PS : All
images credit and content copyright : TVN
Yoo Jin menerima telp dari suaminya yang meminta agar
bertemu dirumah sebentara. Yoo Jin dengan senang hati menyanggupinya. Sementara
Anna yang sedang ada dirumah terus menatap kaca, sangat gelisah menunggu Je Ha
hanya belum pulang.
Mi Ran berteriak mengajak Anna untuk makan bersama, tapi
Anna tak bergerak dari depan jendela dengan mata berkaca-kaca. Bibi pelayan
menyuruh Mi Ran memberikan saja karena Anna mungkin
tidak memiliki nafsu makan sekarang.
“Kenapa dia tidak nafsu makan? Orang bahkan makan di masa perang untuk menjaga kekuatan mereka,
Aku yakin K2 juga makan nasi
dan sup di suatu tempat.”kata Mi Ran mulai makan,
Bibi Pelayan yaki K2 tak seperti itu tapi Mi Ran yang seperti itu.
“Terserah. Ini salahnya kalau dia
tidak makan. Dia
bahkan tidak akan memiliki kekuatan untuk melawan.” Kata Mi Ran kesal
Terdengar suara mobil yang masuk ke dalam rumah, Anna
dari jendela langsung tersenyum melihat mobil yang datang, Bibi dan Mi Ran juga
bisa mendengar kalau Je Ha pasti sudah kembali dari bertugas. Anna langsung
berlari menuruni tangga dengan senyuman bahagia, Mi Ran tak percaya kalau Anna
terlihat sangat bahagia sekali sambil memeluk Bibi Pelayan seperti iri
melihatnya.
Anna tersenyum saat melihat Je Ha yang turun dari mobil
dan langsung memeluknya, Je Ha pun memeluk Anna dengan erat karen bisa kembali
dengan selamat. Mi Ra yang melihta dari
jendal merasa sangat mengharukan lalu mengeluh keduanya terlihat
seperti sedang syuting film. Bibi Pelayan
berkomentar karena keduanya sangat cantik dan tampan.
“Selamat datang kembali.” Ucap Anna bahagia, Je Ha pun senang bisa kembali lagi.
Anna memuji Je Ha yang berkeja dengan bagus.
“Tapi...aku tidak bisa membawakan
ddukbokki yang kau inginkan karena tidak
membawa uang. Aku tidak
membawa dompet, jadi...” ucap Je ha
“Tidak masalah... Aku maafkan kau sekali ini saja.” Kata Anna
“Tapi sebagai gantinya... Apa kau ingin makan sesuatu yang lebih baik dari itu?” Ajak Je Ha dan Anna tersenyum bahagia mendengarnya.
Se Joon pulang kerumah, Yoo Jin menyambutnya dengan
senyuman tapi Se Joon langsung memberikan tamparan keras pada istrinya sampai
terlempar ke sofa. Semua pengawal dan Sek Kim datang ingin melindunginya, Yoo
Jin mengaku kalau ia baik-baik saja jadi menyuruh semuanya agar keluar saja.
“Sudah kubilang, jangan sentuh
Anna... Dengan begitu kontrak kita akan
batal jika sesuatu terjadi padanya. Kau
akan menyesal kalau aku tidak menjadi presiden, Choi
Yoo Jin!” kata Se Joon mengancam, Yoo Jin mengerti sambil
memegang pipinya yang terasa sakit.
“Aku tidak akan mengganggu Anna. Jadi... Apa kau tidak ingin menjadi Presiden?!!” ucap Yoo Jin menyindir
“Kau itu terlalu kekanak-kanakan. Apa Kau
sebut itu ancaman?” balas Se Joon
“Jika aku membuat kesepakatan
dengan Sung Won... maka aku
yakin dia tidak akan memberikan aku semua
JB Grup tapi aku
yakin dia akan memberiku beberapa anak
perusahaan JB. Dengan begitu aku tidak
perlu khawatir.” Ucap Yoo Jin, Se Joon hanya
tertawa.
“Kau tidak akan bisa melakukan
itu. Keserakahanmu
tidak akan puas hanya dengan itu. Kau
juga menyadari itu, kan?” kata Se Joon yakin
“Ahh.. Benarkah? Tapi Itu memang benar. Jadi Haruskah aku membuat
tujuanku lebih besar? Haruskah
aku... membuat
kesepakatan dengan Park Kwan Soo? Sama seperti aku
membuat kesepakatan denganmu?” kata Yoo Jin, Se Joon
terdiam mendengarnya.
Yoo Jin melihat kalau semua ini tidak ada
bedanya baginya karena melihat suaminya dan Park
Kwan Soo keduanya manusia keji. Menurutnya ia dapat
mengatakan pada Kwan Soo bahwa akan
menawarkan leher Se Joon sebagai
gantinya memberikan JB Grup
ketika Kwon Soo menjadi presiden.
“Apa menurutmu Park Kwan Soo akan menolak tawaran seperti itu?” kata Yoo Jin menyindir, Se Joon pun terdiam. Yoo Jin
merasa kalau Se Joon menganggap dirinya itu sedang bercanda.
“Apa kau lupa siapa aku? Kau pasti sudah lupa... Kau...kau
bukan apa-apa tanpa aku....Jadi
berhentilah main-main. Anna
akan mati jika dia melakukan sesuatu yang membuatnya layak
untuk mati. Jika kau
tidak menyukainya, maka katakan
saja. Bahwa kau
akan mundur dari pemilihan presiden.” Kata Yoo
Jin menantang, Se Joon menatap sedih istrinya.
“Kenapa dengan ekspresi
menyedihkanmu itu? Aku
yang seharusnya dikasihani!!!” tegas Yoo Jin
“Kaulah yang menggodaku ketika aku masih muda...demi
delusi politik bodohmu itu. Dan
aku jatuh cinta padamu, meskipun kau tidak pernah
mencintaiku. Biarkan
aku memberitahumu sesuatu yang memalukan bagiku untuk
kuakui sekarang. Jantungku dulu berdebar setiap
kali kau menyentuhku sampai saat ini. Kau
tahu itu juga, kan?” ucap Yoo Jin membuka semua yang dirasakan.
“Tentu saja kau tahu . Dan kau menggunakan itu untuk
keuntunganmu untuk
mengejekku. Tapi
sayang sekali... Aku tidak
memiliki perasaan apapun untukmu lagi... Sentuhlah aku kalau kau mau... Kau pandai melakukannya, karena
kau playboy.” Kata Yoo Jin membentangkan tanganya dan
sengaja berbicara didepan wajah suamianya.
Yoo Jin tertawa mengejek mengakui kalau Se Joon itu cukup
keren. masih
muda, cerdas dan itulah yang dipercayanya sama
seperti para pemilih. Tapi sebenarnya bukan itu,
menurutany Se Joon dulu sudah berumur, licik, dan menjijikkan seperti dirinya sekarang, maka Itu sebabnya Se Joon mampu mengkhianati Ume Hye Rin, yang sangat
mencintainya dan
meninggalnya dia untuk mati Dengan menggunakan kemarahan dan
kecemburuanya demi
keuntungan Se Joon semata. Yoo Jin melihat Se Joon
itu adalah makhluk menjijikkan.
“Aku tadinya ingin anak buahku memenggal tangan yang pertama kalinya memukul wajahku...tapi
aku memutuskan untuk tidak melakukannya karena kau
akan membutuhkannya untuk
berjabat tangan selama kampanye. Jadi Jaga
baik-baik tanganmu, Karena
aku akan datang kembali untuk mengklaim itu... saat kau tidak memerlukannya
lagi.”tegas Yoo Jin sebelum pergi, Se Joon hanya bisa diam
saja.
Yoo Jin sudah memakai pakaian yang serba putih, lalu memakai
bedak, maskara dan juga lipstiknya, tak lupa mengunakan seperangkat perhiasan
dari kalung dan juga anting. Tatapan terlihat masih dingin, sampai akhirnya
memberikan senyuman yang terlihat bahagia.
Ia menaiki mobil dengan wajah terlihat berseri, sopirnya
bertanya mau kemana mereka. Yoo Jin hanya diam saja.
Sementara Tim JSS sedang merayakan kemenangan mereka dengan
makan daging panggang, Anna pun ikut dengan Mi Ran bersama dengan tim lainya.
Semua mengangkat gelas mereka karena sudah berkerja baik hari ini jadi bisa
minum sampai mati. Anna ingin meminum segelas Soju tapi Je Ha melarangnya
karena Wajahnya akan
memerah lagi.
Tim JSS mengodanya agar membiarkan Anna minum hanya
satu gelas. Anna pun meminta agar Je Ha
memperbolehkan dan hanya satu gelas saja. Annna pun minum dengan iringan
semangat dari tim JSS, Mi Ran memuji Anna yang pandai minum. Mereka pun mulai
makan daging panggang, Mi Ran membungkuskan daging untuk Sung Kyu, semua
berteriak tak suka.
Sung Kyung mengejek kalau mereka akan kalah kalau cemburu
melihana lalu membuka mulutnya lebar-lebar. Ketua Seo yang ada didekatnya langsung
memakan daging dari tangan Mi Ran, Sung Kyu berteriak kesal dan Mi Ran seperti
tak sudi karena ingin memberikan pada kekasihnya. Semua tertawa bersama seperti
terlihat sangat bahagia begitu juga Anna dan Je Ha.
Diam-diam Yoo Jin melihat dari luar restoran, menatap Je
Ha yang duduk bersebelahan dengan Anna, lalu bertanya Apa dia
selalu dekat dengan
anggota Tim Ofensif. Sopirnya mengatakan tidak
lalu bertanya apakah ia harus memanggil K2 untuk menemuinya. Yoo Jin pikir tak
perlu karena merasa Je Ha sangat lelah jadi lebih baik membiarkannya minum
dan beristirahat untuk hari ini dan membawa ke
Cloud Nine besok pagi. Sopirnya pun mengerti.
Semua pun kembali ke rumah dengan keadaan sedikit mabuk, Kepala Seo berjalan dengan Je Ha dan Anna langsun
mengucapkan Terima kasih. Je Ha balik
bertanya untuk apa dan melihat tingkahnya aneh dengan memanggilnya "Hyung" Kepala Seo yang mendengarnya
langsung berkaca-kaca dan memeluk Je Ha.
“Hei... Lepaskan....Aku benci
bersentuhan dengan sesama laki-laki!” teriak Je
Ha mendorong Kepala Seo agar menjauh karena membuatnya merinding. Anna hanya bisa tersenyum bahagia melihat keduanya.
“Kita semua bersenang-senang hari
ini berkat kau, Nona Muda!” ucap semua tim pada
Anna sambil membungkuk, Anna pun mengaku juga bersenang-senang.
Mereka pun akan pamit pergi, Je Ha pun menyuruh semuanya
pergi karena sangat berisik dirumah yang tadinya sepi. Kepala Seo tersadar bertanya
Siapa yang mengemudi dan Apakah mereka semua minum. Anak buahnya mengangguk lalu menyuruh Kepala Seo yang
harus menyetir.
Semua Tim akhirnya bersandar di ruang tamu denga
menaikikan kaki ke meja dan juga mengunakan masker pada wajah mereka, karena
tak ada satupun yang bisa menyetir mobil ke markas. Kepala Seo menolak tak ingin mengunakan masker
tapi Mi Ra langsun memukulnya menyuruh agar diam dan memasangkan masker pada
wajahnya.
“Ini sebabnya semua supir
pengganti lari dari kalian! Laki-laki
juga harus memperhatikan penampilan mereka!” ucap Mi Ran yang memasang semua masker pada tim
Je Ha baru masuk ruangan terlihat kaget, Mi Ran menyuruh
duduk agar bisa memakainya. Je Ha menolak karena tak tahan dengan melihat
mereka semuanya. Anna datang menepuk punggung Je Ha agar memakainya jauga. Je
Ha terlihat kesakitan, Anna panik bertanya apakah ada yang terluka. Je Ha
mengaku kalau ia baik-baik saja.
Anna pun menyuruh Je Ha duduk kalau merasa baik-baik
saja, Je Ha menolak menurutnya Ini hanya untuk orang-orang jelek
seperti mereka dan Pria
setampan sepertinya tidak perlu. Semua tim terlihat berdiri
dengan wajah marah dengan masker wajah yang masih menempel. Je Ha tetap menolak
tapi Anna akhirnya memasangkan masker untuknya, semua tim pun tertawa bahagia.
Semua akhirnya tertidur di lantai dengan berjejer seperti
camp tentara, Sung Kyu bermimpi dengan Mi Ran memeluk Je Ha yang karna
mengangapnya Mi Ran. Je Ha melepaskan pelukan dengan kesal kalau ia bukan Mi
Ran. Kepala Seo tiba-tiba terbangun dan langsung memukul tangan Je Ha mengaku
sangat terkejut, Je Ha tak percaya melihat cara tidur kepala Seo yang
mengingau, dan merasa tak nyaman.
“Membunuh mereka juga bukan pilihan bagus...” kata Je Ha kesal lalu meninggalkan ruangan tidur.
Mi Ran tidur bersama dengan Anna dilantai, sementara Anna
terlihat tak bisa tertidur mengingat saat berciuman dengan Je Ha sebelumnya. Wajahnya
tersipu malu sambil menutupi dengan selimut. Lalu teringat saat menepuk pungung
Je Ha, seperti merasakan kesakitan.
Akhirnya Anna diam-diam mengambil ponselnya lalu pergi ke
kamar mandi dan melihat ada kotak obat dibawa wastafel. Ia mengirimkan pesan
pada Je Ha “Apa Kau sudah tidur?” Je Ha membalasnya “belum” Anna bertana “Dimana
kau?” Je Ha menulis “Di
atap.”
Anna terlihat terkesima melihat ruangan yang tadinya
terlihat gudang sudah tertata rapih dan seperti nyaman untuk duduk disana,
bertanya apakah Je Ha yang membersihkan semua ini, Je Ha mengatakan kalau meminta bibi pelyan untuk melakukannya karena Anna sering datang ke tempat itu.
Je Ha bertanya pendapatnya, Anna mengaku sangat
menyukainya lalu mendekati Je Ha menyuruh agar membuka baju dengan melepaskan
kancingnya. Je Ha panik apa yan akan dilakukan Anna padanya. Anna sudah tak tahan
meminta agar Je Ha segera melepaskan bajunya. Je Ha merasa belum siap untuk hal
semacam itu sekarang.
Je Ha sudah menelunkupkan badanya dengan pungungnya yang
terbuka, terlihat ada tato besar. Anna memberikan obat merasa kalau luka itu pasti
sangat menyakitkan, Je Ha mengaku kalau
baik-baik saja karena menurutnya Itu
hanya goresan.
“Dasar Kau ini.... Apa Kau sebut
ini goresan?” ucap Anna kesal sengaja menekan
lukanya, Je Ha pun menjerit kesakitan.
“Jadi Kau lebih baik menemui dokter
besok. mengerti?!”
perintah Anna, Je Ha pun mengerti dan berjanji pergi
besok.
“Kau milikku, ingat itu!!! Jadi jaga baik-baik tubuhmu!” tegas Anna. Je Ha berjanji akan
melakukannya. Anna pun selesai memberikan obat dan Je
Ha langsung bangun memakai kemeja merasa jauh lebih baik sekarang. Keduanya
duduk diatap, Anna merasa Malam semakin dingin. Je Ha
pikir tak ada masalah sekarang, Anna binggung.
Je Ha pun pergi mengambil selimut lalu membalut tubuhnya
yang terasa sangat dingin. Anna melirik sinis karena Je Ha bukan menyelimutinya
lebih dulu. Je Ha pun bertawa memberikan selimut untuk Anna dengan memeluknya
dari belakang.
“Tapi... Apa kita hanya memiliki satu
selimut?” tanya Anna, Je
Ha mengatak tidak
“Lalu kenapa kau melakukan ini?” goda Anna polos, Je Ha terlihat gugup kebinggungan
menjawabnya tapi akhirnya keduanya sama-sama tertawa bahagia, Je Ha pun
menyandarkan kepalanya di bahu Anna.
“Anna... Nanti... Apa kau mau tinggal
di Spanyol denganku?” ucap Je Ha, Anna terdiam.
Je Ha berpikir kalau Anna itu tak mau.
“Tempat itu...adalah tempat yang
kubenci. Tapi... itu adalah tempat di mana kita berdua pertama kali bertemu. Jadi Tentu saja aku mau, ayo pergi... Aku hanya ingin pergi denganmu.” Ungkap Anna. Je Ha pun terlihat senang.
“Tapi berpikir tentang hal itu, aku
tidak tahu banyak tentangmu. Lalu Apa yang kau lakukan di Spanyol?” tanya Anna.
“Aku
sedang dikejar-kejar.” Kata Je Ha
mengakuinya, Anna binggung bertanya kenapa Je Ha sampai dikejar seorang.
“Karena mereka menjebakku membunuh orang yang tidak bisa
kulindungi.” Ucap Je Ha,
Anna menatap Je Ha bertanya apakah orang itu yang
dicintainya, Je Ha menganguk. Anna menyimpulkan itu sebabnya Je Ha mimpi buruk setiap malam. Je Ha membenarkanya. Anna langsung memeluknya merasa
kalau Je Ha selama ini pasti
sangat menderita dan pasti
cukup sulit baginya sampai
sekarang. Je Ha mengaku kalau ia baik-baik
saja.
“Anna.... Aku tidak punya apa-apa untuk
kulindungi, Jadi aku
tidak merasa kehilangan. Tapi
sekarang, aku telah menemukan seseorang yang ingin
kulindungi. Maka ...kupikir
aku bisa bahagia sekarang.” Ucap Je Ha menatap
Anna dan memeluknya kembali dari
belakang.
“Kapan... menurutmu kita akan bisa pergi ke Spanyol?” tanya Anna seperti sudah tak sabar menunggu.
“Ya... mungkin setelah perang ini berakhir?!” kata Je Ha dan menaruh kepala Anna agar bersandar di
pundaknya. Keduanya terlihat menikmati malam bersama diatap.
Je Ha akan pergi ke Cloud nine, semua tim yang
melewatinya langsung memberikan jempol dan memujinya. Ketika masuk Cloud Nine,
Sek Kim langsung membungkuk mengucapkan selamat datang dan Nyonya
Choi sudah menunggu.
“Aku tidak bisa membawa kepala
Park Kwan Soo, jadi jangan khawatir.” Ucap Je Ha
melihat sikap Sek Kim yang terlihat
ketakutan
“Tolong.....maafkan aku atas
tindakanku sebelumnya.” Kata Sek Kim, Je Ha seperti
tak peduli lalu masuk ruangan menemui Yoo Jin.
Yoo Jin pun dengan senyuman mengucapkan selamat datang
pada Je Ha, Lalu Je Ha bertanya ada apa dengan Sek Kim. Yoo Jin pikir itu
wajar, karena Je Ha adalah pahlawan yang menyelamatkan JSS. Je Ha heran dianggap pahlawan.
“Jangan merasa gelisah dengan
perilaku Kepala Kim. Dia
mungkin hanya takut akan
kehilangan kepalanya.” Kata Yoo Jin
“Aku tahu, tapi aku tidak membawa kepala Park Kwan Soo. Jadi tidak ada yang bisa dilakukan tentang itu.” ucap Je Ha.
“Apa kau masih ingin aku
memberikan itu padamu? Kepala
dari Sek Kim, maksudku.” Kata Yoo Jin dengan nada mengejek.
“Kadang-kadang, leluconmu
terdengar seperti sungguhan. Aku
bertanya-tanya kenapa itu.” ucap Je Ha
Yoo Jin pikir itu karena dirinya pandai
berakting lalu bertanya apa yang didapat dari Park
Kwan Soo. Je Ha memberitahu kalau Kwan Soo akan
segera memintaknya untuk membawa
kepala Yoo Jin dan memberikanya
uang. Yoo Jin menyimpulkan kalau Je Ha sudah berhasil tapi Je
Ha bingung dengan tangapan Yoo Jin.
Sung Won datang menemui Anna bertanya apakah tidurnya
nyenyak dengan wajah khawatir, Anna mengaku tidur dengan nyenyak. Sung Won un
mengucap Syukur, lalu memberitahu tiga orang didepanya kalau sudah
menugaskan mereka untuk
bekerja langsung di bawahnya sekarang serta sudah
menaikkan upahnya,
Ketiganya kaget, Sung Won bertanya apakah mereka tidak
keberatan, kan karena membuat keputusan
ini tanpa konsultasi dengan mereka
semua jadi meminta agar memberitahu kalau memang setuju, Semua
langsun mengucapkan terimakasih dan berjanji akan
melakukan yang terbaik.
“Baiklah. Jangan pikiran JSS sekarang. Yang harus kalian lakukan adalah
melindungi Anna. Kalian mengerti?” kata Sung
Won, keduanya pun mengerti.
“Tapi, rumah ini milik JSS, sehingga keamanannya...” kata Sung Kyu binggung
“Tidak, itu tidak benar! Sertifikat rumah
ini berada di bawah nama JB Development. Aku hanya meminjamkannya. Jadi matikan semua sistem keamanan,
dan
pasang yang baru. Jika
kau menghubungi sekretarisku, maka mereka
akan mengganti semua biayanya.” Jelas Sung Won, semua
menganguk mengerti.
“Oh ya. Kalian semua perlu uang, kan? Kartu ini tidak memiliki batas, jadi gunakan kapanpun kalian
membutuhkannya.” Kata Sung Won, Semua hanya
diam Sun Won menyuruh agar cepat mengambilnya. Mi Ran pun mengambilnya dengan
wajah gugup.
“Dan Juga, aku akan membuat rumah
ini berada di bawah namamu. Jadi
kau tinggal di sini, oke?” kata Sung Won pada Anna
Anna bingung apa maksudnya, Sung Won menjelaskan kalau
Anna tinggal disini saja. Anna
pikir memang berencana melakukan itu. Bibi Pelayan langsung mengucapkan terimakasih dan merasa Anna tidak
mengerti lalu memberitahu kalau Pada
saat-saat seperti ini, seharusnya
mengucapkan terima kasih. Sung Won dengan besar hati
merasa Anna tidak
perlu tahu.
Yoo Jin memikirkan tentang bau darah, bukan
bau minyak menurutnya Kwan Soo itu tidak sengaja mengatakan itu. Je Ha pikir mungkin berarti Kwan Soo mendapat uang itu dengan menjual senjata atau
sesuatu, Yoo Jin rasa memang bisa seperti itu.
“Aku akan mencari tahu dengan
Cermin. Jadi
sekarang, saatnya memasang perangkapku.” Kata Yoo
Jin, Je Ha binggung apa maksud perangkapnya.
“Tidak lama lagi Park Kwan Soo akan mendekatimu. Karena keinginannya untuk
membunuhku akan tumbuh
lebih kuat dan lebih kuat lagi Jadi kau harus
lebih dekat padanya.” Ucap Yoo Jin, Je Ha hanya
bisa terdiam mendengarnya.
Anna mendekati pamanya lalu memberanikan diri
bertanya apa tahu
di mana tempat makam ibunya, Sung Won mengaku tentu saja tahu dan
memang sudah menunggu Anna menanyakan hal itu dan menurutnya itu Waktu
yang tepat karena Malam ini
ada fashion show dalam
rangka penghormatan kepada ibunya jadi bisa datang ke pemakaman sebelum datang ke acara
itu.
Je Ha keluar dari ruangan sempat melirik sinis pada Sek
Kim, dan Sek Kim pun masuk ke dalam ruangan. Yoo Jin menegaskan Sudah
waktunya Sek Kim melakukan
pekerjaannya. Sek Kim mengaku mengerti dan sudah
memulainya.
“Jangan sampai Je Ha tahu tentang
ini bagaimanapun juga. Kau
tahu itu kan?” kata Yoo Jin memperingatinya.
“Aku akan pastikan untuk
mengingatnya, Nyonya.” Tegas Sek Kim seperti bisa
membalas semuanya.
bersambung ke episode 12
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar