PS : All
images credit and content copyright :MBC
Detektif Nam dan temanya duduk bersama dengan teman dan
ketuanya, menurutanya mereka harus memberikan penghargaan pada Louis. Ketua Tim pikir Ini bukan
laporan langsung tentang tersangkanya. Detektif
Nam merasa tetap saja Louis itu memberi bantuan.
“Kita bisa menangkap tersangkanya lebih
cepat karena
dia memberitahu tentang jejak kaki itu.” kata
Detektif Nam
“Dia benar. Jika kita tidak
mencari di
seluruh toko sepatu untuk bersepeda, maka kita tidak mungkin bisa
menangkapnya.” Ucap teman Detektif Nam, Si Ketua
terlihat kesal ingin memukulnya, tapi dengan wajah bercanda.
“Kalau begitu kita tidak bisa memberikan
100 persen hadiahnya. Dan Cari tahu apa kita bisa memberikan sebagian dari hadiahnya. Ketika penyelidikannya sudah
selesai, maka lepaskan garis polisinya.” Ucap Ketua Tim, Detektif Nam mengerti dengan mengangkat
tanganya menghormat.
Si rumah sakit anak buah Tuan Baek masih dalam ruang ICU,
Ketua Tim bertanya Apa
korban di rumah sakitnya masih
belum sadar. Detektif Nam mengatakan belum dan berpikir kemungkinan
seorang perampok jadi ingin melanjutkan
investigasinya. Ketua Tim pikir memang harus dilakukan.
Pelayan Kim masuk ke rumah sakit mengejar perawat yang
menuliskan komentar, Si perawat yang tak
mau diusik mengatakan meninggalkan komentar itu tidak sengaja dan merasa salah melihatnya jadi sengaja menghapus komentarnya. Pelayan Kim tak menyerah meminta si perawat melihat foto
Louis kembali. Si perawat tak ingin melihatnya dan bergegas pergi karena sibuk.
Kedua pelayan pun pergi ke bagian stasiun TV, pelayan
kaget kalau mereka tidak akan menerima laporan lagi dan tiba-tiba. PD memberitahu kaalu sudah
mendapatkan telpon dari walinya dan bilang
anaknya memiliki cacat mental, jadi tidak
ingin anaknya muncul di
program TV dan bisa mengerti
keputusan orang tuanya bahkasn merak sudah
menghapus semua foto dan
videonya.
Pelayan Kim yakin kalau Louis adalah pria yang
dikenalnya, Pelayan Heo mencoba menghentikan karena ternyata pria
itu memiliki orang tua dan hanya
seseorang yang
mirip dengan Louis menurutnya mana mungkin orang yang
sudah mati bisa hidup lagi. Pelayan Kim meminta agar memberikan nomor kontak
yang mengaku walinya, PD menolaknya dan bergegas pergi.
Pelayan Heo melapor pada Tuan Baek dengan ponselnya
memberitahu mereka baru datang
ke rumah sakit dan stasiun TV dan ternyata Pria
itu bukan Tn Louie. Tuan Baek bisa bernafas lega
karena tak ada yang tahu kebenaran tentang Louis.
“Kau bicara dengan siapa?” ucap Pelayan Kim melihat Pelayan Heo berbicara di telp.
Pelayan Heo panik langsung menutup ponselnya.
Tuan Baek menelp istrinya, Nyonya Hong mengangkat dengan
nada sinis karena sebelumnya suaminya tak ingin melihatnya dan bertanya apa
yang membuatnya berubah pikiran.
“Bagaimana keadaan Ibu?” tanya Tuan Baek, Nyonya Hong mengatakan sedang tidur sekarang dan bertanya kenapa menanyakan
“Bawa dia ke Seoul.” Perintah Tuan Baek
“Apa... apa ini karena kau sudah menemukan Louis?”
kata Nyonya Hong penasaran. Tuan Baek mengataka bukan seperti itu.
“Jangan mengatakan hal-hal bodoh
pada Ibu jadi Bawa saja dia kesini. Aku tidak akan memaafkanmu jika kau mengatakan hal bodoh lagi.” Tegas Tuan Baek
Pelayan Kim penasaran bertanya Siapa orang yang
terus-terusan pelayan Heo hubungi. Pelayan Heo mengaku kalau itu hanya
temannya. Pelayan Kim melihat bibir Pelayan Heo yang sedikit
naik tahu kalau Pelayan Heo berbohong.
“Aku akan bertanya lagi. Apa kau melaporkan sesuatu pada
seseorang?” tanya Pelayan Kim
“Kenapa kau peduli dengan siapa aku bicara? Dan Kenapa kau terus-terusan memerintahku?
Aku tidak percaya ini.” kata Pelayan Heo marah dan
berjalan pergi.
“Kenapa dia berbohong padaku?” gumam Pelayan Kim lalu berpikir kalau Pelayan Heo bicara
pada kekasihnya wajahnya terlihat cemburu
tapi menyadarkan diri dan berlari mengejar pelayan Heo
Semua baru saja makan di restoran pasta, Hye Joo
mengaku sangat
senang ketika memakan pasta tapi sekarang sedih karena harus bekerja lembur. Kyung Kook melihat bangku Ma Ri yang kosong bertanyaNn
Baek bekerja di luar kantor hari
ini karena belum melihatnya lalu berpikir Ma Ri
tidak sedang menghindari Louis.
“Kau membuatku gila, Tn Lee. Kenapa kau selalu mengatakan
hal-hal gila? Kau
melakukan ini setiap saat. Dasar Menyebalkan.” Keluh Mi Young, Kyung
Kook bertanya apakah Bok Sil dan Louis sudah pulang.
Mi Young dan Hye Joo melihat kertas yang ada diatas meja,
“Dua bintang untuk Park Hye Joo. Kau terlalu banyak
bicara. Kau sangat berisik. Dari Louie.” Hye Joo membacanya hanya bisa menghela nafas. Mi Young
merasa Louis membuatnya tertawa, Do Jin bertanya berapa banyak bintang yang
diterima Mi Young.
“Satu bintang untuk
Kwon Mi Young. Kau merendahkanku. Dari Louie.” Do Jin dengan banga memperlihatkan kalau ia mendapatkan
3 bintang. “Tiga bintang untuk
Byun Do Jin. Aku hanya menyukai gaya pakaianmu. Dari Louie.” Kyung Kook
pun dengan bangga memperlihatkan kalau mendapatkan 5 bintang, “Lima bintang untuk
Lee Kyung Kook. Kau baik hati Terima kasih untuk
kopinya. Dari Louie.”
Mi Young mengeluh pada Kyung Kook yang membesar-besarkan
ini, karen Louis seorang pekerja part-time. Hye Joo setuju bahkan
Pengejaannya semuanya salah dan beraninya menilai mereka semuanya.
“Dia ingin kita memasang produk yang ditempeli post-it olehnya. Dia bilang kalau mereka memiliki kualitas yang cukup kompetitif.” Ucap Do Jin membaca pesan yang tertempel di pohon
buatan.
“Dia pikir dia siapa bisa
mengevaluasi hasil
produk? Dasar Lucu sekali.” Ejek Mi Young
Semua tiba-tiba
terdiam melihat diatas meja sudah tersusun rapi barang dengan post it
yang tertempel dengan evaluasi barang yang lengkap. Do Jin merasa Louismungkin
sebenarnya ahli dalam bidang ini dan Ada
sesuatu yang spesial tentangnya.
Joong Won datang bertanya keberadaan Loui dan Apa
sudah menyelesaikan semua tugasnya. Kyung Kook
menganguk kalau Louis sudah menyelesaikan semuanya. Joong Won pun kembali ke ruanganya, lalu wajahnya kesal
melihat tulisan yang ditinggalkan Louis. Semua perkerja berusaha mengintip
ingin tahu berapa bintang. Joong Won langsung berteriak menyuruh semuanya untuk
kembali berkerja.
Bok Sil bertemu dengan Ma Ri bertanya kenapa berbohong,
Bok Sil binggung. Ma Ri menyindir apakah Tn Cha
adalah tetangganya dan tak percaya Bok Sil bisa
membodohinya
seperti itu dan bisa
melihat bertingkah mencurigakan. Bok Sil meminta maaf karena harus berbohong.
“Aku tidak mau membuat Tn Cha berada di posisi yang canggung.” Kata Bok Sil
“Benarkah, jadi kenapa kau memulainya? Aku dengar kau pindah ke
tempatnya dengan
seorang pria. Kau tidak
perlu menyembunyikannya dariku. Aku
sudah tahu semuanya.” Kata Ma Ri
“Bisakah kau merahasiakannya dari orang lain? Sebenarnya aku akan pindah hari
ini.” ucap Bok Sil
“Kau memang harus pindah, Berhenti merepotkan orang lain. Apa kau Mengerti?” kata Ma Ri dengan nada dingin, Bok Sil mengerti.
“Aku sebenarnya mengajakmu bertemu
hari
ini untuk membicarakan tentang hal lain.” Kata Ma Ri
Bok Si bertanya apakah ada sesuatu yang penting, Ma Ri mengatakan akan
memberitahu sesuatu, tapi
meminta jangan terlalu kaget. Saat itu Louis datang memanggil Bok Sil, Ma Ri panik
melihat Louis merasa mereka bisa bicara lagi nanti dan bergegas pergi dengan
membawa nampan untuk menutupi wajahnya.
Louis binggung tiba-tiba wanita itu ingin pergi dengan
menutup wajahnya dan sengaja menghadangnya, Ma Ri mencoba mencari jalan keluar
tapi Louis tetap ada didepan pintu. Bok Sil binggung melihat tingkah Ma Ri yang
terlihat menghindari Louis.
“Apa Kau butuh bantuan?” tanya Louis
“Tidak! Jangan mendekatiku. Kalian berdua cepatlah pergi.” ucap Ma Ri
“Suaramu terdengar tidak asing.” Kata Louis, Ma Ri makin panik dan bergegas keluar dari
restoran, Louis memberitahu pelayan kalau Ma Ri membawa kabur nampan, Si
pelayan pun mengejarnya.
Si pelayan mengejar Ma Ri karena tidak
bisa membawa nampannya. Louis bingung kalau nampan itu bukan barang yang mahal
padahal, Si pelayan berteriak meminta agar Ma Ri
berhenti dan memanggilnya pencuri, Ma Ri berhasil keluar restoran langsun
memarahi si pelayan yang menuduhnya pencuri nampan.
“Kau akan terkejut jika kau tahu siapa aku, jadi ambil saja ini dan pergi.” ucap Ma Ri kesal mengembalikan nampan. Si pelayan pun membawa nampan kembali masuk
dengan wajah kesal.
“Kenapa aku terus-terusan bertemu Louie kemanapun aku pergi?” kata Ma Ri kebinggung dengan keadaanya sekarang.
Pelayan Kim dan Pelayan Heo kembali ke rumah yang ada
diseoul, pelayan Kim sangat minta maaf karena merasa sangat yakin kalau itu Tn
Louie. Nyonya Choi mengaku kalau ia baik-baik saja dan mengucapkan terima
kasih pada mereka berdua karena
sudah mencoba.
“Maafkan aku, Ibu. Aku memembuat keributan dan terlalu membesar-besarkannya.” Kata Nyonya Hong sedih
“Tidak, jangan khawatir. Terima kasih karena kau juga menjagaku. Lalu Dimana Seon Goo? Kenapa dia belum
kesini juga Dan
kenapa Ma Ri sangat lama tak datang?” kata Nyonya Choi
“Mereka datang bersama sekarang.” Kata Nyonya Hong
Ma Ri sudah ada dimobil bersama ayahnya, terlihat kesal
karena harus ke
rumah Nenek. Tuan Baek memberitahu Nenek
di Seoul sekarang jadi mera harus menemuinya
dan beri salam padanya. Ma Ri panik apa sebenarnya
yang terjadi karena Nyonya Choi datang ke Seoul.
“Pembagian saham harus secepatnya
diselesaikan. Kita akan
bertemu pengacara Hwang, besok.” Ucap Tuan baek
“Ayah, apa kita bisa meninggalkan Louis begitu saja?” kata Ma Ri khawatir
“Sudah berapa kali aku mengatakan
padamu? Aku akan
mengurus semuanya. Berpura-puralah
tidak tahu apapun di
depan Nenek. Mengerti?” tegas Tuan Baek, Ma Ri mengangguk mengerti.
Louis keluar dari kantor polisi dengan amplop ditanganya,
Detektif Nam melihat Louis tersenyum sumringah bertanya apakh sesenang
itu mendapatkan hadiah. Louis merasa pasti sangat
senang karena punya
banyak uang dari
berbagai sumber hari ini.
“Belikan Bok Sil makanan yang enak dengan uang ini.” kata Detektif Nam
“Aku akan menghabiskan semuanya
bersamanya.” Ucap Louis bahagia.
Bok Sil membawa semua barang-barangnya dari rumah Joong
Won, Joong Won yang baru pulang bertanya mau kemana Bok Sil sekarang. Bok Sil menceritakan Detektif
Nam menghubunginya dan
mengatakan kalau
tersangkanya sudah tertangkap. Joong Won terlihat
kecewa tapi berkomentar itu bagus.
“Aku akan kembali ke rumahku. Terima kasih karena membiarkanku
tinggal disini.” Kata Bok Sil
“Kau bisa tetap tinggal disini
jika rumahmu
terasa tidak nyaman. Lagipula
aku punya banyak kamar.” Ucap Joong Won, Bok Sil
menolaknya merasa tak perlu
“Dan juga, aku tidak akan pergi ke
cabang Shanghai. Aku
harus menemukan adikku dan membantu
Louie mendapatkan ingatannya kembali, jadi
aku harus tetap di Seoul.” Tegas Bok Sil
“Aku juga tidak akan... mengirimmu kesana. Kau masih perlu banyak belajar dan tidak bisa lepas dari program
trainingku. Never,
never, never.” Ucap JoonG Won, Bok Sil mengerti dengan
memberikan senyumanya.
“Jangan melakukan hal-hal yang
bisa mengganggu
fokusmu dalam bekerja. Mengerti?” tegas
Joong Won, Bok Sil mengangguk mengerti.
Bok Sil menaiki tangga dengan membawa semua barang, Louis
datang dari arah belakang membawa semua barang dari tangan Bok Sil bertanya
apakah datang sendirian. Bok Sil melihat Louis bertanya apakah badannya sudah
tak sakit lagi.
Louis mengaku kalau badanya memang selalu sakit jadi
meminta agar menempelkan plester pereda sakit nanti, Bok Sil tersenyum mendengarnya lalu keduanya
melihat didepan rumah sudah sangat Bersih dan berpikir ada orang yang membersihkanya.
Bok Sil melihat Bibi Hwang sedang membersihkan lantai
rumah, lalu mengambil kain pel karen tahu tetangganya itu pasti lelah dan Louis
pikir bibi Hwang juga tidak harus membersihkan rumah mereka. Bibi Hwang merasa sangat ahli dalam membereskan
rumah jadi menyuruhnya untuk menunggu diluar saja.
“Aku hanya perlu membersihkan
bagian ini. Tidak ada
yang lebih baik... dari
pulang ke rumah yang bersih.benarkan?” ucap Bibi
Hwang, Louis dan Bok Sil berkaca-kaca mendengarnya.
Louis seperti anak kecil langsung merengek pada Bibi
Hwang dengan berbaring diatas pahanya, Bibi Hwang tertawa melihatnya menyuruh
Louis segera bangun. In Sung datang berteriak kalau itu ibunya dan ikut
berbaring, Bibi Hwang heran melihat tingkah keduanya seperti anak kecil. Semua
pun tertawa bahagia didalam rumah yang sempit.
Joong Won seperti merasa sedih melihat rumahnya yang
kosong, lalu menatap dua tanaman yang dibawa Bok Sil masih tertinggal dan layu,
Pesan dari Louis masuk ke pnselnya “Aku harap kau menikmati
makanannya.” Joong Won binggung makanan apa yang
dimaksud.
Ternyata Louis memesan sekotak ayam dan Cola untuk Joong Won dan mengirimkan
pesan lagi “Sampai jumpa, Cha Joong On-ssi.” Joong Won mengumpat kesal pada Louis karena salah
menuliskan namnaya. Cha Joong Won.
Bibi Hwang melihat semua makanan yang ada bangku teras
tak percaya Louis yang membayar semua ini. Louis merasa kalau makanan ini tak banyak. In Sung berkomentara Louis benar-benar
tahu caranya menghabiskan uang dan membuatnya semakin yakin kalau Louis berasal dari keluarga kaya. Semua pun makan bersama-sama dengan sangat lahap.
“Bok Sil, beritahu aku jika masih
ada yang kau
inginkan. Aku akan membelikannya untukmu.” Kata Louis
“Ini sudah lebih dari cukup dan Berhenti memesan makanan lagi.” Kata Bok Sil
“Aigoo.. Anak yang tidak tahu apa-apa ini sudah mulai dewasa. Aku benar-benar tidak percaya
ini.” komentar Bibi Hwang, Louis dengan bangga mengatakan
kalau ia adalan orang
yang kompeten.
“Aku tidak bisa di sebut pria yang tidak tahu apa-apa
selamanya. Aku
adalah Raja Belanja, Louie.” Kata Louis bangga
“Hanya orang yang tidak kompeten
yang menyombongkan dirinya sendiri
seperti itu.” ejek In Sung, Bok Sil menyuruh semua
makan saja sebelum menjadi dingin.
Louis memperingatakan Jo In
Sung, jangan makan terlalu banyak. In Sung
membalas dengan memanggil Louis dengan panggilan Song Joong Ki dengan nada mengejek. Louis berteriak kesal, Bibi Hwang menasehati agar Louis tidak
seharusnya membuang-buang uang
dan harus belajar menabung.
Joong Won melihat sekotak ayam goreng, dengan kesal kalau
tak mungkin makanan
berminyak di tengah
malam begini dan tak bisa berkata-kata lagi dengan
yang dilakukan Louis padanya.
Tapi akhirnya Joong Won sudah hampir menghabiskan semua
ayam goreng, dan menyesal karena seharusnya tak boleh memakanya sambil bertanya
berapa kalori yang sudah dimakanya, lalu melihat sisa satu ayam lagi. Ia pun
memutuskan untuk menghabiskanya karena akan
berlari setelah ini.
Bok Sil dan Louis duduk di teras dengan memandang rumah
mereka. Bok Sil tak percaya mereka akhirnya kemblia ke rumah. Louis pikir ini
rumah adalah tempat yang terbaik untuknya.
Bok Sil pikir Louis menikmati tinggal di rumah Tn Cha. Louis menjelaskan kalau sangat senang beada dirumah
mereka bersama Bok Sil.
“Aku senang karena kau hanya akan memasak untukku mulai sekarang.” Ucap Louis, Bok Sil terlihat gugup mendengarnya.
“Bok Sil.... Aku sudah memikirkannya sejak
semalam... Melihat bagaimana Tn Baek
memarahimu dan itu membuatku
marah. Jadi Keluarlah dari pekerjaanmu dan Kita bisa membuat situs belanja
online bersama. Untuk
beberapa alasan, rasanya aku
akan berhasil melakukan hal seperti itu.” kata
Louis, Bok Sil terlihat binggung
“Apa Kau
tidak percaya padaku? Aku
Raja Belanja, Louis” ucap Louis menyakinaan
“Tentu saja aku percaya padamu dan Hanya aku yang percaya padamu. Tapi Aku masih harus belajar banyak, Tn Cha mengatakan itu padaku.” Kata Bok Sil
“Terserahlah. Kau lebih memilih Tn Cha daripada aku.” Kata Louis kesal
“Lagi-lagi kau menggerutu untuk alasan yang tidak jelas.” Ucap Bok Sil heran
Louis bertanya apa yang di inginkan Bok Sil sekarang,
karena akan membuat semua yang diinginkan jadi kenyataan. Bok Sil mengatakan ingin
melihat pantai. Louis tersenyum mengajak Bok
Sil segera pergi.
Bok Sil terlihat sangat bahagia saat melihat pantai,
keduanya berlari ke pinggir pantai dan Louis membuat gulali untuk dimakan
bersama. Sebuah lagu terdengar dari pengeras suara, Louis seperti merasa terdengar tidak asing lagu itu dan bertanya apakah Bok Sil mengetahuinya. Bok
Sil mengelengkan kepala.
Louis langsung menari mengikuti irama lagunya, lalu
keduanya berjalan di bibir pantai dengan membuat jejak di pasir yang basah
terkena ombak. Keduanya menari-nari di pantai mengikuti irama lagu dan bermain
ombak, Louis masuk lebih dulu ke laut, Bok Sil yang ketakutan memilih mundur
dengan memegang sepatunya.
Akhirnya Bok Sil ditarik Louis untuk ikut masuk ke
laut, keduanya sangat bahagia. Bok Sil
panik karena sepatunya hilang, Louis mencoba mencarinya, Bok Sil melihat
sepatunya yang hanyut meminta Louis mengambilkanya. Louis berhasil mengambilnya,
Bok Sil memberitahu kalau itu sepatu dari Joong Won. Louis dengan kesal
langsung melemparnya kembali ke laut. Bok
Sil binggung kenapa Louis malah membuangnya, Louis ingin Joong Won pergi.
Keduanya akhirnya selesai bermain di pantai dan akan
pergi, Louis heran kenapa Bok Sil malah diam saja, Bok Sil memperlihatkan kalau
tak memiliki sepatu sekarang. Louis pikir Bok Sil tak perlu khawatir karena
akan mengendongnya, lalu berjongkok. Bok Sil ingin menolak tapi Louis sudah
menariknya agar naik ke pundaknya.
Keduanya sudah berganti pakaian, Bok Sil mencoba sepatu
berwarna hitam dan melihatnya itu sangat cantik. Louis dengan bangga kalau sudah pasti cantik karena ia
yang memilihnya. Bok Sil ingat dengan perkataan neneknya kalau memberikan sepatu berarti memberikan hadiah
perpisahan.
Louis kaget lalu menyuruh Bok Sil yang membayarnya, Bok Sil mengatakan tidak
punya uang dan tidak
membawa dompet. Louis mengeluh Bok Sil harus
mengatakan hal tidak
menyenangkan seperti itu dan akhirnya membayar sepatu
yang dibeli Bok Sil.
Detektif Nam melihat toko buku yang selama ini tutup ada
penghuninya, Nyonya Hong melihat Detektif Nam masuk seperti melihat malaikat
datang dengan wajah terpana. Detektif Nam berjalan mendekat lalu memberitahu
kalau dari kepolisian, wajah Nyonya Hong langsung berubah ketakutan.
“Aku senang bisa bertemu dengan
anda hari ini dan datang ke
sini beberapa kali mencari anda.” Ucap
detektif Nam
“Apa aku melakukan kesalahan?” tanya Nyonya Hong panik
“Tidak, aku hanya punya beberapa pertanyaan
untuk anda. Apa anda
punya... kotak
musik yang dibuat untuk acara ulang tahun ke-30 Pusat Perbelanjaan Gold?” kata Detektif Nam, Nyonya Hong mengangguk lalu menunjuk
ke tempat menyimpanya. Detektif Nam melihat kotak musik Pinguin.
“Kalau begitu apa anda pernah mendengar
nama Louie?” tanya Detektif Nam, Nyonya Hong
terlihat kaget.
Bok Sil berjalan di toko buku bekas merasa senan mencium wangi
buku. Tapi Louis mengaku sangat lapar. Bok Sil heran merasa
Louis melihat buku seperti makanan, Louis mengambil salah satu buku yang berisi semua jejak
sepanjang waktu.
Ia lalu membaca tulisan dengan huruf jepang [BEGITU
AKU KELUAR DARI TEROWONGAN PANJANG... DI PERBATASAN, AKU TIBA DI KORA SALJU. SEMUA HAL DI BAWAH KAKIKU MENJADI PUTIH SAAT TENGAH MALAM.]
Bok Sil melonggo binggung, begitu juga Louis. Akhirnya
Louis mencari buku lainya berbahasa spanyol [AKU TIDAK
TAHU HARUS MENGATAKAN APA. MULUTKU
BAHKAN TIDAK BISA MENGATAKAN SATU NAMAPUN. DAN AKU MENJADI BUTA.]
Bok Sil tak percaya menyuruh Louis membaca buku lainya,
Louis mengambil buku berbahasa prancis [AKU
MEMBERESKAN BARANGKU DAN PERGI, DAN
AKU TIDAK BISA LEBIH SENANG DARI ITU!] Bok Sil
memuji Louis pasti sangat-sangat pintar. Louis pun juga tak percaya dan merasa kagum dengan
dirinya sendiri.
“Aku benar-benar keren. Tn Cha dan ahjumma harusnya ada disini
untuk menyaksikan ini. Sekarang Bok
Sil, rekam video untukku.” Ucap Louis, Bok Sil pun merekam saat Louis membaca buku
bahasa jepang dan yang lainya.
“Hei. Aku sepintar ini. Jangan merendahkanku, mengerti?” kata Louis pada kamera, Bok Sil tersenyum melihat
tingkah Louis.
Louis mencari buku yang lainya dan tiba-tiba terdiam, Bok
Sil bertanya apa arti judul buku itu,
Louis menjawab artinya "Mencari Waktu Yang
Hilang.". dan menurutnya seperti situasiku
saat ini lalu berkata ingin
mendapatkan ingatannya
kembali tapi
hidupnya yang sekarang juga membuatnya sangat bahagia.
“Hatiku dipenuhi kehangatan dan kebahagiaan.” Kata Louis
“Wang Louie. Kalau begitu, apa kejadian yang paling
berkesan... dalam
kehidupan barumu sejauh ini?” tanya Bok Sil seperti
wartawan menanyakan.
Louis mengingat saat menunggu dirumah sampai bosan karena
Bok Sil tak juga pulang, lalu melambaikan tangan bahagia saat Bok Sil pulang
kerumah. Ia juga menunggu di halte membawakan payung dan berlari mengejar Bok
Sil yang pulang tanpa membawa payung, tatapan Bok Sil pun tak percaya melihat
Louis yang membawakan payung untuknya.
“Saat aku menghabiskan... waktuku untuk menunggumu
seharian.” Kata Louis lalu mengambil ponsel dari
tangan Bok Sil
“Bagaimana denganmu, Bok Sil? Kapan saat-saat yang paling
mengesankan untukmu?” tanya Louis. Bok Sil
menjawab saat ini dengan senyuman yang lebar.
Louis terdiam mendengarnya lalu perlahan mendekati Bok
Sil dan terlihat binggung, Bok Sil pikir Louis merasakan kesakitan. Louis semakin mendekat dan menciumnya, Bok Sil pun
tak menolaknya. Louis mencium Bok Sil dengan memegang erat tanganya.
bersambung ke episode 9
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Ditunggu selanjutnya..makasih😊
BalasHapusI like it...terusin ya nulis sinopsisnya
BalasHapusBukan like it lg tp ud love it
BalasHapusBukan like it lg tp ud love it
BalasHapus