PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Selasa, 11 Oktober 2016

Sinopsis Scarlet Heart Ryeo Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : SBS

[Dua Tahun Kemudian, 2 Tahun Pemerintahan Raja Hyejong]
Hae Soo penjadi penganti selir Oh di Damiwon, dengan keahlian meracik semua bahan herbal. Semua pelayan yang ada disana seperti tunduk padanya, salah seorang pelayan Chae Ryung juga ikut menjadi pelayan disana. Beberapa pelayan yang sedang mengobrol memberitahu kalau Hae Soo akan datang, semua bergegas dengan menunduk saat Hae Soo datang untuk memeriksa semua tempat di Damiwon. 

Hae Soo menuliskan dalam catatanya dalam huruf Hangul [Rasanya manis, menghentikan rasa sakit.] Chae Ryung datang dengan senyumanya tetap memanggil Nona sama seperti saat masih menjadi pelayan di tempat kakak sepupunya. Hae Soo meminta agar Chae Ryung jangan panggilnya seperti itu.
“Ini Sudah jadi kebiasaan, aku tak bisa berhenti memanggilmu seperti itu. Juga, aku tak biasa memanggilmu Selir Hae.” Ucap Chae Ryung lalu melihat Hae Soo yang sedang menulis dan bertanya apakah itu yang dimaksud tulisan juga. Hae Soo membenarkan.
Kau juga harus belajar baca tulis.” Kata Hae Soo, Chae Ryung pikir sudah merasa tua untuk berlajar menulis dan membaca.
Aku tahu semua teh dan obat-obatan herbal yang ada di dalam ruang penyimpanan, jadi tak perlu bisa baca tulis.” Ucap Chae Ryung lalu mengeluarkan sesuatu.
Ia memberikan sebuah hadiah dengan mengucapkan selamat ulang tahun, Hae Soo binggung karena merasa bukan hari ulang tahunya. Chae Ryung memberitahu kalau hari ini adalah ulang tahun Hae Soo jadi sengaja memberikaan hadiah itu karena lutut Hae Soo masih terasa sakit. Hae Soo melihat sulaman dalam kainya merasa itu cantik  dan tak lupa mengucapkan terimakasih
“Nanti Akan kupakai setiap kali lututku sakit. Tapi Tetap saja, hadiah terbaik.. adalah kau bekerja di Damiwon sekarang.” Ucap Hae Soo senang
“Semua Itu karena Pangeran Wook membebaskanku dari perbudakan. Kau tahu dia masih menyukaimu, 'kan?” kata Chae Ryung, Hae Soo hanya terdiam seperti sudah dua tahu tak berhubungan lagi dengan Wang Wook. 


Baek Ah duduk bersama Hae Soo dan juga Wang Wo lalu memberikan hadiah dengan mengucapkan selamat ulang tahun lalu menceritakan sengaja membeli hadiah waktu di Byeokrando dan langsung tahu itu hadiah yang bagus untuknya, bahkan langsung membelinya dari pedagang Persia dan barang-barangnya berasal dari Bulgaria.
Hae Soo tersenyum membuka kotak hadiah yang diberikan Baek Ah, lalu mencium botol yang berisi parfum aroma mawar, ekstrak minyak yang disaring dari kelopak mawar dan pasti bagus untuk kantong herbal. Wang So yang duduk didepanya seperti melirik sinis, Hae Soo mengungkapkan kalau sangat menyukai hadiahnya.
So Hyungnim tak tahu harus beli apa jadi, dia datang ke sini dengan tangan kosong.” Kata Baek Ah
Dia hanya dayang istana. Bahkan aku sebagai pangeran datang kesini, anggap saja sebagai hadiah. Apa itu tak cukup?”ucap Wang So sinis
Ya, benar. Aku hanyalah dayang istana dan seharusnya bahagia sudah dilahirkan.” Kata Hae Soo menyindir. 

Hae Soo membaca buku dalam kamarnya terdengar suara serigala seperti sedang melonglong, lalu keluar kamar terlihat Wang So sudah ada disana. Ia bertanya apakah Wang So yang meniru suara itu. Wang So membenarkan dengan bangga kalau suara dari mulutnya itu sangat mirip mungkin sampai mengira Hae So takkan tahu kalau itu dirinya.
Kau bukan anjing atau serigala. Suaranya terdengar seperti orang tersedak makan.” ejek Hae Soo
Apa itu penting sekarang? Buktinya kau sudah dating keluar kesini, 'kan?” kata Wang So lalu mengajak pergi dengan mengulurkan tanganya.
Untuk hadiah ulang tahunmu, akan kuperlihatkan sesuatu kepadamu.” Kata Wang So, Hae Soo pun meraih tangan Wang So yang mengajaknya pergi. 

Keduanya duduk di tepi danau melihat ke arah langit dengan menatap bintang. Wang So menunjuk satu bintang yaitu itu bintang tetap dan juga bintang jangkar. Hae Soo memberitahu kalau yang ditunjuk itu itu Bintang Utara dan juga bukan jangkar tapi Itu Cassiopeia.
Apa kau sudah lupa, aku ini tahu soal perbintangan?” kata Wang So bangga
Kau itu salah dari awal, Sekarang Biar kuberi tahu kau tentang Cassiopeia. Dia adalah Ratu Etiopia yang selalu pamer kalau putrinya lebih cantik daripada peri laut. Konon katanya, Dewa Laut menghukum ratu itu.” cerita Hae Soo
“Coba kau lihat bintang itu,  Bukankah itu terlihat seperti kursi yang terbalik? Hukuman untuk kesombongannya adalah dia digantung terbalik selama setengah hari.” Jelas Hae Soo
Dulu...,waktu aku masih kecil... aku mengunjungi ibuku setelah lama tak bertemu dengannya. Dia memangku adikku Wang Jung di pangkuannya sambil membacakan dongeng untuknya. Saat itu Aku berharap Jung akan menghilang. Aku ingin dipangku ibuku, tapi Ibuku melihat raut wajahku dan segera menyembunyikan Jung. Mungkin, dia tahu kalau aku akan membunuh saudaraku sendiri.” Cerita Wang So
Hae Soo pikir semua orang yang memiliki adik pasti akan bicara seperti itu juga, lalu menceritakan kalau pernah berkata "Aku ingin adik perempuanku menghilang. Kenapa orang itu selalu membuatku kesal?" Wang So menatap Hae Soo bertanya-tanya apakah Hae Soo ingin membuatnya  menyerah  atau ingin membuat dirinya hanya memperhatikan Hae Soo saja. Hae Soo terlihat binggung.
Setiap kali aku menceritakan hidupku..., maka sepertinya masalahku menjadi ringan. Jadi, bagaimana aku bisa hidup tanpamu? Jika kau tak ingin bersamaku..., maka jangan beri aku harapan. Bagiku..., itu sama saja dengan penyiksaan.” Ucap Wang So
Hae Soo terdiam keduanya saling menatap seperti merasakan perasaan cinta yang mendalam, Wang So ingin cium Hae Soo tapi tangan Hae Soo mendorong mulut Wang So karena sebelumnya mengatakan akan meminta izin dulu sebelum melakukanya.
Wang So pun bertanya apakah ia boleh melakukan, Hae So mengatakan tidak boleh. Akhirnya keduanya saling memalingkan wajah dengan wajah gugup. Wang So berusaha mendekat, dan Hae Soo sudah memperingatkan lebih dulu karena sudah mengatakan tak boleh tapi Wang So tetap mau melakukanya juga. Wang So menegaskan kalau tak akan melakukanya.
Kalau kau seperti ini, Raja mungkin akan menikahkanmu sebagai selir keluarga keturunan penguasa.” Ucap Wang So kesal
Itu takkan pernah terjadi karena Raja sangat peduli padaku.” Kata Hae Soo bangga, Wang So mengumpat Hae Soo itu tukang pamer.

Akhirnya Wang So berbaring di rumput membahas Hae Soo yang  Sebentar lagi akan libur bekerja, dan akan mengajaknya nanti ke menara pengharapan. Hae Soo binggung dimana itu  Menara pengharapan. Wang So merasa Ada yang harus dikatakan padanya. Hae Soo hanya menatap Wang So yang berbaring.
Sepertinya...aku harus mengatakannya di sana. Jadi Kau akan datang, 'kan?” ucap Wang So tersenyum menatap Hae Soo, tapi Hae Soo tetap diam saja, keduanya sama-sama menatap bintang di hari ulang tahun Hae Soo. 

Wang Wook bertemu dengan para mentri dan penjabat lainya memberitahu  Yang Mulia Raja ingin menambah dan memperbarui tentara kerajaan. Jadi, semua prajurit dari keluarga penguasa akan bergabung dengan tentara kerajaan, serta mendukung pihak istana. Semua yang ada diruangan saling berbisik seperti merasa keberatan, Wang So yanga ada dalam ruangan juga ikut terlihat binggung.
Kesehatan Raja semakin menurun tiap harinya. Kalian semua tahu kalau dia tak bisa menghadiri pertemuan. Dia memberikan perintah kerajaan... bahwa kita tak boleh menunda masalah darurat ini.” tegas Wang Wook yang berbicara seperti tangan kanan dari Wang Moo. 

Wang So memanggil adiknya setelah keluar dari ruangan raja,   berkomentar Wang Wook itu semakin keterlaluan belakangan ini karena bertindak seolah adiknya itu sebagai wali dari Raja karena kesehatannya. Wang Wook pikir itu tak mungkin, lalu bertanya apakah Wang So  keberatan kalau bertindak sebagai walinya.
“Itu Malah lebih baik seperti ini  supaya orang tak ada yang salah paham.” Kata Wang Wook
Kenyataannya kau bertingkah  seperti Menteri Petinggi saja yang sudah menggusarkan kaum keluarga lain. Kalau kau terus menekan kaum keluarga lain seolah itu kehendak Raja maka kemarahan mereka akan terus terpacu.” Ucap Wang So, Wang Wook hanya tersenyum

“Apa Kau tersenyum mendengarnya?” kata Wang So tak percaya
Kukira kau itu cuma pintar bertarung..., tapi ternyata kemampuan  politikmu hebat juga.” Ejek Wang Wook
Aku harus belajar untuk menghadapimu, karena Aku masih curiga padamu.” Tegas Wang So
Aku hanya ingin menggantikan  ketidakhadiran Raja di pertemuan tadi... dan aku akui memang agak berlebihan. Jadi Akan kuterima saranmu. Tapi hal yang barusan kulakukan tadi tidak bisa dilakukan oleh sembarang menteri.”Kata Wang Wook lalu beranjak pergi. 

Wang Moo sebagai Raja Goryeo ke-2, i Raja Hyejong sedang mandi ditemani oleh Hae Soo dan juga Chae Ryung sebagai pelayanya. Wang Wo menceritakan  Belakangan ini, setelah mandi merasa amat tenang tapi Saat terbangun dari tidurnya tak bisa membedakan mana kemarin atau hari ini.
Tabib Kerajaan bilang itu karena Anda kurang tidur, Nanti Akan kusediakan teh dan bantal untuk membantumu tidur.” Ucap Hae Soo
Chae Ryung ada di sini. Jadi berbasuhlah sebentar lagi.” Kata Hae Soo memberikan tugas untuk Chae Ryung
Chae Ryung terlihat gugup lalu mencelupkan sesuatu di air kolam, Wang Mo bertanya apakah ia menambahkan obatan herbal lagi menurutnya Nanti aromanya terlalu tajam. Chae Ryung merasa sepertinya obat herbalnya mulai berkurang efeknya, jadi sengaja tambahkan lagi.

Wang Won mengintip dari depan pintu, Chae Ryung baru keluar terlihat sangat kaget. Wang Won membahas kalau Damiwon sedang butuh banyak cermin belakangan ini dan memberitahu kalau sudah memesan merkuri untuk pembuatan cermin.
Apa merkurinya sudah sampai?” tanya Wang Won, Chae Ryung dengan wajah tertunduk mengatakan sudah  sampai dan sudah melihatnya. Wang Won tersenyum licik lalu pergi dari Damiwon. Chae Ryung terlihat gugup. 

Wang Moo terlihat keinginan dalam kamarnya, lalu menceritakan pada Wang Wook kalau Ada yang aneh dengannya belakangan ini karena tak bisa tidur sama sekali bahkan kalau pun tidur malah bermimpi buruk menurutnya Matahari musim panas seharusnya badanya panas tapi kenapa ia jadi merasa sangat kedinginan.
Yang Mulia... Aku yakin... waktunya telah tiba. Kau harus... melepaskan takhtamu untukku.” Ucap Wang Wook blak-blakan, Wang Moo kaget adiknya menginginkan tahta raja juga.
Aku tahu...kau menyuruh Choi Ji Mong menyebarkan rumor palsu kalau kau adalah putra naga. Itu Karena kondisi kulitmu meninggalkan bekas luka maka kulitmu jadi bersisik.” Kata Wang Wook, Wang Mo tak percaya adiknya yang setia ternyata mengkhianatinya juga.
Jika kau menyerahkan takhtamu kepadaku... maka Aku akan membantumu menjalani sisa hidupmu dengan damai. Tahta itu memang beban. Demi kebaikan semua orang..., sebaiknya kau harus melepaskan beban itu. Hyungnim.” Kata Wang Wook dengan mata dinginya penuh ambisi menjadi raja. 


Wang Moo seperti orang gila merasa kedinginan saat cuaca panas, Wang So yang melihatnya merasa aneh karena sang kakak tak seperti biasanya. Ji Mong mengajak seorang anak yang masih kecil dengan pakaian seperti ratu meminta agar jangan takut. Wang Moo menyuruh anaknya itu pergi dari istana.
Kau harus pergi supaya bisa menyelamatkan negeri ini.” teriak Wang Mo
Yang Mulia.... Aku tak ingin menikah.” Ucap si anak sambil menangis.
“Dasar Anak bodoh! Ini semua demi menyelamatkanmu! Cepat pergi sekarang!” teriak Wang Mo
Yang Mulia. Putrimu masih kecil. Kenapa kau mengutusnya ke Kitan? Ini tidak bisa dilakukan” ucap Ji Mong menyadarkan Wang Mo
Jika dia menikah dengan keluarga Khitan...,maka mereka akan mengirimkan pasukan saat aku dalam bahaya.” Jerit Wang Mo lalu seperti mendengar suara suara kuda berlari.
“Jadi Pergi! Kau bisa mati kapan sajakalau di sini. Kau harus pergi sekarang!” teriak Wang Mo mendorong anaknya, Si anak menangis memohon pada ayahnya. 

Wang So mengingat saat ia menangis ditiang lalu memanggil ibunya memohon tapi ibunya yang ada didalam tandu hanya diam saja tak memperdulikanya sama sekali. Anak Wang Moo menangis memohon pada ayahnya agar tak melakukan ini padanya.
Hentikan!” teriak Wang So menarik si anak agar menjauh dari kakaknya.
“Kau bilang tadi dia harus pergi ke Khitan? Jika kau mengirim anak ini kesana, maka dia hanya akan menjadi tawanan. Kau harus sadar akan hal itu!” tegas Wang So marah
Kau tahu apa akan hal ini? Aku takut akan dibunuh tiap malam, bahkan Aku tak bisa tidur tenang. Orang yang kupercayai ingin aku turun tahta! Bahkan Menyuruhku menyerahkan takhta. Aku akan mati kalau seperti ini dan Kami semua akan mati. Lalu Siapa yang akan melindungi kami?” ucap Wang Mo ketakutan, Wang So berusaha menyadarkan kakaknya.
Apa kau mau melakukannya? Maukah kau menikahi putriku... dan melindungi kami?” ucap Wang Moo, Wang Soo kaget mendengarnya. 

Hae Soo sudah berdandan rapih dengan mengunakan jepitan rambut yang diberikan Wang So pada rambutnya. Wang So melihat dari kejauhan seperti menatap sedih dan berusaha tersenyum saat Hae Soo melihatnya, lalu mengodanya kalau berpikir Hae So takkan datang, makanytak buru-buru datang.
Apa kau sudah lama menunggu?” tanya Wang So, Hae Soo tahu kalau Wang Soo bilang ada hal penting yang ingin dikatakanya.
“Kau bilang Hal penting? Aku bilang begitu 'kan. Tapi  Apa kira-kira yang mau kukatakan?” kata Wang So seperti berpura-pura lupa, Hae Soo binggung karena Wang So malah lupa.
Kenapa kau menanyakannya padaku? Kau bilang ingin bertemu di sini dan aku harus datang karena ada yang ingin kau katakan.” Ucap Hae Soo terlihat kecewa.
Apa aku membuatmu jadi berharap? Ah.... Aku merasa bersalah jadinya.” Goda Wang So, Hae Soo menyangkalnya kalau tak berharap apapun.  Tapi Wang So merasa bersalah jadi mengajakna untuk melakukan hal lain saja.

Wang So mendayung perahu di danau, Hae Soo duduk didepanya seperti ketakutan memegang bagian pinggir perahu. Wang So sengaja mengoyangkan badanya sendiri, Hae Soo panik karena perahu bergoyang dan memegang pinggir perahu. Wang So tertawa bisa mengoda Hae Soo yang ketakutan.
Hae Soo pun meminta agar Wang So bisa mendayungnya lebih cepat sedikit karea ingin menikmati anginnya kalau naik perahu. Wang So bertanya apakah Hae Soo mau yang mendayung sendiri. Hae Soo pun akhirnya membiarkan Wang So yang mendayungnya lalu mengutarakan pertanyaan karena merasa penasaran
Apa ini perahumu, Yang Mulia?” tanya Hae Soo
Waktu kecil aku membawa perahu ini saat pertama kali sampai tempat ini.  Kalau aku sudah naik perahu ini, maka aku tak peduli dengan hal lain. Perahu ini adalah kesukaanku di Istana.” Cerita Wang So

“Ini Aneh, kalau perahu ini kesukaanmu...,kenapa aku tak pernah melihatmu menaikinya.” Komentar Hae Soo
Karena aku terlalu menyukai perahu ini. Jadi Kalau aku terlalu sering melakukan hal yang kusukai..., nanti aku tak bisa pergi dari Istana. Aku sengaja tidak ingin menaikinya.” Cerita Wang So lalu heran melihat Hae Soo hanya menatapnya saja.
Aku hanya penasaran bagaimana rasanya berpaling dari hal yang kau sukai. Aku juga berpikir pasti senang rasanya kau tak perlu seperti itu lagi.” Kata Hae Soo
Wang So terdiam lalu meminta maaf, Hae So bertanya mengenai apa. Wag Soo mengatakan mengenai Hal penting yang ingin dikatakan, meminta maaf karena lupa apa yang ingin dikatakan padanya.  Hae Soo yakin Wang So pasti akan mengingatnya jadi pelan-pelan saja. 

Wang So berdiri dibalkon menatap bintang, Ji Mong berkomentar  Ini keputusan yang sulit, Wang So pikir dengan menikahi putri itu, maka keluarga Ratu Yoo dan Shinju... pasti akan mengira kalau dia jadi penerus Raja dan akan mengendalikan keluarga lain tapi Serangan kepada Raja akan berkurang.
Kau rupanya sudah memperhitungkan hal itu. Kemampuan politikmu semakin baik saja.” Komentar Ji Mong
Ada hal yang masih tak kupahami. Apa aku akan menjadi anjing penjaga yang dirantai lagi untuk melindungi kakakku? Apa seperti ini takdirku? Aku muak harus berpaling dari hal yang kusukai. Semuanya serba salah.” Ucap Wang Soo

Ji Mong hanya diam saja, Wang So meminta Ji Mong memberitahunya  Bagaimana caranya supaya terbebas dari rantai anjing itu. Ji Mong pikir Kebanyakan orang dalam situasi Wang So sekarang  akan menggigit majikannya dan menjadi anjing yang mengambil alih semuanya.
Apa kau menganjurkanku untuk memberontak? Itu Tidak mungkin.” Kata Wang So
Terima kasih telah melindungi Raja. Dia tak akan lama-lama bergantung padamu.” Kata Ji Mong menatap bintang. 


Wang Wook membaca surat permohonan dari Wang Kyu didepan Raja. "Ini permohonan yang kutulis dua kali untuk Yang Mulia. Aku yakin Pangeran So harus diasingkan dari Istana." Kakaknya, Pangeran Yo, sudah tidak patuh padamu, Yang Mulia." Wang Mo melirik sinis pada adiknya yang diam-diam ternyata mengingikan tahtanya, lalu segera menghentikanya.
Inti dari permohonan itu... adalah supaya aku turun tahta untukmu, Wang Wook. Kau tak perlu membacanya lagi.” Kata Wang Moo sinis
Sepertinya... aku membuat Yang Mulia jadi salah paham. Aku hanya ingin membantu mengurangi bebanmu. Apa kau marah?” ucap Wang Wook
Tidak.... Perkataanmu benar... Aku berencana berbagi bebanku dengan saudaraku.” Kata Wang Moo

Kasim memberitahu Wang So ingin menemuinya, Wang Moo pun mempersilahkan agar masuk. Wang So memberikan salam pada Raja lebih dulu, Wang Moo pun tersenyum melihat adiknya yang datang memberitahu akan menikahi putri sulungnya. Wang Woo kaget mendengarnya.
Namun, dia masih muda dan belum bisa menghasilkan keturunan. Jadi Maksudku putriku tak masalah menjadi selirnya.” Kata Wang Moo
Choi Ji Mong sudah memilih hari pernikahannya.” Ucap Wang So memberikan surat pada kakaknya
Aku sudah menerima saranmu, Wang Wook. Aku akan menyerahkan takhtaku kepada Wang So. Dia adalah saudaraku dan menantuku. Siapa lagi yang lebih cocok untuk menggantikanku? Bukankah begitu?” ucap Wang Mo
Wang So sempat kaget begitu juga Wang Wook, Tapi Wang Wook menyetujui perkataan Raja dan mengucapkan Selamat atas pernikahan Wang So lalu menyindir Semoga tak ada perempuan yang menangis karena kehilangan pria sehebat kakaknya itu. Wang So melirik sinis karena yang dimaksud pasti Hae Soo. 

Hae Soo menatap wajah Soon Duk lebih dekat dan makin dekat, Soon Duk bingung padahal sebelumnya Hae So mengatakan ingin merias wajahnya tapi malah menatapnya terus menerus. Hae Soo memberitahu  pertama-tama merkea harus mencuci dan membersihkan kulit lebih dulu.
Akhirnya bersama dengan Wang Jung, Soon Duk berbaring dengan mengunakan masker yang dibuat oleh Hae Soo. Baek Ah datang mencium bau aroma mawar dari wajah adiknya yang sedang diberi masker wajah.

Apa jangan-jangan kau memakai minyak mawar Bulgaria yang kuberikan kepadamu itu untuk mereka?” ucap Baek Ah tak percaya
Keahlianku harus ditunjukkan, jadi aku memakai minyak mawar itu. Aku sudah mencampurkannya dengan dosis yang banyak. Kulit mereka pasti hasilnya akan sangat lembut.” Kata Hae Soo terus mengoles ramuan pada wajah Wang Jung.
Dia ini orangnya kasar dan selalu pakai pedang. Tak ada gunanya menyia-nyiakan minyak mahal untuknya!” ucap Baek Ah kesal.
Wang Jung kesal pada kakaknya,  Soon Duk seperti tak betah bangun dari tempat tidurnya, Hae Soo menyuruhnya tak boleh bergerak selama dua jam dan menurutnya nanti Pangeran ke-10 pasti nanti sangat senang dengan wajah istrinya. Soon Duk pun kembali berbaring dengan masker yang menempel diwajahnya. 


Wang Jung melihat wajah Soon Duk  dengan jauh lebih bersinar. seperti yang dibilang Hae Soo. Soon Duk seperti tak percaya lalu bertanya  Apa noda kusamnya sudah hilang. Wang Jung membenarkan, lalu dari kejauhan Wang Eun melihat istrinya yang dekat dengan Wang Jung dengan wajah cemberut.
Yang Mulia juga, tadi kulitmu kusam sekarang jadi lebih cerah Dan lebih kencang juga.” Puji Soon Duk memegang wajah adik iparnya
“wah... Bagus ya, kalian berdua. Kau bilang Cerah, bersinar... Kencang? Kata-kata apaan itu? Sangat Menjijikkan.” Ucap Wang Eun sinis, Wang Jung merasa kalau kakaknya itu salah paham.
Kau selalu salah paham dengan hubunganku dan Hae Soo. Apa Sekarang kau malah menggoda adik iparmu? Setidaknya Hae Soo tidak genit sepertimu.” Kata Wang Eun mengejek.
“Cukup.... Hentikan! Kau itu terkadang kelewatan sekali.!!!” Teriak Soon Duk marah lalu berjalan menuruni tangga, saat itu Hae Soo akan menaiki tangga langsung diberi tatapan sinis. 

Wang Eun merasa istrinya itu sangat mudah marah sekali, Wang Jung tahu Wang Eun itu cemburu karena akrab dengan istri tapi meminta jangan libatkan Hae Soo karena membuat semua orang jadi terpojok. Hae Soo menyindir Wang Eun itu memang tak sadar akan perasaannya.
Kau itu sangat peduli pada istrimu yang tidak kau sukai. Kenapa kau harus jahat seperti itu?” ucap Hae Soo, Wang Eun seperti tak mau membahasnya lagi.
Pernikahan adalah hal yang tidak ada gunanya di dunia ini. Hei Wang Jung, kau harus hidup sendirian saja untuk selamanya dan bahkan So Hyungnim juga harus membatalkan putusannya selagi sempat melakukanya.” Kata Wang Eun merasa menyesal mengambil keputusan untuk menikah.
“Apa So Hyungnim akan menikah?” kata Wang Jung kaget begitu juga Hae Soo.
“Apa Kau belum tahu? So Hyungnim akan... menjadi menantu Raja. Kabarnya upacara pernikahannya akan segera dilaksanakan.” Ucap Wang Eun 

Hae Soo terdiam didalam damiwon memikirkan kalau ternyata Wang So akan menikah dan menjadi menantu Raja. Wang So datang melihat mimik wajah Hae Soo yang tegang merasa pasti sudah mengetahui beritanya, Hae Soo hanya terdiam.Wang So pikir Hae Soo boleh membenci dan menyalahkannya karena semua ini semua salahnya. 
Buat apa aku membenci atau menyalahkanmu? Bahkan kau tak pernah berjanji apa pun padaku.” Kata Hae Soo seperti tak mau lagi janji dengan seorang pangeran
Aku pernah bilang akan mengeluarkanmu dari Istana dan ingin melihatmu bebas. Semua yang kubilang itu adalah janjiku. Tapi nyatanya aku tak bisa menepatinya.” Ucap Wang So merasa menyesal
Apa kau bahkan tak mau menjelaskan alasannya?” ucap Hae Soo ingin tahu kenapa Wang So harus menikah.
Aku sudah banyak membuat masalah Dan kau sudah terluka. Alasan apapun yang kujelaskan..., tapi aku sudah kehilangan kepercayaanmu. Jadi Aku tak mau berkata apa-apa lagi.” Ucap Wang So
Hae Soo mengerti  dan takkan bertanya lagi, lalu dengan berat hati mengucapkan selamat atas pernikahanya dan bergegas pergi dengan menahan rasa sedihnya. 
bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar