PS : All
images credit and content copyright : SBS
Joon Jae terbangun dari tidurnya dengan kaget, seperti
merasakan bunyi di dalam penginapanya lalu bertanya siapa disana. Ia pun
perlahan keluar dari kamar dan melihat semua makanan dan barang-barang
berantakan di lantai, lalu mencoba masuk
ke dalam dress room dengan wajah ketakutan. Tapi ia melihat bajunya juga
berantakan.
Ketika merapihkanya, menjerit kaget melihat ada sebuah
kaki di gantungan bajunya. Sim Chung menyembunyikan wajahnya dibalik pakaian,
Joon Jae melihat kalau itu manusia bisa bernafas lega dan bertanya siapa wanita
itu Sim Chung hanya diam dengan
menyembunyikan wajahnya.
“Apa kau orang Cina? Jepang?” ucap Joon Jae dengan bahasa inggris tapi Sim Chung
tetap diam
“Tidak... kau sepertinya orang Korea.” Kata Joon Jae dan memperingatkan agar tak dekat dengan
pakaian kesukaanya lalu mengeluh kesa pada penginapanya karena Keamanan
benar-benar payah!
Sim Chung mendengar teriakan Joon Jae bersikap dengan dua
kepalan tangan dan posisi kuda-kudanya. Joon Jae berteriak kalau itu adalah
bajunya, Sim Chung melihat Joon Jae mendekat memberikan tendanganya, Joon Jae
langsung melayang dan mendarat di lantai. Sim Chung kembali bersembunyi di balik
gantungan baju.
“Jadi kau menendang orang di saat mereka tidak lihat ke
arahmu? Hei... Kau pikir kau itu siapa! Menatapku seperti itu! Apa itu yang ada di tanganmu?” ucap Joon Jae meminta agar Sim Chung menyerahkan
padanya. Sim Chung kembali menedangan Joon Jae
Kali ini Joon Jae terlempar lebih jauh sampai ke kursi di
ruang tengah, Joon Jae merasakan lehernya seperti sakit. Sim Chung keluar dari
kamar, Joon Jae mengaku tidak bisa meregangkan tubuhnyakarena ini masih pagi, tapi sekarang tubuhnya sudah meregang semua gara-gara Sim Chung. Sim Chung sudah memperlihatkan kepalan tangan
membuat Joon Jae mundur ketakutan seperti anak anjing.
“Badanku sudah siap sekarang, tapi
aku sungguh tidak mau bertarung denganmu pagi-pagi begini. Jadi, jika kau serahkan saja apa yang ada di tanganmu maka aku akan berpura-pura hal ini tidak pernah terjadi.” Ucap Joon Jae menduga itu adalah cincin atau jam
tangan
Sim Chung melihat lautan dari kaca jendela dan langsung
berlari pergi, Joon Jae binggung. Saat itu juga terlihat Sim Chung yang
menabrak kaca jendela lalu terjatuh tak sadarkan diri. Joon Jae mengeluh kalau
memang Sim Chung gila lebih baik meletakan bungan di kepalanya tapi malah
membuat membuat orang jadi bingung saja.
Joon Jae menelp polisi setempat melaporkan ada orang menerobos masuk ke kamarnya, setelah
itu mengikat Sim Chung sambil mengatakan kalau sudah tertangkap hari ini. Sim
Chung hanya diam saja.
“Jika kau mau menerobos ruangan
orang lain, katakan saja "sumimasen". Dan jangan sampai kau memalukan negara kita, paham?! Aku selalu begitu. Jadi , ulangi perkataanku.” Kata Joon Jae dengan mengeja Su-Mi-Ma-Sen tapi Sim Chung hanya diam saja.
“Ini agar kau tidak coba-coba
kabur.” Kata Joon Jae mengambil foto-foto Sim Chung yanga ada
didepanya.
“Tapi apa sebenarnya yang kau
curi?” ucap Joon Jae penasaran dan mencoba membuka kepalan
tangan, ternyata hanya sebuah permen.
Pegawai datang meminta maaf dengan kejaidan yang dialami,
Joon Jae dengan bahasa inggris mengaku tak masalah, tapi mengeluh dengan bahasa
korea kalau keamanan hotel memang
payah. Sim Chung keluar dari rumah dibawa oleh polisi dengan
memborgolnya, Joon Jae yang melihatnya seperti tak tega.
“Permisi, aku mau bertanya, apa kau harus memborgolnya?” tanya Joon Jae
“Ya, kami takut kalau dia
kabur.” Ucap Polisi, Joon Jae bisa mengerti lalu
memberitahu kalau Sim Chung tidak
mencuri apapun.
“Yah karena itu kita menangkapnya sebelum dia melakukan aksinya. Kau beruntung, karena baru-baru ini kami sudah dapat
banyak laporan pencurian di sekitar sini. Dia tersangka utama” kata Polisi, Joon Jae mengejek tak percaya
“Mau berapa kali pun dilihat, dia sepertinya agak tidak waras.” Kata Joon Jae, Sim Chung berjalan dengan terus menatap
ke arah Joon Jae. Sementara Joon Jae melihat ke arah kaki Sim Chung yang pergi
tanpa memakai alas kaki. Joon Jae berbaring di sofa melihat hasil fotonya dan
menemukan sebuah gelang yang digunakan oleh Sim Chung.
Sim Chung dibawa oleh polisi dengan mobilnya, wajahnya
terlihat melonggo melihat keadaan didarat yang tak pernah dilihatnya, banyak
orang-orang yang lalu lalang. Polisi bahkan sampi menyuruh Sim Chung duduk
bersandar karena mencondongkan tubuhnya terlalu ke depan.
Ketika sampai di kantor polisi, Sim Chung binggung
melihat pintu otomatis terbuka dan tertutup, ia pun tak mau masuk karena merasa
ketakutan. Sampai akhirnya polisi dibelakangnya mendorong untuk masuk. Sim
Chung terlihat marah melihat banyak ikan yang ada di akuarium karena
teman-temanya seperti terpenjara.
Joon Jae menelp Nam Do memberitahu sudah
mengirim fotonya, jadi
cepat cari tahu karena Sepertinya
itu mirip Jadeite dan mencari-cari sesuatu
didalam tasnya, setelah itu memasukan kalung dalam saku bajunya. Ia terus
berbicara pada Nam Do kalau benda itu mirip yang dilihat sebelumnya. Nam Do ingin tahu pemiliknya, Joon Jae
mengaku Pemiliknya
itu juga agak aneh.
Sim Chung dibawa ke kantor polisi masih terus melonggo
melihat tempat yang sangat asing menurutnya. Polisi sampai memanggil Sim Chung
agar menatap tanganya supaya fokus. Shim Chung pun menatap polisi yang bertanya
alasan datang ke dalam hotel. Polisi lain mengambil tissue diatas meja. Sim
Chung melihat sesuatu yang menarik mengambil tissue dan tertawa bahagia seperti
baru saja menemukan mainan baru.
“Kenapa kau tersenyum?! Kau saja tidak mau jawab
pertanyaanku tapi kau
berani tersenyum!!! Kau pikir
ini lelucon?!!!” teriak si polisi marah,
Sim Chung yang mendengar teriakan langsung memberikan
pukulanya, si polisi langsung mental. Semua kaget melihatnya, Sim Chung
mengambil pistol yang jatuh, semua polisi panik meminta agar Sim Chung tenang.
Sampai akhirnya Sim Chung yang tak tahu apa-apa menurunkan pistol dan kembali
asik dengan bermain tissue.
Joon Jae makan bersama dengan pramugari yang ditemuinya. Min
Jimengaku sebagai seorang wanita berprinsip yaitu "Hubungan yang dijalin di
pesawat berakhir
juga di pesawat. Tidak ada
pertemuan pribadi di daratan." Lalu mengaku kalau Joon Jae itu membuat mematahkan
prinsipnya.
“Aku pasti sudah cukup terpesona
olehmu, Minji.. Tapi kenapa tanganmu begitu
mungil?” ucap Joon Jae mengodanya, Min Ji membuka telapak
tanganya seperti tak percaya dan tangan Joon Jae mendekatinya, saat itu trik
sulap dikeluarkan dengan memperlihatkan sebuah kalung ditanganya.
“Bagaimana kau bisa melakukannya?” ucap Min Ji terkesima melihatnya, sat itu Joon Jae
ingin mengenakan kalung dileher Min Ji dan ponselnya berbunyi terlihat pesan
dari Nam Do masuk.
tahun, tapi aku 100% yakin itu artikel yang bisa dipercaya! Kalau
memang itu gelang asli maka harganya bisa bernilai lebih dari 62 juta won. Untuk
saat ini, kita cek dulu gelang itu. Siapa pemilik gelangnya, kau lagi bersama
dia sekarang?”
Joon Jae duduk kembali membaca ponselnya, Min Ji melihat
kalung ditangan Joon Jae sangat cantik dan bertanya apakah ingin memberikannya. Joon Jae mengatakan tidak, Min Ji kaget mendengarnya.
Joon Jae mengaku hanya ingin menunjukkan
saja dan penasaran apa ini cantik dipakai
atau tidak jadi cukup senang karena Min Ji melihat
kalung itu cukup cantik. Ia mengaku kalau kalung itu untuk ibunya karena suka
emas putih dan buru-buru pamit pergi. Min Ji kaget
karena ditinggalkan begitu saja.
Joon Jae menerima telp Nam Doo yang memberitahu Ada
tulisan di gelang itu, aksara
Cina, yaitu Dam Ryung dan
merasa itu nama seseorang. Joon
Jae binggung mendengar nama Dam Ryung.
“Konon, barang siapa yang takdirnya
memang sukses pada akhirnya tetap sukses walaupun banyak kegagalan yang dia
sebabkan. Kau
diberkati oleh Tuhan bisa
beruntung seperti itu!” jelas Nam Doo, lalu
berpikir harus
pergi menemuinya, Joon Jae langsung menutup telp dan
pergi memasuki kantor polisi.
Joon Jae melihat Sim Chung dengan tidur beralaskan tissue
dalam sel, Polisi menghampiri Joon Jae berpikir untuk apa datang karena tidak perlu lagi kesaksian darinya. Joon Jae memberitahu Sim Chung tidak mencuri apapun jadi meminta agar melepaskanya. Polisi terlihat marah
karena Joon Jae tak
berhak menyuruhnya. Mata Joon Jae kembali
menganalisi.
[Mata
mencolok: 60% selaput putih, konsentrasi normal; Dahi berkerut, keras kepala,
emosi yang berubah-ubah; Sensitif, suhu tubuh tinggi di atas rata-rata. Cincin pernikahan: baru,
pengantin baru; Sarung pistol yang kosong, pribadi mudah lengah]
Ia menyimpulkan kalau Si polisi mengutamakan ikatan
daripada kesamaan untuk meyakinkannya dan mengatakan kalau wanita itu bukan
orang asing dengan kembali memainkan korek api dan
menyalaknya. Polisi bertanyaapa yang dilakukan oleh wanita itu. Joon Jae
menghipnotisnya dengan mengaku Sim Chung adalah istrinya.
“Kami baru saja menikah, Coba Kau Lihat.. Dia mengenakan gaun. Kami harusnya bulan madu sekarang, tapi tidak bisa Karena dia terjebak di sini.” ucap Joon Jae memperlihatkan Sim Chung mengunakan gaun
dalam sel penjara.
“Maafkan aku! Aku akan segera membebaskannya.” Kata si polisi yang bisa terkena hipnotis lalu membuka
sel tahanan.
Joon Jae bersanding dengan Sim Chung, dimata polisi
seperti melihat keduanya seperti sepasang pengantin dan Joon Jae memberikan
sebuket bunga sebagai hadiahnya. Polisi lain kaget melihat pintu sel terbuka
dan buru-buru menutupnya kembali.
Joon Jae dan Sim Chung sudah ada didepan kantor polisi.
Joon Jae minta maaf soal kejadian tadi pagi dan agak kasar, saat mengulurkan tangan untuk meminta
maaf Sim Chung tapi si putri duyung itu hanya diam saja karena tak mengerti.
Joon Jae bisa mengerti karena Sim Chung belum mau menjabat tanganya.
“Kalau begitu, tak masalah, lebih baik Kita
jalani saja dulu.. Tapi...
gelang itu...” ucap Joon Jae ingin meraih tanganya,
tapi Sim Chung sudah lebih dulu memperlihatkan kepalan tangannya.
“Gelangnya cantik!” kata Joon Jae mengangkat tanganya, Sim Chung seperti
mengulangi kata “cantik” lalu menurunkan tanganya.
“Ayo kita pergi. Karena aku banyak
salah padamu, akan kubelikan hadiah buatmu.” Ucap Joon
Jae, Sim Chung hanya diam saja, akhirnya Joon Jae menarik baju Sim Chung agar
ikut pergi bersamanya.
Keduanya sampai di perempatan jalan, Sim Chung tak
mengerti berjalan begitu saja, Joon Jae menarik bajunya menunjuk kalau ada
lampu merah jadi mereka harus berhenti. Sim Chung binggung dan langsung membuat
gaya membentangkan tanganya seperti lampu merah yang ada didepanya, Joon Jae
hanya bisa menahan tawa melihat gaya Sim Chung.
“Sebenarnya apa identitasmu itu?” ucap Joon Jae binggung. Lampu hijau pun menyapa, Sim
Chung tetap diam akhirnya Joon Jae pun menariknya.
Keduanya masuk ke dalam sebuah mall, Sim Chung kembali
melonggo melihat sekelilingnya. Joon Jae lebih dulu menaiki eskalator dan Sim
Chung mengikutinya tapi karena takut berusaha untuk turun. Joon Jae yang
melihatnya langsung mengendongnya, semua orang yang melihatnya langsung memberikan
tepuk tangan seperti merasa Joon Jae pria yang romantis.
Joon Jae membawa ke sebuah toko sepatu meminta Sim Chung
menunggunya, lalu memilih beberapa sepatu dan meminta agar Sim Chung
memakainya. Sim Chung tak mengerti mengunakan sepatu pada tanganya. Joon Jae
kembali membantunya dengan memakai sepatu dikakinya, dan melihat itu cocok
dibandingkan bertelanjang kaki.
Joon Jae menunggu di depan saat itu Sim Chung keluar
dengan baju yang hanya masuk dikepalanya, tanpa bisa memakainya. Beberapa pegawai
sampai menahan tawa melihatnya. Joon Jae pun mendorong Sim Chung untuk segera
menganti pakaian wanitanya.
Saat itu Nam Do menelp, dengan nada kesal Joon Jae keluar
dari toko karena masih bersama perempuan itu. Sim Chung berhasil menganti pakaianya dan mencoba
bergaya dengan senyumanya, karena tak melihat Joon Jae di dalam tokoa ia
berjalan keluar dan melihat banyak anak-anak yang sedang berkumpul lalu
mengikuti badut yang sedang beratraksi.
Joon Jae kembali ke toko tak melihat Sim Chung ada
didalam, lalu bertanya pada petugas apakah melihat wanita yang bersamanya. Si
pegawai berpikir kalau masih diruang ganti. Joon Jae mencoba mencarinya tapi
tak menemukanya dan berlari mengeliling mall sampai melihat petunjuk [Ruang
Anak Hilang]
Joon Jae melihat dari jendela, Sim Chung yang sedang asik
makan permen dalam ruangan anak hilang, dengan senyuman ternyata Sim Chung sedang
main-main ternyata. Ia pun mendekati Sim Chung
dengan memarahinya karena orang dewasa tapi main di tempat anak-anak. Sim Chung
diam dengan tanpa rasa bersalah.
“Hei, aku sudah menyuruhmu menunggu. Apa kau tidak tahu apa arti kata menunggu? Jika kau pergi tanpa sepatah kata
pun, maka aku bisa-bisa terkejut.” Ucap Joon Jae, Sim Chung hanya menatapnya. Joon Jae pun
memastikan kalau Sim Chum baik-baik saja dan tak ada yang terluka.
“Ya,
tidak ada yang luka.” Ucap Joon Jae sengaja
mendekat untuk memastikan gelangnya masih dipakai oleh Sim Chung. Sim Chun
tiba-tiba memberikan senyumanya, Joon Jae tak percaya Sim Chun bisa
tersenyum lalu mengajaknya makan.
Sim Chung tak mengerti mengunakan tangan dengan memasukan
semua spagethi ke dalam mulutnya, Joon
Jae mengeluh melihatnya karena membuatna malu berpikir Sim Chung itu dari
hutan, atau seorang gadis manusia serigala karena terlihat rakus sekali. Sim Chung tetap saja dia.’
Akhirnya Joon Jae duduk mendekatinya dengan memberikan garpu
mengajarkan cara makannya. Sim Chung melihatnya danberusaha untuk memakai garpu
dengan senyumanya. Joon Jae pun memuji kalau Sim Chung itu pintar.
Sim Chung terlihat sudah makan banyak makanan, dan
kembali mengunakan tanganya untuk makan kue. Joon Jae mulai berkata kalau
mereka sepertinya sudah
mulai dekat
sekarang, lalu berpura-pura melihat ada sesuatu
yang menempel dibagian kepalanya, dan tanganya sibuk dengan korek apinya.
“Apa ini pertama kalinya kau lihat api? Kenapa kau kaget
begitu?” ucap Joon Jae, saat itu juga sebuah tali disulap
menjadi kalung dan memasangkan pada leher Sim Chung. Sim Chung hanya terdiam setelah itu terlihat
ditangan Joon Jae sudah berhasil mengambil gelangnya.
Joon Jae kembali membawa Sim Chung ke dalam mall lalu
memintanya agar menunggu,karena pergi ke suatu tempat dulu, Sim Chung hanya menatapnya dan Joon Jae pun pergi dengan
menuruni lift. Sim Chung terus menatapnya sampai Joon Jae menghilang dari
matanya.
Shim Chung masih menunggu dengan melihat sepatu yang
dipakai pada kakinya, Joon Jae kembali ke hotel memberitahu sudah berhasil
menemukannya, Nam Doo mengajak bertemu sekarang, Joon Jae mengaku harus
pergi ke suatu tempat.
“Kau mau kemana? Apa yang membuatnya Meninggalkan hal yang begitu berharga?” kata Nam Doo,
“Dunia akhir.” Ucap Joon Jae melihat koran dengan peta sebuah daerah,
Nam Doo merasa Joon Jae sedang membual dan seperti ingin pergi mati bersama.
Joon Jae menutup ponselnya meminta Nam Doo untuk menunggu selama satu minggu,
saat akan meninggalkan hotel melihat permen yang diambil Sim Chung masih
tergeletak di lantai.
Sim Chung masih terus menunggu dengan menatap ke arah
lift, sampai akhirnya petugas memberitahu kalau mall akan tutup. Joon Jae
mengemudikan mobil dengan hujan yang cukup deras dan berhenti saat ada lampu
merah, teringat kembali dengan tingkah Sim Chung yang mengikuti gaya lampu
merah.
Seorang petugas melihat Sim Chung yang menunggu di
ruangan anak hilang langsung menariknya dan mendorongnya keluar, dengan memarahi kalau Jam
kerja sudah berakhir dan mall sudah tutup. Sim Chung
yang tak tahu apapun hanya diam saja, Dua pegawai terlihat kesal berpikir akalu
Sim Chung gila dan mereka dibuat pulang telat karenanya.
Sim Chung yang tak tahu arah tujuan, hanya bisa jongkok didepan toko, tak jauh dari
pintu terlihat Joon Jae yang memakai payung melihat ShiM Chung diusir keluar
toko dan masih menunggunya.
Joon Jae berjalan mendekatinya, saat itu Sim Chung
mengangkat wajahnya dan melihat orang yang ditunggunya akhirnya datang juga.
Tanganya pun diulurkan dan Joon Jae pun meraihnya. Keduanya saling menatap dan
kejadian sama seperti saat dijaman joseon ketika putri duyung mengulurkan
tangan pada pejabat Dam Ryung.
Sim Chung duduk di dalam ruangan anak hilang dan
mendekati seorang anak sedang makan lolipop dengan mengatakan “itu cantik” dan
mengambilnya. Si anak meminta di kembalikan karena permen itu untuknya, tapi
Sim Chung tetap ingin makannya dengan mengatakan “ tunggu saja” seperti
mengulangi dua kata yang diingatnya.
“Tunggu adalah
sebuah kata yang berarti suatu hal yang baik akan terjadi. Suatu kata yang bahkan ketika aku pergi ke suatu tempat jauh
hanya untuk sesaat, temanku akan menemukanku. Suatu kata yang
bahkan ketika ada hal yang menakutkan seperti ikan hiu..., kau tidak perlu takut atau mencari
pertolongan.”
Joon Jae datang dengan melihat Sim Chung makan permen
memarahinya karena orang dewasa yang berada di tempat anak-anak, lalu
memberitahu kalau sudah meminta untuk menunggu.
“Apa kau tidak mengerti arti kata menunggu? Jika kau pergi tanpa sepatah kata
pun, maka aku bisa benar-benar terkejut.” Ucap Joon Jae melihat keadaan Sim Chung dan Sim Chung
menatap Joon Jae dengan senyumanya.
“Suatu kata yang
bermakna temanku berharap aku tidak terluka. Suatu kata yang menghangatkan hati. Suatu kata yang bermakna hal yang baik akan
terjadi.”
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Mba dee makasih...kerennn dramanya
BalasHapusmakin suka....
BalasHapus