PS : All
images credit and content copyright :MBC
Detektif Nam bertemu dengan Nyonya Hong direstoran, mulai
bertanya Apa pernah mendengar Louie sebelumnya. Nyonya Hong dengan gugup mengatakan tentu saja.
Detektif Nam bertanya apakah memang mengenalnya, Nyonya Hong piki sudah tentu kenal karena Louis adala Cucu dari Ny Choi Il Soon.
“Bagaimana kau mengenal Louis?”
tanya Detektif Nam, Nyonya Hong terdiam lalu bertanya balik apakah memang Louis
masih hidup, Detektif Nam mengangguk. Nyonya Hong benar-benar kaget dan tak
bisa berkata-kata.
“Orang-orang mulai mencari tahu tentangku.”
Louis dan Bok Sil pulang bersama dengan menaiki tangga,
Louis tiba-tiba mendekat terlihat binggung dengan yang dilakukanya. Bok Sil
berpikir Louis akan menciumnya lagi. Tapi Louis mengatakan kalau lapar jadi meminta agar Bok Sil memberikan makan.
“Aku sudah tahu itu dan Ini sudah waktunya kau lapar.” Kata Bok Sil
“Ya, aku mau ramyeon. Tiga porsi.” Ucap Louis bersemangat, Bok Sil mengerti
“Aku harus pergi ke suatu tempat
dulu. Kau
duluan saja dan buatkan ramyeon
untukku.” Ucap Louis memberikan kantung bajunya.
Bok Sil bertanya mau kemana Louis sekarang, Louis
menjawab rahasia lalu melambaikan tangan dengan senyumanya, dan berpesan agar Jangan
terlalu terkejut nanti.
“Badai akan segera
datang.”
Louis datang ke toko buku, tapi pintunya terkunci dan
berpikir kalau sudah tutup sekarang, denganw ajah kecewa merasa Bok
Sil pasti sangat menantikan ini dan akan kembali lagi besok.
“Apa badai yang kuat
ini... akan membuat kita menangis?”
Bok Sil naik ke atas dan menatap ke arah jalan tak
melihat Louis akan kembali ke rumah.
[Episode 9- Can’t Smile Without
You]
Tuan Baek bertemu dengan Pengacara Hwang mengatakan
mereka harus bergegas untuk menyelesaikan urusan pembagian saham perusahaan
ini Selagi Ny
Choi di Seoul, dan harap mereka bisa bergegas dan
menyelesaikannya.
“Aku sudah menerima telpon dari Ny
Choi. Dia
mengatakan padaku untuk mentransfer seluruh
sahamnya pada anda.” Kata Pengacara Hwang
“Dia juga sudah memberitahumu,
kan?” ucap Tuan Baek lega, Pengacara Hwang membenarkan.
Tiba-tiba Nyonya Hong datang dengan wajah panik, Tuan
Baek binggung bertanya ada apa istrinya datang ke kantor. Nyonya Hong melihat
ada Pengacara Hwang juga dan menyapanya lebih dulu. Tuan Baek heran istrinya
yang tiba-tiba datang seharusnya menghubunginya dulu.
“Sayang. Aku sudah menemukan Louie... Aku bilang aku menemukan Louie!!!” ucap Nyonya Hong bangga, Pengacara Hwang kaget begitu
juga Tuan Baek
“Pengacara Hwang... Kita bicara lagi nanti. Aku akan menghubungimu nanti dan menjelaskan detailnya.” Kata Tuan Baek panik, Pengacara Hwang pun keluar dari
ruangan.
“Apa kau harus datang sekarang? Apa yang kau bicarakan tiba-tiba seperti ini?” kata Tuan Baek heran
“Seorang detektif datang ke took bukuku tadi. Dia mengatakan dimana Louie
berada.” Cerita Nyonya Hong
Tuan Baek kaget mendengar detektif yang mendatangi
istrinya, dan bertanya bagimanan bisa
tahu toko bukunya. Nyonya Hong berpikir kalau ia juga
tak tahu. Tuan Baek heran istrinya itu malah tidak
menanyakan pertanyaan sepenting
itu.
“Apa kau memberitahunya kalau
Louie adalah
cucu dari pemilik Gold Group?” tanya Tuan Baek
“Tentu saja aku memberitahunya.” Kata Nyonya Hong bangga, kepala Tuan Baek langsung
terasa pusing memikirkan semua rencananya akan gagal.
“Apa yang harus kulakukan
pada Louie sekarang?” gumam Tuan
Baek bingung.
Detektif Nam mencari key word “Penerus
Gold Group” dan terlihat berita [Kematian
penerus Gold Group "19
September, Kang Ji
Sung, penerus Gold Group meninggal."]
Lalu mengingat saat Bok Sil membawa Louis ke kantor
polisi dan ternyata Sidik
jarinya tidak terdaftar, lalu melihat tangga kapan
Bok Sil membawa Louis dan ternyata tanggal 20
September. Bok Sil pun menunjuk kalau yang dipakai
Louis adalah jaket Bok
Nam.
“Louie menggunakan jaket milik
Boknam.” Gumam Detektif Nam memikirkan kejadian lalu.
Akhirnya ia pergi ke tempat tuan Oh untuk meminta catatan kecelakaan lalu
lintas pada
tanggal 19 September.
Bok Sil memasak tiga bungkus mie dalam panci dan
bertanya-tanya kenapa Louis belum pulang juga karena mienya mungkin akan
lembek, lalu mencoba menelpnya tapi ternyata ponselnya tertinggal di kantung
baju mereka.
Louis akan pulang ke rumah, jalanya dihadang oleh tiga
pengawal diatas tangga. Ketika ingin lewat salah satu menghalanginya, Louis binggung
bertanya ada apa. Si pengawal meminta agar mengikutinya, Louis tak bisa melawan
karena ditarik oleh dua orang dan mencoba berteriak memanggil nama Bok Sil.
Saat masuk mobil ia sengaja menjatuhkan sepatunya, agar
memberikan kode pada Bok Sil. Louis menatap sedih karena tiba-tiba dibawa oleh
orang yang tak dikenal lalu meninggalkan rumah Bok Sil.
Bok Sil sudah duduk di meja dengan mie yang mulai mekar,
merasa heran kenapa Louis datang lama sekali, lalu seperti mendengar suara
Louis yang memanggilnya. Saat keluar rumah tak melihat Louis hanya sebuah mobil
yang meninggalkan tempat tinggalnya.
Akhirnya ia mengetuk pintu rumah In Sung memanggil
keduanya. In Sung membuka pintu bertanya ada apa datang malam-malam ke
rumahnya. Bok Sil meminta maaf karena mengganggu dan bertanya apakah Louis ada dirumahnya. In Sung pikir
sudah pasti tak ada.
“Kenapa dia kesini kalau dia bisa berada di atas bersamamu? Apa kalian bertengkar? Apa ini seperti pertengkaran
seorang pasangan? Apa
Louie meninggalkanmu... karena
pertengkaran ini seperti apa
yang ayahku lakukan?” ucap In Sung mengodanya.
“Berhenti bicara omong kosong.” Ucap Bibi Hwang keluar rumah memukul kepala anaknya. In
Sung pun hanya bisa mengusap-ngusap kepalanya yang sakit.
“Mungkin dia sedang berbelanja di
luar. Jangan
khawatir. Dia bukan anak kecil.” kata Bibi Hwang
menenangkanya.
“Dia bilang akan segera kembali, tapi ini sudah satu jam.” Kata Bok Sil khawatir.
Bibi Hwang bertanya apakah sudah mencoba menghubunginya,
Bok Sil memberitahu kalau Louis meninggalkan
ponselnya di rumah. In Sung berpikir kalau Louis
tiba-tiba merasa
sakit kepala dan
pingsan di jalan. Bok Sil kaget mendengarnya. In Sung merasa Bok Sil tak
mengetahui hal itu.
“Mungkin harusnya aku tidak
mengatakan itu. Tapi Louie
kadang-kadang pingsan kalau dia
merasa sakit kepala.” Kata In Sung
menceritakanya. Bok Sil langsung bergegas pergi.
In Sung bertanya mau kemana Bok Sil sekarang, Bibi Hwang
menyuruh anaknya agar mengikuti Bok Sil sekarang. In Sung melihat sepatunya
dipakai oleh ibunya, Bibi Hwang langsung menukarnya dan berpesan agar mereka
berHati-hati.
Bok Sil dan In
Sung berteriak memanggil Louis, sampai akhirnya Bok Sil melihat sepatu yang
dipakai Louis terjatuh dijalan. In Sung melihatnya sedikit gugup, lalu berusaha
tenang bertanya-tanya dimana Louis meninggalkan sepatunya yang satunya lag dan
mengejek kalau Louis itu bukan Cinderella?
“Jangan khawatir, Bok Sil.... Ini masih hangat dan bau... Aku yakin dia hanya ingin
mengerjaimu.” Kata In Sung menenangkan
“Ini bukan pertanda kalau sesuatu terjadi pada Louie, kan? Bagaimana jika dia benar-benar
pingsan dan seseorang membawanya ke rumah
sakit?” kata Bok Sil khawatir
“Mungkin dia pergi ke rumah Tn
Cha. Kenapa
kau tidak menghubunginya?” kata In Sung,
Bok Sil menghubungi atasanya, Joong Won kaget mengetahui
Louis menghilang dan bertanya bagamana bisa dan dimana dan mengatakan akan
datang sekarang.
Bok Sil dengan In Sung sudah datang ke kantor polisi
bertemu dengan detektif Nam. Bok Sil kaget mengetahui Louis adalah Cucu dari pemilik Gold
Group. In Sung menyakinkan Gold Grup itu Pusat
Perbelanjaan Gold, Goldline
dan G Mart dan Louie
adalah penerus dari
perusahaan itu.
Detektif Nam membenarkan,
Bok Sil tak percaya mendengarnya. Detektif Nam yakin Bok Sil pasti
merasakan seperti itu karena dirinya juga tak percaya, In Sung mengingat kalau mendengar
penerus Gold Group baru-baru
ini meninggal karena
kecelakaan mobil. Detektif Nam sedikit panik
dan memberitahu kalau semua itu
kesalahpahaman besar.
Tuan Baek dan istrinya menemui Nyonya Choi dirumahnya,
Nyonya Hong terlihat tersenyum bahagia menemui Nyonya Choi, dibelakang Pelayan
Heo dan pelayan Kim berdiri berjejer. Tuan Baek meminta pada Nyonya Choi
agar Jangan
terlalu terkejut... dengan
apa yang akan dikatakan.
“Ada apa? Kau terlihat serius.” Tanya Nyonya Choi binggung.
“Louie... masih hidup.” Ucap Tuan Baek, semua orang terkejut mendengarnya dan
Nyonya Hong tersenyum bahagia karena bisa menemukan louis, sementara Tuan Baek
seperti menahan rasa kecewa.
Bok Sil pun bertanya kenapa Louis memakai
jaket Bok Nam. Detektif Nam pikir Louis mengambilnya
dari suatu tempat karea sudah
memberitahu sebelumnya kalau Jaket
itu sangat terkenal dan sampai
semua pria memilikinya.
“Dia benar. Kau tahu betapa gilanya Louie tentang barang-barang
mahal. Dia pasti
mengambilnya karena itu terlihat
sepeti punya Louis Ssaton.” Kata In Sung, Detektif
Nam pun memuji In Sung itu jenius.
“Bok Sil... Aku harusnya jadi seorang
peramal. Ketika
pertama kali aku melihat Louis, aku bilang kalau dia terlihat seperti
orang yang berasal dari keluarga kaya. Kau
ingat, kan?” kata In Sung bangga.
“Tapi kenapa dia menghilang
tiba-tiba? Bok Sil
sudah bekerja keras... untuk
mendukungnya dan menjaganya. Dasar Anak
sialan itu.” keluh In Sung, Joong Wong datang ke
kantor polisi bertanya apakah mereka belum
menemukan Louis.
Nyonya Choi tak percaya kalau Louis masih hidup
karena menurutnya jika masih
hidup, apa yang
dilakukan sampai sekarang tanpa
sekalipun menghubunginya. Tuan Baek memberitahu
Louis terluka dibagian kepala jadi kehilangan
ingatannya. Semua pun makin kaget mendengarnya.
“Dimana Louie kesayanganku? Kita harus segera membawanya
kembali.” Ucap Nyonya Choi
“Dia sedang dalam perjalanan
kesini dan Aku sudah mengirim seseorang.” Kata Tuan Baek
Nyonya Choi langsung berdiri mengengam tangan Tuan Baek
mengucapkan terimakasih karena sudah menemukan Louis. Tuan Baek melihat Nenek Choi menangis meminta tak
perlu menangis karena menurutnya Ini
adalah kejadian yang membahagiakan dan cucunya
masih hidup.
“Kau harusnya menyapanya dengan
senyuman.” Kata Tuan Baek, Nyonya Choi membenarkan
karena tak mau terlihat sedih saat bertemu cucunya.
“Ny Heo... Siapkan makanan kesukaan Louis” perintah Nyonya Choi, lalu meminta Nyonya Hong memilihkan pakaian yang bagus
untuknya dan pelayan Kim mendapat tugas menyiapkan kamar untuk Louis nanti.
“Louie akan tidur disana ketika dia sudah kembali.” Kata Nyonya Choi, Tuan Baek terlihat cemberut sambil
bergumam tak percaya kalau kejadian akan seperti ini pada hidupnya.
Ketiganya minum di restoran, In Sung bertanya apakah
Joong Won benar-benar
tidak tahu kalau
Louie adalah cucu pemilik Gold Group. Joong Won
hanya diam karena terlihat masih tak percaya. In Sung binggung karena Joong Won
tak tahu kalau cucu dari
pemilik perusahaannya berkerja.
“Tidak ada seorangpun yang pernah melihat wajah Louie. Satu-satunya yang kutahu
tentangnya... adalah
kalau dia tinggal di luar negeri. Pewaris
perusahaan meninggal dalam sebuah
kecelekaan begitu dia kembali ke Korea. Mereka bahkan menggelar
pemakamannya. Jadi Mana
mungkin orang mencurigai sesuatu?” jelas
Joong Won
“Tapi pokoknya, aku senang karena Louie sudah menemukan keluarganya
lagi. Yang dia
perlukan saat ini adalah ingatannya.” Kata Bok
Sil dengan senyuman seperti terpaksa.
“Aku tahu kalau kau lebih
sederhana dan berbeda dari orang lain. Kau sampai mengejutkanku. Bok Sil, aku tidak pernah seterkejut
hari ini. Ini
sungguh kejutan yang besar.” Ucap In Sung tertawa
bahagia.
“Dia akan memamerkan banyak hal
mulai sekarang. Memikirkannya
saja sudah membuatku marah.” Kata Joong Won kesal,
In Sung berkomentar kalau Joong Won akan mendapatkan masalah.
Pelayan Kim membawa selimut dan juga bantal untuk kamar
Louis. Lalu mengingat kembali saat Tuan Baek menyampaikan pesan kalau Louis
masih hidup dan sedang dalam perjalanan kesini karena sudah mengirim seseorang.
“>Ada banyak hal yang aneh
tentang Tn Baek, tapi
dia yang pertama menemukan Louie. Apa
aku salah karena sudah mencurigainya?” gumam Pelayan Kim
Lalu ia menyadari kalau
tidak punya waktu untuk curiga karena Tn Louie
akan segera pulang jadi harus
bergegas.
Ma Ri sedang mengunakan masker di kamarnya, menerima telp
dari ayahnya. Tuan Baek meminta Ma Ri dating ke rumah nenek sekarang. Ma Ri kesal ada apa lagi sekarang karena sudah
bersiap-siap tidur. Tuan Baek memberitahu kalau Louis sedang dalam perjalanan ke rumah. Ma Ri kaget melepaskan masker wajahnya.
“Ayah , apa yang kau katakan? Kau bilang akan mengirimnya dan
Bok Sil ke Shanghai.” Ucap Ma Ri tak percaya
“Mari kita bicarakan itu nanti dan kau harus kesini sekarang.” Ucap Tuan Baek menutup ponselnya
“kenapa Tiba-tiba
seperti ini? Aku belum
siap untuk ini. Ah,
bagaimana jika Louis
mengenaliku? Apa yang
harus kukatakan padanya?” jerit Ma Ri frutasi dan
bergegas turun dari tempat tidurnya.
Bibi Hwang sangat kaget kalau Louis adalah
anak dari keluarga kaya raya, In Sung menegaskan
Louis Lebih tepatnya, cucu dari
pemilik perusahan. Bibi Hwang tak percaya dengan Berita
mengejutkan seperti ini. Tapi In Sung melihat tidak
mengejutkan tapi berita bagus.
“Coba Pikirkan baik-baik, Louis tidak akan mengabaikan kita. Kau tahu betapa setianya dia.” Kata In Sung bangga
“Dia memang setia seperti seekor
anjing dan Dia juga senang
menghambur-hamburkan uang. Dia
menghabiskan banyak uang untuk
dirinya sendiri dan orang lain.” Kata ibunya, In Sung
membenarkan.
“Ini akan membuat kita marah... jika ternyata dia orang miskin, tapi sekarang karena dia orang
kaya” kata Bibi Hwang, In Sung mengatakan kalau permainan
sudah selesai sekarang.
“Hidup kita dan hidup Bok Sil
tidak akan
dapat masalah mulai sekarang. Ini Hebat
sekali.” Kata In Sung bahagia, Bibi Hwang juga ikut bahagia mendengarnya.
“Apa yang akan kau lakukan ketika kita mendapatkan uang darinya?” tanya In Sung, Bibi Hwang ingin membeli rumah.
In Sung bertanya haruskan mereka membeli mobil juga, Bibi
Hwang ingin In Sung harus
mendapatkan pekerjaan dulu. In Sung pikir harus
membeli motor juga. Ibunya menolak
karena itu sangat berbahaya.
Pelayan Kim menyambut Louis didepan pintu rumah, Louis
turun dengan satu sepatu yang hilang, Pelayan Kim tak percaya melihat Louis
ternyata memang masih hidup memeluknya bertanya dariman saja karena sudah mencarinya ke segala tempat dan sangat merindukannya setiap hari.
Louis yang binggung bertanya siapa orang yang memeluknya,
Pelayan Kim tak percaya Louis lupa denganya dan yakin nanti tuanya itu akan mendapatkan ingatanya kembali lalu mengucapkan Selamat
atas kepulangannya sebagai penerus Gold Group.
“Oh, my god... Maksudmu... aku adalah penerus Gold Group?” kata Louis tak percaya, Pelayan Kim membenarkan.
“Aku memang punya firasat kalau aku asalnya adalah orang kaya. Ah.. Bok Sil, akhirnya aku menemukan
keluargaku.” Ucap Louis mencari-cari ponselnya lalu
teringat sebelumnya menaruh dalam kantung.
“Ahjussi, aku harus ke rumahku
sebentar.” Kata Louis, pelayan Kim menahanya tak
boleh pergi karena Nyonya Choi sudah menunggu.
“Ini Tidak akan lama... Bok Sil pasti khawatir dan Dia sudah menungguku.” Kata Louis
“Ny Choi sudah menunggumu lebih
lama. Aku tidak
tahu siapa Bok Sil, tapi
kau bisa menghubunginya setelah
bertemu dengan Ny Choi.” Kata Pelayan Kim menarik
Louis untuk masuk, Louis khawatir karena Bok Sil pasti menunggunya.
Bok Sil akhirnya membuang mie yang sudah lembek dengan
wajah sedih harus membuangnya sekarang. Teringat kembali saat terakhir mereka
bertemu, Ia bertanya Louis mau kemana, Louis melambaikan tangan meminta tak
boleh terkejut nanti. Bok Sil dengan
wajah sedih mengaku sangat terkejut
dengan hal ini.
Pelayan Kim memberitahu kalau Tuan Louis sudah datang,
Semua terlihat tegang. Louis masuk dengan wajah seperti orang lingung. Nyonya
Choi langsung menyambutnya dengan memeluknya dan memanggil “Kesayanganku
Ji Sung.” Louis bingung karena tak mengenal orang-orang
didepanya.
Nyonya Hong ingin memeluknya tapi Nyonya Choi melarang
tak boleh memegang cucunya karena Louis adalah miliknya, Louis tiba-tiba
merasakan kepalanya sakit dan pikiran seperti kembali saat bertemu dengan Tuan
Baek di kantor dan terlihat kaget. Lalu matanya seperti berputar-putar melihat
orang yang didepanya.
Louis merasakan kesakitan dibagian kepalanya, lalu Ma Ri
datang dengan kacamata hitam dan syal agar tak terlihat, Louis menatapnya
dengan berbayang sampai akhirnya jatuh pingsan, Semua panik melihat Louis tak
sadarkan diri. Tuan Baek menyuruh Pelayan Heo agar memanggil
Dokter Jung sekarang.
Nyonya Hong melepaskan kacamata dan juga syal dari kepala
anaknya, merasa heran harus mengunakan dimalam hari. Ma Ri panik mengambil
kacamata hitam dan tetap memakainya, Nyonya Hong menyalahkan Ma Ri yang
mengunakan pakaian yang aneh sampai membuat Louis pingsan. Ma Ri tak ingin
membahasnya menegaskan kalau ia punya alasan.
Louis sudah berbaring dikamarnya, Nyonya Choi yang sangat
dengan cucunya memeluknya dengan erat dengan memanggilnya “Kesayanganku.”
Detektif Nam sedang ada dikantor, Joong Won tiba-tiba
datang mengataka punya sesuatu yang harus dibicarakan dan bertanya apakah memiliki waktu. Detektif
Nam sempat kaget dan mengangguk kalau memiliki waktu. Joong Won langsung duduk
didepanya tanpa disuruh.
“Sepertinya aku tahu... apa yang mengganggumu. Kenapa Louie tidak ada... di mobil saat kecelakaan. Bagaimana dia bisa melukai
kepalanya dan kenapa
dia menggunakan jaket Bok Nam. Aku
mencari tahu tentang itu dan Tidak ada
yang bisa dipastikan untuk saat ini.” jelas
Detektif Nam
“Lebih baik tidak memberitahu Bok
Sil tentang Bok Nam.” Kata Joong Won
“Aku tidak akan memberitahunya.” Kata Detektif Nam karena semuanya belum pasti.
Bok Sil berbaring di kamarnya seperti merasa hampa karena
tak ada Louis dibalik tirainya, teringat kembali sata Louis kembali kerumah
dari tempat Joong Won. Ia bertanya kenapa Louis tiba-tiba kembali ke rumah.
Louis mengaku khawatir padanya.
Sebelumnya Louis memberitahu kalau Joong Won
mengatakan harus
pindah dengannya. Dan meminta Bok Sil
mempercayainya karena akan
menemukan Bok Nam untuk Bok Sil dan akan
melindunginya.
Bok Sil melihat Ponsel Louis yang tertinggal, teringat
kembali saat Louis mengajaknya untuk membeli ponsel karena Dengan
ponsel bisa
membeli apapun
yang di butuhkan ketika di rumah. Lalu Louis dengan sengaja mengambil foto Bok Sil saat
ada baru membeli ponsel.
Pagi hari
Bok Sil membuka jendela rumahnya, saat menyendok nasi
teringat kalau Louis sudah tak tinggal bersamanya. Louis berkata kalau hanya ia
yang boleh memakan makanan
Bok Sil dan selalu makan sangat lahap dengan daging Ham yang
digorengnya.
Setelah itu Bok Sil masuk kamar mandir, teringat saat
Louis mengeringkan sepatunya karena basah terkena hujan. Bok Sil tersenyum
dengan kenangan dengan Louis dirumahnya. Ketika akan keluar rumah, melihat
kursi yang biasa diduduki Louis untuk mengingat. Ia teringat saat memayung
Louis yang duduk dikursi.
Bok Sil menuruni tangga, tiba-tiba terdengar suara Louis
yang memanggilnya. Ia seperti melihat Louis yang melambaikan tangan padanya.
Bok Sil pun membalas dengan lambaikan tangan tapi tersadar kalau Louis sudah
tak ada
Bok Sil berjalan ke halte, teringat kembali saat Louis
mengikutinya sampai ke halte lalu memakaikan sebuah bros bentuk bunga dari syal
yang membuatnya sedikit gugup. Bok Sil kembali tersenyum dengan kenangannya
bersama Louis selama beberapa bulan ini.
Hye Joo dan Mi Young baru masuk kantor merasa masih
sangat lelah dan mengantuk, karena minum terlalu banyak tadi
malam. Tiba-tiba Tuan baek dan para petinggi berjalan masuk
dengan wajah tegang, semua orang pun berhenti memberikan hormat.
“Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya Hye Joo, Mi Young juga tak tahu karena
sudah memeriksa berita di internet tapi Tidak
ada satupun yang spesial. Hye Jung yakin
ada sesuatu yang terjadi.
Nyonya Choi duduk di depan para dewan direksi termasuk
Tuan Baek dan juga Joong Won. Ia meminta agar mereka semua tidak terlalu
terkejut, dan memberitahu kalau Ji Sung cucunya akan
kembali ke Gold Group secepatnya.
“Ny Choi... Bukankah dia sudah meninggal dalam kecelakaan beberapa waktu
lalu?” kata seorang petinggi kaget
“Ada kesalahpahaman... Ji Sung masih hidup, jadi tolong bekerja sama dengan pelatihan manajemen
bisnisnya.” Kata Nyonya Choi, Tuan Baek terlihat
cemberut dengan semua rencana gagal. Joong Won melirik seperti memiliki suatu
firasat.
Tuan Baek menemui Nyonya Choi di ruanganya, Nyonya Choi
pun menyambutnya untuk duduk bersama dan memberitahu akan
memberikan setengah sahamnya pada Ji
Sung, dan
setengahnya lagi untuk Tuan Baek selain itu meminta
tolong agar membantu cucunya.
“Hanya kaulah yang bisa kupercaya.”kata Nyonya Choi tulus, Tuan Baek hanya terdiam karena
tak bisa memiliki semua saham tapi hanya setengah saja.
Kyung Kook masih tersenyum bahagia melihat lima bintang
yang diberikan Louis padanya, Do Jin mengejek Kyung Kook yang sebegitu
senangnya karena itu bukan jimat keberuntungan tapi hanyalah barang yang diberikan
pekerja part-time
padamu dan seniornya itu harus berhenti agar jangan terus-terusan
memandanginya.
“Ini adalah pujian yang kudapatkan setelah sekian lama. Di rumah, istriku mengomeliku
tentang aku yang tidak pernah mengurus
anak-anakku. Di
kantor, aku dimarahi karena mengerjakan pekerjaanku dengan
buruk. Dimarahi
ketika usiaku sudah 40 tahun membuatku
gemetar dan merasa tidak aman. Kau
tidak akan tahu perasaanku.” Kata Kyung Kook
“Kadang-kadang, kau merasa tersentuh dan
mendapatkan semangat
karena sebuah pujian kecil. Pujian
kecil seperti inilah... yang
membantumu melewati hari.” Ucap Kyung Kook yang
membuat Do Jin sedikit menguap.
“Tn Lee. Mulai sekarang, aku akan memberimu... banyak pujian.” Kata Do Jin
“Lupakan... Kau harus tulus seperti Louie. Pujian yang tidak berarti apa-apa tidak akan sama.” Kata Kyung Kook
Ma Ri masuk kantor dengan wajah cemberut, Kyung Kook
mendatanginya memberikan draft proposal dari produk yang sudah kami
update hari ini jadi meminta agar membantu memilihnya, Ma Ri pikir akan nanti membantunya dengan wajah kesal.
“Kau tahu kadang aku tidak
bisa memutuskan
dengan baik. Bisakah
kau...” kata Kyung Kook langsung disela oleh Ma Ri
“Nanti saja... Nanti. Nanti, nanti, nanti, nanti
saja!” ucap Ma Ri sinis
Kyung Kook dan Do Jin binggung melihat sikap Ma Ri yang
ketus padahal selama ini dianggap sangat ramah, Kyung Kook pikir Ma Ri memiliki
masalah. Do Jin pun tidak tahu kalau Ma Ri bisa marah.
Joong Won memberikan selamat pada Bok Sil karena tidak harus mencari tentang Louis lagi. Bok Sil mencoba tersenyum karena merasa
sangat lega dan Pembuat
masalah itu sudah pergi.
Sementara Louis terbangun dari tidurnya dan binggung
dengan kamarnya bertanya dimana ia sekarang. Pelayan Kim yang ada didepanya
menanyakan keadaann Louis lebih dulu. Louis memanggil pelayan Kim dengan
sebutan paman.
“Kau tidak seharusnya memanggilku
seperti itu. Aku masih
belum menikah. Panggil
aku Pelayan Kim, Kumohon bersikaplah seperti kau yang
biasanya.” Kata Pelayan Kim, Louis mengerti.
“Tapi Apa aku sudah menikah? Apa aku sudah punya istri atau
kekasih?” tanya Louis yang ingin tahu jati dirinya.
“Tentu saja... Istri dan tiga anakmu yang
tinggal di Prancis sudah
mendengar apa yang terjadi padamu. Mereka
dalam perjalanan kesini sekarang.” Ucap pelayan
Kim mengodanya, Louis panik merasa kasihan dengan Bok Sil
“Apa Aku punya tiga anak? Jadi Berapa usiaku?” tanya Louis, Pelayan Kim menyebut usianya 40 tahun.
“Jadi Kau bilang aku 40 tahun? Aku 19 tahun lebih tua dari Bok
Sil.” Kata Louis menjerit histeris
Pelayan Kim tertawa merasa kalau Louis ternyata benar-benar
hilang ingatan dan mengatakan kalau tadi hanya
bercanda. Louis kesal memarahi pelayan Kim agar
berhenti bercanda seperti itu. Pelayan Kim melihat sekarang Louis seperti
dirinya yang dulu. Louis pun merasa lega dan ingin pergi ke suatu tempat. Pelayan Kim menghalanginya, Louis berjanji tak
akan lama lalu mengerjai Pelayan Kim kalau ada serangga didekatnya dan berhasil
kabur.
Saat membuka pintu Louis kaget melihat pelayan Heo sudah
berdiri didepan pintu dengan memegang pemukul baseball. Pelayan Heo menyapa
Louis dengan memperkenalkan namanya Heo
Jung Ran, sebagai tangan
kanan Ny Choi. Louis ingin keluar tapi pemukul baseball sudah menghalanginya, Pelayan Heo meminta
agar Louis sarapan lebih dulu. Louis pun tak bisa menolak karena takut dengan
pemukul base ball.
Bok Sil bertanya pada Joong Won siapa nama asli Louis,
Joong Won menyebut nama Kang Ji Sung. Bok Sil berkomentar kalau itu nama yang indah dengan
senyumanya.
“Tanyakan padanya semua yang ingin kau tanyakan saat kau bertemu
dengannya. Jangan
bertanya padaku.” Kata Joong Won sinis, Bok Sil
mengerti.
Ma Ri masuk ingin meminum kopi wajahnya langsung cemberut
melihat Bok Sil yang sedang bicara dengan Joong Won, sambil bertanya-tanya Kenapa
Louie dan Joong Woon terus-terusan berhubungan dengan Bok Sil membuatnya sangat
menyebalkan.
Mi Young datang menyapa Ma Ri bertanya apakah ingin minum
kopi juga, Ma Ri menyankalnya kalau hanya
lewat. Mi Young menahan Ma Ri sebelum pergi menanyakan Apa ada yang terjadi karena melihat orang-orang penting perusahaan di lobby tadi.
“Kau akan... sangat terkejut sebentar lagi dan tidak akan pernah
membayangkannya.” Kata Ma Ri sinis lalu
bergegas pergi
“Dia bilang... Tidak pernah
membayangkannya? Siapa
sebenarnya Nn Baek? Aku
penasaran.” Kata Mi Youn bertanya-tanya.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar