PS : All
images credit and content copyright : KBS
Flash Back
Ui Gyo menemui orang yang menyerang Pangeran Lee bertanya
apakah ia akan bisa
mengakui semuanya di depan
Putra Mahkota. Si pria bertanya balik apakah ia bisa
mempercayai Ui Gyo dengan mengatakan sesuai yang dikatakanya.
“Iya. Itulah satu-satunya cara
agar kau dan keluargamu bisa
tetap hidup.” Kata Ui Gyo mengancam
Ui Gyo tersenyum licik bisa membuat si pria tak akan
bicara, Geun Gyo memanggil si pria pengkhianat,
bertanya pada saat Malam itu saat masuk melalui
pintu istana, Apa ada orang
yang membantunya. Si pria mengataka ada yang
membantunya. Geun Gyo meminta agar memberitahukanya.
“Di istana, ada seorang pemberontak. Hong Gyeong Nae sudah mati... tapi anaknya, yang telah mewarisi
darah dan niatnya, ada
di istana mempersiapkan
pemberontakan lain.” Kata si pria
“Siapa anak itu?” tanya Geun Gyo sengaja ingin membuat si pria bisa
bicara didepan Pangeran Lee.
Sebelum si pria bicara, PM Kim langsung menusukan pedang
sampai tertembus ke belakang. Semua orang kaget melihatanya, Pangeran Lee
berteriak marah tapi Perdana
Menteri memberikan alasan kalau Orang ini
baru saja mengaku bahwa dia adalah seorang pengkhianat.
“Bahkan kalau dia adalah
pengkhianat, Kau tidak
memiliki wewenang untuk membunuh warga sesukamu
tanpa perintah dari Yang Mulia Raja!” tegas
Pangeran Lee dengan wajah marah.
“Ini semua Karena Putra Mahkota dan Yang
Mulia Raja merasa ragu, aku
tidak punya pilihan selain untuk melakukannya.”
Ucap PM Kim, Pangeran Lee langsung menarik pedang yang dipegang oleh Byung Yun.
“Apa kau tidak tahu bahwa kau juga
sudah melakukan pengkhianatan dengan
membunuh salah satu dari orang-orangku di
depanku, Putra Mahkota?”ucap Pangeran Lee dengan
menaruh pedang dileher PM Kim
“Kalau kau merasa aku sudah
membahayakan kerajaan karena
tindakanku, silakan bunuh aku dengan pedang ini.”
kata PM Kim menantang.
Ui Gyo panik meminta agar Pangeran Lee tenang, PM Kim
mengatakan Kalau ada sesuatu yang membahayakan bangsa atau membuat warga tidak nyaman Maka Pangeran Lee itu harus
mengatasinya dengan tegas. Pangeran Lee menegaskan
oleh karena itu alasanya kenapa ia tak bisa membuat pedang itu ke tempatnya
kembali.
Semua langsung meminta agar Pangeran Lee tenang karena
sudah siap dengan pedangnya, Byung Yun
menahan tangan Pangeran Lee, Pangeran Lee meminta agar melepaskanya. Byung Yun
dengan tatapa meminta agar Pangeran Lee tenang dan tak melakukanya. Akhirnya
Pangeran Lee pun menurunkan tanganya. Sementara tatapan PM Kim dan Pangeran Lee
benar-benar dingin.
Para kasim makan bersama, Ra On dengan baik hati menaruh
lauk diatas sendok milik kasim Jang. Kasim Jang tanpa binggung tapi buru-buru
memakannya karena lapar. Do Gi yang duduk disampingnya mulai berbicara tentang pembunuh
yang menyusup ke tempat Putra Mahkota yang sudah
mengaku.
“Dia mengatakan bahwa para anggota
pemberontakan Hong Gyeong Nae adalah
orang-orang di baliknya.” Kata Do Gi, Ra On yang
mendengarnya terlihat sedih
“Apa sesuatu terjadi di tempat
Putra Mahkota?” tanya Sung Yeol panik
“Berhenti mengatakan hal-hal yang
tidak berguna dan ayo kita makan saja!” teriak
Kasim Jang kesal mendengarnya.
“Insiden di kediaman Putra Mahkota terjadi bukan
tanpa alasan. Bahkan
ada rumor seperti ini Anak
dari Hong Gyeong Nae ada di istana sebagai mata-mata, jadi anak itu yang membuka pintu
istana untuk para pemberontak.” Ucap Sung Yeol
Ra On makin sedih lagi karena tak tahu apa-apa dianggap
pemberontkan, Kasim Jang berteriak marah menyuruh keduanya makan, tapi tetap saja
keduanya kembali membahasnya, tak melihat Ra On yang terlihat sedih.
Tuan Jung menyimpan sebuah surat dalam bajunya dan
melihat Putri Myung Eun sedang ada diluar duduk sendirian. Putri Myung Eun akan
pergi saat memakai sepatu melihat sebuah surat ada didepanya. Terlihat gambar
dirinya sewaktu masih gemuk.
“Sayangi seseorang yang ada dan
tidak ada, dari Jung Duk Ho”
Putri Myung Eun mengingat nama yang tak asing
ditelinganya, lalu berteriak kalau itu Tuan Jung sebagai sarjana di akademi
permerintahan istana. Tuan Jung akhirnya berdiri didepan Putri Myung Eung
mengaku sebagai Jung Duk Ho.
Putri Myung terlihat kesal melihat orang yang menyebalkan
ada didepanya. Tuan Jung memberitahu kalau itu memang dirinya yang mengirimkan surat
selama ini. Putri Myung Eun tak percaya karena selama ini berpikir Tuan Jung
menyukai Wol Hee bekas pelayanya.
Tuan Jung embali gagap kebinggung, Putri Myung Eun merasa
semua ii Tidak masuk akal. Tuan
Jung mulai gagap memberitahu kalau orang yang cintai sebenarnya dengan menari
tangan Putri Myung Eun agar tak pergi. Putri Myung Eun berteriak marah karena
Tuan Jung berani menyentuh tanganya.
“Tidak, Bukan itu yang aku maksud.
Orang yang aku cintai adalah ka-ka—“ ucap Tuan
Jung kembali gagap, Putri Myung Eun berteriak agar Tuan Jung melepaskan tanganya.
Tuan Jung melepaskan dan Putri Myung Eun pun berjalan pergi. Tiba-tiba Tuan
Jung berteriak dengan sangat lantang.
“Kau. Kaulah yang... aku cintai selama ini.” kata Tuan Jung bisa melawan gagapnya, Putri Myung Eun
menatap Tuan Jung tak percaya dengan berkaca. Keduanya sama-sama diam seperti
baru merasa kejadian yang luar biasa.
Keluarga Kim berkumpul. Ui Gyo menceritakan
sudah menemukan siapa yang melakukan kontak dengan Cheul Sung sebelum dia meninggal, menurutnya kalau mereka bertemu, maka akan dapat mengkonfirmasi
informasi apa yang temukan
hari itu.
Yoon Sung terdiam teringat kembali saat bertemu Chul Sung
memberitahu kalau Hong Ra On ada di istana sekarang dan akhirnya membunuhnya. Ui Gyo memanggil Yoon Sung
yang melamun, Yoon Sung tersadar lalu
bertanya apa yang dikatakan kakeknya.
“Aku mengatakan kepadamu untuk
memberikan ucapan selamat kepada
Yang Mulia Ratu sebelum dia melahirkan.” Kata Ui
Gyo.
Kasim Sung masuk ke dalam kamar Ratu Kim, Ratu Kim
terlihat was-was lalu bertanya apa yang terjadi. Kasim Jung berbisik kalau dayang
itu baru saja melahirkan anak laki-laki. Ratu Kim terlihat panik lalu menyuruh walaupun harus
membekap mulut si bayi dan harus memastikan bahwa
tangisannya tidak bisa didengar. Kasim Sung
sempat kaget tapi tak bisa menolaknya.
Yoon Sung berjalan ke tempat Ratu Kim mendengar suara
tangisan seorang bayi, lalu seorang pelayan keluar ruangan dan melihat bayangnya
dalam kamar, seperti merasakan sesuatu yang mencurigkan.
Ratu Kim merasakan anaknya menendang lalu dengan nada
marah menyuruh agar anaknya untuk kutuk
dan benci saja anaknya sebanyak yang dinginkanya, Kasim Sung akan keluar
dari kamar benar-benar kaget melihat Yoon Sung sudah ada didepan pintu begitu
Ratu Kim, lalu berusaha tenang memberitahu Ratu Kim kalau dari
Perdana Menteri datang, Ratu Kim pun sedikit
gugup menyuruhnya masuk.
“Apa kau baik baik saja?” tanya Yoon Sung khawatir, Ratu Kim mengatakan baik-baik
saja lalu bertanya apa alasanya datang ke kamarnya.
“Kakekku memarahiku, karena belum memberikan salamku
kepadamu dan sebelum terlambat aku mengucapkan salam padamu” kata Yoon Sung, Ratu Kim
pun menerimnya dengan menutup rasa gugupnya.
Raja bertemu dengan PM Kim tak percaya kalau orang
kepercayaan itu membunuh seorang
tahanan di hadapan putra mahkota beberapa hari yang lalu. PM Kim membenarkan. Raja merasa kalau Tindakan yang ceroboh seperti
itu seperti bukan seperti milik PM Kim.
“Aku minta maaf, Yang Mulia. Bagaimanapun, aku tidak bisa
menahan diri setelah memperhitungkan kata-kata
pengakuan yang didapatkan selama penyelidikan.” Kata
PM Kim
“Apa Kau sudah mendapatkan informasi
tentang mata-mata di dalam istana?” tanya
Raja, Kasim Han melirik sinis dan mendengarnya dengan baik-baik.
“Kata-kata dari penjahat itu benar, dan kami sudah mengidentifikasi
identitas anak itu adalah Hong Ra On.” Ucap PM Kim, Kasim Han kaget PM Kim sudah mengetahuina
“Kau bilang namanya Hong Ra
On? Kalau
begitu, orang ini adalah anak dari Hong Gyeong Nae?” ucap Raja marah
“Iya. Sekarang, yang tersisa
adalah perburuan.” Ucap PM Kim
Kasim Han bertemu dengan Byung Yun memberitahu kalau
keluarga Kim tahu terlalu banyak dan
mengertia atas kekuatan nama 'Hong Gyung Nae. Byung Yun pun bertanya apa yang akan dilakukan
dengan Hong Ra On. Kasim Han mengatakan akan
melindungnya dengan nama mereka masing-masing
“Waktu untuk menunggu keputusannya
sudah lewat.” Kata Kasim Han
“Apa kau mengatakan kalau kau akan
menculiknya?” ucap Byung Yun panik
“Kita tidak bisa meninggalkannya
sendirian lagi dalam bahaya. Besok,
aku akan secara diam-diam membawanya ke markas militer.” Tegas Kasim Han tak mau kehilangan kesempatan.
Geun Gyo merasa Sepertinya pencarian resmi
akan dimulai segera setelah matahari
terbit besok. Ui Gyo pikir Kalau
pemberontak sudah benar-benar menempatkan mata-mata di istana, maka tidak akan hanya ada satu yang mereka dapatkan.
“Kalau kita menggunakan
pembersihan itu sebagai alasan untuk
terus mencari maka bau darah
akan sangat kuat di istana.”ucap Ui Gyo
“Kita harus menemukan Hong Ra On
terlebih dulu untuk bisa mendapatkan
anak itu Kalau
kita sudah mendapatkan anak itu, maka anak itu akan menjadi kartu yang bisa kita gunakan di masa
depan.” Kata PM Kim
“Tentu saja... Itu tidak akan menjadi masalah.” Ucap Ui Gyo dengan senyuman liciknya. Saat itu juga
dibelakang terlihat Yoon Sung yang mendengar rencana keluarganya.
Yoon Sung berjalan keluar rumah dan melihat Byung Yun
sudah berada didepanya dan bertanya apakah memang sengaja menunggunya. Byung
Yun ingin meminta bantuan darinya. Yoon Sung binggung karena Byung Yun meminta tolong
padanya,
“Ini ada hubungannya dengan anak
itu.” kata Byung Yun, Yoon Sung bertanya apakah bantuan
itu terkait Kasim Hong
“Bukankah kau melawan keinginan
Perdana Menteri dan
menyelamatkan anak itu terakhir kali? Tolong
bawa dia ke luar istana... ke
suatu tempat yang tidak diketahui siapa pun, secara diam-diam. Bisakah kau melakukannya?” kata Byung Yun meminta tolong, Yoon Sung seperti terdiam tak percaya
ternyata Byung Yun juga mengetahuinya.
Pangeran Lee berbaring diatas tempat tidurnya dan Ra On
terus duduk sambil menatapnya tak berkedip. Pangeran Lee mengeluh tak mungkin
bisa tidur kalau Ra On terus menatapnya seperti itu. Ra On melihat mata Pangeran Lee sudah
mengatuk.
“Sudah kekatakan bahwa aku tidak
perlu seorang kasim yang akan mengawasiku
sepanjang malam.” Kata Pangeran Lee
“Aku seperti ini karena aku ingin
melihat wajahmu sepanjang malam, Putra
Mahkota.” Ucap Ra On
“Kau bisa melihatku sebanyak yang
kau inginkan besok.” Ucap Pangeran Lee
“Ada kalanya hal yang selalu kita
lihat dan hal-hal yang selalu
kita lakukan... menjadi
sangat berharga.” Ucap Ra On
“Saat kita berpikir bahwa itu
adalah terakhir kalinya maka hal
itu akan terjadi.” Kata Pangeran Lee, Ra On
terlihat gugup karena Pangeran Lee seperti bisa membaca pikiranya
“Ya, kau benar... Saat kemarin seperti hari ini dan
hari ini seperti kemarin, bahkan
hal-hal terkecil menjadi
sangat istimewa... kalau
kau berpikir bahwa ini adalah saat terakhir.” Ucap Ra On
berusaha untuk tenang.
Pangeran Lee mengerti lalu meminta agar Ra On bisa lebih
mendekat untuk melihat wajahnya, Ra On pun mendekat dengan menopang wajahnya
untuk melihat Pangeran Lee lebih dekat. Pangeran Lee tiba-tiba langsung menarik
Ra On dan topi yang dipakai Ra On pun terjatuh. Pangeran Lee membiarkan Ra On
untuk berbaring dilenganya.
“Putra Mahkota, kalau aku... datang kepadamu sebagai seorang
wanita muda dari keluarga baik-baik... apa
kau akan menyukaiku?” tanya Ra On menatapnya. Pangeran
Lee pikir jawabanya itu sudah jelas.
“Kalau begitu, Putra Mahkota... Kalau aku tidak pergi ke gunung
Mumok dengan berpura-pura menjadi
seorang bangsawan... apa
takdir akan tetap mempertemukan kita?” kata Ra
On, Pangeran Lee berpikir itu juga jawabnya sudah jelas dan memegang wajah Ra
On dengan lembut.
“Bukankah aku sudah memberitahumu? Kita akan pergi berkeliling, dan bertemu pada akhirnya. Itulah
takdir kita.” Ucap Pangeran Lee lalu menutup matanya
karena sangat mengantuk.
“Kalau begitu, Putra
Mahkota... suatu hari, saat kau mengetahui bahwa aku putri
seorang pengkhianat apa kau tidak akan menyesal sudah bertemu
denganku? Saat ini, apa kau akan
merindukan aku setidaknya satu kali?” gumam Ra On
air mata mengalir.
Ra On mendekat lalu memberikan ciumanya pada Pangeran
Lee, mata Pangeran Lee sedikit terbuka lalu tersenyum karena menerima ciuman
dari orang yang cintainya. Ra On mengelus bagian wajah pangeran Lee lalu
memejamkan matanya dengan berada didekapan Pangeran Lee.
Pangeran Lee membuka matanya, lalu meraba kesampingnya
sudah tak ada lagi Ra On, dengan pelan memanggilnya tapi tak ada sahutan.
Akhirnya ia memanggil seseorang yang biasanya menunggu didepan pintu. Kasim
Jung terburu-buru masuk ke dalam kamar.
“Dimana Kasim Hong?” tanya Pangeran Lee
“Aku belum melihatnya sejak dini
hari tadi, Putra Mahkota.” Ucap kasim Jung. Pangeran
Lee hanya diam saja tanpa berkomentar.
Pangeran Lee keluar dari kediaman melihat banyak pelayan
yang mondar mandir terlihat terburu-buru dengan pengawal kerajaan. Ui Gyo juga
ada disana melihat Pangeran Lee menyapnya karena sudah
datang jauh-jauh datang. Pangeran Lee bertanya
kenapa semua pelayan terasa sangat aneh di istana
“Apa kau belum mendengar Keputusan
Kerajaan?” kata Ui Gyo, Pangeran Lee kaget dan
meminta agar memberitahu secara jelas.
“Kita berusaha untuk membasmi para
pengkhianat di tengah-tengah kita. Apa
kau belum dengar... bahwa
putri Hong Gyung Nae ada di Istana menyamar sebagai 'topeng putih.' Akhirnya kami mendapatkan rincian
lebih lanjut tentang hal itu.” ucap Ui Gyo
“Apa itu sebabnya kau menyelidiki
para dayang muda terlebih dulu?” kata Pangeran Lee, Ui
Gyo membenarkanya, Pangeran Lee bisa mengerti lalu meminta agar melanjutkan
saja.
Tapi sebelum pergi Pangeran Lee bertanya apakah ada
informasi yang lainya, seperti memiliki
gambar putri Hong Gyung Nae atau yang lain. Ui Gyo mengaakn
mereka tak memiliki gambarnya tapi mereka tahu usia anak Tuan Hong itu berusia 18 tahun. tinggal di provinsi Pyungan
dengan ibunya sebelum pemberontakan.
“Hong Gyung Nae menamai dia Hong
Ra On saat dia masih kecil. Oleh
karena itu, kami sedang menyelidiki semua orang yang berusia 18 tahun...” ucap Ui Gyo, Pangeran Lee kaget mendengar nama Hong Ra
On.
“Apa yang baru saja kau katakan?” tanya Pangeran Lee untuk memastikanya.
“Oleh karena itu, kami sedang
menyelidiki semua orang yang berusia 18 tahun.” Ucap
Ui Gyo,
Pangeran Lee mengatakan kalau maksudnya adalah nama anak
itu, Ui Gyo menyebut nama Hong Ra On, Pangeran Lee terlihat benar-benar seperti
tak percaya, Ui Gyo melihat perubahan wajah Pangeran Lee yang terlihat shock memberitahu
kalau pegawai istana yang namanya 'Hong Ra On' ketikmasih kecil dan pasti menggunakan nama lain sekarang lalu pamit pergi. Pangeran Lee masih terdiam membiarkan
dirinya basahnya dengan hujan.
Pangeran Lee pergi ke Jahyeondong teringat kembali saat
bertanya “Bagaimana aku harus memanggilmu sebagai seorang
wanita?” dan Ra On menyebutkan namanya Hong Ra On. Ia masuk
memanggil Ra On seperti masih berharap kalau dugaanya itu salah, tapi saat itu
terlihat baju kasim yang tertinggal dikamar dan juga gelang yang diberikanya.
Ia mengambil gelang yang berikanya dan terlihat lemas ternyata Ra On adalah
anak pemberontak yang selama ini membuat ayahnya gelisah dan ketakutan
bersambung ke episode 14
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar