PS : All
images credit and content copyright :MBC
Joong Won sudah ada didalam mobil dengan mengingat surat
yang ditulis Louis kalau tidak menepati perjanjian mereka. Lalu mengumpat Louis itu Bocah
licik ini dan akan menangkapnya nanti. Sementara
Louis sedang berlari tanpa baju pergi ke tempat Bok Sil dan langsung memeluknya
saat melihat Bok Sil masih baik-baik saja.
Saat itu Joong Won baru datang melihat Louis yang memeluk
erat Bok Sil, lalu binggung merasakan tidak nyaman, teringat kembali saat pertama kali pertemuan mereka di
Stasiun dan juga pertemuan kedua di kantor saat itu Bok Sil menjadi cleaning
service.
“Aku
ingin tahu... apa yang
aku rasakan ini?” gumam Joong Won seperti
selama ini tak pernah merasa cinta.
[Episode 7- Perhaps Love]
Bok Sil pergi ke Royal Billiard karena menurut Genk wanita untuk ke sana setelah
jam 10 malam dan Bok Nam biasanya
bermain billiard lalu tidur disana 3 sampai 4 kali
seminggu.
Sesorang tidur dengan jaket milik Bok Nam tapi ketika Bok
Sil membukanya ternyata orang lain. Bok Sil terus mencari adiknya pada orang-orang
yang sedang bermain. Sampai akhirnya seseorang menghampirinya.
“Apa Kau mencari seseorang?” ucap Si pria
“Apa kau kenal Bok Nam? Aku adalah kakaknya.” Ucap Bok Sil, Si pria mengatakan belum
melihatnya lebih dari sebulan. Sementara di rumah Bok Sil seseorang memukul kepala
seseorang dalam rumah.
Bok Sil berjalan dengan wajah sedih, sebelumnya bertanya
pada pria itu keberadaan adiknya sekarang. Tapi Si pria pikir tak mungkin
mengetahuinya, karena Bok Nam sudah tidak datang Jadi meminta Bok Sil berhenti mengganggu dan keluarlah.
Tiga wanita sedang menikmati banyak makan di pinggir
Sungai Han, lalu ponselnya berdering ternyata Bok Sil menelpnya kembali. Si ketua tak percaya Bok Sil itu sangat
gigih. Salah seorang menyuruh memblock saja nomornya dan yang
lainya bertanya-tanya dimana keberadan Bok Nam sebenarnya sekarang karea Kakaknya
mencarinya.
Bok Sil pulang ke rumah binggung melihat sudah banyak
polisi dan juga ambulance, dan beberapa tetangga langsung berbisik Ada orang yang mati lagi di kamar atas itu dan berpikir kalau pria tampan. Bok Sil panik melihat
korban yang dibawah ke ambulance.
Petugas bertanya siapa Bok Sil, dengan cepat Bok Sil
mengatakan walinya akhirnya Petugas menyuruh Bok Sil naik ke mobil segera. Di
jalan Bok Sil sudah terlihat sedih memanggil Louis agar bangun, tapi ketika
melihat wajahnya bukan Louis tapi orang lain.
Louis baru saja kembali melihat beberapa tetangga sedang
melihat Polisi sedang menyelidiki, mereka bertanya-tanya Kenapa
hal ini terus terjadi di sekitar
rumah mereka. Louis tak tahu apa-apa bertanya apa sebenarnya
yang terjadi.
“Aigoo. Di kamar atas itu, ada seseorang yang dibunuh.” Ucap Si tetangga, Louis kaget berpikir Bok Sil lalu
berlari ke rumahnya.
Polisi menahan Louis tak boleh masuk TKP, Louis binggung karena ia yang tinggal
ditempat itu. In Sung datang melihat Louis bertanya dari
mana saja, Loius bertanya apa sebenarnya yang terjadi. In Sung juga tak
mengerti karena Ada orang asing yang terbunuh di rumahnya.
Louis menyakinkan bukan Bok Sil maksudnya.
In Sung mengumpat Louis yan berpikiran aneh, Louis
mendengar ponselnya berdering di dalam rumah.
Polisi tetap tak memperbolehkan masuk. Louis meminta agar mengambilkan
ponselnya, Polisi memberitahu tidak
bisa menyentuh TKP.
Bok Sil yang ada di Ambulance panik karena Louis tak
mengangkat telpnya. Ponsel In Sung berdering, In Sung langsung mengangkat
memberitahu Louis sedang bersamanya. Louis mengambil ponsel dari tangan In Sung
langsung bertanya keberadan Bok Sil, Bok
Sil pikir seharusnya ia yang bertanya lebih dulu.
“Aku pergi keluar untuk
menjemputmu.” Ucap Louis. Bok Sil menanyakan keadaan
Louis lebih dulu apakah baik-baik saja.
“Tentu saja. Jadi sekarang kau dimana?” tanya Louis, Bok Sil mengatakn sedang diambulance.
Louis panik bertanya apakah Bok Sil terluka parah, dibagian mana.
“Aku tidak apa-apa, jadi
berhentilah berteriak. Jangan
pergi kemanapun. Diamlah
di tempat In Sung Oppa.” Kata Bok Sil, Louis
mengerti.
In Sung bertanya apa yang dikatakan Bok Sil, Louis memberitahu kalau Bok Sil menyuruh untuk tinggal di rumah In Sung sementara. In Sung mengerti, ketika mereka akan
berjalan Seorang detektif menghampirinya dengan tatapan curiga bertanya apakah
Louis tinggal ditempat itu. Louis membenarkan.
“Jadi Kau darimana saja?” tanya Polisi, Louis menjawab pergi ke halte bus.
“Siapa namamu?” tanya Polisi, Louis menyebutkan namanya. Polisi meminta
agar menyebutkan nama lengkapnya. Louis menjawab kalau tak tahu.
“Kenapa kau bisa tidak tahu
namamu?” ucap Polisi terlihat curiga.
“Pak Polisi... Belum lama ini dia hilang
ingatan. Dia tidak
tahu siapa namanya, tidak tahu berasal
dimana ataupun siapa dia sebelumnya. Polisi
bilang sidik jarinya tidak terdaftar.” Kata In Sung lalu meminta Louis meminta maaf saja.
Louis yang binggung akhirnya menurut saja meminta maaf
pada polisi, akhirnya Polisi pun akan
mengambil sidik jari Louis
sekarang. Detektif datang melihat alamat (93-5,
Eunsung-ro) lalu melihat dalam ponselnya itu alamat
rumah Bok Sil, wajahnya terlihat panik langsung menaiki tangga.
Akhirnya Louis sudah selesai diambil sidik jarinya, In
Sung khawatir menanyakan keadaanya. Louis merasa tidak
terlalu baik. In Sung pun bisa mengerti, Detektif
datang melihat Louis menanyakan kedaaan dan juga keberadaan Bok Sil
sekarang. Louis memberitahu Bok Sil sedang
dalam perjalanan pulang.
“Ah. Kalau saja aku tahu, maka aku pasti sudah melakukan
sesuatu. Kenapa
kau tidak memberitahuku tentang tempat ini?” ucap
Detektif, Louis mengaku tak tahu begitu juga In Sung. Detektif pun bertanya siapa
orang yang ada dibelakang Louis.
“Aku Jo In Sung, tetangga yang
tinggal di bawah.” kata In Sung, Louis
mengenalkan In Sung sebagai seorang pencari kerja. In Sung mengeluh Louis malah memberitahu orang lain
kalau ia pengganguran.
“Menurutku pencari kerja itu
keren.” Ucap Louis bangga.
Tuan Baek minum wine untuk menenangkan pikiran sambil
mengingat ucapan anaknya yang mengetahui siapa yang meninggal dengan menggantikan
Louis saat itu.
Flash Back
Ma Ri mengatakan kalau orang itu adalah adiknya Go Bok Sil yaitu pegawai yang dipekerjaan Joong Won pada
departementnya sekarang. Ia menceritaka
kalau Louis menggunakan jaket milik adik Bok
Sil.
“Ayah... Jangan terkejut... Louis sekarang tinggal bersama Bok Sil
sekarang. Dia
menjaga Louie supaya bisa menemukan
adiknya.” Cerita Ma Ri
“Bukankah Joong Won terlibat dalam hal itu?” kata Tuan Baek masih curiga. Ma Ri pikir kenapa Joong
Won harus terlibat.
Tuan Baek masih tak percaya dan bertanya-tanya enapa
Joong Won harus datang ke tempat Bok Sil bahkan dengan Louis dan juga Bok Sil.
Akhirnya ia menelp anak buahnya untuk memastikan. Seorang perawat mengangkatnya
bertanya Apakah kenal dengan pemilik ponsel ini, karena Pria itu sekarang
sedang menjalani operasi darurat.
“Dia tidak memiliki tanda
pengenal, jadi kami
tidak tahu nama dan alamatnya.” Kata si perawat, Tuan
Baek melotot kaget anak buahnya malah harus dioperasi sekarang.
“Di bagian mana dia terluka dan Seberapa parah lukanya?” tanya Tuan Baek
“Dia memiliki luka yang cukup
parah di kepalanya.” Jelas perawat, Tuan Baek
binggung sebenarnya apa yang terjadi sekarang ini padanya.
[Kantor Polisi Seoul Mapo]
Detektif baru saja menerima telp dari seseorang lalu
melaporakan pada ketua Tim tidak bisa mencaritahu identitas korban yang sekarang sedang di
operasi dan mungkin seorang imigran gelap. Ketua menyuruh agar memeriksa Ponselnya.
“Sepertinya itu ponsel dengan
identitas palsu.” Ucap Detektif
“Periksa riwayat panggilannya dan cari tahu ponsel milik siapa itu.” perintah Ketua
“Aku akan ke rumah sakit untuk mencari apakah ponselnya ada
disana. Mungkin
ada di dalam bajunya dan akan
segera kembali.” Kata detektif lalu
meninggalkan kantor
Ketua memanggil Detektif lainnya bertanya tentangsenjata
yang mereka temukan. Detektif memberitahu tim forensik sedang
memeriksa sidik jarinya.
Bibi Hwang akhirnya menyuruh Louis dan Bok Sil masuk
rumah dengan wajah gugup. Louis mengeluh pada bibi karena seharusnya tidak
bisa melakukan ini pada mereka dan mendengar memang
Bibi Hwang menyembunyika kejadian sebelumnya.
“Jika aku ada di rumah, maka aku pasti ada di rumah sakit
sekarang.” Kata Louis kesal, Bibi Hwang hanya bisa
meminta maaf.
“Ini semua Menyeramkan rasanya berpikir
kalau aku bisa
saja mati hari ini.” kata Louis ketakutan
“Aku bilang aku minta maaf. Itulah kenapa aku membiarkan kalian
berdua tinggal disini.” Kata Bibi Hwang lalu
meminta anaknya agar membawakan selimut untuk mereka berdua.
Keempatnya tidur berjejer dengan ruangan yang sempit.
Bibi Hwang merasa menyesal seharusnya memberitahu Bok Sil karena pikir
hal yang sama tidak mungkin
terjadi lagi. Ia merasa semuanya akan baik-baik
saja dan Bok Sil akan ketakutan kalau
memberitahu sebelumnya. In Sung membenarkan
perkataan ibunya.
“Kau pasti sudah meninggalkan
tempat itu jika ibu memberitahumu.” Kata In Sung, Louis menendang In Sung kalau ia tidak akan melakukan itu.
“Ah, anak ini. Kau lebih setia dari yang kubayangkan. Kau pasti mengkhawatirkan Bok Sil.” Kata In Sung sambil meringis kesakitan. Bok Sil pun
pikir tak perlu dibahas karena semua sekarang baik-baik saja.
“Ngomong-ngomong, kau darimana,
Bok Sil? Kami
semua mencarimu.” Tanya Louis
“Aku pergi karena... beberapa orang gadis mengatakan
mereka akan Memberitahu keberadaan Bok Nam jika aku membayar
mereka.” Cerita Bok Sil
“JadiApa kau sudah bertemu Bok
Nam?” tanya Louis akhirnya duduk diatas alas tidurnya Bok Sil
mengatakan adiknya tidak ada disana
.
“Berapa kau membayar mereka?” tanya In Sung, Louis menjawab 1 juta dolar. Anak dan
ibu langsung berteriak tak percaya.
“Apa kau hidup untuk selalu
ditipu?” kata Bibi Hwang geram dengan Bok Sil
“Kenapa kalian berdua sangat
bodoh? Bok Sil.
Kau harusnya memberitahuku tentang
hal ini. Apa kau tak tahu, Aku
sangat pintar” ucap In Sung
Bibi Hwang mengumpat anaknya itu saja saja bodohnya lalu
membayangkan harus menjagg mereka
semua membuatnya
sangat putus asa. Louis akhirnya berjanji pada
Bok Sil akan mendapatkan kembali uang itu untuknya dan percayakan padanya. Bok Sil tersenyum percaya pada Louis. Bibi Hwang kesal
mendengarnya karena Bok Sil itu percaya pada Louis yang berkata seperti itu.
“Kenapa kau mempercayai hal yang dikatakan orang bodoh sepertinya?” ucap Bibi Hwang kesal
“Biarkan saja mereka... menurutku Mereka memiliki semacam... sistem kepercayaan yang tidak
akan bisa ibu mengerti.
Sudah tidur saja.” Kata In Sung, Bibi Hwang
mengeluh bisa sakit jika terus melihat keduanya.
“Ngomong-ngomong, apa pria yang di ambulan itu adalah seorang perampok?” kata Bok Sil pinggung
“Kenapa orang mau merampok orang
miskin seperti kalian?” kata Bibi Hwang
Louis pun bertanya Siapa orang
yang menyerang perampok itu. In Sung tiba-tiba
terbangun kembali memikirkan kalau pria itu bukan
penjahat yang belum tertangkap
itu, jadi Mungkin
pembunuh berantai memang tinggal di sekitar mereka dan adalah kejadian ketiga. Ia merasakan tubuhnya merinding.
“Oh, Yah... Kenapa polisi... bertanya banyak hal padaku?” ucap Louis binggung. In Sung juga merasa tidak
nyaman.
“Hei. Bagaimana jika... mereka mencurigaimu?” ucap In Sung, dua pria bodoh langsung ketakutan.
“Sudalah....Tidurlah!” teriak Bibi Hwang tak ingin mendengarnya, Keduanya
langsung tidur berjejer rapi seperti ikan sarden dalam kaleng.
Esok harinya sudah banyak reporter TV yang melaporkan
berita dari Eunsung-dong. Bok Sil membantu Bibi Hwang menyiapkan sarapan. In Sung
masuk rumah merasa tidak pernah melihat tempat mereka sekacau ini karena sekarang didepan rumah penuh
dengan wartawan dan kamera Padahal
jalannya sudah sangat sempit.
“Selain itu Fakta kalau aku saksi
kunci dalam
kejadian... yang
dibicarakan semua orang membuat
ku deg-degan Ini Rasanya
sangat luar biasa.” Kata In Sung Bangga pada ibunya.
“Kenapa kau harus senang karena
itu?” keluh bibi Hwang
“Bok Sil, aku mau ham.”kata Louis, Bok Sil dengan wajah melas bertanya pada Bibi
Hwang apakah memiliki ham
“Tapi sebelumnya aku ingin kopi
Maxim Gold.” Kata Louis, Bok Sil bertanya dimana
bibi Hwang menaruh kopinya. Bibi Hwang kesal melihat tingkah Louis itu seperti
raja yang ingin dilayani dan pemilih
Semua makan sarapan bersama, Louis makan semua ham dengan
lahap. Bibi Hwang yang kesal memberitahu kalau bukan hanya Louis yang ingin
makan. Louis meminta Bok Sil ingin
minum, Bok Sil mengambilnya. Louis lalu memintaa agar digorengkan ham lagi.
Bok Sil pun pergi ke dapur untuk mengorengkanya, Louis
bertanya apakah mereka tak punya air dingin. In Sung mengambilkan air dingin
untuk Louis. Louis berkata pada Bibi
Hwang kalau ingin ikan untuk makan malam. Bibi Hwang yang sedari tadi hanya melihat tingkah Louis
akhirnya berteriak.
Louis yan kaget menjatuhkan sayuran di kotak makanan,
akhirnya ketika seperti pelayan nomor 1, 2, 3. Bok Sil mengoreng ham, In Sung
mengambhil minum dan bibi membersihkan lantai. Sementara Louis dengan
mahkotanya sebagai raja yang kerjaanya menyuruh.
Keluarga Baek menonton berita bersama, Ma Ri terlihat
serius menontonnya.
“Terkait dengan penyerangan di
Eunsung-dong, polisi
berpendapat bahwa ini bisa
jadi sebuah pembunuhan berantai karena
dua kejadian serupa pernah terjadi
di daerah itu 3 dan 6 bulan yang lalu dan
masih diselidiki. Tapi,
ditemukan fakta kalau korban yang
terluka dan
menjalani operasi kemarin bukanlah
penduduk sekitar TKP. Ini
membuat para polisi kebingungan dalam
investigasinya.”
Ma Ri merasa kalau tempat yang tak asing baginya, Nyonya Hong
menyuruh anaknya tak mengatakan hal itu karena sangat menakutkan jadi meminta
anaknya agar berhati-hati. Tuan Baek
menganti-ganti Channel dengan Angel reporter yang berbeda, lalu panik saat
melihat kamera yang merekam Louis sedang duduk ditangga.
Wajah Tuan Baek langsung panik, Ma Ri yang melihat
menanyakan ayahnya yang mungkin sakit karena terlihat
pucat.Tuan Baek menyuruh istrinya agar pergi ke Busan untuk beberapa hari ini. Nyonya Hon binggung apakah harus pergi ke tempat Nyonya
Choi.
Nyonya Hong sudah duduk di dalam mobil dengan wajah
cemberut karena harus pergi ke Busan.
Flash Back
Suaminya meminta agar Nyonya Choi tidak
menonton berita, kalau Nyonya Choi ingin
menonton berita maka ia harus memindahkan channelnya. Nyonya Hong binggung kenapa Nyonya Choi tidak
boleh menonton
berita. Tuan Choi menegaskan kalau istrinay melakukan saja yang
diperintahkan tanpa banyak tanya.
Nyonya Choi bertanya-tanya apa masalahnya sekarang, lalu
melepaskan kejenuhan dengan mengambil gambar selfie menuliskan caption “Di jalan menuju Busan.. Ini perjalanan yang sepi.”
Nyonya Shin melihat foto updatenya Nyonya Hong melihat
kalau ia pergi sendirian lalu memanggil suaminya agar melihat foto
temanya. Tuan Cha melihatanya dengan
sibuk memasak didapur. Nyonya Shin bertanya Apa foto
ini diambil di dalam mobil. Tuan Cha membenarkan.
“Apa supir yang mengemudikannya? Tempat duduknya juga terlihat
berkelas. Coba kau lihat.... Itu
mobil yang bagus. Dia
adalah VVIP di pusat perbelanjaan. Dia
pasti sangat kaya. Tapi Kira-kira apa pekerjaan suaminya?” ucap Nyonya Shin bertanya-tanya.
“Aku akan mencaritahunya kalau kami bertemu lagi.” Kata Nyonya Shin lalu bertanya pada suaminya yang sibuk
memasak apakan butuh bantuan. Tuan Cha
pikir tak perlu karena ia baik-baik saja dan meminta istrinya agar
fokus saja pada Ponselnya.
Detektif memberitahu Ketua kalau Semua
nomor telpon yang ada di riwayat panggilan korban terdaftar atas nama orang lain dan berpikir jika
orang yang berada di rumah sakit itu adalah
pembunuh bayaran. Ketua bertanya apakah
korban sudah sadar, Detektif mengatakan korban belum sadar.
“Pak... Kami menerima hasil sidik jari
dari Badan
Forensik Nasional. Sidik
jarinya milik satu orang.” Ucap Detektif lain, Kepala
tim bertanya siapa orangnya.
“Louis, penyewa ruangan itu. Dia menderita amnesia.” Kata detektif. Ketua binggung pelaku adalah amnesia,
sementara Detektif teman Bok Sil kaget seperti tak percaya Louis sebagai
pelakunya.
“Dia ada di TKP kemarin. Aku mendapatkan sidik jarinya
karena tidak
bisa memeriksa identitasnya. Dan Ini
hasilnya.” Ucap Detektif
Kepala bertanya sejak kapan Louis tinggal disana,
Detektif langsung meyambar kalau Louis belum lama tinggal disana. Ketua bingung
karena detektif mengetahui Louis. Detektif mengakus sudah mengenalnya da yakin Louis bukan
pelakunya karena tidak
akan berani melakukan hal
seperti itu. Kepala polisi tak peduli menyuruh
Detektif membasa Louis segera ke kantor polisi.
Detektif pun mulai melakukan penyelidikan pada Louis
dengan menuliskan laporan Louis tidak tahu nama, usia dan tak memiliki pekerjaan, lalu alamatnya berada
di TKP. Bok Sil menemaninya terlihat sedih.
“Saat kejadian berlangsung, kau pergi ke halte bus, tapi kau tidak memiliki alibi. Dan Kau meninggalkan ponselmu di
rumah, kan?” ucap Detektif dengan nada curiga.
“Aku bersumpah tidak melakukannya.” Ucap Louis
“Palunya ditemukan dengan sidik
jarimu. Bagaimana
kau akan menjelaskan itu?” kata Detektif
“Aku menggunakannya untuk mengupas
bawang.” Akui Louis yang sebelumnya diminta agar berkerja
mengupas bawang untuk mendapatkan uang.
“Bagaimana kau mengupas bawang menggunakan palu?” tanya Polisi binggung
“Aku pikir akan berhasil, karena itu pertama kalinya aku mengupas
bawang. Aku bukan
orang jahat.” Kata Louis dengan wajah melas. Bok Sil meyakinkan polisi kalau Louis bahkan tidak bisa membunuh
serangga.
Nyonya Shin senang anaknya datang ke rumah, tapi
seharusnya istirahat
di rumah saat libur tapi malah pergi
berolahraga. Joong Won seperti sengaja olahraga untuk melepaskan semua kegundahan
hatinya. Nyonya Shin pun sudah menyiapkan khusus mie dingin untuk anaknya.
Joong Won pun mengucapkan terimakasih lalu mulai memakainya.
“Wah.... Pasti ayah yang membuatnya.” Ucap Joong Won, Tuan Cha bangga merasa yakin kalau
rasanya pasti enak. Joong Won membenarkan.
“Apa Kau tidak menambahkan ekstrak
plum?” tanya Nyonya Shin, Tuan Cha panik mengaku kalau lupa
memberikanya.
“Kenapa kau bisa sampai lupa?” ucap Nyonya Shin kesal langsung pergi dari dapur.
Tuan Cha dan Joong Won langsung buru-buru menghabiskan
semua makanan dalam mangkuk dan hanya dalam hitungan detik sudah selesai.
Nyonya Shin datang membawakan setoples plum untuk dicampurkan, akhirnya tak
bisa melakukan apapun karena makanan keduanya sudah habis
“Joong Won... Diantara
kau dan pria yang telanjang waktu itu... Tidak ada hubungan apapun, kan?” ucap Nyonya Shin menyakinkan.
“Aku sudah memberitahumu
berkali-kali. Aku
mengajaknya tinggal dirumah karena
kasihan. Dia sudah
pindah, jadi aku tidak hidup
bersamanya lagi.” Kata Joong Won
“Young Ae, berhenti mengganggunya dan menonton TV saja.” Kata Tuan Cha, Joong Won setuju lalu keduanya pun pergi
ke ruang tengah.
Tuan Cha merasa penasaran apakah pelakunya
sudah tertangkap karena kasus ini jadi
pembicaraan dimana-mana. Sebuah berita pun
ditayangkan dengan mengambil gambar rumah Bok Sil
“Seperti yang anda lihat, tempat
kejadian perkara... sekarang
dipenuhi oleh polisi dan
wartawan.Kejahatan yang terjadi di kamar atas ini... adalah tempat yang sama...dengan
tempat kejadian pembunuhan 3
dan 6 bulan yang lalu.”
Joong Won yakin itu
rumah Bok Sil lalu dengan
wajah panik menelp Bok Sil untuk mengetahui keberadaanya. Akhirnya Joong Won
pun pergi dengan baju dan sepedanya.
Beberapa gangster langganan polisi kembali ditangkap, Bok
Sil dan Louis masih ada di kantor polisi menunggu karena detektif yang
menginterogasi mereka sedang pergi. Louis bertanya berapa usia sebenarnya, Bok
Sil mengataka kalau usianya sekarang 21 jadi
mungkin Louis umur 20 tahun.
“Apa aku lebih muda darimu?” tanya Louis tak percaya
“Kau bertingkah seperti anak
kecil, tapi
karena wajahmu, sepertinya kau 20 tahun.” Ucap Bok
Sil
“Bok Sil... Dengan Tidak tahu diriku sendiri adalah hal yang menyeramkan. Mungkin, Aku seorang penjahat.” Ucap Louis sedih
“Kau mungkin seorang biksu yang tidak tahu apapun tentang
dunia ini.” kata Bok Sil melihat Louis yang tak
tahu apapun tentang dunia luar.
“Bagaimana jika aku sedang dikejar-kejar
oleh rentenir?” kata Louis
“Menurutku kau adalah orang kaya yang suka menghabiskan banyak
uang.” Ucap Bok Sil
Louis merasa dirinya itu Mungkin
yatim piatu. Bok Sil pikir mungkin sebuah keluarga yang baik
menjaganya. Louis pikir bisa saja sebenarnya ia sudah
menikah, Bok Sil terlihat panik dan berharap
bukan seperti itu. Louis merasa dirinya itu Seseorang
dengan segala kemungkinan dan ketidak mungkinan.
“Louis.. Kau
orang yang baik dan menyenangkan.” Ucap Bok
Sil menenangkanya, Louis tahu akan hal itu.
“Semua orang menunjukkan sifat sebelumnya di masa kini.” Kata Bok Sil
Louis langsung memeluk Bok Sil, Bok Sil makin panik
karena mereka ada dikantor polisi, Louis mengucapkan teriamk kasih, Para
Gangster yang melihat keduanya berpelukan berkomenta kalau menyenangkan
menjadi anak muda. Louis terus memeluk Bok Sil
dan tak mau melepaskanya.
Joong Won datang melihat keduanya berpelukan langsung
berteriak agar keduanya menjauh. Bok Sil kaget melihat Joong Won yang datang ke
kantor polisi.
“Sidik jarinya ditemukan di
senjata pembunuhan, dan
dia tidak bisa membuktikan alibinya.” Ucap
kepala tim yang tak bisa melepaskan Louis
“Apa kau tidak bisa memeriksa
lokasi dari
ponselnya?” tanya Joong Won
“Dia meninggalkan ponselnya di
rumah. Kami
pikir mungkin ini bisa jadi bentuk
pembelaan diri yang berlebihan. tapi
ciri kejadiannya sama dengan dua
kejadian terakhir. Yang
lebih penting, kami tidak bisa
memastikan masa lalunya. Apa
kau tahu kalau dia hilang ingatan?” ucap Polis
“Tentu saja, aku tahu. Aku
akan jadi jaminannya.” Kata Tuan Cha, Detektif
teman Bok Sil datang akan menjadi penjamin buat Louis.
“Aku kan sudah memberitahumu kalau Bukan mereka pelakunya.” Kata Detektif menyakinkan, Bok Sil tak
menyangkan detektif membela mereka.
“Bok Sil... Kau akan baik-baik saja. Jangan khawatir dan kau juga Louis.” Ucap detektif memberikan berkas
kalau tidak
bisa menemukan sidik jari pelakunya
di database. Kepala tim bertanya-tanya sepatu apa
yang dipakai oleh pelaku. Louis melihatnya seperti bisa langsung mengetahuinya.
“Itu adalah sepatu khusus
anti-panas Bont Riot. Sepatua itu adalah
sepatu untuk bersepeda. Mereka
melindungi sepatunya dengan bahan
karbon yang sesuai dengan kaki
penggunanya. Kau tidak akan menemukan
pola yang sama dimanapun, Karena
itu dipesan secara khusus.” Ucap Louis nyerosos
Semua melonggo Louis yang amnesia bisa langsung
mengetahuinya, Louis lalu menujuk ke arah kaki Joong Won, karena bentuk
sepatunya seperti yang digunaka Joong Won.
Menurut Louis Tidak semua tempat menjual sepatu
seperti itujadi mereka bisa
memulainya dari sana, ia rasa Mungkin pelakunya adalah
seseorang yang ahli
bersepeda. Joong Won mengangguk menyakinkan polisi.
Di depan kantor polisi
Bok Sil binggung bagaimana Louis bisa tahu semua itu. Louis pikir sebelumnya mungkin seorang
pembalap sepeda. Bok Sil meminta izin pada
Joong Won untuk meminjamkan sepedanya. Joong Won pun mempersilahkan. Louis mencoba tapi ternyata tidak
bisa melakukan ini.
“Kau bahkan tidak bisa naik
sepeda. Bagaimana
kau bisa tahu tentang sepatunya? Apa
kau sangat menyukai sepatu?” ucap Joong Won, Louis
juga tak tahu.
“Kalian berdua akan tinggal di
rumahku sementara. Ini
mungkin sangat menyebalkan dan bisa
menimbulkan masalah, tapi aku sungguh-sungguh. Jadi
Ikutlah denganku.” Kata Joong
Won berjalan lebih dulu.
“Ada sesuatu yang salah dengan
kepribadiannya.” Ucap Louis heran, Joong Won
membalikan badanya bertanya apa yang dikatakanya. Bok Sil seperti ketakutan
karena Joong Won menatap mereka lalu buru-buru mengikuti Joong Won pergi.
Louis membawa dua pot tanaman sementara Bok Sil membawa
semua barang dengan dua tanganya yang penuh menuruni tangan. Louis pikir
seharusnyam membawa semuanya tapi badanya masih sakit jadi meminta maaf pada
Bok Sil karena tak bisa membantunya.
“Kau masih menggunakan plester pereda sakit di
badanmu jadi Aku baik-baik saja.” Ucap Bok Sil, Joong Won melihat Louis yang tak bisa
membantu mengumpat kesal.
Akhirnya Bok Sil dan Louis jalan dengan memegang
masing-masing pot bunga, sementara dibelakang Joong Won kesusahan menjaga
keseimbangan sepeda karena terlalu banyak membawa barang. Louis menceritakan
rumah Joong Won itu Tempatnya sangat nyaman dengan memiliki kulkas yang besar dan tempat yang besar, sert punya banyak perabotan.
“Dia dan aku pastilah bermusuhan di kehidupan sebelumnya.” Ucap Joong Won kesal melihat Louis yang benar-benar tak
membantu,
Nyonya Hong datang ke tempat Nyonya Choi memberikan jam
tangan milik Louis karena sudah diperbaiki, Nyonya Choi mengucapkan terimakasih
karena seperti bisa mengingat tentang cucunya. Nyonya Hong juga memberikan
sebuah topi berwarna Pink untuk Nyonya Choi sebagai hadiah.
“Aku menyukainya.” Ucap Nyonya Choi, Nyonya Hong memuji Nenek Choi itu
memang terlihat
cantik.
“Maaf karena mengganggu, Ny Hong... Bisakah aku bertanya sesuatu
padamu?” kata Pelayan Kim, Nyonya Hong binggung. Pelayan Kim
mengatakan kalau ini tak akan memakan waktu yang lama.
Di tempat lainnya
Pelayan Kim langsung bertanya Kenapa Nyonya Hong menyentuh kotak tempat
menyimpan gigi Tn Louis. Nyonya Hong kaget Pelayan
Kim bisa mengetahuinya. Pelayan Kim yang matanya seperti komputer bisa tahu
benda-benda yang berubah walaupun hanya bergeser sedikit.
“Itu sangat jelas. Kau bilang kau akan membetulkan
jamnya. Tapi
kenapa kau membawa giginya? Salah
satu gigi atasnya hilang.” Ucap Pelayan Kim, Nyonya
Hong kebinggungan menjelaskan, diam-diam dari jauh Pelayan Heo penasaran apa
yang dibicarakan keduanya.
“Itu... suamiku yang meminta
melakukannya. Aku juga
penasaran, tapi dia
tidak mau memberitahuku. Mungkin
dia ingin menjaganya sebagai jimat
untuknya. Dia
bilang ini bukan sesuatu yang penting.” Ucap Nyonya
Hong, Pelayan Heo binggung apa sebenarnya dilakukan Tuan Baek pada istrinya.
Tuan Baek tiba-tiba terkejut di ruanganya sambil menelp,
Ma Ri pun sampai kaget melihat ayahnya yang berteriak saat baru masuk ruangan.
Pelayan Heon menceritakan kalau mendengar Tuan Baek meminta
istrinya untuk membawa jam tangan Tn Louie dan
giginya dan istrinya yang memberitahu
Pelayan Kim tentang itu. Tuan Baek terlihat shock.
“Ayah.... Apa semuanya baik-baik saja?” ucap Ma Ri khawatir, Tuan Baek menyuruh Ma Ri agar
menelp ibunya sekarang. Ma Ri segera menelp ibunya tapi tak diangkat.
Pelayan Heo kembali bertanya apakah Tuan Baek mendengar
ceritanya, Tuan Baek menutupi kalau bukan apa-apa dan segera menutup telpnya.
Nyonya Hong ternyata sedang tertawa bersama dengan Nyonya
Choi yang ternyata memiliki selera humor yang bagus tak melihat kalau ponselnya terus bergetar. Nyonya Choi
pikir Nyonya Hong itu tertawa pada semua hal
“Pelayan Kim. Nyalakan TVnya... Aku harus menonton berita.” Kata Nyonya Choi, Nyonya Hong panik karena sebelumnya
diminta suaminya aga mencegah Nyonya Choi menonton berita.
Louis masuk rumah lebih dulu meras seperti sudah lama tak
datang, Joong Won membawa semua barang dengan wajah kelelahan. Louis mengejek
kalau seorang pria itu tak boleh kelelahan. Bok Sil tak enak hati Louis
mengatakan itu pada atasanya yang sudah memberikan tumpangan.
“Bok Sil. Bisakah kau menyiapkan air untukku? Kamar mandinya
disana.” Ucap Louis mengambil minum didapur.
“Kau yang harus melakukannya. Aku
mau mandi.” Kata Joong Won, Louis pun tak bisa
melawan
“Apa kau mau air dingin?” tanya Louis, Joong Won meminta air dengan suhu 36,5
derajat. Louis mengerti lalu berjalan ke kamar mandi dengan
memperlihatkan wajah mengejek dibelakang Joong Won, Bok Sil memberikan lirikan
agar Loui tak melakukanya. Louis pun langsung pergi ke kamar mandi.
Bok Sil langsung meminta maaf pada Joong Won karena tahu
pasti tentang Louis yang agak
sedikit lamban. Joong Won kesal kenapa Bok
Sil harus meminta maaf dan menyuruhnya Berhenti
mengatakan maaf. Bok Sil mengerti.
“Tuan Cha... Terima kasih banyak karena membawa kami kesini.” Ucap Bok Sil
“Berhenti berterima kasih. Jika kau ingin berterima kasih
padaku, biarkan
Louie yang mengatakannya. Dan Kau bisa
menggunakan kamar itu, Louie
bisa menggunakan kamarnya yang dulu. Aku
benci ketika orang-orang menghalangiku, jadi jangan coba-coba
melakukannya. Apa Kau
mengerti?” ucap Joong Won dengan nada tinggi, Bok
Sil menganguk mengerti.
Bok Sil pergi ke kamar kerja Joong Won dan melihat ada
sebuah foto keluarga, Joong Won langsung ada didepan pintu memperingatkan BokSil agar Jangan
menyentuh barang-barangnya, Bok Sil mengerti.
Setelah selesai membereskan barang-barangnya, Bok Sil
pergi membuka kulkas dan terkejut melihat isi yang lengkap. Joong Won sudah ada
di dapur memberitahu bisa makan apapun yang ada di
kulkas.
Bok Sil sedang ada didepan jendela, Joong Won berteriak
dari luar agar Bok Sil membersihkanya dan memisahkan sampah bisa
didaur ulang dan
simpan dengan rapi di sudut ruangan. Bok Sil tak bisa mendengar karena jendelanya kedap suara
bertanya apa yang dikatakanya.
“Buang sampah itu, dan pisahkan sampah yang bisa didaur ulang.” Teriak Joong Won,
Bok Sil seperti mengangguk-angguk mengerti saja agar Joong Won tak
marah.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Begadang bwt nunggu part 2 nya y😉semangat bak dyah...
BalasHapusayo mb semangat
BalasHapusayoo mbk semngat ditunggu part 2 nya.. crta nya semakin asyyik... :-D:-D
BalasHapusHahaha...selalu bikin ketawa
BalasHapusSuka bgt sama ini drama