PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 18 Oktober 2016

Sinopsis Love In The Moonlight Episode 17 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS

Pangeran Lee kaget melihat Byung Yun yang menaruh pedang di lehernya, Ui Gyo berteriak menyuruh agar segera menangkap Byung Yun. Suasana terasa tegang, keadaan Pangeran Lee benar-benar terdesak. Raja pun seperti masih shock.
Jangan ada... Jangan ada yang bergerak! “teriak Raja tak ingin terjadi sesuatu pada anaknya.
“Keselamatan Putra Mahkota harus menjadi prioritas utama! Semua, menyingkir!” perintah Kasim Han
Semua pun terdiam dan Pangeran Lee dengan Byun Yung saling menatap tak percaya. Begitu juga Ra On, karena Byung Yun berani menaruh pisau di leher Pangeran Lee yang selama ini menjadi temannya. Akhirnya Tuan Hong dan juga Ra On dibawah keluar dari tempat penyiksaan. 

Ra On dan Pangeran Lee saling menatap sedih harus berpisah dengan keadaan seperti ini sekarang. Pangeran Lee menatap Byung Yun seperti sedih karena ternyata orang terdekatnya yang ternyata menjadi seorang pengkhianat dan ingin membunuhnya. Yoon Sung juga merasa tak percaya Byung Yun malah sebagai orang yang ingin memberontak.
Flash Back
Meskipun ini akan menjadi pertarungan yang sangat sulit, aku perlu tahu komunitas macam apa Awan Putih itu dan... dinding apa yang memisahkan aku dengan orang-orang itu. Sekarang, aku harus mencari tahu.” Ucap Pangeran Lee
Ini mungkin akan menjadi tembok itu.” Kata Byung Yun, Pangeran Lee binggung mendengarnya.
Bangsa yang ingin kau bentuk akan ada di balik lebih itu.  Aku benar-benar ingin melihatnya, Putra Mahkota.” Ucap Byung Yun
Kalau kau benar-benar ingin melihatnya, maka aku benar-benar membutuhkan bantuanmu.” Kata Pangeran Lee 

Byung Yun menatap Pangeran Lee meminta maaf karena sifat kasarnya itu, ia merasa masih percaya bahwa dunia yang dinantikan oleh komunitas Awan Putih tidak berbeda dari bangsa yang diimpikan, Putra Mahkota.
Di balik dinding yang memisahkan antara kau dan orang-orang itu, maka bangsa yang akan kau ciptakan, Aku benar-benar ingin melihatnya.” Kata Byung Yun, beberapa pengawal datang dengan membawa busur panah dan siap melepaskanya.
Jangan menarik pedangmu!!! Saat kau meletakkan pedangmu ke bawah, aku akan kehilanganmu.” Kata Putra Mahkota. Byung Yun sempat tak percaya mendengarnya.
Jangan menarik pedangmu! Ini adalah perintah.” Tegas Pangeran Lee.
Karena... tidak bisa mematuhi perintahmu, aku minta maaf, Putra Mahkota.” Kata Byung Yun langsung menjatuhkan pedangnya

Saat itu juga busur panah menancap di dada Byung Yun dan Pangeran Lee, Yoon Sung serta Kasim Han sedih melihatnya. Byung Yun mencoba mematahkan panahnya, saat itu juga pengawal melepaskan panah ke bagian kaki. Pangeran Lee berteriak agar pengawal berhenti melepaskan panahanya.  Tapi malah seorang pengawal memberikan pedang pun mengores bagian belakang tubuh Byung Yun. Akhirnya Byung Yun pun terkapar dengan darah yang keluar dari mulutnya.

Pangeran Lee berlari ingin melihat Byung Yun, dua pengawal menahanya agar tak mendekat. Kasim Han berkaca-kaca melihat pengorbanan Byung Yun lalu melihat Raja terlihat ingin pingsan segera membawa masuk ke dalam istana.
Sudah kukatakan untuk minggir!” teriak Pangeran Lee, akhirnya dua pegawal membiarkan Pangeran Lee mendekati Byung Yun yang sekarat.
Jangan lupa bahwa kalau aku hanya bisa mempercayai satu orang di dunia ini, tanpa perubahan maka  orang itu masih akan tetap... dirimu.” Kata Pangeran Lee
“Putra Mahkota... terima kasih.. Karena sudah... mempercayai aku... “ ucap Byung Yun dengan sisa kekuatan terakhir akhirnya tanganya lemas tak bernyawa. Pangeran Lee menangis histeris dan Yoon Sung yang melihatnya shock kehilangan temanya juga. 

Flash Back
Byung Yun pergi ke festival lentera melihat Pangeran Lee dan Ra On menatap ke langi setelah menerbangkan lentera harapan. Lalu ia pun menerbangkan miliknya dengan bertuliskan Aku berharap bahwa di saat-saat terakhirku, aku bisa menjadi temanmu.” 
Tuan Hong dibawa oleh dua penjaga akan keluar dari istana, Ra On dengan pakaian tentara sengaja menundukan kepala agar tak terlihat. Seorang pengawal menghentikan langkahnya, bertanya kenapa  meninggalkan istana pada jam seperti ini. Ra On hanya bisa tertunduk dan Tuan Hong sebagai tanahan seperti ingin melakukan perintah saja.
Buka pintunya...Ini adalah Perintah Kerajaan untuk mengangkut kriminal ke Kantor Investigasi Kerajaan segera.” Ucap Kasim Hong, si pengawal melihat Kasim Han pun akhirnya membuka pintu istana.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari belakang “Mereka pengkhianat! Tutup pintu istana!” Kasim Han langsung mendorong Ra On dan juga Tuan Hong keluar dari istana untuk segera menutup pintu. Pertempuran pedang pun kembali terjadi.
Didepan istana sudah menunggu pasukan awan putih dengan kuda, Ra On dan Tuan Hong naik ke atas kuda melihat Kasim Han mencoba menghalangi pengawal yang mengejar mereka. Saat itu juga Kasim Han mendapatkan sabetan pedang dibelakangnya dan akhirnya dengan sedikit tersadar bisa melihat keduanya pergi meninggalkan istana dan ia pun seperti harus mati untuk menyelamatkan keduanya. 

Seseorang membawa Byung Yun yang sudah tak bernyawa dengan gerobak, Kasim Jung dan Yoon Sung menghentikanya. Kasim Jung meminta waktu satu menit saja untuk melihatnya. Yoon Sung menatap sedih keadaan Byung Yun yang sudah tak bernyawa ditutup oleh tikar, hanya bisa memegang tanganya.
“Aku teman dekatnya. Apa kau mengizinkan aku untuk setidaknya mengambil mayatnya?” kata Yoon Sung, Si pria tak memperbolehkanya. Kasim Jung pun memberikan imbalan uang sebagai gantinya. Yoon Sung melihat lagi temanya, lalu dikagetkan tangan Byung Yun yang sedikit bergerak. 

[Episode 17 - Akhir dari Sebuah Awal]

Terdengar suara orang terbatuk dalam istana, Kasim Jung memanggil Pangeran Lee bertanya Apakah sedang terbatuk. Satu bulan pun berlalu setelah kepergian Ra On dan Tuan Hong dari istana. Kasim Jung terus bertanya apakah  Pangeran Lee terbatuk, tapi ketika masuk hanya ada jubah sebagai pangeran diatas kursi.
Putra Mahkota... Kau tidak mungkin batuk, karena kau tidak ada di sini. Kau juga tidak akan pergi ke perpustakaan... tidak masalah. Aku hanya bisa menerima omelan dan hukuman, jangan khawatir. Sekarang, ayo kita pergi untuk dimarahi.” Ucap Kasim Jung pasrah dengan tingkah pangeran Lee.
Sementara Pangeran Lee sedang menonton tarian ditemani oleh Gisaeng. Seorang Gisaeng melihat kalau  Ini adalah pertama kalinya mengunjungi rumah mereka. Pangeran Lee sambil minum merasa sudah terlalu banyak mengalami hari mabuk sampai tidak bisa ingat. Si Gisaeng mengoda Pangeran Lee agar sering datang. Pangeran Lee dengan tatapan dingin akan  memikirkannya.

Sementara di istana, Raja dengan wajah khawatir bertanya  Apa Putra Mahkota melewatkan Rapat Istana lagi. PM Kim memberitahu Pangeran Lee  Pada awalnya  melawan perintah untuk mengeksekusi criminal dengan alasan penyiksaan dan sekarang menganggap remeh tugasnya sebagai Putra Mahkota.
Yang Mulia.... Semua petisi kerajaan itu hanya bagian 1 dari... semua petisi kerajaan dari para sarjana Konfusianisme yang percaya bahwa Putra Mahkota harus diturunkan.” Kata PM Kim
Sudah kukatakan bahwa aku tidak akan berbicara tentang hal itu lagi.” Tegas Raja
Kau harus membicarakannya. Tolong jangan bahayakan lagi politik damai dari  bangsa ini, Yang Mulia.” Ucap Ui Gyo mendesak.

Putra Mahkota bukanlah orang yang sudah mengancam politik damai bangsa ini. Kau menuduh dia terkait dengan Komunitas Awan Putih saat kau bahkan tidak yakin, menolak apa pun yang ingin dia lakukan, dan setiap kali kau tidak menyukai sesuatu, maka kau memerintahkan sarjana Konfusius menulis petisi royal kepadanya untuk ditendang keluar dari istana.” Ucap Mentri Joo membela calon menantunya. PM Kim melirik sinis mendengarnya.
Itu sebabnya aku mengatakan ini. Yang Mulia, Putra Mahkota kini telah kehilangan semua rasa hormat dan rasa kewajiban. Bukankah ini jelas karena dia lebih sering mengunjungi rumah pelacuran daripada dia mengunjungi Ruang Rapat Istana? Jangan mempersulit urusan politik bangsa ini lagi. Aku percaya bahwa menurunkan Putra Mahkota... dan menunjuk Putra Mahkota yang baru adalah hal yang benar untuk dilakukan.” Tegas PM Kim
Semua yang ada di dalam ruangan meminta agara Raja mempertimbangkan keputusan sekali lagi. Raja terlihat kebinggungan, sementara PM Kim dan Mentri Joo saling melirik sinis. 


Pangeran Lee baru saja keluar dari rumah Gisaeng, lalu terdengar keributan meminta para Gisaeng untuk bersamanya dan mengejarnya, Pangeran Lee melihat itu adalah Kasim Sung terlihat main-main dirumah Gisaeng juga.
Sementara di istana, PM Kim bertemu dengan Ratu Kim menanyakan Apa Pangeran tumbuh dengan baik. Ratu Kim mengatakan tentu saja karena anaknya semakin sehat setiap harinya dengan wajah bangga. PM Kim pikir anak Ratu Kim harus menjadi semakin sehat.
Dia juga akan menjadi Putra Mahkota, tentu saja dia harus sehat. Itu juga merupakan keuntungan besar.” Ucap PM Kim, Ratu Kim kaget mendengar keputusan ayahnya.
Kenapa kau begitu terkejut? Tempat Putra Mahkota akan segera membutuhkan pemilik baru, sehingga kau harus bersiap-siap.” Kata PM Kim,Ratu Kim merasa ayahnya itu tak serius.
Ya, hal itu akan segera diselesaikan.” Ucap PM Kim, Ratu Kim mengerti dengan wajah sumringah dan PM Kim pun keluar dari ruanganya. 

Ratu Kim terdiam dalam ruanganya, tiba-tiba wajahnya terlihat khawatir dan tegang.
Flash Back
Yoon Sung ingin membahas mengenai bayi yang baru lahir yang diselinapkan keluar dari istana melalui pintu belakang. Lalu bertanya apakah semua akan berubah Kalau anak itu tidak mati dan ternyta masih hidup semua akan berubah.
Ratu Kim menahan rasa amarahnya, lalu terdengar Kasim Sung datang ke ruanganya. Ratu Kim pun membiarkan Kasim Sung masuk ruanganya. 

Pangeran Lee menatap Byung Yun yang masih terbaring tak sadarkan diri, lalu memanggil temanya memberitahu kalau ia sudah datang. Byung Yun hanya diam saja. Pangeran Lee kembali bertanya kapan Byung Yun bisa membalas ucapanya, Byung Yun seperti masih belum sadar juga setelah terkena pedang, akhirnya Pangeran Lee pun keluar dari tempat Byung Yun dirawat. 

Pangeran Lee duduk disamping Yok Yang bertanya  Apa Byung Yun baik-baik saja. Yok Yang mengatakan Luka fisiknya sudah sembuh jadi menurtnya Byung Yun Mungkin ingin beristirahat sedikit lebih lama. Pangeran Lee bisa mengerti Byung Yun sudah menjalani sebuah kehidupan yang melelahkan.
Mungkin itu karena dia mempersiapkan diri untuk menghadapimu.” Kata Yok Yang
Apa tidak ada kabar tentang Ra On?” tanya Pangeran Lee, Yok Yang berkata kalau tak ada kabar dari Ra On.
Apa kau kecewa?” tanya Yok Yang, Pangeran Lee mengatakan tidak karena sekrang menikmati dirinya  saat tidak bisa melacak waktu yaitu Permainan mengejar ekor.
Aku memperhatikan semua kegiatan keluarga Kim termasuk pendaftaran tanah, transaksi uang dan orang.” Ucap Pangeran Lee
“Yah..  Namun, perburuan belum berakhir saat kau menggenggam ekornya. Mereka bisa memotong ekornya dan melarikan diri. Tolong berhati-hati.” Pesan Yong Yang, Pangeran Lee pun bisa mengingatnya.
Aku sudah sangat siap. Tolong persiapkan dirimu untuk mengisi lubang besar yang akan terjadi di istana.” Kata Pangeran Lee berdiri dari tempat duduknya. 

Ratu Kim dengan mata berkaca-kaca bertanya apakah Kasim Sung sudah  memeriksanya. Kasim Sung binggung menjelaskan dan langsung berlutut didepan Ratu Kim, Ratu Kim bertanya apakah tak ingin langsung memberitakan semuanya sekarang juga.
Yang Mulia, Tuan Kim Yoon Sung benar.” Kata Kasim Sung
Apa kau mengatakan bahwa anak itu benar-benar hidup?” tanya Ratu Kim tak percaya
“Yah... Aku melihat anak itu diurus oleh Gisaeng.” Kata Kasim Sung. Tangan Ratu Kim meremas bajunya menahan amarah ternyata anaknya masih hidup dan bisa membahayakan posisinya. 

Pangeran Lee bertemu dengan PM Kim di lorong, tatapan sinis melihat orang licik yang ada di istana. PM Kim mengatakan Diturunkan dari tahta tidak selalu menyebabkan ketidakbahagiaan, menurutnya Beberapa telah menjalani kehidupan yang panjang menikmati perburuan dan semacamnya.
Bahkan mungkin, itu bisa menjadi kehidupan yang lebih baik daripada berada di atas tahta.” Kata PM Kim seperti ingin Pangeran Lee turun dari tahta segera.
“Yah.. Memang terdengar menarik tapi ada satu hal yang mengganjal. Yaitu... kau, Perdana Menteri… Kurasa aku tidak bisa meninggalkan istana selama kau ada di sini.” tegas Pangeran Lee lalu berjalan pergi 

Ra On menemui Yak Yong dirumanya , Yak Yong panik takut ada orang yang melihat mereka bertaya apakah tidak ada yang mengikutinya. Ra On mengatakan tak ada dan sudah memeriksanya beberapa kali dan semua baik-baik saja.
Ini pasti berat untukmu.” Ucap Yak Yong sedih
Aku mendengarnya dari ibu. Apa Hyung Kim benar-benar ada di sini? Apa dia benar-benar masih hidup?” kata Ra On penasaran
Dia belum sadar, tapi dia mulai pulih.” Kata Yak Yong, Ra On merasa itu sangat melegakan untuknya. Yak Yong pun mengajak Ra On untuk mengikutinya segera. 

Ra On menemui Byung Yun yang masih terbaring, lalu menyapanya dengan memberitahu Sam Nom sudah datan. Byung Yun tetap saja diam, Ra On bertanya apakah Byung Yun masih belum mau bangun meskipun sudah datang menemuinya. Byung Yun tetap diam.
Pasti sangat sulit bagimu untuk menahan dan menyembunyikan diri selama ini. Apa itu sebabnya kau beristirahat cukup lama? Musim gugur akan terlewati kalau terus seperti ini! Kau harus bangun sebelum semua daun jatuh dari pohon, benarkan?” kata Ra On dengan wajah bahagia mengajak ngobrol Byung Yun

Hyung Kim, saat turun salju untuk pertama kalinya, bagaimana kelihatannya istana? Saat salju jatuh di halaman halaman utama di Balai Pertobatan dan di atap bagian bawahnya... pasti sangat indah. memang indah.” Kata Ra On membayangkanya.
Tiba terdengar suara yang lemah mengatakan “Sangat.... sangat indah” Ra On kaget melihat Byung Yun bisa membuka matanya, dan bertanya apakah ia sudah sadar sekarang. Byung Yun mengeluh Ra On itu sangat menyebalkan, masih saja berbicara padaha sudah melihatnya membuatnya sakit kepala. Ra On mengoyangkan tubuh Byung Yun karena tak percaya, Byung Yun pun mengernyit kesakitan 
bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar