PS : All images
credit and content copyright : KBS
Ra On datang ke Jahyeondong, tiba seseorang memanggil
namanya, Ra On kaget dan melihat Yoon Sung membawa pedang menemuinya dengan
wajah marah,. mengatakan mereka harus pergi ke suatu tempat
bersama. Ra On bertanya mau kemana lalu beberapa orang datang
dengan menutupi wajahnya. Ra On kaget karena Yoon Sung dengan orang-orang yang
terlihat menakutkan.
Akhirnya Ra On pun dibawa oleh anak buah PM Kim, saat itu
terdengar suara Ra On yang merintih kesakitan karena ditarik oleh anak buah
kakeknya. Yoon Sung berbalik dan langsung mengeluarkan pedangnya, Ra On kaget
tapi saat itu juga Yoon Sung langsung melawan semua anak buah kakeknya dan
melindungi Ra On. Anak buah PM Kim memperingatkan Yoon Sung kalau PM Kim akan
tahu semua ini.
Perkelahian pun terjadi, semua berusaha membunuh Ra On
dengan pedangnya dan Yoon Sung berusaha melindungi dengan tubuhnya sampai terkena pedang dan yang terakhir
bahunya pun harus terkena pedang, sebelum jatuh tak berdaya. Ra On berlari
menghampiri Yoon Sung sambil menangis.
“Jangan menangis.... Aku tidak ingin dikenang sebagai
pria lemah... yang
membuat wanita menangis.” Ucap Yoon Sung mengusap air
mata Ra On,
“Tuanku, yang benar saja... kau terluka parah, tapi kau masih bercanda?” kata Ra On, Yoon Sung meminta Ra On agar tak bersedih
“Tuanku, kau selalu membuatku tertawa....Aku minta maaf karena hanya
membuatmu merasa sakit” kata Ra On menaruh kepala
Yoon Sung dipakuanya.
“Kau... adalah gambar yang selalu aku
ingin gambarkan. Kalau
kau bahagia... saat aku
meggambarmu, maka
semuanya baik-baik saja. Jadi tolong... Berbahagialah.” Pesan Yoon Sung dan akhirnya menghembuskan nafas
terakhirnya. Ra On hanya bisa menangis.
Ratu Kim berkata hanya ingin
melahirkan Pangeran, didepanya PM Kim yang
duduk didepanya. Ratu Kim meralat ucapanya kalau ingin
setidaknya berpura-pura sudah melakukannya. PM Kim berkomentar Sebagai
ibu dari bangsa ini, itu adalah tugas dan keserakahan yang diberikan.
“Iya, tapi ada alasan yang lebih besar
dari itu... Aku ingin
diakui olehmu, ayah. Aku
ingin bisa membantu klan kita. sampai
aku berani mencuri pewaris tahta.” Kata Ratu
Kim
“Aku sudah berkali-kali
mengatakannya kepadamu tapi setiap
kali kau selalu berbicara...” ucap PM Kim marah
“Bahkan jika aku naik tahta, maka aku masih anakmu. Apa kau pernah merasa ragu.. pada sesuatu karena aku anakmu?” kata Ratu Kim
“Itu bukan sesuatu yang harus
dikatakan sebagai seorang ibu yang menyingkirkan
anaknya sendiri untuk menjaga tahta.” Ucap PM
Kim
Ratu Kim merasa Setelah
mendengar kata-kata PM Kim bisa mengaku kalau ia
memang putrinya, karena mereka bisa mencampakan atau membunuh siapa pun yang menghalangi jalan mereka bahkan sangat
mirip satu sama lain.
“Apa Kau ingin aku untuk mengakuimu? Itu bukan sesuatu yang kau bisa lakukan, seorang anak dari rahim
seorang pelacur
selir rendahan. Kau
hanya harus secara anggun menerima tahta yang aku berikan kepadamu dan
melindunginya dengan baik.” Ucap PM Kim
Tiba-tiba Raja dan Pangeran datang sudah mendengar
semuanya, Raja bertanya apakah semuanya itu benar. Ratu yang duduk depan PM Kim
hanya bisa menangis. PM Kim melihat Raja dan Pangeran Lee seperti sekarang akan
mengetahui semuanya.
[10 tahun yang lalu]
PM Kim bertemu dengan Ratu Yoo, membahas betapa
berbahayanya jatuh ke dalam pembelajaran barat bahkan menyeret
Putra Mahkota ke dalam hal ini. Ratu Yoon mengatakan
Ini hanya informasi yang tidak benar yang di dengar melalui Utusan.
“'Utusan dari Katolik.' Ini adalah buku yang berbahaya
yang mengandung ajaran-ajaran Katolik.” Ucap PM
Kim mengeluarkan sebuah buku
“Kenapa kau menunjukkan buku
terlarang ini kepadaku?” kata Ratu Yoon
“Kau sudah membaca buku ini
sebelumnya saat kau berada di
kediaman pribadimu, bukankah begitu?” kata PM Kim
“Aku sudah melihatnya karena rasa
ingin tahu dan tidak
percaya pada agama Barat.” Tegas Ratu Yoon
“Siapa yang akan tahu bagaimana
kau akan merasa? Kau
mengajari Putra Mahkota tentang dunia yang adil dan setara, dunia di mana kelas dan status
tidak ada.” Kata PM Kim
“Pemberontakan Hong Gyeong Nae
meninggalkan bekas luka besar baik
bagi Yang Mulia Raja dan rakyat. Jadi,
aku hanya ingin Putra Mahkota untuk menganggap setiap rakyatnya adalah berharga, dengan satu per satu.” Tegas Ratu Yoon
“Aku akan memberimu pilihan. Kau akan turun tahta sebagai ratu
dan mengganti Putra Mahkota menjadi
anak seorang penjahat atau... akan
kau menjalaninya sendiri sebagai seorang Ratu yang sempurna?” kata PM Kim, Ratu Yoon menatap PM Kim dengan penuh
amarah.
PM Kim membaca surat yang dituliskan oleh Ratu Yoo,
tiba-tiba kasim datang denga wajah panik memberitahu Tuan Muda Yoon Seong terbunuh. Pangeran Lee kaget mengetahui teman yang di percayainya
akhirnya terbunuh.
Pangeran Lee duduk dengan membawa surat putusan
daitanganya untuk kriminal Kim Hun. Sementara PM Kim sudah berlutut diruangan
dengan para saksi.
“Karena membawa penghinaan untuk
keluarga kerajaan dan
istana dengan menyembunyikan status Ratu Kim, mencoba untuk membunuh Putra
Mahkota dengan
meracuninya... dan untuk
menyembunyikan pembunuhan mendiang Ratu Yoon” ucap
Pangeran Lee, Raja yang duduk didekatnya seperti tak percaya orang yang berada
didekatnya ternyata sengaja membunuh istrinya.
“Kriminal Kim Heon harus dilepas
dari jabatannya sebagai
Perdana Menteri... dan
bersama dengan mantan Menteri Pekerja, Kim Ui Gyo dan mantan Menteri Keuangan, Kim
Geun Gyo yang
telah mengirimkan pembunuh ke istana Timur, akan dipenggal.” Kata Pangeran Lee, PM Kim pun berdiri berjalan keluar
ruangan
“Dan Juga, Ratu Kim yang telah menyembunyikan
statusnya serta melukai
keluarga kerajaan... dengan
menukar Putri dan Pangeran... akan
diusir dari posisinya sebagai Ratu.” Ucap
Pangeran Lee. Ratu Kim pun akhirnya dibawa oleh pengawal keluar dari tempatnya.
PM Kim berjalan di lorong rumahnya, saat itu meminta agar
melihat kamar Yoon Sung untuk terakhir kalinya. Panglima pun mempersilahkanya dan PM Kim pun mengucapkan
terimakasih lalu masuk ke dalam kamar dengan dudk di meja tempat biasa cucunya
duduk.
Flash Back
PM Kim dari kejauhan melihat Yoon Sung dan Pangeran Lee
yang bertukar penutup kepalanya, Yoon Sung bertanya apakah Dengan
mengenakan jubah kerajaan maka akan membuatnya menjadi Putra Mahkota. Pangeran Lee
mengatakan itu tak mungkin hanya mengganti pakaian tidak
akan membuatnya bisa terjadi.
“Tapi itu akan membuatmu lebih
mudah untuk memahami perasaan
orang itu.” ucap Pangeran Lee bijak
“Bagaimana perasaanmu saat kau
memakai pakaianku?” tanya Yoon Sung
“Yoon Seong, pakaianmu, sama
beratnya dengan jubah kerajaanku.” Kata
Pangeran Lee, lalu keduanya pun tertawa bahagia.
PM Kim seperti bisa mengerti maksud peramal bukan
pangeran Lee yang memiliki umur pendek tapi Yoon Sung yang memang memiliki umur
tak panjang didunia. Ia membuka kotak milik cucunya dan melihat ada sebuah
pistol. Terdengar suara bunyi peluru dalam kamar Yoon Sung, panglima dan
pengawal bergegas masuk ke dalam ruangan dan PM Kim memilih untuk bunuh diri.
Pangeran Lee datang menemui ibunya ditempat pemakaman,
teringat kembali pesan ibunya saat masih kecil.
“Aku berharap Putra Mahkota akan menjadi
Raja yang benar. Duduk
terlalu tinggi bisa mempengaruhi pandangan seseorang, dengan tidak bisa melihat orang-orang yang lebih
rendah.
“Aku berharap pendengaranmu tidak menjadi
terlalu berkurang. Kau
seharusnya tidak hanya mendengar orang yang berteriak
di depanmu. Dengan melindungi
setiap warga negara, seolah-olah mereka adalah satu-satunya
warga negaramu. Tolong
berjanji untuk menjadi Raja yang seperti itu?”
“Ya, aku akan selalu mengingatnya
dalam pikiranku, lagi dan lagi. Kaubisa Lihat
saja aku, Ibu...” kata Pangeran Lee berjanji pada
ibunya.
Ra On berlutut didepan tempat raja, sementar didalam
ruangan Pangeran Lee membacakan putusannya.
“Kriminal Hong Ra On harus
mengikuti perintah ini. Meskipun
Ra On dari klan Hong adalah pelaku yang pasti sebagai putri pemberontak, kau telah berkontribusi terhadap
stabilitas keluarga kerajaan dan
merebut kembali penghargaan. Oleh
karena itu dengan mempertimbangkannya, aku
membebaskan kalian semua dari kejahatan sebelumnya.” Ucap Pangeran Lee, Ra On pun tersenyum mendengarnya.
Ha Yeon menemui Raja bersama dengan ayahnya, Raja terlihat
terkejut bertanya apakah Ha Yeon tahu artunya kalau ingin turun dari posisinya
sekarang. Ha Yeon mengatakan sudah mengetahuinya.
“Kalau kau turun dari posisimu
sebagai Putri Mahkota, maka kau
harus hidup sendirian selama sisa hidupmu.” Ucap Raja,
Ha Yeon sangat sadar dengan hal itu
“Dan Apakah kau masih ingin itu terjadi?” tanya Raja
“Yang Mulia... Aku sudah tahu dia tidak
melihatku sebagai seorang wanita. Tapi
kalau aku tetap bersamanya, maka aku
pikir dia akan membuka hatinya suatu
hari nanti dan Itu yang
aku percaya. Namun,
setelah tanpa henti menyalahkan dan membenci diriku... karena tidak mampu menghibur
Putra Mahkota, maka Aku
menyadari betapa bodohnya aku.” Kata Ha Yeon
“Daripada menjadi Putri Mahkota
yang buruk yang akan menjadi beban berat
di pundak Yang Mulia, aku
ingin hidup sendiri selama sisa hidupku. Tolong pertimbangkan
permintaanku.” Ucap Ha Yeon membuat keputusanya.
Saat itu juga seseorang dengan penuh wajahnya bertanya pada
seorang pria kemana arah mana menuju pelabuhan, pria itu pun menunjuk arah pelabuhan. Ha Yeon
membuka jubahnya wajahnya tersenyum bahagia karena bisa keluar dari istana yang
membuatnya merasa tertekan.
“Aku akan sampai tepat waktu
supaya penobatan tidak pernah terjadi. Aku
berharap bahwa kau akan bertemu dengan seorang pria yang akan mencintaimu apa adanya. Tolong, hiduplah dengan bahagia.” Kata Raja sebelum Ha Yeon pergi.
[1 tahun kemudian]
Kasim Jang berteriak karena Raja akan tiba, saat itu
Pangeran Lee sudah memakai jubah sebagai Raja mengantikan ayahnya berjalan
masuk ke dalam ruangan rapat. Tuan Jung tersenyum melihat Pangeran Lee berjalan
masuk dan juga dibagian depaan Yak Yong menjadi Perdana mentri.
Pangeran Lee melihat tempat duduk yang biasa di duduki
ayahnya sebagai raja, tiba-tiba semua mentri dan lainya kaget melihat Pangeran
Lee malah duduk diatas tangga. Yak Yong berani bertanya kenapa Pangeran Lee meninggalkan tempat
duduk ditahta paling atas.
“Aku
akan melakukan ini mulai sekarang. Ini seperti perbedaan Tinggi
dan rendah antara aku dan rakyat, dan jarak antara kau maka
akan aku pahami
perasaanku yang ingin menjadi setidaknya satu langkah lebih
dekat dengan kalian semua.” Ucap Pangeran Lee, Semua pun tersenyum mendengarnya.
Kasim Jang akhirnya mengantikan Kasim Han menjadi kasim
kepala, memberitahu Seorang kasim adalah posisi penting yang
bertanggung jawab untuk keselamatan
dan kenyamanan keluarga kerajaan. Dua kasim
teman Ra On sudah menjadi Kasim senior.
“Kita harus bersatu sebagai satu untuk
menjadi hamba dari Yang Mulia dan
menjadi cahaya penuntun Yang Mulia...” ucap Kasim
Jang pada semua kasim baru. Do Gi dan Sung Yul melihat sosok wanita seperti
melamar menjadi seorang kasim.
“Hei Kasim Do, aku bukan
satu-satunya yang merasakannya... benarkan?” ucap Sung Yul berbisik
“Perasaan yang sudah kita rasakan
di suatu tempat pada
satu waktu... benarkan?” kata Do Gi melihat ke arah wanita yang mengedipkan
matanya.
“Kita berbagi nasib yang sama!” kata Sung Yul.
Myung Eun sedang berjalan lalu menerima sebuah bunga dari
seorang anak yang mengunakan pakaian kasim, lalu secara bergantian para Kasim
dan pelayan memberikan bunga saat berjalan, wajah Myung Eun tersenyum karena
melihat bunga-bunga ditanganya jadi sebuket mawar besar dan didepanya sudah ada
Tuan Jung.
“Ada 99 bunga dan yang terakhir...” kata Tuan Jung berlutut dan disela oleh Myung Eun
“Jadi Maksudmu bunga terakhir adalah
aku? Begitu kekanak-kanakan.” Ejek Myung Eun, Tuan Jung
berdiri lalu menatap Myung Eun dengan rasa cinta.
“Benar. Aku tidak bisa membedakan
entah bunga adalah kau, atau
kau adalah bunga. Tuan Putri, maukah kau
menikah denganku?” kata Tuan Jung berani
mengutarakan lamaranya, Myung Eun kaget Tuan Jung mengajaknya menikah.
“Kalau kau menjadi menantu Raja,
keberhasilanmu di masa depan akan
menjadi samar... apa itu tidak masalah?” kata Myung Eun
khawatir
“Bagiku, setiap jalan yang aku
lewati bersamamu adalah jalan bunga jadi
siapa yang membutuhkan kesuksesan itu... Aku hanya membutuhkanmu, Myung Eun.” Ucap Tuan Jung lalu memberikan ciumanya, Semua kasim
dan pelayan memberikan tepuk tangan bahagia pada keduanya.
Beberapa orang sedang melakukan pemaian dengan
berkerumun, dari lantai atas terlihat Byung Yun dan juga Tuan Hong dengan
topinya, Pangeran Lee mengunakan pakaian biasa berkeliling melihat para
rakyatnya lebih dekat, salah seorang pun mengajaknya untuk bermain bersama.
“Apa kau tahu pepatah,
"menggambar awan menarik bulan"?” tanya
Byung Yun
“Bulan bercahaya saat kau
menggambar awan... bukankah itu artinya?” kata Tuan Hong
Pangeran Lee terlihat bahagia bisa bermain bersama dengan semua rakyatnya,
seperti tak ada jarak hanya dengan statusnya sebagai raja.
“Raja, tidak seperti matahari yang
bersinar dengan sendirinya, tapi
seperti cahaya bulan yang bersinar ketika dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya, dan Yang Mulia adalah seperti
itu.” ucap Byung Yun
“Jadi kau akan tetap sebagai awan
bagi Yang Mulia... apa hanya itu saja yang kau
inginkan?” kata Tuan Hong, Byung Yun terdiam lalu masuk ked dalam tempat
tinggalnya sekarang.
Ra On mengunakan pakaian wanitanya, lalu dengan bangga
menaruh buku yang bergambar wajah mirip dengan Pangeran Lee. Tiba-tiba buku itu
diambil oleh seseorang, Ra On kaget melihat pangera Lee yang mengambil bukunya.
“Kau bahkan tidak akan menunjukkan
wajahmu dengan hanya mengatakan bahwa kau sedang menulis karya
terbesar. Ada apa
dengan semua ini?” ucap Pangeran Lee sinis,
“Maafkan aku, Yang Mulia... Penjualannya sangat berbeda
tergantung pada apa yang ada di sampul... jadi aku tidak punya pilihan.” Jelas Ra On dengan senyumanya
“Aku akan mendapatkan semua
pembayaranku.” Ucap Pangeran Lee mendekatkan wajahnya.
Ra On mundur dan menutup mulutnya, lalu bertanya apakah
maksudnya itu bibirnya. Pangeran Lee mengejek yang ada di pikiran Ra On, lalu
mengatakan kalau untuk setiap buku harus ada sebuah pembayaran, menurutnya itu semua bukan sebuah ketampanan yang bisa
digunakan tanpa izin. Ra On pun bergegas pergi lalu Pangeran Lee pun
mengejarnya.
Pangeran Lee dan Ra On berjalan di hamparan bunga yang
bermekaran sambil bergandengan, Pangeran Lee bertanya Buku berjudul "Moonlight
Drawn By Clouds" tentang
apa itu. Ra On menceritakan buku itu tentang Putra Mahkota yang indah
seperti bunga-bunga di
negara yang jauh.
“Meskipun dia pemarah karena dia
tidak mengenal dunia luar...” cerita Ra On
“Apa Kau sudah menggunakan wajahku
tanpa izin dan sekarang kehidupan
pribadiku juga?!” kata Pangeran Lee kesal,
Ra On meminta Pangeran Lee untuk mendengarkan cerita sampai selesai.
“Jadi Putra Mahkota itu melewati
segala macam hal masalah... dan naik sebagai Raja yang
bijaksana yang tidak akan pernah ada lagi.” Cerita Ra
On
“Apa itu yang kau inginkan?” tanya Pangeran Lee, Ra On mengatakan bukan itu.
“Aku hanya mengintip ke dalam
dunia yang akan kau buat, Yang Mulia.” Kata Ra
On.
Pangeran Lee menatap Ra On sambil memegang tanganya, lalu
bertanya siapa orang yang ada didepanya, Ra On mengoda kalau Pangeran Lee
sedang membahas tentang orang pertama dari bangsa yang sudah dibuatnya.
Pangeran Lee mengelengkan kepalanya.
“Apa dia adalah Kekasih pertama yang entah
bagaimana mendatangimu dalam
wujud seorang kasim?” kata Ra On, Pangeran Lee mengelengkan kepalanya, Ra On
pun bertanya memang siapa dirinya.
“Kau adalah Ra On.. yang mengisi seluruh duniaku.” Ucap Pangeran Lee lalu semakin mendekat dan menciumnya,
Ra On bahagia menerima ciuman dari Pangeran Lee, Keduanya terus berciuman di
hamparan bunga yang bermekaran sangat indah.
THE END
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Iiiiiish,,, kok ud the end ya... msh kurang... drakorx yg seru ud tgl dkit.
BalasHapusBwt bak dyh semngat nulisx,, cr drakor yg seru2...
Endingnya datar aja ya...
BalasHapusendingnya masih dibilang bagus si kalo kategori romance. tapi kalo kategori historical, asli parah banget, maksa. kaya semua masalah dislesein keburu2 dlm 1 eps. anyway terima kasih sudah nulis sinopsisnya
BalasHapussatu hal yg disesalkan...kok yoonsung nya mati ya :(
BalasHapusIya:(
HapusIya:(
HapusJelek
BalasHapusGantung bener ending nya.
BalasHapusTerus itu pangeran nikah apa gimana dgn ra on, setelah pangeran jd raja apa ra on diterima jadi ratu...hnn
BalasHapus