Raja memberitahu Pangeran Lee kalau baru saja menerima
berita dari tempat Ratu, kalau istrinya sudah melahirkan
seorang pangeran. Pangeran Lee memberikan
selamat pada ayahnya sebagai raja.
“Sebagai Putra Mahkota, aku
tahu... bahwa kau
tidak bisa begitu saja bahagia atas kelahiran
anak laki-laki.” Kata Raja sangat mengerti
dengan anaknya.
“Meskipun posisi Raja sama
berbahaya dan mematikannya seperti posisinya
yang tinggi dan terhormat, tapi dia
adikku yang baru saja melihat cahaya dunia ini.
Jadi Jangan khawatir, ayah.” Kata Pangeran Lee terlihat santai.
Ui Gyo bertemu dengan Kasim Sung dilorong merasa
kalau Putra
Mahkota pasti memiliki banyak hal yang dipikirkan saat ini. Kasim Jung pikir tentu saja
karena seorang kasim yang disayanginya menghilang. Ui Gyo kaget mengetahui kalau Seorang
kasim menghilang, Kasim Sung binggung Ui Gyo
tak mengetahuinya.
“Pada hari saat istana berada
dalam kekacauan untuk mencari anak
dari Hong Gyeong Nae atau apa pun itu, Lalu dia
menghilang seperti angin.” Cerita kasim Sung, Ui Gyo
merasa Kasim itu mencurigakan.
“Jangan membicarakannya hanya itu saja.. Pada hari pertama dia
ditempatkan di
istana, dia tertangkap saat mencoba kabur dan baru-baru ini, pakaian wanita
ditemukan di asramanya... jadi
dia diseret pergi oleh Yang Mulia Ratu... dan itu
sangat kacau.” Cerita Kasim Sung, Ui Gyo makin kaget.
“Yah, meskipun Putra Mahkota
menyelamatkannya, seperti biasanya” kata Kasim Sung.
Ui Gyo tak percaya ditemukan Pakaian
Wanita dan juga Putra Mahkota yang menyelamatkanya. Kasim Sung pikir kalau Mungkin
karena kasim Itu berasal dari tempat Putra Mahkota, jadi sangat gigih. Ui Gyo merasa kalau semua ini semakin menarik dengan
tatapan liciknya.
Pangeran Lee dan Ui Gyo berpapasan dilorong, terihat acuh
begitu saja. Ui Gyo akhirnya memanggil lebih dulu Pangeran Lee, langsung
menyindir kaalu mendengar lolosnya seorang kasim di tempat
Putra Mahkota, membuatnya rasa khawatirnya semakin
mendalam membuat hatinya seperti terasa sakit sama seperti Pangeran Lee.
“Kau benar, Menteri Dalam Negeri... Jadi, saat menyelidiki kriminal
yang diseret ke ruang
penyiksaan saat itu, lalu aku
menemukan fakta yang sangat menarik.” Ucap Pangeran
Lee, Ui Gyo bertanya apa fakta yang menarik.
“Hartamu, sejumlah emas batangan, diberikan kepada anggota keluarganya.” Kata Pangeran Lee
“Apa yang baru saja kau katakan?” kata Ui Gyo kaget, Pangeran Lee pikir seharusnya ia
yang menanyakan hal itu.
“Yang pasti untuk apa kau membayar
begitu banyak... agas bisa menyuruh seorang
pembunuh yang masuk ke tempat Putra Mahkota?!”
kata Pangeran Lee melotot marah, Ui Gyo pun terdiam karena Pangeran Lee sudah
bisa mengetahuinya.
Geun Gyo merasa tak percaya kalau ada yang tahu bahwa nomor itu terukir pada emas
batangan. Ui Gyo juga merasa itu semuanya membuatnya sakit
kepala,
“Selain pengkhianatan, tidak ada
penjelasan lain kenapa aku memberi sejumlah
besar uang untuk seorang pembunuh yang masuk ke tempat Putra Mahkota.” Ucap Ui Gyo
“Dia begitu keras kepala bahkan
setelah Yang Mulia Ratu melahirkan
seorang putra. Kalau ini
membawa kerugian untuk Perdana Menteri, maka kita akan berada dalam
masalah besar.” Kata Geun Gyo panik.
Ui Gyo memijat kepalanya yang terasa sakit, saat itu PM
Kim masuk. Keduanya terlihat tegang Ui Gyo ingin bicara tapi tatapan PM Kim
sudah sinis melihatnya lalu meminta maaf. PM Kim menegaskan kalau jangan
memulai sesuatu yang akan disesalinya, keduanya pun hanya bisa diam.
Yoon Sung datang melihat rumah yang ditinggali Ra On,
melihat lampu yag masih menyala tanda belum tertidur sampai akhirnya lampu mati
ia pikir Ra On sudah tertidur. Tapi ketika akan pergi, Yoon Sung melihat Ra On
yang keluar rumah. Ra On pun menatap Yoon Sung tak percaya kalau berani datang
menemuinya.
Keduanya pun menikmati bulan bersama-sama di padang
rumput, Yoon Sung dengan senyuman bahagia kalau memuji kalau ini bener-benar cantik.
Ra On terdiam saja. Yoon Sung mengatakan maksud
pujianya itu untuk bulanya dan bertanya apakah Ra On ingin melihatnya lebih
dekat lagi. Ra On melihat Yoon Sung mengeluarkan sebuah benda dan bertanya apa
itu.
“Ini dikenal sebagai
"teropong". Benda
ini memungkinkan untuk melihat sesuatu yang jauh lebih dekat.” Kata Yoon Sung mempraktekanya, lalu memberikan pada Ra
On agar mencobanya.
“Itu benar. Mataku dipenuhi dengan
bulan.” Ucap Ra On bisa melihat bulan yang sangat dekat
dimatanya.
Saat itu pikiranya teringat dengan kata-kata pangeran “Entah kau melihatnya dari istana atau banchon maka bulan tetap saja
bulan. Terlepas dari apa aku Putra Mahkota dan apa pun
kau, dimanapun dan kapanpun, semuanya baik-baik saja selama hati kita tetap sama, seperti bulan.”
Yoon Sung melihat Ra On terus menatap bulan dengan
teropong merasa kalau itu sangat menakjubkan, Ra On tetap diam dengan teropongnya. Akhirnya Yoon Sung
menarik teropong dari tangan Ra On, terlihat mata Ra On yang sudah basah karena
menangis dibalik teropongnya
“Kau pasti merindukan seseorang yang jauh.” Ucap Yoon Sung bisa mengerti.
“Tidak dengan Melihat bulan begitu dekat sangat
menarik sampai aku terlalu
lama membuka mataku.” Kata Ra On lalu buru-buru
pergi, Yoon Sung hanya bisa terdiam dan menahan rasa sedihnya
Seorang pria dengan menutupi wajahnya mengunakan topi
datang, lalu seorang pria memastikan lebih dulu lalu memberitahu kalau Perdana
Mentri sudah menunggunya lalu keduanya masuk dan pria yang lainya memastikan
tak ada yang melihat dari luar.
Pagi Harinya, Geun Gyo kaget mengetahui kalau kasim
dari tempat Putra Mahkota adalah anak dari Hong Gyung
Nae. Ui Gyo masih tak percaya kalau anak itu bisa
menjadi kasim dengan tubuh wanita dan
bertanya Selain itu, di istana, apakah dia sebagai mata-mata di dekat Putra
Mahkota.
“Bukankah seharusnya kita
menangkap dia sekarang?” kata Geun Gyo panik
“Sudah terlambat. Aku yakin dia
sudah melarikan diri sekarang.” Kata Ui Gyo
Teringat kembali saat bertemu dengan Pangeran Lee
memberitahu aklau Mata-mata itu dipanggil Hong Ra On saat dia
masih kecil, wajah Pangeran Lee langsung berubah terlihat kaget
dan juga kecewa. PM Kim pikir kalau memang Ra On melarikan
diri maka mereka bisa menangkapnya di
sana.
“Mungkinkah kau tahu di mana dia
bersembunyi, Tuanku?” tanya Ui Gyo, PM Kim hanya
melirik dan kembali membaca bukunya.
PM Kim bertemu dengan Pangeran Lee diruanganya. Pangeran
Lee bertanya dengan
Menteri Dalam Negeri karnea akan
diberhentikan dari jabatannya karena masalah yang sama dalam durasi satu bulan dan akan membutuhkan penjelasan untuk
emasnya.
“Apa kau tahu informasi apa yang
Menteri Ritus... beli
dengan emas itu?” tanya PM Kim, Pangeran Lee
pun bertanya memangnya apa.
“Hong Ra On, mata-mata pemberontak yang
ditempatkan di dekatmu, yang
membantu dalam invasi tempat Putra Mahkota.” Ucap PM
Kim sengaja membuat Pangeran Lee geram
“Lalu Bukti apa yang kau miliki?” tanya Pangeran Lee
“darah itu adalah bukti yang pasti. Sekrang Kau penuh dengan kemarahan yang
membuatmu mengertakkan
gigimu, kan? Jangan
khawatir. Bahkan kalau aku harus memotong lengan dan kaki dari wanita ini, maka Aku akan membawanya ke hadapanmu.” Kata PM Kim
Pangeran Lee hanya diam saja, PM Kim bertanya apakah
memang Pangeran Lee sudah mengetahuinya. Pangeran Lee hanya diam saja.
Pangeran Lee membuka semua surat-surat yang masuk dalam
ruangan kerjanya, sepertinya pikiran tak bisa berkonsentrasi lalu teringat
kembali saat si pemberontak di hukum dalam istana. Geun Gyo bertanya apakah ada
mata-mata yang membuka pintu istana dan
membantunya.
Si pemberontak mengatakan ada mata-mata
pemberontak di istana. Lalu membayangkan saat
penyerangan terjadi Ra On sengaja membuka pintu untuk membuat membuatnya celaka
lalu berpura-pura disandera dan akhirnya tertusuk pedang saat menyelamatkanya. Pangeran Lee menyakinkan itu tak mungkin dan
hanya omong kosong saja.
Ha Yeon memberikan hormat pada Raja, lalu bertemu dengan
saling bertatap muka. Raja bertanya Akan
menjadi Putri Mahkota macam apa nanti. Ha Yeon
mengatakan hanya akan mencintai, mencintai, dan mencintai lagi karena
percaya bahwa hanya hati yang penuh kasih adalah jalan
untuk bersabar dan berkorban bagi Putra Mahkota. Raja tersenyum mendengarnya,
tapi Ratu Kim yang melihatnya sinis karena bisa menjadi saingan sekarang.
Pelayan datang menemui Ha Yeon dengan memanggilnya Putri
Mahkota memberitahu kalau Ini
adalah tempat kau akan tinggal di saat menerima pelatihan, Ha Yeon melihat seluruh tempatnya sekarang dengan
senyuman karena akan menikah dengan Pangeran Lee.
Ra On melihat ibunya yang membawa pakaian sambil mengeluh
ibunya yang membawa
begitu banyak pekerjaan ke rumah. Ibunya mengatakan
kalau mendapatkan
banyak uang saat ada banyak pekerjaan, jadi itu bagus.
“Apa semua orang mencari pakaian
yang cantik karena
mereka ingin menikah? Aku
mendengarnya dalam perjalanan pulang kerumah bahwa
sudah ada penetapan
pernikahan kerajaan.” Kata ibu Ra On, Ra On
terlihat kaget.
“Pasangan Putri Mahkota sudah
diputuskan dan yang tersisa adalah
untuk melangsungkan pernikahan. Aku
pikir Putri Mahkota adalah putri dari Menteri Ritus.” Ucap ibu Ra On, Ra On remas pakaian merasa rasa
sedihnya.
“Ohh... Itu bagus... Sekarang Aku akan membantumu melipat baju ini” ucap Ra On menutupi rasa sedihnay
dengan senyuman. Ibunya pikir tak perlu
“Kau perlu sesuatu untuk bisa
memakainya, kan? Aku
akan pergi mengambilnya” ucap Ra On buru-buru masuk
rumah, Ibu Ra On menghela nafas panjang merasa tak tega melihat anaknya yang
menahan sedih sendirian.
Pangeran Lee seperti biasa membaca buku ditaman,
tiba-tiba matanya melihat sosok Ra On yang masuk dengan pakaian wanitanya. Ia
pun kaget dan langsung berdiri tapi saat sadar bukan Ra On yang datang tapi Ha
Yeon.
“Putra Mahkota, kenapa kau begitu
terkejut?”ucap Ha Yeon bingung, Pangeran Lee pikir
seharusnya Ha Yeon berada di istana untuk pelatihan.
“Apa kau sudah dengar? Tentang kenyataanya bahwa kau dipilih sebagai Putri
Mahkota?” ucap Pangeran Lee
“Ya, aku sudah mendengarnya. Aku akan memberikan ketulusan
hatiku untuk membantumu.” Kata Ha Yeon
“Ini hanya kesepakatan, kau tidak
perlu melakukan sampai sejauh itu. Akan
baik untuk klan kami kalau masa pemerintahanmu berjalan damai.” Kata Pangeran Lee
“Seperti seseorang yang membuat
kesepakatan, maka aku akan
melakukan yang terbaik untuk memenuhi tugasku”
ucap Ha Yeon
“Sebaliknya, tolong berjanji satu
hal kepadaku.” Kata Pangeran Lee, Ha Yeon bertanya
harus berjanji seperti apa maksudnya.
“Jangan datang ke tempat ini... lagi.” Kata Pangeran Lee, Ha Yeon kaget dan terlihat sedih
karena Pangeran Lee tak ingin didekatinya.
Ra On duduk dipinggir danau, Yoon Sung datang menemuinya.
Ra On dengan wajah tertunduk merasa kaalu sebelumnya sudah memintanya agar meminta untuk
tidak datang, Yoon Sung melihat Ra On semakin kurus dan juga pucat merasa kalau
pasti tak makan sepanjang hari lagi dan
menyuruh agar mengikutinya sekarang.
“Ini sangat Berat bagiku untuk
melihatmu karena
aku terus ingin bertanya tentang Putra Mahkota. Aku harus melupakan dia dan tidak perlu tahu tentangnya, tapi aku tetap ingin tahu.. apa dia makan dengan baik, tidur
dengan baik, dan apakah dia merasa sakit.” Kata Ra On, Yoon Sung hanya bisa diam
“Dan kau yang
begitu baik kepadaku, aku benci diriku sendiri. karena ingin menanyakan hal-hal
ini, jadi jangan datang ke sini. Aku mohon Tolong.” Kata Ra On
“Tidak apa-apa... karena di dalam istana, aku memikirkan hal yang
memalukan setiap hari. Aku
ingin tahu apa mungkin kau akan memberikan hatimu... kepadaku setelah hari-hari yang
berat ini terlewati. Jadi Menangislah.” Ucap Yoon Sung
Ra On menatap Yoon Sung dengan mata berkaca-kaca, Yoon
Sung mengatakan tidak
akan mengharapkan atau salah paham tentang apapun. Ra On akhirnya menangis
tersedu-sedu padahal ia berjanji tidak
akan menangis tapi Hatinya terasa sangat sakit. Yoon Sung ingin memegang pundak Ra On tapi mengurungkan
niatnya.
Pangeran Lee duduk diruangan melihat gelang yang
ditinggalkan Ra On, lalu teringat saat dibukit berbicara pada Ra On.
“Kalau kau harus melepaskan
sesuatu dalam
situasi yang sulit, maa Kau tidak
boleh melepaskan aku. Bisakah
kau menjanjikan hal itu?” ucap Pangeran Lee, Ra On
berjanji akan melakukanya.
Lalu sebelum kepergian Ra On, Ia meminta agar berada tak
jauh satu langkah dari pangeran Lee sepanjang hari ini. Dimalam harinya, Ra On memberikan ciumanya yang
membuatnya tersenyum.
Pangeran Lee menatap gelang milik Ra On, lalu ingin
melepaskan gelang miliknya, Tapi sepertinya sangat berat dan akhirnya hanya
bisa menangis dengan keadaanya sekarang.
Seorang pria datang menemui Ra On di rumahnya, Ra On bertanya
siapa yang dicarinya. Pria itu
mengatakan kalau datang untuk mencari Kasim Hong di
bawah perintah Kepala Kasim. Ra On kaget bertanya apakah apakah pria itu diutus dari
istana. Si pria pun memberikan selembar
surat.
Ra On kembali ke dalam rumah dengan selembar kertas di
tanganya membacanya “Akhirnya Ada hal-hal yang aku lupa beritahu kepadamu di
istana... tentang ayahmu. Aku akan segera
mengirimkan tanggal dan waktunya.”
Beberapa saat kemudian Ra On sudah ada disebuah tempat
dan matanya terlihat kaget melihat yang datang.
Ui Gyo bertanya pada PM Kim apakah sudah mengetahui keberadan
gadis itu, dengan begitu seharus segera membawanya. PM Kim mengatakan kalau Ra On sudah tertangkap, menurutnya dengan memanfaatkannya, seharusnya
mereka merencanakan hal-hal yang lebih besar. Ui Gyo pikir kalau sekarang PM Kim Itu berencana
untuk melibatkan Putra Mahkota
“Kalau berita ini menyebar bahwa
Putra Mahkota telah diam-diam berkomunikasi
dengan putri pemberontak.. menurutmu
apa yang akan terjadi?” kata PM Kim benar-benar
licik, Ui Gyo pun tersenyum.
Para prajurit sudah ada didepan sebuah ruangan dengan
lampu yang menyala, Geun Gyo sebagai pemimpin sudah siap untuk menangkap Ra On
dan juga Pangeran Lee.
Sementara didalam Pangeran Lee terlihat sangat marah dan
Ra On kaget dengan mata berkaca-kaca ternyata harus bertemu dengan Pangeran
Lee. Akhirnya Pangeran Lee dengan penuh amarah mengatakan tak akan memaafkan
dan langsung berjalan mendekati Ra On.
Ra On terlihat ketakutan, Pangeran Lee langsung
memeluknya dengan erat terlhat wajahnya menahan kesedihan. Ra On bingung karena
Pangeran Lee malah memeluknya, tanganya ikut memeluk Pangeran Lee dan Pangeran
Lee makin erat memeluk Ra On seperti tak ingin kehilangan lagi.
bersambung ke episode 15
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
kemarin nonton episode ini dan benar2 dibuat jatuh air matanya..nyesek di dada.
BalasHapusgak sabar tunggu minggu depan.
*happy ending gak ya?
HUAAAAAA..... GAK SABAR TUNGGU LANJUTANNYA. SEMANGAT MBAK DEE
BalasHapusngk kuat liat adegan in..😢😢
BalasHapus