Ra On terdiam saat akan masuk ke dalam rumah, Ibunya berkata
kalau selama ini sudah bekerja keras untuk bisa
menghindar dari nasib buruk dan sekarang sudah Tidak ada
jalan dan bisa pergi dari sini. Yak Yong terlihat
kebinggungan.
“Kalau ada orang yang tahu kalau
Ra On adalah... putri
dari Hong Gyung Nae.” Ucap Ibu Ra On, saat itu
juga pintu terbuka, keduanya kaget melihat Ra On ternyata sudah mendengar
semuanya.
Ibu Ra On dan anaknya duduk di tepi bukit, Ra On merasa selama ini harus
terus berpakaian seperti seorang pria, berlari
dan bersembunyi dan ingin
tahu alasannya lebih dari apa pun. Ibunya
terlihat sedih mendengarnya, Ra On menatap ibunya sudah bisa mengetahui
perasaan ibunya. sekarang.
“Kau tidak bisa mengatakannya
kepadaku karena ayahku adalah
seseorang yang dikenal oleh semua orang di dunia, kan? Jadi aku tidak bisa hidup sebagai
putri seorang pengkhianat yang
menewaskan ribuan orang...” ucap Ra On
“Jangan terlalu membenci ayahmu. Dia mencoba untuk membuat dunia
yang lebih baik untuk
kau tinggali. Itu
sebabnya dia melakukan itu.” kata Ibunya
“Seharusnya kau merahasiakannya
dariku selamanya. Tidak,
maksudku seharusnya
kau memberitahuku sedikit
lebih cepat.” Kata Ra On menangis.
Ibunya meminta maaf sambil memeluk anaknya, Ra On meminta izin agar ia bisa pergi dan akan segera kembali. Ibunya melarangnya, Ra On tahu Pangeran Lee itu sudah
menunggu dan tak tahu apapun, Ibunya pun kembali memeluk Ra On dan keduanya pun
menangis.
Pangeran Lee sudah menunggu Jahyeondong dengan gelisah,
Ra On datang dengan senyumanya mengoda Pangeran Lee dengan bertanya “Apa
kau sudah lama menunggu, Putra Mahkota” Pangeran
Lee melihat Ra On yang kembali dengan senyuman tapi akhirnya dengan wajah
cemberut mendekatinya.
“Aku tidak akan tersenyum bahkan
saat melihatmu. Sudah
lama lewat dari waktu yang kau janjikan untuk kembali.” Ucap Pangeran Lee sinis
“Kenapa, apa kau akan memarahiku lagi?” kata Ra On
“Sepertinya kau mengharapkan itu. Tapi Karena kau sudah kembali dengan
aman dan sehat, aku
akan memaafkanmu.” Kata Pangeran Lee, keduanya
pun sama-sama tersenyum dengan wajah bahagia.
[Episode 13 - Perpisahan, dengan kasih sayang.]
Ra On membantu memasangkan pakaian untuk Pangeran Lee
dikamarnya, Pangeran Lee heran kenapa tak ada orang disekitar kamarnya dan
berpikir kalau Hoon Nam memberi Ra
On semua pekerjaannya. Ra On mengatakan kepada Kasim Jang kalau akan
melakukan semuanya.
“Kenapa? Apa disaat kau sendiri sudah memiliki
banyak hal untuk dilakukan?” goda Pangeran Lee
“Aku juga diminta untuk
berjaga-jaga di tempat tinggal
Putra Mahkota selama
beberapa hari. Aku juga tidak bisa melihatmu untuk waktu
yang lama saat kau sakit.” Ungkap Ra On
“Seseorang harus berhati-hati di
sekitar seorang wanita yang
memiliki perasaan cemburu yang kuat. Kalau
kau ingin memilikiku sepenuhnya untuk dirimu sendiri... maka Aku akan memberikannya kepadamu.” Kata Pangeran Lee percaya diri.
“Putra Mahkota.... Aku ingin meminta permohonan” kata Ra On dengan memegang tangan si putra
mahkota, Pangeran Lee bertanya apa itu
“Bolehkah aku menghabiskan
sepanjang hari... menjadi
tidak lebih dari satu langkah pun jauh darimu?”
tanya Ra On, Pangeran Lee menjawab boleh.
“Apa Aku bisa bersandar di bahumu dan
tertidur dengan
berbaring di lututmu?” tanya Ra On, Pangeran Lee
kembali menjawab boleh
“Aku akan merengek kepadamu untuk
menatapku, bukannya bukumu.” Ucap Ra On, Pangeran Lee mengangguk.
Pangeran Lee mengatakan kalau kali ini giliranya dan
bertanya apakah hati Ra On sudah siap menerimanya. Ra On terlihat binggung,
Pangeran Lee langsung menarik Ra On lebih dekat lagi, Ra On gugup dengan jarak
yang cukup dekat lalu perlahan menutup matanya. Pangeran Lee tersenyum melihat
Ra On seperti berpikir ingin menciumnya. Ra On mengintip ternyata Pangeran Lee
tak menciumnya lalu membuka matanya.
“Jangan anggap itu sebagai
permintaan. Apa pun
itu, aku akan memberimu.” Ucap Pangeran Lee. Keduanya
tersenyum dengan saling berpegangan tanganya.
Pangeran Lee bertemu dengan para mentri, Ui Gyo mulai
berbicara kalau tak percaya bagaimana caranya mereka
bisa menerobos keamanan istana, menurutnya Ini
sangat sulit untuk dipercaya dan kejam dan tidak
bisa berkata-kata.
“Kalau aku mengatakan bahwa kau
berada di sini seolah-olah tidak
ada yang terjadi... ketika
aku memberhentikanmu bahkan lebih sulit dipercaya dan kejam, maka apa yang
akan kau katakan?” ucap Pangeran Lee sinis, Ui
Gyo pun tak bisa berkata-kata
“Dia adalah seorang hamba setia
yang mengisi kesenjangan saat
kau sakit keras.” Kata PM Kim membela
“Tapi bukankah itu tidak setia
kalau melawan perintah... untuk
mengeluarkanmu dari istana dan bertobat?” ucap
Menteri Joo menyindir mata PM Kim melotot kaget mendengarnya.
“Aku diberhentikan tapi bencana
yang tak terduga menimpa istana. Bagaimana
mungkin aku tidak melakukan sesuatu?” ucap Ui
Gyo
“Kontribusinya diakui dan kau
sudah sepakat untuk menerimanya
kembali... tolong
terimalah keinginan kami, Putra Mahkota.” Kata PM
Kim kembali membela semua pun meminta agar Pangeran Lee bisa menerima keinginan
mereka. PM Kim dan Mentri Joo saling menatap sinis.
Panglima memberitahu Pada saat
tentara tiba di tempat kejadian, hanya
ada sembilan mayat pemberontak yang tersisa. Pangeran
Lee binggung ternyata hanya ada 9 orang saja.
“Kalau kita bisa menangkap
setidaknya satu, kita bisa menemukan kebenaran... Aku minta maaf, Putra Mahkota. “ ucap Panglima
“Para pemberontak tidak bisa
memasuki istana tanpa ada yang tahu dan Pasti
ada seseorang yang membantu mereka dari istana. Kaki tangan yang tersisa harus
ditemukan.” Perintah pangeran Lee, Byung Yun yang
mendengarnya terlihat sedikit gugup karena nanti akhirnya harus berhadap pada
Pangeran Lee sebagai pemberontak.
Yoon Sung sedang membawa beberapa surat dan juga barang,
tapi tangannya yang terluka tak bisa membawa surat-surat yang ada ditanganya
akhirnya membuatnya terjatuh. Tiba-tiba seseorang datang membantunya, Yoon Sung
tersenyum bahagia melihat Ra On yang membantunya.
“Rasanya pasti tidak nyaman karena
tanganmu terluka.”kata Ra On melihat tangan
Yoon Sung dibalut dengan kain
“Sepertinya kau terlihat lebih
tidak nyaman karena melihatku.” Ejek Yoon Sung, Ra On
binggung
“Kau pasti sangat ketakutan hari
itu, bukan?” kata Yoon Sung, Ra On mengatakan baik-baik saja dan juga tidak terluka.
Yoon Sung ingin tahu keadaan Putra Mahkota. Pangeran Lee tiba-tiba datang dengan kepalanya yang
diangkat mengatakan kalau ia baik-baik saja dan Yoon Sung bisa melihat dengan
matanya sendiri.
Keduanya akhirnya berbicara di sudut tempat istana,
Pangeran lee mengaku Beberapa waktu yang lalu, tidak
bisa menghadap Yoon Sung sebagai layaknya seseorang. Yoon Sung pikir itu Mungkin karena dirinya adalah anak sah tertua yang ada dalam keturunan klan Kim. Pangeran Lee merasa itu tidak
salah.
“Tapi Bagaimanapun, saat aku melihatmu
menangkis pedang yang ditujukan kepadaku
dengan tangan kosong, Aku
merasa menyesal. Aku
mengabaikanmu dan lebih memikirkan diriku sendiri”
kata Pangeran Lee, Yoon Sung yang mendengarnya kaget dengan menatap Pangeran
Lee.
“Aku berhutang budi padamu, Putra
Mahkota. Apa
baik-baik saja kalau aku tidak terlalu berpikir seperti itu lagi? Mulai sekarang, aku tidak akan... menunggu, memberi perhatian, atau
meminta bantuan.” Ucap Yoon Sung
“Aku sama sekali tidak bermaksud
untuk menghentikanmu. Semakin
kau melakukannya, maka ada
kemungkinan bahwa kau akan menyerah.” Kata Pangeran
Lee
Pangeran Lee masuk ke ruang baca melihat Ra On yang
sedang menata buku, senyuman Ra On terlihat saat Pangeran Lee datang
mendekatinya. Ra On meminta agar Pangeran Lee mendengarkan perkataanya dengan
benar-benar sekarang.
“Buku-buku yang perlu dianginkan
akan berada di sisi ini, dan
kertas gambar yang di sisi itu. Dan
buku-buku kosong yang bisa kau gunakan untuk menulis semua ada di sini.” ucap Ra On sudah memisahkanya.
“Apa aku perlu tahu semua ini
sekarang? Dan Juga, kau tidak harus melakukan
semuanya sekaligus, Sepertinya
kau sudah melakukan sesuatu yang sia-sia.” Kata Pangeran
Lee
“Tidak peduli jika aku melakukan
semuanya sekaligus atau
melakukannya perlahan-lahan, bagaimanapun
itu adalah sesuatu yang harus aku lakukan. O Yah.. Putra
Mahkota, haruskah aku mengatur cerita-cerita yang aku bacakan untukmu saat memakaikanmu piyama
ke dalam buku juga?” kata Ra On
“Sudahlah.. Lupakan. Aku bisa memanggilmu setiap kali ingin
mendengarkannya.” Kata Ra On lalu berjalan ke
rak buku.
Ketika ia ingin mengambil buku tak melihat Ra On ada
didepanya, dan memanggilnya seperti takut kehilangan. Ra On tiba-tiba datang
dan memeluk Pangeran Lee dari belakang. Pangeran Lee kaget dan tampak gugup. Ra On mengatakan ingin
tetap berpelukan seperti ini untuk
sementara waktu dengan mata berkaca-kaca.
Pangeran Lee tersenyum mengatakan merkea bisa tetap berpelukan seperti ini
untuk waktu yang sangat lama dan memegang erat tangan Ra On yang memeluk pinggangnya.
Ha Yeon bertemu dengan Ra On memastikan kalau Putra
Mahkota sudah mulai mengurusi permasalahan negara lagi, Ra On membenarkan. Ha Yeon menceritakan pada Ra On kalau
Pada
akhirnya perasaannya yang
tulus tidak sampai kepada Putra Mahkota.
“Jadi aku sudah memutuskan untuk
tidak menunjukkan perasaanku mulai
sekarang, agar
tetap bisa berada di samping Putra Mahkota.” Ucap Ha
Yeon membuat keputusan
“Apa Kau akan menyembunyikan
perasaanmu yang sebenarnya agar
tetap bisa berada di samping Putra Mahkota?” tanya Ra
On kaget
“Dengan cara itu, bahkan kalau aku
tidak menjadi seseorang yang
dia sayangi, maka aku bisa
menjadi seseorang yang bisa membantu Yang Mulia.” Jelas
Ha Yeon
“Apa itu tidak berat untukmu,
nona?” ucap Ra On sedih
“Kurasa itu akan sangat sulit. Tapi bukankah akan tiba
saatnya... dimana
dia akhirnya menyadari perasaanku? Kau melihat
aku ini menyedihkan, kan?” kata Ha Yeon
“Tidak. Tolong bantu Putra
Mahkota. Orang
sepertimu, sangat cocok dengan Putra Mahkota, Nonna”
kata Ra On memohon dengan panggilan seperti teman
“Sekarang aku merasa seperti kau
telah menjadi temanku. Tidak
apa-apa kalau aku memanggilmu seperti ini dan berbicara setiap kali aku mengalami
masa yang sulit, kan? “Aku
menunggu di depan taman dengan berpikir bahwa mungkin bisa melihat Yang Mulia, dan
kakiku terasa sangat sakit. ” ucap Ha Yeon berjalan pergi, Ra On memanggilnya dengan
wajah memohon.
Pangeran Lee ada di ruangan baca dan mendengar langkah
mendekat, mengira Ra On ingin memarahinya karena pergi tanpa bicara padanya,
ketika mengangkat kepalanya ternyata yang datang adalah Ha Yeon, lalu betanya
bagaimana bisa datang ke sini. Ha
Yeon meminta maaf lebih dulu.
“Ada sesuatu yang ingin aku
katakan, dan akhirnya aku menggunakan koneksiku
dengan sekutu. Apa
lukamu baik-baik saja?” kata Ha Yeon, Pangeran Lee
mengatakan kalau ia baik-baik saja dan lukanya sudah sembuh.
“Bukankah saat itu kau berkata
bahwa ada seseorang di dalam hatimu? Aku
banyak berpikir tentang apa yang kau katakan. Alasan kenapa kau menolak
pernikahan kerajaan, meskipun
kau memiliki wanita yang kau pikirkan... Apa
itu karena dia adalah seseorang yang tidak bisa menikah?” ucap Ha Yeon
“Apa yang sebenarnya ingin kau coba
untuk katakan?” kata Pangeran Lee kaget.
“Aku akan menjadi kawanmu. Pernikahan kerajaan tidak bisa
ditunda selamanya. Kalau
kau tidak bisa menghindarinya, bagaimana kalau menempatkan seseorang yang akan membantumu
dan Yang Mulia dalam posisi itu?” ucap Ha
Yeon
“Apa kau mengatakan bahwa kau akan
menjadi seseorang yang akan
membantu itu?” tanya Pangeran Lee, Ha Yeon
membenarkan.
“Agar kau bisa melaksanakan
ambisimu dan melebarkan sayapmu,Silahkan manfaatkan aku dan klanku.” Kata Ha Yeon bersedia membantu Pangeran Lee untuk
memanfaatkanya.
Yoon Sung menatap Ra On dengan mata melotot, Ra On
bingung melihat tatapan merasa Seolah-olah sedang marah. Yoon Sung mengaku memang memang
marah karena merasa terlambat satu langkah daripada dirinya sendiri Tapi kali ini, tidak boleh ada
penundaan.
“Bukan aku, tapi karena kau, Kasim
Hong.” Ucap Yoon Sung, Ra On binggung apa sebenarnya yang
ingin dikatakan Yoon Sung padanya.
“Kau harus meninggalkan tempat
ini.... Kau harus... pergi dari sisi Yang
Mulia juga.” Tegas Yoon Sung, Ra On kaget
mendengarnya.
Pangeran Lee memberitahu kalau ia tidak
bisa memberikan hatinya. Ha Yeon terlihat sedih
tapi menurutnya Untuk menahan perasaan bagi seorang pria yang memikirkan orang lain dan juga ia bukan
seorang wanita yang menyedihkan seperti itu.
“Lalu apa alasanmu ingin menjadi
Putri Mahkota di saat
menahan semua beban ini?” kata Pangeran Lee
“Ini semua untuk masa depan
klanku.” Kata Ha Yeon
“Meskipun klanmu mungkin
berkembang, tapi kau akan
sangat kesepian.” Ucap Pangeran Lee
“Tidak masalah... Karena ini hanya kesepakatan
untuk kepentingan satu sama lain.” Ucap Ha
Yeon
Yoon Sung sedikit berteriak kalau sudah menyuruh Ra On
untuk datang padanya, dan hanya
ingin membantunya keluar
dari bahaya sesegera mungkin. Ra On mengatakan kalau
akan pergi jadi meminta tolong supaya Yoon Sung berpura-pura
tidak tahu. Yoon Sung kaget seperti Ra On sudah
mengetahui semuanya sekarang.
“Mengetahui terlalu banyak tentang
aku juga tidak baik untukmu.” Kata Ra On menahan
tangisnya. Yoon Sung benar-benar kaget dan tak percaya.
“Aku hanya memintamu untuk
berpura-pura tidak tahu.” Pinta Ra On
“Itu lebih mudah diucapkan
daripada dilakukan.” Ucap Yoon Sung, Ra On pun
pamit pergi lebih dulu. Yoon Sung pun terdiam tak menahan Ra On.
Geun Gyo berisik pada Ui Gyo kalau terjadi masalah yang
sulit, yaitu anak buah mereka mengatakan bahwa
orang yang menghilang dari Istana Timur pada hari itu sudah ditangkap dan sedang dikirim ke Biro
Investigasi Kerajaan dan kalau orang itu
mengatakan kebenaran maka....
“Apa yang kau bicarakan?” ucap PM Kim tiba-tiba datang, Keduanya kaget dan
langsung berdiri dengan wajah tertunduk ketakutan. PM Kim bertanya sekali lagi
apa yang sedang mereka bicara.
“Tuanku, sepuluh pembunuh bayaran
dikirim ke Istana Timur hari itu, Tapi
hanya sembilan mayat yang ditemukan.” Ucap Ui
Gyo
“Dan, apa satu yang lolos berhasil
ditangkap dan sedang dikirim
ke Biro Investigasi Kerajaan?” ucap PM Kim melott
kaget, Ui Gyo membenarkan.
Pangeran Lee bertanya pada Tuan Jung apakah kalau yang
dikakatakan kau kalau mereka tidak termasuk dalam Kelompok Awan Putih. Tuan Jung membenarkan, dan menjelaskan kalau Mereka
terlihat mengenakan topeng putih dan meninggalkan surat atau karakter 'awan', lalu menjadi organisasi yang disebut
'Awan Putih'. Pangeran Lee mengatakan sudah mengetahui
hal itu.
“Namun alasan mereka memakai
masker ini bukan untuk bersembunyi, tapi
untuk menyebarkan berita tentang organisasi. Untuk menyebarkan berita... Oleh karena itu, mereka
meninggalkan jejak di tempat kejadian untuk
menunjukkan apa tujuan mereka yang sebenarnya.” Jelas
Tuan Jung lalu memberika selembar kertas yaitu tulisan dibawahnya [Awan]
“Apa tidak ada jejak di Istana Timur?” tanya Pangeran Lee,
“Iya. Tidak ada jejak yang
ditemukan, selain
hanya menyebabkan kerugian bagi Putra Mahkota.” Kata
Tuan Jung
Byung Yun memberitahu kalau akan masuk, matanya langsung
kaget melihat ada topeng putih diatas meja. Pangeran Lee sengaja melirik ingin
melihat reaksi Byung Yun. Byung Yun mencoba untuk tenang memberitahu kalau Ada suatu tempat yang harus cepat
didatangi.
Geun Gyo sudah bersama seorang pemberontak yang disiksa dengan
tangan yang di jepit, berpura-pura menanyakan Apa alasan menyerang Istana Timur dan
membahayakan Putra
Mahkota. Si pemberontka meminta agar menyelamatkanya karena hanya
mengikuti perintah mereka.
“Siapa yang memberimu perintah?” tanya Geun Gyo lalu memerintahkan agar memberikan
hukuman dengan menjepit tanganya. Pangeran Lee akhirnya datang.
“Berhenti.... Menteri Kehakiman, hentikan
hukumannya dan selidiki ulang. Jadi Hentikan sekarang” perintah Pangeran Lee.
“Aku akan bertanya kepadamu sekali
lagi. Siapa
yang membuatmu memiliki pikiran pengkhianat seperti itu?” ucap Geun Gyo, Ui Gyo melirik Pangeran Lee seperti bisa
bersikap licik lagi.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar