PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 01 Oktober 2016

Sinopsis K2 Episode 3 Part 1

PS : All images credit and content copyright :TVN

Je Ha datang langsung mengancam dengan pistolnya ke arah kepala Yoo Jin mengatakan kalau Ini adalah pertemuan kedua yang tadi dibicarakan. Anna keluar dari kamarnya langsung berteriak “tembak dia” Je Ha melihat wajah ada yang keluar dari kamar, teringat saat di spanyol Anna wanita yang meminta tolong padanya agar diselamatkan.
Anna terus berteriak menyuruh agar menembaknya, Je Ha benar-benar kaget melihat wajah Anna sekarang ada didepanya dengan berteriak histeris agar membunuhnya. Dokter pribadinya langsung menarik Anna agar masuk ke dalam kamarnya. 

Sepertinya......ada orang lain yang ingin kau mati selain aku.” Ucap Je Ha, air mata Yoo Jin mengalir  
Saat itu terlihat Sek Kim sadar setelah dipukul memanggil Yoo Jin, Je Ha langsung mengancam dengan pistolnya saat melihat semua pengawal juga masuk mengarahkan pistol ke arahnya. Sek Kim menyuruh agar menjatuhkan semua pistol pengawal. Tapi pengawal tetap mengangkatnya.
Jatuhkan senjata! Madam dalam bahaya!” teriak Sek Kim, Je Ha menyuruh mereka semua keluar dan menyiapkan mobil untuknya. Yoo Jin meminta agar menuruti saja perintah Je Ha, semua pengawal pun keluar dari rumah.
“Apa Kau kembali ke sini untuk membunuhku? Tapi kau tahu, kau tidak akan pernah keluar dari sini hidup-hidup jika kau membunuhku.” Kata Yoo Jin berjalan menuruni tangga dengan pistol di kepalanya.
Kau tak usah khawatir... ...pikirkan saja dirimu sendiri. Satu-satunya caramu untuk bisa hidup sekarang adalah kalau kau menghentikan ini  dan memohon padaku agar tidak membunuhumu. Jariku sudah menarik setengah dari pelatuk ini. Dan juga...pistol ini bisa membunuhmu.” Kata Je Ha, Yoo Jin pun mengerti. 

Kepala Joo yang ada didalam mobil meminta agar mereka memutar balik mobilnya untuk kembali ke rumah. Se Joon bertanya apa yang terjadi. Kepala Joo memberitahu kalau Yoo Jin telah disandera. Se Joon meminta agar segera menghentikan mobilnya. Kepala Joo kaget karena Se Joon malah menghentikan mobilnya. Se Joon kembali bertanya apakah Kepala Joo memiliki sebatang rokok, Sek Sung hanya diam. 

Je Ha mengarahkan pistolnya ke kepala Yoo Jin, lalu mengambil sebuah ponsel yang ada didalam pot. Yoo Jin bertanya apa yang sedang dilakukan Je Ha sekarang. Je Ha mengatakan baru saja mengirim email yaitu video yang merekam semua  perkata Yoo Jin dan semua yang terjadi.
Aku mengirimkannya kepada pers, jaksa, dan... Blue House. Jangan terlalu membenciku. Aku sudah mengaturnya jadi akan terkirim dalam 24 jam.” Ucap Je Ha. Sek Kim mengikutinya.
Jadi.... Jangan ganggu aku dan  orang-orang yang ada di sekitarku. Apa kau pikir tidak akan ada orang lain yang akan mengirim email ini bahkan jika aku mati? Jadi yang perlu kalian lakukan adalah... berdoa agar aku bisa terus hidup.” Kata Je Ha lalu memasukan ponselnya ke dalam oven.

Yoo Jin dan Sek Kim panik, saat itu juga terjadi ledakan keras dalam oven. Je Ha memerintahkan Sek Kim Pergi keluar dan urus situasi di luar sana,  Jika salah satu anak buahmu mencoba  melakukan sesuatu, seperti mencoba membunuhnya maka Sek Kim juga  akan berada dalam masalah besar.

Se Joon mengingatkan kalau Kepala Joo seharusnya melindunginya dari bahaya. Kepala Joo membenarkan. Se Joon mengatakan kalau  sekarang berbahaya. Kepala Joo mengatakan kalau ia mencoba untuk menepati janji Se Joon. Se Joon bertanya janji apa yang dimaksud
Anna ada di rumah sekarang, Pak.” Kata Kepala Joo, Se Joon kaget dan langsung menyuruh sopirnya agar bergegas kembali ke rumah. 

Polisi yang menunggu melihat Yoo Jin keluar dari rumah dengan Je Ha dan mulai menyapanya. Yoo Jin melirik pada Je Ha dengan senyumanya memgucapkan terimakasih pada Polisi atas semua kerja kerasnya. Polisi pikir tak masalah dan bertanya-tanya Kenapa sepeda motor ini bisa ada disini setelah itu membuka pintu mobilnya.
Je Ha mendorong Yoo Jin masuk ke belakang kemudi sementara ia duduk dibelakangnya. Polisi kaget melihat Yoo Jin mengemudikan mobilnya sendiri. Setelah Mobil Yoo Jin pergi, Sek Kim dan pengawal lainya bergegas mengikutinya dari belakang. Polisi hanya bisa melonggo binggung apa sebenarnya yang terjadi. 

Yoo Jin mengemudikan mobilnya mengakui  terlalu meremehkannya Je Ha rasa Yoo Jin benar-benar tidak memikirkan semuanya karena iatidak peduli dengan anak dari suami Yoo Jin sebelumnya. Yoo Jin menegaskan  tidak peduli  dengan apapun yang ada kaitannya dengan Je Ha.
Baik. Aku akan mengakui kesalahanku. Kita mulai bernegosiasi, jadi Sebutkan yang kau minta.” Kata Yoo Jin
Oh, jadi kau ingin aku menjual akun email itu.”ucap Je Ha. Yoo Jin dengan nada sombongnya mengatakan kalau Lagipula semuanya bisa dibeli di dunia ini.
Tentu... Harga akses email itu mungkin senilai dengan hidupku. Apa itu berarti aku akan mati?” kata Je Ha
Sebutkan harganya... Aku akan memberikan dua kali lipat.” Ucap Yoo Jin sombong
Kalau begitu... berapa hargamu? Jika aku mengatakan kepada suamimu bahwa  aku hanya akan menjual kau atau akses email itu menurutmu mana yang akan dia pilih? Apa dia akan menyerahkan  kekuasaan politik dan memilihmu Atau... akankah ia menjualmu demi kekuasaan politik?” ucap Je Ha
Yoo Jin terdiam mendengarnya, seperti merasakan perasaan yang sakit. Je Ha pikir kalau Yoo Jin tidak yakin kalau suaminya itu akan memilihnya, dengan begitu artinya akses email itu  lebih berharga daripada Yoo Jin. Yoo Jin akhirnya hanya bisa diam mengemudikan mobilnya, tiba-tiba datang dua orang yang mengendarai motor mengikuti mobil mereka.  Je Ha pikir Sepertinya bawahan Yoo Jin tidak pandai mematuhi perintah

Anna keluar dari kamar, dokternya meminta agar tak keluar. Anna dengan mata sinisnya ingin berjalan keluar. Tiba-tiba Kepala Joo dan Se Joong datang, Anna terlihat ketakutan dan langsung masuk ke dalam kamar. Kepala Joo bertanya bertemu dengan pengawal Lee.
Pengawal Lee meminta maaf karena dirinya sudah gagal. Kepala Joo terlihat marah lalu menanyaka keadaan Anna, Pengawal Lee  mengatakan kalau Nona muda dalam keadaan aman. Kepala Joo dan pengawal lainya bergegas keluar.

Se Joon melirik pada pengawal yang menjaga anak lalu tertunduk sedih, pelayan bertanya Haruskah ia memanggil Nona Anna. Se Joon pikir tak perlu karena ia harus beristirahat dan sangat lelah. Anna yang mendengar dari kamarnya menangis karena sang ayah tak mau bertemu denganya. 


Di dalam terowongan, Je Ha bertanya kenapa Yoo Jin melajukan mobilnya dengan cepat. Yoo Jin mengaku bukan ia yang melakukanya menurutnya Mobilnya yang aneh. Pengendara mobil terus mengikutinya. Yoo Jin berusaha menginjam rem tapi  Remnya tidak berfungsi!
Je Ha melihat ke arah sampingnya, si pengendara motor dengan tabnya sengaja mengendalikan mobil Yoo Jin denga mengatur kecepatanya. Je Ha yakin kalau seseorang sudah meretas mobilnya sekarang, menurutnya  Jadi ada lebih banyak orang yang ingin Yoo Jin mati ternyata.
Yoo Jin kaget bertanya siapa. Je Ha menujuk orang yang mengendarai motor. Dari belakang Sek Kim bertanya Siapa orang-orang itu. Kepala Joo binggung, anak buah di mobil Sek Kim memberitahu Ada sepeda motor di samping mobil Yoo Jin. 
Mobil tetap melaju dengan kencang, Je Ha ingin membuka jendela mobilnya, tapi tak terbuka lalu mengeluarkan pistolnya untuk menembaknya. Yoo Jin pikir tak ada gunanya, karena kacanya antipeluru. Yoo Jin mencoba mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, Je Ha melihat ada perempatan jalan.

Yoo Jin panik, akhirnya membanting stir. Je Ha pun membantu memegang stir agar tak terguling. Sesampai di jalan luru, Je Ha pikir Tak ada waktu jadi ia saja yang mengemudi. Pengawal yang bersama Sek Kim melaporkan Yoo Jin yang mengemudi terlalu cepat dan ada yang aneh. Sek Kim merasa Je Ha melihat mereka dan meminta agar segera mengikutinya dan jangan sampai kehilangan jejaknya.
Je Ha duduk dibelakang kemudi, Pengawal bisa tahu kalau keduanya bertukar posisi. Kepala Joo yang mendengarnya kaget Yoo Jin dan Penyandera dan bertanya apakah Sepeda motor itu masih mengikuti mereka. Anak buahnya membenarkan. Kepala Joo benar-benar tak mengerti apa sebenarnya yang sedang terjadi sekarang.
Pengawal yang lain pikir kalau keduanya ada di pihak yang sama, tapi Kepala Joo merasa Jika ini adalah bagian dari rencana mereka,maka tidak akan melakukan itu. Je Ha melihat dari kayar GPS kalau Ada belokan tajam dan itu tempat yang sempurna untuk memalsukan kecelakaan. Beberapa kali Je Ha mencoba menghalangi si pengendara motor agar tak berdekatan.

Yoo Jin duduk ketakutan disebelahnya, Je Ha tiba-tiba menginjak pedal gasnya. Yoo Jin panik apa yang sedang dilakukan Je Ha sekarang. Je Ha memberitahu tidak bisa menurunkan kecepatan, tapi bisa menambah kecepatannya. Yoo Jin merasa Je Ha itu sudah gila, Je Ha memberitahu kalau Remote kendali mereka  hanya berfungsi dalam jarak 20 meter jadi itu sebabnya orang itu mengikuti merek dari dekat.
Kita harus lebih jauh 20 meter dari mereka Agar remot mereka tidak berfungsi.” Jelas Je Ha.
Pengawal memberitahu kalau mobil Yoo Jin semakin cepat bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang. Sek Kim berteriak kesal sudah pasti harus mengejar mereka dan Jangan sampai kehilangan. Kepala Joo ikut melihat GPS sambil bergumam dalam hati “Mereka semakin cepat? Ada belokan tajam.”

Je Ha sengaja masuk ke arah jalan yang berlawan mencoba menghindari mobil tapi yang terjadi tabrakan antara mobil. Yoo Jin hanya bisa terteriak ketakutan melihatnya. Je Ha akhirnya kembali ke jalan seharusnya dan meminta agar Yoo Jin Terus tekan tombol jendelanya sampai berhasil.
Yoo Jin mengikuti perintahnya dan Je Ha melajukan mobilnya lebih cepat lagi, akhirnya sinyal dalam tab pun hilang karena jarak yang cukup jauh dan menyuruh agar mereka tak kehilangan, kemudi motor pun dipercepat. Je Ha sengaja membuat semua mobil saling bertabrakan agar menghalangi jalan di perempatan, tapi motor tetap melaju dengan kencang.
Sek Kim panik karena mereka akan kehilangan keduanya dan meminta agar lebih cepat lagi mengemudikan mobilnya. Yoo Jin akhirnya bisa membuka sedikit jendela dan sinyal pun hilang, Je Ha memujinya dan melihat jendela bisa dibuka lebar-lebar dan memperingatakan Yoo Jin agar berhati-hati lalu memutar stirnya. Dari jendela sebelah Yoo Jin, Je Ha menembakan pelurunya ke arah si pengendara motor dengan motor yang berputar.

Pengawal memberitahu pada Sek Kim Pistolnya ditembakkan dari dalam mobil. Kepala Joo panik bertanya apakah  tembakan itu diarahkan pada Yoo Jin. Pengawal memberitahu kalau menembakkan keluar mobil dan Yoo Jin pun aman. Semua bisa bernafas lega, lalu Kepala Joo bisa mengetahui biang keladinya yaitu Sepeda motornya dan meminta agar membereskanya sekarang.
Sepertinya anak buahmu baru sadar... Mereka sedikit terlambat.” Komentar Je Ha melihat mobil dibelakangnya mulai mengejar si pengendara motor.
Je Ha mencoba menginjak pedalnya tapi tak berfungsi dan kecepatan sengaja ditambah oleh orang yang ada dimotor. Mobil pun menabrak pembatas jalan yang sedang diperbaiki, si pengendara motor mereka tak perlu lagi mengikutinya. Ketika akan berbalik arah mobil Sek Kim melaju dengan kencang, Sek Kim memerintahkan agar membunuh keduanya.
Si penumpang terlembar dan pengemudinya seperti terseret setelah itu seperti ada guncangan dalam mobil, si pengemudi seperti terlindas. Je Ha berusaha menginjak pedal gas tapi tak bisa dilakukanya. Mobil terus berjalan dengan menabrak pembatas jalan dan akhirnya berputar lalu melayang diudara dan terbalik.

Mobil Sek Kim pun berhenti setelah menabrak pembatas jalan. Je Ha terlihat sadarkan diri dengan luka disekujur badanya. Dua pekerja membantu Je Ha keluar dari mobil. Tiba-tiba percikan api terlihat, dua pekerja langsung kabur ketakutan. Je Ha melihat Yoo Jin yang masih ada didalam mobil.
Ia berusaha memangilnya agar sadar, Yoo Jin tetap diam. Je Ha mendekati dengan berada disampingnya, samar-samar Yoo Jin melihat Je Ha yang berusaha menolongnya dengan membuka pintu mobil. Pengawal yang ikut terluka melihat mobil Yoo Jin sudah terbalik dengan bagian atasnya yang sudah terbakar. 


Sek Kim akhirnya sadar dan melihat mobil Yoo Jin sudah terbakar. Pengawal menahan Sek Kim agar tak mendekat karena waktunya sudah terlambat. Sek Kim panik menyuruh mereka agar menyelamatkan keduanya. Pengawal menahan Sek Kim yang  tidak boleh mendekat, karena akan berada dalam bahaya jika mendekat. Sek Kim berusaha tetap ingin mendekati mobil Yoo Jin.
Je Ha berjalan dengan mengendong Yoo Jin keluar dari mobil, Yoo Jin menatap Je Ha seperti tak percaya orang yang tadinya ingin membunuh malah menyelamatkanya. Sek Kim dan pengawal kaget melihat Je Ha yang membawa Yoo Jin. Ledakan mobil akhirnya terjadi dan semua pun berusaha berlindung.
Knalpot mobil tiba-tiba terlempar, Yoo Jin memejamkan matanya, saat itu juga knalpot panas mengenai bagian belakang Je Ha dan tubuhnya seperti lemas. Sek Kim dan yang lainya langsung berusaha menyelamatkan Yoo Jin, tangan Yoo Jin berusaha mengapai Je Ha seperti tak ingin membiarkan begitu saja. 

Yoo Jin duduk diam dengan wajah tak karuan, Pengawal memeriksa denyut nadi Je Ha memberitahu kalau masih hidup dan bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang. Sek Kim memerintahkan agar Je Ha dibawa ke  rumah sakit Dan beri obat agar tidak sadarkan diri.
Rumah sakit...” ucap Yoo Jin perlahan. Sek Kim mendekatinya mengatakan  akan segera membawanya ke rumah sakit.
Tidak bukan aku tapi Dia.... Bawa dia ke rumah sakit. Kita tidak bisa... membiarkan orang itu mati, tidak peduli apapun.” kata Yoo Jin, Sek Kim sempat kaget dan akhirnya menuruti perintah Yoo Jin.
Tidak...kau tidak tahu.” Gumam Yoo Jin menatap Je Ha yang tergeletak dengan bersimba darah. 


Flash Back
Disebuah gurun, Je Ha sedang bersama dengan seorang wanita bercadar. Si Wanita bertanya Apa Je Ha pikir bahwa matahari terbenam  bahkan lebih indah di surga daripada di tempat ini. Je Ha malah balik bertanya apakah wanita itu benar-benar berpikir  bahwa tempat seperti surga benar-benar ada.
Tidak ada perang di Surga... Jadi dengan begitu,  Korea juga seperti surga.” Ucap Si wanita
Itu seperti surga bagi beberapa orang. Tetapi untuk orang lain,  itu bisa menjadi kebalikan dari itu.” komentar Je Ha
Oh, ada juga 2NE1 di Korea! Itu sebabnya Korea adalah surga!” kata Si wanita sambil menyanyikan lagu i’m the best. Keduanya tertawa.
“Kemampuan bahasa Koreamu  sebagus ini bahkan kau belum pernah ke Korea... kau cukup jenius, Naniya.”ucap Je Ha.

Kemampuan bahasa Koreaku yang terbaik di departemenku.” Kata Naniya, Je Ha memuji si wanita yang memang  hebat.
Naniya.... mmmm, jadi...sebenarnya... sepertinya aku harus kembali ke Korea. Aku tidak bisa bekerja di sini lagi.” Kata Je Ha,
Naniya tahu kalau Je Ha  harus kembali ke Korea dan bertanya kapan akan kembali ke korea. Je Ha balik bertanya apakah Naniya mau ikut denganya dengan mengeluarkan sesuatu dari saku celanaya. Naniya binggung, Je Ha menjelaskan Maksudnya jika mereka akan menikah maka Naniya bisa mendapatkan paspor juga. Naniya binggung Je Ha membahas tentang pernikahan.

Je Ha terlihat gugup kalau mereka akan menikah dan  Terlalu sulit mendapatkan cincin disini jadi hanya bisa menemukan sebuah bros saja di tanganya. Naniya menatap Je Ha dengan berkaca-kaca, Je Ha meminta agar jangan salah paham karena semua dilakukan agar Nanita bisa mendapatkan surat-surat dan hanya ingin keluar dari sini.
Naniya seperti ingin menangis, Je Ha makin panik berpikir terjadi suatu masalah melihat Naniya yang tiba-tiba menangis. Naniya tertunduk sedih. Ja Ha menjelaskan apabila mereka pergi ke Korea bersama-sama dan Naniya itu benar-benar benci bersamanya, tak masalah kalau Naniya ingin pergi ke tempat lain...
“Yes!!! Mari kita menikah!” kata Naniya, Je Ha melotot kaget mendengarnya. Naniya membuka cadarnya dan terlihat rambut yang terurai. Je Ha mendekat dan langsung menciumnya. 

Je Ha seperti mengingat kenangan sambil menangis dalam tidurnya, saat membuka mata melihat tangan dan kakinya sudah diikat. Seorang pengawal memperingatkan Je Ha agar Jangan banyak tingkah setelah itu duduk ketakutan harus menjaga Je Ha.
Diluar
Polisi datang ingin masuk, pengawal tak peduli melarangnya masuk. Polisi memberitahu keadaanya sangat genting sekarang dan Sangat kacau, lalu orang yang dirawat itu sebagai korban dan saksi yang paling penting menurutnya pengawal itu menghalangi keadilan sekarang!

Aku tidak peduli tentang itu... Dan untuk orang ini, ia harus istirahat total. Itu yang dokter katakan pada kami. Tetapi jika kau masih ngotot, bawa surat perintah. Mengerti?” ucap si pengawal, Polisi bertanya siapa mereka sebenarnya.
Panggil kepala keamanan untuk datang ke sini.” kata polisi, si pengawal memperlihatkan didalam jas bertuliskan JSS
Jika kau ingin pergi menemuinya, maka temui sendiri. Kami tidak ada hubungannya dengan itu.” kata Si pengawal
Astaga. Aku kesal sekali,  aku bahkan tidak bisa melakukan pekerjaanku.” Ucap si polisi lalu berteriak marah dan akhirnya mengajak anak buahnya pergi, anak buahnya binggung melihat ketuanya yang pergi begitu saja. 


Si anak buah bertanya Kenapa mereka pergi begitu saja. Polisi membenarkan kata-kata si pengawal kalau mereka  harus melakukan dengan hukum. Si anak buah tetap tak terima menurutnya siapa sebenarnya orang-orang itu.  Polisi memberitahu adalah JSS Security. Si anak buah mengartikan mereka perusahaan keamanan
Lalu kita lebih tinggi dari mereka!!! Dasar tak tahu diri...” ucap Si anak buah ingin kembali mendekatinya, ketua polisi memanggilnya agar si anak buah mendekatinya.
Hei...  CEO perusahaan itu  dekat dengan direktur kepolisian... dan dia benar-benar dekat dengan direktur di Kantor Kejaksaan juga! Dasar Kau bodoh sekali. Mereka bukan orang biasa  yang bekerja untuk selebriti.” Jelas Si polisi lalu kebinggungan mencari pintu keluar sekarang. 
bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

1 komentar:

  1. Waaaah sinopsisnya udah keluar cepat bgt.... Semangat terus mbak

    BalasHapus