Tuan Jung sedang membereskan kotak dalam apotik, saat itu
tiba-tiba Joon Hyung datang dengan mengagetkan ibu dan bapaknya di depan pintu,
ia pun tersenyum melihat keduanya kaget lalu masuk ke dalam apotik, lau
mengeluh lapar pada
ibunya.
“Apa Kau belum makan malam?” tanya Ibu Joon Hyung.
“Aku tidak punya waktu.”kata Joon Hyung, Ibunya kasihan melihat anaknya yang
semakin kurus saja. Ayahnya pun mengajak mereka makan enak malam ini.
Joon Hyung pergi ke dalam kamarnya, dengan menatap sapu
tangan yang sudah ditemukan lalu menaruh dalam lemari. Ia melihat beberapa
kartu pos yang masih di simpanya [Dear Joon Hyung - Selamat Natal! Dari Ibu] Ia terlihat sedih seperti kenangan dari ibu kandungnya.
Joon Hyung dan kakaknya berlomba renang bersama, tapi
hasilnya Jae Yi yang memenangkanya. Joong Hyung mengumpat kesal karena harga
dirinya seperti hancur dan tidak bisa percaya itu hampir
saja bisa mengalahkanya, da menegaskan kaalu ia adalah
perenang profesional.
“Hei, aku tahu kau mengalah
padaku. Beraninya
kau mencoba membodohiku. Aissh.... Kau
jadi semakin berani, Joon Hyung.”keluh Jae
Yi, Joon Hyung tertawa karena ternyata terlihat jelas.
“Tapi aku harus bilang, kau lebih baik dari kebanyakan
orang amatir.” Puji Joo Hyung, Jae Yi mengaku sudah berenang secara teratur.
“Aku tahu. Bukankah kau seorang dokter? Bagaimana bisa kau sangat
atletik? Kau terlalu
sempurna sampai terlihat
menjengkelkanku. Kau
bahkan tahu banyak tentang musik klasik.” Ejek Joon
Hyung.
“Kau sangat hebat saat berenang.” Balas Jae Yi, Joon Hyung pikir tak seperti itu.
“Jika aku benar-benar bagus,maka aku tidak akan didiskualifikasi
setiap saat.” Ucap Joo Hyung lalu keluar dari kolam
renang, Jae Yi binggung melihat adiknya yang tak seperti biasanya.
Joon Hyung duduk sendirian, Jae Yi mendekatinya sambil
minum bir lalu bertanya khawatir tentang start itu. Joon Hyung pikis itu sudah pasti, karena Semua
yang dilakukan adalah berenang da benar-benar stress tentang itu.
“Hyung. Jika aku tidak berenang, apa aku akan jadi mahasiswa
biasa? Mungkin
aku akan bekerja paruh waktu dan
pergi jalan-jalan.” kata Joon Hyung.
“Apa kau ingin pergi jalan-jalan?” tanya Jae Yi, Joon Hyung mengataka bukan itu maksudya.
“Berenang tidak berjalan terlalu
lancar. Aku
merasa tidak dapat istirahat.” Ungkap Joon Hyung.
Jae Yi menebak kalau Joon Hyung itu merindukanya, yaitu
sang ibu. Joon Young pikis selalu
merindukan Ibu mereka itu sangat
hebat. Jae Yi menjelaska kalau tidak
membicarakan tentang ibu mereka itu. Joon Young
menyangkal menurutnya ia bukan anak kecil yang akan merindukan ibunya lalu mengajak untuk segera pulang.
Pelatih Choi masuk ke dalam ruanga latihan menyalakan
lampu dan masuk ke dalam ruagan, melihat Pelatih Yoon tertidur di ruangan
mencoba membangunkanya dengan memukul botol minuman. Pelatih Yoon pun
terbangun, Pelatih Choi mengeluh pelatih Yoo tertidur
diruangan lagi da menurutnya harus
tidur di rumah.
“Jika kau terus melakukan ini, itu akan jadi kebiasaan.” Kata pelatih Choi. Pelatih Yoon merasa pasti ketiduran dan melihat Pelatih Choi datang
lebih cepat.
“Pelatih.... Kenapa kalian berdua tidak
kembali bersama?” ucap pelatih Choi, Pelatih
Yoon tak mengerti.
“Maksudku, dia menjadi penjamin bagi
temannya bukanlah
sebuah dosa. Bagaimana
bisa kau bercerai dengannya
hanya seperti itu? Kau tidak bisa terus seperti ini. Kau banyak minum karena merindukan
anak-anakmu. Kau juga
membayar banyak untuk biaya anak-anakmu. Bukankah istrimu hanya belanja di pusat perbelanjaan yang mahal?” kata Pelatih Choi kesal
Pelatih Yoon heran melihat rekannya terlihat sangat
marah, Pelatih Choi menegaskan tidak
marah tapi hanya mengatakan ini karena sangat menyebalkan. Pelatih Yoon melihat istrinya itu sedikit tidak dewasa karena masih
muda. Pelatih Choi mengejek kalau Hanya karena masih muda bukan berarti tidak dewasa.
“Maafkan aku jika ini bukan posisiku untuk mengatakan ini. Jangan menghabiskan uangmu lagi
sekarang. Aku akan
mencari cara untuk menghemat keuangan
kita. Ayolah,
kau tidak bisa melakukannya sendiri. Aku
akan membuatnya berhasil dan Kau harus
tidur di rumah mulai sekarang.” Ucap pelatih Choi,
Pelatih Yoon tak mau membahasnya memilih untuk pergi ke toilet.
Bok Joo membawa kantung belanja sambil mengeluh seharusnya membelikannya
untuk mereka dan menurutya apakah yang
wanita lakukan sampai
layak mendapatkan ini. Ia melihat kolam dan kembali
melemparka koin lalu berdoa, Joon Hyung melihat dari kejauhan lalu
mendekatinya.
“Apa yang kau harapkan? Apakah Medali emas?” kata Joon Hyung, Bok Joo mengatakan itu bukan urusanya.
“Kau benar. Semoga berhasil
latihannya, dan
jangan sampai terluka.” Ucap Joon Hyung lalu pergi.
Bok Joo binggung dengan sikap Joon Hyung yang tak seperti biasaya.
Pelatih Yoon sedang melatih semua anak didiknya, Pelatih Choi datang minta
maaf karena terlambat dan membawa
makanan ringan dengan wajah bahagia. Semua pun melihat
kimbap, Pelatih Choi tahu mereka sudah mencerna sarapanmu jadi mengajak mereka istirahat
sebentar dan makan.
Ia
juga memberikan satu pada pelatih Yoon, tapi pelatih Yoon menolaknya. Pelatih
Choi tahu temanya itu belum sarapan. Pelatih
Yoon megaku sudah makan sup dengan nasi lalu bertanya kapan mendapatkan
makanan ringan ini. Pelatih Choi binggung
menjelaskanya. Sun Ok berkomentar rasa kimbap tidak
sama dan berpikir itu bukan dari toko yang mereka biasa beli.
“Aku mendapatkannya dari toko yang
berbeda. Bukankah
rasanya enak?” kata Pelatih Choi, semua berkometar
rasanya tak enak, tapi pelatih Choi
pikir rasanya tak masalah untuknya.
“Ini
berbeda.... Aku
sama sekali tidak menyukainya. Rasanya aneh Dagingnya
rasanya tidak sama dan Baunya buruk.” Ucap semua anak, Pelatih Choi merasa tak ada yang berbeda
menyuruh semua makan saja
Joon Hyung kembali berlatih dengan teman-temanya. Tae
Kwon mengopres kepalaya merasa mungkin akan membuat kehilangan semua rambutnya dan ingin memberikan pada temanya, tapi kompresaya
malah diambil oleh Ki Suk.
“Jung Joon Hyung. Aku dengar kau ditawari untuk
jadi pasangan
latihan pribadinya Tae Hoon.” Ucap Ki Suk sinis, Tae
Kwon kaget dan Joon Hyung pun tak kalah sinis
“Aku dengar kau menolaknya, Wah... Kau sangat keren. Kau bahkan menolak tawaran dari perenang terkenal Kau harusnya menerimanya da bisa mendapat banyak uang dengan menjadi pasangannya. Kau juga bisa pergi ke luar
negeri dengan
Tae Hoon. Bukankah itu lebih baik? Memiliki kepercayaan diri yang tinggi bisa jadi hal yang
buruk.”ejek Ki Suk lalu melempar kompresanya.
Tae Kwon yang masih kaget mengumpat Ki Suk itu Benar-benar sociopath dan yakin kalau Ki Suk itu merasa
rendah diri padanya. Joon Hyung seperti
merasakan kembali sakit dikepalaya, lalu mencoba untuk bertahan. Tae Kwon panik
melihat temanya tapi Joon Hyung seperti masih bisa mengontrolya.
Jae Yi dan Ko Ahn Young berada di ruangan medis, Ahn
Young mengangkat kakinya mencoba untuk menempelkan plester sambil membahas menawarkan psikoterapi untuk Joon Hyung... tapi beberapa atlet menolak ide untuk mendapatkan terapi.
“Bukankah kau memiliki bakat... untuk membuat orang menerima saranmu dengan bertingkah ramah? Cobalah dulu.” Kata Ahn Young, Jae Yi tertawa mendengarnya.
“Itu terdengar seperti perintah.” Ucap Jae Yi, lalu melihat Ahn Young menempelkan plester
di kaki yang tak rapih.
“Aku akan melakukannya.” Kata Ahn Young merasa tak enak hati, tapi Jae Yi tetap
ingin membantu memasangkanya.
Joon Hyung masuk ruangan medis, lalu melihat sang kakak
dengan Ahn Young padahal menghubunginya lebih dulu. Jae Yi tersenyum, merasa
adiknya itu pasti terkejut. Ahn Young mengaku terkejut melihat Jae Yi membeli kopi, tapi ternyat ingin bertemu dengan adiknya.
“Hei.... Tidak mungkin.... Aku mampir karena sedang ada di
sekitar situ.” Kata Jae Yi
“Kita sudah saling bertemu pagi
ini.” kata Joon Hyung, Jae Yi pikir tak ada salahya mereka
saling bertemu lagi
“Kalian berdua benar-benar. Kenapa kau tidak membuat film tentang cinta persaudaraan?”ejek Ahn Young
“Tidak, kami sebaliknya. Dia baik tapi tidak menarik, dan aku jahat tapi sangat
menarik.” Kata Joon Hyung, Jae Yi pun ingin memasukan tissue ke
dalam mulut adiknya yang bawel.
Keduanya keluar dari ruangan medis, Jae Yi mengaku sudah sedikit
memikirkannya lalu mengusulkan adiknya bertemu terapis karena megkenal beberapa terapis yang
terkenal jadi adiknya harus mendapat
rekomendasi.
“Apa itu yang kau pikirkan setiap
saat? Kau
mengkhawatirkan dirimu
sendiri terlalu sering.” Ucap Joon Hyung
“Itu lebih baik daripada tidak
bertemu siapapun. Banyak
atlet juga menemui terapis.” Kata Jae Yi
meyakinkan.
“Aku mengerti, jadi sms aku jika kau sudah membuat janji. Aku akan mencobanya.” Ucap Joon Hyung, Jae Yi tersenyum karena adiknya memutuskan
melakukannya karena yang terpenting adalah
mencobanya.
Keduanya berdiri didepan pintu dan melihat hujan deras,
Jae Yi mengeluh tidak membawa payung. Joon Hyung memberikan payung yang dibawanya karena akan
lari saja. Jae Yi melihat Hujannya tidak terlalu besar jadi mereka bisa berbagi
payung. Joon Hyung menolaknya dan berlari pergi.
Bok Joo akan pergi dan melihat pengumuman dan melihat itu
meja rias yang sama denga miliknya, (Meja Rias Hilang- 16 November, seseorang mencuri
meja riasku. Tolong
kembalikan itu.) Bok Joo berteriak pada
ayahnya ternyata mengambil meja rias bukan membelinya.
“Ayah... Kenapa kau mengambilnya dari
jalanan? Kita
tidak begitu miskin.” Ucap Bok Joo kembali
kerumahya.
“Aku benar-benar mengira kalau seseorang membuangnya.” Ucap Tuan Kim memegang meja rias dengan wajah sedih.
Bok Joo mengeluh ayahnya benar-benar membuatnya gila, karena
ayahya yang sudak mengambil benda-benda dari jalan dan mereka itu bukan tempat rongsokan. Tuan Kim mengerti dan akan mengembalikannya tapi saat mengangkatnya terlihat tak kuat, Bok Joo pikir ayahnya tak perlu melakukan
karena nanti akan pingsan. Tuan Kim
bingung karena Dae Ho pergi untuk bermain billiard.
Akhirnya Bok Jo membawa meja riasnya, mengeluh harus
melakukan karena tingkah ayahnya, dengan membawa ke rumah mereka. Lalu bertanya-tanya
kenapa hujan tak berhenti. Sampai di depan penyebrangan, Bok Joo mendongka
kelapanya karena tiba-tiba kepalanya ditutupi payung.
“Apa kau perlu bantuan?” tanya Jae Yi sudah ada disampingnya, Bok Joo binggung
tiba-tiba melihat seorang pria ada disampingnya.
“Itu kelihatan berat.” Ucap Jae Yi, Bok Joo pikir tak masalah sampai akhirnya
mereka pun menyebarang jalan bersama dengan Jae Yi terus berbagi payung
bersama.
“Kemana kau akan pergi? Jika kau pergi ke arah kiri maka aku bisa berjalan denganmu.” Kata Jae Yi, Bok Joo merasa tak enak menyuruh Jae Yi
pergi saja
“Orang-orang akan membicarakanku mengatakan kalau seorang pria membuat seorang wanita
membawa ini.” kata Jae Yi, Bok Joo kaget karena Jae
Yi menganggap dirinya seorang wanita.
“Biar aku membantumu.” Ucap Jae Yi, Bok Joo pikir tak perlu
“Dia juga memiliki suara yang
bagus..” gumam Bok Joo, Saat itu mobil lewat dan menyiramkan
air, Jae Yi denga cepat berusaha menghalanginya.
“Hatiku sudah gila... Ayoo... Tenanglah. Dia akan dengar seberapa cepat kau berdebar.” Gumam Bok Joo
Akhirnya Bok Joo membiarka Jae Yi membawakan meja
untuknya dengan matanya yang terus menatap ke arah Jae Yi. Ia menaruh meja
riasnya di depan orang yang menaruh pengumuman lalu mengucapkan Terima
kasih banyak.
Jae Yi pikir tak masalah karena jalanya itu searah, Bok Joo ingin mengembalikan payungnya tapi Jae Yi
menyuruh agar membawanya saja Bok Joo
menolak karena akan pergi ke arah depan jalan, Jae Yi melihat jaraknya cukup
jauh. Bok Joo pun akhirnya mengambil payungnya dan sempat salah arah karena
gugup.
“Dia bilang Wanita? Dia memanggilku Wanita....” ucap Bok Joo bahagia, lalu ponselnya berdering dan
Sun Ok menelp, Bok Joo berteriak kaget dan langsung berlari.
Bok Joo masuk ke IGD dan melihat semua teman-temanya
terlihat berbaring di bagian depan rumah sakit. Bahkan Nan Hee sampai tergolek
lemah di ranjang rumah sakit, Bok Joo datang bertanya ada apa dengan tim angkat
besi, Sun Oh memberitahu semua tim merasa kesakitan. Bok Joo melihat pelatih Yoon dan terlihat karena panik
sampai hanya mengunakan sandal kananya saja.
“Mereka sekarang baik-baik saja. Ini karena kimbab
yang mereka makan, jadi keracunan
makanan dan hanya perlu disuntik.” Ucap pelatih, Bok Joo bisa bernafas lega lalu
memberitahu pelatihnya tak mengunaka sandal.
“Ah, kapan aku kehilangannya? Sepertinya usia Bertambah
tua membuatku jadi pelupa.” Kata pelatih Yoon
mencari sandal lainya. Bok Joo melihat
Pelatih Choi hanya diam merasa pasti sangat takut
“Kita sudah makan kimbap setiap
hari. Ada apa
dengan itu hari ini? Pelatih
Choi. Itu dari Restoran Snack Gajah, kan? Kita harus komplain.” Ucap Bok Joo akan menelpnya.
“Tidak....Itu aku.,,, Aku yang membuat kimbap itu. Semuanya jad keracunan karena
kimbab yang kubuat. Aku seharusnya tidak membelinya dari tempat obral. Aku merasa sangat bersalah.” Ucap Pelatih Choi sambil menangis, semua terlihat
menahan rasa sedihnya begitu juga pelatih Yoon.
Nan Hee kembali ke kamarnya dibawa oleh Sun Ok, Bok Joo
hera melihat Sun Ok itu baik-baik saja dan bertanya berapa banyak kimbap yang dimakanya. Nan
Hee merasa Sun Ok memiliki
perut yang kuat karena Gadis
desa itu dulunya memakan segalanya.
“Kau pasti merasa lebih baik, padahal dia tadi.tidak bisa bicara” ejek Sun Ok, Nan Hee merasa sekarag kehilangan lemak di perutnya.
“Bok Joo.... Apa maksudmu dengan Pelatih Choi yang membuat kimbapnya sendiri? Apa dia mencoba untuk...” ucap Nan Hee mulai curiga, Bok Joo mengingatkan kalau
mereka tahu pelatihnya itu.
“Kenapa dia melakukan itu?” ucap Sun Ok juga bertanya-tanya, Bok Joo tak tahu lalu
tiba-tiba menelp seniornya Woon
Gi.
Pelatih Yoon meminta maaf pada pelatih measa kalau semua
terjadi karena dirinya tidak
kompeten. Pelatih Choi pikir temanya agar tak
berkata seperti itu karena semua adalah kesalahanya, Untuk
menghemat uang, membeli
bahan-bahan yang sudah kadaluarsa.
“Tidak.... Aku seharusnya bisa
menyelamatkan.... semua
budget kita.” Kata Pelatih Yoon, tiba-tiba semua
atlet datang menemui pelatih mereka.
“Kalian semua harus istirahat, Jangan
lupa meminum obat. Kecuali
Bok Joo, kalian
semua harus ambil hari libur besok.” Kata Pelatih
Yoo
“Profesor, kami sudah dengar... semuanya dari Bok Joo. Kami tidak tahu kalau budgetnya dipotong dan seharusnya lebih pengertian.” Ucap Woon Gil, dua pelatih menghela nafas.
“Kau tahu aku memiliki mulut yang
besar. Kami
melakukan rapat untuk
membahas ini.” ucap Bok Joo lalu Sun Ok pun maju
membaca hasil rapat.
“Kami hanya akan makan snack setiap 3 hari sekali. Kami hanya akan memakan kimbap
atau burger da juga
sudah memutuskan untuk membeli sosis... dengan uang kami sendiri untuk
membeli makanan
ringan jika kami lapar. Kami akan
membeli ukuran yang sedang, bukan yang besar. Kami juga sudah setuju untuk
menggunakan tisu
toilet dan
perlengkapan lainny dari
asrama dan bukannya dari sini. Dan
kami hanya akan makan malam bersama setelah
pertandingan. Bok Joo
bisa mendapatkan diskon 50 persen di restoran ayamnya. Itulah
hasilnya.” Ucap Sun Ok
Pelayan Yoon mengumpat semua anak didiknya itu bodoh, lalu
memarahi mereka semua yang bisa melakukan meeting tentang ini dan ingin memberika pelajaran. Woon Gi tahu kalau mereka menghabiskan banyak
uang untuk makanan jadi dengan
senang hati menerimanya dan
tidak memikirkan tentang harganya dan akan
lebih pengertian mulai sekarangse serta akan
bekerja keras!
“Kami akan melakukan yang terbaik!” teriak semuaya dengan penuh semangat.
“Ini, juga pasti berlalu... dan jadi kenangan yang berharga. Bahkan bisa memotivasi kami untuk bekerja keras.” Kata Woon Gi
“Ayo kita membalikan keadaan
ini... dengan
melakukan yang terbaik saat turnamen.” Kata Pelatih
Yoon, semua pun setuju mendengarnya.
“Kalian semua percaya diri, kan? Berapa banyak medali emas yang
harus kita dapat?” ucap Pelatih Yoon, Bok Joo
menjawab serius, pelatih Yoon tertawa mengajak mereka agar bisa mendapatkan 3
buah.
Bok Joo masuk ke kamarnya perlahan melihat Si Ho sudah
tertidur, perlahan menaruh payung diatas meja dan membaringkan tubuhya,
senyuman terlihat karena mengingat saat Jae Yi menghalanginya ketika terkena
cipratan air.
Ia pun perlahan membuka payungnya kembali dan bisa
merasaka senyuman Jae Yi yang berdiri disampingnya. Perlahan kembali menutup
payungnya, saat itu Si Ho seperti terganggu dengan menutup wajahnya mengunakan
selimut. Bok Joo menaruh kembali payungnya dengan wajah bahagia diatas meja.
Joon Hyung melihat lembaran kertas ujian, Psikiater
memberika secangkir kopi dan yakin kalau Joon Hyung merasa Testnya sangat panjang, Joon Hyung mengaku kalau ingin
muntah karena seperti ujian masuk universitas. Dokter memberitahu kalau
Ini adalah tes dasar yang di butuhkan untuk konseling jadi meminta agar bisa bertahan.
“Mari kita bicara setelah kita mendapatkan hasilnya... Kau memang seorang perenang yang menjanjikan. Beban yang aku rasakan lumayan
berat jdi Kau harus menyelesaikannya dalam
waktu satu jam.” Ucap Dokter lalu bergegas
pergi. Joon Hyung tak percaya melihat lembaran kertas yang masih banyak.
Bok Joo berlari ke luar dari ruang latihan denga wajah
panik sebelumnya Dae Hoo menelp memberitahu agar segera pulang memberitahu
tentang ayahnya. Ia berlari masuk ke dalam restoran dan tak melihat ayahnya,
tapi ayahnya sedang ada dikamanyat.
“Apa kau pikir Ayah sakit?” ejek Tuan Kim yang sudah ada dikamarnya, Bok Joo bisa
bernafas lega melihat ayahnya.
“Kami membohongimu. Ayahmu mengerjaimu untuk
menunjukkan meja rias
yang baru.”kata Dae Hoo, Bok Joo kesal denga
keduanya lalu melihat meja rias yang baru dikamarny lalu merasa menyukai
warnanya karena terlihat klasik.
Bok Joo berlari ke luar dari ruang latihan denga wajah
panik sebelumnya Dae Hoo menelp memberitahu agar segera pulang memberitahu
tentang ayahnya. Ia berlari masuk ke dalam restoran dan tak melihat ayahnya,
tapi ayahnya sedang ada dikamanyat.
“Apa kau pikir Ayah sakit?” ejek Tuan Kim yang sudah ada dikamarnya, Bok Joo bisa
bernafas lega melihat ayahnya.
“Kami membohongimu. Ayahmu mengerjaimu untuk
menunjukkan meja rias
yang baru.”kata Dae Hoo, Bok Joo kesal denga
keduanya lalu melihat meja rias yang baru dikamarny lalu merasa menyukai
warnanya karena terlihat klasik.
***
Bok Joo akhirnya akan kembali ke asrama dan melihat sosok
Jae Yi berlari menyebrangi jalan dengan arah yang berbeda, lalu ia pun
mengikuti kearah Jae Yi berjalan, Ternayata Jae Yi pergi ke sebuah gedung. Bok
Joo mengintip dari depan pintu melihat beberapa wanita memangilnnya Dokter Joo.
“Apa pasienku sudah datang?” tanya Jae Yi, perawat mengataka belum dan Jae Yi masih
memiliki 10 menit. Bok Joo terlihat sedih dan
keluar dari klinik.
“Dia sangat tampan dan ramah karena seorang dokter. Kenapa itu membuatku merasa
tertekan? Apa yang
aku harapkan?” ungkap Bok Joo sedih seperti tak bisa
mendapatka cinta Jae Yi.
Terdengar terikan Sun Ok dan juga Nan Hee megajaknya agar
makan sekarang karea Menu hari
ini adalah sup daging, kesukaannya. Bok Joo sempat
terdiam memikirkan nasibnya, lalu bergumam agar berhenti bermimpi.
“Dia seorang dokter da Dia berbeda kelas denganmu.”gumam Bok Joo lalu berjalan mendekati temanya, tapi baru
beberapa langkah malah membalika badannya, dua temanya binggung melihat Bok Joo
malah pergi.
Klinik
J Weight.
Perawat memanggil nama Bok Joo untuk masuk, lalu
memberitahu Dokter pasienya sudah datang. Jae Yi kaget melihat Bok Joo karena
bisa mengingatnya, Bok Jo membenarka kalau bertemu
beberapa hari lalu.
“Apa kau sampai dengan selamat
saat itu? Apa
tanganmu baik-baik saja?” ucap Jae Yi, Bok Joo
mengaku kalau ia baik-baik saja. Jae Yi pun merasa senang mendengarnya karena
khawatir membawa benda yang berat.
“Apa kau disini untuk konseling? Sepertinya.. kita memiliki ikatan yang
spesial.” Ungkap Jae Yi lalu menyuruh Bok Joo duduk.
“Dokter.... Apa kau menyukai Messi?”ucap Bok Joo mengikuti cara Nan Hee, Jae Yi binggung dan
Bok Joo kembali mengulang pertanyanya.
bersambung ke episode 3
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar