PS : All
images credit and content copyright : SBS
Wang Wook masih bersujud diruangan Raja, bahkan Wang So
sudah tak duduk di singasana. Hae Soo mengikuti Wang So sampai ke kamarnya
meminta agar mengampuni Wang Wook karena yakin dia jebak dan meminta agar membiarkan hidup. Wang So tak peduli,
sampai akhirnya Hae Soo berlutut didepan Wang So.
“Apa kau tidak tahu kau tak boleh berlutut? Kau mungkin tidak bisa berjalan
kalau sering berlutut. Cepat Berdiri.” Ucap Wang So
“Kau bilang takkan menyakiti saudara-saudaramu.” Ucap Hae Soo mengingatkan
“Janganlah seperti ini. Aku tahu kau peduli dengan para pangeran. Aku tidak suka kau berlutut demi
dirinya. Jadi Berdirilah.” Kata Wang So marah
“Orang yang membunuh burung elang
itu... adalah
kau, Yang Mulia. Kau
sengaja membunuh elang itu dan
menjebak Wang Wook.” Ucap Hae Soo yakin, Wang Soo kaget Hae Soo bisa
mengetahuinya.
“Memangnya Kenapa? Apa Aku tak boleh melakukannya? Wang Wook membunuh Moo Hyungnim dan
Eun dan dia juga membuat Baek Ah
pergi. Bahkan Dia mencoba membunuhku dan ingin memisahkan kita berdua. Dia orang yang seperti itu.” ucap Wang Wook
“Jika kau membunuh orang lain maka kau akan dapat balasan dari perbuatanmu. Jika kau menghukum orang secara terlalu drastis..., maka semua orang nanti akan menganggapmu musuh. Di waktu mendatang... Aku tidak ingin kau dikenang sebagai seorang raja
bengis.” Jelas Hae Soo
Wang So setuju akan membiarkan Wang Wook hidup, Hae Soo
sedikit lega. Wang So mengatakan kalau Wang Wook akan diasingkan ke kampung halamannya dan tidak boleh keluar satu langkah pun dari rumahnya. Hae Soo kaget mendengarnya, Wang So tahu Wang Wook
itu ingin
memiliki Goryeo Tapi
yang didapatkan hanyalah
rumahnya sendiri bakan akan
mati lemas di rumah itu serta akan
hidup sampai
membusuk.
“Yah... Memang Benar juga... lebih baik seperti itu daripada aku membunuhnya.” Ucap Wang So penuh dendam. Hae Soo benar-benar tak
percaya Wang So akan memberikan hukuman itu.
Wang Wook terdiam dalam kamarnya, saat ingin keluar beberapa
prajurit berjaga didepan pintu agar tak keluar, akhirnya ia pun hanya bisa diam
di dalam kamarnya tak bisa keluar.
Sementara Hae Soo melamun sambil memetik bunga yang di
depan kolam damiwon. Yeon Hwa datang menyindir Hae Soo yang punya
waktu bermain dengan
bunga, Hae Soo memberikan hormat pada ratu. Yeon Hwa menyindir
Hae Soo memang
tak berperasaan.
“Aku sudah dengar soal Wang Wook. Kau juga pasti merasa sedih, Yang Mulia.” Ucap Hae Soo
“Waktu kami masih kecil, dia tak pernah menolak
permintaanku. Aku
bertanya-tanya apa akulah
yang telah menghancurkan dirinya. Aku
khawatir sekali bahkan Aku
menekan dia untuk menjadi raja. Aku
ingin kami bisa memiliki Istana
ini bersama-sama. Aku sudah
terlalu memaksanya.” Kata Yeon Hwa merasa
menyesal
“Namun... bukan aku yang sesungguhnya mengubah kakakku. Tapi itu kau.” Tegas Yeon Hwa dengan wajah penuh amarah, Hae Soo kaget
karena disalahkan dalam hal ini.
“Dia bilang sendiri padaku. Bahwa kau menyuruhnya berhati-hati terhadap Pangeran
ke-4. Kau
mengatakan padanya supaya dia jangan menghalangi Pangeran Wang So karena dia
bisa saja mati terbunuh.” Kata Yeon Hwa
“Apa Dia berubah karena... Aku menyuruhnya berhati-hati terhadap Pangeran ke-4?” kata Hae Soo tak percaya
“Setelah Wook mendengar perkataan
itu darimu, dia langsung tahu bahwa Pangeran ke-4 akan menjadi raja. Dia menyukaimu dan sangat benci karena kau mengakui pria lain sebagai raja. Aku memang orang yang menekan
Kakakku Tapi
kaulah yang menetapkan takdir
kakakku.” Tegas Yeon Hwa.
Hae Soo terdiam lalu teringat kata-kata Wang Yo sebelum meninggal “ Semuanya bermula
dari kau. Aku sudah buat keputusan membunuh saudara-saudaraku dan menjadi raja. Karena kau... membantu menyamarkan bekas luka So dan merampas kursiku. Karena dia merampas apa yang jadi milikku”
Lalu sebelumnya karena melihat kejadian yang akan datang,
Hae Soo dengan panik meminta agar Wang Wook
Berhati-hatilah terhadap Pangeran Wang So, bahkan harus menghindarinya dan Jangan pernah menghalanginya.
“Jika kau... Jika kau melakukannya, maka kalian semua akan mati.” Ucap Hae Soo ketakutan.
Hae Soo seperti baru menyadari kalau semua itu memang
karena dirinya, Yeon Hwa menyalahkan Hae Soo kalau saja tidak
menyuruh kakaknya berhati-hati terhadap Pangeran
ke-4 dan tidak terlibat dengan mengatakan kalau Pangeran ke-4
akan menjadi raja maka Wang Wook
tidak akan berubah begitu sedrastis
itu.
“Kau menghancurkan segalanya dan Dengan
sombongnya, kau masih hidup.” Ucap Yeon Hwa
benar-benar marah lalu pergi meninggalkanya.
Hae Soo duduk lemas teringat saat menjalin hubungan
dengan Wang Wook, keduanya sama-sama saling tersenyum saat ia memberikan teh
untuk mantan kakak iparnya. Dan saat itu Wang Eun masih duduk bersama dengan
Baek Ah dan Wang Jung, Wang Eun mengaku sangat menyukainya karena itu memang minuman
kesukaanya. Wang Junbg pun suka teh putih yang dibawakan Hae Soo.
“Apa Itu semua karenaku?” gumam Hae Soo bener-benar tak mengerti.
Seseorang mengambar sosok Wang So yang sedang duduk, Ji
Mong memperhatikanya lalu meminta agar mata dibuat melotot dan badanya duduk
dengan bahu yang kekar seperti raja-raja sebelumnya, Wang So yang melihat
meminta agar harus
menggambarnya mirip dengannya.
“Lukisan itu harus mirip denganku agar mereka seolah menatap
diriku.” Tegas Wang So
“Kukira kita menggambar seperti
apa dirimu untuk
beberapa tahun ke depan. Kau
tidak duduk di takhta. Rakyat
tidak akan tahu kalau
kau itu seorang pangeran atau raja dan Rakyat
akan bingung.” Jelas Ji Mong
“Aku ini masih sangat muda. Kenapa harus menggambarku setelah
aku mati? Aku ingin
memberikan lukisan itu
pada seseorang.” Ucap Wang So
Saat itu Wang Jung menerobos masuk ke dalam ruangan raja
dan sempat memberikan hormat, Wang So tak percaya adiknya beraninya
keluar dari pengasingan dan pasti berniat ingin mati. Wang Jung mengatakan sengaja datang
karena perlu persetujuannya.
“Kurasa kau tidak akan
membiarkanku dating kalau
aku mengabarimu duluan dan Inilah
titah yang ditulis oleh
mendiang raja.” Ucap Wang Jung, Ji Mong menerimanya
lalu memberikan pada raja.
Wang So membacanya “Aku
menyetujui pernikahan yang sakral antara Pangeran Jung dan Dayang Hae Soo.”
Flash Back
Wang Yo tahu Wilayah perbatasan sudah
mulai tenang, berkat Wang Jung dan akan
memberikan apa pun yang diinginkan
sebagai hadiah sebelum pergi. Wang Jung berpikir apapun yang dinginkanya. Wang Jun mengatakan asalakan bukan tahta jadi
adiknya bisa mengatakan yang diinginkannya.
Wang Jung mengaku kalau ada sesuatu yang sudah lama sangat diinginkan.
Wang So yang melihatnya langsung membuang titah dari mendiang
raja merasa kalau surat itu palsu dan anaknya bohong. Wang Jung membalas kalau kakaknya saja
naik takhta tanpa adanya titah atau wasiat tertulis dari Wang Yo.
“Apa bisa kau mengabaikan titah mendiang raja seperti ini? Coba saja kaubandingkan tulisan ini dengan tulisan mendiang raja. Kau akan tahu sendiri kalau ini memang tulisan mendiang
raja.” Ucap Wang Jung yakin
“Kalaupun ini memang tidak palsu, maka aku tidak bisa menyetujuinya. Kau tidak boleh menikahi Hae Soo.” Tegas Wang So
“Aku sudah dapat izin dari
mendiang raja, jadi aku
tak perlu menurutimu.” Balas Wang Jung
“Semua orang di Istana ini sudah tahu hubunganku dengannya. Tapi apa kau mau menikahinya?!! Hentikan omong kosongmu itu.” ejek Wang So
“Hae Soo bukan Ratu dan juga bukan selir kerajaan. Selain itu Dia bukan istrimu. Jadi Tidak ada alasan bahwa dia tidak bisa menikah. Dan Juga, aku telah memberitahu para menteri kalau aku berencana menikahinya. Aku membiarkan mereka tahu kalau
aku menunggu persetujuan darimu untuk menikahinya.” Tegas Wang Jung
Wang So mengepalkan tangan menahan amarahnya, memanggil
Ji Mong agar mengHukum Pangeran Jung karena keluar dari pengasingannya. Wang Jung menyela kalau
Hae Soo menginginkannya. Wang So kaget mendengarnya, Wang Jung pikir kakaknya bisa
tanyakan saja sendiri
pada Hae Soo kalau ingin
menikah dengannya.
Hae Soo melihat garam sabun yang dibuat pada dayang, lalu
menciumnya dan bisa merasakan kalau mereka
pasti memasukkan madunya sedikit, lalu memberitahu kalau nanti garam
mandinya mudah hancur jadi Tambahkan aroma bunga untuk garam mandi para istri, serta tambahkan daun atau mint untuk garam mandi para pangeran dan
raja. Dua dayang pun mengerti.
Wang So tiba-tiba datang menemui Hae Soo.
“Wang Jung bilang dia akan menikahimu. Dia punya titah dari mendiang
raja yang isinya, bahwa
mendiang raja mengizinkannya menikahimu. Apa kau tahu soal itu?” ucap Wang So, Hae Soo sempat kaget dan berusaha untuk
tenang.
“Kapan dia menerima titah itu?” tanya Hae Soo, Wang So mengatakan itu Tahun Ketiga Pemerintahan Raja Jeongjong.
“Saat itu Wang Jung memenangkan pertempuran di
Hwayi terhadap Khitan dan kembali kesini. Wanbg Jung
bilang kau juga mau menikah
dengannya. Aku tahu
kau pasti tidak
bilang begitu 'kan. Aku
bisa mengklaim kalau titah itu palsu.” Ucap Wang
So yakin
“Aku menginginkannya.... Dosa besar kalau mengabaikan titah mendiang raja. Jika kau tidak mematuhi titah
itu, seseorang
pasti akan meragukan
kau sebagai penerus
mendiang raja. Ketika
kita berpisah, maka kita
selalu saling merindukan. Hatiku
sakit saat memikirkanmu. Sekarangpun... Meskipun aku melihatmu tiap hari dan tersenyum... Ada saat-saat rasa benci padamu muncul.” Ucap Hae Soo mengakuinya.
“ApaKau membenciku?” tanya Wang Jung tak percaya
“Jika kita terus seperti ini maka jelas sekali bahwa suatu hari
nanti, kita
hanya akan saling membenci. Aku
tidak mau seperti itu. Jadi Aku
lebih baik meninggalkanmu sekarang.” Kata Hae
Soo memohon
“Aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.” Tegas Wang So lalu pergi meninggalkanya.
Wang So duduk di dalam ruanganya merengung, Yeon Hwa
datang dengan mata melotot marah karena Rakyat
sudah curiga kenapa Wang Sobisa naik takhta lalu mengabaikan titah itu, Bahkan membuatnya mengkhianati keluarga dan kakaknya
“Tapi apa kau tidak bisa merelakan Hae Soo, Yang Mulia?” ucap Yeon Hwa, Wang So membenarkan.
“Aku takkan pernah bisa merelakan Hae Soo.” Tegas Wang So
“Sampai kapan kau akan terus bicara begitu? Aku akan menunggu saat kau berhenti mengucapkan hal itu. Kau boleh saja melepaskan
takhta. Tapi aku
takkan pernah
bisa melakukannya..” tegas Yeon Hwa berjalan
pergi.
Wang Wook menulis dalam ruanganya karena tak bisa keluar
seperti dulu, lalu teringat sesuatu.
Flash Back
Wang Wook masuk bersujud memohon ampun pada raja, Hae Soo
datang menyuruh Wang Wook agar berdiri sekarang karena Raja telah setuju membiarkannya hidup. Wang Wook tak percaya lalu bertanya Bagaimana jika orang mulai mencurigainya juga.
“Kenapa mempedulikanku, bahkan kau juga... tidak ada rasa lagi terhadapku.” Ucap Wang Wook dingin
“Aku juga akan melakukan hal ini terhadap siapapun Dan Raja juga tahu itu. Jadi Lupakanlah semuanya. Baik Takhta maupun diriku. Kecuali kau meninggalkan tempat
ini..., maka kau takkan pernah bisa membebaskan diri dari
penderitaanmu ini. Kau... harus menyerah lebih dulu.” Pesan Hae Soo sambil berjongkok mendekati Wang Wook.
Wang Wook sedang menulis, tiba-tiba adiknya datang dengan
pakaian biasa masuk ke dalam ruanganya. Yeon Hwa langsung meminta bantuan pada
kakaknya.
Esok harinya, Yeon Hwa suda ada diruangan raja. Wang Wook
datang bertanya apakah adiknya itu memiliki sesuatu yang disampikan karena Ratu
memohon padanya jadi dianggap
sebagai pengecualian. Wang Wook lalu meminta
adiknya agar meninggalkan mereka berdua. Yeon Hwa kaget mendengar pemintaan
kakaknya.
“Aku tak mengharapkan hal lain. Tapi tolong dengarkan perkataan
kakakku sampai
selesai.” Ucap Yeon Hwa sebelum pergi.
“Ada... yang harus kuakui tentang hubunganku dengan Hae Soo.” Kata Wang Wook, Wang So binggung.
“Sepertinya kau belum menyadari hal ini, Yang Mulia. Jadi Karena itu, aku harus
memberitahumu. Kami
berdua pernah
berjanji untuk menikah.” Akui Wang Wook, Wang So
terlihat sangat marah merasa kalau adiknya itu
benar-benar ingin mati
“Hubungan kami Jauh sebelum dia menjadi kekasihmu..., Hae Soo... adalah milikku.” Akui Wang Wook
Hae Soo sedang berjalan didalam ruanganya, Wang So datang
dengan waja penuh amarah mengaku kalau baru
tahu alasan Hae Soo sangat peduli pada Wang Wook dan Kenapa Hae Soo berlutut
demi menyelamatkan Wook jadi sekarang sudah tahu alasanya. Hae Soo kaget
mendengarnya.
“Gelang yang kau kenakan itu, Kencan rahasia di Damiwon. Apa semua itu benar? Apa kau dulu pernah berencana menikah dengan Wook?” ucap Wang So, Hae Soo tertunduk membenarkan.
“Pria yang kau bilang kau cintai... apa Wook orangnya?” kata Wang So, Hae Soo pun membenarkan. Wang So pun
mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Hae Soo menolak Wang So karena sudahh
menyukai orang lain. Wang So menebak apakah itu
Baek Ah. Hae Soo mengatakan kalau bukan Baek Ah. Saat diatas kuda, Wang Wook menjemput Hae Soo
lalu Wang So mengatakan yang akan mengantarnya ke Istana. Wang Soo beralasan Jika
seseorang melihat mereka berdaua pasti
akan ada rumor yang muncul.
Ketika diadakan acara, Wang Wook menahanya saat melihat
Hae Soo berlari pergi, lalu menegaskan Tidak ada
apapun diistana yang bisa jadi milik Wang So
baik Yeon Hwa maupun Hae Soo,
karena keduanya adalah orang-orangnya.
Lalu Hae Soo berlutut demi Wang Wook karena tahu Wang
So sengaja
membunuh elang itu untuk menjebak adiknya. Wang So mengaku kalau lebih suka Hae Soo berbohong padanya sekarang dan mengatkaan kalau semua itu hanya salah paham dan
Wang Wook berbohong padanya, maka Hubungan mereka bisa
kembali seperti
semula.
“Kita sudah setuju untuk tidak akan saling berbohong.” Ucap Hae Soo mengakui semuanya, Wang So merasa Hae Soo
benar-benar tega terhadapnya.
“Teganya kau menyakitiku seperti
ini? Kenapa
harus Wook? Jadi Di
hatimu, selalu ada Wang Wook.” Ucap Raja marah, Hae Soo mencoba menenangkan dengan
memegang tangan Wang Soo, Tapi Wang So seperti tak suka meminta agar jangan
pernah menyentuhnya.
“Mulai hari ini... Aku tidak akan pernah melihatmu lagi.” Tegas Wang So lalu berjalan pergi, Hae Soo hanya bisa
menangis mendengarnya.
Hae Soo keluar dari istana Damiwon dengan diantar oleh
para dayang, wajahnya terlihat tersenyum bahagia berjalan keluar. Wang So duduk
diatas tahtanya dengan menyibukan diri membaca buku. Ji Mong mengingatkan Wang
So sudah pernah mencampakkannya
sekali.
“Aku tahu kau harus mengorbankan
banyak hal untuk
melindungi takhta ini. Tapi
jika kau mengusirnya seperti ini,maka kau
juga akan kehilangan dirimu sendiri.” Ucap Ji
Mong
“Aku tidak meninggalkannya. Tapi Hae Soo yang.. meninggalkanku.” Kata Wang So menatap lurus ke depan.
Sebuah tandu sudah disiapkan didepan istana, Baek Ah
datang menyambutnya didepan pintu dengan membawakan segelas minuman karena
mereka jadi berteman karena minum-minum, maka harus minum saat berpisah. Hae Soo hanya tersenyum.
“Seandainya aku tahu Wang Jung punya titah itu, maka aku pasti takkan membantumu
begitu saja.” Kata Baek Ah
“Aku juga tidak tahu. Dia bilang punya jalan keluar dari Istana dan Itu saja yang aku tahu.” Cerita Hae Soo
“Kau juga ternyata tidak menyukai pernikahan ini. Jadi Kau harusnya menolak saja.” Ucap Baek Ah.
“Aku tidak suka pernikahan ini. Tapi hanya itu jalan keluar agar
aku bisa pergi dari Istana. Jadi
aku akan melakukannya.” Jelas Hae Soo
Baek Ah mengaku kalau pada akhirnya ingin Hae Soo tetap
bersama kakaknya, dan kenapa Hae Soo mencoba meninggalkan Wang So disaat takkan bisa melupakannya, Hae Soo pikir Ada terlalu banyak
pertumpahan darah dalam
hubungan mereka berdua jadi mungkin bisa mencegahnya tapi ternyata tidak bisa.
“Aku tidak tahan harus menyaksikan semua ini lagi.” Ungkap Hae Soo
“Aku tidak tahu segala sesuatu tentang hubungan kalian. Tapi aku sangat beruntung bisa berteman denganmu. Itulah
hubungan yang berharga yang
diberikan Nyonya Hae pada kita. Jangan
sampai kau sakit
karena terlalu bersedih” pesan Baek Ah.
Saat itu Wang Wook datang melihat Hae Soo yang akan pergi
meninggalkan istana, Baek Ah menyuruh Wang Wook pergi dengan mengancam kalau
lebih lama maka tidak tahu apa yang akan diperbuat dan ingin memanggil pengawal. Hae Soo meminta agar Baek
Ah meninggalkanya. Baek Ah pun membiarkan Hae Soo dan Wang Wook berbicara. Hae
Soo membungkuk mengucapkan terimakasi
“Aku juga tidak melakukannya dengan maksud tertentu.” Kata Wang Wook
“ Jika kau tidak tahu kalau aku ingin pergi dari Istana... pasti kau takkan memberitahu siapapun.” Ucap Hae Soo sangat mengerti sifat Wang Wook
“Wang Jung... pasti akan memperlakukanmu dengan baik. Jaga dirimu baik-baik. Karena kau memang berniat pergi dari Istana jadi putuskanlah semua ikatanmu dengan masa lalu. Lupakan semua kejadian yang telah berlalu. Pikirkan saja masa depan yang akan datang.” Pesan Wang Wook dengan nada bergetar.
Hae Soo hanya menatapnya, Wang Wook memalingkan wajah
seperti berusaha menahan rasa sedihnya, lalu tanganya berusaha memegang bahu
Hae Soo karena yakin Hae Soo tahu bagaimana perasaannya lalu membiarkannya untuk pergi dan memeluknya.
“Dalam hidup ini... takdir jalinan hubungan kita berakhir di sini.” ucap Wang Wook tersenyum menatap Hae Soo, begitu juga
Hae Soo. Setelah itu Hae Soo pun pergi ke pengasingan kembali.
“Jika aku tidak
pernah bertemu dengannya...,maka aku pasti tidak
akan merindukan dia. Jika aku tidak
pernah mengenalnya maka aku pasti takkan selalu memikirkan dirinya.Jika kita tidak pernah bersama, maka aku pasti takkan
meninggalkanmuJika aku tak mencintainya, maka aku pasti tak perlu mengingat dirinya. Jika aku tidak mencintainya...,maka kita tidak perlu saling berpisah. Jika kita tidak pernah bertemu...pasti kita tidak akan pernah
bersama. Seandainya...aku tak pernah bertemu denganmu.” Gumam Hae Soo dan sempat menoleh dengan mata memerah,
Wang So menatap baju Hae Soo sambil menangis seperti sangat menyesal tak bisa
menikahinya.
bersambung ke episode 20
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar