PS : All
images credit and content copyright : TVN
Je Ha berbaring di tempat tidurnya sambil menonton TV,
terlihat gambara saat Yoo Jin yang dibawa ambulance ke rumah sakit dengan
narator.
“Yang anda saksikan adalah
cuplikan dari kejadian tadi malam yang melibatkan
Madam Choi Yoo Jin, istri
Kandidat Presiden Jang, yang tiba di rumah sakit dengan
ambulans. Menurutmu apa yang terjadi Tuan Kim?”
Seorang pria yang ada didalam ruangan, Tuan Kim
berkomentar kalau sudah pasti aksi terror menurutnya Korea, negara yang sangat
berkembang dengan baik di
antara bangsa-bangsa OECD telah
terjadi serangan teroris yang mengerikan dengan
helaan nafas penuh kekecewaan, karena benar-benar memalukan.
“Tapi, bukankah ini adalah aksi
teror politik?” ucap si pembaca acara
“Bukankah ini sudah bisa
dipastikan? Jadi sekarang Pikirkan
saja. Mereka
digunakan alat peretas untuk mencoba agar kecelakaan
terjadi dan
tindakan teror ini bukanlah kejahatan kecil.” ucap Tuan
Kim
“Ya, itu benar.... Namun, mereka harus menyelesaikan
menyelidiki mayat tersangka... untuk
memastikan ini, bukankah begitu?” kata si Pembaca acara
“Oh ya. Itu benar, tentu saja, tapi ada pihak yang mendapatkan keuntungan
dari setiap tindakan kejahatan. dan
bukankah orang tersebut menjadi tersangka utama?”
ucap Tuan Kim, Si pembaca acara mereka kalau memang seperti itu.
“Itu mungkin terjadi, tapi
yang anda katakan sekarang memiliki potensi... sebagai komentar berbahaya, bukankah begitu?” kata si pembaca acara
“maksudku adalah... Aku hanya mengatakan ini adalah suatu kemungkinan. Aku
tidak pernah mengatakan bahwa kandidat lawan dari Jang Se Joon
yang melakukannya.” Ucap Tuan Kim.
Se Joon yang ikut menonton dalam ruang rumah sakit
tertawa terbahak-bahak menurutnya itu sangat lucu karena menuduh
Park Kwan Soo yang ada di balik semua ini. Yoo Jin bertanya pada sek Kim apakah yang meminta
melakukanya. Sek Kim memberitahu kalau Tuan Kim melakukanya atas kemauanya
sendiri.
“Ketika dia sudah selesai, panggil
dan puji dia. Dan
katakan padanya aku akan menemuinya setelah keluar
dari rumah sakit.” Ucap Yoo Jin
“Anda tidak perlu rapot-repot. Mengingat bagaimana kita biasanya menangani hal-hal
seperti ini sudah
sewajarnya ia harus melakukan
ini tanpa disuruh.” Ucap Sek Kim.
Dokter datang menyapa Se Joon lalu Yoo Jin, bertanya
lebih dulu apakah tidur nyenyak. Yoo
Jin dengan ramah mengaku semua itu berkat dokter. Dokter Pikir tidak
perlu mengatakan itu menurutnya mereka sangat
tersanjung karena Yoo Jin memilih
rumah sakit mereka jadi meminta agar menghubunginya
kapan saja dan mereka akan
langsung datang!
“Oh ya. Bagaimana dengan orang
yang dibawa ke sini bersama denganku?” tanya Yoo
Jin, Se Joon melirik, Dokter menanyakan apakah maksudnya pengawalnya itu.
“Ibu jari kirinya patah, kami
sudah mengatasinya... dan
juga tulang-tulangnya banyak yang patah, tapi CT scan menunjukkan ia akan
baik-baik. Dia
memiliki tubuh yang kokoh, jadi
dia akan baik-baik saja.” Jelas Dokter, Yoo Jin
mengucap syukur.
“Pengawal itu sangat terlatih. Jika anda cedera seperti dia... maka itu akan sangat mengerikan.” Jelas Dokter
“Apa dia akan sadar malam ini?” tanya Sek Kim, Dokter memastikan Je Ha akan sadar sebentar lagi lalu pamit pergi.
“Tentang pengawalmu itu... semuanya akan jadi rumit jika dia
bangun dan mengatakan hal-hal aneh, bukankah
begitu?” kata Se Joon sinis
“Aku benar-benar akan menggunakan
dia sebagai pengawal.” Ucap Yoo Jin.
“Apa Kau pikir dia akan setuju?” kata Se Joon tak yakin, Yoo Jin pun tak tahu lalu
berpikir apakah benar-benar begitu penting. Se Joon hanya diam dengan helaan nafas
“Ada baiknya orang-orang yang
paling aku waspadai berpihak padaku.” Ucap Yoo Jin dingin
Se Joon menganguk mengerti lalu bertanya apakah itu sama
seperti Anna. Keduanya menatap sinis, Se Joon
mendekati Yoo Jin menegaskan kalau Anna
tidak akan ada dipihaknya.
Anna dikamar sendirian hanya menangis dengan kamar yang
gelap seperti benar-benar tak bisa melihat dunia luar akibat traumanya. Kepala
Joo datang menyapa Je Ha menanyakan kondisinya, Je Ha kaget melihat Kepala Joo
yang datang menemuinya. Kepala Joo pikir Je Ha tak perlu heran
begitu lalu membuka ikatan tangan dan kakinya.
Pengawal lain panik siap dengan pistol listriknya takut
terjadi sesuatu, Kepala Joo mengatakan kalau tak akan ada apa-apan dan semua
ini tidak ada
gunanya lalu menyuruh anak buahnya keluar. Si anak buah sempat
teridiam, pengawal tetap menyuruhnya agar segera keluar.
“Jadi semua perangkap itu...kau
yang ada dibalik semua ini, Letnan.” Ucap Je Ha
“Hei, aku meninggalkan tentara sebagai seorang kolonel, kau tahu itu !”
kata Kepala Joo
“Dan aku dipaksa berhenti sebagai
prajurit” balas Je Ha dengan mencoba melepaskan semua ikatan dari
tanganya.
“Maafkan aku. Aku
tidak memiliki kekuasaan saat itu.” ucap
Kepala Joo
“Bukan kekuasaan. Kau
memang tidak punya alasan untuk membantuku.” Kata Je
Ha. Kepala Joo menegasan merekaperlu
kekuasaan untuk membuat keinginannya menjadi kenyataan.
Adik Yoo Jin datang, Choi Sung Won masuk menanyakan siapa
yang melakukan itu pada kakanya lalu menanyakan keadaanya. Yoo Jin menyindir
adiknya untuk Ketuk pintunya sebelum masuk. Sung Won meminta
maaf lalu menyapa kakak iparnya yang ada dalam ruangan juga.
“Bagaimana kabarmu Presdir Choi?” tanya Se Joon pada adik iparnya, Sung Won menjawab
kalau tentu pasti baik lalu bertanya kembali keadaan kakaknya.
“Jadi Park Kwan Soo yang melakukan ini
kan?” ucap Sung Won, Yoo Jin juga tak tahu
“Tidak... Ini pasti Kwan Soo, Dia bisa melakukan jauh lebih buruk dari itu. Dasar bajingan!” ucap Sung Won lalu meminta maaf kalau bicara kasar
karena tidak sengaja!
“Presdir Choi... Jika kau ingin terlihat sopan di
depan orang lain... maka kau
harus bicara formal padaku, bukankah
begitu?” sindir Yoo Jin
“Sudah kubilang aku tidak mau
noona! Rasanya
aneh seperti kita tidak dekat! Tidak,
aku tidak bisa melakukan itu.” ucap Sung Won
“Tapi kita memang tidak dekat.” Kata Yoo Jin
Pengawal datang memberitahu kalau Sudah
waktunya untuk berita dan Semua
pers sudah ada di sini. Se Joon mengambil
jaketnya menyuruh agar Nikmati
waktu mereka bersama karena tahu mereka sudah lama tak bertemu. Sung Won berpesan agar jangan
membuat kesalahan dan memberikan semangat. Se
Joon pun tersenyum dengan ingin memberikan semangat.
“Kau.... Kemari sebentar.” Ucap Yoo Jin, Se Joon binggung kenapa Yoo Jin
memintanya agar mendekatinya
“Kau harus terlihat acak-acakan, setidaknya, untuk memainkan
peran... dari
suami yang menjaga istrinya yang sakit
sepanjang malam.” Ucap Yoo Jin melepaskan
kancing baju dan juga mengacak sendiri rambutnya.
“Kau benar-benar seperti istri
dan ibu yang bijaksana....Oh, aku
akan menarik bagian "ibu yang bijaksana"
karena kau tidak memiliki anak.” Balas Se Joon sinis
lalu keluar dari ruangan.
Di dalam lift dengan baju yang sedikit berantakan dan
rambut yang tertata rapi, Se Joon meminta agar pengawalnya bisa berjaga
denganya. Ketika pintu lift terbuka
wartawan langsung menyerbu dengan pertanyaan
“Bagaimana keadaan istri
anda Pak? Menurut anda siapa yang ada di balik semua ini? Mungkinkah seseorang
yang dekat dengan anda?”
Se Joon hanya diam dan berjalan begitu saja, Wartawan
meminta agar Se Joo mengatakan sesuatu tentang perasaanya. Se Joon akhirnya
berhenti menatap wartawan dengan balik bertanya “Menurutmu
bagaiaman, ketika aku mengawasi
istriku sepanjang malam ketika
dia hampir meninggal karena aku?”
“Yang dia tahu adalah menjaga
orang lain. Namun,
dia sangat terluka parah... dan
harus minum obat penghilang rasa sakit agar bisa
tidur. Dan
sementara itu, yang bisa
kulakukan hanyalah melihat. Aku
memang suami yang mengerikan. Jadi Komentar
apa yang kalian inginkan?” ucap Se Joon dengan wajah
menyedihkan.
Sung Won bersama Yoo Jin dan Sek Kim menonton tayangan
dari TV. Sung Won tak percaya kalau Se Joon itu sedang berakting di layar kaca
lalu mengangkat jempolnya.
“Istriku menyerahkan segalanya
untukku. Dia menyerahkan posisinya sebagai pewaris konglomerat dan semua hartanya. Dia dikenal sebagai istri
seorang politikus yang miskin. Aku
cukup jahat di masa mudaku. Aku terlibat
dalam banyak protes politik dan
tidur di lantai yang dingin dari pusat penahanan di kantor
polisi. Aku telah
membuat hidupnya sulit sejak saat itu.” ucap Se
Joon, beberapa ibu-ibu yang melihatnya ikut sedih mendengarnya
“Aku, yang memiliki banyak
kemarahan terhadap dunia dan
mulai berjalan di jalan yang salah tidak
bisa menjangkau dan meraih tangannya yang
diarahkan kepadaku. Itu
karena dia begitu berani sampai aku meragukannya... hanya karena dia berasal dari
keluarga kaya. Namun,
istriku... adalah
seorang wanita pemberani.” Ucap Se Joon dengan
mengurai air matanya.
“Dia membuang semua
yang ia miliki... dan mencintaiku, yang tidak punya apa-apa.” Sung Won yang melihatnya berkomentar kakak ipanyr itu harus
menjadi
seorang actor karena terlihat benar-benar seperti sungguhan.
“Karena...itu memang
benar.” Gumam Yoo Jin mendengar semua pernyatan
Se Joon.
“Aku, bahkan tidak
bisa melindungi istriku yang baik... Aku
kesulitan memperdulikan diriku sendiri... akankan orang seperti
aku bisa mengisi posisi yang... harus
mengatasi rasa sakit dari 50 juta warga Korea?”
ucap Se Joon, Semua terdiam.
“Tidak, sebelum itu... apa bisa aku minta istriku... yang masih terbaring di tempat
tidur dan
menumpahkan air mata diam-diam... bahwa
aku ingin dia terus berjalan bersamaku,
di jalan pahit ini? Mulai
saat ini, aku akan menghentikan
semua kegiatan politikku...terkait pemilihan presiden.” Kata Se Joon
Semua kaget termasuk Yoo Jin yang ada didalam ruangan,
Wartawan bertanya apakah itu artinya Se
Joon akan mundur dari pemilihan presiden. Salah seorang mulai berteriak “Tidak
bisa! Anda
tidak boleh menyerah sekarang, Pak!” yang lain
pun ikut mendukung Se Joon,
“Sebagai gantinya, aku ingin
memulai pertarungan baru! Mereka
yang menentangku dengan taktik teror yang
mengerikan! Mereka
yang menyerang istri-istri dan putri kami di tanah yang tidak
bersalah ini... serta kekuatan
teror yang berusaha
untuk menginjak-injak yang lemah. Aku
akan menghadapi dan melawan mereka.” Tegas Se
Joon
“Sebagai politisi, menggunakan
semua kekuatan untuk melawan kekuatan
jahat adalah
hal yang lebih penting dari menjadi
presiden. Ini
adalah sesuatu yang mungkin dilakukan bahkan jika aku
bukan presiden.” Kata Se Joon, Semua
langsung mengelu-elukan nama “Jang Se Joon!”
“Ini adalah sesuatu yang bisa kulakukan
bahkan jika aku bukan politisi! Ini
adalah sesuatu yang kita semua bisa melakukan! Aku akan berada di sisi kalian
semua! Aku akan
berdiri dengan kalian semua dan memenangkan
pertarungan ini!” ucap Se Joon, Semua
langsung berteriak memanggil “Presiden Jang Se Joon!” Se Joon pun diangkat dengan semangat seperti
mendapatkan dukungan kembali dari orang-orang.
“Dia benar-benar sesuatu. Sepertinya ia masih memiliki
perasaan, meskipun
ia tidak memiliki moral.” Komentar Yoo Jin dalam
kamarnya dengan senyuman liciknya.
Di dalam studio
Pembaca acara merasa ini pengumuman
yang cukup mengejutkan, dan meminta pendapatnya pada
Tuan Kim. Tuan Kim juga berpikir kalau benar-benar
mengejutkan, kalau Se Jooon menyerah atas
pemilihan presiden untuk istrinya.
“Ini sedikit ambigu, tapi kita bisa menganggap hal ini
menjadi... pengumuman
resminya bahwa dia mundur, kan?” ucap Si pembaca acara.
“Apa maksudmu? Ini adalah deklarasi perang Tuan Jang Se Joon... terhadap kekerasan dan korupsi di masyarakat kita! Jadi... mengapa orang seperti
itu mundur karena kekerasan? Itu
berarti bahwa dia kalah dari tekanan kekerasan! Itu yang para teroris...” ucap Tuan Kim terhenti karena tenggorakan yang
tiba-tiba kering dan buru-buru minum.
“Itu yang para teroris inginkan! Kita tidak bisa kalah karena
tekanan dari teroris.” Ucap Tuan Kim,
Pembaca acara bisa mengerti, Tuan Kim pikir ,jika
istri kandidat Jang menonton ini
sekarang maka ada sesuatu yang harus disampaikan padanya. Si pembaca acara bertanya apa itu.
“Anda harus kuat! Dan tolong, kembalikan Kandidat
Jang Se Joon kepada
kami, karena dia ayah bangsa kita! Saya
meminta anda atas nama seluruh Korea.” Ucap Tuan
Kim
Si pembaca acara tanpa binggung lalu memotong dengan
mengambil jeda iklan, setelah kamera Off mengeluh pada Tuan Kim yang bicara
seperti itu tadi. Tuan Kim mengambil botol air minumnya merasa kalau setidaknya bisa melakukan ini dan mereka bisa memberitakan
pemilu hari ini jadi lebih baik tunggu dan
lihatlah.
Park Kwan Soo duduk dalam ruangan hanya bisa tertawa
sinis melihat lawannya yang dielu-elukan dan diangkat saat melakukan wawancara
di rumah sakit menurutnya itu Konyol sekali lalu meminta agar disediakan mobil. Sek binggung mau
kemana Kwan Soo
“Mereka mengatakan bahwa dia
sakit, jadi aku
harus menjenguknya.” Kata Kwan Soo, Sek
binggung. Kwan Soo meminta agar mengambilkan pakaiannya.
Kepala Joo memberikan sebuah hadiah untuk Je Ha, Je Ha
melihat sebuah ID Card dengan nama Kim Je Ha, lalu berpikir Kepala Joo itu berencana
menggunakannya. Kepala Joo berpikir kalau menganggap Je Ha sebagai warga setia negara Korea dan tak perlu khawatir karena Kartu Identitas ini asli.
“Dia seseorang yang pergi ke luar
negeri dan menghilang jadi Tidak akan ada masalah. Selain aku sudah mendaftarkan semuanya
atas nama aslimu atas nama ini juga. Sebagai gantinya, jangan
mencoba membuat paspor dengan ID itu. Ada
masalah di luar negeri yang
belum kita ketahui.” Jelas Kepala Joo
Sung Won masih ada dalam kamar kakaknya, berkomentar kalau Se Joon seperti ini maka Yoo
Jin akan benar-benar bisa menjadi Ibu Negara dan berpesan agar bisa menjaga dirinya dan pamit pergi.
“Oh ya. Apa perusahaan tidak
berjalan baik akhir-akhir ini? Kenapa
aku terus mendengar tentang dana
perusahaanmu di sana-sini?” kata Yoo Jin dingin
“Oh, itu... Yah, orang-orang selalu
mengawasiku… Aku tidak
bisa menarik banyak uang. Tunggu saja sebentar lagi.
Sahammu berpergian di luar negeri, jadi akan butuh
sedikit waktu.” Ucap Sung Won menyakinkan.
Yoo Jin menatap adiknya seperti tak begitu yakin, Sung
Won berusaha menyakinkan. Yoo Jin mengaku hanya
berpikir itu mungkin karena Sung Won tidak ingin melepaskan uang itu. Sung Won pikir itu tak mungkin dan akan
dibayar kembali sepuluh
kali lipat jika Yoo Jin menjadi
Ibu Negara. Dan bertanya apakah kakaknya tidak
berencana membantunya. Yoo Jin hanya diam, Sung
Won pun pamit pergi meninggalkan kakaknya.
Kwan Soo datang ke rumah sakit melihat banyak polisi dan
pengawal bertanya Kenapa kalian semua bersenjata dan mengodanya kalau mereka seperti ingin membawanya. Polisi
mengatakan bukan seperti itu tapi Petinggi memerintahkan
agar mereka menjaga di sini karena apa yang
terjadi kemarin. Kwan Soo pikir itu tak perlu.
Baru saja masuk wartawan kembali menyerbunya “ Pak,
apa kau akan baik-baik saja? Lawanmu melihat peluang. “ Kwan Soo meminta agar mereka Jangan mengarang cerita
sembarangan dan sempat bercanda dengan wartawan
berpikir kalau kamera itu menyala.
“Ada rumor yang mengatakan bahwa anda
yang ada di balik serangan teroris ini.” ucap
wartawan
“Hei, aku juga ingin menerima
serangan teroris seperti itu. Tingkat
persetujuanku akan meroket, dan aku dapat bersantai di sini
selama beberapa hari.” Kata Kwan Soo
“Apa itu berarti anda menganggap
ini sebagai permainan Parlemen Jang?” ucap wartawan, Kwan Soo meminta Berhenti mengarang cerita karena Itu kebiasaan buruk.
“Apa yang akan anda bicarakan
dengan Parlemen Jang?” tanya wartawan, Kwan Soo
mengatakan datang hanya untuk
mengunjungi istrinya yang terluka. Menurutnya benar-benar mengerikan dan seharusnya tidak terjadi.
Akhirnya wartawan tak mengikuti Kwan Soo ke depan lift,
Sung Won baru saja keluar dari lift melihat Kwan Soo. Kwan Soo pun menyapa Sung
Won berkomentar pasti khawatir dan tak percaya akan terjadi pada kakaknya,
setelah itu berjalan pergi. Sung Won pun mempersilahkanya. Keduanya saling
menatap seperti menyimpan sesuatu.
Je Ha berjongkok diluar rumah sakit kaget karena diminta
menjadi pengawal. Kepala Joo ingat Je Ha juga dulu
melakukannya di Iraq, jadi menurutnyai ini beruntung,
ditawari pekerjaan ketika tingkat pengangguran
begitu tinggi.
“Kau juga dibayar berdasarkan
keterampilan, jadi kau
akan mendapatkan banyak uang.” Ucap Kepala Joo
“Kau tahu, aku tidak akan berjanji atas kesetiaanku kepada siapapun
lagi. Untuk
negara manapun atau
organisasi apapun.” kata Je Ha
“Kau bilang Kesetiaan? Apa itu? Berikan itu pada anjing, aku
tidak peduli. Aku juga
tidak loyal kepada siapa pun. Yang
perlu kita lakukan adalah mendapatkan uang. “ kata
Kepala Yoo
“Berapa banyak uang yang kau
dapatkan untuk
melakukan pekerjaan semacam ini? Kau
pasti tahu yang aku lakukan bahwa kau
akan dimanfaatkan dan kemudian dibuang.” Ucap Je Ha
sinis
“Kita hanya perlu memastikan untuk
membuang mereka terlebih dulu.” Kata Kepala Joo
Je Ha berdiri berkomentar
Kepala Joo sedikit berubah. Kepala Joo
mengatakan kalau Dunia yang berubah dan JSS tempatnya ditugaskan bukanlah
perusahaan keamanan biasa. Menurutnya Jika Je Ha bandingkan itu dengan militer maka mereka adalah pusat
data terbesar.
“Di balik pagar, kita memiliki
akses rahasia terdalam dan tergelap
dari JB Group... dan
di luar, kita mengumpulkan dan memantau
jaringan data tentang
politik, keuangan, dan
media mengenai negara ini. Orang-orang
ini bukan main. Mereka
pasti akan memenangkan kursi kepresidenan. Dan jika itu terjadi, maka kau bisa dieksekusi.” Jelas Kepala Joo
“Letnan... Kau pasti tahu, aku lelah terus berlari
seperti ini Dan aku
tidak berguna sekarang.” Kata Je Ha berjalan pergi
“Kenapa? Apa karena kau tidak bisa
membunuh orang lagi?” ucap Kepala Joo. Je Ha
berhenti melangkah..
“PTSD... Aku mendapat diagnosamu dari
Blackstone pagi ini. Jangan khawatir. Aku menghancurkannya
setelah
membaca, dan aku satu-satunya yang melihatnya. Setelah melihat orang-orang yang dikirim untuk mengejarmu masih
hidup... Kupikir
ada sesuatu yang aneh terjadi.” Jelas Kepala Yoo
“Jika kau tahu itu, mengapa
kau ingin aku bekerja untukmu?” ucap Je Ha sinis
“Hei, kau.. Apa Kau pikir pengawal adalah mesin
pembunuh berdarah dingin? Kau,
merupakan tentara terkuat di medan perang dan memiliki indra
tajam... sekarang
adalah pertahanan utama yang
bisa menahan pukulan lawan. Selain sekarang,
kau tidak lagi mampu menggigit
tuanmu. Itu
perilaku nomor satu yang dimiliki pengawal.” Tegas Kepala
Yoo
“Aku suka jika kau bisa mengingat bahwa aku masih memiliki email
itu.” balas Je Ha
Kepala Joo mendekati Je Ha mengajak agar mereka bersama
pergi ke Blue House,dengan begitu mereka bisa
balas dendam pada bajingan yang melakukan semua ini pada mereka. Je Ha tak percaya begitu saja dengan kepala Joo
yang menyebut “Blue House dan "Bajingan". Lalu menegaskan kalau ia janji
pada dirinya sendiri bahwa
tidak akan datang ke negara terkutuk ini.
“Dan sekarang aku ingat alasan mengapa
aku meludahi Bandara Incheon... dan
bersumpah untuk tidak pernah kembali! Apa Kau tahu itu? Dan
untuk balas dendam pada orang-orang, itu tak ada gunanya.” Ucap Je Ha penuh amarah
“Tetap di JSS sampai pemilu
presiden. Jika kau melakukannya, akan
menguntungkan satu sama lain, dan
kau tidak akan punya alasan untuk melarikan diri.” Ucap
Kepala Yoo
“Aku kembali ke sini karena diriku tak berguna. Sudah
cukup lama sejak aku kehilangan minat pada apa yang terjadi di dunia
ini. Jika
tidak ada yang menyentuhku, maka tidak
ada yang akan terluka. Aku
akan menghapus isi email itu setelah
pemilihan presiden berakhir.” Kata Je Ha berjalan
pergi.
Kepala Yoo memanggilnya, beberapa pengawal juga
menghalangi jalan. Tapi akhirnya kepala Yoo memberikan kode agar membiarkan Je
Ha pergi.
Sung Won datang mengunjungi Yoo Jin menanyakan keadaanya.
Yoo Jin membalas semua baik-baik saja berkat Sung Won yang memikirkan.
Sung Won melihat ada kiriman bunga bertuliskan [Semoga cepat sembuh! Dari Presiden Kim Jung Hoon]
“Suatu kehormatan Ketua Perwakilan
Rakyat mengunjungiku.” Kata Yoo Jin, Sung Won
sedikit kaget dan terlihat kesal karena Kepala
Sekretaris akan datang sendiri.
“Tidak, aku yakin mereka sedang sibuk dengan urusan negara.” Ucap Yoo Jin
“Oh, tentu saja tidak! aku yakin
mereka telah
makan cheonggukjang buatanmu. Itu tidak benar.” Kata Sung Won
“Seseorang dari kalangan atas
tidak akan repot-repot
dengan orang-orang seperti kita. Oh yah, ngomong-ngomong. Kau sering
makan cheonggukjang
di tempat kami, kan? Saat ayahku masih hidup, Kita
tidak sering makan cheonggukjang sesering itu
belakangan ini. Karena itu bau..” kata Soo Jin dengan nada menyindir. Sek Kim yang
mendengarnya mencoba menahan tawanya.
“Ahh.. lucu sekali, Mendiang ayahmu
adalah seorang pria yang sangat detail..kalau dilihat ia mempersiapkan masa
depan...dengan memilih Presdir muda itu untuk menjadi
penggantinya.” Balas Sung Won, kali ini Sek Sung Won
yang tak bisa menahan tawa, Sek Kim langsung melirik sinis. Akhirnya Sung Won
pun pamit pergi dan berharap Yoo Jin bisa lekas
sembuh
Sung Won mengumpat kalau Yoo Jin itu wanita
tak tahu diri saat keluar dari kamar rawat. Je Ha
ingin kembali ke kamarnya dengan menaiki lift, pengawal di depanya terlihat
ketakutan kalau Je Ha tak dikat tanganya. Sung Won masuk lift dengan dua
pengawal dan seorang polisi.
Je Ha menatap Sung Won seperti mengenalnya, teringat
seperti jeritan tangisan di gurun pasir. Matanya melihat pistol yang ada pada
polisi, Je Ha langsung memukul dua pengawal Sung Won lalu mengambil pistol dan
menembaknya semuanya. Sung Won kaget melihat Je Ha yang ada dibelakangnya, Je
Ha mengangkat pistolnya dengan mata penuh dendam ingin menembak Sung Won.
bersambung ke episode 4
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar