PS : All images
credit and content copyright : TVN
Semua orang masuk ke dalam sebuah ballroom dengan
pengaman ketat, beberapa orang dengan pakaian hitam masuk dengan topi lalu
berjalan ke sebuahl loker dan mengambil perlengkapan yang tersembunyi di
langit-langit gedung.
Je Ha baru saja masuk ke dalam gedung melihat sesuatu
yang mencurigakan didepanya. Kepala Seo melihat Je Ha datang bertanya alasanya.
Je Ha mengatakan ingin
melihat penampilan Parlemen Jang. Kepala Seo
tak percaya dan bertanya apa yang direncanakan Je Ha sekarang. Je Ha menegaskan
tak ada rencana apapun lalu ingin menunjuk orang-orang didepanya, tapi ternyata
sudah menghilang. Akhirnya ia membiarkanya tak melapor pada kepala Seo dan
berjalan pergi. Kepala Seo hanya bisa mengumpat melihat tingkah anak buahnya.
Se Joon sudah ada diatas panggung seperti memberikan
perkulihan pada Mahasiswa sebagai calon presdin, Ia tahu Sangat
sulit akhir-akhir ini, menurutnya mereka seperti berdiri di persimpangan jalan sekarang yaitu Orang miskin semakin miskin sementara yang kaya semakin kaya.
“Jumlah orang lanjut usia telah
meningkat tapi
jumlah orang-orang muda yang
membayar ke dana pensiun menurun. Namun,
generasi muda menangis, dengan mengatakan
tidak ada pekerjaan. Orang
kaya dan miskin bertentangan
dengan satu sama lain... dan
orang tua serta orang
muda saling bermusuhan.” Ucap Se Joon
Je Ha berjaga di bagian dalam gedung, lalu melihat
seserang yang mencurigakan lalu melapor Ada
orang mencurigakan di
dekat depan panggung, di tengah. Kepala Seo
melihatnya. Sementara Se Joon masih asyik dengan perkulihanya tanpa terganggu.
“Populasi mengalami penuaan dengan
cepat, tetapi
tingkat pernikahan dan kelahiran cukup rendah! Lalu
Mengapa demikian? "Ini
karena ekonomi, bodoh!" Yah,
tentu saja, aku tidak
memanggil kalian semua bodoh.” Ucap Se Joon
mengebu-gebu
Je Ha memberitahu orang
dari Arah jam 10, jam 11, jam 12, dan jam 2 dari pusat panggung. Kepala Seo melihat beberapa orang yang mengunakan
topi. Je Ha mengatakan Orang-orang
yang duduk di B12
dan C16 menyembunyikan sesuatu.
“Aku... Team Leader di sini. Orang-orang
itu melewati
pemeriksaan keamanan sebelumnya. Jadi Tidak
ada masalah.”kata Kepala Seo
Je Ha keluar dari ruangan dengan wajah frustasi lalu
melihat ada sebuah mobil polisi yang terparkir, seperti sudah siaga. Se Joon
berbicara kalau dirinya dianggap seperti orang sakit jadi harus pergi ke rumah sakit tapi menurutnya semua
sakit sekarang.
“Maaf untuk menanyakan hal ini
pada kalian generasi
yang sedang sibuk mencari pekerjaan... tapi
jujur, generasiku tidak
belajar terlalu keras. Pertama,
kami sibuk kencan. Tapi
orang seperti aku, yang
jelek, tidak sering diajak kencan. Aku
bisa lulus ujian universitas di
tahun pertamaku dengan
nilai tertinggi” ucap Se Joon mengakui kaalu dirinya
sedang memamerkan diri dan meminta maaf, Semua tertawa mendengar lelucon yang
dibawakan oleh Se Joon.
“Kedua, kami tidak harus belajar jika terlibat dalam protes
politik. Siapa
yang peduli tentang nilai, ketika
negara dalam kekacauan? Jadi
kita tidak perlu khawatir untuk
menikah atau mendapatkan pekerjaan. Mengapa? Karena negara
dalam kekacauan! Dan Jujur,
itu karena standar
hidup kami lebih baik. Ada
banyak pekerjaan yang bisa didapat! kami
tidak khawatir bahkan
jika harga kebutuhan meningkat!” ucap Se Joon
Je Ha kembali masuk berdiri belakang panggung melihat
lebih jelas orang-orang yang mencurigakan, lalu meminta agar menghentikan
acaranya karena VIP dalam bahaya. Kepala Seo mengumpat Je Ha itu sudah gila dan bertanya
keberadanya. Je Ha memberitahu di belakang panggung. Se Joon masih
tetap berpidato, Salah seorang pengawal ingin bergerak. Kepala Seo
memerintahkan Berhenti melakukan hal-hal tidak berguna dan diam saja.
“Aku pergi berkencan dengan
istriku. Aku
adalah seorang pria miskin tanpa
satu senpun di sakuku...” ucap Se Joon
Je Ha langsung berlari menghalangi seseorang yang
berjalan ke depan panggung, saat itu wajah Se Joon langsung dilempar oleh
telur. Je Ha kaget ternyata orang yang dicekiknya adalah K1, teman kerjanya
yang menyamar. K1 mnyuruh Je Ha minggi sebelum merusak
semuanya.
“Kau harus dihancurkan! Jang Se Joon, yang membenci keuangan internasional! Bangun
dari delusimu!” teriak orang-orang yang melempar Se
Joon dengan telur. Se Joon meminta agar pengawalnya melepaskan semua
orang-orang itu.
“Jangan menutup mulut orang-orang
ini! Orang-orang
ini tidak
pantas diperlakukan begini, Karena Orang-orang
ini memiliki hak untuk melempar
telur padaku dan para politisi Korea lain! Ini
disebakan karena orang-orang ini telah dikecewakan oleh begitu banyak
politisi sejauh ini. Dan
aku tidak akan mati hanya karena
aku dilempari dengan beberapa telur. Jika
orang-orang ini benar-benar
ingin menyakitiku maka mereka
akan melempariku dengan batu, bukan telur.” Ucap Se
Joon
Je Ha melirik tak percaya ternyata ini hanya orang-orang
JSS yang dibuat-buat seolah tak menyukai calon presiden. Se Joo mengatakan
kalau orang-orang ini memiliki kasih sayang terhadap jadi itu sebebanya melemparkanya telur, maka sebagai seorang
politisi, ia harus bangun.
“Aku menuntut untuk memulai penyelidikan yang ketat
segera pada Grup Keuangan Internasional yang kubenci seperti yang
dikatakan orang-orang ini yang
terlalu dicuriga akhir-akhir ini. Selanjutnya aku tidak akan melaksanakan
kekebalan yang
diberikan padaku sebagai anggota parlemen dan akan menuju ke kantor
kejaksaan besok
pagi untuk diselidiki.”
“Selain itu, aku akan tunduk kepada pencarian dan
penyitaan di semua
lokasi yang terkait denganku, termasuk
rumah, kantor, dan kantor pemilihanku, meminta
mereka untuk menemukan dan
mengekspos tanda-tanda korupsi, jika memang ada. Dan jika pencarian menghasilkan sesuatu yang mengacu pada
kecurigaan... maka Aku akan
mundur dari pencalonan presiden.” Tegas Se
Joon
Je Ha yang melihat semua buatan hanya bisa mencubit pipi
K1 lalu keluar dari ruangan. Se Joon pun berpesan pada orang yang melempar
telur kala memang puas dengan hasil penyelidikan jangan melempar telur tapi diberikan istrinya karena istrinya yang
suka memasak, dan sangat
dicintai. Semua pun mengelu-elukan jama Se Joon kembali.
Se Joon turun dari panggung mengeluh badanya jadi bau sekali, lalu bertanya pada
Kepala Joo kalau memang sangat amis. Kepala Joo membenarkan. Se Joon mengumpat
pada Sek Song karena sebelumnya meminta agar melempar dua saja dan tak lebih,
“Kenapa mereka melempar banyak
sekali? Apa ada
dendam terpendam padaku atau apa?” ucap Se
Joon kesal
“Tapi tetap saja, aksi ini memiliki efek yang
besar.” Kata Sek Song, Se Joon merasa sekertarisnya itu mmemiliki
dendam padanya. Sek Song megatakan bukan dendam tapi
rasa cinta.
Se Joon mengatakan harus mandi jadi mungkin butuh waktu
lama dan akan memanggil mereka kalau sudah selesai. Kepala Joo dan Sek Song
mengerti. Si wanita perias masih ada di ruanganya, Se Joon mengodanya karena
pasti lama menunggu. Si wanita terlihat gugup melihat Se Joon mulai membuka
bajunya yang kotor terkena telur.
“Apa Kau sudah makan?” tanya Se Joon, Si wanita mengangguk.
“Aku akan masuk duluan, jadi cepat masuk, kau mengerti ‘kan?” kata Se Joon sudah setengah telanjang mengoda si
wanita, lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Sek Song pikir mereka minum kopi saja dulu karena tak
akan tahu sampai kapan harus menungu Se Joon kelua dari kamar rias. Kepala Joo
pun menyuruh salah satu pengawal agar
tetap berjaga didepan pintu.
Se Joon sudah mencuci rambutnya, lalu memanggil si
wanita agar segera masuk. Si Wanita berteriak akan segera datang, lalu mengetuk
dua kali di bagian pintu depan. Si pengawal melihat sekeliling ketika sudah
aman, mengeluk kembali pintu terbuka dan ia memberikan sebuah suntikan seperti
obat tidur.
Je Ha
melihat dari balik dinding saat si pria memberikan jarum suntik pada wanita
didalam kamar. Se Joon masih berkeramas,
lalu Je Ha tiba-tibaa masuk membuka pintu menyuruh Se Joon agar segera memakai
baju dan keluar dari tempat ini.
Saat itu juga orang-orang yang menunggu di dalam mobil
polisi berusaha masuk ke dalam, beberapa pengawal mencoba menghentikanya. Se
Joon memakain bajunya lalu bertanya siapa pria yang sudah tertegelak dengan
wanita di lantai dan juga sebuah suntika.
“Dia ada dipihak wanita itu Dan polisi akan memaksa masuk kesini sebentar lagi. Karena polisi berada di pihak
mereka juga.” Ucap Je Ha, Se Joon terlihat kaget.
Keduanya akhirnya keluar dari ruangan, Je Ha berusaha
menyelamatkan Se Joon sebelum ditangkap. Se Joon sempat menoleh ke belakang. Je
Ha memperingatakan agar tak menoleh, tapi si polisi bisa melihat dan akhirnay
mengejar keduanya. Je Ha langsung berlari menarik Se Joon pergi.
Saat itu Kepala Joo dan yang lainya baru saja selesai
minum kopi, bertanya Apa yang sedang terjadi. Je Ha memberitahu kalau Polisi
membuat perangkap dan menyerahkan pada mereka
semua, lalu membawa pergi Se Joon sebelum tertangkap. Se Joon bertanya siapa
sebenarnya orang-orang itu, Je Ha memberitahu
Mereka orang suruhan Park Kwan Soo.
Kepala Joo bingung karena Je Ha mengatakan Jebakan, saat itu polisi gadungan pun sudah ada didepanya.
Keduanya langsung sama-sama mengangkat pistol untuk saling menyerang, Si polisi
mengingatkan obstruksi keadilan, Kepala
Joo menantang untuk menangkapnya saja. Si pria memberitahu Tersangka
melarikan diri dari TKP jadi Blokir
pintu masuk. Kepala Joo meminta agar mengamankan
rekaman CCTV.
“tunjukkan surat perintah
penangkapanmu. Meskipun
kau mungkin tidak punya tapi kau merencanakan
ini dan menunggu di luar.” Ucap Kepala Seo
“Kau bilang Surat perintah? Aku tidak perlu. Tapi Korban memanggil kami dan melaporkan dia karena
pelecehan seksual.”kata si Pria
Sek Song datang memperlihatkan foto di ponselnya dengan
seorang wanita dan pengawal yang tak sadarkan diri, ternyata berdua
bekerja sama. Kepala Seo meminta agar menghubungi Kantor
Pusat dan laporkan polisi
bersekongkol untuk membunuh seorang politisi serta
mengirimkan juga bukti foto
Je Ha sudah membawa Se Joon keluar dari gedung dengan
melewati jalan pintas, saat itu Si pria mendapatkan kabar kalau kehilangan Se
Joon. Kepala Joo menurunkan pistolnya merasa Sepertinya pertunjukkan sudah berakhir
sekarang. Si
pria pun mengucapkan selama tinggal dan akan berjumpa lain kali.
Di dalam mobil, Se Joon tertawa bahagia karena hampir saja terjebak dan mengucapkan terimakasih. Je Ha pikir tak
perlu, Se Joon merasa harus benar-benar berterimakasih karena Jika
bukan karena Je Ha pasti
sudah dalam masalah besar.
“Tapi, mau
kemana kita?” tanya Se Joon, Je Ha mengatakan akan
bertemu dengan putrinya. Se Joon langsung berteriak marah agar menghentikan
mobilnya.
“Jika kau tidak ingin
menemuinya... Jika kau
tidak ingin melihat dia, katakan
padanya sendiri. Jangan
memberikan harapan palsu!!!” teriak Je Ha ikut marah
“Siapa yang memerintahkan kau untuk melakukan sesuatu seperti
ini?!!” balas Se Joon
“Aku bukan tipe orang untuk melakukan sesuatu seperti ini
karena disuruh seseorang” tegas Je Ha, Se Joon
mengumpat kesal.
“Apa kau pikir akan baik-baik saja setelah melakukan sesuatu seperti
ini?” ucap Se Joon Sinis
“Apa kau tahu anjing... bahkan memiliki rasa tanggung jawab untuk
melindungi anaknya. Dan
di sini, kau memiliki anak. Bukankah
kau seharusnya mengawasi dia, jika
dia tidak nyaman?” ucap Je Ha membela.
Se Joon mengumpat Je Ha yang berani bicara seperti itu
padanya, Je Ha bertanya apakah Se Joontahu
di mana ia menemukan Anna hari ini, lalu memberitahu kalau itu di Dream
Land. Se Joon terdiam, Je Ha bertanya apakah Se Joon bisa
mengingatnya sekarang.
“Apa kau tahu apa yang dia katakan padaku saat aku
menemukannya?” ucap Je Ha
Anna bertanya apakah ayahnya tidak
marah karena ia tiba-tiba
muncul entah dari mana. Je Ha memberitahu kalau
Anna sangat mengkhawatirkan Se Joon. Anna berkata kalau sekarang
tahu yang sebenarnya Bahwa
orang jahat yang mengganggu ayahnya adalah
ia selama ini dan akhirnya tak sadarkan diri.
Se Joo kaget Anna itu makan es krim strawberry dan tahu
anaknya memiliki alergi parah, jika memakannya. Je Ha berteriak sudah mengetahuinya, kalau Anna bisa
mati. Se Joon terlihat frustasi mengacak-acak rambutnya.
Je Ha mengatakan Anna tidak mencoba bunuh diri karena Se Joon membencinya tapi itu
karena menyadari bahwa ia beban dalam hidup untuk ayahnya maka
mencoba menghilang diam-diam jadi itu alasan memakan es krim itu. Se Joon yang tak
bisa berbuat apapun hanya melampiskan amarahnya dengan memukul jendela mobil. Akhirnya
mobil pun sampai didepan gedung JSS
“Jika kau benar-benar melakukan semua ini hanya demi
Anna maka berjanjilah padaku. Bahwa kau akan melindunginya sampai akhir. Jika kau setuju, maka aku akan bertemu dengannya.” Ucap Se Joon, Je Ha berjanji akan melakukanya.
Ponsel Je Ha berdering, baru saja mengangkatnya Kepala
Soo sudah berteriak marah Hei! Kenapa kau tidak mengangkat
ponselmu? Dimana kau sekarang?” Je Ha terdiam lalu
akhirnya Se Joon mengambil ponsel dari tangan Je Ha.
“Aku bertanya dimana kau
sekarang!!” teriak Kepala Joo, Se Joon pun mulai
bicara sambil mengeluh suaranya itu bisa memecahkan gendang
telinganya. Kepala Joo pun meminta maaf.
“Aku ada di Kantor JSS sekarang jadi kau Cepat kesini.” Kata Se Joon. Kepala Joo pun mengerti dan Se Joon pun
menutup ponselnya.
“Alasan mengapa aku tidak bertemu dengan Anna selama
ini... karena Jika aku bertemu dengannya membuat dirinya dalam
bahaya. Aku sudah
menjual jiwaku demi
keserakahanku sendiri. Dan
karena itu, aku kehilangan moralku
dan orang yang kucintai.” Akui Se Joon,
Je Ha hanya bisa terdiam, Se Joon mengatakan kalau hal
seperti ini disebut keserakahan tidak datang dengan
rem dan perlu mempercepat untuk melarikan diri dari
cengkeraman Choi Yoo Jin, karena Anna
adalah sandera. Ia hanya
bisa menyelamatkannya jika
mendapatkan kekuasaan yang besar.
“Jika aku mundur sekarang, Choi
Yoo Jin akan
menganggap Anna tidak berguna sebagai sandera. Dan jika itu terjadi, Anna akan berada dalam bahaya. Jika aku bertemu dengan Anna dan mengatakan satu hal yang
salah maka Choi Yoo Jin akan menyadarinya lalu akan menyembunyikan Anna ditempat
aku tidak akan pernah bisa menemukannya.” Jelas Se Joon
Ia juga merasa saat mengetahui Anna ada di Korea terasa seperti hukuman
mati baginya dan seharusnya Je Ha tidak membawanya
ke tempat ini. Tapi menurutnya sudah tak ada gunanya lagi menghinar jadi
meminta agar Je Ha memenuhi janjinya
dan sekarang aman membuat putrinya yang malang jadi lebih bersedih lagi lalu
turun dari mobil.
Je Ha seperti merasa sedikit menyesal karena mencoba
melakukan sesuatu malah membuat Anna mungkin dalam bahaya. Direktur datang
menyambutnya, Se Joon membahas tentang Anna yang dirawat di JSS. Direktur kaget
lalu membenarkan. Je Ha hanya menatap Se Joon pergi dan tak menahanya.
Yoo Jin sedang ada di Cloud Nine denagn Sek Kim kaget
mengetahui suaminya pergi ke ruang medis, lalu meminta cermin pintarnya agar
menunjukkan CCTV dari ruangan Anna.
Se Joon masuk melihat anaknya yang sedang berbaring,
sempat melirik CCTV yang pasti merekam semua didalam ruangan lalu memanggil
Anna memberitahu kalau ayahnya sudah datang, tapi Anna hanya diam saja. Se Joon
bertanya pada dokter apakah Anna tertidur. Dokter mengelengkan kepala. Se Joon
piki anaknya itu sedang marah padanya, lalu meminta maaf karena terlalu sibuk
dengan perkerjaanya sampai
sekarang.
“Jadi Sakit apa dia? Kenapa dia masih di sini?” tanya Se Joon pura-pura tak mengerti,
“Ya, dia makan es krim stroberi
dan...” ucap Dokter, Se Joon binggung memangnya ada apa dengan
makanan itu.
“Nona muda memiliki alergi stroberi, jadi...” kata Dokter, Se Joon mengaku baru tahu kalau anaknya
itu alergi stroberi lalu
memarahi semuanya kalau harus lebih berhati-hati.
“Dia ayahnya, tapi bahkan tidak tahu tentang alerginya?!!” ucap Yoo Jin sinis melihat dari rekaman CCTV.
Se Joon meminta semua agar keluar dari ruangan agar bisa
bicara dengan Anna berdua saja. Akhirnya Se Joon membalikan tubuhnya anaknya
memberitahu kalau Tak ada seorang pun di sini sekarang. Anna yang pura-pura memejamkan matanya lalu membuka
matanya, melihat ayahnya yang ada didepanya langsung memeluknya erat. Se Joon
bergumam meminta maaf pada anaknya.
“Aku sangat merindukanmu, Ayah!” ucap Anna sambil menangis, Se Joon pun ikut menangis
mengaku kalau sangat merindukan Anna juga.
“Wah... Putriku sudah dewasa sekarang. Kau mungkin bisa menikah
sekarang. Kau harus Tunggu
sedikit lebih lama. Saat
aku menjadi presiden, maka Aku
akan memilih seorang pria baik untukmu. Kau akan bisa pergi kencan dan bertemu dengan teman-teman. Selain itu Kau akan memiliki
kehidupan yang menyenangkan. Dan
ketika saatnya tiba, aku
akan membiarkanmu menikah. Jadi kau
tidak perlu khawatir
tentang apa-apa lagi.” Kata Se Joon pada anaknya.
“Ayah, tolong dengarkan aku..... Ibu tidak bunuh diri. Aku ingat semuanya yang terjadi malam itu.” kata Anna,
Di Cloud Nine, Yoo Jin dengan wajah tegang mendengar apa
yang akan dikatakan Anna pada ayahnya “Ketika aku pergi ke kamar Ibu, dia sudah tidak
sadarkan diri. Dan seseorang
menutup mataku jadi aku tidak bisa melihat siapa mereka... dan
mulutku juga.”
Se Joon panik karena semua pasti akan didengar oleh Yoo
Jin, lalu menenangkan Anna kalau Semuanya sudah berlalu sekarang jadi harus melupakan itu sekarang. Anna menyakinkan ayahnya kalau wanita itu dating dan yakin Choi Yoo Jin pasti membunuh Ibu. Se Joon berteriak memperingatkan anaknya agar tak bicara
sembarangan. Anna kaget ayahnya bisa berteriak padanya.
“Jangan katakan hal seperti itu
lagi. Jika ada
orang yang mendengar kau mengatakan itu,maka itu
hanya akan membuatku sulit dan
kau juga. Kau hanya
membayangkan semua itu karena
mengalami sesuatu
yang buruk di usia yang masih kecil” kata Se
Joon menyakinkan anaknya.
“Tidak, ayah... Ibu menangis hari itu, jadi aku memberinya obat itu,
tapi...” ucap Anna dan langsung dihentikan oleh Se Joon.
Se Joon tak percaya anaknya akan melakukan hal ini, lalu
bertanya apakah sengaja melakukan hal ini karena ingin
melihat ayahnya gagal. Anna binggung melihat ayahnya seperti tak
mempercayainya. Se Joon mengancam kalau Anna bicar seperti itu maka tak akan
bertemu denganya lagi.
“Apa Kau tidak mau bertemu lagi dengan
ayah?” ucap Se Joon, Anna benar-benar tak percaya kalau
ayahnya seperti memihak pada Soo Jin.
“Kau gadis yang baik dan seharusnya begitu.”kata Se Joon memuji anaknya, sambil bergumama meminta
maaf pada anaknya harus bersikap kasar dan memohon agar bisa menunggu sebentar
lagi.
“Ada sesuatu yang ingin kutanyakan,
ayah. Apa kau
mencintai ibu?” tanya Anna, didalam ruangan Yoo Jin
nampak tegang. Se Joon pun sempat gugup dan mengaku mencintai ibu Anna karena
itu Anna terlahir di dunia.
“Dan apakah Ibu benar-benar menggunakan aku untuk memerasmu?” ucap Anna, Se Joon kaget lalu mengumpat dalam hati
kalau Yoo Jin itu memang iblis.
“Apa itu sebabnya kau membuangku dan Ibu?” tanya Anna.
Se Joon mengatakan
kalau semua itu urusan orang dewasa, Anna menegaskan dirinya sekarang sudah
dewasa dan ingin mengetahuinya. Se Joon memberitahu kalau semua itu tak
penting, Anna menanyakan alasanya kenapa tak penting padahal sebelumnya Se Joon
mengaku kalau mencintai ibunya.
“Ibu sudah meninggal! Dan aku dipaksa untuk pergi ke
luar negeri, tapi kau
bahkan tidak datang mencariku! Jadi
kenapa itu tidak penting?!” teriak Anna marah
“Anna... Ayahmu adalah seseorang yang melakukan hal penting untuk
negara ini. Dan
ketika kau melakukan hal
penting seperti yang aku lakukan maka kau hanya melakukan sesuatu yang
penting untuk dirimu saja” ucap Se Joon
Anna pikir semua benar dengan mengulang ucapan Yoo Jin
kalau selama i Anna berpikir Se Joon memiliki Anna seorang, padahal dirinya tidak
berarti bahkan hanya beban masa lalunya. Ia merasa yang dikata Yoo Jin itu memang benar adanya
dan semua ini hanyalah vana illusion (Mimpi sia-sia) lalu kembali tertidur sambil menangis.
Se Joon tak ingin membahasnya lagi meminta Anna istirahat saja karena pasti
sangat lelah, dan berpesan agarjangan
berpikir tentang
hal yang tidak perlu lagi serta menjaga diri baik-baik
dan berjanji sering datang dari sekarang.
Je Ha sedari tadi melihat dari depan pintu hanya bisa
terdiam, Se Joon pun keluar tanpa banyak berkata-kata seperti memberikan kode
agar Je Ha menjaga anaknya dengan baik-baik.
Didalam ruangan, Yoo Jin bergumam
kalau dirinya berpikir mempertaruhkan nasibnya pada sampah seperti Se Joon, dengan air mata mengalir langsung tertawa
seperti orang gila. Sek Kim yang ada didekatnya hanya diam. Sementara Je Ha
menatap sedih melihat Anna yang akhirnya menangis setelah bertemu dengan
anaknya.
bersambung ke episode 8
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar