PS : All
images credit and content copyright : KBS
Pangeran Lee masuk ke dalam kamar lalu melihat sebuah
amplop diatas meja lalu membacanya. Ra On pun membaca surat yang ditujukan
padanya dari Kasim Han “Ada hal yang belum aku beritahu
kepadamu di istana. Ini
tentang ayahku. Aku
akan segera memberitahu tempat dan waktunya.”
Akhirnya Keduanya pun bertemu tanpa ada yang menduga
kalau itu adalah sebuah jebakan. Pangeran Lee dengan wajah marahnya mengatakan
kalau ia tak akan memaafkanya. Ra On yang ketakutan hanya terdiam, Pangeran Lee
berjalan mendekat dan langsung memeluk Ra On. Keduanya terlihat saling
berpelukan dengan menahan tangisnya.
Sementara di luar prajurit istana sudah bersiap-siap dan
Geun Gyo dengan penuh percaya diri akan masuk akan membuat Pangeran Lee yang
ternyata sengaja bertemu para pemberontak.
Pangeran Lee menatap Ra On mengatakan hanya
akan mendengarkan kata-katanya dan Tidak
peduli kalau Ra On mengatakan
kebohongan karena ia tak akan
percaya.
“Apa semua yang kau tunjukkan
kepadaku... tulus?” tanya Pangeran Lee, Ra On
menatapnya lalu tertunduk
“Maafkan aku, Putra Mahkota.” Kata Ra On. Pangeran Lee seperti tak percaya memegang
lengan Ra On dan masih terlihat gelang yang dipakai pada lengan tanganya.
Saat itu terdengar seseorang yang masuk ruangan, Byung
Yun tiba-tiba datang memberitahu kalau Apa yang
dikatakan Putra Mahkota benar dan Ra On harus
bergerak cepat.
Semua prajurit sudah ada didepan rumah dan Geun Gyo siap
untuk membuka pintu agar bisa memergoki Pangeran didalam ruangan dengan Ra On.
Ketika masuk ruangan, Semua pedang tertuju pada sosok orang yang berdiri
membelakangi mereka.
Pangeran Lee membalikan badan dengan senyuman mengejek,
Geun Gyo terlihat kaget dan melirik tak ada sosok Ra On yang dicarinya. Byung
Yun melewati jendela samping berkelahi dengan dua penjaga dan membawa Ra On
keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri.
Geun Gyo dan yang lainya kaget melihat Pangeran Lee
sendirian dan langsung menurunkan pedangnya. Pangern Lee mendekat lalu bertanya
Apa yang dilakukan
pada Menteri Kehakiman. Geun Gyo tak berani menatap Pangeran Lee karena merasa
salah.
“Siapa yang mengirim surat palsu
untuk membuatku masuk
ke dalam perangkap? Aku
keluar karena ingin tahu tentang itu. Jadi ternyata
kau?!!!” kata Pangeran Lee menyindir
“Putra Mahkota, aku datang karena mendapat
laporan bahwa
seseorang mencoba untuk secara diam-diam menghubungi para pemberontak.”ucap Geun Gyo membela diri
“Siapa yang berani membuat tuduhan
pengkhianatan palsu kepada
putra mahkota! Segera
tangkap orang itu! Itulah
satu-satunya cara bagimu untuk tetap hidup. Mengerti?” tegas Pangeran Lee marah, Geun Gyo pun hanya bisa
tertunduk mengerti.
[Episode 15 - Semua kebohongan yang terasa
nyata]
Pangeran Lee bertanya pada Byung Yun tentang keadaan Ra On,
Byung Yun mengatakan Ra On baik-baik saja dan akan segera memindahkannya ke
tempat yang aman jadi Pangeran Lee tak perlu khawatir. Pangeran Lee ingin tahu kemana akan di pindahkanya, tapi
merasa kalau seharusnya tak perlu mengetahuinya sekarang.
“Kalau Putra Mahkota ingin tahu
tentang hal itu... itu
hanya akan membuat semuanya menjadi berat.” Ucap Byung
Yun
“Tapi Bagaimana bisa orang yang membuat
semuanya menjadi sulit
untuk Ra On... adalah
aku? Yah... Aku mengerti... Aku tidak akan menanyakan
apapun.” ucap Pangeran Lee sedih.
Flash Back
Byung Yun memberitahu mereka sudah tak punya banyak waktu
lagi. Pangeran Lee meminta Byung Yun agar menjaga Ra On dengan baik-baik.
Setelah itu Pangeran Lee menyuruh Ra On untuk segera pergi sekarang juga. Ra On
pun berpesan pada Pangeran Lee, untuk jangan penasaran tentang keberadaanya nanti.
“Tidak peduli berita apa yang kau
dengar tentang aku, jangan
goyah. Aku juga
akan melakukan itu sekarang.” Kata Ra On.
Pangeran Lee menatap sedih Ra On yang akan pergi
meninggalkanya, lalu sempat memegang tanganya berharap tak pergi tapi Ra On
tetap pergi demi keselamatan Pangeran Lee juga.
Ha Yeon bertemu dengan Ratu Kim di kamarnya. Ratu Kim
pikir Ha Yeon merasa bosak karena harus tinggal di istana Putri
Mahkota. Ha Yeon yang ramah mengaku Tidak
sama sekali, karena Ada banyak hal yang perlu
dipelajari tentang aturan dan etiket istana, jadi hari berlalu dengan cepat.
"Meskipun kau adalah Putri Mahkota tapi kau belajar
dengan rajin...” kata Ratu Kim dengan
senyumannya. Ha Yeon pun tertunduk dengan sopan ikut tersenyum mendengar
pujianya.
“Putri Mahkota, Apa kau mungkin tahu kenapa tanggal
pernikahan kerajaan belum
ditetapkan?”kata Ratu Kim, Ha Yeon kaget
“Aku mendengar bahwa Biro
Astronomi akan segera mengirim hari yang baik... “ jelas Ha Yeon santai [Biro
Astronomi: Departemen yang mengamati penampakan langit / astronomi]
“Apa gunanya kalau mereka
mengirimkan hari baik? Sebenarnya Putra
Mahkota membuat segala macam alasan untuk tidak menetapkan tanggalnya. Apa kau tidak ingin tahu tentang
alasannya?” ucap Ratu Kim seperti berusaha
menghasutnya.
“Putra Mahkota pasti memiliki
alasan yang baik untuk bersikap seperti itu.” kata Ha
Yeon percaya dengan Pangeran Lee
“Yah..Tentu saja ada. Sejak kasim yang sangat dia
perhatikan sebagai
seorang gadis menghilang, Apa
kau tahu bagaimana hancurnya hati Putra Mahkota?”
kata Ratu Kim
Ha Yeon kali ini benar-benar kaget, Ratu Kim memberikan
maksudnya dengan nada dengki meminta agar Ha Yeon bisa menghibur Pangeran Lee
seperti ibunya sendiri. Ha Yeon terlihat menahan rasa sedihnya, mengatakan
mengerti dengan permintaan Ratu.
Kelompok Awan putih melakukan pertemuan, si pria bertanya
apakah Byung Yun iyu tahu keberadaan Ra On sekarang. Byung Yun mengaku tak tahu
karea Pada hari
itu pergi sebagai pengawal putra mahkota dan saat
ditempat ternyata Ra On sudah pergi.
“Siapa yang bisa melakukan hal
seperti itu...?” kata Si pria
“Mengingat bahwa dia menggunakan
namaku untuk
memanggilnya keluar, Dia
pasti seseorang yang dekat dengan kita.” Ucap Kasim
Han
“Ternyata Tidak hanya kelompok Perdana
Menteri melakukan segala macam tindakan
brutal dengan menyamar sebagai Awan Putih, Apa sekarang
kita harus meragukan seseorang diantara kita?”
ucap si Pria terlihat menahan amarah
“Kalau aku sudah tahu siapa yang
mengkhianati organisasi, Aku
tidak akan mengampuninya!” tegas Kasim Han, Byung Yun
terdiam merasa kalau sudah berkhianat juga karena berbohong.
Ra On melihat ibunya yang masih menjahit dimalam hari
lalu meminta agar istirahatlah
dulu sekarang. Ibunya merasa kalau baik-baik saja dan melakukannya
sepanjang waktu jadi menyuruh Ra On tidur
saja dulu karena anaknya itu
belum beristirahat sepanjang hari. Ra On
mengaku kalau ia baik-baik saja.
“Apa kau membenci ayahmu?”
tanya ibu Ra On, Ra On terdiam dan bertanya apakah alasanya karena membuat
mereka sekarang jadi menderita. Ibu Ra On membenarkan.
“Kau mengatakan itu adalah hal
yang benar untuk dilakukan oleh Ayah. Bahwa seseorang harus melakukannya” ucap Ra On
“Ya, itu memang benar...Tapi aku tidak suka suamiku yang
melakukannya. Aku
membutuhkan keluarga yang akan makan, tidur, tertawa, dan menangis bersama-sama.. bukan seseorang yang akan
melakukan sesuatu yang besar. Jadi
apa aku akan menyukainya atau tidak?” kata Ibu
Ra On
“Ibu, itu terdengar seperti berkata 'aku
ingin menemuimu dan Aku
sangat merindukanmu'.” Goda Ra On,
Ibunya pun tak membahasnya memilih untuk mereka segera
tidur saja, Ra On mengatakan akan
menyelesaikan perkerjaan ibunya saja. Tapi Sang ibu mengajak agar Ra On bisa
tidur bersama-sama kali ini.
Ra On seperti tak bisa tidur keluar dari rumah dan
melihat beberapa kantung ada didepan rumah, seperti seseorang sengaja menaruh
bahan makanan didepan rumah.
Pangeran Lee bertemu dengan pelayan di kamarnya, bertanya
apakah ia pernah melihat surat itu. Si pelayan terlihat tertunduk ketakutan. Pangeran
Lee menegaskan kalau Tidak ada yang akan terjadi padanya kalau mengatakan yang
sebenarnya.
“Apa kau menempatkan surat ini di
mejaku?” kata pangeran Lee, Si pelayan membenarkannya.
“Siapa yang menyuruhmu? Aku tidak berusaha untuk
menghukum tetapi berusaha untuk menemukan
dia untuk menanyakan beberapa pertanyaan, jadi jangan khawatir dan jawab
saja.” Jelas Pangeran Lee
“Aku belum pernah melihat dia di
istana sebelumnya, Putra Mahkota. Dia
bertanya apa aku bertugas membersihkan Istana Timur kemudian menawarkan aku 2 nyang,
jadi...”cerita Pelayan
“Apa kau ingat seperti apa orangnya?”
ucap Pangeran Lee, Si pelayan mengangguk.
“Beritahu Biro Lukisan untuk
mengirim pelukis ke sini.” kata Pangeran Lee, Byung
Yun yang ada disana terlihat menerka-nerka siapa dibalik semua ini.
Seorang pria dengan topinya terlihat masuk ke dalam rumah
PM Kim, lalu membukanya, ternyata ia adalah pria yang berada dalam kelompok
awan putih. PM Kim mengatakan punya beberapa pemikiran karena hal ini
tidak benar dan bisa saja
mengkhianatinya seperti
mengkhianati Awan Putih.
“Aku percaya kekuasaan uang, bukan
kau, Perdana Menteri. Kau
hanya harus membeli apa yang kau butuhkan, dan aku akan menjual apa yang
bisa aku jual. Itu saja.” Tegas si pria, PM Kim pun
memberikan kode pada Ui Gyo yang ada disana
“Ini adalah tanah yang dijanjikan.” Kata Ui Gyo, Si pria ingin mengambilnya tapi ditahan
oleh Ui Gyo
“Sebagai imbalannya, bawakan gadis
itu kepadaku sekarang.” Ucap Ui Gyo dengan menyebut
nama Hong Ra On.
Yoon Sung mengendong seorang bayi mungil yang terlihat
cantik, teringat kembali saat Kasim Sung menyuruh seseorang membawa si bayi. Ia
langsung menghentikanya dengan menusuk dibagian belakang. Lalu ia membawa bayi
yang disimpan dalam gerobak.
Seorang wanita datang mengambil bayi dari tangan Yoon
Sung, Yoon Sung menanyakan keadaan si wanita lebih dulu. Si wanita mengatakan
kalau berkat bayi itu mereka semua selalu tertawa karena bayi itu dicintai
oleh gisaeng Bahkan
lebih dari cinta pada Yoon Sung. Yoon Sung
bisa mengucapkan syukur.
“Kim Yoon Sung, membuat permintaan seperti
itu, Tapi Dari keluarga mana dia? Apa Kau tidak akan pernah memberitahu
aku?” kata si Gisaeng.
“Dia tiba-tiba menjadi yatim piatu
dan tidak memiliki tempat untuk pergi.” ucap Yoon
Sung memberikan alasanya
“Bayi yang malang... Meskipun aku gisaeng rendahan,
aku akan mencoba yang terbaik untuk
membesarkan dirinya, tuan.” Ucap Si Gisaeng, Yoon
Sung pun menyimpan kalau itu sebenarnya anak Ratu Kim yang dibuang.
Ra On masih ada diluar kamar, Ibunya memanggil agar
segera masuk. Ra On memberikan senyuman pada ibunya. Tiba-tiba saja seseorang
datang langsung membekap wajah mulut Ra On. Ibunya panik menyuruh mereka semua
pergi tapi yang terjadi malah membuatnya jatuh pingsan karena dipukul.
Dua orang ingin langsung membawa Ra On dari rumah, tapi
sebelum itu terjadi Byung Yun datang menyelamatkanya. Ia melihat mata dari si
wajah pria yang dikenalnya, lalu berlari mengikutinya. Sementara Ra On bisa
langsung menghampiri ibunya sambil menangis memeluk ibunya yang tak sadarkan
diri.
PM Kim mengendong bayi pria yang dilahirkan oleh Ratu
Kim, terlihat sangat bahagia. Sementara Yoon Sung menatap sinis karena
mengetahui ibu bukan bayi dari Ratu Kim. PM Kim bertanya apakah Ratu Kim sudah
bisa merasa lebih baik setelah melahirkan.
“Yah.. Aku merasasangat
senang karena melahirkan seorang pangeran, tubuhku terasa begitu ringan.” Ucap Ratu Kim dengan senyumanya.
“Dia terlihat tampan.” Komentar PM Kim yang melihatnya, Ratu Kim terlihat
tersipu malu mendengarnya.
“Apa kau senang?” tanya Yoon Sung dengan tatapan sinis, Ratu Kim mengaku
senang bahkan tidak bisa menjelaskannya hanya dengan kata-kata.
“Apa kau... benar-benar bahagia?” ucap Yoon Sung, Ratu Kim hanya terdiam dengan menatap
Yoon Sung. Akhirnya Yoon Sung pamit pergi lebih dulu. PM Kim melihat tingkah
cucunya seperti bisa mengetahui sesuatu ada yang janggal.
Si pria berada didepan pintu dan terlihat Ui Gyo akhirnya
keluar dengan beberapa pengawal dibelakangnya. Diam-diam Byung Yun melihat
ternyata selama si pria yang memberikan informasi pada PM Kim. Ia pun langsung
mencekik si pria yang berkhianat pada kelompok awan putih.
“Orang yang memiliki gelar dari
Komunitas Awan Putih dan
mengikuti perintah Perdana Menteri seperti anjing... Jadi adalah
kau?!!” ucap Byung Yun tak percaya, Si pria berusaha
melepaskan cekikan dan Byung Yun pun mengunakan pedangnya ditaruh dileher si
Pria
“Memangnya kenapa? Kalau aku
ketahuan, menurutmu apa yang akan terjadi pada Komunitas Awan Putih? Tentunya Kepadamu,
dan Kasim Kepala? Kau
tidak bisa melakukan
apapun kepadaku.” Ucap si pria yakin
“Kau takut karena itu mungkin akan
mengungkapkan bahwa kau
telah bersama Putra Mahkota untuk... Jadi Apa aku salah?”kata si pria, Byung Yun makin menekan pedangnya, Si pria
langsung tertawa mengejek.
“Apa rasanya tidak nyaman hanya
dengan berpikir tentang hal itu? Itu
sebabnya sudah kukatakan kepadamu, Bahwa
Putra Mahkota bukan temanmu.!!!” Tegas Si pria
Byung Yun langsung memukulnya bertubi-tubi melampiaskan
amarahnya, tiba-tiba seorang berteriak meminta keduanya untuk berhenti. Saat
itu Panglima datang dan melihat ternyata Byung Yun yang memukul si pria. Sebuah
gambar wajah dari si pria dibawa oleh panglima dan itu terlihat sangat mirip.
“Aku datang ke sini untuk
menangkap pria ini di
bawah perintah Putra Mahkota.” Ucap Panglima, Byung
Yun terlihat terkejut karena Pangeran Lee sudah memerintahkan untuk menangkapnya.
Pangeran Lee bertemu dengan semua Mentri memberitahu Beberapa waktu lalu, seorang
laki-laki masuk ke istana Timur dan
mengirimkan surat palsu untuk memancingnya keluar dan ia sudah menangkap pelakunya atas
tuduhan pengkhianatan. Ui Gyo terlihat kaget tak
percaya, apakah itu memang benar.
“Siapa pria yang menyelinap ke
dalam kamarmu dan
melakukan hal-hal mengerikan seperti itu?” tanya
mentri Joo, PM Kim hanya diam saja.
“Pria itu juga mengikuti perintah
seseorang.” Ucap Pangeran Lee melirik pada PM Kim
yang hanya diam saja.
“Tolong segera kirim pelakunya ke
Departemen Kehakiman. Aku
akan menyelidiki pria yang mencoba menyakitimu.” Kata
Geun Gyo
“Dia juga meminta itu untuk melakukan sendiri. Dia berkata kalau akan
mengungkapkan hal itu di
depan semua orang.” Kata Pangeran Lee melirik
pada tiga orang yang selalu berusaha menjatuhkanya.
Ui Gyo berjalan ke sisi lorong lainnya, merasa mereka tak perlu khawatir karena mungkin orang itu sudah tahu cara
melakukan yang terbaik sekarang dan bukan situasi yang mudah
untuk dibicarakan. Geun Gyo pikir seharusnya mereka menemui orang tersebuh sebelum
terlambat
Ra On baru keluar dari rumah dikagetkan dengan melihat
Kasim Han yang datang menemuinya. Keduanya akhirnya bertemu didalam rumah. Ra
On memberanikan diri dengan mengatakan kalau Kasim Han itu berteman
dengan ayahnya dan telah mengupayakan
hal yang sama bersama ayahnya. Kasim Han membenarkan.
“Bahkan saat aku sedang mencarimu, itu semua untuk mengikuti keinginan ayahmu.” Kata Kasim Han, Ra On menegaskan kalau ia tak mau
melakukanya.
“Apa karena Yang Mulia, Putra
Mahkota?” kata Kasim Han, Ra On terdiam karena merasa berat
memikirkan orang yang dicintainya.
“Putra Mahkota sedang mencoba
untuk menunda hari
pernikahan kerajaan setiap harinya. Dia
tidak tidur atau makan dengan baik.” Cerita Kasim
Han Ra On terdiam menahan rasa sedihnya.
“Ra On, kau sudah terikat terlalu
erat... saat
mencoba untuk mengurai benang kusut. Lalu Saat
kau menghadapi simpul lain yang tidak bisa kau urai, maka Kau harus bersinar terang tanpa
keraguan. Apa kau
mengerti apa yang aku coba katakan kepadamu? Itulah cara untuk Yang Mulia. Aku minta maaf harus mengatakan dan Jaga
dirimu dengan baik karena aku
akan berkunjung lagi.” Kata Kasim Han lalu pergi,
Ra On pun hanya bia diam saja.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar