PS : All
images credit and content copyright : SBS
Hwa Shin dan Jung Won masih beryanyi-nyanyi karena mabuk
dan duduk diluar rumah. Sementara Na Ri mengajak adiknya agar segerea kelur
tapi Pyo Bum malah masuk ke dalam rumah Hwa Shin karena pintunya terbuka, Na Ri
mengejarnya dan kaget melihat gambar yang tertempel di kamar Hwa Shin.
Flash Back
Hwa Shin melihat gambar Pyo Bum yang belum selesai lalu
sengaja menuliskan dengan menggunakan warna merah untuk
kata “Cinta” dan menuliskan nama “Pyo Na Ri”
Na Ri tak percaya dengan yang dilihatnya merasa Hwa Shin
itu tak mungkin melakukanya, dengan melihat tulisan [AKU
MENCINTAIMU, PYO NA RI.] Hwa Shin yang menuliskan
sendiri tulisan seperti sudah merasa mengungkapkan perasaanya.
Hwa Shin melihat ke arah rumah melihat lampunya menyala
dan berpikir sudah lupa
mematikan lampu. Jung Won binggung kemana Na
Ri karena tak melihatnya, Hwa Shin pamit pulang karena ingin
ganti pakaian. Na Ri masih ada didalam rumah dengan
mata berkaca-kaca tak percaya kalau Hwa Shin menyimpan perasaan padanya.
Jung Won terlihat mulai sadar sedikit gugup saat melihat
pakain dalam Na Ri yang dijemur akhirnya berdiri didepan pagar pembatas. Jung
Won kembali ke rumahnya, terlihat bingung dari luar lampu rumahnya itu mati
sendiri. Tanpa curiga akhirnya ia menganti bajunya.
Na Ri sudah kembali ke Pyo Bum, lalu melihat Jung Won
sudah berdiri dilantai atas. Ia langsung memanggil adiknya, meminta agar jangan
katakan pada siapa pun tentang kejadian hari ini dan harus
tutup mulut, Pyo Bum mengangguk mengerti. Na Ri
memastikan Pyo Bum kalau mereka sebelumnya itu tidak
melihat apa-apa dan Ada seseorang yang tidak
boleh sampai mengetahuinya.
Pyo Bum mengerti, Na Ri meminta agar adiknya itu tak
bicara apapun lalu mengajaknya untuk pulang. Jung Won akhirnya melihat Na Ri
dari lantai atas langsung bertanya darimana pacarnya itu. Na Ri mengaku kalau
dari luar dengan sedikit gugup.
Nyonya Kim bertemu dengan Soo Jung memberitahu kalau Besok
Jung Won berulang tahun dan sengaja memberikan
informasi untuk calon menantunya karena mereka bisa merayakan ulang tahun
bersama. Soo Jung mengucapkan terimakasih.
“Dia hanya berteman dengan penyiar
cuaca itu. Jangan
mencemaskan hal itu.” kata Nyonya Kim, Soo Jung
binggung, lalu bisa mengerti apakah itu yang dimaksud Pyo Na Ri.
“Sebagai Ketua Organisasi Pembaca
Berita SBC, aku akan
ikut menjadi juri audisinya.” Kata Nyonya Kim ingin
mengunakan kekuasaanya.
“Pyo Na Ri seorang profesional,
Dia memiliki banyak pengalaman di lokasi syuting.
Selain itu Dia pintar dan berbakat jadi Dia akan lulus kali ini. Tolong beri dia nilai yang bagus.” Ucap Soo Jung membela Na Ri,
“Ah...
Benarkah? Kemampuan
bukanlah yang terpenting.” Kata Nyonya Kim.
Ja Young sedang mempersiapkan ruangan untuk test, dengan
salah satu anak buahnya. Lalu melihat nama di calon pelamar ada nama Pyo Na Ri.
Setelah Soo Jung pulang, Nyonya Kim memanggil Sek Cha bertanya kapan segmen penyiar cuaca itu. Sek Cha memberitahu Pyo Na Ri ada di Segmen
akhir berita pagi, sekitar pukul 8.
Nyonya Kim menelp Ja Young, bertanya Kapan waktu tes kamera
untuk audisi pembaca berita. Ja Young memanggil
Nyonya Kim sebagai seniornya, memebritahu dimulai
pukul 9 pagi dan selesai pukul 7 malam. Nyonya Kim
mengaku kalau ia harus ke luar negeri pada hari itu, jadi
meminta agar mereka bisa memulai satu jam lebih awal yaitu pukul 8 pagi. Ja
Young kaget mendengarnya.
“Perusahaanku berencana memasang
iklan di SBC. Selian Acara
radio mu juga menyenangkan. Bagaimana
kalau aku juga memasang iklan di acara itu?” ucap
Nyonya Kim mengunakan uangnya.
“Tentu saja, aku sangat bersyukur
kalau Senior melakukannya. Aku
belum memberitahu para pelamar, jadi kita bisa mengubahnya.” Ucap Ja Young yang ikut tergiur.
Na Ri melihat Hwa Shin seperti masih tak percaya yang
dilihat sebelumnya, kue ulang tahun ditaruh diatas meja. Jung Won merasa Dalam
situasi ini, Hwa Shin mungkin saja akan menceritakan tentang semua mantan pacarnya pada Na Ri. Hwa Shin pikir itu sudah pasti.
Jung Won pun tak peduli menyuruh agar temanya itu menceritakan semuanya saja.
“Heii... Kita harus menyanyikan "Selamat
Ulang Tahun" dulu.” Ucap Na Ri memotongnya,
Jung Won menolak tapi akhirnya bersama dengan Hwa Shin menyanyikan lagi selamat ulang tahun.
Na Ri dengan sengaja memberikan tanda bentuk cinta
beberapa kali untuk Jung Won, dengan dua jari telunjuk dan jempolnya, lalu
membentuk hati ditangan, dikepala. Hwa Shin yang melihatnya seperti mencoba
menahan perasaanya. Jung Won melihatnya merasa Na Ri sudah cukup melakukanya,
lalu meniup lilin diatas kuenya. Na Ri pun mengajak mereka mulai makan.
Jung Won melihat semua makanan diatas meja bertanya
apakah Na Ri sendiri yang membuatnya. Na Ri mengangguk dengan bangga mengatakan
kalau ia itu pintar memasak dan juga membuatkan sup rumput laut
dengan abalone. Hwa
Shin melihatnya tak percaya ternyata ada abalone juga dalam sup rumput lautnya.
Na Ri memberikan semangkuk untuk Jung Won, saat
memberikan untuk Hwa Shin seperti dengan sengaja menaruh di pinggir meja,
untungnya Hwa Shin bisa memegangnya lebih dulu sebelum terjatuh. Jung Won mulai
mencobanya, Na Ri menanyakan rasanya. Hwa Shin langsung berkomentar kalau
rasanya asin.
“Reporter Lee, kurasa indera
perasamu sedang bermasalah hari ini. Kau
orang yang aneh.” Ucap Na Ri kesal
“Ini memang asin.” Kata Jung Won jujur, Na Ri buru-buru menuangkan air
agar rasa supnya tak terasa asin.
“Tapi Cobalah capjae-nya, aku rasa capjae-nya baik-baik saja.” Ucap Na Ri, Hwa Shin mencobanya berkomentar rasanya
lebih asin lagi. Jung Won akhirnya mencobanya dan Na Ri ingin tahu pendapatnya.
“Apa Kau ingin tahu kebenarannya atau lebih
baik kukatakan hal yang manis saja?” kata Jung Won, Na Ri meminta untuk mengatakan kalimat
yang manis saja.
“Ini juga asin.” Ucap Jung Won jujur, Na Ri sedih mendengarnya.
“Kau tidak tahu bagaimana
melakukan segala sesuatu dengan benar.” Ejek Hwa
Shin
“Aku hanya sedang terburu-buru dan Segala sesuatunya sangat kacau
hari ini.” kata Na Ri membela diri
Hwa Shin pikir tidak mau makan apa pun
lagi yang tersaji. Jung Won rasa Ini pertama kalinya Na Ri memasa. Na Ri menyangkalnya mengaku kalau sering
memasak dan berjanji Lain kali tidak akan
keasinan dan meyakinkan kalau hari ini segalnya merasa kacau
untuknya dengan melirik ke arah Hwa Shin. Jung Won mengajak minum kopi bersama,
Hwa Shin pikir lebih baik pergi karena besok harus meliput berita.
Hwa Shin kembali ke kamarnya, melihat gambar-gambar Pyo
Bum dengan semua rasa cintanya pada Na Ri yang hanya bisa dituliskan pada
kertas. Lalu teringat kembali saat Na Ri yang memberikan banyak bentuk hati dan
perasaan cintanya pada Jung Won, Akhirnya ia melepaskan semua gambar-gambar
dari dinding kamarnya seperti ingin menghentikan perasaanya untuk Na Ri.
Jung Won tersenyum sendiri dalam mobilnya, Sek Cha
melirik dari spion seperti ingin bicara. Jung Won melihatnya bertanya ada apa.
Sek Cha mengaku tak ada apa-apa. Jung Won mengancamnya. Kalau
begitu, mulai besok, berhentilah menjadi sekretarisnya.
“Ibu Presdir mengetahui soal
audisi pembaca berita Pyo Na Ri. Lalu Dia
berusaha menghalangi Pyo Na Ri mengikuti tes kamera dengan mengubah waktu tes menjadi
pukul 8 pagi.” Ucap Sek Cha, Jung Won kemudian
bertanya apa lagi selanjutnya.
“Na Ri harus siaran cuaca di studio B
empat kali, mulai pukul 6-8 pagi. Siaran ke empat selesai sekitar
pukul 7.45 pagi. Mustahil
bisa sampai ke Studio A dalam waktu lima belas menit dari tempatnya berada. Bahkan sebelum dia sempat
mengikuti tes
kamera... maka dia akan
didiskualifikasi.” Jelas Sek Cha
“Ibu memang keterlaluan. Hari ini ulang tahunku. Kenapa tidak membuatkanku sup
rumput laut saja? Tapi Aku
akan tetap bahagia meski rasanya keasinan.” Kata Jung
Won bahagia menerima semangkuk sup rumput laut dari Na Ri.
Na Ri mencuci piring didapur, tapi malah membuat
mangkuknya jatuh dan pecah. Adiknya datang memarahi karena Na Ri selalu menjatuhkan
segalanya saat mencuci piring. Na Ri melihat adiknya
yang sudah pulang menyuruhnya agar belajar saja. Chi Yeol menyuruh kakaknya
keluar saja karena nanti ia yang akan membereskanya. Na Ri menolak tapi Chi
Yeol menarik kakaknya keluar dari dapur.
Chi Yeol membawa Na Ri ke depan rumah dan meminta agar
mengulurkan tanganya, Na Ri pasrah memberikan sarung tanganya. Chi Yeol menyuruh kakaknya duduk saja dan Istirahat lalu masuk ke dalam rumah. Na Ri yang sedang
kebinggungan melihat ke arah Hwa Shin yang ada disampingnya.
Hwa Shin keluar dari kamar seperti ingin membuang gambar
Pyo Bum, tapi karena melihat Na Ri langsung menaruh didepan pintu dan bertanya
apakah Jung Wo sudah pulang. Na Ri mengangguk lalu menatapnya dalam-dalam dan
mengkhayal sesuatu.
Na Ri masuk kedalam kamar Hwa Shin mengambil salah satu
gambar dan bertanya apakah Hwa Shin mencintainya, Hwa Shin menyangkalnya. Na Ri
pun bertanya apa maksud semua gambar yang ditempel pada dinding kamarnya. Hwa
Shin mengatakan kalau Pyo Bum yang menggambar semuanya.
“Apa Beom menggambarnya, lalu
menempelkan di sini? Jadi Kau
tidak tahu apa-apa meski ini kamarmu?” ucap Na Ri
tak percaya
“Ada noda di dinding, jadi aku menempelnya di sana
sebagai pengganti wallpaper.” Kata Hwa Shin berdalih
“Lalu, apa yang tertulis di sini? Bukankah ini tulisanmu?” kata Na Ri, Hwa Shin binggung menjawabnya lalu mengakui
kalau itu memang tulisanya.
“Jadi, apa kau menyukaiku?” tanya Na Ri, Akhirnya Hwa Shin mengakuinya dengan wajah
tertunduk.
Na Ri menatap Hwa Shin lalu memanggilnya dan Hwa Shin pun
menyahut tapi Na Ri kembali mengkhayal yang akan terjadi nanti.
Hwa Shin duduk diatas tempat tidurnya dengan wajah
tertunduk, Na Ri sudah memegang gambar ditangnya lalu bertanya apakah Hwa Shin
menyukainya. Hwa Shin mengakuinya. Na Ri pikir Hwa Shins udah gila karena
sekarang ia sudah berkencan dengan temannya.
“Aku tahu itu. Itu sebabnya aku tidak bisa
mengatakannya padamu, dan menempelkannya saja di
dinding. Lalu Kenapa kau kemari? Kenapa kau datang dan melihatnya dan menanyakan dengan keras begini? Sekarang, kau sudah mengetahui
perasaanku, jadi apa
yang akan kau lakukan?” ucap Hwa Shin, Na Ri
binggung.
“Apa Kau tidak merasa betapa buruknya
keadaanku sampai
menempel semua ini di dinding? Maafkan aku, apa kau mengerti? Maaf karena aku menyukai dirimu
sekarang!” kata Hwa Shin mengebu-gebu.
Na Ri kembali memanggil Hwa Shin setelah sadar dari
khayalanya, tapi Na Ri kembali mengkhayal apa yang akan terjadi nantinya. Na Ri
kesal karena Hwa Shin itu menempelkan semua gambar dan khawatir nanti kalau Jun
Won sampai melihatnya. Hwa
Shin mengaku sangat frustasi jadi
sengaja menempelkannya. Na
Ri binggung.
“Aku ingin perasaanku padamu
terekspos seperti ini, apa kau mengerti?” teriak Hwa
Shin
“Aku tidak melihatnya! Aku tidak melihat apa pun sekarang... Aku tidak melihat apa-apa!” ucap Na Ri mencoba melupakanya. Hwa Shin langsung
berlutut memeluk kaki Na Ri
“Maafkan aku. Aku bersalah.” Kata Hwa Shin, Na Ri binggun kenapa Hwa Shin seperti
ini padanya menurutnya sikap seperti itu bukan seperti senior yang dikenalnya.
“Tolong maafkan aku. Aku bersalah padamu selama tiga
tahun lamanya, dan
sekarang aku mendapatkan hukuman.” Ucap Hwa
Shin. Na Ri meminta agar Hwa Shin menghentikanya, lalu duduk sambil merengek
karena Hwa Shin harus melakukan ini padanya.
Na Ri menatap Hwa Shin merasa kalau tak perlu mengatakan
saja lalu berjalan pergi. Hwa Shin menyuruh untuk mengatakan apa yang harus
dikatakanya.
Akhirnya Na Ri datang ke kamar Hwa Shin bertanya alasanya menempelkan
semua ini. Hwa Shin terlihat santai Na Ri
yang sudah melihatnya, menurutnya jika sedikit
saja merayunya mungkin Na Ri akan datang dan goyah
hatinya.
“Bagaimana rasanya melihat semua
itu? Jadi Kau merasakannya juga, kan? Saat kau meraba dadaku, maka saat itu juga
aku jatuh cinta padamu. Hatiku hanya untukmu. Selain itu Kau dengan lancang
merasakan dadaku Jadi Bertanggungjawablah. Dan Bukankah kau bilang bahwa kau adalah wanita gampangan?” kata Hwa Shin dengan gaya sombongnya.
Na Ri ternyata kembali mengkhayal, Hwa Shin memangilnya merasa
kalau meninggalkan pemantik api saat menyalakan lilin jadi meminta agar Na Ri memlemparkanya. Na Ri hanya terdiam menatapnya , Hwa Shin
melihat wajah Na Ri seperti menyimpan sesuatu dan menyuruh untuk cepat
mengatakan saja kalau memang ada yang ingin disampaikan.
“Reporter Lee, aku...” ucap Na Ri terdiam. Hwa Shin tak sabar menyuruh Na Ri
mengambikan saja koreknya, Na Ri berjalan mengambilkanya dan melemaparnya. Hwa
Shin kembali bertanya apa yang ingin dikatakan oleh Na Ri.
“Berhentilah merokok.” Ucap Na Ri melihat Hwa Shin menyalakan rokoknya. Hwa
Shin bertanya apakah hanya itu saja. Na
Ri membenarkan.
“Aku Tidak mau” kata Hwa Shin menolaknya, Na Ri meminta agar Hwa
Shin Jangan
merokok. Hwa Shin pun tetap tak mau
“Kalau begitu, teruslah merokok.” Kata Na Ri kesal, Hwa Shin tetap menjawab tak mau. Na
Ri pun menyuruh Hwa Shin melakukan yang dinginkan saja. Hwa Shin kembali
menjawab tak mau.
“Jadi, apa sebenarnya yang kau
inginkan? Apa Kau ingin
hidup semaumu? Apa Kau sudah
gila?” ucap Na Ri kesal
“Kenapa aku harus menuruti
kata-katamu? Aku akan
menjawab "tidak mau" pada apa pun yang kau inginkan untuk
melakukanya.” Tegas Hwa Shin, Na Ri binggung dan saat
itu salah satu lembaran gambar milik Hwa Shin terbang terbawa oleh angin.
Hwa Shin membakar satu persatu gambar yang sudah dibeli
dari Pyo Bum. Sementara Na Ri yang tak bisa tidur mengingat kembali saat Hwa
Shin datang ke kamarnya ketika mabuk.
“Apa Kau mau berkencan denganku? Aku akan melakukan segalanya
untukmu, jadi ayo
berkencan.”ucap Hwa Shin
“Aku berkencan dengan Go Jung Won dan Aku ingin hubungan kami berjalan
lancar.” Kata Na Ri
Hwa Shin membakar semua gambarnya, seperti tak percaya
kalau cinta sepihak berubah, Na Ri seperti tak bisa tidur memikirkan yang dialami
sebelumnya. Sementara Jung Won yang ada di rumang melamun mengingat kata-kata
Sek Cha kalau sebelum Na Ri mengikuti
tes kamera... maka akan
didiskualifikasi.
Na Ri baru keluar dari rumah dan melihat Hwa Shin akan
pergi ke kantor dengan mobilnya, Hwa
Shin sempat berhenti dan memberikan semangat supaya Na Ri melakukan yang
terbaik hari ini. Na Ri pun hanya diam dan
membiarkan mobil Hwa Shin pergi begitu saja. Tapi akhirnya Na Ri tak ingin
lebih penasaran lagi mengejar mobil Hwa Shin sampai ke ujung jalan.
Hwa Shin pun menghentikan mobilnya, Na Ri mengetuk jendea
mengatakan Ada yang perlu dibicarakan
dengannya lalu masuk ke dalam mobil. Hwa Shin bertanya mengenai
apa, saat itu sebuah mobil datang dan ternyata mobil Jung Won. Na Ri langsung
membungkukan badanya agar tak terlihat oleh Jung Won.
Jung Won menyapa Hwan Shin lebih dulu dan bertanya apakah
ia akan pergi meliput. Hwa Shin
menganggukan kepalanya dengan melirik Na Ri malah bersembunyi di mobilnya. Jung
Won pun memberikan semangat agar temanya itu bisa melakuan yang terbaik. Hwa
Shin mengerti dan mengemudikan mobilnya. Saat itu gambar yang terlindas oleh
mobil terbawa kembali oleh angin.
Di perjalanan
Akhirnya Na Ri menaiki mobil Hwa Shin dengan wajah
cemberut. Hwa Shin bertanya kenapa Na Ri bersembunyi
dari Jung Won dan memilih
tetap di mobilnya daripada
bersama Jung Won. Lalu ingin tahu apa yang ingin dibicarakan Na Ri padanya.
Jung Won sudah ada didepan rumah menelp Na Ri karena tahu
pasti akan berangkat kerja dan membeirtahu kalau sudah ada didepan rumah untuk
menjemputya. Na Ri berbohong kalau mendadak mendapat telepon, jadi sudah berangkat lebih awal dan meminta maaf.
Hwa Shin menyindir Na Ri itu berbohong
dengan sangat baik. Na Ri melirik sini, Jung Won
bisa mengerti dan meminta agar mereka bisa bertemu nanti di stasiun
tv lalu menutup telpnya. Saat akan kembali mobil melihat
gambar yang jatuh didepan mobilnya, wajahnya tersenyum karena melihat tulisan
“aku mencintaimu, Pyo Na Ri” dan seperti langsung menyimpanya.
Hwa Shin berkomentar Na Ri itu jadi aneh sekarang, Na Ri
membalas kalau Hwa Shin yang lebih aneh. Keduanya langsung beradu mulut siapa yang paling aneh
diantara keduanya.
“Apa kau sedang jual mahal pada
Jung Won?” ucap Hwa Shin, Na Ri dengan ketus
mengatakan kalau itu bukan urusan Hwa Shin dan tak hubunganya dengan seniornya
itu.
“Kau semestinya memiliki cinta
sepihak saja. Sekarang,
karena mendapatkan banyak cinta, lalu kau jadi melupakan masa
lalu. Oh... Astaga, darimana kau mempelajari
perilaku jahat begitu?” ejek Hwa Shin
Na Ri terlihat kesal sambil mendorong tubuh Hwa Shin
mengatakan kalau ini bukan urusannya, mobil pun mulai oleng karena tarikan
tangan Na Ri. Akhirnya Hwa Shin menghentikan mobilnya di pinggir jalan lalu
menegaska kalau ia itu bukan orang yang tak dikenal Na Ri
“Kau tidak menyukaiku, kan? Apa kau menyukaiku, Reporter Lee?” ucap Na Ri ingin mengetahuinya. Hwa Shin terlihat
binggung tiba-tiba Na Ri mengatakan hal itu.
“Apa kau menyukaiku?” tanya Na Ri kembali, Hwa Shin menyangkalnya
“Kau sudah bilang tidak, Apa kau Sungguh? Kau tidak menyukaiku, kan?” kata Na Ri, Hwa Shin membenarkan. Akhirnya Na Ri
terlihat sudah merasa puas mengajak mereka segera pergi saja ke kantor.
Sung Sook masuk ke restoran kaget melihat Ja Young juga
sudah ada di restoran, Kim Rak melihat Sung Sook datang menyuruh untuk duduk,
Ja Young melirik sinis melihat Sung Sook yang berani lagi datang ke restoran.
Kim Rak dengan membawa sepiring makanan memberitahu kalau ia yang yang
memintanya datang.
“Kau bilang ada yang harus dikatakan?” ucap Sung Sook mulai sarapan karena harus segera
berangkat kerja.
“Aku sangat tertarik untuk
mendengarkan yang ingin kau
katakan.” Kata Ja Young, Sung Sook pun mengaku kalau sama
melakukanya.
“Apa kau mau berkencan denganku?” ucap Kim Rak, Ja Young terlihat malu-malu mendengarnya,
“Kenapa kau mengatakan hal seperti
itu saat ada
orang lain? Ucap Ja Young Sung Sook langsung
mengatakan kalau ia setuju.
“Ada sesuatu yang harus aku
diskusikan dengan kalian berdua. Itu
sebabnya, aku meminta bertemu kalian. Setelah itu, terserah kalian mau berkencan
denganku atau tidak.” Kata Kim Rak, Sung Sook
bertanya apa yang dingin dikatakanya.
“Aku tidak menggenggam tangan,
mencium, atau tidur dengan seseorang yang
ku kencani. Aku tidak
ingin melakukannya. Tapi Bukan
itu masalah yang terpenting. Aku
adalah seorang aseksual. (berarti tidak memiliki ketertarikan seksual pada jenis kelamin apa pun, baik sejenis, maupun lawan jenis)” ucap Kim Rak
Keduanya wanita didepanya langsung kaget mendengarnya,
Kim Rak menceritakan Wanita lain tidak akan bisa
memahami kondisinya, tapi ia merasa kedua
wanita didepanya itu akan
bisa memahaminya dan itu membuat hatinya jadi berdebar. Ia keduanya berbeda dari wanita lain. Menurutnya mereka berdua bekerja
di bidang penyiaran, jadi memiliki
sudut pandang berbeda.
“Mungkin itu sebabnya, aku kembali
berdebar oleh wanita setelah
bertahun-tahun berlalu.” Kata Kim Rak
“Jadi, Apa kau berdebar-debar ketika
berkencan Tapi, kau
tidak menginginkan sentuhan apa pun hanya
mengobrol?” Kata Sung Sook binggung
“Lalu Apa tidak
ada yang namanya "seks pra nikah" atau semacamnya? Dan?”kata
Ja Young, Sook Sook tak percaya berpikir kalau mereka itu Memangnya
masih remaja kesa, Keduanya sama-sama
mengambil gelas air.
“Tidak akan ada yang berubah
meskipun setelah pernikahan.” Kata Kim Rak, Keduanya langsung memuncratkan minuman
saking kagetnya .
Na Ri dan Hwa Shin berada
didalam lift bersama, Hwa Shin bertanya apakah Na Ri ingin
mengikuti audisi sebagai
pembaca berita dalam stasiun tv yang sama, Menurutnya
Na Ri itu harus mengundurkan diri jika ingin mengikuti
audisi jadi lebih baik memilihnya dari sekarang dan itu Kelihatannya
tidak baik.
“Aku tidak meminta bantuan apa pun
darimu, jadi
jangan menasehatiku.” Kata Na Ri dingin
“Semua akan tampak buruk jika kau gagal lalu
tetap menjadi penyiar cuaca.”ucap Hwa Shin
“Kau bilang gagal ? Apa kau
berasumsi aku akan gagal?” kata Na Ri kesal
menatapnya, Hwa Shin keluar dari lift dengan santai mengatakan kalau Na Ri
mungkin akan lulus. Na Ri hanya bisa menghela nafas melihat tingkah seniornya.
Kim Rak pikir mereka tidak
perlu naik ke ranjang hanya untuk dicintai atau
dinikahi, tapi bisa menawarkan lebih dari
sekedar kontak fisik. Ia pikir Cinta itu soal hati, bukan
dari tubuh. Sung Sook bertanya apakah satu-satunya yang bisa dilakukan Kim Rak hanya mengedipkan mata.
“Semua itu efek samping obat ini” kata Kim Rak mengeluarkan obat yang diberikan
kakaknya, Keduanya melonggo tak percaya.
“Secara fisik, tidak ada yang
salah dengan diriku. Aku
ini normal tapi hanya tidak ingin menyentuh
wanita.” Jelas Kim Rak
“Lalu, apa yang kau inginkan
selama berkencan? Apa
yang hendak kau lakukan dengan tubuh bagusmu itu?”
kata Ja Young heran
“Kita sudah cukup berada diusia yang sudah matang. Cinta yang platonik dapat
membuatmu lebih berdebar-debar dan bahagia dibanding cinta yang erotis. Kalian pasti akan mengerti. Jadi Kalian berdua tidak perlu
bertengkar memperebutkanku seperti memperebutkan Ppal Gang. Tolong pikirkan ini baik-baik dan
buatlah keputusan. Aku
akan menunggu jawaban kalian.” Kata Kim Rak lalu
pamit pergi.
Keduanya keluar dari restoran dengan wajah masih shock,
Sung Sook akhirnya menyuruh Ja Young untuk memiliki Kim Rak saja. Ja Young
membalas kalau Sung Sook saja dengan Kim Rak. Sung Sook tak mau dan mulai
seakrang.akan membiarkan Ja Young menang. Ja Young mendekati Sung Sook berpikir sekarang bisa
memiliki Kim Rak seutuhnya.
“Aku tidak habis pikir. Dia mungkin memiliki masalah
psikis.” Kata Sung Sook tak percaya
“Bagaimana mungkin tidak
menggenggam tangan atau memeluk dan
hanya bicara sepanjang waktu? Apa
dia itu benar-benar pria? Mungkin
dia bukan pria. Bahkan setelah pernikahan!... Ahh... Aku tidak bisa melakukannya.” Kata Ja Young benar-benar tak menyangka.
“Ini Tidak menarik sama sekali. Jadi Reporter Kye, kau bisa
memilikinya.” Kata Ja Young pasrah
“Ada apa denganmu? Aku wanita yang memiliki
kebutuhan batin. Aku
tidak munafik kalau menyukai
kontak fisik. Kenapa
juga aku mengencani pria yang bahkan tidak akan menggenggam tanganku? Mana mungkin aku hidup bersama hanya untuk kedipan mata saja? Dan Apa
bagusnya meski dia mengedipkan mata ke
seluruh tubuhku? Itu
bukan sentuhan.” Kata Sung Sook
Keduanya membenerkan lalu ingin kembali ke rumah, Sung
Sook teringat kalau mereka itu harus pergi bekerja. Ja Young pun sadar lalu
dengan memeluk Sung Sook berjalan bersama mengaku sangat kecewa, merasa tak
percaya bagimana bisa Kim Rak tak bisa melakukan sentuhan seperti itu.
Direktur Oh menemui Hwa Shin bertanya apakah sudah
melihatnya, Hwa Shin bertanya apakah Direktur tahu tankernya
tenggelam. Direktur Oh mengatakan sudah
mengetahuinya. Hwa Shin merasa masih ada minyak di dalam air, jadi karena
itu seekor lumba-lumba ditemukan
mati.
“Ini
mungkin baru awalnya saja dan Akan ada
ribuan yang mati seiring waktu berlalu.” Kata Direktur
Oh
“Aku akan pergi ke Busan dan
merekamnya.” Ucap Hwa Shin
“Kalau begitu, bawa helicopter dan tunjukkan seberapa buruk
keadaannya.” Kata Direktur Oh, Hwa Shin mengerti lalu
Direktur Oh bertanya kapan Hwa Shin akan pergi. Hwa Shin memilih akan pulang
lebih dulu setelah itu baru pergi.
“Aku akan meminta ijin untuk
penggunaan helicopter dan
menghubungimu dan akan mengurus semuanya lalu memberitahumu.” Kata Direktur Oh, Hwa Shi mengerti.
Saat itu mata Sung Sook melihat kearah Hwa Shin yang
pergi lalu Ia mengingat saat Hwa Shin yang mabuk menciumnya dengan mengodaka
untuk memberikan makanan maka temanya akan memberikan ciuman juga.
“Aku bahkan tidak marah saat si
gila Lee Hwa Shin menciumku.” Ucap Sung Sook binggung, Direktur Oh memberitahu kalau
saatnya rapat dan memanggil Sung Sook untuk masuk ruanganya.
“Aku tidak bisa mengatasinya.” Kata Sung Sook dengan tatapan kosong, Direktur Oh tak
melihat Sung Sook menanggapinya kembali memanggilnya.
“Aku hampir saja mendapat masalah.” Kata Sung Sook panik
Akhirnya Direktur Oh tak bisa menanahan amaranya lagi dan
langsung berteriak memanggil Sung Sook, tapi Sung Sook ikut berteriak juga
menyahutinya. Direktur Oh memberitahu kalau mereka harus rapat.
“Tadi, aku sedang memikirkan
masalah penting menyangkut
hidupku. Aku
mendengar dan mendengarnya. Kau bilang "Reporter Kye, rapat.
Kemari." Aku
mendengarnya tapi Aku hanya
mengabaikanmu saja dan tidak menjawab. Jangan
meneriakiku, kepalaku
rasanya akan pecah.” Teriak Sung Sook, Direktur
Oh sempat melonggo lalu menyuruh mereka segera rapat saja.
bersambung ke part 2
PS; yang udah baca
blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 &
Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Kamsaeyo bak diyah!
BalasHapusMungkin mamanya jung won dulu mantan anchor yah.makanya sung sook sama ja young mggil sunbae....
Kebetulan menikah dg keluarga kaya....
Hore.... Akhirnya muncul juga sinopsisnya, makasih mba dee...
BalasHapusYeey gomawo unnie lanjut terus y
BalasHapusYeey gomawo unnie lanjut terus y
BalasHapus