PS : All
images credit and content copyright : KBS
Pangeran Lee kaget melihat Byung Yun yang menaruh pedang
di lehernya, Ui Gyo berteriak menyuruh agar segera menangkap Byung Yun. Suasana
terasa tegang, keadaan Pangeran Lee benar-benar terdesak. Raja pun seperti
masih shock.
“Jangan ada... Jangan ada yang bergerak! “teriak Raja tak ingin
terjadi sesuatu pada anaknya.
“Keselamatan Putra Mahkota harus
menjadi prioritas utama! Semua,
menyingkir!” perintah Kasim Han
Semua pun terdiam dan Pangeran Lee dengan Byun Yung
saling menatap tak percaya. Begitu juga Ra On, karena Byung Yun berani menaruh
pisau di leher Pangeran Lee yang selama ini menjadi temannya. Akhirnya Tuan Hong
dan juga Ra On dibawah keluar dari tempat penyiksaan.
Ra On dan Pangeran Lee saling menatap sedih harus
berpisah dengan keadaan seperti ini sekarang. Pangeran Lee menatap Byung Yun
seperti sedih karena ternyata orang terdekatnya yang ternyata menjadi seorang
pengkhianat dan ingin membunuhnya. Yoon Sung juga merasa tak percaya Byung Yun
malah sebagai orang yang ingin memberontak.
Flash Back
“Meskipun ini akan menjadi
pertarungan yang sangat sulit, aku
perlu tahu komunitas macam apa Awan Putih itu dan... dinding apa yang memisahkan aku dengan orang-orang itu. Sekarang, aku harus mencari tahu.” Ucap Pangeran Lee
“Ini mungkin akan menjadi tembok
itu.” Kata Byung Yun, Pangeran Lee binggung mendengarnya.
“Bangsa yang ingin kau bentuk akan
ada di balik lebih itu. Aku benar-benar ingin
melihatnya, Putra Mahkota.” Ucap Byung Yun
“Kalau kau benar-benar ingin
melihatnya, maka aku
benar-benar membutuhkan
bantuanmu.” Kata Pangeran Lee
Byung Yun menatap Pangeran Lee meminta maaf karena sifat
kasarnya itu, ia merasa masih percaya bahwa dunia yang
dinantikan oleh
komunitas Awan Putih tidak
berbeda dari bangsa yang diimpikan,
Putra Mahkota.
“Di balik dinding yang memisahkan
antara kau dan orang-orang itu, maka bangsa
yang akan kau ciptakan, Aku
benar-benar ingin melihatnya.” Kata Byung Yun,
beberapa pengawal datang dengan membawa busur panah dan siap melepaskanya.
“Jangan menarik pedangmu!!! Saat kau meletakkan pedangmu ke
bawah, aku akan kehilanganmu.” Kata Putra Mahkota. Byung
Yun sempat tak percaya mendengarnya.
“Jangan menarik pedangmu! Ini adalah perintah.” Tegas Pangeran Lee.
“Karena...
tidak bisa mematuhi perintahmu, aku minta maaf, Putra Mahkota.” Kata
Byung Yun langsung menjatuhkan pedangnya
Saat itu juga busur panah menancap di dada Byung Yun dan
Pangeran Lee, Yoon Sung serta Kasim Han sedih melihatnya. Byung Yun mencoba
mematahkan panahnya, saat itu juga pengawal melepaskan panah ke bagian kaki.
Pangeran Lee berteriak agar pengawal berhenti melepaskan panahanya. Tapi malah seorang pengawal memberikan pedang
pun mengores bagian belakang tubuh Byung Yun. Akhirnya Byung Yun pun terkapar
dengan darah yang keluar dari mulutnya.
Pangeran Lee berlari ingin melihat Byung Yun, dua
pengawal menahanya agar tak mendekat. Kasim Han berkaca-kaca melihat
pengorbanan Byung Yun lalu melihat Raja terlihat ingin pingsan segera membawa masuk
ke dalam istana.
“Sudah kukatakan untuk minggir!” teriak Pangeran Lee, akhirnya dua pegawal membiarkan
Pangeran Lee mendekati Byung Yun yang sekarat.
“Jangan lupa bahwa kalau aku hanya bisa mempercayai
satu orang di dunia ini, tanpa
perubahan maka orang itu masih akan tetap... dirimu.” Kata Pangeran Lee
“Putra Mahkota... terima
kasih.. Karena sudah... mempercayai aku... “ ucap Byung Yun dengan sisa kekuatan terakhir akhirnya
tanganya lemas tak bernyawa. Pangeran Lee menangis histeris dan Yoon Sung yang
melihatnya shock kehilangan temanya juga.
Flash Back
Byung Yun pergi ke festival lentera melihat Pangeran Lee dan
Ra On menatap ke langi setelah menerbangkan lentera harapan. Lalu ia pun
menerbangkan miliknya dengan bertuliskan “Aku
berharap bahwa di saat-saat terakhirku, aku
bisa menjadi temanmu.”
Tuan Hong dibawa oleh dua penjaga akan keluar dari
istana, Ra On dengan pakaian tentara sengaja menundukan kepala agar tak
terlihat. Seorang pengawal menghentikan langkahnya, bertanya kenapa meninggalkan istana pada jam
seperti ini. Ra On hanya bisa tertunduk dan Tuan
Hong sebagai tanahan seperti ingin melakukan perintah saja.
“Buka pintunya...Ini adalah Perintah Kerajaan
untuk mengangkut kriminal ke Kantor
Investigasi Kerajaan segera.” Ucap Kasim Hong, si
pengawal melihat Kasim Han pun akhirnya membuka pintu istana.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari belakang “Mereka
pengkhianat! Tutup pintu istana!” Kasim Han
langsung mendorong Ra On dan juga Tuan Hong keluar dari istana untuk segera
menutup pintu. Pertempuran pedang pun kembali terjadi.
Didepan istana sudah menunggu pasukan awan putih dengan
kuda, Ra On dan Tuan Hong naik ke atas kuda melihat Kasim Han mencoba
menghalangi pengawal yang mengejar mereka. Saat itu juga Kasim Han mendapatkan
sabetan pedang dibelakangnya dan akhirnya dengan sedikit tersadar bisa melihat
keduanya pergi meninggalkan istana dan ia pun seperti harus mati untuk
menyelamatkan keduanya.
Seseorang membawa Byung Yun yang sudah tak bernyawa
dengan gerobak, Kasim Jung dan Yoon Sung menghentikanya. Kasim Jung meminta
waktu satu menit saja untuk melihatnya. Yoon Sung menatap sedih keadaan Byung Yun
yang sudah tak bernyawa ditutup oleh tikar, hanya bisa memegang tanganya.
“Aku teman dekatnya. Apa kau
mengizinkan aku untuk
setidaknya mengambil mayatnya?” kata Yoon Sung, Si
pria tak memperbolehkanya. Kasim Jung pun memberikan imbalan uang sebagai
gantinya. Yoon Sung melihat lagi temanya, lalu dikagetkan tangan Byung Yun yang
sedikit bergerak.
[Episode 17 - Akhir dari Sebuah Awal]
Terdengar suara orang terbatuk dalam istana, Kasim Jung
memanggil Pangeran Lee bertanya Apakah sedang terbatuk. Satu bulan pun berlalu
setelah kepergian Ra On dan Tuan Hong dari istana. Kasim Jung terus bertanya
apakah Pangeran Lee terbatuk, tapi ketika masuk hanya ada jubah sebagai pangeran
diatas kursi.
“Putra Mahkota... Kau tidak mungkin batuk, karena
kau tidak ada di sini. Kau
juga tidak akan pergi ke perpustakaan... tidak masalah. Aku hanya bisa menerima omelan
dan hukuman, jangan khawatir. Sekarang,
ayo kita pergi untuk dimarahi.” Ucap Kasim Jung pasrah
dengan tingkah pangeran Lee.
Sementara Pangeran Lee sedang menonton tarian ditemani
oleh Gisaeng. Seorang Gisaeng melihat kalau Ini adalah pertama kalinya mengunjungi
rumah mereka. Pangeran Lee sambil minum merasa sudah
terlalu banyak mengalami hari mabuk sampai tidak bisa ingat. Si Gisaeng mengoda Pangeran Lee agar sering datang. Pangeran
Lee dengan tatapan dingin akan memikirkannya.
Sementara di istana, Raja dengan wajah khawatir
bertanya Apa Putra
Mahkota melewatkan Rapat Istana lagi. PM Kim
memberitahu Pangeran Lee Pada
awalnya melawan perintah untuk mengeksekusi criminal dengan alasan penyiksaan dan sekarang menganggap remeh
tugasnya sebagai
Putra Mahkota.
“Yang Mulia.... Semua petisi kerajaan itu hanya
bagian 1 dari... semua
petisi kerajaan dari para sarjana Konfusianisme yang percaya bahwa Putra Mahkota harus diturunkan.” Kata PM Kim
“Sudah kukatakan bahwa aku tidak
akan berbicara tentang
hal itu lagi.” Tegas Raja
“Kau harus membicarakannya. Tolong jangan bahayakan lagi
politik damai dari bangsa ini, Yang Mulia.” Ucap Ui Gyo mendesak.
“Putra Mahkota bukanlah orang yang
sudah mengancam politik
damai bangsa ini. Kau
menuduh dia terkait dengan Komunitas Awan Putih saat kau bahkan tidak yakin, menolak apa
pun yang ingin dia lakukan, dan
setiap kali kau tidak menyukai sesuatu, maka kau
memerintahkan sarjana
Konfusius menulis petisi royal kepadanya untuk ditendang keluar dari istana.” Ucap Mentri Joo membela calon menantunya. PM Kim
melirik sinis mendengarnya.
“Itu sebabnya aku mengatakan ini. Yang Mulia, Putra Mahkota kini
telah kehilangan semua rasa hormat dan
rasa kewajiban. Bukankah
ini jelas karena dia lebih sering mengunjungi rumah pelacuran daripada dia mengunjungi Ruang
Rapat Istana? Jangan
mempersulit urusan politik bangsa ini lagi. Aku percaya bahwa menurunkan
Putra Mahkota... dan
menunjuk Putra Mahkota yang baru adalah hal yang benar untuk dilakukan.” Tegas PM Kim
Semua yang ada di dalam ruangan meminta agara Raja
mempertimbangkan keputusan sekali lagi. Raja terlihat kebinggungan, sementara PM Kim dan Mentri
Joo saling melirik sinis.
Pangeran Lee baru saja keluar dari rumah Gisaeng, lalu
terdengar keributan meminta para Gisaeng untuk bersamanya dan mengejarnya,
Pangeran Lee melihat itu adalah Kasim Sung terlihat main-main dirumah Gisaeng
juga.
Sementara di istana, PM Kim bertemu dengan Ratu Kim
menanyakan Apa Pangeran tumbuh dengan baik. Ratu Kim mengatakan tentu
saja karena anaknya semakin sehat setiap
harinya dengan wajah bangga. PM Kim pikir anak Ratu Kim harus
menjadi semakin sehat.
“Dia juga akan menjadi Putra
Mahkota, tentu saja dia harus sehat. Itu
juga merupakan keuntungan besar.” Ucap PM Kim,
Ratu Kim kaget mendengar keputusan ayahnya.
“Kenapa kau begitu terkejut? Tempat Putra Mahkota akan segera
membutuhkan pemilik baru, sehingga
kau harus bersiap-siap.” Kata PM Kim,Ratu Kim merasa
ayahnya itu tak serius.
“Ya, hal itu akan segera
diselesaikan.” Ucap PM Kim, Ratu Kim mengerti dengan
wajah sumringah dan PM Kim pun keluar dari ruanganya.
Ratu Kim terdiam dalam ruanganya, tiba-tiba wajahnya
terlihat khawatir dan tegang.
Flash Back
Yoon Sung ingin membahas mengenai
bayi yang baru lahir yang diselinapkan keluar dari istana melalui pintu
belakang. Lalu bertanya apakah semua
akan berubah Kalau anak itu tidak mati dan ternyta
masih hidup semua
akan berubah.
Ratu Kim menahan rasa amarahnya, lalu terdengar Kasim
Sung datang ke ruanganya. Ratu Kim pun membiarkan Kasim Sung masuk ruanganya.
Pangeran Lee menatap Byung Yun yang masih terbaring tak
sadarkan diri, lalu memanggil temanya memberitahu kalau ia sudah datang. Byung
Yun hanya diam saja. Pangeran Lee kembali bertanya kapan Byung Yun bisa
membalas ucapanya, Byung Yun seperti masih belum sadar juga setelah terkena
pedang, akhirnya Pangeran Lee pun keluar dari tempat Byung Yun dirawat.
Pangeran Lee duduk disamping Yok Yang bertanya Apa Byung Yun baik-baik saja. Yok Yang mengatakan Luka
fisiknya sudah sembuh jadi menurtnya Byung Yun Mungkin
ingin beristirahat sedikit lebih lama. Pangeran
Lee bisa mengerti Byung Yun sudah menjalani sebuah kehidupan
yang melelahkan.
“Mungkin itu karena dia
mempersiapkan diri untuk menghadapimu.” Kata Yok Yang
“Apa tidak ada kabar tentang Ra
On?” tanya Pangeran Lee, Yok Yang berkata kalau tak ada
kabar dari Ra On.
“Apa kau kecewa?” tanya Yok Yang, Pangeran Lee mengatakan tidak karena sekrang
menikmati dirinya saat tidak bisa melacak
waktu yaitu Permainan mengejar ekor.
“Aku memperhatikan semua kegiatan
keluarga Kim termasuk
pendaftaran tanah, transaksi uang dan orang.” Ucap Pangeran
Lee
“Yah.. Namun,
perburuan belum berakhir saat kau menggenggam ekornya. Mereka bisa memotong ekornya dan
melarikan diri. Tolong
berhati-hati.” Pesan Yong Yang, Pangeran Lee pun bisa
mengingatnya.
“Aku sudah sangat siap. Tolong persiapkan dirimu untuk
mengisi lubang besar yang
akan terjadi di istana.” Kata Pangeran Lee berdiri
dari tempat duduknya.
Ratu Kim dengan mata berkaca-kaca bertanya apakah Kasim
Sung sudah memeriksanya. Kasim Sung binggung menjelaskan dan langsung berlutut
didepan Ratu Kim, Ratu Kim bertanya apakah tak ingin langsung memberitakan
semuanya sekarang juga.
“Yang Mulia, Tuan Kim Yoon Sung benar.” Kata Kasim Sung
“Apa kau mengatakan bahwa anak itu
benar-benar hidup?” tanya Ratu Kim tak percaya
“Yah... Aku melihat anak itu diurus oleh Gisaeng.” Kata
Kasim Sung. Tangan Ratu Kim meremas bajunya menahan amarah ternyata anaknya
masih hidup dan bisa membahayakan posisinya.
Pangeran Lee bertemu dengan PM Kim di lorong, tatapan
sinis melihat orang licik yang ada di istana. PM Kim mengatakan Diturunkan
dari tahta tidak selalu menyebabkan ketidakbahagiaan, menurutnya Beberapa telah menjalani
kehidupan yang panjang menikmati
perburuan dan semacamnya.
“Bahkan mungkin, itu bisa menjadi
kehidupan yang lebih baik daripada
berada di atas tahta.” Kata PM Kim seperti ingin
Pangeran Lee turun dari tahta segera.
“Yah.. Memang terdengar menarik tapi ada
satu hal yang mengganjal. Yaitu... kau,
Perdana Menteri… Kurasa
aku tidak bisa meninggalkan istana selama kau ada di sini.” tegas Pangeran Lee lalu berjalan pergi
Ra On menemui Yak Yong dirumanya , Yak Yong panik takut
ada orang yang melihat mereka bertaya apakah tidak ada
yang mengikutinya. Ra On mengatakan tak ada dan sudah memeriksanya beberapa
kali dan semua baik-baik saja.
“Ini pasti berat untukmu.” Ucap Yak Yong sedih
“Aku mendengarnya dari ibu. Apa Hyung Kim benar-benar ada di
sini? Apa dia
benar-benar masih hidup?” kata Ra On penasaran
“Dia belum sadar, tapi dia mulai
pulih.” Kata Yak Yong, Ra On merasa itu sangat melegakan
untuknya. Yak Yong pun mengajak Ra On untuk mengikutinya segera.
Ra On menemui Byung Yun yang masih terbaring, lalu
menyapanya dengan memberitahu Sam Nom sudah datan. Byung Yun tetap saja diam, Ra On bertanya
apakah Byung Yun masih belum mau bangun meskipun sudah datang menemuinya. Byung Yun tetap diam.
“Pasti sangat sulit bagimu untuk
menahan dan menyembunyikan diri
selama ini. Apa itu
sebabnya kau beristirahat cukup lama? Musim
gugur akan terlewati kalau terus seperti ini! Kau harus bangun sebelum semua
daun jatuh dari pohon, benarkan?” kata Ra On dengan wajah bahagia mengajak ngobrol Byung
Yun
“Hyung Kim, saat turun salju untuk
pertama kalinya, bagaimana
kelihatannya istana? Saat
salju jatuh di halaman halaman utama di Balai Pertobatan dan di atap bagian bawahnya... pasti sangat indah. memang indah.” Kata Ra On membayangkanya.
Tiba terdengar suara yang lemah mengatakan “Sangat....
sangat indah” Ra On kaget melihat Byung Yun bisa membuka matanya, dan bertanya
apakah ia sudah sadar sekarang. Byung Yun mengeluh Ra On itu sangat
menyebalkan, masih saja berbicara padaha sudah
melihatnya membuatnya sakit kepala. Ra On mengoyangkan tubuh Byung Yun karena
tak percaya, Byung Yun pun mengernyit kesakitan
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar