PS : All images
credit and content copyright :TVN
Je Ha datang langsung mengancam dengan pistolnya ke arah
kepala Yoo Jin mengatakan kalau Ini adalah pertemuan kedua yang
tadi dibicarakan. Anna keluar dari kamarnya langsung berteriak “tembak dia”
Je Ha melihat wajah ada yang keluar dari kamar, teringat saat di spanyol Anna
wanita yang meminta tolong padanya agar diselamatkan.
Anna terus berteriak menyuruh agar menembaknya, Je Ha
benar-benar kaget melihat wajah Anna sekarang ada didepanya dengan berteriak
histeris agar membunuhnya. Dokter pribadinya langsung menarik Anna agar masuk
ke dalam kamarnya.
“Sepertinya......ada orang lain
yang ingin kau mati selain aku.” Ucap Je Ha, air mata
Yoo Jin mengalir
Saat itu terlihat Sek Kim sadar setelah dipukul memanggil
Yoo Jin, Je Ha langsung mengancam dengan pistolnya saat melihat semua pengawal
juga masuk mengarahkan pistol ke arahnya. Sek Kim menyuruh agar menjatuhkan
semua pistol pengawal. Tapi pengawal tetap mengangkatnya.
“Jatuhkan senjata! Madam dalam bahaya!” teriak Sek Kim, Je Ha menyuruh mereka semua keluar dan menyiapkan
mobil untuknya. Yoo Jin meminta
agar menuruti saja perintah Je Ha, semua pengawal pun keluar dari rumah.
“Apa Kau kembali ke sini untuk
membunuhku? Tapi kau
tahu, kau tidak akan pernah keluar
dari sini hidup-hidup jika kau membunuhku.” Kata Yoo
Jin berjalan menuruni tangga dengan pistol di kepalanya.
“Kau tak usah khawatir... ...pikirkan saja dirimu sendiri. Satu-satunya caramu untuk bisa
hidup sekarang adalah
kalau kau menghentikan ini dan memohon padaku agar tidak
membunuhumu. Jariku
sudah menarik setengah dari pelatuk ini. Dan juga...pistol ini bisa
membunuhmu.” Kata Je Ha, Yoo Jin pun mengerti.
Kepala Joo yang ada didalam mobil meminta agar mereka
memutar balik mobilnya untuk kembali ke rumah. Se Joon bertanya apa yang terjadi. Kepala Joo
memberitahu kalau Yoo Jin telah disandera. Se Joon meminta agar segera menghentikan
mobilnya. Kepala Joo kaget karena Se Joon malah menghentikan
mobilnya. Se Joon kembali bertanya apakah Kepala Joo memiliki sebatang rokok,
Sek Sung hanya diam.
Je Ha mengarahkan pistolnya ke kepala Yoo Jin, lalu
mengambil sebuah ponsel yang ada didalam pot. Yoo Jin bertanya apa yang sedang
dilakukan Je Ha sekarang. Je Ha mengatakan baru saja
mengirim email yaitu video yang merekam semua perkata Yoo Jin dan semua yang terjadi.
“Aku mengirimkannya kepada pers,
jaksa, dan... Blue
House. Jangan
terlalu membenciku. Aku
sudah mengaturnya jadi akan terkirim dalam 24 jam.” Ucap Je Ha. Sek Kim mengikutinya.
“Jadi.... Jangan ganggu aku dan orang-orang
yang ada di sekitarku. Apa
kau pikir tidak akan ada orang lain yang
akan mengirim email ini bahkan jika aku mati? Jadi yang perlu kalian lakukan
adalah... berdoa
agar aku bisa terus hidup.” Kata Je Ha lalu
memasukan ponselnya ke dalam oven.
Yoo Jin dan Sek Kim panik, saat itu juga terjadi ledakan
keras dalam oven. Je Ha memerintahkan Sek Kim Pergi
keluar dan urus situasi di luar sana, Jika salah satu anak buahmu
mencoba melakukan sesuatu, seperti
mencoba membunuhnya maka Sek Kim juga akan berada dalam masalah besar.
Se Joon mengingatkan kalau Kepala
Joo seharusnya
melindunginya dari
bahaya. Kepala Joo membenarkan. Se Joon mengatakan kalau sekarang berbahaya. Kepala Joo mengatakan kalau ia mencoba untuk menepati
janji Se Joon. Se Joon bertanya janji apa yang dimaksud
“Anna ada di rumah sekarang, Pak.” Kata Kepala Joo, Se Joon kaget dan langsung menyuruh
sopirnya agar bergegas kembali ke rumah.
Polisi yang menunggu melihat Yoo Jin keluar dari rumah
dengan Je Ha dan mulai menyapanya. Yoo Jin melirik pada Je Ha dengan senyumanya
memgucapkan terimakasih pada Polisi atas semua kerja kerasnya. Polisi pikir tak masalah dan bertanya-tanya Kenapa
sepeda motor ini bisa ada disini setelah itu
membuka pintu mobilnya.
Je Ha mendorong Yoo Jin masuk ke belakang kemudi
sementara ia duduk dibelakangnya. Polisi kaget melihat Yoo Jin mengemudikan
mobilnya sendiri. Setelah Mobil Yoo Jin
pergi, Sek Kim dan pengawal lainya bergegas mengikutinya dari belakang. Polisi hanya
bisa melonggo binggung apa sebenarnya yang terjadi.
Yoo Jin mengemudikan mobilnya mengakui terlalu meremehkannya Je Ha rasa Yoo Jin benar-benar
tidak memikirkan semuanya karena iatidak
peduli dengan anak dari suami Yoo Jin
sebelumnya. Yoo Jin menegaskan tidak peduli dengan
apapun yang ada kaitannya dengan Je Ha.
“Baik. Aku akan mengakui
kesalahanku. Kita
mulai bernegosiasi, jadi Sebutkan
yang kau minta.” Kata Yoo Jin
“Oh, jadi kau ingin aku menjual
akun email itu.”ucap Je Ha. Yoo Jin dengan
nada sombongnya mengatakan kalau Lagipula semuanya bisa dibeli di
dunia ini.
“Tentu... Harga akses email itu mungkin senilai dengan hidupku. Apa itu berarti aku akan mati?” kata Je Ha
“Sebutkan harganya... Aku akan memberikan dua kali
lipat.” Ucap Yoo Jin sombong
“Kalau begitu... berapa hargamu? Jika aku mengatakan kepada
suamimu bahwa aku hanya akan menjual kau atau
akses email itu menurutmu
mana yang akan dia pilih? Apa
dia akan menyerahkan kekuasaan politik dan memilihmu Atau... akankah ia menjualmu demi
kekuasaan politik?” ucap Je Ha
Yoo Jin terdiam mendengarnya, seperti merasakan perasaan
yang sakit. Je Ha pikir kalau Yoo Jin tidak yakin kalau suaminya itu akan memilihnya, dengan begitu artinya akses
email itu lebih berharga daripada Yoo Jin. Yoo Jin akhirnya hanya bisa diam mengemudikan
mobilnya, tiba-tiba datang dua orang yang mengendarai motor mengikuti mobil
mereka. Je Ha pikir Sepertinya
bawahan Yoo Jin tidak pandai mematuhi perintah
Anna keluar dari kamar, dokternya meminta agar tak
keluar. Anna dengan mata sinisnya ingin berjalan keluar. Tiba-tiba Kepala Joo
dan Se Joong datang, Anna terlihat ketakutan dan langsung masuk ke dalam kamar.
Kepala Joo bertanya bertemu dengan pengawal Lee.
Pengawal Lee meminta maaf karena dirinya sudah gagal. Kepala
Joo terlihat marah lalu menanyaka keadaan Anna, Pengawal Lee mengatakan kalau Nona muda dalam keadaan
aman. Kepala Joo dan pengawal lainya bergegas keluar.
Se
Joon melirik pada pengawal yang menjaga anak lalu tertunduk sedih, pelayan
bertanya Haruskah ia memanggil Nona Anna. Se
Joon pikir tak perlu karena ia harus beristirahat dan sangat lelah. Anna
yang mendengar dari kamarnya menangis karena sang ayah tak mau bertemu
denganya.
Di dalam terowongan, Je Ha bertanya kenapa Yoo Jin
melajukan mobilnya dengan cepat. Yoo Jin mengaku bukan ia yang melakukanya
menurutnya Mobilnya yang aneh.
Pengendara mobil terus mengikutinya. Yoo Jin berusaha menginjam rem tapi Remnya tidak berfungsi!
Je Ha melihat ke arah sampingnya, si pengendara motor
dengan tabnya sengaja mengendalikan mobil Yoo Jin denga mengatur kecepatanya.
Je Ha yakin kalau seseorang sudah meretas mobilnya sekarang, menurutnya Jadi ada lebih banyak orang yang ingin Yoo Jin mati ternyata.
Yoo Jin kaget bertanya siapa. Je Ha menujuk orang yang
mengendarai motor. Dari belakang Sek Kim bertanya Siapa
orang-orang itu. Kepala Joo binggung, anak
buah di mobil Sek Kim memberitahu Ada sepeda motor di
samping mobil Yoo Jin.
Mobil tetap melaju dengan kencang, Je Ha ingin membuka
jendela mobilnya, tapi tak terbuka lalu mengeluarkan pistolnya untuk
menembaknya. Yoo Jin pikir tak ada gunanya, karena kacanya
antipeluru. Yoo Jin mencoba mengemudikan mobilnya
dengan kecepatan tinggi, Je Ha melihat ada perempatan jalan.
Yoo Jin panik, akhirnya membanting stir. Je Ha pun
membantu memegang stir agar tak terguling. Sesampai di jalan luru, Je Ha pikir Tak
ada waktu jadi ia saja yang
mengemudi. Pengawal yang bersama Sek Kim
melaporkan Yoo Jin yang mengemudi terlalu cepat dan ada yang aneh. Sek Kim merasa Je Ha melihat mereka dan meminta agar
segera mengikutinya dan jangan sampai kehilangan jejaknya.
Je Ha duduk dibelakang kemudi, Pengawal bisa tahu kalau
keduanya bertukar posisi. Kepala Joo yang mendengarnya kaget Yoo Jin dan
Penyandera dan bertanya apakah Sepeda motor itu masih mengikuti
mereka. Anak buahnya membenarkan. Kepala Joo benar-benar tak
mengerti apa sebenarnya yang sedang terjadi sekarang.
Pengawal yang lain pikir kalau keduanya ada di pihak yang
sama, tapi Kepala Joo merasa Jika ini adalah bagian dari
rencana mereka,maka tidak
akan melakukan itu. Je Ha melihat dari kayar GPS
kalau Ada belokan tajam dan
itu tempat yang sempurna untuk memalsukan kecelakaan. Beberapa kali Je Ha mencoba menghalangi si pengendara
motor agar tak berdekatan.
Yoo Jin duduk ketakutan disebelahnya, Je Ha tiba-tiba
menginjak pedal gasnya. Yoo Jin panik apa yang sedang dilakukan Je Ha sekarang.
Je Ha memberitahu tidak bisa menurunkan kecepatan, tapi bisa menambah kecepatannya. Yoo Jin merasa Je Ha itu sudah gila, Je Ha memberitahu
kalau Remote
kendali mereka hanya berfungsi dalam jarak 20
meter jadi itu sebabnya orang itu mengikuti merek dari dekat.
“Kita harus lebih jauh 20 meter
dari mereka Agar
remot mereka tidak berfungsi.” Jelas Je Ha.
Pengawal memberitahu kalau mobil Yoo Jin semakin
cepat bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang. Sek Kim
berteriak kesal sudah pasti harus mengejar mereka dan Jangan sampai kehilangan. Kepala Joo ikut melihat GPS sambil bergumam dalam hati “Mereka
semakin cepat? Ada belokan tajam.”
Je Ha sengaja masuk ke arah jalan yang berlawan mencoba
menghindari mobil tapi yang terjadi tabrakan antara mobil. Yoo Jin hanya bisa
terteriak ketakutan melihatnya. Je Ha akhirnya kembali ke jalan seharusnya dan
meminta agar Yoo Jin Terus tekan tombol jendelanya
sampai berhasil.
Yoo Jin mengikuti perintahnya dan Je Ha melajukan
mobilnya lebih cepat lagi, akhirnya sinyal dalam tab pun hilang karena jarak
yang cukup jauh dan menyuruh agar mereka tak kehilangan, kemudi motor pun
dipercepat. Je Ha sengaja membuat semua mobil saling bertabrakan agar
menghalangi jalan di perempatan, tapi motor tetap melaju dengan kencang.
Sek Kim panik karena mereka akan kehilangan keduanya dan
meminta agar lebih cepat lagi mengemudikan mobilnya. Yoo Jin akhirnya bisa
membuka sedikit jendela dan sinyal pun hilang, Je Ha memujinya dan melihat
jendela bisa dibuka lebar-lebar dan memperingatakan Yoo Jin agar berhati-hati
lalu memutar stirnya. Dari jendela sebelah Yoo Jin, Je Ha menembakan pelurunya
ke arah si pengendara motor dengan motor yang berputar.
Pengawal memberitahu pada Sek Kim Pistolnya
ditembakkan dari dalam mobil. Kepala Joo panik
bertanya apakah tembakan
itu diarahkan pada Yoo Jin. Pengawal memberitahu
kalau menembakkan keluar mobil dan Yoo Jin pun aman. Semua bisa bernafas lega, lalu
Kepala Joo bisa mengetahui biang keladinya yaitu Sepeda
motornya dan meminta agar membereskanya sekarang.
“Sepertinya anak buahmu baru
sadar... Mereka sedikit terlambat.” Komentar Je Ha melihat mobil dibelakangnya mulai
mengejar si pengendara motor.
Je Ha mencoba menginjak pedalnya tapi tak berfungsi dan
kecepatan sengaja ditambah oleh orang yang ada dimotor. Mobil pun menabrak
pembatas jalan yang sedang diperbaiki, si pengendara motor mereka tak perlu
lagi mengikutinya. Ketika akan berbalik arah mobil Sek Kim melaju dengan
kencang, Sek Kim memerintahkan agar membunuh keduanya.
Si penumpang terlembar dan pengemudinya seperti terseret
setelah itu seperti ada guncangan dalam mobil, si pengemudi seperti terlindas.
Je Ha berusaha menginjak pedal gas tapi tak bisa dilakukanya. Mobil terus
berjalan dengan menabrak pembatas jalan dan akhirnya berputar lalu melayang
diudara dan terbalik.
Mobil Sek Kim pun berhenti setelah menabrak pembatas
jalan. Je Ha terlihat sadarkan diri dengan luka disekujur badanya. Dua pekerja
membantu Je Ha keluar dari mobil. Tiba-tiba percikan api terlihat, dua pekerja
langsung kabur ketakutan. Je Ha melihat Yoo Jin yang masih ada didalam mobil.
Ia berusaha memangilnya agar sadar, Yoo Jin tetap diam.
Je Ha mendekati dengan berada disampingnya, samar-samar Yoo Jin melihat Je Ha
yang berusaha menolongnya dengan membuka pintu mobil. Pengawal yang ikut terluka
melihat mobil Yoo Jin sudah terbalik dengan bagian atasnya yang sudah terbakar.
Sek Kim akhirnya sadar dan melihat mobil Yoo Jin sudah
terbakar. Pengawal menahan Sek Kim agar tak mendekat karena waktunya sudah
terlambat. Sek Kim panik menyuruh mereka agar
menyelamatkan keduanya. Pengawal menahan Sek Kim yang tidak boleh mendekat, karena akan berada dalam bahaya jika mendekat. Sek Kim berusaha tetap ingin mendekati mobil Yoo Jin.
Je Ha berjalan dengan mengendong Yoo Jin keluar dari
mobil, Yoo Jin menatap Je Ha seperti tak percaya orang yang tadinya ingin
membunuh malah menyelamatkanya. Sek Kim dan pengawal kaget melihat Je Ha yang
membawa Yoo Jin. Ledakan mobil akhirnya terjadi dan semua pun berusaha
berlindung.
Knalpot mobil tiba-tiba terlempar, Yoo Jin memejamkan
matanya, saat itu juga knalpot panas mengenai bagian belakang Je Ha dan tubuhnya
seperti lemas. Sek Kim dan yang lainya langsung berusaha menyelamatkan Yoo Jin,
tangan Yoo Jin berusaha mengapai Je Ha seperti tak ingin membiarkan begitu
saja.
Yoo Jin duduk diam dengan wajah tak karuan, Pengawal
memeriksa denyut nadi Je Ha memberitahu kalau masih
hidup dan bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang. Sek
Kim memerintahkan agar Je Ha dibawa ke rumah
sakit Dan beri obat
agar tidak sadarkan diri.
“Rumah sakit...” ucap Yoo Jin perlahan. Sek Kim mendekatinya
mengatakan akan
segera membawanya ke rumah sakit.
“Tidak bukan aku tapi Dia.... Bawa dia ke rumah sakit. Kita tidak bisa... membiarkan orang itu mati, tidak
peduli apapun.” kata Yoo Jin, Sek Kim sempat kaget dan
akhirnya menuruti perintah Yoo Jin.
“Tidak...kau tidak tahu.” Gumam Yoo Jin menatap Je Ha yang tergeletak dengan
bersimba darah.
Flash Back
Disebuah gurun, Je Ha sedang bersama dengan seorang
wanita bercadar. Si Wanita bertanya Apa Je Ha pikir bahwa matahari terbenam bahkan
lebih indah di surga daripada di tempat ini. Je
Ha malah balik bertanya apakah wanita itu benar-benar
berpikir bahwa tempat seperti surga benar-benar ada.
“Tidak ada perang di Surga... Jadi dengan begitu, Korea
juga seperti surga.” Ucap Si wanita
“Itu seperti surga bagi beberapa
orang. Tetapi
untuk orang lain, itu bisa menjadi kebalikan dari
itu.” komentar Je Ha
“Oh, ada juga 2NE1 di Korea! Itu sebabnya Korea adalah surga!” kata Si wanita sambil menyanyikan lagu i’m the best.
Keduanya tertawa.
“Kemampuan bahasa Koreamu sebagus
ini bahkan kau belum pernah ke Korea... kau cukup jenius, Naniya.”ucap Je Ha.
“Kemampuan bahasa Koreaku yang
terbaik di departemenku.” Kata Naniya, Je Ha memuji
si wanita yang memang hebat.
“Naniya.... mmmm, jadi...sebenarnya... sepertinya aku harus kembali ke
Korea. Aku tidak
bisa bekerja
di sini lagi.” Kata Je Ha,
Naniya tahu kalau Je Ha harus kembali ke Korea dan bertanya kapan akan kembali ke korea. Je Ha balik
bertanya apakah Naniya mau ikut denganya dengan mengeluarkan sesuatu dari saku
celanaya. Naniya binggung, Je Ha menjelaskan Maksudnya jika mereka akan menikah maka Naniya bisa mendapatkan paspor juga. Naniya binggung Je Ha membahas tentang pernikahan.
Je Ha terlihat gugup kalau mereka akan menikah dan Terlalu sulit mendapatkan cincin
disini jadi hanya bisa menemukan sebuah bros saja di tanganya.
Naniya menatap Je Ha dengan berkaca-kaca, Je Ha meminta agar jangan
salah paham karena semua dilakukan agar Nanita bisa
mendapatkan surat-surat dan hanya
ingin keluar dari sini.
Naniya seperti ingin menangis, Je Ha makin panik berpikir
terjadi suatu masalah melihat Naniya yang tiba-tiba
menangis. Naniya tertunduk sedih. Ja Ha menjelaskan apabila
mereka pergi ke Korea bersama-sama dan Naniya itu benar-benar benci bersamanya, tak masalah kalau Naniya ingin pergi ke
tempat lain...
“Yes!!! Mari kita menikah!” kata Naniya, Je Ha melotot kaget mendengarnya. Naniya
membuka cadarnya dan terlihat rambut yang terurai. Je Ha mendekat dan langsung
menciumnya.
Je Ha seperti mengingat kenangan sambil menangis dalam
tidurnya, saat membuka mata melihat tangan dan kakinya sudah diikat. Seorang
pengawal memperingatkan Je Ha agar Jangan banyak tingkah setelah itu duduk ketakutan harus menjaga Je Ha.
Diluar
Polisi datang ingin masuk, pengawal tak peduli
melarangnya masuk. Polisi memberitahu keadaanya sangat genting
sekarang dan Sangat kacau, lalu orang yang dirawat itu sebagai korban
dan saksi yang paling penting menurutnya pengawal itu
menghalangi keadilan sekarang!
“Aku tidak peduli tentang itu... Dan untuk orang ini, ia harus istirahat total. Itu yang dokter katakan pada
kami. Tetapi
jika kau masih ngotot, bawa surat perintah. Mengerti?” ucap si pengawal, Polisi bertanya siapa mereka
sebenarnya.
“Panggil kepala keamanan untuk
datang ke sini.” kata polisi, si pengawal
memperlihatkan didalam jas bertuliskan JSS
“Jika kau ingin pergi menemuinya, maka temui sendiri. Kami tidak ada hubungannya dengan
itu.” kata Si pengawal
“Astaga. Aku kesal sekali, aku
bahkan tidak bisa melakukan pekerjaanku.” Ucap si
polisi lalu berteriak marah dan akhirnya mengajak anak buahnya pergi, anak
buahnya binggung melihat ketuanya yang pergi begitu saja.
Si anak buah bertanya Kenapa mereka pergi begitu saja. Polisi membenarkan kata-kata si pengawal kalau
mereka harus melakukan
dengan hukum. Si anak buah tetap tak terima menurutnya
siapa sebenarnya orang-orang itu. Polisi
memberitahu adalah JSS Security. Si
anak buah mengartikan mereka perusahaan keamanan
“Lalu kita lebih tinggi dari
mereka!!! Dasar tak tahu diri...” ucap Si anak buah ingin kembali mendekatinya, ketua
polisi memanggilnya agar si anak buah mendekatinya.
“Hei... CEO perusahaan itu dekat
dengan direktur kepolisian... dan
dia benar-benar dekat dengan direktur
di Kantor Kejaksaan juga! Dasar Kau bodoh sekali. Mereka bukan orang biasa yang
bekerja untuk selebriti.” Jelas Si polisi lalu
kebinggungan mencari pintu keluar sekarang.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Waaaah sinopsisnya udah keluar cepat bgt.... Semangat terus mbak
BalasHapus