PS : All
images credit and content copyright : KBS
Na Ri baru saja check in sebagai pramugari saat
membalikan badan ternyata Duk Bong sudah ada dibelakangnya dan bertanya apaka
suda membawa stempelnya, Na Ri mengaku tidak
tahu Duk Bong ingin bertemu dibandara dan itu membuatnya klienya binggung.
“Ini adalah semua dokumennya, jadi Baca semuanya terlebih dahulu Dan aku tidak bisa menemukan ada
yang mencurigakan tentang kecelakaan
ibumu.” Kata Duk Bong memberikan berkasnya.
“Aku harus memikirkannya lagi
untuk mengajukan keluhan.” Ucap Na Ri
“Kalau begitu tandatangani saja
surat kuasa pengacara...” kata Duk Bong, Na Ri
sengaja mengalikanya dengan menyapa tim pramugari lainya yang baru datang.
Yeon Mi melihat Na Ri yang datang
awal. Mata Yeo Joo langsung melihat ke arah Duk Bong yang
terlihat tampan dan bisa menjadi mangsanya, Na Ri melihat tatapan temanya
langsung menyuruh mereka masuk duluan saja dan menarik Duk Bong untuk pergi
menjauh.
Salah satu pramugari melihat baju yang dipakain Duk Bong
itu baju terbaru edisi terbatas, dan Sepatunya bahkan lebih terbatas
lagi menurutany. Kekayaannya mengalir. Yeon Mi melihat dua juniornya itu sangat memperhatikan
penampilan.
“Kenapa dia tidak akan
memperkenalkannya kepada
kita?” kata Yeon Mi heran
“Aku kira mereka tidak cukup dekat untuk melakukannya.”ucap Yeo Joo sinis, melihat keduanya berjalan pergi.
Na Ri berjalan lebih dulu, Duk Bong yang percaya diri
merasa kalau teman-teman Na Ri melihatnya sebagai pria keren dan ingin
menyapanya, tapi mala mengabaikan itu. Na Ri
bertanya Duk Bong ingin diperkenala
sebagai siapa dengan wajah kesal karena tidak
ingin menunjukan aib keluarganya. Duk Bong mengaku
sebagai Seorang teman dari rumahnya.
“Kita sepakat untuk berteman… Tapi kau tahu...” ucap Duk Bong melirik ke arah teman Na Ri
“Kenapa? Si Bibir merah? Apa kau menyukainya?” ucap Na Ri sinis melihat semua temanya menatap Duk
Bong.
“Tidak... Semua orang menatap secara
terang-terangan Apa
aku orang pertama yang dating dan
mengunjungimu? Apa itu karena aku? Apa aku berdiri terlalu menarik
perhatian?” ucap Duk Bong terlalu percaya diri.
Dibelakang dua teman Na Ri berpikir karena Duk Bong maka
Na Ri itu putus dengan tunanganya, teman
lainya mengatakan kalau Banyak pasangan yang putus
setelah bertunangan dan menurutnya Ini
bukan masalah besar . Yeo Joo dengan sinis memilih untuk pamit pergi karena
tak ingin membicarakan tentang Na Ri.
“Ya... Kau kelihatan hebat... Pergilah sebelum mereka menatap
lagi.” Ucap Na Ri, Duk Bong pun ingin Na Ri memasukan
berkasnya itu maka ia akan segera pergi.
Na Ri melihat ponselnya berdering dan ternyata dari Nan
Gil dengan tertulis nama “Si brengsek yang tinggal di
rumahku” sebelumnya menyuruh Duk Bong pergi saja dan membahasnya
nanti, lalu mengangkat telp Nan Gil bertanya ada apa. Nan Gil terlihat gugup
saat mulai berbicara.
“Yah, aku bertanya-tanya kalau ada
sesuatu yang terjadi.” Ucap Nan Gil, Na Ri
binggung seperti apa maksudnya.
“Seperti kau menerima dokumen yang
aneh... atau
seseorang datang untuk menemuimu.” Kata Nan
Gil
“Tidak ada yang seperti itu, sekarang Aku ada sebuah penerbangan.” Kata Na Ri, Nan Gil sedikit lega karena tidak
ada yang terjadi.
“Aku tahu kenapa kau menelepon. Apa kau ada di gudang?” ucap Na Ri bisa menembak, Nan Gil tak bisa menutupinya
karena terbatuk-batuk. Na Ri bisa tahu kalau Nan Gil ada di gudang karena Cukup
berdebu dan Mungkin ada tikus juga.
“Tidak ada tikus, karena Aku selalu membersihkannya.” Ucap Nan Gil yakin
Na Ri pikir Nan Gil
pasti tahu apa yang hilang. Nan Gil mengaku tidak
tahu apa yang dikatakan Na Ri sekarang. Na Ri mengaku biasa
berbicara dengan ibunya sebelum
penerbanganku karena Suara ibunya itu terbiasanya menangkal kecelakaan. Nan Gil dengan canggung mengatakan “Semoga
beruntung dalam penerbangan.” Karena belum
pernah melakukan penerbangan jadi
tidak
tahu rasanya jadi berharap Na Ri tetap semangat.
Na Ri tersenyum mendengarnya, saat menutup telp tiba-tiba
Duk Bong sudah ada dibelakangnya sambil mengejek kalau Budaya minum
Korea menakjubkan karena Na Ri berubah
dari lawan menjadi keluarga yang
penuh kasih, maka Akan jadi
lebih cepat bagiku untuk bisa membeli
tanah dari Nan Gil. Na Ri menegaskan Nan Gil tidak akan menjualnya.
“Dia pasti akan menjualnya.
Kenapa? Karena penipu
tahu kapan harus menjual. Aku,
Kwon Duk Bong, menyatakan
bahwa aku melakukan yang terbaik untuk
klienku, Hong Na Ri.” Ucap Nan Gil, Na Ri tak
peduli dan buru-buru pergi.
Saat itu Duk Bong ingin pergi, Yeo Joo tiba-tiba sengaja
melewatinya seperti ingin mulai mengodanya. Duk Bong terlihat binggung seperti
tak merasa tergoda dengan kecantikan yang dimiliki oleh Yeo Joo.
Paman Shim sedang minum soju lalu bertanya keadaan Na Ri,
Nan Gil menegaskan akan mengurusnya, jadi jangan mengajukan pertanyaan. dan jangan mencoba untuk
mengetahui apapun. Paman Shim mengumpat Na
Ri, anak nakal, lalu memastikan kalu tidak
membatalkan pernikahan... karena
uang 30.000 dolar itu.
“Kau bukan tipe orang yang
benar-benar khawatir
tentang orang lain. Apa
kau perlu sesuatu untuk digosipkan?” sindir Nan
Gil sangat mengetahui sifat paman Shim.
“Dia keponakanku! Apa kau anggap aku seperti itu?” kata paman Shim kesal, Nan Gil memberikan uang dalam
amplopm menyuruh paman makan lalu pergi.
“Na Ri... tidak ingat sama sekali, kan?” kata Paman Shim, Nan Gil memilih untuk pergi
meninggalknya. Paman Shim terlihat bahagia melihat uang yang diberikan oleh Nan
Gil.
Nan Gil pergi ke gudang, teringat kembali ucapan Na Ri
sebelum terbang “Suara ibuku biasanya menangkal kecelakaan.” Lalu ia menelp Tuan Bae, seorang pria duduk diruangan Dana Financial seperti
seorang direktur menerima telp dari Nan Gi.
“Ini tanahku, jadi tidak ada gunanya melibatkan
Na Ri ke dalam ini.” kata Nan Gil
“Kau tidak mau datang dan
menemuiku kecuali
aku melibatkannya karena
dia adalah kelemahanmu. Dan Juga, jangan panggil aku "tuan
Bae." Aku
pernah menjadi ayahmu pada satu titik.” Tegas Tuan
Baek
Nan Gil menutup telpnya, saat itu Tuan Bae melihat
foto-foto yang berjejer dan melihat salah satunya seperti foto Nan Gil didepan Panti Asuhan Hope
Na Ri dan Yeo Joo sedang berada dibagian belakang pesawat
menyiapkan minuman< Yeo Joo mencoba bersikap baik kalau tidak
akan mengatakan apapun pada Dong
Jin bahwa Na Ri dating di bandara bersama pria lain menurutnya Na Ri tidak
perlu untuk berpura-pura seperti itu.
“Aku kira kau tidak tahu, kalau Dong Jin dan Duk Bong sudah
bertemu. Mereka
bertemu di depan rumahku. Duk
Bong melihat Dong Jin menempel kepadaku, jadi mereka tidak saling menyukai. Jangan katakan kepadanya.Tidak
ada gunanya seperti itu.” balas Na Ri
“Kurasa kau bertemu banyak orang
di depan rumahmu. Itu
sebabnya adikmu sangat marah. Sia-sia
sekali karena dia membusuk di pedesaan.” Ucap Yeo
Joo melihat Nan Gil sebagai adik Na Ri
“Kau bilang Adik laki-laki? Bahkan jangan berpikir tentang
hal itu.” tegas Na Ri buru-buru pergi, Yeo Joo tersenyum merasa
kalau adiknya itu jadi kelemahan Na Ri.
Duk Shim duduk sendirian didekat halte, Nan Gil lewat
dengan sepedanya lalu mengaja untuk pergi mengambil sepeda dengan menunjuk ke toko di pinggir jalan. Duk Shim pun
hanya bisa menatapnya. Nan Gil mengeluarkan sepeda mini memastikan kalau memang
itu milik Duk Shim
“Dia tidak mengatakan apapun. Kenapa kau menlibatkan dirimu? Yang aku lakukan hanya membelinya
dari seseorang.” Ucap si pemilik terlihat
kesal
“Apa sepeda seperti ini umum di
lingkungan ini? Dia
seorang siswa SMA, tapi
dia berjalan karena kehilangan
sepedanya. Dia
terlalu lelah untuk belajar. Jika
kami melaporkan hal ini dan memanggil polisi,maka mereka
mungkin akan memeriksa semua yang kau
miliki di sana.” Kata Nan Gil, si pemilik
terlihat ketakutan, Duk Shim yang mendengar Nan Gil tersenyum bahagia karena
merasa kalau memiliki orang yang membela dirinya.
Keduanya pun naik sepeda bersama melewati taman, Nan Gil
berhenti didepan restoranya dan Duk Shim melihat kakaknya langsung pergi begitu
saja. Nan Gil memberitahu agar selalu mengunci sepedanya agar tak hilang dan
melambaikan tangannya.
“Apa kau juga membantu anak-anak
nakal?” sindir Duk Bong
“Kenapa dia bisa terlihat sebagai
anak nakal bagimu? Padala Kau
terlihat seperti orang dewasa yang nakal.” Balas Nan
Gil
“Jual tanah itu kepadaku dengan
setengah harga yang aku
sebutkan. Mari kita
tandatangani kontrak hari ini.” ucap Duk Bong
memberikan sebua berkas ditanganya.
Nan Gil melihat foto dirinya yang berada dari sebuah
panti asuhan, Duk Bong mengaku menggunakan agen mahal dan mendapatkan foto itu, menurutnya itu sepadan dengan
harga yang dibayarnya. Menurutnya Nan Gil seharusnya
mengambil uangnya dan lari, karena Itu
adalah keputusan yang bijaksana.
“Apa Na Ri tahu?” tanya Nan Gil, Duk Bong mengatakan tidak karena Rahasianya akan kehilangan
nilainya.
“Aku tidak akan mengatakan apapun
sebelum kita menandatangani
kontrak.” Kata Duk Bong
“Tidak. Bukan itu maksudku, Apa dia
tahu kau mencoba untuk membuatku
menjualnya?” tanya Nan Gil
“Dalam posisinya, dia akan
kehilangan miliknya dalam
semalam. Jadi Tentu saja, aku akan memberitahu
dia karena Aku tidak sekejam itu.” jelas Duk Bong, Nan Gil ingin tahu apa yang dikatakan
Na Ri.
“Apa kau benar-benar ingin tahu? "Dia tidak akan
menjualnya." Itu
yang dia katakan.” Ucap Duk Bong, Nan Gil
hanya terdiam
“Ayahku sudah membuat seluruh
keluarga kami menemui
seorang Psikolog, Keluargaku begitu kacau karena
itu dia ingin
membuktikan.. kami
lemah secara mental saat terjadi sesuatu.” ucpKau
pasti tidak tahu tentang keluarga karena
kau dari panti asuhan, tapi
Nan Gil, keluarga
juga kejam dan sama
sekali tidak indah. Kau
seorang penipu. Jangan
berpura-pura khawatir tentang keluarga. Ambil saja uangnya dan lari... sebelum masa lalumu terbongkar.” Ucap Duk Bong dengan gaya sombongnya
Nan Gil menegaskan
tidak akan menjualnya. Karena tidak boleh mengecewakan putrinya dan Itulah keluarga. Menurutnya Keluarga bukan tentang
hubungan tapi Keluarga tetap sebuah keluarga. Duk Bong mengejek melihat seperti benar-benar
hubungan ayah dan anak yang indah.
“Yah, aku harus membeli tanah ini, entah bagaimana caranya, jadi kami bertiga bisa memikirkan
sesuatu.” Tegas Dong Buk
“Ada slogan baru yang aku gunakan, “Aku harus menguleni adonan.” Dan "Ayahku
khawatir... Tentang
keadaan psikologis keluarga." Seperti
itulah seharusnya caramu melihatnya.” Kata Nan
Gil berdiri dari tempat duduknya.
Nan Gil melihat berkas yang diterima oleh Dong Buk dengan
keterangan dari panti asuhan (Ditinggalkan segera setelah
lahir, Sangat dijaga) wajahanya terlihat
sedih. Lalu pesan masuk ke dalam
ponselnya, Na Ri mengirimkan gambar-gambar awan dari jendela pesawat.
“Aku tidak tahu kau
belum pernah naik pesawat sebelumnya. Ini ada beberapa foto. Aku juga selalu
mengirim pesan teks kepada ibuku saat mendarat.” Nan Gil
membaca pesan Na Ri bisa tersenyum.
“Aku harus mengaduk adonan.” Tulis Nan Gil seperti biasanya.
Duk Bong datang ke kamar adiknya yang sedang sibuk
bermain games lalu bertanya apakah pernah mengikuti Nan Gil, karena menurutnya aneh kalau memang Duk Shim meminta
sepeda. Duk Bong balik bertanya apakah kakaknya mengetahui
sesuatu. Duk Bong binggung.
“Apa kau tahu sesuatu...tentang
sepeda apa yang aku beli atau jika
aku kehilangan itu?” ucap Duk Shim sinis, Duk
Bong melihat adiknya juga
emosional.
“Seberapa dekat kita sampai aku
harus tahu hal-hal
seperti itu?!!Apa kau
akan pergi terapi atau tidak?” kata Duk Bong berusaha
bicara.
“Sudah aku katakan untuk keluar! Jangan masuk ke kamarku!” teriak Duk Shim kesal, Duk Bong merasa adiknya benar-benar membutuhkan
terapi.
Seluruh pramugari pun saling berpisah, Na Ri dan Yeo Joo
terlihat saling menatap sinis. Yeon Mi yang melihatnya merasa Na Ri yang
paling kejam pada Yeo Joo akhir-akhir
ini, karena Saat mereka mengganggunya, maka Na Ri mengatakan untuk berhenti menjadi dewasa, dan bahwa menjadi muda dan cantik
itu bukan
kejahatan.
“Kau bersikap seakan-akan adil. Apa yang merasukimu? Pasti Ada sesuatu yang terjadi, kan?” ucap Yeon Mi yakin
“Lagipula menjadi muda dan cantik
adalah kejahatan.” Ucap Na Ri kesal
“Sesuatu dari pengadilan
dikirimkan ke kantormu.” Kata Yeon Mi, Na Ri kaget
mendengarnya dan langsung pamit pergi.
Duk Bong duduk diruangan, mengetahui Soon Rye itu sudah
tinggal di tempat itu untuk
sementara waktu, jadi
pasti pernah mendengar tentang Panti Asuhan Hope. Soon Rye mengaku tak begitu yakin hanya ingat secara samar-samar. Duk Bong meminta Soon Rye menatapnya lalu merasa
sekertarisnya itu pasti mengetahuinya dan mengatakan kalau Nan
Gil berasal dari Panti Asuhan Hope. Soon Rye
hanya bisa terdiam.
Saat itu Na Ri menelp Duk Bong, buru-buru Soon Rye
meninggalkan ruangan. Duk Bong megeluh kalau sudah berapa lama menunggu, Na Ri
bertanya apaka Duk Bong mengirimkan keluhan. Duk Bong kaget Na Ri suda
mengetahuinya.
“Sesuatu datang untukku dari
pengadilan.” Kata Na Ri panik
“Mereka tidak secepat itu, Kau pasti sudah didenda karena
sesuatu.” Ucap Duk Bong yakin, Na Ri pun langsung menutup
telpnya. Duk Bong mengelu Na Ri selalu hanya mengatakan apa yang diinginkan dan
akan bicara pada Soon Rye tapi baru
menyadari kalau seketarisnya itu suda pergi.
Na Ri akan bergegas pergi tiba-tiba temanya
Ran Sook datang ke bandara, Ran Sook mengaku sangat merindukanya,
Na Ri berpikir kalau seharusnya
membelikanmu sesuatu danmerasa mulai tua jadi
sangat pelupa
akhir-akhir ini. Ran Sook setuju kalau Dong
Jin berkata kalau temanya sudah
mulai tua.
“Hei... Tunjukan jalannya. Aku akan ke
rumahmu dan akan membunuh penipu itu. Apa? Ayah tiri? Psiko itu...” ucap Ran Sook marah, Na Ri langsung membekap mulut
temanya memberitahu kalau ia bandara dan
sedang bertugas.
“Ayo kita pergi membunuh penipu
itu. Kenapa
dia berani menggunakan skema gigolo yang
usang? Kenapa
kau bisa tetap terbang disaat semua ini terjadi? Bagaimana kalau penipu itu
menjual tanahnya dan
kabur?” ucap Ran Sook kesal
“Dia tidak seperti itu.” ucap Na Ri yakin
“Jangan membuat kepala wanita yang kelelahan ini meledak. Aku menjual jiwaku kepada ibu mertuaku untuk
menjaga anakku agar kita
bisa menangkapnya.” Kata Ran Sook dan mengajak
Na Ri segera pergi.
“Dia bukan penipu... Aku rasa tahu siapa dia.” Ungkap Na Ri, Ran Sok tak peduli menyuruh Na Ri segera
masuk saja dan pergi. Na Ri pun menurut. Diam-diam seseorang mengikuti Na Ri
dan Ran Sook.
Na Ri diantar Ran Sook sampai ke kantornya, dibelakang
sebuah mobil ikut mengikuti kemana Na Ri pergi. Sementara dilantai atas, seorang
receptionist dengan wajah sinis memberikan beberapa amplop memberitahu kalau Semua
ini datang sejak tiga hari lalu. Na Ri
binggung melihat banyak surat dari pengadilan yang diterimanya.
“Apa kau meminjam uang...” bisik Receptionistnya curiga, Na Ri mengatakan itu tak
mungkin lalu membuka amplop pertama ada sebuah kartu nama (Da Da Finance, pengacara
perusahaan, Kim Do Suk)
Nan Gil menerima telp dari temanyanya, dengan
menyampaikan pesan dari Tuan Bae untuk memberitahunya kalau Hong Na Ri datang dan Nan
Gil panik berusaha menelp Na Ri tapi ponselnya sibuk, tapi akhirnya langsung
melepaskan baju chefnya dan berlari keluar dari restoran. Saat di dalam taksi
juga tak bisa menelp Na Ri, sementara Na Ri sedang ada didalam mobil bersalam
dengan Ran Sook
“Kenapa aku begitu gugup? Kau mendapat pemberitahuan dari
bank. Ini sudah
berakhir. Penipu
itu pasti terlibat dan sekarang Aku
sangat gugup.” Ungkap Ran Sook, Na Ri menawarkan obat
penenang karena masih memiliki satu saja.
“Kenapa kau membawa itu? Yah.. Tentu, aku bisa mengerti kenapa. Kau sudah mengalami banyak hal
dalam waktu satu
tahun terakhir. “ ucap Ran Sook mengerti. Na
Ri binggung apa yang harus mereka lakukan sekarang.
“Apa pun itu, aku pikir kau sedang
ditipu.” Kata Ran Sook yakin lalu memukul mulutnya sendiri
karena tak ingin dari perkataanya membuatnya jadi benar-benar sial.
“Ini pasti ada hubungannya dengan
penipu itu. Segera
hubungi dia. Telepon si brengsek itu!” kata Ran
Sook.
Saat itu juga Nan Gil menelp Na Ri, dengan wajah panik
bertanya keberadaanya. Na Ri mengatakan ada Di dalam
mobil temannya. Nan Gil tahu Na Ri itu tidak
memiliki teman, Na Ri menegaskan kalau punya
teman. Ran Sook yang kesal berkomentar kesal Na Ri malah
berbicara di telp. Nan Gil pun bertanya siapa yang ada bersama Na Ri, Na Ri
mengaku kalau itu adalah temanya.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Nan Gil
“Jangan mengalihkan pembicaraan. Kau menelepon karena kau tahu
sesuatu, kan? Mereka
mengatakan akan menempatkan hak
gadai atas gajiku!” kata Na Ri, Ran Sook yang
mendengarnya terlihat makin kesal
“Mereka tidak bisa melakukan itu. Ini adalah ancaman kosong.” Ucap Nan Gil.
Na Ri tak percaya kalau itu Ancaman
kosong, lalu bertanya Bagaimana kau bisa tahu
hal itu dengan baik dan merasa yakin kalau itu adalah
orang-orang dari rumah Paman dan ternyata sekarang kalau mereka itu berteman. Ran Sook mendengar pembicaraan bisa
menebak kalau itu sipenipu, lalu berteriak agar
menyuruh Nan Gil untuk pergi.
“Kau bisa Lihat? Aku akan pergi, jadi
jangan repot-repot. Temanmu
berkata aku harus pergi.” ucap Nan Gil
“Kalau begitu aku akan menemuimu
di sana.” Ucap Na Ri lalu menutup ponselnya.
“Hei. Kenapa kau begitu sopan
kepada si penipu itu?” kata Ran Sook kesal, Na Ri
meminta agar Ran Sook memingirkan mobilnya.
Ran Sook binggung, Na Ri pikir tidak
bisa pergi dengan memakai seragam karena akan
merusak citra perusaaan lalu melihat ke dalam kopernya hanya
memiliki baju musim panas. Ran Sook ingin
meminjamkan bajunya dan menciumnya sendiri kalau baunya seperti muntah bayinya.
Akhirnya Na Ri sudah berganti pakaian dengan Ran Sook,
sementara Ran Sook memegang dadanya yang terasa kedingingan, keduanya melihat
tulisan besar (Da Da Finance) Lalu Na Ri menelp memberitahu kalau suda ada diluar dan
menutup telpnya, Ran Sook bertanya apa yang mereka katakan, Na Ri memberitahu
kalau orang dari Da Da Finance akan keluar
“Ada kantor polisi dan rumah sakit
terdekat. Bangunan
ini ada di lokasi yang baik.” Ucap Ran Sook
melihatnya. Saat itu Nan Gil menelp tapi Na Ri tak mengangkatnya karena orang dari Da Da Finance datang akan mengantar Na Ri masuk ke dalam gedung.
Na
Ri melihat ponselnya karena Nan Gil terus menelp akhirnya memilih untuk
mengetarkan ponselnya. Na Ri pun duduk disebuah ruangan, terlihat dari ruangan
CCTV, Na Ri yang duduk duduk sendirian.
Tuan Bae sengaja melihat dari monitor, dan Anak buahnya
memberitahu kalau Nan Gil sedang dalam perjalanan. Nan Gil terlihat panik mengirimkan pesan pada Na Ri “Aku sedang dalam
perjalanan, jadi jangan mengatakan apapun. Jangan membaca apa pun
yang mereka berikan kepadamu. Jangan menandatangani apa pun. Tunggu sebentar lagi.
Berhitung kalau kau merasa takut.”
Anak buah Tuan Bae dan juga seorang pengacara masuk
ruangan, Pengacara Kim memperkenalkan dirinya, Na Ri membaca pesan dri Nan Gil “Jangan menunjukkan
minat. Jangan melakukan kontak mata. Alihkan pandangan.” Mata Na Ri langsung mengalihkan ke arah lain tak ingin
menatap keduanya.
“Kau pasti memiliki banyak
pertanyaan. Silakan
bertanya.” Ucap Pengacara Kim, Na Ri kembali membaca pesan Nan Gil “Aku
sedang dalam perjalanan, jadi
jangan mengatakan apapun. Jangan
membaca apa pun yang mereka berikan kepadamu. Jangan menandatangani apa pun.”
Pengacara Kim memberikan sebuah berkas (Dokumen atas Sejarah
Transaksi) dan meminta membacanya, Na
Ri tetap memalingkan wajahnya. Anak buah Tuan Bae pikir akan terlalu sulit untuk
dipahami lalu memberitahu kalau masalah sederhana kalau ayah Na
Ri mengadakan
transaksi dengan merkea.
“Kau bilang Ayahku? Kalau begitu bicara dengan Nan
Gil. Dia dalam
perjalanan sekarang.” Ucap Na Ri
“Tidak…Kami perlu bicara denganmu.” Tegas Si anak buah Tuan Bae
“Kau mengatakan itu adalah waktu
yang lama. Kapan dia
meminjamnya?” tanya Na Ri
“Seperti yang kau lihat dalam
dokumen, yang
pertama adalah pada tahun 2001. Itu
15 tahun yang lalu.” Kata Pengacara Kim
Na Ri tak percaya karena kalau 15 tahun
yang lalu, lalu memikirkan panggilanya itu Mahasiswa atau anak-anak, menurutnya ayahnya itu Anak di
bawah, jadi Bagaimana dia bisa melakukan
transaksi dan bertanya apaka memiliki bukti.
Pengacara Kim mengaku tak mengerti yang dikatakan Na Ri dan menyebut nama Hong
Sung Kyu. Na Ri kaget ternyata yang dimaksud
adalah ayah kandungnya.
“Bukankah Hong Sung Kyu ayahmu? Tuan Hong Sung Kyu... adalah klien kami selama
bertahun-tahun, menggunakan
lahan ibumu sebagai jaminan. Lalu
dia menghilang, jadi ibumu harus
bertanggung jawab, tapi
kami baru tahu bahwa dia meninggal. Putrinya
harus bertanggung jawab. Kalau
kau memberi kami tanah atas nama ibumu, maka semuanya
akan selesai.” Tegas Pengacara Kim
Nan Gil akhirnya sampai di kantor ayahnya, langsung
berlari masuk. Anak buah Tuan Bae mengejar dan mencoba menghalanginy, karena Tuan
Bae mengatakan untuk membawa Nan Gil menemuinya. Nan
Gil mengeluarkan sebuah USB agar diberikan padanya, menyampaikan pesan kalau untuk
tidak berpikir berbicara kepadanya lalu sengaja
memperlihatkan pada CCTV, Tuan Bae pun melihatnya dari layar. Di dalam ruangan
Na Ri sudah membaca (Dokumen atas Sejarah Transaksi)
“Sudah aku katakan untuk tidak
membaca apa pun yang
mereka berikan kepadamu. Kenapa
kau tidak mendengarkan? Kenapa
kau mengabaikan ayahmu?” teriak Nan Gil marah, teman
mendengar Nan Gil mengaku ayah merasa seperti lelucon, Hanya dengan tatapan
membuat si anak buah terdiam.
“Dokumen-dokumen ini palsu.” Ucap Nan Gil lalu melemparnya, Pengacara Kim merasa
kalau itu hanya pendapat Nan Gil. Tatapan Nan Gil kembali terlihat membuat si
pengacara tertunduk.
Na Ri menatap Nan Gil dengan wajah binggung, Nan Gil
menyuruh Na Ri segera bangun, Na Ri berusaha bangun dan kakinya seperti terasa
lemas. Nan Gil kembali melirik sinis, Si anak buah mengaku benar-benar
baru saja berbicara dengannya. Na Ri akhirnya keluar
ruangan lebih dulu.
Nan Gil pun mengikuti Na Ri keluar meminta agar menunggu
sebentar, Na Ri memegang lengan Nan Gil seperti takut ditinggal sendirian. Nan
Gil meminta agar Na Ri mulai menghitun kalau memang ketakutan. Na Ri pun
memberikan Nan Gil pergi. Nan Gil kembali menemui anak buah Tuan Bae di dalam
ruangan.
“Kau tahu aku tidak meminta
bantuan, kan? Saat aku
meminta bantuan, itu
pasti serius. Jadi aku mohon bantu aku.... Jangan menyentuh Na Ri.” Kata Nan Gil.
“Dan Juga, ini adalah ancaman dan Gunakan kepalamu. Kalau kau macam-macam denganku, maka Yang terjadi hari itu akan
terulang.” Ucap Nan Gil sengaja mendekati wajahnya
pada anak buah tuan Baek, terlihat Tuan Baek yang sangat ketakutan.
Nan Gil kembali dengan mengandeng tangan Na Ri mengajak
agar segera pergi dari tempat itu, Na Ri tak percaya hanya bisa menatapnya. Nan
Gil bertanya apakah Na Ri itu memang tidak takut atau
bodoh dan Bagaimana bisa datang ke tempat seperti ini.
“Aku tidak pernah disebut bodoh, dan mudah ketakutan,Jadi jelaskan semuanya kepadaku.” ucap Na Ri menyangkalnya, Nan Gil bisa merasakan tangan
Na Ri yang masih gemetar saat di pegang olehnya.
“Apa yang kau pakai? Dan baunya itu sangat tak
enak” ungkap Nan Gil heran
“Jangan mengalihkan pembicaraan.” Balas Na Ri, Nan Gil melihat Na Ri bicara dengan bahasa
santai, Na Ri mengaku kalau itu cara berbicara dengan ayahnya.
Keduanya sudah keluar dari gedung, Nan Gil seperti
merasakan fobianya melihat gedung tingi dan merasa seperti berputar-putar.
Dengan berusaha terlihat tenang memperingatkan agar Na Ri tak boleh datang ke
tempat itu lagi dan meminta agar mengambaikan saja dan buru-buru pergi.
“Tolong jelaskan... apa yang sedang terjadi.” Kata Na Ri, Nan
Gil merasa Tidak ada
yang perlu dijelaskan.
“Hutangnya lebih dari satu juta
dolar. Mereka
mengatakan itu menjadi tanggunganku sekarang.” Ucap
Na Ri
“Kenapa menjadi tanggunganmu?” kata Nan Gil, Na Ri mengetahui kalau itu hutang
ayahnya.
“Aku ayahmu! Aku... adalah Ayah Hong Na Ri sekarang, jadi mereka tidak bisa melakukan
apapun.” tegas Nan Gil dengan nafas terengah-engah lalu akan
berjalan dan pandangan seperti bergoyang-goyang.
“Apa karena hutang itu... kau menjadi ayahku? Apa kau tahu
segalanya? Apa ibuku
juga tahu? Katakan
kepadaku, Nan Gil.” Kata Na Ri mengejar Nan Gil
yang berjalan beberapa langkah darinya.
Nan Gil menatap Na Ri seperti mulai merasakan lemah, Na
Ri khawatir melihat Nan Gil yang mengeluarkan banyak keringatan. Nan Gil terus
merasakan kepalanya seperti terasa berputar-putar, Ran Sook keluar dari mobil
berteriak Nan Gil itu Penipu dan meminta agar tetap diam dan jangan bergerak.
Na Ri menghalangi takut Ran Sook melakukan sesuatu, Ran
Sook akan mendekat saat itu Nan Gil langsung jatuh tak sadarkan diri. Na Ri
makin panik memintanya agar sadar, Nan Gil terlihat benar-benar tak bisa
melawan rasa sakitnya, Ran Sook pun yang melihatnya binggung karnea belum
memberikan pukulan tapi Nan Gil sudah terjatuh lebih dulu.
bersambung ke episode 5
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar