PS : All
images credit and content copyright :MBC
Bok Sil pergi ke goldline, saat berada di lobby buru-buru
bersembunyi karena melihat Louie yang berjalan dengan para direksi, mata Bok
Sil terlihat sedih melihat Louie yang sangat dekat tapi tak bisa menyapanya.
Bibi Hwang datang memanggilnya, merasa heran
melihat Bok Sil yang sembunyi seperti penjahat.
“Tidak apa-apa. Aku hanya lebih nyaman disini, Aku bawakan kini untukmu. Jadi Makanlah
ini dengan
teman-temanmu. Ini
adalah kesemek kering dari
Gunung Jiri. Aku ingin
memberikannya padamu.” Ucap Bok Sil
“wah kau bilang ini
Kesemek kering dari Gunung Jiri? Mereka akan menyukainya. Terima
kasih.” Kata Bibi Hwang senang.
“Sekarang In Sung Oppa sudah
bekerja. Kau
seharusnya istirahat saja di rumah. Bukankah
bekerja seperti ini terlalu
berat untukmu?” kata Bok Sil khawatir
“Aku memiliki tubuh yang sehat dan harus bekerja. Jika aku tiba-tiba berhenti, maka aku akan jadi lebih sakit.” Ucap Bibi Hwang, Bok Sil merasa Bibi Hwang memang sangat keras kepala.
“Haruskah kita makan diluar hari
ini? Sudah
lama kita tidak makan di luar.” Ajak Bibi Hwang, Bok
Sil meminta maaf karena sudah memiliki janji makan malam dengan orang lain.
Ma Ri masuk ke dalam ruangan melihat ada setangkai bunga
mawar orange diatas meja, lalu menduga-duga yang pertama adalah Do Jin, dengan
membayangkan Do Jin memberikan bunga dengan mengaku sangat menyukainya.
“Do Jin terlihat seperti imitasi dari Tn Cha.. Apa ini dar Tn Lee, yang memiliki empat anak?” gumam Ma Ri melihat ke arah Tuan Lee
Kyung Kook mengedipkan matanya meminta agar Ma Ri bisa
menerima cintanya, Ma Ri bergumam hanya memikirkannya
saja sudah menyeramkan, lalu berpikir kalau itu
dari Louie yang sebelumnya pernah ditabrak dengan membawa setangkai bunga mawar
yang sama.
“Sekarang karena dia dan Bok Sil sudah putus, Apa dia
menyukaiku? Apa dia
sengaja memilih kursi itu... untuk
mengawasiku?” gumam Ma Ri bahagia. Sementara dibalik
dinding, In Sung melihat dengan bahagia karena Ma Ri menerima bunga pemberian
darinya.
Ma Ri terlihat malu-malu saat satu lift dengan In Sung,
lalu bertanya apakah mau
makan malam denganku karena tahu
restoran steak yang enak didekat kantor. Louie
menolak mungkin lain kali, Ma Ri binggung melihat sikap Louie malah menolaknya.
“Aku ada les pribadi hari ini.” kata Louie, Ma Ri semakin binggung,
“Apa Kau tidak tahu apa itu les
pribadi?” ejek Louie lalu keluar dari lift.
“Bukankah dia sudah terlalu tua untuk ikut les pribadi? Hei.. Louie. Pelajaran apa yang
sedang kau
pelajari?” ucap Ma Ri bertanya-tanya.
Pelayan Kim menyebutkan kalimat "Tidak ada pilihan
lain" dan Louie pun harus menuliskan dengan benar
pengejaanya. Pelayan Kim kembali menyebut kalimat "Aku
menabrak ayam." Tapi Louie terlihat kesal
sendiri karena kesusahan menulis ejaan hanggul lalu menyerah dengan melepaskan
ikatan kepalanya.
“Pengejaanmu akan jadi sempurna sebentar lagi Seorang pria yang bisa bicara 10
bahasa dengan pengejaan yang sempurna.
Bukankah itu hebat?” kata Pelayan Kim
menenangkanya.
“Aku harus menulis surat untuk Bok
Sil begitu
aku bisa melakukannya.” Kata Louie lalu menatap
boneka anjingnya kalau tak akan menyerah pada Bok Sil.
Bok Sil makan malam dengan orang tua Joong Won, Nyonya
Shin pun memberikan masakan buatannya agar Bok Sil bisa mencobanya, karena menyiapkan makanan yang enak yang bisa dibuatnya. Bok Sil pun mengucapkan terimakasih
lalu mulai mencoba kuah sup.
“Ini adalah air rebusan dengan
betonit.” Kata Bok Sil, Nyonya Shin kaget bertanya apakah Bok Sil
tahu apa itu bentonit
“Tentu saja... Itu bagus untuk mencegah
demensia. Kau harus
berhati-hati merebusnya supaya
nutrisinya tidak hilang. Aku
akan merebusnya untukmu lain kali.” Kata Bok
Sil lalu mencoba masakan lainya.
“Kau menggunakan plum yang
diawetkan sebagai
ganti gula, kan?” ucap Bok Sil, Semua
langsung kaget karena Bok Sil bisa mengetahui masakan Nyonya Shin dengan rasa
yang aneh.
“Bagaimana kau tahu kalau aku
menambahkan... plum yang
diawetkan?” kata Nyonya Shin binggung.
“Oh... aku hanya... pernah merasakannya waktu itu. Itulah kenapa aku piker kau menggunakan plum yang
diawetkan. Jika kau
bertanya kenapa aku berpikir seperti
itu, aku tidak tahu harus mengatakan apa.” Ucap Bok
Sil yang terlihat memiliki sinar. Wajah Nyonya Shin yang tadinya sinis lalu berubah karena
tanda cintanya sampai puncak dan melihat Bok Sil seperti Go
Jang Geum.
Bok Sil pun selesai makan dan akan pulang, Joong Won ingin
mengantarnya tapi seperti tak mendengar perkataanya. Bok Sil mengaku lebih
nyaman naik bis dan Terima
kasih untuk makan malamnya, lalu pamit pada orang
tuan Joong Won. Joong Won pun meminta agar memberitahu kalau memang sudah
sampai rumah. Bok Sil mengerti lalu
berjalan keluar, Joong Won pun mengantar sampai ke luar rumah.
Sementara Nyonya Shin terlihat bangga dengan Bok Sil
mengatakan akan mengubah gadis itu menjadi Jang Geum. Tuan Cha binggung, Nyonya Shin berkata akan
membuat Bok Sil jadi dokter dan membiarkan Joong Won menikah
dengannya.
“Aku bisa dengan mudah membuatnya
jadi dokter. Calon
menantuku adalah Jang Geum!” ucap Nyonya Shin
terlihat sudah mulai membayangkan yang berlebihan.
Detektif Nam menerima telp dengan wajah serius mengatakan
akan segera kesana. Ternyata
Nyonya Hong yang meminta bantuan, Detektif Nam terlihat memiliki badan yang
kekar mengangakat tumpukan buku ke sudut ruangan, Nyonya Hong seperti sangat menganggumi pria
muda yang ada didepanya. Detektif Nam pun menyelesaikan tugasnya
Nyonya Hong yang terkesima mengucapkan terimakasih,
Detektif Na pikir itu adalah keahlian dan akan pamit pergi kalau memang sudah selesai. Nyonya
Hong seperti masih ingin melihat Detektif Nam meminta agar memindahkan sofa
lalu meja dan meminta agar kursinya berhadapaan.
Detektif Nam dengan sigap memindahkan barang-barang
sesuai yang diminta, Sampai akhirnya Nyonya Hong meminta agar memindahkan
tangga, Detektif Nam tak sengaja menyentuh bagian cap lampu
yang ukuran rendah, Nyonya Hong sempat panik tapi Detektif Nam mengaku kalau ia
baik-baik saja.
“Tunggu, tapi... Apakah menurut anda susunannya tidak sedikit aneh?” kata Detektif Nam melihat semua barang jadi ada disudut
ruangan.
“Yah... Kau benar.... Ini terlihat sangat aneh.” Kata Nyonya Hong yang hanya sengaja menyuruh Detektif
Nam agar bisa di tetap di toko bukunya.
“Perasaanku terasa... sangat aneh saat ini, Joon Hyuk.” Gumam Nyonya Hong benar-benar jatuh cinta dengan
Detektif Nam
Detektif Nam pikir
harus memindahkan semuanya ke tempat semula. Nyonya Hong menolak karena lebih baik membiarkan
saja di tempatnya. Tiba-tiba turun hujan sangat
deras di luar, Detektif Nam pikir kalau tidak
akan turun hujan hari ini lalu berpikir kalau Nyonya
Hong pasti tak punya payung. Nyonya Hong mengangguk.
“Kalau begitu aku akan
mengantarmu. Ini
sangat dingin. Kau bisa terkena flu
jika terkena hujan.” Ucap Detektif Nam dengan
nada khawatir, Nyonya Hng tiba-tiba menangis, Detektif Nam binggung kenapa
Nyonya Hong malah menangis.
“Apa... Apa aku melakukan
kesalahan?” tanya Detektif Nam binggung.
“Aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali aku
mendengar... kalimat
yang penuh perhatian seperti itu. Terima
kasih banyak... karena
sudah berbuat baik padaku.” Ucap Nyonya Hong
menangis haru.
Hujan turun dengan deras disertai petir yang menyambar,
Louis sedanbg ada dikamarnya panik memikirkan Bok Sil dan melihat ke arah
jendela terlihat kilat yang saling
menyambar. Sementara Bok Sil terlihat kesakitan dengan suara petir dan penuh
keringat di wajahnya.
Joong Won menatap ponselnya karena Bok
Sil belum menghubungi kalau sudah
sampai di rumah, karena Hujan
badai membuatnya
khawatir. Akhirnya Ia menelp Bok Sil kembali
mengomel karena tak menghubunginya dan membuatnya khawatir, Bok Sil dengan
sedikit kekuatan meminta maaf dan dan akhirnya jatuh pingsan. Joong Won panik
berteriak memanggil Bok Sil.
Louie kebinggungan teringat kembali cerita Bok Sil kalau Hal
yang paling membuatnya takut adalah
kilat dan petir dan saat itu Louie juga
mengompres Bok Sil akan tak demam. Ia yakin Bok Sil pasti sangat ketakutan
sekarang.
“Ketika ada petir dan kilat, aku sangat ketakutan sampai aku tidak bisa tidur. Dan
aku akan sakit tanpa alasan.”
Louie sudah tak bisa menahan kekhawatiranya berlari
menaiki tangga dan membawa obat, tapi langkahnya mundur dan terkejut melihat
Joong Won yang lebih dulu datang dan pergi menemani Bok Sil. Dibawah hujan yang
turun dengan deras Louis hanya bisa menangis kencang.
“Bok Sil....Hatiku terasa sangat sakit. Rasa sakitnya sangat hebat sampai rasanya bisa membunuhku. Kita, manusia, bisa...menyiksa
satu sama lain dan menghancurkan hati
satu sama lain seburuk ini. Untuk
beberapa alasan, sepertinya
aku tahu ini akan terjadi.”
Louie duduk dikamarnya sendirian, mengingat perkataanya
pada Bok Sil walaupun Joong Won menyukainya tetap saja Bok Sil tidak
bisa menyukainya. Bok Sil yang polos menanyakan
alasan tidak boleh
menyukainya. Louie mengatakan kalau akan
sedih kalau itu terjadi.
“Aku sudah memiliki firasat saat
itu.” gumam Louie
Pagi hari
Louie memberitahu neneknya ingin kembali ke Kastil
Bron Berlen. Nyonya Choi kaget dan tak mengizinkan
Louie pergi karena tidak akan membiarkan cucuny jauh darinya lagi.
“Aku membiarkan kebodohanku yang berdasarkan
kekhawatiranku... dan
mengirimu ke tempat jauh. Aku
menderita bertahun-tahun selama kau
tidak ada disisiku. Itu
benar-benar tidak masuk akal. Jadi
kumohon.... tinggallah
disisi nenek, Louie. Kau
mau, kan?” ucap Nenek Choi memohon, Dua pelayan
yang ada dibelakangnya terlihat terkejut.
“Hanya sebentar. Aku janji aku akan segera kembali. Aku hanya membutuhkan waktu
sendirian.” Kata Louie memohon, Dua pelayan saling
berpandangan karena sekarang harus saling terpisah.
Louie duduk diteras rumah atap, Bibi Hwang membawakan
secangkir Maxim Gold dengan
dua sachet. Louie mengucapkan terimakasih dan merasa untuk beberapa
alasan, kopi itu rasanya selalu lebih baik diruma atapnya. Bibi Hwang pun menyuruh Louie meminum
semaunya sekarang.
“Apa kau benar-benar... harus pergi sejauh itu?” tanya Bibi Hwang khawatir
“Aku akan kembali setelah bisa
menerima semuanya.” Ucap Louie lalu bertanya
keberadaan In Sung sekarang. In Sung sedang duduk sambil mengigit bantal dengan
wajah cemberit.
“Si bodoh itu....Bagaimana bisa dia
meninggalkanku? Dasar Anak
brengsek.Aku harap kau sakit jadi kau
tidak akan bisa pergi.” ungkap In Sung menangis
sendirian dalam kamarnya.
Bibi Hwang mengaku tak tahu dengan anaknya karena sampai
sekarang belum
keluar dari kamar jadi menyuruh Louie mampir
dan mengucapkan salam. Louie mengerti.
“Tolong...berjanjilah padaku kalau
kau akan menjaga
Bok Sil. Dia tidak
memiliki keluarga, jadi tolong perlakukan dia seperti
anakmu sendiri.” Kata Louie memohon
“Jangan khawatir....Kau tidak harus memintaku
melakukan itu. Aku sudah
menganggapnya sebagai putriku
sendiri, Rasanya kau jadi lebih cerewet.” Kata Bibi Hwang, Louie mengaku kalau mempelajarinya
dari Bibi Hwang.
Akhirnya Louie duduk sendirian diteras atap rumah, lalu
mengucapkan selamat tinggal dan sampai bertemu lagi di lingkungannya yang terasa indah.
Tuan Baek menyembut link Singsingline.com. dan mengetahui Cha Joong Won sekarang berada di sebuah perusahaan kecil yang hanya memiliki dua karyawan. Tuan Choi membenarkan dan memberitahu Pemiliknya
adalah wanita yang pernah
bekerja di bagian
penjualan mereka yang bernama Ko Bok Sil.
“Dia pasti sudah tidak waras.” Ucap Tuan Baek tertawa bahagia karena Joong Won malah
pindah ke perusahaan yang kecil
“Sepertinya. Dalam 60 tahun
hidupku, aku tidak
pernah melihat perpindahan karir yang tidak masuk akal
seperti ini.” ungkap Tuan Choi tak kalah geli
mendengarnya.
“Tuan
Choi. Aku harus
bilang, bahwa Aku sangat menyukai gadis Go Bok
Sil itu. Aku benar-benar sangat menyukainya.” Kata Tuan Baek tak bisa menahan tawa bahagianya.
Bok Sil membuka web Singsingline, membaca komentar-komentar (Aku
menunggu produk selanjutnya...Aku
sangat puas dengan pelayanannya.) lalu
terlihat dibagian bawah tertulis
“Good Bye-Kang Ji Sung” lalu tertulis “Bok Sil,
aku akan kembali ke kastilku. Jaga
dirimu, oke? -Louie-mu.-“ Bok Sil sedih membacanya karena mengetahui Louie akan
pergi.
“Louie... Aku berharap kau tidak akan pergi sejauh itu. Aku berharap kau tetap tinggal di
Korea...di bawah langit yang sama denganku.” Gumam Bok
Sil sedih.
Seorang kurir datang membawakan paket, Bok Sil melihat
isinya adalah buku yang selalu dibawa Louie saat berusaha mengembalikan
ingatanya. Bok Sil membuka salah satu buku dan bertuliskan dilembaran pertama yaitu
“Bok Sil” lalu “Roti panggang.” Louie pertama kali makan roti panggang dari Bok Sil dengan mulut yang belepotan.
“Maxim Gold.” Di dalam sauna, Louie menemukan kopi yang termurah dan
enak dengan meminumnya bergelas-gelas “Busan.” Dipinggir
pantai Bok Sil memberikan pelukan pada Louie. “50 sen.” Bok Sil memberikan
upah 50 sen untuk Louie setiap berhasil mencuci piring. “Mawar” Louie
mempersiapkan bunga mawar yang akan diberikan saat akan menonton film pertama
kali
“Ramen cup.” Keduanya
sering makan ramen bersama-sama di minimarket. “Mesin cuci piring.” Louie pertama kali diajarkan mencuci piring oleh Bok Sil
“Halte bus.” Louie membuat sebuah bros untuk Bok Sil agar bajunya
terlihat stylist dan Bok Sil saat itu terlihat gugup.
“Kilat dan petir.” Louie menjaga Bok Sil yang demam saat ada bunyi kilat
dan juga petir. “Payung.” Louie menjemput Bok Sil di halte dengan membawa payung
dan juga memeluknya. “Sepatu olahraga.” Louie mengeringkan
sepatu Bok Sil dengan mengunakan Hair dryer. “Rambut keriting” Keduanya
melakukan perayaan karena Bok Sil menjadi pegawai tetap. Bok Sil menahan
tangisnya setiap membaca lembaran kenangan yang ditulis oleh Louie dengannya.
Bok Sil membuka kembali buku lainya, bertuliskan tiap
lembaran yang sudah ditulis oleh louie.
(Hai.. Bok Sil) (Apa yang kau lakukan sekarang?) (Apa kau baik-baik saja?) (Aku merindukanmu.) (Aku merindukanmu.) (Aku ingin makan ramyeon
bersamamu.) (Ayo kita
makan.) (Maafkan
aku.)
“Aku benar-benar minta maaf... Dan terima kasih banyak. Aku sangat menyukaimu. Aku sangat merindukanmu... Bok Sil... Ini saatnya kita berpisah.” Tulis Louie pada lembaran akhir. Bok Sil langsung
menangis membaca semua yang ditulis Louie dan Joong Won yang ada didepan pintu memilih
untuk membiarkan Bok Sil untuk menangis sendirian, walaupun terlihat hatinya
juga merasa sedih.
Pelayan Kim sudah ada dibandara, berteriak memanggil
Louie dengan wajah kebingungan. Pelayan Heo binggung melihat Pelayan Kim
seharusnya ada di pesawat dan bertanya apa sebenarnya
yang terjadi.
“Apa kau disini untuk menjemputku?” kata Pelayan Heo menduga-duga.
“Jung Ran, kita punya masalah
besar.... Tn Louie menghilang.” Kata pelayan Kim, pelayan Heo kaget mendengarnya.
Louie sudah ada di busan menaiki bus Busan City Tour dan
duduk dibagian atap, teringat kembali saat Bok Sil memeluk erat di pinggir
pantai. Ciuman pertamanya di pasar buku loak. Louie
tiba-tiba melihat sosok pria yang sedan makan ramen di pingir jalan, dan
mengingat saat mengambil foto selembaran orang hilang untuk Bok Nam.
“Kenapa Bok Nam ada disini?” ucap Louie binggung lalu meminta sopir menunggu
sebentar karena ia akan turun dari bus.
Louie langsung berlari ke tempat Bok Nam, dan menyakinkan
wajahnya kalau itu memang itu adiknya Bok Sil. Bok Nam yang tak mengenal Louie
binggung, Louie langsung memeluk erat Bok Nam mengucap syukur karena masih
hidup karena selama ini mencari-carinya.
Bok Nam melihat wajah Louie teringat saat di mobil
meminta jam tanganya, Louie menolak karena itu pemberian dari neneknya. Bok Nam
langsung mendorong Louie dan berlari ketakutan. Louie berteriak meminta agar
Bok Nam tak kabur dan menunggungya, tapi Bok Nam yang ketakutan terus berlari
dan bersembunyi.
Louie bisa melihat kepala Bok Nam dibalik semak-semak
lalu perlahan mencoba mendekatinya, Bok Nam bisa kabur dan akhirnya jatuh
diatas rumput. Louie pikir bisa menemukan Bok Nam tapi ternyata Bok Nam sudah
berhasil kabur padahal tadi melihatnya.
Flash Back
Louie membahas kalau julukan Bok Sil adalah Tupai Terbang dan bertanya apa
julukan Bok Nam. Bok Sil mengatakan “Katak
Lamban.” Louie binggung itu semacam kodok. Bok Sil menyuruh Louie mencari sendiri. Louir
pun mengetik pada Ponselnya untuk mencari artinya.
“Nenekku memanggilanya begitu karena dia lamban.” Kata Bok Sil
Louie pun menyakikan diri kalau bisa menangkap Katak Lamban itu lalu berteriak memanggil Bok Nam berjanji akan bersikap
baik padanya. Sementara Bok Nam sudah bersembunyi diatas pohon binggung karena
Louie bisa tahu namanya.
“Jangan kabur... Aku mohon.” Kata Louie
“Bagaimana jika dia membawaku ke
kantor polisi?” ucap Bok Nam ketakutan akhirnya turun
dari pohon dan kabur
Louie kembali mengejarnya sambil berteriak memanggil Bok
Nam, Bok Nam berteriak minta maaf untuk yang waktu itu sambil berlari. Louie mengejarnya merasa Bok Nam tidak perlu minta maaf. Bok Nam terus berlari
menghindari. Louie dengan nafas terengah-engah memberitahu kalau bukan itu yang
ingin dikatakanya.
Tiba-tiba seseorang mengemudikan sepedanya dan langsung
berbelok, Louie yang sedang berlari karena kaget akhirnya terjatuh dan
kepalanya terbentur, sambil memegang kepalanya yang sakit melihat ada Alat
Pemadam kebakaran didepanya. Ingatan seperti
datang dan saat motor yang menyengolnya lalu kepalanya membentur Alat
Pemadam kebakaran. Kepala Louie semakin sakit dan matanya berbayang
melihat pohon-pohon dimusim gugur, lalu akhirnya tak sadarkan diri.
Bok Sil dan Joong Won masih siang bersama, Joong Won
bertanya apakah mereka akan memilih mustar laut dari Tn Kim Gi Jang. Bok Sil membenarkan akan menjualnya dengan rumput laut darinya.
“Kim Gi Jang. Pemiliknya memiliki nama yang tidak
biasa.” Komentar Joong Won
“Dia lahir disini, di Gijang, jadi kakeknya menamainya seperti
nama kota.” Jelas Bok Sil. Bibi Pelayan membawakan
pesanan makanan keduanya.
“Ketika aku melihatmu dan Louie
bersama untuk
pertama kalinya di rumahmu, kau
membersihkan tumpahan bubur
yang ada di bajunya, kan?” kata Joong Won, Bok Sil
membenarkan.
“Louie kembali ke Prancis. Apa kau
tahu?” ucap Joong Won, Bok Sil sempat terdiam dan mengakui
kalau sudah mengetahuinya.
“Dia mengirimiku surat perpisahan.” Kata Bok Sil dengan tatapan sedih.
“Dia akan baik-baik saja. Dia mungkin bisa bertahan hidup dimanapun sekarang Dia tidak punya
masalah tidur di
toilet, apa kau tahu?” Kata Joong Won berusaha
agar Bok Sil tak khawatir. Bok Sil juga tahu Louie bahkan bisa tidur di tangga ataupun bangku
“Louie bilang... kalau dia dibesarkan seperti
bunga di rumah kaca. Mungkinkah dia berbohong?”
ucap Joong Won, Bok Sil pun tertawa mendengarnya.
Joong Won memberitahu
harus pergi duluan ke Seoul jadi Bok Sil harus mengurus
segala sesuatunya disini. Bok Sil mengerti. Joong Won menyuruh Bok Sil agar Naiklah Kereta rute Pohang
Donghae Nambu dari
Stasiun Haeundae. Bok Sil mengatakan akan mencari tahu tentang bayam yang dikeringkan dari
Gokgang-ri. Joong Won pun pergi meninggalkanya dan
Bok Sil melihat tiket kereta dengan Keberangkatan: Haeundae,
Tujuan: Pohang
Bok Sil pergi akan menaiki kereta lalu melihat beberapa
pengemis di pingir jalan, dan melihat sosok Louie duduk dengan mengunakan wajah
kotor dan mengunakan jaket Bok Nam. Bok Sil tak percaya mendekati Louie lalu
menatapnya dan memanggil namanya.
“Apa yang terjadi padamu? Aku pikir kau ada di Prancis. Apa yang kau lakukan disini?” ucap Bok Sil binggung
“Apa namaku Louie?” ucap Louie yang kehilangan ingatanya kembali. Bok Sil
bingung melihat Louie yang benar-benar kehilangan ingatanya.
bersambung ke episode 12
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Ini film,, emg bwt gemes😅
BalasHapusIni film,, emg bwt gemes😅
BalasHapusaaaaah... masa hilang ingatan lagii siiih... :(
BalasHapusIni film,, emg bwt gemes😅
BalasHapusWaaaahh.. Gak nyangka bangt kalau louisnya bakal hilang ingatan lagi???
BalasHapusApa cinta Louie buat bok sil juga akan hilang & terlupakan ???
Ga sabar untuk episode slanjutnya
Ini film,, emg bwt gemes😅
BalasHapushuahahaha😁😁😁 bner2 dh msa louie amnesia lgi???
BalasHapusepisode 12 nya kok blum ada yaa??
BalasHapusdi tnggu ya ka,,,,