PS : All images
credit and content copyright : MBC
Bok Sil dan Louie pertaman kali tidur di tempat sauna
dengan jari kelingking saling terakit karena Louie takut akan ditinggalkan oleh
Bok Sil.
“Aku memimpikannya
setiap malam.”
Keduanya pergi ke kantor dan minum kopi dibagian Kantor
Joong Won, lalu Louie merasa sangat ngantuk. Bok Sil langsung menganjal mata
Louie dengan tanganya. Setelah itu keduanya tidur di dalam rumah dengan hanya
berselimutkan koran, lalu memiliki alas tidur dan juga bantal dengan tirai
sebagai pemisah kamar mereka.
“Ketika ingatanku kembali, aku akan menemukan adikmu. Percayalah padaku.” Ucap Louie yang tidur disamping Bok Sil, Bok Sil
menatapnya menyuruh Louie cepat tidur saja.
“Aku akan menemukan Bok Nam
untukmu. Percayalah
padaku.” Ucap Louie sebelum mereka tidur. Bok Sil tersenyum
mendengarnya. Louie mengeser tirai ingin melihat wajah Bok Sil yang sudah
tertidur pulas.
“Kita baik-baik saja
karena kita bersama.”
“Aku akan melindungimu. Percayalah padaku.” Ucap Louie. Bok Sil tersenyum mendengarnya, lalu
mengeser tirai dan melihat Louie yang tertidur nyenyak disampingnya.
“Melihatnya di dalam
mimpiku membuatku merindukannya, jadi aku menangis setiap malam.”
Louie duduk sendirian di kamar setelah mengalami
kecelakaan dan mengetahui kalau Bok Nam meninggal karena ada dimobilnya. Louie
seperti bisa melihat Bok Nam yang terbakar dalam mobil dengan jam tangan dari
neneknya. Lalu ia menangis histeris mengetahui semuanya, alasan Bok Sil ingin
menjauh darinya karena Bok Nam sudah meninggal.
“Tapi, aku tidak bisa pergi melihatnya lagi. Waktuku sudah berhenti. Aku berjanji aku
akan menemukan adiknya, tapi aku tidak bisa memenuhi janji itu lagi. Itulah kenapa... aku tidak bisa pergi melihatnya lagi.”
[Episode 11: Kau Di Dalam Mimpiku]
[Satu bulan kemudian]
Louie sudah merubah penampilanya lebih rapih mandang ke
luar jendela kamarnya, Pelayan Kim datang membawakan kopi Maxim
Gold. Louie terlihat begitu menikmati kopi yang termurah
dengan rasa yang enak. Pelayan Kim memberitahu waktunya sarapan, Louie
mengerti.
“Hari ini juga semangatlah, Bok
Sil.” Ucap Louie pada boneka anjing diatas tempat tidurnya
dan tak lupa memberikan kecupan.
Louie makan dengan lahap bersama neneknya, Nyonya Choi
memegang pipi cucunya kembali memanggilnya my precious, lalu meminta agar Louie memberitahu jika
ingin makan sesuatu karena apapun itu akan
menyiapkannya. Louie pikir tak perlu karena bisa
melahap semua makanan.
“Louie.. Bukankah ini sudah waktunya kau kembali bekerja?” ucap Nyonya Choi, Louie menganggguk mengerti. Nyonya
Chio terlihat bahagia melihat cucu kesayangan sekarang ada didekatnya.
Mi Young membahas kenapa Joong Won tiba-tiba
berhenti, Hye Joo merasa Joong Won sudah
ditarik ke perusahaan lain. Do Jin mengaku Joong
Won adalah panutannya, merasa
tak percaya bisa mengundurkan diri dan meninggalkannya begitu saja.
Kyung Kook yang ikut bergabung terlihat hanya diam saja,
Mi Young mengejek menurutnya kalau Joong Won sudah tak ada makan Do Jin juga harus keluar dan tahu sekali kalau juniornya itu meniru
segala sesuatu yang dilakukan
Tn Cha.
“Kenapa kau tidak bisa keluar
seperti dia?” ejek Mi Young, Hye Joo juga setuju.
“Bagaimana jika...Tn Cha keluar
karena Bok Sil?” kata Kyung Kook
menduga-duga. Semua hanya menghela nafas tak percaya.
Mi Young dan Hye Joo serta Do Jin langsung berlari ke
meja Ma Ri merasa kalau pasti tahu
sesuatu jadi meminta agar memberitahukan pendapatnya juga. Ma Ri
mengaku tidak
tahu kenapa Tn Cha keluar, tapi
mereka akan segera mendapatkan gantinya. Semua penasaran siapa yang akan mengantikan posisi Joong
Won.
“Raja Belanja, Louie XXV.” Kata Ma Ri, Semua kaget mendengarnya. Saat itu Louie
berjalan keluar dari lift masuk ke dalam tempat kerja yang baru.
“Maksudmu cucuknya Ny Choi yang masih hidup?” kata Hye Joo tak percaya, Mi Young tak pecaya kalau
yang itu maksud adalah Wang Louie.
Kyung Kook melonggo mendengarnya dan terlihat bahagia,
sambil melompat-lompat. Sementara dua wanita saling mengeluh kenapa Louie harus
memilih tim mereka dari semua bagian yang ada di
perusahaan. Do Jin memberitahu kalau mendapatkan 3
bintang.
Hye Joo dengan sedih menyebut dua bintang dan Kyung Kook
dengan bangga kalau mendapatkan lima bintang dari Louie. Mi Young frustasi merasa kalau sekarang
hidupnya sudah tamat.
Louie masuk ke dalam ruangan menyapa semuanya, Semua pun
berdiri menyambutnya dengan wajah tegang. Ma Ri melambaikan tangan seperti tak
dipedulikan. Kyung Kook menyapa Louie dan Louie menjabat tangan sambil menyebut
nama Tuan Lee Kyung Kook.
“Bagaimana kau bisa tahu namaku?” kata Kyung Kook tak percaya
“Aku bilang akan mengingat namamu,
Tn Lee Kyung Kook.” Ucap Louie, Kyung Kook
merasa terhormat bahkan Louie mau menjabat tanganya.
Lalu Kyung Kook akan mengantar Louie ke ruangan tempat
Joong Won biasa berkerja. Louie pikir tak perlu lalu melihat bangku kosong
bekas Bok Sil duduk, dan menunjuk akan dudk di meja itu. Semua kembali dibuat
terkejut.
Louie duduk sambil meraba-raba bagian meja yang pernah
diduduki Bok Sil, semua melihat dengan tatapan aneh. Louie juga membereskan
sendiri bagian meja yang terlihat kotor, Ma Ri heran melihat Louie seperti
orang yang tak waras, Mi Young dkk terlihat tegang karena atas mereka duduk
didekat mereka.
Kyung Kook datang membawakan segelas kopi maxim gold.
Louie pun memuji Kyung Kook memang yang terbaik. Kyung Kook tersenyum bahagia mengangkat jempolnya dan
mengedipkan matanya. Louie seperti merasa kalau semua karyawan menatapnya, lalu
meminta agar Jangan mempedulikannya jadi lebih baik mengerjakan tugas mereka , semua
mengangguk mengerti dan bergegas keluar.
“Dia benar-benar tidak normal.” Gumam Ma Ri melihat tingkah Louie yang tak seperti yang
dikenalanya.
Mi Young dkk berada diruangan lainya, Mi Young merasa
keadaan sekarang membuatnya gila menurutnya tak mungkin untuk tidak
mempedulikannya ketika
Louie duduk tepat disebelahnya dan membuatnya sangat stress.
“Apa dia mencoba mengawasi kita? Sepertinya dia tidak mudah
ditaklukan. “ kata Do Jin
“Tepat sekali... Aku tahu itu ketika dia hanya memberiku satu bintang.” Ucap Mi Young, Hye Joo berkomentar Mi Young memang pantas mendapatkannya.
“Apa kau mengkritikku dan berpihak
padanya?!!” teriak Mi Young kesal, Hye Joo mengelengkan kepala
dengan wajah ketakutan.
“Jika Bok Sil ada disini, dia akan membantuku.... aku benar-benar dalam masalah.” Keluh Mi Young
benar-benar merasa menyesal
“Aku
penasaran apakah Louie dan Bok
Sil sudah putus.” Ucap Do Jin, Hye Joo pikir
keduanya sudah
putus karena Louie terlalu hebat untuk Bok
Sil. Mi Young juga setuju.
“Ngomong-ngomong, dimana Bok Sil sekarang?” kata Mi Young bertanya-tanya.
[Singsingline]
Bok Sil tersenyum bahagia dengan banyak kotak kardus yang
bertumpukan lalu terdengar suara kurir yang mengirimkan paket untuknya. Bok Sil
pun langsung membukanya dan melihat semua adala perlengkapan wanita, dan
berpikir kalau itu dari Joong Won.
Ia mencoba lipstik dibibirnya dan merasa kalau penampilan
tambah cantik. Joong Won datang dengan tatapan sinis, lalu berkomentar Bok Sil terlihat
cantik jadi meminta agar terus memakai itu. Bok Sil sempat
kaget hanya bisa mengucapkan terimakasih.
Joong Won duduk dimeja kerjanya, sambil mengomel bertanya
kapan Bok Sil akan membuat papan
namanya. Bok Sil menuliskan dikertas meminta agar mengunakan kertas itu
sementara. Joong Won melihat tulisan Bok Sil (Direktur dan Investor, Cha
Joong won) lalu kembali mengejek.
Bok Sil pikir tulisan terlalu jelek, Joong Won meinta Bok
Sil agar membawakan spidol dan
menuliskan sendiri. Bok Sil tertawa
melihat papan nama yang ditulis Jooong Won, Joong Won terlihat kesal karena Bok
Sil malah menertawainya.
“Aku pikir... kau tidak mungkin menggunakan
"Paman
Berkaki Panjang" sebagai jabatanmu.” Ucap Bok
Sil
“Ini lebih baik dari
"Penyelamat Ginseng". Coba kau lihat Kantor
ini, meja, dan komputernya semuanya
buruk, selain itu aku bekerja untuk
perusahaan pakan
ayam. Setidaknya
aku harus memiliki jabatan
yang spesial.” Kata Joong Won kembali mengomel seperti
biasa
“Ketika kau sudah mendapatkan
banyak uang
nanti dan membuatkan plat nama untukku, pastikan kau menulisnya seperti
ini. Mengerti?” tegas Joong Won, Bok Sil mengangguk
mengerti.
“Apa yang akan jadi produk pertama untuk website kita? Apa kau sudah mendapatkan
pemasoknya?” tanya Joong Won berdiri didekat
kardus-kardus
“Aku memilih kubis dari Goo Joon
Pyo dan Dia menanamnya sendiri. Karena nama produknya sama dengan nama pemasoknya, maka kita sepakat kalau itu harus memiliki kualitas terbaik. Dia sudah menandatangani kontrak
yang mengatakan kalau kita adalah
distributor tunggal.” Jelas Bok Sil
“Pada akhirnya, sistem
distribusinya akan
berupa transaksi langsung. Dalam
aspek itu, Singsingline memiliki potensi untuk
berkembang... karena
ini adalah online shop yang langsung mendistribusikan produk
pertanian. Dengan
kemampuanmu, berusahalah
melakukan yang terbaik untuk
menjaga klien yang stabil...dan produk yang berkualitas tinggi.” Tegas Joong won, Bok Sil menganguk mengerti.
Louie makan mie instant dan juga kimbap di minimarket,
teringat kembali saat makan bersama Bok Sil dengan mendatangi ke kantornya. Bok
Sil menyuruh agar Louie makan dengan In Sung karena tidak
bisa datang ke tempat kerjanya dan meminta makanan. Louie memberitahu kalau
In Sung sedang
marah dan pergi.
Bok Sil pun menikmati makan siangnya semangkuk mie dan
kimbap, lalu teringat kembali saat makan dengan Louie yang kelaparan setelah
diusir dari tempat sauna. Louie yang tak pernah makan mie instant mengaku
sangat enak dan sangat menyukainya. Bok Sil bertanya apakah Louie mau makan lagi.
Louie tersenyum bahagia karena bisa meminta mie instant
lagi, Bok Sil tersenyum mengingat kenanganya
dengan Louie lalu mengatakan akan makan satu lagi.
Nyonya Shin dan Tuan Cha berjalan disebuah gedung,
seperti sedang mencari alamat. Nyonya Shin terlihat kesal karena Joong Won keluar dari
pekerjaannya yang hebat dan
mulai bekerja di tempat dengan gedung yang kecil.
Tuan Cha yakin Pasti ada alasan untuk melakukan hal ini.
“Joong Won tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan.” Kata Tuan Cha yang mempercayai anaknya.
“Dia mencampakkan Ma Ri yang sangat cantik, lalu keluar dari pekerjaannya sebagai kepala bagian di
Goldline. Dia
membuang segalanya. Padahal Dia
biasanya adalah anak yang baik. Apa
yang sedang merasukinya?” kata Nyonya Shin
benar-benar kesal
“Mungkin dia melakukan semua ini sekarang karena dia selalu melakukan yang
terbaik.” Ucap Tuan Cha membela. Nyonya Shin mulai marah.Tuan Cha
mengaku hanya asal bicara.
Nyonya Shin masuk ke dalam ruangan yang cukup kecil dan
Bok Sil pun menyapanya. Nyonya Shin bertanya apakah mengenal orang
yang bernama Cha Joong Won. Keduanya pun dudk disofa
dan Nyonya Shin melihat papan nama dari kertas (Direktur dan Investor, Cha
Joong Won) dalam hatinya bergumam
anaknya pasti sudah tidak waras. Bok Sil pun memberikan minuman pada orang tua Joong Won.
“Apa maksudmu... kau adalah pemilik Singsingline dan Joong Won adalah direktur?” ucap Nyonya Shin, Bok Sil membenarkan, keduanya
langsung mengeryitkan dahi.
“Kau pasti berpikir ini pasti teras aneh. Aku juga tidak tahu... kenapa Tn Cha mau bekerja disini.” Kata Bok Sil, Nyonya Shin pun ingin bertanya satu hal.
“Apa hubunganmu dengan Joong Won?” tanya Nyonya Shin dengan nada tinggi.
Joong Won sedang bertemu dengan Louie lalu
berkomentar dengan setelah jas membuat
Louie itu benar-benar seperti seorang direktur. Louie menyombongkan diri kalau stlye-nya memang
selalu seperti itu. Joong Won pun tak banyak
komentar lagi.
“Ahjussi. Aku hanya menyuruhmu
untuk menjaga
Bok Sil, bukan
keluar dari pekerjaanmu. Kenapa
kau bekerja di perusahaan Bok Sil?” keluh
Louie kesal
“Aku hanya melakukan yang ingin
kulakukan. Aku bisa
melakukan apapun yang aku
mau dengan hidupku. Apa
urusannya denganmu?” tegas Joong Won tak mau
diatur oleh louie
“Aku hanya ingin kau mengawasi Bok
Sil. Jangan
terlalu dekat dengannya. Pokoknya
tidak boleh. Mengerti?!!” balas Louie tak mau kalah
“Aku tidak mau.... Aku akan terus menempel padanya dan tidak pernah melepaskannya.” Tegas Joong Won, Louie terlihat sangat marah
memperingatkan Joong Won untuk jangan berani melakukanya.
Bibi Hwang memastikan pada paman yang memasang sesuatu di
pintu agar menempel dengan benar. Si Paman mengerti dan meminta bibi Hwang
untuk berhenti mengoceh lalu bertanya kenapa
memasang tiga kunci pengaman
untuk kamar di atap. Bibi Hwang memberitahu
kalau rumah ini miliknya.
“Aku bisa memasang sebanyak yang kumau.” Kata Bibi Hwang bangga.
“Ah... Yah.... Geum Ja.,, Darimana kau mendapatkan uang untuk membeli bangunan ini?” tanya Si paman penasaran, Bibi Hwang mengaku baru saja.
menang lotre.
“Kau pasti sudah melakukan hal
yang hebat di
kehidupan sebelumnya.” Komentar si paman.
“Aku orang yang pemalu... Aku tidak bisa mengagetkan seekor
angsa, tapi aku mempunyai sebutan "Nyonya
Baik Hati".” Ucap Bibi Hwang membanggkan
diri. Si paman yang mendengarnya hanya bisa mengejeknya.
Louie keluar dari cafe akan menuju mobilnya, In Sung
dengan setelan jas membuka pintu dan mempersilahkan masuk dan duduk dibelakang
kemudi. Seperti pelayan Kim dengan duduk tegap bertanya mau pergi kemana
sekarang. Louie mengatakan Tempat biasa lalu menepuk pundak In Sung. In Sung meminta agar tuanya bisa bersikap
sopan,keduanya pun tertawa bersama karena harus bersikap kaku dan sangat
memalukan.
In Sung naik ke bagian atap memanggil ibunya karena sudah
datang, Bibi Hwang langsung menyambutnya, tapi memberikan sapu pada In Sung dan
menjabat tangan Louie dengan senyuman bahagia dengan memuji terlihat
tampan. In Sung kesal ibunya malah mengabaikan anaknya sendiri dan hanya mengagumi
Louie. Bibi Hwang tak peduli.
Louie pun membawa tas belanjan untuk bibi Hwang, Bibi Hwang terlihat senang melihat isinya
Louie mengatakan mmembeli untuk Bok Sil dan juga bibi Hwang juga, lalu menceritakan kalau In
Sung tidak ingin kalau ia membelikan untuk bibi Hwang dengan alasan membuang-buang uang. In Sung terlihat panik.
“Dasar... Kau benar-benar tidak membantu.” Umpat Bibi Hwang kesal pada anaknya.
“Bagaimana aku bisa berhenti
mengagumimu? Kau
selalu membelikan sesuatu untuk siapapun.” Kata Bibi
Hwang senang menerima hadiah dari Louie, In Sung memuji Louie adalah
raja belanja dan sangat
murah hati.
“Apa kau sudah memasang
pengamannya? Bok Sil
harus tinggal di tempat yang aman.” Kata
Louie, Bib Hwang mengatakan sudah
memasang tiga
kunci jadi
tidak perlu khawatir. In Sung meminta agar Louie
memeriksanya dengan mengejek ibunya itu pintar
membohong.
Louie masuk ke dalam ruangan yang pernah ditempatinya
bersama Bok Sil memegang tirai, lalu mengambil koran dan berbaring di lantai
dengan menutupi tubuhnya dengan koran
Teringat kembali saat mereka tidur hanya berselimut
koran, Louie mendekati Bok Sil yang
tertidur disampinganya. Bok Sil terbangun dan kaget melihat Louie sudah ada
didekatnya dengan gugup menyuruh agar menjauh karena Louie itu pria jadi tak
boleh dekat-dekat. Tapi Louie tetap bergeser mendekati Bok Sil dan Bok Sil
semakin gugup.
“Aku lapar. Berikan aku makanan.” Kata Louie seperti anak kecil yang meminta makan pada
ibunya. Bok Sil hanya bisa menghela nafas.
Louie tersenyum mengingat kenangannya, lalu sama-sama
menonton TV dan makan. Lalu Bok Sil berteriak marah karena membeli kacamata renang
hanya untuk mengupas bawang. Louie memegang kacamata yang masih disimpan Bok
Sil, lalu melihat jam dalam ponselnya kalau sebentar lagi Bok Sil akan pulang
ke rumah.
Ia pun melipat kembali koran dan menaruh semua barang
ditempatnya, sebelum pergi memasukan beberapa koin pada celengan babi yang ada
di samping TV.
Keluarga Baek makan malam dengan suasana seperti sangat
sunyi dan suram. Nyonya Hong melihat suaminya seperti tak nafsu makan bertanya ada apa dengan suaminya akhir-akhir ini,
apakah ada yang mengganggunya. Tuan
Baek hanya diam.
“Jika kau tidak punya selera
makan, beritahu
aku apa yang ingin kau makan. Kau
akan semakin kurus.” Ungkap Nyonya Hong
khawatir.
“Apa Louie datang bekerja hari
ini?” tanya Tuan Baek pada Ma Ri, Nyonya Hong terlihat kesal
karena suaminya mengacuhkanya. Ma Ri menjawab Louie sudah berkerja.
“Apa ada yang aneh?” tanya Tuan Baek, Ma Ri mengaku tidak ada dan bertanya
balik kenapa ayahnya menanyakan hal itu. Tuan Baek mengaku tak ada apa-apa
“Jika dia datang ke kantor, seharusnya dia datang dan
menemuiku. Ini
membuatku cemas.” Kata Tuan Baek
“Kenapa kau sangat peduli pada Louis?”
komentar Nyonya Shin binggung, Tuan Baek menyangkal tidak mempedulikannya.
“Tapi kau bilang itu membuatmu
cemas.” Kata Ma Ri bisa mengingatnya. Tuan Baek tak
mengubrisnya memilih untuk kembali masuk ruang kerja. Nyonya Shin binggung
kenapa suaminya sering sekali mengacuhkanya dan marah.
“Ayah selalu melampiaskan
kemarahannya pada ibu.” Ucap Ma Ri kasihan
“Aku menikah dengannya karena dia terus memaksaku. Aku
pikir seharusnya tidak melakukannya.” Kata Nyonya Shin seperti merasa menyesal.
Tuan Baek terdiam dalam kamar kerjanya yang gelap,
teringat kembali saat datang untuk melakukan pesta pengangkatan Louie.
Flash Back
Tuan Baek datang dengan wajah panik bertanya apakah Louie
sudah datang, Nyonya Choi binggung karena Tuan Bak yang menjemput. Tuan Baek
mengaku kalau Louie ingin membawa mobil dan menyetir sendirian. Saat keluar dari bandara Tuan Baek sengaja
memberikan kunci agar Loui e menyetir sendiri.
“Sudah sejauh apa
ingatannya kembali? Tidak ada yang boleh tahu kalau aku yang membuatnya mengemudi.” Gumam Tuan
Baek tak ingin kejahatan terungkap.
Nyonya Shin masuk rumah anaknya berteriak memanggil dan
menyuruhnya segera keluar. Joong Won keluar kamar heran melihat ibunya yang
datang dengan berteriak. Nyonya
Shin mengumpat Joong Won itu pemmbuat masalah dan pantas
mendapatkan pukulan lalu memberikan pukulan pada
anaknya.
“Ada apa denganmu?!! Ayah, tolong hentikan ibu.” Jerit Joong Won binggung, Tuan Cha mengatakan kalau
hari ini ada di pihak istrinya.
Ketiganya akhirnya duduk di sofa. Nyonya Shin dengan
tatapan sinis mengetahui Joong Won berhenti dari pekerjaanya dan menyebut diri sebagia Paman Berkaki Panjang. Joong Won mengatakan sampai tahun depan adalah
cuti yang diambil untuk dirinya sendiri.
“Aku selalu melangkah kedepan, jadi aku ingin istirahat. Setidaknya sekali, aku ingin melihat kembali ke
hidupku dan bertanya pada diriku sendiri,
hidup seperti apa... yang
kuinginkan di masa depan.” Jelas Joong Won
“Paman Berkaki Panjang... adalah investasi dalam hidupku sebagai pekerjaan sampingan. Gadis itu... menjual ginseng liar padaku di Stasiun Seoul saat tengah malam. Dia menjualnya padaku. Apa menurutmu aku akan membeli sesuatu di jalan?” kata Joong Won menegaskan
“Yang pertama... Bawa gadis itu ke rumah kita. Aku sangat penasaran padanya.” Perintah Nyonya Shin, Joong Won melotot kaget dan
terlihat kesal sendiri dengan sikap ibunya.
Bok Sil membersihkan rumahnya, lalu mengangkat celengan
babinya dan merasa kalau semakin berat, tapi menurutnya itu tak mungkin lalu menaruh kembali
disamping televisi. Terdengar suara In Sung yang memanggilnya, Bok Sil pun
langsung buru-buru membuka pintu rumahnya.
“Aku membuat makanan terlalu
banyak, jadi masih
punya sisanya. Aku juga
membawakanmu beberapa buah karena
kita tidak bisa menghabiskan semuanya.” Kata Bibi
Hwang membawa makanan lalu menyuruh agar menaruh di kulkas. Bok Sil terlihat
bahagia melihat banyak makan dan mengangguk mengerti.
“Ini adalah sup daging dengan daging Korea berkualitas tinggi. Aku membuat banyak sup daging... sampai tidak muat di kulkas.” Kata Bibi Hwang, In Sung pun menaruh panci diatas
kompor meminta agar Bok Sil makan untuk
sarapan. Bok Sil pun tersenyum dengan anggukan kepala.
“Ini hanyalah sisa makanan, jadi jangan merasa tidak enak.” Ucap Bibi Hwang, Bok Sil pun mengucapkan terimakasih.
In Sung memuji ibunya yang memiliki
hati yang besar. Bibi Hwang tersenyu bangga karena memang
memiliki hati yang besar. In Sung juga memuji
Bokongnya juga besar. Bibi Hwang ingin
mengikutinya,tapi tersadar kalau anaknya itu sedang mengejeknya.
In Sung menelungkupkan badanya, melihat Rumahnyatidak besar tapi Rasanya membuat tertekan tidur di ruangan yang sama dengan
ibunya dengan pembatas. Bibi Hwang menyuruh anaknya diam saja, karena mereka tidak
boleh membiarkan Bok Sil mengetahuinya, jadi tidak bisa pindah.
“Kita harus bersyukur karena dia membelikan rumah ini untuk kita.” Ucap Bibi Hwang, In Sung mengaku kalau ia hanya bicara
saja.
“Aissh.. Kenapa Louie sangat pemilih kalau
soal makanan? Makanan
untuk besok adalah iga rebus, japchae,
dan kimchi segar dan Membuat
makanan ini perlu usaha. Aku
akan membiarkannya karena Bok
Sil juga akan memakannya.” Kata Bibi Hwang kesal melihat
menu makanan yang harus diberikan pada Bok Sil
“Semua itu adalah kesukaanku.” Kata In Sung, Bibi Hwang menduga kalau In Sung yang
menulis daftar ini. In Sung menyangkalnya lalu
menutup pembatas ruangan. Bibi Hwang melihat Semua ini
pengejaannya salah dan berteriak marah menyuruh
In Sung membuka pembatas ruangan.
Bok Sil berkerja melihat berkas-berkas di meja kecilnya,
lalu menyadari saat melihat ponselnya ternyata sudah larut. Ia menatap ke arah
tempat tidurnya, melihat Louie yang merengek masih belum mengantuk jadi meminta agar mereka bisa bermain lain.
Tapi semuanya hanya bayangan Louie saja karena Bok Sil tak
melihatnya lagi sekarang. Lalu terlihat sedih memikirkan keadaan Louie
sekarang. Louie. Sementara Louie berdiri di depan rumah Bok Sil menatap ke arah
jendela, terlihat lampu sudah mati sambil mengatakan “Tidur
nyenyak, Bok Sil.” Lalu menuruni tangga.
Setiap hari Louie datang dan menatap ke arah jendela
rumah berpesan agar Bok Sil tidur dengan nyenyak lalu pulang kembali ke rumah. Bahkan
dengan turunnya hujan Louie tetap datang untu melihat jendela kamar Bok Sil.
Louis pun siang hari selalu memberishkan rumah Bok Sil, wajahnya terlihat bahagia tak lupa
menaruh uang pada celengan babi. Bibi Hwang dan In Sung tiap malam memberikan
Bok Sil makan sesuai dengan permintaan Louie. Bok Sil pergi ke kantor dengan
menaiki bus, diseberang jalan Louie melihat Bok Sil yang menaiki bus dengan
selamat. Di tempat tidurnya, Louie
ditemani oleh boneka anjing yang dianggap sebagai Bok Sil mengucapkan selamat
tidur.
Pelayan Heo selama ini berpikir Louie itu seperti anak kecil, tapi ternyata seorang pria yang sangat romantic dan tak percaya bisa
tetap teguh melakukannya. Pelayan Kim dengan bangga
merasa kalau Louie mempelajarinya dari dirinya karena ia adalah
orang yang penuh pengabdian.
“Kau harus belajar dari Tn Louie dan belajar banyak darinya. Tapi Tidakkah kau marah karena pria In
Sung itu jadi supir pribadi Tn Louie
sekarang?” kata pelayan Heo heran
“Dia bisa mendapat pekerjaan itu, Lagipula aku sudah semakin tua. Dengan begitu, aku memiliki lebih banyak waktu untuk
bersamamu.” Kata pelayan Kim mengoda, pelayan Heo
terlihat malu-malu.
“Ngomong-ngomong, apa Tn Baek masih menghubungimu?” tanya Pelayan Kim
Pelayan Heo membenarkan, menceritakan Tuan Baek bertanya sejauh mana ingatan Tn Louie kembali, Setiap hari. Pelayan Kim memikirkan sesuatu dengan wajah penasaran,
Pelayan Heo pun bertanya-apa apakah ada alasan Louie tidak
boleh mengingat semuanya.
Tuan Baek akhirnya bertemu dengan Louie lalu
bertanya dengan pekerjaannya. Louie mengaku baik dan menyukai
anggota timnya, menurutnya keahliannya belanja. Tuan Baek sudah yakin kalau Louie akan
melakukannya dengan baik. Louie pun
mengatakan Tidak perlu ada yang dikhawatirkan.
“Apa kau sudah mengunjungi Sunny
Land?” tanya Tuan Baek, Louie mengatakan belum
“Aku dengar tempat itu selalu
dipenuhi oleh
orang, sejak tempatnya terkenal. Ny Choi bilang... kalau itu adalah idemu. Apa itu benar?” kata Tua Baek seperti mengujinya. Louie mengaku tidak ingat.
“Apa Maksudmu aku mengusulkan Sunny
Land pada
Nenek?” ucap Louie tak percaya lalu memujinya kalau ia
dulu pasti
orang yang jenius.
“Dia belum
mendapatkan ingatannya, Dia hanya mengingat beberapa bagian.” Gumam Tuan Baek seperti tak perlu khawatir lagi.
Louie membahas kalau memang dirinya tidak
kembali, maka saham Nenek pasti sudah jadi
milik Tuan Baek, lalu bertanya apakah Tuan Baek tak sedih
karena harus berbagi saham denganya sekarang. Tuan Baek terlihat gugup dan
mengaku tidak sedih bahkan sangat
senang karena Louie kembali. Louie juga senang karena memiliki Tuan Baek dan berharap
mereka bisa bekerja sama.
Detektif Nam dan temanya melihat anak Buah Tuan Baek
masih tak sadarkan diri. Detektif Nam bertanya-tanya kapan korban itu akan
sadar. Temanya juga tak tahu dan bertanya-tanya kenapa orang itu masuk ke rumah orang lain dan akhirnya terluka seperti ini
“Dia harus sadar. Kita akan mengetahuinya
kalau dia sudah sadar.” Kata Teman Detektif Nam
“Terima kasih padanya, Bok Sil dan Louie tidak terluka. Mungkin itu hal baiknya Kalau
tidak begitu, maka semuanya
akan semakin
sulit.” Kata detektif Nam
Bok Sil membuat papan nama Joong Won dari ukiran kayu
lalu berbicara sendiri kalau sangat tak mengerti dengan atasanya itu. Ia
melihat Jooong Wong terlihat seperti pria paling
pintar, tapi
kadang-kadang, dia terlihat sangat
bodoh.
“Apa yang sedang kau bicarakan?” ucap Joong Won sudah ada disamping Bok Sil, Bok Sil
kaget melihat Joong Won sudah datang lalu memberikan surpise yang papan
namanya. Joong Won berkomentar itu tidak
buruk dan memuji cukup bagus.
“Bagaimana investigasi
lapangannya?” tanya Joong Won
“Aku sudah membuat kontrak dengan
Tn Choi yang
memiliki lahan pertanian terbesar. Dia
menanam schisandra terbaik.” Kata Bok Sil
Joong Won bertanya apakah itu ramah lingkungan, Bok Sil
menganguk. Joong Won meminta Bok Sil mendekat dan mengulurkan tanganya. Bok Sil
binggung lalu mengulurkan tanganya. Joong Won memberikan cap ditelapak tangan
Bok Sil bertuliskan (Kerja bagus) Bok Sil heran kenapa Joong Won memberikan itu padanya.
“Kenapa? Apa
kau mengharapkan cincin
atau yang lainnya? Aku
akhir-akhir ini merasa senang
dengan hal semacam ini. Kenapa
aku tidak bermain yang seperti ini
saat masih kecil?” ucap Joong Won
“Tn Cha. Kau terlihat bodoh
seperti botol rusak.” Ejek Bok Sil, Joong Won tak
terima karena ia adalah
pria paling berkarisma.
Detektif Nam datang dengan membawa bunga lalu memuji
kantor Bok Sil yang terlihat bagus. Bok Sil menyapa Detektif Nam dan terlihat
bahagia. Joong Won dengan ketus bertanya kenapa Detektif Na datang, Detektif
Nam mengatakan datang untuk bertemu Bok Sil.
“Aku minta maaf karena tidak
datang lebih cepat. Selamat atas
perusahaanmu.”kata Detektif Nam, Bok Sil pun
mengucapkan terimakasih.
“Dimana aku harus menyimpannya?” tanya Detektif pada vas bunganya, Bok Sil ingin
menaruhnya tapi detektif Nam melarang karena berat jadi akan membawanya. Bok
Sil akhirnya menunjuk tempat untuk menaruh vas bunga yang cukup besar.
Detektif Nam melihat ada kardus bekas dan pasti Bok Sil
akan membuangnya, Bok Sil pun meminta agar detektif Nam memindahkanya. Joong
Won melihat Detektif Nam terlihat kesal yang mau disuruh-suruh oleh Bok Sil. Detektif
Nam bertanya apa yang bisa dibantunya lagi, dan meminta Bok Sil menghubunginya jika
memerluka seseorang
untuk mengangkat barang berat.
“Pergi saja dan
tangkap para penjahat. Kenapa
kau terus datang kesini? Aku
sudah melakukan... semua
yang memerlukan kekuatan. Jadi Urusi
saja urusanmu. Pergi!” teriak Joong Won marah,
Detektif Nam melihat Joong Wn itu sepertinya agak aneh
“Kau sepertinya senang
mempekerjakan dirimu sendiri. Aku akan menghubungi kalau kami membutuhkan bantuan. Apa Kau puas?!” ucap Joong Won, Detektif Nam binggung
dengan perumpamaan Senang
mempekerjakan diri sendiri?
“Dia hanyalah botol rusak yang
senang mengoceh. Jangan
pedulikan dia.” Bisik Bok Sil.
Detektif Nam tertawa merasa kalau Joong Won memang terlihat benar-benar
rusak. Joong Won berteriak marah, Bok Sil pamit pergi karena harus memisahkan sampahnya. Detektif Nam pun membantu dengan membawa kardus sampah. Joong Won mengumpat kesal sangat
melelahkan sambil mengeluh Kenapa
ada banyak sekali pria di
sekitar Go Bok Sil.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Wahhhh lucu yakinnn
BalasHapusSetelah kemarin di buat nangis karna boksil kehilangan adik tersayang y dan kini nur di buat terpingkal pingkal oleh tingkah y joong won hahaaaa