihan dan pelatih Choi
memberikan burge pada masing-masing atlet.
Semua mengeluh makan burger sama dengan barbekyu, Hyung Chul pikir
ini hanya makanan ringan. Pelatih Choi berteriak kalau burger itu makan
berat dengan mengejek mereka semua sangat
manja.
“Berikan padaku jika kau tidak
mau.... Kembalikan.” Kata Pelatih Choi, semua pun buru-buru memakanya. Hyung
Chul langsung memakan burger hanya dalam satu gigitan saja.
“Hei, makan punyaku. Aku tidak punya selera makan.” kata pelatih Yoon tak tega, Hyung Chul menolaknya.
“Jangan khawatir, pelatih Kau makanlah milikmu. Aku sudah makan mie instan tadi, jadi tidak begitu lapar.” Ucap pelatih Choi memberikan pada Hyung Chul untuk
memakannya. Pelatih Yoon merasa tak enak
hati karena rekanya itu mengorbakan diri.
“Ayo bangun.... Buger-burger
itu tidak akan memberimu energi
yang cukup untuk mengangkat besi. Ayo
kita makan barbekyu.” Teriak Pelatih Yoon, Semua
terlihat bahagia dan pelatih Choi hanya bisa melonggo karena mereka sudah
mendapatkan banyak potongan untuk makan akibat bus.
Joon Hyung seperti baru kembali ke asrama, saat itu
melihat Si Ho berdiri didepanya. Tae Kwon dari kejauhan melihat temanya
langsung berteriak memanggilnya seperti pacarnya bertanya kenapa tak mengangkat
telpnya. Joon Hyung menatap ke arah Si Ho, Tae Kwon melihat Si Ho mendekat lalu
berpura-pura mencari ponselnya dan mengingat sudah meninggalkan dikamar lalu
bergegas pergi.
“Kau masih sangat menawan. Sudah lama tidak bertemu, mantan
kekasihku!” ucap Si Ho, Joon Hyung dengan dingin
pun membalasnya karena mereka sudah lama tak bertemu.
“Sepertinya makanan di Taereung
enak. Kau
terlihat sehat dan baik-baik saja.” Komentar
Joon Hyung.
“Mereka memang punya makanan yang
enak disana, tapi aku
memutuskan untuk kembali karena merindukanmu.” Ucap Si Ho blak-blakan.
“Jika kau hanya ingin
menggangguku, lebih
baik jangan lakukan.
Aku sudah merasa nyaman sekarang.” Kata Joon Hyung
“Aku tahu dan hanya bercanda. Karena Aku ingin memcahkan es diantara
kita. Tapi aku
harus bilang kalau senang karena
bisa bertemu denganmu.” Ucap Si Ho,
Joon
Hyung pamit akan masuk, Si Ho pun bertanya apakah bisa menyapanya kalau mereka
berpapasan. Joon Hyung pun mempersilahkanya,karena Mengabaikan
satu sama lain tidak akan keren dan kekanak-kanakkan lalu
bergegas pergi. Si Ho berlatih sendirian dengan hula hup tapi
seperti pikiran tak bisa konsterasi karena gagal dan akhirnya hanya bisa
menangis sendiri karena perasaanya. Akhirnya ia memakan coklat pie agar
mengontrol emosinya
Pelatih Yoon makan bersama dengan rekanya, tapi Pelatih
Choi terlihat sedih karena semua atlet makan dengan lahap tanpa tahu mereka
harus menekan pengeluaran dari tim mereka. Bok Joo meminta teman-temanya agar
memastikan untuk mengontrol kecepatannya dan sudah tahu kebiasan mereka. Sun Ok pikir sudah
tahu kalau mereka harus
makan “SaengYangBokNaeng.”
“Ngomong-ngomong, apa itu
SaengYangBokNaeng?”tanya Ye Bin si junior
binggung.
“Aku kecewa padamu, Ye Bin... Bukankan kau seharusnya tahu
dasarnya?” ucap Bok Joo dan meminta para junior
bisa mendengarkan penjelasanya.
“Ketika kau makan di tempat
barbekyu.. maka kau akan
cepat kenyang kalau makan
tanpa strategi yang bagus. Kita
datang dengan SaengYangBokNaeng.. untuk
mengurangi kesempatan berbuat kesalahan
seperti itu. Ini akan
membiarkanmu menikmati makananmu
sampai kau merasa sangat kenyang.” Jelas Bok
Joo
“Pertama… Saenggogi yaitu Daging
Panggang, kau makan daging panggang dan Selanjutnya
adalah daging yang dibumbui yaitu Yangnyeomgogi.
Ketika kau merasa sedikit kenyang karena dagingnya, maka kau harus memesan makanan yang paling harus dimakan, nasi
goreng!” ucap Bok Joo lalu berteriak meminta si bibi untuk
membawa lima
porsi nasi goreng.
Bok Joo pun makan “Bokkeumbab” dengan diber nori bagian atasnya, setelah itu langkan
ke empat adalah “Naengmyeon” mereka
sudah mengunting mie diatas mangkuk. Bok Joo memberitahua Langkah terakhir adalah
membersihkan piring dengan naengmyeon.
“Itu melengkapi yang asli, makanan
yang sempurna di tempat
barbekyu dengan cara yang paling efisien. Jadi bagaimana menurutmu,
teman-teman? Kau
mendapatkan pengalaman dari tangan pertama.” Kata Bok Joo, Hye Bin mengangkat jempolnya dengan kalau
sangat mengaguminya.
Pelatih Choi masih terlihat sedih karena anak-anak bisa
menikmati makanya tapi perasaanya sangat tertekan. Pelayan Yoon terlihat santai
meminta agar pelayan Choi harus makan dan mereka hidup untuk makan, jadi menyuruhnya agar makan seperti babi hari ini.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar