PS : All images
credit and content copyright : KBS
Byung Yun sudah memakai topengnya kembali melihat Ra On
yang tertidur dengan bersandar di dinding. Sebelum pergi bergumam lebih dulu.
“Aku tidak tahu apa ini akan
menjadi perjalanan yang panjang, tapi
aku berjanji... akan
kembali ke sisimu dan Putra Mahkota.”
Ra On yang sedang tertidur bermimpi saat Pangeran Lee
yang memotong gelang ditanganya dengan pisau ditanganya, semua pun berhamburan
di lantai.
Sementara Pangeran Lee yang meminum racun jatuh tak sadarkan diri
dengan mulut yang mengeluarkan darah. Ra On terbangun dari tidurnya.
“Putra Mahkota, aku bermimpi hari
saat kita berpisah. Itu
adalah mimpi bahagia, kan? Karena
aku bisa bertemu denganmu bahkan
jika itu adalah mimpi...” gumam Ra On tersenyum
dengan wajah sedihnya.
Tiba-tiba terdengar suara berteriak mengedor-gedor pintu
rumah, Tuan Jung panik ketika masuk ke dalam sebuah rumah, Yak Yong menghampirinya bertanya apakah
ada pasien darurat. Tuan Jung mengatakan Yak Yong harus
cepat dan masuk istana. Yak Yong kaget meminta agar
Tuan Jung menjelaskan lebih rinci lagi.
“Ada yang mencoba untuk meracuni dan Putra Mahkota dalam bahaya.” Ucap Tuan Jung, Yak Yong kaget dan Ra On berdiri
dibelakang Tuan Jung tak percaya ternyata mimpinya itu artinya adalah Putra
Mahkota dalam bahaya sekarang.
[Episode 18: Cahaya Bulan yang
ditarik oleh awan]
Yak Yong berjalan masuk ke istana dengan Ra On yang
mengunakan pakain wanita dengan menutup wajahnya mengunakan kain. Pengawal
kerjaan menghentinya bertanya siapa yang akan masuk. Yak Yong memberikan tanda
pengenalnya, karena telah
dipanggil oleh Putra Mahkota.
Pengawal
melihat ke arah Ra On yang hanya tertunduk meminta agar menunjukan wajahnya.
Yak Yong memberitahu kalau wanita itu adalah seorang perawat dari
Haeminseo (pusat kesehatan nasional). Pengawal ingin mendekat lalu Kasim Jung datang
dengan wajah panik meminta agar Yak Yong segera masuk ke dalam istana.
Yak Yong meliha Pangeran Lee yang terbaring dengan wajah
pucat, memeriksa denyut nadinya lebih dulu. Setelah itu menyiapkan obatnya, Ra
On melihat tangan Pangeran Lee mengenggam tanganya dengan menatap sedih karena
keadaanya sekarang tak berdaya.
“Putra Mahkota... Ini aku, Ra On.... Apa kau baik baik saja?” ucap Ra On, Yak Yong pun memberikan obat penawar racun
pada mulut Pangeran Lee.
Mata Pangeran Lee sedikit bergerak, lalu dengan
samar-sama melihat sosk wanita dengan menutup wajahnya. Ra On memanggilnya, Yak
Yong melihat mata Pangeran Lee yang sudah terbuka dan bisa bernafas lega karena
obatnya bisa langsung bereaksi. Kasim Jung memberitahu kalau Putri Mahkota
datang.
Ra On buru-buru bergegas membawa semua peralatan keluar
dari ruangan, Ha Yeo masuk ketika berpapasan seperti bisa mengenal sosok Ra On,
tapi seperti kurang yakin, akhirnya ia menemui Yak Yong bertanya Bagaimana
keadaan Putra Mahkota. Yak Yong
memberitahu Pangeran Lee baru saja sadar.
“Putra Mahkota. Ini aku, Ha Yeon.... Apa kau melihatku?” ucap Ha Yeon melihat Pangeran Lee yang membuka matanya,
saat itu Ra On melihat dari celah pintu hanya bisa menahan sedih dan pintu
puntu tertutup tak bisa melihatnya kembali.
Ratu Kim terdiam dalam ruangan, teringat kembali saat Ha
Yeon dengan seorang datang memperlihatkan bayi yang dibawa ke istana, menurutnya itu bayi yang sangat
cantik. Ratu Kim hanya bisa diam saja karena bayi itu adalah
anak kandungnya yang dibuang. Pelayan datang dengan terburu-buru masuk ruangan.
“Yang Mulia, dikabarkan bahwa
Putra Mahkota tidak sadarkan diri setelah
meminum obat yang dicampur dengan racun.” Kata Pelayan,
Ratu Kim kaget tapi senyuman terlihat karena dengan begitu anaknya itu bisa
menjadi putra Mahkota.
Putra Makhota sudah
bisa duduk di atas tempat tidurnya, Yak Yong memberitahu kalau Tidak ada yang salah
dengan obatnya karena itulah tidak
ada yang terjadi dengan dayang dan
sendok perak yang digunakan untuk pengujian. Pangeran
Lee pun bertanya bagaimana bisa terkena racun.
“Racunnya ada di permukaan luar
dari mangkuk jadi utulah
sebabnya warna pada cincin perak Putri Mahkota berubah.” Jelas Yak Yong memperlihatkan cincin Ha Yeon yang
berubah warna
“Untunglah kau sudah bisa
mengatasinya. Karena
jumlah racun yang dikonsumsi tidak banyak dan kau selalu sehat, tidak akan ada banyak masalah,
Putra Mahkota.” Kata Yak Yong
“Ini berkat kau yang langsung
datang ke sini. Tolong rahasiakan bahwa aku sudah
sadar untuk saat ini. Saat
seseorang yang mereka pikir sudah mati kembali hidup, aku... berharap untuk melihat betapa
bahagianya mereka.” Ucap Pangeran Lee, Yak Yong
pun mengerti.
Kasim Sung melapor pada PM Kim kalau Semuanya
akan merahasiakan tentang hal ini tapi
istana penuh dengan rumor bahwa Putra
Mahkota sekarat secara perlahan. PM Kim bertanya
apa pintu masuk ke Istana Timur masih dilarang. Kasim Sung membenarkan
“Aku mendengar bahwa bahkan tabib Kerajaan tidak bisa masuk sesuka mereka. Kalau seperti ini, posisi Putra
Mahkota mungkin menjadi kosong bahkan
sebelum Pangeran berusia 1 tahun....” kata
Kasim Sung dan PM Kim langsung memperingatkan agar menutup mulut. Kasim Sung
pun hanya bisa tertunduk.
Ha Yeon duduk di kamarnya, mengingat kembali saat
berpapasan dengan perawat yang menurutnya mirip dengan Ra On, lalu meyakinkan
kalau itu pasti tak mungkin lalu keluar dari ruanganya.
Ra On merawat Pangeran Lee dengan mengelap keringat yang
keluar di wajahnya, begitu juga tanganya. Saat akan pergi tangan Pangeran Lee
menarik Ra On agar duduk kembali, Ra On kaget melihat Pangeran Lee menatapnya,
Pangeran Lee menarik penutup wajah Ra On.
“Aku tidak melihat ada yang salah.” Ucap Pangeran Lee
“Aku mendengar bahwa kau berada
dalam bahaya, Putra Mahkota” ucap Ra On
“Apa kau tahu bagaimana
khawatirnya aku karena orang yang ada di
depanku... bukan kau
saat aku membuka mataku? Aku
khawatir bahwa aku akan memegang tangan ini... dan akan berubah menjadi orang
lain, aku sudah
ragu untuk begitu lama.” Kata Pangeran Lee
“Putra Mahkota.... Aku membuat janji dengan Kakek. Aku berjanji kepadanya bahwa akan
tetap ada di dekatmu, dengan
hati-hati dan diam-diam, agar kau tidak tahu. Jadi, tolong berpura-pura bahwa kau
tidak tahu aku di sini, hanya
sedikit lebih lama lagi.” Kata Ra On
“Aku akan berpura-pura bahwa aku
tidak tahu kau di sini untuk
waktu yang lama, jadi
tetap di sisiku, bahkan
jika itu hanya sampai aku sembuh.” Ucap Pangeran
Lee memegang tangan Ra On, didepan pintu dari celah terlihat Ha Yeon dengan
mata berkaca-kaca ternyata memang benar Ra On yang sedang bersama dengan
Pangeran Lee.
Selir Park memberitahu Karena Perintah Kerajaan,
keamanan telah diperketat jadi
mereka tidak bisa mengunjungi Pangeran Lee sebelumnya, Pangeran Lee meminta maaf
karena sudah membuat Selir Park menjadi khawatir. Selir Park merasa semua yang
didengarnya hanya omong kosong dan mengucap syukur karena Pangeran Lee
baik-baik saja.
“Selir Park, apa kau ingat saat ibuku
meninggal?” tanya Pangeran Lee, Selir Park
mengingatnya, Young Eun yang mendengarnya terlihat gelisah.
“Dia minum obat herbal dan pingsan, tapi sepertinya tidak ada yang salah dengan obat
itu.” kata Selir Park
“Ya, itu yang terjadi.... Banyak pelayan istana di tempat
Ratu yang meninggal, dengan
demikian, banyak rumor yang menyebar. Namun,
kematiannya hanya dikuburkan begitu saja, seolah-olah itu bahkan tidak
pernah terjadi.” Cerita Pangeran Lee, Young
Eun makin gelisah mendengar cerita Pangeran Lee
“Kenapa... kau mengungkit sebuah cerita yang menyakitkan seperti itu?” ucap Selir Park sedih
“Keadaan dari dua kejadian ini mirip, dan aku berpikir bahwa pelakunya
adalah orang yang sama. Jadi,
sekarang adalah kesempatan yang baik untuk mengungkapkan kebenaran tentang
kematian ibuku.” Ucap Pangeran Lee.
Selir Park nampak binggung, Pangeran Lee tahu walapun
yakin dengan kecurigaannya tapi tidak punya bukti. Young Eun pun hanya bisa diam dengan wajah gelisah tak
bisa mengatakan apa yang dilihatnya saat masih kecil dulu.
Ratu Kim bertanya pada Kasim Sung apakah sudah menemukan bayinya. Kasim Sun mengatakan sudah
memastikan bahwa Kepala Pelayan Istana Han yang merawatnya. Ratu Kim memerintahkan agar membawa bayi itu kepadanya
sekarang.
Keduanya akhirnya akan keluar istana bertemu dengan
seseorang untuk membawa si bayi, Ratu Kim memperingatkan Kasim Sung kaalu
sampai terjadi seperti ini lagi maka akan membunuhnya terlebih dulu. Saat itu
terdengar teriak “berhenti”, Kasim Sung dan Ratu Kim kaget melihat Pangeran Lee
yang menemukan mereka sedang membawa seorang bayi.
“Singkirkan bayi itu." Apa itu yang kau perintahkan?” ucap Pangeran Lee melihat bayi yang tak berdosa, Ratu
Kim bertanya kenapa Pangeran Lee bisa ada di tempatnya sekarang
“Turunkan dia...” perintah Pangeran Lee, Kasim Sung binggung menatap
Ratu Kim karena tak bisa melawanya. Pangeran Lee kembali memerintahkan agar
menurunkan bayinya. Ratu Kim marah
dengan yang dilakukan oleh Pangeran Lee.
“Bahkan apabila dia meninggal saat memang sudah
seharusnya, maka anak ini
setidaknya harus menangis sebanyak
yang dia mau.” Tegas Pangeran Lee dengan mata
berkaca-kaca, Ratu Kim nampak binggung.
“Bahkan penjahat di ruang penyiksaan
memiliki begitu banyak hal untuk
dikatakan, "aku bersalah" atau "Tolong ampuni aku" tapi menangis adalah... satu-satunya hal yang bisa
dilakukan bayi ini. Sebelum
dia meninggal, setidaknya dia harus mendapatkan kesempatan untuk menangis dengan
bebas... di depan
ibunya yang sedang mencoba untuk meninggalkannya.” Ucap
Pangeran Lee dengan mata berkaca-kaca.
“Lakukan saja apa yang kau mau,
Putra Mahkota. Bayi itu
tidak ada hubungannya dengan aku.” Kata Ratu
Kim tak mau mengakuinya
“Ini adalah kesempatan terakhir
yang akan aku berikan. Satu-satunya
jalan untukmu
dan bayi yang baru saja memulai kehidupan barunya agar
bertahan hidup adalah dengan
kau memberitahu dunia bahwa dia
adalah bayi yang kau lahirkan,
bukan pangeran.” Ucap Pangeran Lee
Ratu Kim menegaskan
tidak mengerti sama sekali apa yang dikatakan Pangeran Lee lalu bergegas pergi,
saat itu si bayi tiba-tiba menangis. Ratu Kim sempat terhenti dan matanya
menahan air matanya, tapi akhirnya memilih untuk pergi meninggalkanya.
Putri Young Eun sedang terdiam sambil melamun sendirian,
Ra On sedang membawakan obat melihat Putri Young Eun lalu mendekatinya dan
melihat keadaan sudah aman menurunkan sedikit penutup wajahnya. Putri Myung Eun
tersenyum karena bisa melihat Ra On didekatnya.
“Kau terkejut melihat aku
berpakaian seperti ini, kan?” ucap Ra On, Putri Young
Eun pun mengeluarkan bukunya dengan menuliskan apa yang ingin dikatakanya.
“Kasim Hong, apa kau menjadi
perawat karena kakakku merasa
kurang sehat?” tulis Young Eun, Ra On membenarkan ada
di istana sampai Pangeran Lee pulih.
“Apa ada sesuatu yang lain yang
membuatmu merasa khawatir?” tanya Ra On
“Kasim Hong, boleh aku meminta
bantuan lain darimu?” tulis Young Eun.
Young Eun mengandeng tangan Ra On masuk ke ruangan yang
selama ini membuatnya ketakutan, Young Eun lalu menoleh kesana kemari sepert
orang kebinggungan, Ra On bertanya apakah ada yang dicarinya sekarang. Young
Eun teringat saat bersembunyi seorang pelayan memegang sebuah surat dan
menyembunyikan dibawa lemari.
Flash Back
PM Kim datang dengan beberapa pengawal, bertanya Apa
yang akan pelayan berikan
kepada Putra Mahkota. Pelayan balik bertaya
apakah aad alasanya kalau ia tak boleh memberikan surat pada Pangeran Lee.
“Kalau kau berpikir kau bisa
mengubur kebenaran dengan
menyingkirkan aku, lakukan
apa yang kau mau!” ucap si pelayan dan
akhirnya harus mati dengan tertusuk pedang.
Young Eun yang mengingatnya langsung jatuh lemas dan
menangis, Ra On kaget menanyaka keadaan Putri Young Eun. Tiba-tiba Young Eun
menunjuk ke arah depan dan mulai bicara, Ra On kaget Young Eun bisa
mengeluarkan suaranya. Young Eun menunjuk ke arah depan. Ra On bertanya apakah
ada dibawah lantai lalu mencarinya dan menemukan sebuah surat yang masih ada
dalam amplop walaupun terlihat lusuh.
PM Kim bertanya Apa gadis itu benar-benar
Hong Ra On. Anak buahnya membenarkan karena selama
ini sempat kehilangan karena menjadi seorang kasim tapi sekarang dengan pakaian wanita jadi yakin
kalau itu adalah Ra On.
Yoon Sung yang mendengarnya terlihat kaget, Anak buah PM
Kim bertanya mereka pergi menangkapnya.
PM Kim memerintahkan agar membawa Ra On kalau memang perlu harus membunuhnya
juga. Yoon Sung langsung memutuskan akan ikut pergi juga. PM Kim kaget menyuruh
anak buahnya keluar.
Yoon Sung berdiri mendekati kakeknya, PM Kim menyindir Bagaimana bisa mempercayai Yoon Sung setelah tahu cucunya itu memiliki
perasaan kepada Ra On. Yoon Sung mengatakan ingin
menguji dirinya sendir, Seberapa
dalam perasaannya pada Ra On sekarang.
“Apa kau kecewa bahwa Putra Mahkota
memiliki dia di pelukannya dan
tidak membiarkan dia keluar?” kata PM Kim
“Iya. Sebuah keluarga harus
memiliki kekuatan untuk mendapatkan
apa yang diinginkan, bukankah
itu benar?” ucap Yoon Sung, PM Kim pun
memperbolehkan Yoon Sung pergi agar membawa Ra On segera.
Pangeran Lee memberikan amplop pada ayahnya, Raja tak
percaya bahwa Ra On yang menemukan surat itu. Pangeran Lee membenarkan kalau Ra
On yang menemukanya. Raja melihat didalamnya ada saputangan dengan noda darah dan
sangat yakin itu milik ibu Pangeran Lee, lalu membawa suratnya sangat yakin
kalau memang itu tulisan istrinya lalu memberikan pada anaknya agar bisa
membacanya. Pangeran Lee meraba tulisan yang ditinggalkan ibunya lalu
membacanya.
“Putra Mahkota, ketika kau
mendapatkan surat ini, sudah
menjadi harapanku bahwa kau akan mengatasi semua kesedihan dan kebencian. Jangan lupa bahwa posisi putra
mahkota yang aku
coba untuk lindungi dengan hidupku bukan
karena kekuatan putraku tapi demi harapan Joseon.”
Pangeran Lee dan Raja saling menatap dengan mata
berkaca-kaca karena baru menemukan keberananya sekarang
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar