PS : All
images credit and content copyright :MBC
Bok Sil baru saja pulang dari hutan kaget melihat Joong
Won sudah duduk didepan teras sambil menghisap madu dari bunga. Lalu bertanya
apa tujuanya datang ke rumahnya. Joong Won dengan ketus mengatakan datang
untuk membeli ginseng liar.
“Berapa harga semua ginseng yang ada di tasmu?” tanya Joong Won
“Kau tidak harus sampai datang
kesini hanya
untuk membeli ginseng liar.” Kata Bok Sil heran
“Aku adalah penyelamat ginsengmu. Apa kau lupa? Sekarang Berikan aku makanan. Aku belum makan siang dan lapar. Jadi Cepatlah!” perintah Joong Won, Bok Sil yang masih binggung masuk
ke dalam rumah.
Bok Sil membawakan rebusan kentang, sup dan daun selada
meminta maaf karena
tidak ada banyak
makanan. Joong Won melihat hanya ada satu mangkuk nasi bertanya
dengan Bok Sil yang tak makan. Bok Sil mengatakan tak masalah jadi meminta
Joong Won makan saja lebih dulu.
“Aku hanya akan makan kalau kau
juga makan.” tegas Joong Won lalu menyuruh Bok Sil
mengambil nasinya karena sudah lapar dengan begitu ia bisa makan. Akhirnya Bok
Sil pun mengambil mangkuk nasinya.
“Apa alasan sebenarnya kau datang
kesini?” tanya Bok Sil penasaran,
“Aku ingin melihatmu makan dan ingin memastikan kalau kau tidak melewatkan makan. Aku mendengar semuanya dari
Detektif Nam. Kau
harus makan sesedih apapun dan
seterpuruk apapun”.” tegas Joong Won,
Bok Sil sempat terdiam menahan tangisnya lalu mulai
makan, Joong Won memujinya sangat senang karena bisa melihat Bok Sil makan dan
ememinta agar ceria kembali. Bok Sil mengucapkan terimakasih dan Joong Won pun
merasa mendapatkan selera makannya lagi sekarang dan memuji sup buatan Bok Sil sangat enak.
Joong Won membawa baskom untuk mencuci piring, Bok Sil
mengikutinya karena akan mencucinya jadi lebih baik Joong Won Duduk
dan istirahat saja. Joong Won menolak karena kan melakukanya
jadi lebih baik Bok Sil saja
yang istirahat.
Keduanya kembali saling tarik menarik ingin mencuci
piring, sampai akhirnya Bok Sil menyerah membiarkan Joong Won yang mencuci
piring. Joong Won berjongkok tapi karena celana yang ketat membuat bagian
bokongnya robek, terlihat celana dalam dengan corak macan.
Bok Sil langsung menutup matanya, sambil mengatakan akan
melihat apakah ada baju yang
bisa digunakan. Joong Won meminta agar memberikan baju yang muat dan
juga bagus, karena dirinya itu ingin yang berkelas.
Bok Sil menahan tawa saat melihat Joong Won dengan
mengunaka pakaian seperti ahjuma dengan celana bunga-buang dan juga jaket tanpa
lengan, Lalu memuji kalau atasanya itu masih
terlihat gaya. Joong Won merasa kalau Bok Sil
mengodanya.
Bok Sil ingin memompa air, Joong Won melarangnya karena
ingin melakukanya tapi malah membuat gagang pompa lepas. Bok Sil pun sedih,
Joong Won beralasan pompa itu sudah rusak dan
bertanya apakah hanya pompa ini sumber airnya dan menyuruh agar
mengambil air dari dapur. Bok Sil memberitahu harus
pergi ke pemandian terdekat
untuk mendapatkan air.
Joong Won mengambil air dari sungai dengan baskom, sambil
mengeluh kalau ini bukan pemandian tapi
sungai. Bok Sil melihat dari kejauhan, Joong Won sempat terjatuh
saat membawakan air diatas kepala karena tak terbiasa.
Akhirnya Joong Won membawa air sambil kerumah sambil
mengeluh dalam hati kalau ini sangat berat dan dirinya seperti pelayan
sekarang. Bok Sil pun melihat air yang dimasukan ke dalam tempat penampungan,
lau berkomentar Joong Won itu hanya membuang airnya ke tanah.
Joong Won mencob membela kayu bakar tapi tak bisa
melakukan, dan menyalahkan Kapak ini tidak bekerja dengan baik. Bok Sil datang dengan cepat bisa membela
kayu dengan sekali ayunan. Joong Won melonggo melihatnya, Bok Sil memberitahu
Joong Won tidak bisa hanya menggunakan kekuatannya saja tapi harus tahu cara
menggunakannya. Jong Won tak peduli lalu
merasa kalau Bok Sil mencoba menceramahinya.
Joong Won membantu Bok Sil membersihkan Ginseng tapi
malah menghancurkanya. Bok Sl kesal memarahi Joong Won dengan bertanya apakah
ada hal yang bisa di lakukan dengan benar. Joong Won pun ikut kesal karena Bok Sil sekarang malah
memarahinya.
“Tidak, tapi.... Hanya saja kau... sangat buruk dalam melakukan ini. “ ucap Bok Sil
“Hei.. Aku ahli dalam hal belajar. Aku
pintar! Sepertinya
kau lupa dengan siapa kau
bicara, Sekrang Biarkan aku mengingatkanmu lagi. Aku adalah merchandiser terbaik
di Korea. Aku
adalah orang di balik 100 produk terlaris. Aku terkenal memiliki sentuhan
Midas!” kata Joong Won bangga
“Bukankah mamerkan dirimu seperti itu membuatmu merasa malu?” sindir Bok Sil, Joong Won mengaku tidak sama sekali!
“Aku harus bilang kalau kau dan Louie memiliki banyak kemiripan.” Komentar Bok Sil
Joong Won kaget dibandingkan nama Louis, lalu Bok Sil
tersadar baru saja menyebut nama Louis seperti mengingatkan kembali dan
terlihat sedih. Joong Won akhirnya mengalihkan dengan bertanya apa yang harus
dilakukanya lagi sekarang. Bok Sil meminta agar Joong Won mengupas sisanya.
Min Young dengan mengeluh bertanya-tanya Kenapa
Bok Sil tiba-tiba mengundurkan diri
seperti itu. Kyung Kook juga bertanya kenapa
Tn Cha mengambil cuti hari ini. Ma Ri melirik ke
ruangan Joong Won yang ternyata kosong.
“Kau tahu kalau dia bertanggung
jawab terhadap
bagian brand mewah, kan? Kita
mendapat banyak complain tentang
perubahan diskon
untuk barang Ferrigato Coz.” Ucap Hye Joo, Kyung
Kook melirik pada Ma Ri
“Apa menurutmu dia keluar karena
itu? Untuk
menghindari tanggung jawab?” kata Mi Young sinis
“Nn Baek, dia sama saja dengan
melarikan diri. Apa
kau setuju?” kata Hye Joo, Ma Ri pikir seperti itu
tak mau mengaku kalau ia yang menyuruhnya.
“Sepertinya Bok Sil bukan tipe orang seperti itu.” kata Kyung Kook yang tahu kalau dalang semuanya adalah
Ma Ri.
“Ngomong-ngomong, kita harus membereskan kekacauan sekarang. Tn Cha bahkan tidak ada.” Keluh Do Jin
“Seharusnya aku tidak
mempercayakannya pada
Bok Sil. Brand dan
perusahaan kita... akan
membagi kerusakannya dan memberikan
kompensasi untuk pelanggan. Hubungi
brand-nya dan dapatkan daftar
jumlah pelanggan seluruhnya.” Kata Ma Ri lalu
bergegas duduk dimejanya
Ketika duduk menyentuh sesuatu di kolong meja sekantung
plastik besar, teringat sebelumnya saat membuang bungkusan milik Bok Sil
mengambilnya kembali dari tempat sampah.
“Ah, Go Bok Sil... Kenapa dia membuatku merasa tidak
nyaman?.. Benar-benar menyebalkan.” Gumam Ma Ri kesal.
Ma Ri menaiki tangga seperti tak yakin dengan rumah Bok
Sil, In Sung datang menyapanya bertanya apa tujuanya datang, apakah mencari Bok
Sil juga. Ma Ri binggung bertanya Apa ada orang lain yang
datang ke tempat itu juga. Sebelumnya Joong Won langsung masuk rumah dan
bertanya keberadaan Bok Sil, lalu Louis juga meminta agar memberitahukan
keberadaan Bok Sil sekarang.
“Dia menyuruhku untuk tidak
memberitahu siapapun. Aku
tidak ingin kau berpikir kalau aku
bermulut besar.” Ucap In Sung
“Aku punya sesuatu untuk diberikan padanya. Coba kau Lihat!!” kata Ma Ri meyakikan memperlihatkan kantung
plastiknya.
“Kalau begitu haruskah kita pergi
bersama? Aku juga
ingin tahu apa yang dia lakukan.” Kata In
Sung, Ma Ri tak mau dianggap mencurigakan pun setuju.
In Sung membuka pintu mobil dan mempersilahkan masuk pada
Ma Ri untuk duduk dibelakang kemudi, Ma Ri binggung kenapa In Sung membuka
pintu dibelakang kemudi. In Sung mengatakan tidak
memiliki SIM.Akhirnya M Ri pun masuk ke dalam mobil
dengan In Sung memberikan kunci mobilnya.
Dengan bahagia In Sung duduk disamping Ma Ri mengajak mereka segera
berangkat.
Joong Won mencoba mengipas-ngipas bagian bawah tungku
untuk pemanas ruangan, beberapa kali meniupnya tapi yang ada terbatuk karena
terkena asap. Lalu kembali mengeluh caranya membuat api dibawah tungku. Bok Sil
akhirnya datang, dengan mematahkan ranting kecil-kecil lalu meniupnya dan
mengipasnya dengan cepat. Joong Won melonggo melihatnya.
Bok Sil melihat Joong Won hanya diam saja dan meminta
agar membantunya. Joong Won pun bersama-sama meniupnya, sampai akhirnya api pun
terlihat membakar kayu. Joong Won mengelus kepala Bok Sil dengan memujinya
sangat pintar.
Louis datang melihat keduanya langsung berteriak menyuruh
berhenti, Keduanya menengok dan kaget melihat Louis yang bisa datang ke tempat
Bok Sil. Louis mendekati Joong Won dan langsung memberikan pukulanya. Tapi
setelah itu malah merasa bersalah bertanya kedaaanya. Joong Won binggung kenapa
Louis tiba-tiba memukulnya.
“Maafkan aku. Aku hanya sedang
marah.” Kata Louis merasa menyesal
“Kau seharusnya tidak memukulku jika kau akan minta maaf.” Balas Joong Won kesal
“Maafkan aku... Aku masih marah dan tidak bisa mengendalikan...” kata Louis menatap tanganya seperti merasa bersalah.
Louis duduk berselebahan dengan Bok Sil, mengetahui kalau
Bok Sil sedang pergi jalan-jalan tapi malah keluar dari pekerjaan
dan datang ke daerah pedesaan bahkan
tidak memberitahunya. Bok Sil hanya meminta
maaf tanpa bisa menatapnya.
“Aku sangat merindukanmu.” Kata Louis, Bok Sil hanya diam saja karena mengingat
tentang adiknya.
“Aku benar-benar merindukanmu sampai tidak bisa tidur.” Ungkap Louis. Joong Won melihat dari kejauhan seperti
mengerti dengan perasaan Bok Sil.
Joong Won pun mendekati keduanya, bertanya apakah Louis
lapar. Louis mengaku sedikit lapar. Joong Won pun mengajak agar mereka bisa
masak bersama dan menariknya ke dapur. Louis berteriak dari pintu meminta agar
Bok Sil harus memberitahu alasanya nanti. Bok Sil hanya bisa menatap sedih.
Keduanya berjongkok di depan tungkuk, Joong Won mengipas
bagian kayu bakar agar apinya tak menyala. Louis binggung Bagaimana
Bok Sil bisa tinggal di tempat seperti ini, karena
hanya memasak
nasi pun jadi lama. Joong Won menyuruh Louis
untuk menginap semalam dan
kembali ke Seoul besok.
“Aku tidak mau, Aku akan membawa Bok Sil
bersamaku.” Ucap Louis
“Jika kau tinggal di sisinya, maka itu
hanya akan membuatnya terluka.” Jelas Joong Won
“Apa kau khawatir aku akan
menyuruhnya melakukan
semuanya untukku? Aku
tidak akan mengganggunya, jadi
jangan khawatir.” Tegas Louis, Joong Won
seperti tak bisa berbuat apa-apa lagi memilih untuk mengipas bagian kayu bakar
saja.
In Sung dan Ma Ri melalui perjalanan menuju rumah Bok Sil,
tiba-tiba perut In Sung mengeluarkan suara, dan mengaku lapar jadi meminta berhenti dulu untuk makan. Ma Ri setuju karena memang In Sung yang membantunya
menemukan Bok Sil. Saat akan mengambil ke bagian kanan jalan, In Sung
memberikan petunjuk agar memberikan lampu sen lebih dulu dan memuji Ma Ri adalah
pengemudi yang baik.
Sementara Ma Ri hanya mengernyitkan dahi melihat In Sung
seperti sok tahu. Di restoran yang
biasa, In Sung makan dengan lahap sementara Ma Ri seperti tak bisa makan
di restoran dengan skala kecil tapi akhirnya mencobanya dan mengakui kalau
rasanya enak, In Sung pun mengusulkan mereka memesan
dua mangkuk lagi.
Beberapa saat kemudian Ma Ri melonggo melihat bekas makan
In Sung yang habis 3 mangkok, In Sung
pun mengaku kaalu makan siang yang enak dan sangat kenyang, lalu mengajak pergi. Ma Ri pun setuju, In Sung
memberikan kertas bill pada Ma Ri. Ma Ri binggung kenapa harus ia yang
membayar, In Sung mengaku tidak punya uang. Ma Ri menahan amarah karena In Sung seperti
memanfaatkanya.
Nyonya Choi memanggil pelayan Heo, karena mengetahui Louis dan Tn Kim tidak ada di rumah. Pelayan Heo tahu mereka
berdua pergi dan bilang kalau mau ke perusahaan. Nyonya Choi tahu kalau tidak
punya acara di perusahaan. Pelayan Heo kaget.
Nyonya Choi menduga-duga sesuatu, lalu menyuruh pelayan Heo agar segera mencari
Louis. Pelayan Heo mengerti sambil mengumpat Pelayan Kim yang membuat masalah.
Mobil Ma Ri kembali melanjutkan perjalanan, In Sung
memegang perutnya sambil bergumam kalau semua karena terlalu banyak makan jadi
memberikan sinyal ingin buang air besar. Lalu ia meminta agar Ma Ri memutar
balik mobilnya.
“Aku harus melakukan sesuatu yang
mendesak.” Kata In Sung, Ma Ri binggung, In Sung mengaku
harus ke toilet.
“Ini sulit memutar balik di tempat ini, Kau lihat itu, kan?” ucap Ma Ri terlihat tak ada jalan memutar.
“Kalau begitu, tolong keluar di persimpangan selanjutnya jadi kita bisa keluar
dari sini. Aku
benar-benar harus segera pergi.” kata In Sung mencoba menahanya
Ma Ri pun berusaha mengambil jalur kanan tapi malah
membuatnya di klakson beberapa mobil yang lewat, wajahnya panik karena pertama
kalinya menyetir di jalan itu. In Sung
mengaku tidak tahu berapa lama lagi bisa menahannya dan melihat ada jalan keluar dari tol.
Ma Ri mencoba kembali tapi mobil dibelakang kembali
memberikan klakson dan pintu keluar pun lewat begitu saja. Sampai akhirnya In
Sung tak bisa tahan dan mengeluarkan, Ma Ri binggung seperti merasakan sesuatu
dan lalu seperti terlihat seperti lalat
mulai datang mengerubungi mobilnya. In Sung terlihat sangat malu bersikap
seperti itu didepan gadis yang disukainya.
Bok Sil mengambil selimut, Louis datang langsung
berbaring diatas batal seperti seorang anak yang merengek kalau akan tidur
dikamar itu juga berada disebelah Bok Sil. Bok Sil menatap Louis menyuruh untuk
tidur di kamar lain dan akan memberikan selimut juga.
“Aku tidak mau! Aku akan tidur
disini.” Rengek Louis, Bok Sil seperti serba salah. Joong Won
melihat dari depan pintu menyuruh Louis untuk ikut denganya. Louis melirik
sinis kenapa harus tidur dengan Joong Won.
Joong Won sudah menelungkupkan badanya dan Louis membuka
plester pereda sakit, lalu menekan bagian punggung Joong Won. Joong Won mengaku
yang sakit ada sedikit diatas. Louis mencoba menekanya, dan akhirnya Joong Won
membenarkan, dengan satu tangan seperti memukul langsung menempelkan plester
pereda sakit.
“Aku bekerja sangat keras hari ini dan Seluruh tubuhku rasanya sakit.” Keluh Joong Won yang selama ini tak pernah berkerja
begitu keras.
“Kau mengomeliku ketika aku mengatakan hal yang sama, tapi ternyata kau sama sepertiku.” Ejek Louis karena selama ini juga tak pernah berkerja.
“Hei... Beraninya kau membandingkanku
denganmu!” teriak Joong Won marah, Louis tiba-tiba
menjerit ketakutan melihat laba-laba ada disudut langit-langit, Joong Won pun
ikut ketakutan, keduanya saling mendekat dengan wajah ketakutan.
Pelayan Heo datang ke sebuah tempat dan memarkir mobil di
pinggir jalan dan langsung berlari. Pelayan Kim melihat Pelayan Heo langsung
memanggilnya. Pelayan Heo terlihat marah ternyata Pelayan Kim ada di tempat Bok
Sil.
“Kenapa kau tidak menjawab
panggilanku seharian
ini?” teriak Pelayan Heo mencengkram tubuh pelayan Kim.
Pelayan Kim meminta maaf.
“Apa kau tahu betapa khawatirnya
aku? Dimana
cucu kesayangannya Ny Choi? Dimana
Tn Louie? Apa dia ada disana?” ucap pelayan Heo, Pelayan Kim langsung menghalanginya.
Pelayan Heo semakin yakin Louis ada dirumah Bok Sil,
sampai akhirnya mendorong pelayan Kim sampai terjatuh. Pelayan Heo segera bergegas
akan membawa pulang Louis, akhirnya Pelayan Kim memeluk Pelayan Heo dari
belakang. Pelayan Heo yang tak pernah menerima sentuhan dari pria terlihat
kaget.
“Kita harus membiarkan Tn Louis melakukan apapun yang dia
inginkan hari ini. Dia
sangat merindukan Bok Sil. Biarkan
dia menghabiskan waktu dengannya.” Ucap pelayan
Kim memeluk Pelayan Heo lebih erat
“Tolong.... lepaskan aku dulu.” Kata Pelayan Kim
“Aku tidak mau. Buat apa artinya
hidup? Aku juga
ingin bersamamu seperti ini.” kata Pelayan Kim makin
mengeratkan pelukan dan menyandarkan kepalanya.
Pelayan Heo mencoba melepaskanya, lalu menatap Pelayan
Kim meminta agar lebih mendekat. Keduanya terlihat gugup sampai akhirnya
mendekat dan berciuman didepan jalan buntu dan kembang api yang meletus di
langit.
Joong Won dan Louis akhirnya berbaring bersebelahan,
dengan memandangi langit-langit. Joong
Won memberitahu Louis bahwa Setiap orang ingin datang ke
sebuah gua
sendirian dari waktu ke waktu untuk
menghilangkan stress di dunia.
“Aku tahu kalau kau kehilangan
ingatanmu, tapi aku yakin kau mengerti
perkataanku.” Kata Joong Won, Louis pikir memang
pasti mengerti.
“Perasaan itu... aku sudah tidak asing dengannya.” Kata Louis
“Bok Sil... sedang melewati hal sulit semacam
itu saat ini. Jadi... berikan dia sedikit waktu.” Jelas Joong Won
“Apakah... ini karena aku adalah pewaris
Gold Group?” kata Louis, Joong Won mengatakan itu
tak mungkin.
“Setelah Bok Sil... menghabiskan waktu sendiri, dia akan kembali padaku, kan?” kata Louis.
Joong Won hanya diam saja Louis kesal Joong Won tak
menjawab pertanyaannya. Joong Won menyuruh Louis tidur saja dengan memiringkan
badanya. Louis menyuruh Joong Won saja yang tidur lebih dulu, Joong Won mengaku
hanya bisa tidur di tempat tidurku dan mungkin tidak akan bisa tidur
sekejap pun malam
ini.
Louis mengejek Joong Won
sangat sensitive, tapi
terdengar suara dengkuran dari Joong Won yang langsung tertidur lelap. Louis
berpikir kalau nanti laba-laba yang mereka lihat kembali datang, lalu menjerit
ketakutan karena ternyata laba-laba itu kembali datang. Joong Won seperti
tersadar dengan membalikan badanya dan masih menutup matanya seperti masih
merasa ketakutan.
Ma Ri menangis dikamarnya dengan semua riasan mata yang
akhirnya berantakan, Ibunya datang bertanya apa yang terjadi pada ankanya. Ma
Ri langsung memeluk ibunya, sambil menceritakan tidak
pernah bertemu pria seperti itu dalam seumur
hidupnya. Nyonya Hong bertanya siapa yang dimaksudh apakah
Joong Won. Ma Ri mengaku bukan dia orangnya. Nyonya Hong binggung lalu siapa
yang dimaksud.
“Pria itu... masuk ke mobilku dan... Mobilku...” ucap Ma Ri menangis tak bisa berkata-kata.
“Ada apa dengan mobilmu? Apa yang dia lakukan?” kata Nyonya Hong Binggung, Ma Ri terus saja menangis.
In Sung terlihat frustasi hanya duduk dengan
menelungkupkan kepalanya, Bibi Hwang melihat anaknya duduk diam menyuruhnya untuk
segera tidur. In Sung berbaring dengan menahan suara tangisan, mengigit kepala
tanganya lalu memanggil ibunya. Bibi Hwang menyahut, tapi In Sung memilih untuk
menyembunyikan perasaanya.
“Apa kau mengkhawatirkan sesuatu?” tanya Bibi Hwang, In Sung mengaku tak ada dengan
menahan suara tangisnya.
“Ibu, aku... Aku baru sadar kalau aku... sangat menjijikan.” Ungkap In Sung merasa sangat sedih.
“Hei.. Apa Kau baru sadar sekarang? Berhenti bicara omong kosong dan tidurlah.” Ucap Bibi Hwang seperti tak menyadari anaknya sedang
menangis.
In Sung pun kembali mengigit kepalan tangan agar tak
terdengar suara tangisanya, Bibi Hwang
lalu bertanya pada anaknya kalau ada sesuatu yang berbau menempel di rumah mereka. In Sung mengaku kalau tidak mencium apapun dan menahan kembali suara tangisnya.
Bok Sil mencoba untuk tertidur tapi terlihat gelisah
membalikan badanya kesana kemari, teringat kembali kata-kata Nenek Choi saat
datang ke rumahnya di Seoul.
“Jika kau terus bertemu Louie, maka itu bisa menyakitkan... bagimu maupun Louie.Ini akan sangat mengerikan bagi dua
orang yang
saling menyakiti menghabiskan
waktu bersama.”
Bok Sil menyapu halaman rumah pagi-pagi sekali, Louis
sudah bangun menyapa Bok Sil bertanya apakah tidurnya nyenyak semalam. Bok Sil
mengaku tidak nyenyak. Louis bertanya
kenapa tidak nyenyak, apakah ia terlalu berisik tadi mala. Bok
Sil mengaku kalau punya banyak pikiran. Louis pun hanya bisa terdiam.
“Louie... Menghilanglah dari hidupku,
kumohon.” Ucap Bok Sil menatap Louis, Louis kaget Bok Sil
mengatakan seperti itu.
“Aku.... membencimu. Aku benci melihat wajahmu dan juga mendengar suaramu. Aku benci kau ada di sekitarku.” Ungkap Bok Sil
“Bok Sil.... Kenapa kau melakukan ini padaku?” kata Louis tak percaya
“Jangan pernah datang kesini lagi.” Tegas Bok Sil lalu berjalan dengan tas ranselnya.
Louis tiba-tiba berteriak tak bisa menerima perkataan Bok
Sil mengatakan kalau sangat menyukai Bok Sil dan ingin
melihat serta mendengar suaranya setiap hari, jadi ingin bersamamu setiap hari. Bok Sil mencoba
menahan air matanya mendengar semua ucapan Louis lalu membalikan badanya.
“Aku tidak peduli dengan
perasaanmu karena
aku sudah selesai denganmu. Saat-saat
kita menghabiskan waktu bersama... sudah
tehapuskan dari ingatanku.” Tegas Bok Sil, Louis
hanya bisa terdiam dan Bok Sil pun berjalan pergi meninggalkan rumah.
Louis sudah perjalanan pulang ke Seoul, melamun seperti
tak percaya dengan Bok Sil yang ingin menjauh darinya. Bok Sil terus berjalan
ke arah area pasar lalu melihat sebuah toko elektronik yang memperlihatkan
berita tentang Louis.
“Pewaris Gold Group
yang juga merupakan cucu dari Choi Il Soon,< Kang Ji Sung, tiba-tiba dikabarkan tewas pada bulan September. Tapi, dia ditemukan masih hidup,< dan semua orang menaruh perhatian besar dan ingin
tahu apa yang terjadi. Dilaporkan... kalau dia tewas
dalam kecelakaan lalu lintas pada 19 September, saat dia baru kembali dari Paris, Prancis. Tapi sebenarnya dia berhasil menghindari kecelakaan
itu dan selamat...”
Bok Sil terdiam teringat saat membawa Louis dan bertanya
siapa namanya, Louis tertawa mendengar nama Bok Sil, Tapi setelah mereka
bersama dalam setiap kesempatan Louis terlihat bahagia memanggil nama Bok Sil. Ketika
semua uang Bok Sil diambil, Louis meminta jangan menangis dan tersenyum.
Bok Sil menatap ke arah layar TV seperti melihat gambar
Louis yang mengungkapkan perasaanya kalau sangat menyukainya.
“Suatu hari, Louie bertanya
padaku. Seberapa
besar rasa sukamu padaku?... Louie.... Kalaupun kau tidak memiliki
apapun, Kalaupun
kau tidak memiliki nama, maka aku
tetap menyukaimu.”
Bok Sil terlihat sedih didepan toko tepat service
eletronik.
Louie ternyata pulang dengan Joong Won lalu menanyakan
pendapatanya alasan Bok Sil meninggalkannya, apakah memang
membencinya sejak awal atau karena Bok Sil tidak lagi membutuhkannya adiknya disebakan ingatanya belum juga kembali sampai
sekarang.
“Apa Kau ingin tahu kebenarannya?” tanya Joong Won, Louie ingin tahu apa memang
keberananya
“Orang
yang meninggal pada hari... kau tiba di Korea adalah...” ucap
Joong Won lalu dikagetkan dengan Mobil yang menyalipnya. Mobilnya pun sedikit
oleng dan membuat Louie membenturkan kepala dibagian jendela mobil.
Kepala Louie terlihat langsung mengeluarkan darah, ingataya
seperti kembali datang saat memasang gambar Bok Nam pada SNS, lalu Bok Nam yang
duduk disampingnya meminta dompet dan menukar baju mereka lalu meninggalkan di
tepi jalan lalu, menerima pukulan dari preman. Louis seperti bisa mengingat kalau yang dilihat itu adalah
Bok Nam.
Joong Won meminggirkan mobilnya, lalu melihat keadaan
Louie lebih dulu. Louie menatap Joong
Won mengatakan Bok Nam sudah meninggal dan adik Bok Sil itu meninggal mengantikanya. Joong Won pun membenarkan karena itulah
memang yang terjadi. Louie terlihat shock memanggil nama Bok Sil lalu keluar
dari mobil dan langsung menangis histeris di trotoar jalan
bersambung ke episode 11
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Poor bok sil... poor louie...
BalasHapuslanjuut mb....
BalasHapus