PS : All
images credit and content copyright : SBS
[Dua Tahun Kemudian, 2 Tahun
Pemerintahan Raja Hyejong]
Hae Soo penjadi penganti selir Oh di Damiwon, dengan
keahlian meracik semua bahan herbal. Semua pelayan yang ada disana seperti
tunduk padanya, salah seorang pelayan Chae Ryung juga ikut menjadi pelayan
disana. Beberapa pelayan yang sedang mengobrol memberitahu kalau Hae Soo akan
datang, semua bergegas dengan menunduk saat Hae Soo datang untuk memeriksa
semua tempat di Damiwon.
Hae Soo menuliskan dalam catatanya dalam huruf Hangul [Rasanya
manis, menghentikan
rasa sakit.] Chae Ryung datang dengan senyumanya
tetap memanggil Nona sama seperti saat masih menjadi pelayan di tempat kakak
sepupunya. Hae Soo meminta agar Chae Ryung jangan
panggilnya seperti itu.
“Ini Sudah jadi kebiasaan, aku tak
bisa berhenti memanggilmu seperti itu. Juga,
aku tak biasa memanggilmu Selir Hae.” Ucap Chae Ryung lalu melihat Hae Soo yang sedang
menulis dan bertanya apakah itu yang dimaksud tulisan juga. Hae Soo
membenarkan.
“Kau juga harus belajar baca
tulis.” Kata Hae Soo, Chae Ryung pikir sudah merasa tua untuk
berlajar menulis dan membaca.
“Aku tahu semua teh dan
obat-obatan herbal yang ada di dalam ruang penyimpanan, jadi tak perlu bisa
baca tulis.” Ucap Chae Ryung lalu mengeluarkan
sesuatu.
Ia memberikan sebuah hadiah dengan mengucapkan selamat
ulang tahun, Hae Soo binggung karena merasa bukan hari ulang tahunya. Chae
Ryung memberitahu kalau hari ini adalah ulang tahun Hae Soo jadi sengaja
memberikaan hadiah itu karena lutut Hae Soo masih terasa sakit. Hae Soo melihat
sulaman dalam kainya merasa itu cantik
dan tak lupa mengucapkan terimakasih
“Nanti Akan kupakai setiap kali lututku sakit. Tapi Tetap saja, hadiah terbaik.. adalah kau bekerja di Damiwon sekarang.” Ucap Hae Soo senang
“Semua Itu karena Pangeran Wook membebaskanku
dari perbudakan. Kau tahu dia masih menyukaimu, 'kan?” kata Chae Ryung, Hae Soo hanya terdiam seperti sudah
dua tahu tak berhubungan lagi dengan Wang Wook.
Baek Ah duduk bersama Hae Soo dan juga Wang Wo lalu
memberikan hadiah dengan mengucapkan selamat ulang tahun lalu menceritakan
sengaja membeli hadiah waktu
di Byeokrando dan langsung tahu itu hadiah yang bagus untuknya, bahkan langsung membelinya
dari pedagang Persia dan barang-barangnya berasal
dari Bulgaria.
Hae Soo tersenyum membuka kotak hadiah yang diberikan
Baek Ah, lalu mencium botol yang berisi parfum aroma mawar, ekstrak minyak yang disaring dari kelopak mawar dan pasti bagus untuk kantong herbal. Wang So yang duduk didepanya seperti melirik sinis, Hae
Soo mengungkapkan kalau sangat menyukai hadiahnya.
“So Hyungnim tak tahu harus beli
apa jadi, dia
datang ke sini dengan
tangan kosong.” Kata Baek Ah
“Dia hanya dayang istana. Bahkan aku sebagai pangeran datang
kesini, anggap
saja sebagai hadiah. Apa
itu tak cukup?”ucap Wang So sinis
“Ya, benar. Aku hanyalah dayang istana dan seharusnya bahagia sudah dilahirkan.” Kata Hae Soo menyindir.
Hae Soo membaca buku dalam kamarnya terdengar suara
serigala seperti sedang melonglong, lalu keluar kamar terlihat Wang So sudah
ada disana. Ia bertanya apakah Wang So yang
meniru suara itu. Wang So membenarkan dengan
bangga kalau suara dari mulutnya itu sangat mirip mungkin sampai
mengira Hae So takkan tahu kalau itu dirinya.
“Kau bukan anjing atau serigala. Suaranya terdengar seperti orang tersedak makan.” ejek Hae Soo
“Apa itu penting sekarang? Buktinya kau sudah dating keluar kesini, 'kan?” kata Wang So lalu mengajak pergi dengan mengulurkan
tanganya.
“Untuk hadiah ulang tahunmu, akan kuperlihatkan sesuatu
kepadamu.” Kata Wang So, Hae Soo pun meraih tangan
Wang So yang mengajaknya pergi.
Keduanya duduk di tepi danau melihat ke arah langit
dengan menatap bintang. Wang So menunjuk satu bintang yaitu itu
bintang tetap dan juga bintang
jangkar. Hae Soo memberitahu kalau yang ditunjuk itu itu
Bintang Utara dan juga bukan
jangkar tapi Itu Cassiopeia.
“Apa kau sudah lupa, aku ini tahu soal perbintangan?” kata Wang So bangga
“Kau itu salah dari awal, Sekarang Biar kuberi tahu kau tentang
Cassiopeia. Dia
adalah Ratu Etiopia yang selalu
pamer kalau putrinya lebih
cantik daripada peri laut. Konon
katanya, Dewa Laut
menghukum ratu itu.” cerita Hae Soo
“Coba kau lihat bintang itu, Bukankah itu terlihat seperti kursi yang terbalik? Hukuman untuk kesombongannya adalah dia digantung terbalik selama setengah hari.” Jelas Hae Soo
“Dulu...,waktu aku masih kecil... aku mengunjungi ibuku setelah lama tak bertemu
dengannya. Dia
memangku adikku Wang Jung di pangkuannya sambil membacakan dongeng
untuknya. Saat itu Aku
berharap Jung akan menghilang. Aku
ingin dipangku
ibuku, tapi Ibuku melihat raut wajahku dan segera menyembunyikan Jung. Mungkin, dia tahu kalau aku akan membunuh saudaraku sendiri.” Cerita Wang So
Hae Soo pikir semua orang yang memiliki adik pasti akan
bicara seperti itu juga, lalu menceritakan kalau pernah berkata "Aku
ingin adik perempuanku menghilang. Kenapa orang itu selalu membuatku kesal?" Wang So menatap Hae Soo bertanya-tanya apakah Hae Soo ingin
membuatnya menyerah atau
ingin membuat dirinya hanya
memperhatikan Hae Soo saja. Hae Soo terlihat binggung.
“Setiap kali aku menceritakan hidupku..., maka sepertinya masalahku menjadi ringan. Jadi, bagaimana aku bisa hidup
tanpamu? Jika kau
tak ingin bersamaku..., maka jangan
beri aku harapan. Bagiku..., itu sama saja dengan penyiksaan.” Ucap Wang So
Hae Soo terdiam keduanya saling menatap seperti merasakan
perasaan cinta yang mendalam, Wang So ingin cium Hae Soo tapi tangan Hae Soo
mendorong mulut Wang So karena sebelumnya mengatakan akan meminta izin dulu
sebelum melakukanya.
Wang So pun bertanya apakah ia boleh melakukan, Hae So
mengatakan tidak boleh. Akhirnya keduanya saling memalingkan wajah dengan wajah
gugup. Wang So berusaha mendekat, dan Hae Soo sudah memperingatkan lebih dulu
karena sudah mengatakan tak boleh tapi Wang So tetap mau melakukanya juga. Wang
So menegaskan kalau tak akan melakukanya.
“Kalau kau seperti ini, Raja mungkin akan menikahkanmu sebagai selir keluarga keturunan penguasa.” Ucap Wang So kesal
“Itu takkan pernah terjadi karena Raja sangat peduli padaku.” Kata Hae Soo bangga, Wang So mengumpat Hae Soo itu
tukang pamer.
Akhirnya Wang So berbaring di rumput membahas Hae Soo
yang Sebentar
lagi akan libur bekerja, dan akan mengajaknya nanti ke
menara pengharapan. Hae Soo binggung dimana
itu Menara
pengharapan. Wang So merasa Ada yang
harus dikatakan padanya. Hae Soo hanya menatap Wang So yang berbaring.
“Sepertinya...aku harus
mengatakannya di sana. Jadi Kau
akan datang, 'kan?” ucap Wang So tersenyum
menatap Hae Soo, tapi Hae Soo tetap diam saja, keduanya sama-sama menatap
bintang di hari ulang tahun Hae Soo.
Wang Wook bertemu dengan para mentri dan penjabat lainya
memberitahu Yang
Mulia Raja ingin menambah dan
memperbarui tentara kerajaan. Jadi,
semua prajurit dari
keluarga penguasa akan
bergabung dengan tentara kerajaan, serta
mendukung pihak istana. Semua yang ada diruangan saling berbisik seperti merasa
keberatan, Wang So yanga ada dalam ruangan juga ikut terlihat binggung.
“Kesehatan Raja semakin menurun tiap harinya. Kalian semua tahu kalau dia tak bisa menghadiri
pertemuan. Dia
memberikan perintah kerajaan... bahwa
kita tak boleh menunda masalah
darurat ini.” tegas Wang Wook yang berbicara seperti
tangan kanan dari Wang Moo.
Wang So memanggil adiknya setelah keluar dari ruangan
raja, berkomentar Wang Wook itu semakin
keterlaluan belakangan
ini karena bertindak seolah adiknya itu sebagai wali dari Raja karena kesehatannya. Wang Wook pikir itu tak mungkin, lalu bertanya apakah
Wang So keberatan
kalau bertindak sebagai walinya.
“Itu Malah lebih baik seperti ini supaya
orang tak ada yang salah paham.” Kata Wang Wook
“Kenyataannya kau bertingkah seperti Menteri Petinggi saja yang sudah menggusarkan kaum keluarga
lain. Kalau kau
terus menekan kaum keluarga lain seolah itu kehendak Raja maka kemarahan mereka akan terus
terpacu.” Ucap Wang So, Wang Wook hanya tersenyum
“Apa Kau tersenyum mendengarnya?” kata Wang So tak percaya
“Kukira kau itu cuma pintar
bertarung..., tapi
ternyata kemampuan politikmu hebat juga.” Ejek Wang Wook
“Aku harus belajar untuk
menghadapimu, karena Aku masih
curiga padamu.” Tegas Wang So
“Aku hanya ingin menggantikan ketidakhadiran Raja di pertemuan tadi... dan aku akui memang agak berlebihan. Jadi Akan kuterima saranmu. Tapi hal yang barusan kulakukan
tadi tidak bisa dilakukan oleh sembarang menteri.”Kata
Wang Wook lalu beranjak pergi.
Wang Moo sebagai Raja Goryeo
ke-2, i Raja Hyejong sedang mandi ditemani oleh Hae Soo dan juga Chae Ryung
sebagai pelayanya. Wang Wo menceritakan Belakangan
ini, setelah mandi merasa
amat tenang tapi Saat
terbangun dari
tidurnya tak bisa membedakan mana kemarin atau hari ini.
“Tabib Kerajaan bilang itu karena Anda kurang tidur, Nanti Akan kusediakan teh dan bantal untuk membantumu tidur.” Ucap Hae Soo
“Chae Ryung ada di sini. Jadi berbasuhlah sebentar lagi.” Kata Hae Soo memberikan tugas untuk Chae Ryung
Chae Ryung terlihat gugup lalu mencelupkan sesuatu di air
kolam, Wang Mo bertanya apakah ia menambahkan obatan herbal
lagi menurutnya Nanti aromanya terlalu
tajam. Chae Ryung merasa sepertinya
obat herbalnya mulai berkurang
efeknya, jadi sengaja
tambahkan lagi.
Wang Won mengintip dari depan pintu, Chae Ryung baru
keluar terlihat sangat kaget. Wang Won membahas kalau Damiwon
sedang butuh
banyak cermin belakangan ini dan memberitahu kalau sudah
memesan merkuri untuk
pembuatan cermin.
“Apa merkurinya sudah sampai?” tanya Wang Won, Chae Ryung dengan wajah tertunduk
mengatakan sudah sampai dan sudah
melihatnya. Wang Won tersenyum licik lalu pergi dari
Damiwon. Chae Ryung terlihat gugup.
Wang Moo terlihat keinginan dalam kamarnya, lalu
menceritakan pada Wang Wook kalau Ada yang aneh dengannya belakangan ini karena tak bisa tidur sama sekali bahkan kalau pun tidur malah
bermimpi buruk menurutnya Matahari
musim panas seharusnya
badanya panas tapi kenapa ia jadi merasa sangat
kedinginan.
“Yang Mulia... Aku yakin... waktunya telah tiba. Kau harus... melepaskan takhtamu untukku.” Ucap Wang Wook blak-blakan, Wang Moo kaget adiknya
menginginkan tahta raja juga.
“Aku tahu...kau menyuruh Choi Ji
Mong menyebarkan
rumor palsu kalau kau
adalah putra naga. Itu Karena
kondisi kulitmu meninggalkan bekas
luka maka
kulitmu jadi bersisik.” Kata Wang Wook, Wang Mo tak
percaya adiknya yang setia ternyata mengkhianatinya juga.
“Jika kau menyerahkan takhtamu kepadaku... maka Aku akan membantumu menjalani sisa hidupmu dengan damai. Tahta itu memang beban. Demi kebaikan semua orang..., sebaiknya kau harus melepaskan beban itu. Hyungnim.” Kata Wang Wook dengan mata dinginya penuh ambisi
menjadi raja.
Wang Moo seperti orang gila merasa kedinginan saat cuaca
panas, Wang So yang melihatnya merasa aneh karena sang kakak tak seperti
biasanya. Ji Mong mengajak seorang anak yang masih kecil dengan pakaian seperti
ratu meminta agar jangan takut. Wang
Moo menyuruh anaknya itu pergi dari istana.
“Kau harus pergi supaya bisa menyelamatkan negeri ini.” teriak Wang Mo
“Yang Mulia.... Aku tak ingin menikah.” Ucap si anak sambil menangis.
“Dasar Anak bodoh! Ini semua demi menyelamatkanmu! Cepat pergi sekarang!”
teriak Wang Mo
“Yang Mulia. Putrimu masih kecil. Kenapa kau mengutusnya ke Kitan? Ini tidak bisa dilakukan” ucap Ji Mong menyadarkan Wang Mo
“Jika dia menikah dengan keluarga Khitan...,maka mereka akan mengirimkan pasukan saat aku dalam bahaya.” Jerit Wang Mo lalu seperti mendengar suara suara
kuda berlari.
“Jadi Pergi! Kau bisa mati kapan
sajakalau di sini. Kau harus pergi sekarang!” teriak
Wang Mo mendorong anaknya, Si anak menangis memohon pada ayahnya.
Wang So mengingat saat ia menangis ditiang lalu memanggil
ibunya memohon tapi ibunya yang ada didalam tandu hanya diam saja tak
memperdulikanya sama sekali. Anak Wang Moo menangis memohon pada ayahnya agar
tak melakukan ini padanya.
“Hentikan!” teriak Wang So menarik si anak agar menjauh dari
kakaknya.
“Kau bilang tadi dia harus pergi ke Khitan? Jika kau mengirim anak ini
kesana, maka dia hanya akan menjadi tawanan. Kau harus sadar akan hal itu!” tegas Wang So marah
“Kau tahu apa akan hal ini? Aku takut akan dibunuh tiap malam, bahkan Aku tak bisa tidur tenang. Orang yang kupercayai ingin aku turun tahta! Bahkan Menyuruhku menyerahkan takhta. Aku akan mati kalau seperti ini dan Kami semua akan mati. Lalu Siapa yang akan melindungi kami?” ucap Wang Mo ketakutan, Wang So berusaha menyadarkan
kakaknya.
“Apa kau mau melakukannya? Maukah kau menikahi putriku... dan melindungi kami?” ucap Wang Moo, Wang Soo kaget mendengarnya.
Hae Soo sudah berdandan rapih dengan mengunakan jepitan
rambut yang diberikan Wang So pada rambutnya. Wang So melihat dari kejauhan
seperti menatap sedih dan berusaha tersenyum saat Hae Soo melihatnya, lalu
mengodanya kalau berpikir Hae So takkan datang, makanytak
buru-buru datang.
“Apa kau sudah lama menunggu?” tanya Wang So, Hae Soo tahu kalau Wang Soo bilang ada
hal penting yang ingin dikatakanya.
“Kau bilang Hal penting? Aku bilang begitu 'kan. Tapi Apa
kira-kira yang mau kukatakan?” kata Wang So seperti berpura-pura lupa, Hae Soo
binggung karena Wang So malah lupa.
“Kenapa kau menanyakannya padaku? Kau bilang ingin bertemu di sini dan aku harus datang karena ada yang ingin kau katakan.” Ucap Hae Soo terlihat kecewa.
“Apa aku membuatmu jadi berharap? Ah.... Aku merasa bersalah jadinya.” Goda Wang So, Hae Soo menyangkalnya kalau tak berharap
apapun. Tapi Wang So merasa
bersalah jadi mengajakna untuk melakukan
hal lain saja.
Wang So mendayung perahu di danau, Hae Soo duduk
didepanya seperti ketakutan memegang bagian pinggir perahu. Wang So sengaja
mengoyangkan badanya sendiri, Hae Soo panik karena perahu bergoyang dan memegang
pinggir perahu. Wang So tertawa bisa mengoda Hae Soo yang ketakutan.
Hae Soo pun meminta agar Wang So bisa mendayungnya lebih
cepat sedikit karea ingin menikmati anginnya kalau naik perahu. Wang So bertanya apakah Hae Soo mau yang
mendayung sendiri. Hae Soo pun akhirnya membiarkan
Wang So yang mendayungnya lalu mengutarakan pertanyaan karena merasa penasaran
“Apa ini perahumu, Yang Mulia?” tanya Hae Soo
“Waktu kecil aku membawa perahu
ini saat
pertama kali sampai tempat ini. Kalau aku sudah naik perahu
ini, maka aku tak peduli dengan hal lain. Perahu ini adalah kesukaanku di
Istana.” Cerita Wang So
“Ini Aneh, kalau perahu ini kesukaanmu...,kenapa aku tak
pernah melihatmu menaikinya.” Komentar Hae Soo
“Karena aku terlalu menyukai
perahu ini. Jadi Kalau aku
terlalu sering melakukan
hal yang kusukai..., nanti
aku tak bisa pergi dari
Istana. Aku
sengaja tidak ingin
menaikinya.” Cerita Wang So lalu heran melihat Hae
Soo hanya menatapnya saja.
“Aku hanya penasaran bagaimana
rasanya berpaling
dari hal yang kau sukai. Aku juga berpikir pasti senang
rasanya kau tak
perlu seperti itu lagi.” Kata Hae Soo
Wang So terdiam lalu meminta maaf, Hae So bertanya
mengenai apa. Wag Soo mengatakan mengenai Hal
penting yang ingin dikatakan, meminta maaf karena lupa apa yang ingin dikatakan
padanya. Hae Soo yakin Wang So pasti
akan mengingatnya jadi pelan-pelan saja.
Wang So berdiri dibalkon menatap bintang, Ji Mong
berkomentar Ini
keputusan yang sulit, Wang So pikir dengan menikahi
putri itu, maka keluarga
Ratu Yoo dan Shinju... pasti
akan mengira kalau dia jadi penerus Raja dan akan
mengendalikan keluarga lain tapi Serangan
kepada Raja akan
berkurang.
“Kau rupanya sudah memperhitungkan hal itu. Kemampuan politikmu semakin baik
saja.” Komentar Ji Mong
“Ada hal yang masih tak kupahami. Apa aku akan menjadi anjing
penjaga yang dirantai lagi untuk melindungi kakakku? Apa seperti ini takdirku? Aku muak harus berpaling dari hal yang kusukai. Semuanya serba salah.” Ucap Wang Soo
Ji Mong hanya diam saja, Wang So meminta Ji Mong
memberitahunya Bagaimana
caranya supaya terbebas dari rantai anjing itu. Ji Mong pikir Kebanyakan orang dalam
situasi Wang So sekarang akan
menggigit majikannya dan menjadi anjing yang mengambil alih semuanya.
“Apa kau menganjurkanku untuk memberontak? Itu Tidak mungkin.” Kata Wang So
“Terima kasih telah melindungi
Raja. Dia tak
akan lama-lama bergantung
padamu.” Kata Ji Mong menatap bintang.
Wang Wook membaca surat permohonan
dari Wang Kyu didepan Raja. "Ini permohonan yang
kutulis dua kali untuk Yang Mulia. Aku yakin Pangeran So harus diasingkan dari Istana." Kakaknya, Pangeran Yo, sudah tidak
patuh padamu, Yang Mulia." Wang Mo melirik sinis
pada adiknya yang diam-diam ternyata mengingikan tahtanya, lalu segera
menghentikanya.
“Inti dari permohonan itu... adalah supaya aku turun tahta untukmu, Wang Wook. Kau tak perlu membacanya lagi.” Kata Wang Moo sinis
“Sepertinya... aku membuat Yang Mulia jadi salah paham. Aku hanya ingin membantu mengurangi bebanmu. Apa kau marah?” ucap Wang Wook
“Tidak.... Perkataanmu benar... Aku berencana berbagi bebanku dengan saudaraku.” Kata Wang Moo
Kasim memberitahu Wang So ingin
menemuinya, Wang Moo pun mempersilahkan agar masuk. Wang So
memberikan salam pada Raja lebih dulu, Wang Moo pun tersenyum melihat adiknya
yang datang memberitahu akan menikahi putri sulungnya. Wang Woo kaget mendengarnya.
“Namun, dia masih muda dan belum bisa menghasilkan keturunan. Jadi Maksudku
putriku tak masalah menjadi
selirnya.” Kata Wang Moo
“Choi Ji Mong sudah memilih hari pernikahannya.” Ucap Wang So memberikan surat pada kakaknya
“Aku sudah menerima saranmu, Wang Wook. Aku akan menyerahkan takhtaku kepada Wang So. Dia adalah saudaraku dan menantuku. Siapa lagi yang lebih cocok untuk menggantikanku? Bukankah begitu?” ucap Wang Mo
Wang So sempat kaget begitu juga Wang Wook, Tapi Wang
Wook menyetujui perkataan Raja dan mengucapkan Selamat
atas pernikahan Wang So lalu menyindir Semoga
tak ada perempuan yang menangis karena
kehilangan pria sehebat kakaknya itu. Wang So
melirik sinis karena yang dimaksud pasti Hae Soo.
Hae Soo menatap wajah Soon Duk lebih dekat dan makin
dekat, Soon Duk bingung padahal sebelumnya Hae So mengatakan ingin merias
wajahnya tapi malah menatapnya terus menerus. Hae Soo memberitahu pertama-tama merkea harus
mencuci dan
membersihkan kulit lebih dulu.
Akhirnya bersama dengan Wang Jung, Soon Duk berbaring
dengan mengunakan masker yang dibuat oleh Hae Soo. Baek Ah datang mencium bau aroma
mawar dari wajah adiknya yang sedang diberi masker wajah.
“Apa jangan-jangan kau memakai
minyak mawar Bulgaria yang kuberikan kepadamu itu untuk mereka?” ucap Baek Ah tak percaya
“Keahlianku harus ditunjukkan, jadi aku memakai minyak mawar
itu. Aku sudah
mencampurkannya dengan
dosis yang banyak. Kulit
mereka pasti hasilnya
akan sangat lembut.” Kata Hae Soo terus mengoles
ramuan pada wajah Wang Jung.
“Dia ini orangnya kasar dan selalu
pakai pedang. Tak ada gunanya menyia-nyiakan minyak mahal untuknya!” ucap Baek Ah kesal.
Wang Jung kesal pada kakaknya, Soon Duk seperti tak betah bangun dari tempat
tidurnya, Hae Soo menyuruhnya tak boleh bergerak selama dua jam dan menurutnya nanti Pangeran
ke-10 pasti nanti sangat
senang dengan wajah istrinya. Soon Duk pun kembali berbaring dengan
masker yang menempel diwajahnya.
Wang Jung melihat wajah Soon Duk dengan jauh
lebih bersinar. seperti
yang dibilang Hae Soo. Soon Duk seperti tak percaya
lalu bertanya Apa noda
kusamnya sudah hilang. Wang Jung membenarkan,
lalu dari kejauhan Wang Eun melihat istrinya yang dekat dengan Wang Jung dengan
wajah cemberut.
“Yang Mulia juga, tadi kulitmu
kusam sekarang
jadi lebih cerah Dan
lebih kencang juga.” Puji Soon Duk memegang
wajah adik iparnya
“wah... Bagus ya, kalian berdua. Kau bilang Cerah,
bersinar... Kencang? Kata-kata apaan itu? Sangat Menjijikkan.” Ucap Wang Eun sinis, Wang Jung merasa kalau kakaknya
itu salah paham.
“Kau selalu salah paham dengan hubunganku dan Hae Soo. Apa Sekarang kau malah menggoda adik
iparmu? Setidaknya
Hae Soo tidak
genit sepertimu.” Kata Wang Eun mengejek.
“Cukup.... Hentikan! Kau itu terkadang kelewatan
sekali.!!!” Teriak Soon Duk marah lalu berjalan menuruni tangga,
saat itu Hae Soo akan menaiki tangga langsung diberi tatapan sinis.
Wang Eun merasa istrinya itu sangat mudah marah sekali, Wang
Jung tahu Wang Eun itu cemburu karena akrab dengan istri tapi meminta jangan libatkan Hae Soo karena membuat semua
orang jadi
terpojok. Hae Soo menyindir Wang Eun itu memang
tak sadar akan
perasaannya.
“Kau itu sangat peduli pada
istrimu yang
tidak kau sukai. Kenapa kau harus jahat seperti itu?” ucap Hae Soo, Wang Eun seperti tak mau membahasnya
lagi.
“Pernikahan adalah hal yang tidak ada gunanya di
dunia ini. Hei Wang Jung, kau
harus hidup sendirian saja
untuk selamanya dan bahkan So
Hyungnim juga harus membatalkan
putusannya selagi sempat melakukanya.” Kata Wang Eun merasa menyesal mengambil keputusan untuk
menikah.
“Apa So Hyungnim akan menikah?” kata Wang Jung kaget begitu juga Hae Soo.
“Apa Kau belum tahu? So Hyungnim akan... menjadi menantu Raja. Kabarnya upacara pernikahannya akan segera dilaksanakan.” Ucap Wang Eun
Hae Soo terdiam didalam damiwon memikirkan kalau ternyata
Wang So akan menikah dan menjadi menantu Raja. Wang So datang melihat mimik
wajah Hae Soo yang tegang merasa pasti sudah mengetahui beritanya, Hae Soo
hanya terdiam. Wang So pikir Hae Soo boleh membenci dan menyalahkannya karena semua ini semua salahnya.
“Buat apa aku membenci atau menyalahkanmu? Bahkan kau tak pernah berjanji apa pun
padaku.” Kata Hae Soo seperti tak mau lagi janji dengan seorang
pangeran
“Aku pernah bilang akan mengeluarkanmu dari Istana dan ingin melihatmu bebas. Semua yang kubilang itu adalah janjiku. Tapi nyatanya aku tak bisa
menepatinya.” Ucap Wang So merasa menyesal
“Apa kau bahkan tak mau menjelaskan alasannya?” ucap Hae Soo ingin tahu kenapa Wang So harus menikah.
“Aku sudah banyak membuat masalah Dan kau sudah terluka. Alasan apapun yang kujelaskan..., tapi aku sudah kehilangan kepercayaanmu. Jadi Aku tak mau berkata apa-apa lagi.” Ucap Wang So
Hae Soo mengerti dan takkan bertanya lagi, lalu dengan berat hati mengucapkan selamat atas
pernikahanya dan bergegas pergi dengan menahan rasa sedihnya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar