PS : All
images credit and content copyright :MBC
Louis tidur di tempat tidur yang nyaman tapi gelisah
bertanya-tanya Apa Bok
Sil sudah tidur sekarang. Sementara Bok Sil juga
seperti tak biasa karena tak ada Louis disampingnya, bertanya-tanya apakah
Louis tidur dengan nyenyak dengan suasana yang baru. Keduanya saling mengirimkan pesan yang sama “Apa kau
sudah tidur?” keduanya pun tersenyum bahagia.
“Kenapa kau masih bangun?” tanya Bok Sil
“Aku sedang memikirkanmu. Rasanya aneh tidak ada kau
disini. Apa Kau baik-baik saja?” balas Louis
“Aku senang karena kau sudah tidak
ada...” tulis Bok Sil, Louis cemberut membaca pesan dari Bok
Sil
“Louis... Tn Cha adalah penyelamat
ginsengku, dia juga
yang mempekerjakanku. Dia
membelikan kita kulkas dan mesin cuci dan sudah
banyak membantuku. Kau
tahu, kan? Jadi
jangan membuatnya tidak nyaman dan
bersikap baiklah, oke?” tulis Bok Sil. Louis kesal
Bok Sil terus membicarakan Tuan Cha,
“Apa hanya itu yang ingin kau
katakan padaku?” balas Louis membuang
ponselnya.
“Aku merindukanmu.” Tulis Bok Sil, Louis yang membacanya tersenyum bahagia
dan sumringah lalu membalas pesan Bok Sil “Aku
sangat merindukanmu.” Bok Sil ikut bahagia
ternyata Louis juga sangat merindukanya. Lalu keduanya seperti bisa tidur
dengan wajah bahagia.
Joong Won memberikan sarapan dengan sepotong roti, telur dan juga sosis. Louis melihatnya merasa
sangat suka sarapan dengan gaya Amerika seperti ini. Joong Won menyuruh Louis segera makan, Louis tiba-tiba
menyuruh Joong Won agar mengunakan dasi yang lain saja.
“Sepertinya kau suka terlihat gaya dan modis. Pakailah warna yang lebih
mencolok, Kau pasti terlihat bagus
memakainya.” Komentar Louis.
Joong Won terdiam dan Louis pergi ke kamarnya membawa
sebuah dasi lalu meminta agar berdiri. Louis seperti seorang designer
memasangkan dasi berwarna merah dan berkomentar kalau penampilan Joong Won sekarang
terlihat bagus.
“Bukannya kau harus pergi kerja?” ucap Joong Won, Louis menyuruh Joong Won pergi saja
lebih dulu. Joong Won sedikit berdeham lalu keluar rumah Louis mengeluh Joong
Won selalu saja berdeham setiap saat.
Louis pun mulai mandi dengan berendam dengan sabun dan
banyak busa, tak lupa menyalakan musik dari ponselnya. Ia seperti menikmati
kembali kehidupanya yang tak bisa dilakukan saat di rumah Bok Sil.
Ia pun pergi ke kamar Joong Won dengan mengintipnya lebih
dulu, dengan handuk yang masih melinggar di pinggangnya duduk diatas tempat
tidur Joong Won. Tanganya merasakan kain yang berbeda pada selimut dan tahu itu
bahan micromodal akhirnya ia
membaringkan tubuhnya yang setengah telanjang karena merasanya
nyaman.
Ibu Joong Won dan suaminya datang dengan membawa makanan,
lalu ia merasakan ada yang aneh. Tuan
Cha bertanya apa maksud dari ucapan istrinya. Ibu Joong Won merasakan Suasananya
terasa berbeda dan seperti insting
seorang wanita.
Akhirnya Ibu Joong Won masuk kamar anaknya, matanya
langsung melotot kaget melihat Louis yang tidur dengan telanjang. Louis pun
menjerit panik menutup tubuhnya dengan selimut. Tuan Cha pun bergegas masuk tak
percaya ada sosok pria didalam kamar anaknya tanpa pakaian.
Louis duduk didepan orang Tua Joong Won dengan sengaja
melipat kakinya seperti wanita. Ibu Joong Won terlihat masih shock bertanya
apakah Louis itu tinggal bersama Joong Won sekarang. Louis membenarkan dengan menceritakan kalau Joong Won
yang memohon untuk pindah bersamanya.
“Sepertinya... dia tertarik denganku.” Kata Louis sengaja mengoda, Ibu Joong Won kaget dan
langsung lemas. Tuan Cha pun panik meminta agar istrinya bisa tenang.
Keduanya akhirnya pulang ke rumah, Ibu Joong Won hanya
diam saja. Tuan Cha mendekatinya dan kaget melihat wajah istrinya menghitam
karena maskaranya luntur. Ibu Joong Won tak percaya kalau Joong Won itu bisa
melakukan semua ini pada mereka lalu mengingatkan saat pergi ke peramal.
“ Aku melihat seorang gadis dan
seorang pria.” Ucap Si peramal.
Ibu Joong Won tak percaya dengan semua kejadian ini, Ayah
Joong Won menenangkan kalau Si Peramal itu juga melihat seorang
wanita. Ibu Joong Won kembali menangis merasa anaknya itu
menyukai sesama jenis yang kewanitaan.
Tuan Baek bertanya pada Joong Won apakah Masalah
dengan Raja Belanja, Louis sudah
selesai. Joong Won mengatakan sudah. Tuan Baek melihat Sepertinya
orang itu sudah menimbulkan masalah
di beberapa situs dengan
memposting review-review dan saran
bagi orang-orang.
“Aku juga mencari tahu tentang
itu. Aku
dengar ID itu... milik
salah satu pegawaimu, Ko Bok
Sil.” Kata Tuan Baek
“Seseorang mencuri ID-nya. Aku sudah membereskan semuanya, jadi jangan khawatir.” Ucap Joong Won tenang
“Tn Cha.... Apa ada sesuatu yang kau
sembunyikan dariku?” ucap Tuan Baek menyindir
“Apa yang harus aku sembunyikan? Kau terdengar seperti menuduhku menyembunyikan sesuatu darimu. Kenapa aku melakukan itu?” kata Joong Won heran. Tuan Baek seperti lebih banyak
menaruh curiga pada Joong Won.
Louis kembali berkerja menyebarkan selembaran untuk
mencari Bok Nam, berpikir mereka mencetak
lebih banyak lagi selebaran. In Sung pikir mereka sudah
menyebarkan banyak selebaran. tapi
belum menerima satu panggilan pun.
“Hei, bagaimana jika ternyata.. Bok Nam sudah mati?” kata In Sung, Louis terdiam lalu berteriak itu tak
mungkin
“Jangan bicara sembarangan seperti itu. Bok Sil bilang perkataan yang positif akan membawa
keberuntungan.” Kata Louis marah
“Aku hanya merasa frustasi.... Maafkan aku.” Kata In Sung
Louis lalu mengajak In Sung duduk di halte lebih
dulu, lalu mengambil gambar foto Bok Nam
dari ponselnya, setelah itu mengirimkan pada SNS dengan tulisan "Tolong
hubungi aku jika kau melihatnya." In Sung
melihat cara Louis memberikan jempolnya merasa tak percaya kalau Louis punya
ide secemerlang itu.
In Sung masuk rumah Joong Won melonggo karena tidak
pernah melihat rumah seperti ini dan merasa atasan
Bok Sil memiliki selera yang bagus. Keduanya
pun duduk di sofa, Louis pun menyuruh Joong Won mengambil semua makanan yang
ada didalam kulkas. Joong Won merasa kalau sekarang seperti disurga bisa makan
semuanya.
“Aku merasa buruk karena kita
menikmati ini semua
tanpa Bok Sil.” Kata Louis sedih
“Ah, tidak! Dia menikmati hidupnya tanpa kau, jadi jangan khawatir.” Ucap In Sung
“Hei, Apa kau
tidak lapar? Apa ada
yang lebih mengenyangkan dari ini?” tanya In
Sung, Louis tersenyum meminta agar dibuatkan juga untuknya.
In Sung sibuk memasak dan Louis tertidur diruang tengah
sambil mengangkat kakinya, JoonG Won pulang ke rumah melihat meja sudah
berantakan dengan makanan dan juga ada sosok orang yang memasak didapurnya.
“Apa yang kalian lakukan sekarang?!!” teriak Joong Won, Louis kaget terbangun dari tidurnya
menjatuhkan makanan diatas meja, sementara In Sung yang ketakutan pun
menjatuhkan semua bumbu dilantai.
“Halo, Namaku
Jo In Sung... Louie dan
aku lapar, jadi aku
membuat ramyeon...” ucap In Sung gugup lalu
berjalan dan tak sengaja malah menyentuh telur dan menjatuhkan semua ke lantai.
Louis menutup wajahnya karena membuat masalah lagi.
Joong Won sudah berdiri di ruang tengah dengan In Sung
yang membersihkan lantai yang berantakan dengan makanan. Sementara Louis
membereskan telur yang berserakan dilantai. Joong Won menyimpulkan kalau perusahaan
tempat merkea bekerja adalah
mencari Bok Kan dan sengaja dibuat untuk mencari adik Bok Sil. In Sung
membenarkan.
“Lalu siapa yang membayar kalian
berdua?” tanya Joong Won
“Tentu saja Bok Sil, karena Dia klien kami.” Kata In Sung, Joong Won melotot bertanya berapa bayaran
yang mereka dapatkan.
“Louis dan aku dapat 30ribu Won sehari. Itu untuk biaya makan dan naik
bus” jelas In Sung
“Jadi pada dasarnya, maksudmu Bok Sil yang membiayai
semua kebutuhan kalian?” kata Joong Won tak habis
pikir, In Sung membenarkan tapi akhirnya meralatnya kalau itu tak benar.
“Sebenarnya aku... sedang mempersiapkan ujian masuk menjadi pegawai sipil. Aku mulai menolong Louie karena dia tidak tahu apapun. Dan Kau yang membayar ginseng liarnya
Bok Sil, kan? Si Pria itu
ditipu lewat telpon dan
kehilangan semua uang itu.” cerita In Sung
menunjuk pada Louis
Louis langsung bersembunyi, Joong Won kaget mendengarnya,
In Sung merasa bersalah karena melihat sikap Joong Won itu tak mengetahuinya
dan seharusnya tidak mengatakn itu, tapi In Sung makin menyocos kalau Bok
Sil tidak
akan bisa membayar tagihan kartu kreditnya bulan ini. Joong Won mengumpat pada Louis yang selalu membuat Bok
Sil kesusahan dan tak bisa lagi bersabar.
Louis melihat banyak truk pengangkut dengan dus-dus besar
didepanya, Joong Won memerintahkan Mulai sekarang, Louis akan membongkar muatan-muatan truk pengantar jadi meminta agar Bekerja
keraslah jadi bisa mendapatkan
uang untuknya sendiri.
Seorang pria memanggil Louis untuk segera berkerja, Louis
mengangkat dus besar dengan kesusahan menaikan ke dalam truk, karena tak bisa
bekerja baru beberapa kotak sudah kehabisan tenaga dan nafasnya terengah-engah.
Louis berbaring di sofa dengan wajah kesakitan, Joong Won
datang membawa plester pereda sakit bertanya diaman harus mengunakanya. Louis
mengatakan diseluruh badanya, Joong Won pun menyuruh Louis membalikan badanya,
Louis mengatakan tak bisa melakukannya.
Akhirnya Joong Won membantunya dan dengan sengaja
menempelkasn plester dengan menepuk punggung Louis dengan keras. Louis
berteriak kesakitan meminta Joong Won agar pelan-pelan. Joong Won mengejek
Louis itu cerewet. Louis pun meminta maaf dan memohon agar Joong Won menempelkan
pelan-pelah. Akhirnya Louis pun tertidur dengan badan penuh pleseter pereda
nyeri dai kaki sampai badanya.
“Dasar Anak bodoh.... Dia merasa akan mati, tapi tidak
menyerah.” Ucap Joong Won merasa kasihan juga.
Louis duduk di sofa meminta minum pada Joong Won karena
haus dan juga lapar, Joong Won pun mengikuti permintaanya. Louis lalu meminta
agar mengarukan kakinya, Joong Won mengarukan kakinya. Louis tersenyum bukan
yang kanan tapi kaki kirinya.
“Aku harus bekerja!” teriak Joong Won kesal, Louis pun bertanya apa yang
harus dilakukanya sekarang.
“Kau tidak bisa terus sepertini
padahal baru
bekerja satu hari.” Kata Joong Won,
“Kalau begitu sediakan pembantu
untukku.” Ucap Louis yang terbiasa hidup serba dilayani.
“Apa Kau bercanda sekarang? Kau menghabiskan semua uang yang
kau dapat
kemarin untuk membeli semua koyo itu.” kata Joong
Won
“Kalau begitu tolong panggilkan
Bok Sil.” Ucap Louis
Joong Won makin kesal karena Louis berpikir Bok Sil itu
seperti pembantunya dan tahu pasti Bok Sil akan
khawatir, jadi jangan berpikir
untuk menelponnya. Ia memberitahu kalau Orang dewasa yang sebenarnya
menyembunyikan rasa
sakit agar tidak mengkhawatirkan orang di sekitarnya. Louis pun hanya bisa cemberut.
In Sung keluar rumah sambil mengeluh Louis yang selalu
memanggilnya setiap
saat dan berpikir dirinya itu adalah
pelayannya. Tiba-tiba ia mencium sesuatu, seseorang
sedang bersembunyi di balik pohon. In Sung yang ketakutan bergegas pergi.
“Hei, apa yang terjadi padamu?” teriak In Sung melihat Louis hanya duduk dengan badan
penuh plester, Louis berteriak meminta agar In Sung membantunya pergi ke kamar
mandi karena ingin buang ia kecil. Akhirnya keduanya pun duduk bersama di ruang
tengah.
“Sepertinya aku melihat pria
mencurigakan... di
gang dekat rumah kita tadi.” Cerita In Sung sambil
memijat kaki Louis, Louis bertanya siapa maksudnya.
“Rasanya perasaanku tidak tenang. Ibuku akan membunuhku jika aku mengatakan ini padamu.” Kata In Sung, Louis makin penasaran sebenarnya ada apa.
“Ruangan yang ditempati Bok Sil. Sebelumnya ada peristiwa
pembunuhan disana Pembunuhnya
belum tertangkap, jadi
aku selalu khawatir.” Cerita In Sung
Louis yang kaget terlihat kesal karena In Sung baru
memberitahunya sekarang dan bergegas bangun dari sofa. In Sung binggung melihat
Louis yang bisa berjalan dan merasa menyesal kenapa harus membuang
waktunya.
Terlihat bayangan seseorang sedang mengikat sepatu, Louis
bisa berdiri tegak dan dengan melawan semua sakit di badannya berlari dari
rumah Joong Won. Ia terus berlari tanpa memakai baju dan mengunakan plester
pereda sakit.
Beberapa orang melihatnya, bahkan polisi yang sedang
berpatroli memanggilnya meminta agar berhenti tapi Louis terus berlari tak
ingin terjadi sesuatu pada Bok Si.
Sampai di depan rumah Louis memanggil Bok Sil. Bok Sil sedang mengangkat
jemuran mendengar suara Louis lalu melambaikan tangan dengan wajah bahagia.
Louis pun bisa tenang karena tak terjadi suatu pada Bok Sil
lalu berlari menaiki tangga dan memeluk Bok Sil. Bok Sil binggung dan
membiarkan Louis memeluknya lalu mencium bau sesuatu. Louis tak mau melepaskan pelukanya
dengan mengatakan karena ingin memastikan Bok Sil selamat, jadi lupa memakai baju. Saat itu terlihat sosok orang yang ingin menyerang rumah
Bok Sil, kembali karena melihat ada Louis di dalam rumah.
Joong Won baru pulang melihat surat yang ditulis oleh
Louis [Maafkan aku karena melanggar perjanjian kita. Aku akan mengembalikan kulkas dan mesin cucinya jika kau mau. tapi itu akan membuat hidup Bok
Sil semakin sulit. Lakukan
apapun yang kau mau, Tn Cha Joong Won.] Joong Won
mengumpat Louis itu membuat darahnya
mendidih.
“Dimana Bok Sil menemukan lintah
seperti itu? Dia
benar-benar membuatku khawatir.” Kata Joong Won kesal
Sementara Bok Sil dan Louis masuk ke dalam rumah dengan
kulkas dan mesin cuci yang besar sudah menghabiskan banyak tempat. Louis tak sadar
kalau ruangan mereka sekecil
ini dan bertanya apakah ada baju yang bisa dipakainya, Bok
Sil membuka lemari es yang tak digunakan dengan mengambil baju milik Louis yang
masih tertinggal.
“Ngomong-ngomong, apa menurutmu
rumah ini tidak
terlalu kecil untuk dua orang?” ucap Bok Sil, Louis
malah tersipu malu karena merasa bisa lebih dekat lagi dengan Bok Sil.
“Kenapa kau seperti itu?” tanya Bok Sil melihat Louis yang senyum-senyum sendiri,
Louis pura-pura tenang lalu tersenyum kembali saat Bok Sil tak melihatnya.
Keduanya akhirnya berbaring bersama dengan tirai yang
menghalanginya, Louis yang kesakitan mengeser tanganya, Bok Sil panik karena
Louis menyentuh tanganya, akhirnya bergeser agar tak bersentuhan. Lalu ia
bertanya kenapa Louis kembali bahkan tidak memberitahunya. Louis mengaku hanya
khawatir padanya saja.
“Bok Sil.... Aku dengar rumah ini sangat
berbahaya.” Ucap
Louis mengeluarkan kepalanya dari tirai, Bok Sil kaget langsung mengeser tirai
“Aku dengar penyewa sebelumnya mati sebelum kita pindah kesini.” Cerita Louis
“ Itulah kenapa mereka tidak
meminta uang muka.” Ucap Bok Sil khawatir
“Tapi tidak apa-apa karena kita
bersama-sama. Aku akan
membuatmu tetap aman jadi Percaya
saja padaku.” Ucap Louis
“Kau sungguh bisa diandalkan.” Kata Bok Sil mengelus kepala Louis, tapi Louis sudah
mengaduh kesakitan. Bok Sil pun meminta maaf.
“Jadi...Aku sudah memesan beberapa
peralatan.”ucap Louis, Bok Sil bertanya apa yang
dibelinya kali ini. Louis hanya tersenyum dan meminta Bk Sil mimpi indah lalu
membaringkan tubuhnya yang kesakitan.
Bok Sil pun membaringkan tubuhnya, lalu mengeser sedikit
tirai senyumanya terlihat saat menatap Louis sekarang sudah berbaring
disampingnya kembali.
Ibu Ma Ri masuk kamar anaknya sengaja membawakan segelas susu hangat karena melihat Ma Ri selalu
kesulitan tidur beberapa
hari ini. Ma Ri mengaku punya
banyak pikiran. Ibunya pun bertanya apakah
terjadi sesuatu. Ma Ri ingin cerita tapi
teringat dengan pesan ayahnya “Jangan mengatakan apapun pada
ibumu. Dia tidak
akan bisa menjaga rahasia seperti ini.”
“Ibu tidak perlu tahu.” Kata Ma Ri, Ibu Ma Ri berpikir itu tentang Joong Won,
Ma Ri menyangkalnya dan meminta agar meninggalkan sedniri
“Dasar... anak ini.... Ibu harap itu bisa membantumu
tertidur.” Kata Ibu Ma Ri kesal lalu keluar dari
kamar
Ma Ri akhirnya bicara sendiri karena semuanya itu rasanya sangat aneh lalu bertanya-tanya siapa pria
yang mati menggunakan jam
tangan Louis saat kecelakaan itu terjadi.
Tiga remaja makan di minimarket dengan wajah bahagia
karena semua yang mereka makan itu enak. Salah seorang bertanya Apa
mereka mendapat banyak uang hari ini, si ketua mengatakan Tidak
begitu banyak. Lalu salah seorang melihat selembaran
yang ditempel oleh In Sung dan mengenali kalau Itu Bok Nam. Yang lainya juga yakin kalau itu foto Bok Nam,
seperti tak percaya kalau keluarganya sedang mencarinya.
Bok Sil membantu Louis melepaskan semua plester
ditubuhnya, Louis menjerit kesakitan merasa kemarin berlari
terlalu jauh karena semua badanya jadi tambah sakit semuanya. seperti
habis dipukuli oleh 100 orang bahkan tidak bisa menggerakan
leherku.
“Louis ... Aku akan melepaskan semua yang
ada di punggungmu
dalam sekali hitungan. Jadi ini akan sakit.” Ucap Bok
Sil, Louis panik
“Aku akan menghitung sampai tiga.” Kata Bok Sil dan langsung melepas semua plester dengan
cepat, Louis menjerit kesakitan.
Tiba-tiba Bok Sil menerima telp dan langsung melotot
kaget, sangat menyakitkan.
Keduanya akhirnya naik taksi dan turun disuatu tempat, Louis masih kesakitan
berusaha mengikutinya. Bok Sil mencoba mencari-cari seorang disepanjang jalan
dan Louis berjalan dengan menahan rasa sakit.
“Hei, dia gadis yang waktu itu bersama pria gelandangan. Apa yang harus kita lakukan?” ucap salah satu pelajar yang melihat Bok Sil datang
dengan Louis
“Permisi. Apa kau yang menelponku?” tanya Bok Sil, ketiganya pun langsung kabur.
Bok Sil mencoba mengejarnya dengan berputar-putar ditaman
dan berhasil menangkapnya, Louis yang terjatuh pun bisa menahan salah satunya
saat akan kabur.
Keduanya bertemu di cafe dengan duduk berhadapan, Bok Sil
bertanya kenapa mereka malah kabur, salah seorang menjawab merkea takut
kalau Bok Sil akan melaporkanya karena tidak suka berada di kantor polisi. Lalu yang lainya bertanya apakah Bok Sil adalah kakaknya
Bok Nam lalu mengumpat tak percaya
“Jika
Bok Nam tahu tentang yang
kau lakukan sekarang, dia pasti
akan malu setengah mati. Kami
biasanya naik motor bersama Bok Nam.” Kata ketua
genk
“Jaket yang dipakai si idiot itu
waktu itu. Itu milik
Bok Nam, kan?” ucap si wanita berambut panjang.
“Aku pikir ada yang aneh dan bisa tahu apa yang terjadi. Kapan kau bertemu Bok Nam?”Kata Si wanita yang duduk ditengah
“Aku tidak tahu karena Aku terkena amnesia.” Ucap Louis
Ketiganya langsung tertawa mengejek. Bok Sil membela
karena melihat ketiganya mengejek Louis yang terkena Amnesia. Salah satunya
merasa Louis itu pasti dari keluarga orang kaya. Bok Sil menghentikan ejekan mereka dan meminta agar
mereka memberitahu dimana keberadaan Bok Nam sekarang.
“Kami akan memberitahukannya
padamu jika kau
memberikan kami hadiah. Memberikan
hadiah uang sebagai
bentuk rasa terima kasih... adalah
hal yang biasa dilakukan. Berikan kami 1 juta Won” ucap si ketua Genk
“Beritahu aku dulu dimana Bok Nam. Setelah itu aku akan mencari uang untuk kalian semua. Kau bisa percaya padaku. Aku
serius.” Kata Bok Sil, tapi si ketua tak peduli mengajak
teman-teman pergi.
“Hubungi aku kalau uangnya sudah
siap.” Kata Si ketua
Bok Sil menahanya bertanya untuk memastikan kalau Bok Nam
baik-baik saja, Si ketua yakin adik Bok Sil itu baik-baik saja lalu keluar dari
cafe. Louis terlihat sedih karena mereka tak bisa menemukan Bok Nam begitu juga
Bok Sil.
Semua makan siang bersama di kantor yang ditraktir oleh
Joong Won. Hye Joo bertanya-tanya kenapa Bok Sil tak masuk kerja hari ini, lalu
salah seorang berpikir kalau pacar Bok Sil itu sakit lagi. Joong Won yang mendengaranya langsung berpikir kalau Louis
itu terkena masalah lagi.
Ma Ri diam-diam berjalan ke arah rumah Bok Sil dengan
tangga yang cukup banyak lalu melihat Bok Sil dan Louis baru pulang. Ma Ri
buru-buru bersembunyi agar bisa melihatnya. Bok Sil seperti khawatir melihat
Louis, yang kesakitan
“Aku menyuruhmu diam di rumah dan Kau tidak harus ikut denganku.” Ucap Bok Sil
“Bagaimana bisa begitu? Ini
tentang Bok Nam.” Kata Louis
“Aku akan memasangkan plester penahan sakitnya lagi padamu.” Ucap Bok Sil membantu Louis berjalan
Louis merasa kalau remaja tadi itu jahat karena mereka
meminta uang padahal mereka bisa memiliki uang itu kalau tak pergi ke rumah
sakit. Bok Sil pikir tak perlu khawatir karena mereka akan tahu keberadaan Bok
Nam saat memiliki uang nanti lalu membantu Louis berjalan menaiki tangga.
“Jadi dia tidak masuk karena harus menjaga kekasihnya yang sakit?! Tapi Itu Louis.... Kenapa Louis tinggal bersama Bok Sil?” ucap Ma Ri binggung
Bok Sil datang menemui Ma Ri yang sudah menunggunya, langsung
bertanya kenapa datang ingin menemuinya. Ma Ri beralasan kalau datang karena
mengkhawatir Bok Sil dan berpikir kalau sakit tapi melihatnya yang duduk
didepanya kalau Bok Sil itu terlihat baik-baik saja dan sepertinya
teman serumahnya yang
sakit.
Louis dirumah berusaha menemplekan plester pada
pungungnya tapi terlihat tak bisa dan bertanya-tanya kemana sebenarnya Bok Sil
karena tak memberitahu sebelum meninggalkan rumah. Ia mencoba menempel plester
yang lainya, tiba-tiba menemukan sebuah trik. Louis menaruh plester di lantai
lalu berguling dan senyuman pun terlihat karena berhasil menempelkan plester di
punggungnya.
Ma Ri kaget mendengar cerita kalau Louis amnesia
itu... menggunakan
jaket adiknya, lalu bergumam “Bagaimana
jika... pria yang
mati... adalah
adiknya Bok Nam” Bok Sil bercerita kalau beberapa orang menelponnya hari ini setelah melihat selebaran dan ia tak berkerja karena harus bertemu dengan orang
itu.
“Apa itu berarti kau sudah
menemukan adikmu?” tanya Ma Ri,
“Aku hampir menemukannya. Mereka bilang akan memberitahuku dimana adikku jika aku memberi
mereka uang.” Cerita Bok Sil, Ma Ri kembali bergumam
merasa kasihan pada Bok Sil yang polos dan yakin itu
adalah penipuan
“Aku harap kau menemukan adikmu... dan hidup bahagia dengan pria yang kehilangan ingatannya.” Ucap Ma Ri
“Tolong... jangan mengatakannya pada
siapapun di kantor.” Ucap Bok Sil
“Jangan khawatir... Kau mungkin tidak mau semua orang tahu tentang dia” ucap Ma Ri lalu
memberikan selembar uang karena akan meminjamkannya. Bok Sil terlihat senang dan mengucapkan terimakasih.
Bok Sil kembali menelp si remaja itu agar menemuinya
sekarang karena akan
memberikan uangnya. Louis bermain
pedang-pedangan di depan rumah tapi semua badanya masih terasa sakit semua, Ia
bertanya-tanya kapan Bok Sil pulang dan berpikir terjadi
padanya.
Ma Ri pulang ke rumah langsung bertemu dengan ayahnya,
memberitahu kalau sudah tahu siapa yang meninggal dengan mengantikan Louis. Bok
Sil pergi ke sebuah tempat billard karena Remaja itu memintanya agar Pergi ke Royal Billiard setelah jam 10
malam karena suka bermain billiard dan tidur disana 3 sampai 4 kali seminggu.
Seseorang masuk ke dalam rumah Bok Sil dengan senjata
palu langsung menghantam kepala orang yang ada di dalam rumah. Bok Sil berjalan
pulang dengan tatapan kosong mengetahui Bok Nam
sudah tidak pernah datang ke tempat itu dan menyuruhnya agar berhenti
menganggunya.
In Sung datang memanggil Louis lalu melihat pintu terbuka,
sambil mengejeknya si anak bodoh karena tertidur dengan
pintu terbuka seperti ini. Akhirnya ia masuk ke
dalam rumah sambil memangil Louis, tapi matanya langsung melotot kaget dan
menjerit ketakutan melihat Louis yang tergolek dilantai.
Polisi dan ambulance sudah ada didepan rumah, Bok Sil
baru pulang binggung melihat banyak orang lalu melihat ada polisi di bagian
atap rumahnya. Ia pun melihat petugas ambulance membawa tandu.
Tetangga lain yan melihatnya tak percaya Ada
orang yang mati lagi di
rumah itu dan yang lainya berpikir si anak tampan
itu. Bok Sil berpikir itu pasti Louis dan langsung masuk ke dalam ambulance.
bersambung ke episode 7
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Heeem,, seru2. Semngat bwt bak dyah. Biar c4 updatex.
BalasHapusKak ditunggu eps selanjutnya, hwaiting!!!
BalasHapusUnnie lanjut dong
BalasHapushuaaa, andwae, jd mnyedihkn klo bner bok nam yg mati,
BalasHapusWah,, klo bok nam KO dan tadi Louis KO juga. Tamat sudah.. Haha:-D. Semangat penulis!
BalasHapus