PS : All
images credit and content copyright : KBS
Pangeran Lee duduk didepan Jahyeondong teringat kembali
saat duduk bersama Ra On dan juga Byung Yun untuk pertama kalinya.
Flash back
Ra On mengatakan dirinya itu yang
memberi lebih banyak daripada orang lain di Joseon yaitu Hong Sam Nom, memberikan cinta dengan memberikan bagian paha ayam gingseng yang besar
untuk dirinya. Pangeran Lee saat itu hanya menatapnya dan Ra On belum
mengetahui kala dirinya seorang Putra Mahkota.
“Apa kau kebetulan tahu apa
julukan dari Putra Mahkota?” kata Ra On membahasnya
dengan Pangeran Lee dan juga Byung Yun
“Apa maksudmu Putra Mahkota Bunga?” kata Pangeran Lee percaya diri
“Paviliun kotoran.” Kata Byung Yun. Pangeran Lee melirik sinis sementara Ra
On tertawa bahagia karena mendengar tidak ada satu orang pun yang tak
mengetahui julukan itu.
Byung Yun tersedak dengan menahan tawanya, Pangeran Lee
terlihat kesal Byung Yun itu bisa tertawa mengejeknya, Ra On terlihat bahagia melihat Byung Yun
ternyata bisa tertawa juga karena merasa sebelumnya Byung Yun Itu punya
masalah untuk tersenyum.
Pangeran Lee membayangka kedua orang yang disayangi sudah
tak ada ditempat itu, lalu merasakan ada orang yang datang dibelakangnya. Saat
menengok wajahnya terlihat sedih karena melihat Ha Yeon yang datang bukan Ra
On, Ha Yeon pun akhirnya duduk di samping Pangeran Lee.
“Apa kau kecewa bahwa itu aku yang datang?” ucap Ha Yeon, Pangeran Lee menyangkalnya. Dan mengaku hanya
sedikit terkejut.
“Sebenarnya, aku juga merasakan
sakit hati baru-baru ini.” ungkap Ha Yeon jujur,
Pangeran Lee bertanya apakah karena upacara pernikahan?
“Aku sudah tahu siapa yang ada
dalam hatimu. Aku sudah
menjadi Putri Mahkota karena sebuah kesepakatan... jadi akan menggelikan bagiku
untuk mengharapkan sesuatu yang lain. Jadi,
aku telah memutuskan untuk berkonsentrasi pada peran utamaku. Meskipun aku tidak bisa
menghiburmu seperti wanita itu, Aku
akan tetap menjadi pendampingmu agar kau bisa tetap menjadi Putra Mahkota, karena aku yang akan tetap ada di
sisimu sampai akhir, Yang Mulia.” Kata Ha
Yeon, Pangeran Lee terdiam seperti tak percaya.
Ratu Kim bertemu kembali dengan Yoon Sung di kamarnya,
Yoon Sung bertanya apa tujuan Ratu Kim meminta agar datang. Ratu Kim membalas apakah Yoon Sung bertanya
karena bener-benar tidak tahu, lalu memberitahu kalau Putra
Mahkota akan segera diturunkan.
“Kapan kau akan berhenti bersikap
acuh tak acuh dari persaingan antara
kau dan Pangeran untuk siapa yang akan menjadi
Putra Mahkota baru?” kata Ratu Kim
“Yang Mulia Ratu, ah... bukan, maksudku Bibi.... Alasan kenapa aku tetap tenang
meskipun mengetahui kebenarannya dan tidak
ingin mengakuinya, adalah
karena alasan dari garis keturunan kita yang payah. Meskipun begitu, aku pikir kau
ingin melihat dia untuk satu kali saja...” kata Yoon
Sung, Ratu Kim menatap Yoon Sung seperti tak percaya
“Aku sedang berbicara tentang
anakmu, anak Yang Mulia, yang secara menyedihkan
kau buang karena keserakahanmu akan kekuasaan.”
Kata Yoon Sung menyindir, Ratu Kim berteriak menyuruh Yoon Sung diam,
“Kau harus Akui saja.... Itu adalah kemurahan hatiku yang
terakhir yang akan aku
berikan kepadamu.” Ucap Yoon Sung, Ratu Kim
berkaca-kaca menahan amarahnya, saat itu didepan ruangan PM Kim mendengar
pembicaraan keduanya dan langsung berjalan pergi dengan tatapan dingin.
Kasim Jung terlihat khawatir karena mereka tidak
bisa menunda lebih lama lagi jadi mengajaknya agar masuk
ke istana. Pangeran Lee meminta agar menunggu
sebentar saja. Pengawal memberitahu Duta besar Jung Duk Ho sudah datang,
Pangeran Lee pun menyuruh masuk. Tuan Jung bergegas masuk ke dalam ruangan.
Pangeran Lee menanyakan hasilnya.
“Dia ditangkap di dermaga pada
saat akan melarikan diri dari
ibukota. Setelah
mengkonfirmasinya, ternyatdia
memang orang yang mengumpulkan para
pembunuh saat itu.” ucap Tuan Jung, Pangeran
Lee mengerti dan mengajak mereka semua untuk pergi.
Ui Gyo melaporakan pada raja, menurutnya Tanpa
permintaan maaf atau hukuman dari skandal yang terjadi selama ini dan sekarang Pangeran Lee bahkan pergi ke Gisaeng dan ke tempat perjudian.
“Tidak
memenuhi kewajiban putra mahkota dan menjatuhkan kehormatan keluarga kerajaan, sesuatu harus dilakukan agar
perilakunya yang
seperti ini segera dihentikan.” Kata Geun Gyo,
beberapa mentri mengangguk-angguk setuju.
Pengawal memberitahu Pangeran Lee telah datang, Raja
dengan wajah binggung mempersilahkan Pangeran Lee untuk masuk ruang rapat.
Pangeran Lee berjalan masuk ke dalam ruang rapat, Raja bertanya apakah anaknya
itu meninggalkan istana lagi. Pangeran
Lee membenarkan.
“Lalu Kau mau pergi kemana?” tanya Raja penasaran ingin membuktikan.
“Seperti yang dikatakan oleh
Perdana Menteri, aku pergi ke
rumah pelacuran dan pusat-pusat perjudian, Yang Mulia.” Ucap Pangeran Lee, Ui Gyo tersenyum bahagia
mendengarnya sementara Raja terlihat kaget.
“Mereka mengatakan bahwa kau hanya
bisa menjadi penguasa yang baik kalau
kau mendengarkan jeritan rakyat. Aku
tidak bisa mendengar apa-apa kalauhanya tetap berada di dalam istana. Jadi, aku menghabiskan sepanjang
malam bersama rakyat dan
mendengarkan berbagai kekhawatiran dan saran.”
Jelas Pangeran Lee
“Apa rakyat itu adalah pelacur dan
penjudi?” sindir Ui Gyo, Pangeran Lee membenarkan dan bertanya
apakah itu ada yang salah.
“Yang Mulia, ini adalah sesuatu
yang tidak bisa dibiarkan.” Kata Ui Gyo dengan
mata mengejek
“ Dari para menteri dan pejabat
enam kementerian surat
untuk meminta diturunkannya Putra Mahkota dari tahta semakin banyak.” Tegas Geun Gyo.
“Yang Mulia, aku dengan
bersungguh-sungguh memintamu untuk menurunkan
Putra Mahkota dari tahta dan
mengusirnya. Tolong
pertimbangkan.” Ucap PM Kim, Semua pun meminta agar
Raja bisa mempertimbangkanya.
“Aku mengerti semua keinginan
kalian. Tapi
bahkan jika sudah waktunya bagiku untuk pergi, Aku berpikir untuk menceritakan
beberapa cerita menarik yang
aku dengar saat pergi ke rumah bordil dan judi. Jadi
Maukah kau mendengarkannya satu kali saja?” kata Pangeran Lee dengan nada mengejek.
Seorang Gisaeng datang memegang tangan Ratu Kim melihat
sangat kurus dan berpikir karena ibunya itu tak bisa memasakan makanan saat
pemulihan setelah melahirkan. Ratu Kim seperti tak suka ada panggilan ibu, lalu
meminta agar menjaga mulutnya. Si wanita pun melepaskan tangan Ratu Kim meminta
maaf dengan sopan.
“Jadi Di mana anak itu?” tanya Ratu Kim, Si wanita binggung anak siapa yang
dimaksud.
“Anak yang dibawa dan sekarang
dirawat oleh pelacuritu, di mana dia?” kata Ratu
Kim, Si wanita bertanya kenapa Ratu Kim mencari anak itu.
“Mungkinkah...” kata Si wanita berpikir kalau anak itu adalah anak
kandung Ratu Kim, lalu berharap kalau itu tak mungkin. Ratu Kim bertanya kemana
anak itu pergi.
“Baru saja, seseorang yang berkata
kalau mereka dari
istana membawanya.” Kata Si wanita kaget, Ratu
Kim juga tak percaya kalau anak itu dibawa ke dalam istana.
Raja bertanya apa yang ingin dikatakan anaknya itu dengan
melempar gambar wajah di ruang rapat, Pangeran Lee meminta sedikit waktu lagi.
Raja pun mememberikanya, dan meminta agar mereka semua melihat
gambar-gambar ini dengan hati-hati agar bisa
mengingat apa wajah-wajah ini tidak asing.
“Tapi... kenapa semua matanya
tertutup?” tanya Ui Gyo bingung, Pangeran Lee
membenarkan dan ingin menanyakan pendapat semuanya.
“Itu karena mereka semua mati... Terkadang karena mereka salah
bicara, terkadang bahkan sebelum mereka
membuka mulut. Itu
mungkin karena orang mati tidak berbicara. Aku juga terkejut ternyata Mereka meninggalkan cukup banyak
bukti.” Kata Pangeran Lee, Duo Kim terlihat panik mendengarnya.
“Aku menelusuri mayat para
pembunuh yang menyerang Istana Timur, dan
menemukan bahwa yang pertama kali mengumpulkan mereka, dengan memberi mereka uang, dan memberi
mereka perintah.” Kata Pangeran Lee
“Bukankah kita sudah mengetahui
bahwa itu adalah perbuatan dari Komunitas
Awan Putih?” ucap Geun Gyo membela diri, Pangeran
Lee pikir mereka akan tahu kalau bertanya kepada mereka lalu meminta seseorang masuk.
Seorang pria yang sudah mengunakan baju tahana dibawa
oleh panglima, Ui Gyo dan Geun Gyo makin tegang. Pengeran Lee bertanya Apa
orang yang meminta pria itu untuk mengumpulkan para pembunuh ada di ruangan ini. Si pria menatap satu persatu dan melihat ke
arah Ui Gyo, Ui Gyo melirik sinis seperti memberikan ancaman, tapi si pria
langsung membenarka kalau ada orangnya.
“Tunjukan yang mana dia.” Ucap Pangeran Lee, si pria tanpa takut menunjuk Ui Gyo
dan juga Geun Gyo
“Apa Dia yang sudah memberikan semua
lahan pertanian untuk
orang-orang ini?” tanya Pangeran Lee
“Setelah penyelidikan menyeluruh,
mereka adalah anak buah Menteri. Ini adalah buku rahasia Menteri.” Kata Panglima
PM Kim hanya bisa terdiam, Ui Gyo tertawa menurutnya itu
tak masuk akal, Pangeran Lee dengan nada tinggi meminta agar memberitahu siapa orang yang memintanya untuk menyalahkan pembunuhan pada
Komunitas Awan Putih. Si Pria menyebut dia adalah
Menteri Personalia dan Menteri Kehakiman dan meminta ampun pada Pangeran Lee atas kesalahanya.
“Menteri, apa Putra Mahkota
mengatakan yang sebenarnya?!” kata Raja tak percaya
“Yang Mulia, bagaimana bisa kau
percaya kata-kata Putra Mahkota?! Ini
semua... tuduhan yang tidak berdasar!”kata Ui Gyo
membela diri
“Apa kau masih mencoba untuk
membuat alasan?! Petugas
Investigasi Kerajaan.... Segera
penjarakan mereka berdua di Kantor Investigasi Kerajaan dan selidiki kejahatan mereka
secara menyeluruh!”tegas Pangeran Lee
Ui Gyo berteriak marah mengaku kalau ia tak bersalah
dengan diseret pengawal keluar ruangan, PM Kim hanya bisa diam saja melihat dua
orang yang dipercayainya keluar dari ruangan dan ketakutan melakukan tindakan
kejahatan.
Suasana terasa tegang di dalam ruangan, lalu Pangeran Lee
melirik sinis pada PM Kim yang hanya diam saja tanpa mau membela anak buahnya.
Flash back
Pangeran Lee mengulangi kata-kata Yok Yang kalau Setelah
ekornya tertangkap, bukan berarti perburuan
berakhir dan bertanya apa yang harus dilakukan kalau ingin mencegahnya
melarikan diri dengan memotong
ekornya sendiri.
“Tentu saja tidak mudah untuk
menangkap penjahat dengan tubuh besar. Pertama
tangan kanan, lalu kiri Sampai
akhirnya memotong kepalanya, Kau
tidak boleh sampai lengah.” Kata Yok Yang
memberikan saran
Pangeran Lee bertemu dengan PM Kim dilorong
mengatakan Ada satu
hal lagi yang ingin ditunjukkan,
dengan memperlihatkan gambar seorang wanita. Ia
memberitahu kalau itu adalah wajah pelayan istana yang
meninggal tanpa
suara beberapa waktu lalu.
“Dikatakan bahwa dia sudah
melahirkan seorang anak tepat
sebelum kematiannya. Tapi,
anak itu tidak bisa ditemukan. Apa
yang mungkin menjadi kisah yang disembunyikan? Apa kau tidak ingin tahu tentang
wanita ini?” ucap Pangeran Lee, PM Kim hanya diam
saja.
Ratu turun dari tandu dibantu oleh pelayan, lalu
mendengar ada orang yang memuji kalau terlihat sangat cantik. Ia menoleh dan
kaget melihat Ha Yeon dengan beberapa dayang sedang mengendong seorang bayi. Akhirnya
keduanya bertemu di kamarnya.
“Anak itu... diambil oleh
seseorang yang diduga dari istana.” Ucap Ha
Yeon, Ratu Kim kaget bertanya apakah itu Putra
Mahkota yang membawa seorang anak
“Iya. Untuk beberapa alasan yang
tidak bisa dihindari maka dia
harus merawatnya. Dia
menyerahkannya kepada dayang di istana timur tapi aku merasa dia sangat
menggemaskan setelah melihatnya jadi
aku meminta untuk membawanya bersamaku sementara
waktu.” Jelas Ha Yeon lalu memperbolehkan Ratu Kim melihatnya.
Ratu Kim menatap si bayi dengan mata berkaca-kaca seperti
naluri ibunya terlihat karena hanya bisa menatap anak kandungnya sendiri.
Byung Yun akhirnya duduk bersama dengan pangeran Lee didepan
rumah Yok Yan, Pangeran Lee berpikir kalau pasti masih terasa sakit sekarang. Byung
Yun membenarkan, Pangeran Lee bertanya kenapa Byung Yun bisa tidur begitu lama?
“Kurasa aku tidak berani untuk
menemuimu, Putra Mahkota.” Ucap Byung Yun
“Kau melindungi wanita yang aku
cintai dan dirik sendiri,
kan? Melebih dari apa pun... Terima kasih
sudah datang kembali seperti ini.” kata
Pangeran Lee, Byung Yun tak percaya Pangeran Lee bisa mengerti apa yang ada
dipikiranya.
“Orang itu terkadang datang ke
sini dan merawatku.” Kata Byung Yun
“Setelah aku menyelesaikan semua
persiapannya, maka aku akan
membawanya kembali ke sisiku. Aku
akan menjadikan agar kaim bisa tertawa, mengobrol, dan menjadi bahagia seperti di
masa lalu, di sisiku. Kita
sudah hampir sampai. Saat
waktunya tiba. Bagaimana kalau kita bertiga kembali ke Balai Pertobatan... dan minum?” ucap Pangeran Lee, Ra On diam-diam mendengarnya
terlihat tersenyum bahagia
Ratu Kim terlihat kaget, PM Kim bertanya apa alasan Ratu
Kim kalau anak itu harus naik tahta menjadi Raja karena menurutnya anak itu tidak
memiliki darah keturunan Lee.
“Bagaimana kau bisa mengatakan
sesuatu yang menyesatkan... Jangan
menghina keluarga kerajaan Joseon.” Ucap Ratu
Kim melotot marah
“Tidak ada yang melebihi sebuah
penghinaan daripada mencoba untuk
merusak darah keluarga kerajaan.” Balas PM Kim
“Anak itu sudah pasti seorang
pangeran dari negara ini yang sudah
aku lahirkan.” Tegas Ratu Kim
PM Kim tahu semua orang di istana percaya jadi tak ada
yang mencurigainya, dan Ratu Kim pun harus berusaha mulai
sekarang. Ratu Kim terlihat tak percaya dengan
yang dikatakan ayahnya padanya, PM Kim mengatakan Untuk berjaga-jaga kalau sampai Ratu Kim tidak bisa melakukannya, maka anaknya itu tidak
akan bisa menghindari kematian. Ratu Kim langsung
menyuruh PM Kim untuk duduk kembali sebelum pergi dari ruangan.
“Apa kau pikir kau akan selamat,
Perdana Menteri?” ucap Ratu Kim, PM Kim
merasa Ratu Kim sekarang sedang mengancamya.
“Aku tidak punya pilihan. Orang
macam apa kau, Perdana Menteri? Apa
kau bukan orang yang kehidupannya terikat kepadaku? Kau adalah orang yang menempatkan
wanita vulgar seperti aku pada
posisi ini. Tapi
karena alasan itu kehidupmu terikat kepadaku, apa kau benar-benar tidak tahu?” tegas Ratu Kim
“Kenapa kau bisa... menempatkan seorang anak yang
bahkan tidak tahu wajah ayahnya yang
dibesarkan oleh gisaeng pada posisi
Ratu? Apa ada
dosa yang lebih besar dari pengkhianatan dengan menghina keluarga kerajaan
Joseon....dari ini?!” teriak Ratu Kim marah
“Apa kau tidak akan menutup
mulutmu itu?” ucap PM Kim
“Berpikirlah terlebih dulu kalau
kau akan main-main denganku, Sebaiknya
kau bersikap tegas dalam tekadmu.” Tegas Ratu
Kim
Pangeran Lee dan Yoon Sung berdiri sambil menatap bulan,
Yoon Sung mengaku saat masih kecil dan naif, sangat iri pada Pangeran Lee. Karena Tidak
peduli seberapa mampu dan kuatnya dirinya
tetap selalu menjadi seorang hamba. Pangeran Lee tahu maka diri itu sebabnya, selalu ingin memiliki
teman.
“Tidak peduli seberapa dekat
kita... tapi bagimu... kau selalu Putra Mahkota dimana
kami harus menundukkan kepala.” Kata Yoon Sung
“Apa itu sebabnya... kita selalu bisa menjadi seperti
kita sekarang? Kau, Byung Yun dan aku. Kenapa kita tidak menghindari
saja dari berkelahi satu sama lain?” kata
Pangeran Lee
“Aku selalu ingin melarikan diri dari kakekku dan posisi anak sah tertua dari
keluarga Kim. Meskipun
aku tidak yakin apa kau akan percaya kepadaku.” Ungkap
Yoon Sung,
“Aku percaya kepadamu. Aku juga seringkali ingin
membuangnya kalau aku bisa. Aku akan melakukan apa yang harus
dilakukan.” Ucap Pangeran Lee, Yoon Sung pun meminta agar Pangeran
Lee melakuka yang dianggapnya benar.
“Tapi, kalau kau sampai terluka, itu membuatku khawatir.” Ungkap Pangeran Lee sedih
Yoon Jung ujung merasa khawatir karena ia mungkin
ingin melindungi keluarganya, keduanya pun akhirnya berbicara saling berhadapan.
Yoon Sung pikir jika sesuatu terjadi maka mereka
tidak perlu merasa menyesal sama
seperti mereka tidak tahu hal itu bisa terjadi
PM Kim duduk diam dalam ruanganya, sambil mengingat
kejadian sebelumnya.
[8 tahun yang lalu]
PM Kim bertanya pada peramal bertanya apakah sudah
melihatnya, si peramal mengatakan baru
saja melihat Putra Mahkota dengan sangat dekat. PM
Kim pun bertanya tentang pendapatnya. Peramal mengatakan Pangeran Lee sudah pasti memiliki wajah yang
memberikan energi
kebangsawanan tapi ada satu hal lagi.
“Apa itu? Jangan ragu-ragu dan
katakan kepadaku.”ucap PM Kim penasaran
“Itu adalah. Dia ditakdirkan untuk
menjalani kehidupan yang pendek. Selanjutnya,
salah satu temannya memiliki
energi yang luar biasa.” Kata Si peramal.
Pangeran Lee dan Yoon Sung sedang bermain melempar panah,
PM Kim mendekatinya, Yoon Sung memanggil PM Kim dengan panggilan kakek dengan
senyuman bahagia.
PM Kim menatap Yoon Sung dengan mengingat kata peramal “Sebuah
kepribadian yang hangat dan kekuatan sebagai jendral besar, dia memiliki wajah dari seorang
raja besar. Saat kau
melihat pola bordir burung bangau”
“Kalau kita ingin mengakhiri
pemerintahan Dinasti Lee maka kita
perlu menemukan pemilik tahta yang baru.” Gumam PM
Kim, saat itu Yoon Sung masuk ruangan kakeknya bertanya apakah memanggilnya. PM
Kim pun hanya menatapnya.
Semua orang yang ada dibagian obat memasak dalam tungku,
seseorang tiba-tiba mendekat pada tungku obat diatas bara api. Kasim Sung
memberitahu kalau Putri Mahkota datang, Pangeran Lee yang sedang membaca pun
mempersilahkanya masuk.
“Apa yang membawamu kemari pada
waktu selarut ini?” tanya Pangeran Lee melihat
Ha Yeon datang dengan pelayan.
“Putra Mahkota, aku diberitahu
bahwa tabib kerajaan sudah membawakanmu tonik untuk meringankan gejala
kelelahanmu, tapi kau selalu menolaknya. Jadi Tolong
minum ini.” kata Ha Yeon, Pangeran Lee yang
terlihat lelah ingin menolaknya.
“Tolong bantu aku untuk memenuhi
tugasku sebagai
Putri Mahkota, Putra Mahkota” kata Ha Yeon memohon
Akhirnya Pangeran Lee pun bersedia, pelayan menuangakan
sedikit untuk mencobanya lebih dulu. Setelah dirasa tak ada yang mencurigakan
menuangkan ke dalam sebuah mangkuk. Ha Yeon pun memberikanya agar Pangeran Lee
mau meminumnya.
Pangeran Lee pun langsung meminumnya, saat itu Ha Yeon
melihat ada sesuatu yang aneh ditanganya dan menarik gelas dari mulut Pangeran
Lee agar tak meminumnya saat itu Pangeran Lee seperti merasakan sesuatu,
seperti gelas yang ditanganya jatuh berantakan.
Ra On yang jauh tinggal dengan Pangeran Lee seperti
merasakan perasaan yang tak enak, Pangeran Lee akhirnya jatuh dengan mulut
mengeluarkan darah, Ha Yeon dan Kasim Sung berlari panik mencoba mendekati
Pangeran Lee yang tak sadarkan diri akibat racun dalam obatnya.
bersambung ke episode 18
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar