Kepala Joo dan Je Ha kaget karena sambungan mereka
terputus dan tak bisa mendengar apapun. Ayah Mertua Sung Won memberitahu Ada
banyak direks yang
cukup kecewa pada Yoo Jin. Yoo Jin menegaskan Pertemuan
direksi tanpa dirinya itu adalah
batal demi hukum, Ayah metur Sung Won tahu
dengan hal itu.
“Itu sebabnya kami berencana untuk memberhentikanmu
dulu. Dan
ketika saham semuanya
telah terjual maka kami akan
membuatmu memegang Yayasan itu lagi. Selain itu , Parlemen Jang Se Joon, Kami
akan membantumu sebanyak yang
kita bisa untuk mendapatkan kursi presiden.” Kata Ayah
mertua Sung Won
“Parlemen Jang harus menjadi
presiden... agar kita
bisa mendapatkan kembali
investasi kita. Benarkan?” ucap Ayah mertua Sung Won, Se Joon membenarkan hal itu
lalu Yoo Jin mencoba menelp seseorang.
“Aku yakin ponselmu tidak akan bekerja di ruangan
ini.” Ucap Ibu Sung Won sinis, Yoo Jin melirik pulpen yang
dipegang oleh adiknya seperti berharap menekanya sebanyak dua kali.
“Jika kau duduk dan menunggu, maka ini semua akan segera berakhir. Parlemen Jang.... Haruskah kita bermain Baduk?” ejek Ayah mertua Sung Won, Se Joon setuju karena sedang
tak sibuk. Yoo Jin terdiam menahan amarahnya lalu tiba-tiba tertawa seperti
orang gila.
“Sepertinya aku jatuh ke dalam perangkap kalain semua! Aku datang ke sini untuk mengklaim saham tapi sebaliknya, sekarang sepertinya akan kehilangan Yayasan tercintaku. JB
adalah perusahaan yang didirikan ayahku.” Kata Yoo
Jin, Ibu Sung Wo mengatakan kalau itu
ayah dari Sung Won juga.
“Tidak!!! Ayahku, yang dulunya makan dengan buruh di lantai
pabriknya... sementara
ibuku dan aku menghasilkan
uang dengan menenun keranjang... sebelum
ia membuat kau, sekretaris
cantiknya, lalu menjadi
wanita simpanannya dan ayahku
adalah satu-satunya yang
mendirikan perusahaan ini!” tegas Yoo Jin penuh
amarah
“Sepertinya kau sombong karenaditawarkan
harga yang terlalu tinggi?” ucap Ibu Sung Won sinis.
Kepala Soo melihat Je Ha terlihat tegang bertanya apa
yang menjadi masalah sekarang. Je Ha pikir ini ada yang aneh, Kepala Soo pikir Mereka
hanya membicarakan tentang uang dan mungkin
Yoo Jin mematikannya sendiri karena tidak
ingin mereka berdua dengar.
“Ya. ambisi wanita ini bukan sesuatu yang dapat dibeli
atau dijual. “ gumam Je Ha lalu meminta kepala Soo
agar menyalakan mobil dan menunggunya. Kepala Soo binggung kemana Je Ha akan
pergi sekarang. Je Ha membuka bagasi dan mengambil sebuah payung.
Je Ha pergi ke bagian ruangan bawah tanah melihat berapa
banyak orang yang berjaga dilorong setelah itu langsung berbelok sambil
berpura-pura menelp. Sementara didalam terjadi ketegangan, Ibu Sung Won
bertanya apakah Yoo Jin tahu alasan ayahnya tidak memilih sebagai
penggantinya.
“Apa Kau pikir itu karena kau seorang
wanita? Sama
sekali tidak....Itu
karena dia tidak mencintaimu, Karena
ayahmu tahu bahkan kau orang
yang mengerikan! Karena
ia sangat menyadari apa
yang akan terjadi... dengan perusahaan
dan pada Sung Won jika
ia meninggalkan perusahaan padamu!” ucap Ibu
Sung Won dengan mata melotot.
“Apa kau berpikir bahwa aku tidak menyadari rencanamu untuk membuat suamimu menjadi presiden dan menggunakan
kekuasaan itu untuk
mendapatkan JB Group?” kata Ibu Sung Won, Se Joon
tersenyum licik mendengarnya.
“Baik. Aku memang wanita simpanan
ayahmu!!!” ucap Ibu Sung Won, Anaknya kaget seperti meminta
ibunya tak perlu mengatakan seperti itu.
“Tapi kau... Kau, bahkan menikah dengan agenda
jahat! Perhatikan
baik-baik hidupmu sekarang. Apa
kau bahagia?” kata Ibu Sung Won sinis
Yoo Jin berkaca-kaca mendengarnya, Sung Won heran
mendengar dua wanita yang ada didepanya berseteru, meminta agar lebih baik
menghentikanya saja. Se Joon yang duduk disamping Yoo Jin hanya diam saja.
Je Ha keluar dari sebuah ruangan lalu menuju lorong,
salah satu pengawal menahanya karena tak boleh masuk. Je Ha mengatakan datang untuk
mengawal Nyonya
Choi Yoo Jin keluar. Si pengawal memberitahu Tidak
ada yang dapat masuk
tanpa izin eksplisit.
Akhirnya Je Ha pun mulai kembali berkelahi agar bisa
melewati semua pengawal yang berjaga di pintu. Setelah itu mengambil kembali
payung yang terjatuh di lantai. Tiba-tiba alarm kebakaran berbunyi, ternyata Je
Ha sengaja membaka kertas disudut ruangan membuat alarm peringatan menyala.
Semua yang ada diruangan panik, Pengawal measa kalau
ada kebakaran. Ayah mertua Sung Won menyuruh untuk
segera membuka pintunya. Lalu air pemadam pun keluar, saat pintu terbuka Je Ha
sudah menunggu. Semua bergegas keluar, Se Joon mengajak istrinya untuk segera
keluar.
Yoo Jin yang masih berdiri akhirnya duduk lemas dalam
ruangan yang sudah basah karena tanda kebakaran. Je Ha datang langsung
memayunginya, Yoo Jin kaget melihat Je Ha bahkan sempat membawakanya payung.
“Jangan khawatir... Tidak akan ada pertemuan darurat direksi di
Yayasan.” Kata Je Ha lalu mengajak Yoo Jin untuk segera pergi
sekarang. Yoo Jin pu bisa tersenyum karena Je Ha menyelamatkanya untuk kedua
kalinya. Je Ha pun memberikan sapu tanganya pada Yoo Jin.
“Kami tidak bisa membiarkan semuanya berakhir seperti ini.” kata Je Ha.
Keduanya berjalan keluar lorong dengan Je Ha yang
memayungi Yoo Jin dari belakang. Yoo Jin berjalan sambil bergumam padahal tidak
menekan tombolnya dua kali tapi Je Ha tahu kalau ia sangat membutuhkannya.
“Tidak ada yang pernah bergerak tanpa aku yang memerintahkan
mereka sebelumnya. Tapi
orang ini tidak
perlu perintah atau izinku. Ya. Dia bukan anjing pemburu, tapi Dia serigala dan Sangat berbahaya. Aku
yakin tidak akan bisa menjinakkan dia.” Gumam Yoo
Jin
Yoo Jin tiba-tiba berhenti melangkah, Je Ha memegang
bagian belekangnya,menyuruh Yoo Jin agar meluruskan punggungnya dan mengangkat
kepalanya, karena Musuhnya
akan melihat. Yoo Jin menatap Je Ha seperti tak
percaya orang ini bisa tahu apa yang ada dalam pikiranya.
Di luar semua terlihat mencoba mengeringkan pakaian yang
basah. Yoo Jin pun berjalan keluar bersama dengan Je Ha. Ayah Mertua Sung Won
berteriak kaget di telp mengetahui pertemuan direksi
dibatalkan. Yoo Jin pun terus berjalan, semua
terlihat tak bisa berbuat apa-apa.
Gwan Soo ternyata duduk di sisi kuil lain makan bersama
dengan biksu melihat keadaan diluar dengan senyuman liciknya. Beberapa pengawal
menghalangi jalan Yoo Jin yang akan keluar, Je Ha pun langsung menghadapinya.
Paman Yoo Jin berteriak memarahi anak buahnya menyuruh
mereka mingi Lalu memanggil Yoo Jin sebagai keponakannya. Yoo Jin pun memberikan harapan paa bibinya bisa beristirahat
dalam damai. Paman dan anaknya pun tak bisa
berkata-kata lagi karena saham milik Soo Ah sudah diberikan pada Yoo Jin.
Se Joon berpura-pura mengeluh yang terjadi dan mengikuti
istrinya untuk pulang bersama. Yoo Jin menyuruh Se Joon agar naik mobil yang
berbeda, Se Joon bingung. Yoo Jin menyindir suaminya untuk bersantai
saja dan Bermainlah Baduk, karena ia tak peduli. Se Joon pun hanya bisa tertawa.
“Tidak ada yang kalah, tidak ada yang menang. Bukankah itu benar?” kata Gwan Soo melihat lawanya.
“Orang-orang memang terlalu
serakah. Bukankah
itu benar?” kata Gwan Soo, Biksu pun membenarkan.
Yoo Jin menaiki mobil dan air matanya pun mengalir, lalu
memperingatkan Je Ha Jangan melakukan tindakan tanpa izinnya lain kali. Je Ha mengerti tapi tak tahu juga nanti. Kepala Soo yang
mendengarnya panik karena Je Ha berani bicara pada atasanya.
“Saya...saya minta maaf atas perilakunya, Nyonya. Dia belum dididik dengan benar.” Kata Kepala Soo
“Baiklah.... Kita pergi ke Cloud Nine.” Ucap Yoo Jin . Je Ha bertanya-tanya dimana itu Cloud
Nine.
Yoo Jin masuk ke sebuah gedung, Direktur menyambutnya
bertanya apakah terluka . Yoo Jin mengatakan kalau ia baik-baik
saja dan betanya Bagaimana dengan pertemuan
direksi Yayasan. Direktur menceritakan kalau
datang kesana untuk
menghajar para pengkhianat itu. Je Ha melirik seperti
mengetahui Direktur itu termasuk orang jahat.
“Aku mendapat surat pengunduran diri dari mereka
semua.” Kata Direktur, Yoo Jin pun memuji kerja yang bagus.
Direktur sempat kaget mendengar pujian lalu mengucapkan terimakasih.
“Bagaimana dengan Cloud Nine?” tanya Yoo Jin, Direktur mengatakan sudah siap lalu
mengajak mereka segera pergi.
Akhirnya
keduanya berjalan masuk ke dalam lift bersama dengan Kepala Joo, Je Ha ingin
mengikutinya tapi Kepala Soo menahanya. Je Ha menatap Kepala Joo yang
memberikan kode agar tak mengikutiny akhirnya membiarkan Yoo Jin pergi dengan
Direktur dan juga Kepala Joo.
Sementara Dokter di JSS dengan bersemangat menceritakan
Je Ha yang mengagumka, dengan menghajar
semua petugas
keamanan khusus di lorong itu. Mi Ran yang
memdengarnya merasa Je Ha pasti sangat keren. Guru Song yang berada disampingnya terus mengekor kemana
dokter pergi.
“Dan kemudian, pintunya terbuka.. Yah Tentu saja, mereka tidak bisa membiarkan para pengawal ada di ruangan itu. Lalu Ada kebakaran!” kata si dokter
“Wow, anak itu memang pintar!” puji Mi Ran juga merasa bangga mendengarnya.
Guru Song memutuskan sejenak pembicaran ditelp bertanya
apakah Dokter melihat kejadian itu sendiri dan mengeluh karena menceritakan seperti melihat dengan
mata kepalanya sendiri. Dokter menegaskan kalau berteman dengan Kepala Eum, yang bekerja di STT, perusahaan
yang bertugas itu.
“Semua pengawal yang pergi ke sana hari ini akan keluar selama delapan
minggu! Lalu Pasien adalah saksi juga!” kata Dokter
“Kau bilang Delapan...delapan minggu? Bahkan luka kecil dapat diagnosis saat ini! Kau bahkan tidak bisa
menyelesaikannya!” ejek guru Song
Dokter menyuruh Guru Song untuk berlatih saja sana lalu pindah ke bagian pemeriksaan untuk bicara dengan Mi
Ran. Mi Ran menyuruh dokter tak perlu memperdulikan Guru Song lagi dan meminta
agar menceritakan yang
terjadi selanjutnya, Mi Ran dengan penuh
semangat menceritakan Je Ha yang masuk ke dalam ruangan lalu menemui Nyonya
Choi dengan air yang keluar dari pemadam.
“Pokoknya, ia masuk ke ruangan itu
dan memegang payung untuknya, keren sekali!” kata
Dokter tersenyum bahagia.
“ Wow, dia sangat keren! Aku yakin Nyonya pasti jatuh
cinta padanya!” ucap Mi Ran
“Kim
Je Ha memang keren! Dia juga sangat tampan!!” kata Dokter
yang sangat mengagumi Je Ha.
Guru Song akhirnya keluar ruangan dengan wajah lesu dan
melihat Je Ha yang baru saja kembali lalu memanggilnya, Je Ha dan bertanya
apakah ia sedang sibuk. Je Ha pikir tak
sibuk tapi berencana untuk
mandi karena harus berjaga shift malam, Guru Song
seperti tak peduli menyuruh Je Ha agar mengikutinya sekarang.
Guru Song mengajak Je Ha makan di kedai daging pangang
dan menyuapinya daging yang sudah dibungkus dengan selada. Je Ha binggung dan
menerima makana dari gurunya, Sang guru mengatakan kalau Daging
babi Korea memang yang terbaik dan sangat enak. Je Ha
akhirnya bertanya kenapa gurunya sekarang membelikan makanan. Guru Song
menyuruh Je Ha agar makan saja dulu dan mengunyah dengan benar lalu memberikan
bungkusan daging kembali untuk Je Ha.
Dokter melihat jam yang menunjukan pukul 6 sore, dengan
wajah bahagia karena waktunya untuk pulang. Saat itu di lobby terlihat Guru
Song yang mengcengkram Je Ha dengan nada marah karena berani melawan orang tua.
Je Ha meminta agar Guru Song melepasakan dan mengajanya agar bicara
baik-baik-baik.
“Lakukan seperti yang kuminta.” Ucap Guru Song berbisik, Je Ha melirik kalau lantainya
keras!
“Sepertinya kata-kata tidak akan bekerja padamu!” kata Guru Song lalu membanting Je Ha di lantai
Dokter yang melihat langsung berlari menghampirinya dan
memukul guru Song karena berani membanting Je Ha, Guru Song pun menjerit
kesakitan. Je Ha binggung karena malah membuat Guru Song jadi kena pukul, lalu melihat
kepala Guru Song yang botak berdarah. Dokter kebinggungan merasa kalau tak
memukulnya terlalu keras.
Dokter memberikan plester pada kepala Guru Song yang
berdarah, Guru Song mengelu Apa ada logam dalam tasnya itu. Dokter meminta maaf karna Dunia ini tempat yang menakutkan, seperti yang sudah mereka tahu jadi itu sebabnya merasa kalau Guru
Song tak seharusnya melakukan itu!
“Dan kau juga, Tn. Je Ha. Apa Kau menurutinya hanya karena ia membelikan kau
daging?” ucap Dokter, Je Ha pun meminta maaf.
“Aku hanya.....ingin membantu hubungan kalian
berdua...” kata Je Ha gugup.
“Oh, dasar konyol! Apa Kau berpikir bahwa seorang wanita akan jatuh cinta hanya karena itu, yaitu pandai berkelahi?” ucap Dokter sinis
“Baiklah. Aku mengerti. Aku tidak akan melakukan hal
seperti ini lagi. Maaf
untuk semuanya.” Kata Guru Song dan meminta
maaf juga pada Je Ha karena sudah melibatkannya lalu keluar dari ruangan dengan wajah sedih.
Si dokter terlihat tak enak hati mencoba memanggil Guru
Song, lalu mengejarnya. Je Ha melonggo binggung apa sebenarnya yang mereka
lakukan berdua.
Je Ha dan Guru Song akhirnya minum kopi bersama, mengucapkan
Terima kasih pada Je
Ha karena semua ini berkatnya. Je Ha merasa bukan karena
dirinya tapi semua karena charisma Guru Song sendiri. Guru Song terlihat mulai percaya diri kalau memang
memiliki sedikit sisi karismatik.
“Sepertinya kau harus membelikan
aku daging lagi.” Goda Je Ha
“Oh, tentu! Ada tempat yang memiliki daging kambing yang
lezat di sana. Kita ajak
kepala medis karena mendengar
daging kambing benar-benar
bagus untuk wanita.” Kata Guru Song, Je Ha
tersenyum bahagia menyetujuinya
Mi Ran dan bibi pelayan sudah bersiap-siap, saat Anna
masuk ke dalam kamar mandi keduanya langsung bergegas masuk ke dalam kamar
dengan membawa vacum cleaner. Mi Ran memeriksa semua yang ada dalam lemari,
merasa heran karena Anna memiliki selimut elektrik dalam cuaca
seperti ini.
“Ketika hatimu dingin, maka begitu juga dengan tubuhmu. Aku Tidak ada apa-apa di rumah ini.” ucap kepala Pelayan, Mi Ran pun duduk diatas tempat
tidur Anna.
“Ahh.. Jadi yernyata tubuhku dingin sepanjang waktu ini juga karena
hatiku dingin? Lalu apakah Tn. Je Ha akan menjadi penghangat pribadiku?” kata Mi Ran dengan bergaya seksi.
“Tidak, kau hanya dingin karena berpakaian minim.” Ucap Bibi pelayan lalu merasa khawatir karena melihat Anna tidak
nafsu makan karena tidak
makan banyak.
Setelah semua selesai bibi pelayan menyiapkan makanan
diatas meja untuk Anna. Je Ha keluar dari ruangan lalu tiba-tiba tersenyum
sendiri dengan merapihkan lengan bajunya. Anna selesai dari kamar mandi, Je Ha
pun bergegas kembali ke dalam ruangan CCTV wajahnya terlihat senang melihat
Anna yang menuruni tangga menuju ruang makan.
Anna terdiam melihat yang ada didapur, Je Ha didalam
ruangan seperti memberikan sebuah kejutaan untuk anak majikanya. Anna melihat
panci yang sudah ada diatas kompor dengan air yang mendidih dan juga telur
serta daun bawang, wajahnya terlihat bahagia. Je Ha pun ikut tersenyum bisa
membantu Anna diam-diam.
Saat memasak mie Anna mengoyangkan tubuhnya seperti
merasakan ada musik yang mengaluh dalam telinganya. Je Ha melihat dari CCTV pun
terlihat bahagia, ikut mengoyangkan kakinya. Tiba-tiba Anna melirik ke arah
CCTV lalu menarik bangku, Je Ha panik apa yang dilakukan Anna.
Akhirnya layar CCTV tertutup dengan tissue, Je Ha
mencari-cari keberadaan Anna sekarang. Dari CCTV yang lainya bisa melihat Anna
yang masih memasak mienya, ia terlihat sangat bahagia menemukan Anna dengan
berputar-putar diruanganya.
Anna melihat sekeliling. Kepalanya terus bergoyang ke
kanan dan kiri, wajahnya terlihat tersenyum bahagia. Ia langsung menari-nari
dengan mengoyangkan tangan dan badanya mengikuti irama “i love u baby” dan Je
Ha yang melihatnya juga sangat bahagia ikut menari-nari dalam ruanganya, bahkan
maju mundurkan kursinya dengan mengangkat tanganya karena berhasil membantu
Anna.
Sebelum memakan Anna mulai berdoa dan menikmati makan
ramen yang dinginkan selama ini. Je Ha dengan mengangkat kakinya terus
tersenyum melihat Anna yang makan ramen dengan lahapnya. Anna terus memakan mie
dengan melihat sesekeliling memastikan tak ada orang yang melihatnya.Je Ha
terus menatap CCTV melihat senyuman Anna yang berbeda.
Je Ha keluar ruangan dengan sebatang rokoknya, lalu
melihat jendela kamar Anna yang masih terang dengan senyuman bahagianya. Mi Ran
tiba-tiba keluar dari rumah menyapa Je Ha seperti sedang beristirahat. Je Ha mengatakan kalau keluar
untuk olah raga sedikit. Keduanya akhirnya dudu
dibangku taman.
“Aku minta maaf karena tidak menerima panggilanmu
kemarin.” Kata Mi Ran, Je Ha mengatakan kalau itu tak masalah
baginya.
“Itu begitu tiba-tiba. Aku bertanya-tanya apakah harus menerima panggilan itu atau
tidak Dan aku
akhirnya memutuskan tidak.” Jelas Mi Ran
mencari-cari alasan
“Tapi itu saat jam kerja, jadi Kau seharusnya menerimanya.” Ucap Je Ha, Mi Ran kaget ternyata Je Ha menelp tentang
kerjaan mereka lalu berjaji akan melakukannya mulai sekarang.
“Oh ya. Aku mendengar kau dulu bekerja di Barcelona.” Kata Je Ha memulai pembicaraan.
“Ah... jangan bicarakan itu! Itu sangat sulit! Gadis itu sangat berniat menemukannya ayahnya, atau apa
pun itu” cerita Mi Ran denga memegang badan Je Ha untuk
mengodanya lalu tersadar kalau sudah bicara dengan bahasa informal.
“Tidak apa-apa. Kau tidak perlu menggunakan sebutan formal di
depanku.” Ucap Je Ha. Mi Ran pikir benar karena Ayah Anna juga
bukan seorang raja. Je Ha kembali bertanya tentang ayah Anna.
“Oh... tentang Ayahnya. Dia sering melarikan diri, mengatakan bahwa akan menemukan
ayahnya.” Cerita Mi Ran, Je Ha mengingat saat pertemuan dengan
Anna meminta agar diantar menemui ayahnya dan bisa mengerti sekarang.
Mi Ran sengaja mengeser tempat duduknya agar lebih dekat
dengan Je Ha, Je Ha yang terlihat risih mencoba sedikit bergeser, lalu bertanya
Kenapa ayahnya tidak pernah
mengunjunginya. Mi Ran menceritakan kalau Ayah Anna tidak peduli dengan putrinya sama
sekali.
“Aku sering melaporkan ketika masih di Spanyol mengatakan bahwa Anna sedang
mencari ayahnya tapi
tidak ada tanggapan apapun. Dan
bahkan ketika dia datang ke Madrid untuk perjalanan bisnis, aku pikir dia
mungkin datang menemuinya tapi
ternyata tidak. Tapi
Anna tidak menyadari semua itu dan berniat bertemu
ayahnya. Jadi dia
lari dari rumahc Dan kita
harus pergi mencarinya.” Cerita Mi Ran
Je Ha mendengar ceritanya merasa Anna itu Menyedihkan
sekali. Mi Ran merasa kalau Je Ha merasa kasihan padanya dan
dirinya itu selama ini hidup dalam kehidupan yang keras,
bahkan harus menjaga seorang gadis yang usia sama
sepertinya.
Saat itu ponsel Anna berdering melaporkan kalau situasi
dalam rumah normal, lalu tiba-tiba menjerit kaget dan akhirnya mengatakan kalau
mengerti. Je Ha pun bertanya ada apa, Mi Ran mengataka baru dapat kakbar dari Situation
Room kalau Je Ha tidak bertugas hari ini dan akan mengantikanya.
Je Ha binggung lalu menerima sebuah telp, seperti
mendapatkan perintah untuk datang ke lantai sembilan. Je Ha pun mengerti lalu
menutup telpnya. Mi Ran bertanya apakah mereka
memanggil Je Ha untuk
datang ke gedung perusahaan. Je Ha membenarkan.
Mi Ran kembali bertanya apakah ia harus pergi ke lantai
sembilan. Je Ha menganguk, Mi Ran melonggo tak percaya karena Je Ha baru
saja dipanggil ke Cloud Nine. Je Ha seperti binggung
kenapa Mi Ran sampi melonggo dan
bertanya apa maksudnya "Cloud Nine" Sebelum menjelaskan seseorang datang memberitahu akan
mengantarnya pergi.
Je Ha mengatakan akan menganti bajunya lebih dulu lalu
masuk ke dalam rumah, Mi Ran tak percaya kalau Je Ha bisa mendapatkan mobil
yang menjemputnya merasa kalau pria idaman itu
benar-benar naik pangkat. Je Ha akhirnya masuk kedalam mobil duduk di samping
sopir mengajak mereka segera pergi. Si sopir meminta Je Ha agar duduk
dibelakang. Je Ha merasa sesama temanya itu pasti bercanda dan mneyuruh mereka
segera pergi saja. Sopir pun dengan sopan mengatakan akan
menyalakan mesinnya sekarang.
Je Ha masuk ke dalam gedung, sempat binggung beberapa
orang yang sedang berjaga membungkukan badan padanya. Ia pun masuk ke dalam
lift dan menekan tombol lantai 9, tapi lift tak berjalan. Sampai beberapa kali
menekanya dan akhirnya terdengar suara “Silakan
pindai kartu akses anda.
Akhirnya Je Ha menscan kartu ID pada layar, saat itu lift
mulai berjalan ke lantai 2 tapi Je Ha bergumam dalam hati kalau Lift itu
sebenarnya berjalan turun bukan naik dan ketika membuka pintu matanya melotot
melihat ada lorong panjang didepanya.
bersambung ke episode 6
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
semakin seru ya, btw thanks sinopsisnya :)
BalasHapusEp 6 ditunggu,,makasih🙏
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusThanks sinopsis nya. Tidak sabar menunggu lanjutannya😀😀
BalasHapusThanks sinopsis nya. Tidak sabar menunggu lanjutannya😀😀
BalasHapusThanks sinoesis nya. Tidak sabaru menunggu lanjutkan nya
BalasHapusSaranghae chang wook oopa senyummu ceriakan hatiqu
BalasHapusSaranghae chang wook oopa senyummu ceriakan hatiqu
BalasHapus