PS : All
images credit and content copyright :MBC
Tuan Baek terdiam dalam ruangan mengingat kata-kata
Nyonya Choi kalau akan
memberikan separuh sahamnya pada Ji Sung, dan separuhnya lagi untuk tuan Baek. Wajahnya terlihat sangat kecewa tak menerima
seluruh saham.
Sementara Detektif Nam datang ke lokasi kejadian melihat
kamera CCTV, kalau yang dia dengan bahwa Orang
dari Gold Group sudah memeriksa video
dari CCTV pada hari itu dan tidak menemukan
satupun yang aneh. Detektif Nam bisa membayangkan
saat kejadian, ketika sebuah truk menabrak dan membuat mobil terbakar.
“Kecelakaannya terjadi disini dan pengemudinya berada di luar mobil. Sesuatu pasti sudah terjadi
sebelum dia
sampai disini.” Gumam Detektif Nam.
Detektif Nam pun mengemudikan mobilnya, merasa yakin jika terus
menyetir di jalan sebelah kiri jalan dari bandara menuju TKP dan akhirnay melihat sebuah CCTV lain di dekat lampu
merah, Akhirnya ia pun berada di Ruang
Interpretasi Video.
Bersama seorang petugas melihat rekaman CCTV sebelum
kejadian, tiba-tiba ia meminta menghentikan rekaman meminta agar sedikit
diperbesar. Ia melihat ada Bok Nam
dalam yang dibonceng motor dengan jaket yang digunakan Louis.
“Aku ingin memeriksa plat nomor
kendaraannya.” Kata Detektif Nam dan melihat Plat nomor: 23 G 1551 dan itu adalah mobil milik Louis.
Louis makan dengan sangat lahap seperti orang kelaparan,
Pelayan Heo dan Pelayan Kim binggung melihat tuanya pulang seperti tak makan
bertahun-tahun. Louis dengan mulut yang penuh meminta diberikan saus lagi.
Pelayan Kim pun menuangkan diatas roti dan mulut Louis pun belepotan dengan
saus.
“Tn Louie, kau belum pernah makan seperti ini.” komentar Pelayan Kim
“Ini sangat enak... Apa Kau mau?” tanya Louis menyodorkan rotinya, Pelayan Kim
menolaknya.
Louis melihat piring-piring diatas meja meminta agar
membungkusnya, karena Bok Sil pasti menyukai barang semuanya dan ingin membawanya pada seseorang.
Louis sudah menganti baju dengan kemeja, Pelayan Kim
sudah siap dengan jasnya. Louis pikir bisa melakukanya sendiri tapi Pelayan Kim
tetap ingin membantunya seperti biasa. Louis pun melihat kalau dirinya sudah Sempurna.
Ia pun pergi ke kamarnya mengambil beberapa kemeja, jas,
jam tangan, dasi dan juga kacamata meminta Pelayan Kim membungkus semuanya
karena ingin
memberikannya pada seseorang. Pelayan Kim pun mengerti.
Louis menikmati kopi kesukannya, lalu berbicara pada
Pelayan Kim kala ia itu orang kaya, jadi pasti punya banyak uang. Pelayan Kim membenarkan, Louis meminta agar pelayan Kim
memberikan uang. Diam-diam Pelayan Heo curiga melihat tingkah Louis.
“Aku meminjam uang dari Bok Sil, 5 juta
Won sudah cukup
untuk sekarang.” Kata Louis
“Apa dia seorang pencuri atau semacamnya?” gumam Pelayan Heo curiga lalu berisik
memanggil Pelayan Kim untuk ikut denganya.
Di bagian rumah lainya, Pelayan Heo bertanya apakah
Pelayan Kim yakin kalau orang itu adalah Tn Louis. Pelayan Kim yakin dan bertanya balik kenapa menanyakan
hal itu. Pelayan Heo mengajak agar melakukan tes DNA.
“Aku sejujurnya tidak percaya
kalau dia
adalah pangeran yang
dulunya tinggal di istana besar.” Kata
Pelayan Heo
“Dia bertingkah seperti itu karena kehilangan semua ingatannya.” Kata Pelayan Kim yakin
“Terserahlah. Tapi Dia membawa barang-barang mahal
dan meminta
uang. Ini
sangat aneh.” Kata Pelayan Heo curiga
“Jangan biarkan imajinasimu
berkeliaran dan
fokuslah pada pekerjaanmu.” Tegas Pelayan Kim lalu
meninggalkanya.
Pelayan Heo bertanya-tanya siapa Bok Sil yang sering
disebut oleh Louis sebelumnya, dalam bayanganya Bok Sil itu seperti orang yang
jahat dengan membawa tali pecut lalu hanya memberikan Louis makan roti.
“Pergi dan kumpulkan semua uang yang bisa kau temukan. Jika kau tidak memenuhi target, aku mungkin akan.. mencambukmu sampai jadi bubur.”ucap Bok Sil
Louis yang ketakutan pun keluar dengan membawa roti, lalu
mulai meminta-minta dengan mengumpulkan semua uang receh yang didapatnya.
Pelayan Heo kembali membayangkan Bok Sil seperti orang
yang licik dan punya rencana jahat.
“Ketika kau pergi ke rumah itu, kau harus pastikan kau membawa barang sebanyak mungkin. Aku ingin uang dan benda-benda
mahal. Kau harus Bawa semuanya. Mengerti?”ucap Bok Sil
Pelayan
Heo menyebut nama Go Bok Sil seperti orang yang sangat jahat.
Bok Sil membereskan semua berkas di meja rapat, Bibi
Hwang memanggilnya dari pintu. Bok Sil kaget melihat Bibi Hwang datang ke
tempat kerjanya. Bibi Hwang langsung bertanya apakah sudah mendapatkan kabar
dari Louis, Bok Sil mengeleng dengan wajah sedih.
“Pria itu bahkan tidak bisa
melalui seharipun
tanpamu. Bagaimana
jika dia berpura-pura tidak mengenal
kita karena dia sudah kaya lagi? Dalam
drama, kau tahu pria brengsek yang
tidak tahu terimakasih dengan mencampakkan
wanita yang membantunya dan
menjaganya... supaya
bisa jadi sukses.” Ucap Bibi Hwang geram
“Anak itu... Jika aku melihatnya, maka aku akan memberinya pelajaran.” Kata Bibi Hwang, Bok Sil hanya bisa diam saja karena
tak tahu kemana mencari Louis.
Hye Joo melihat nama baru yaitu "Louie
XXV" dan melihat semua review baru ini. Yang lainya
pun ikut melihat di website, Bok Sil baru kembali pun ikut melihat dari
laptopnya.
“Aku ingin membeli
ginseng liar yang kau temukan. -Louie XXV.-“
“Aku tidak akan
mengembalikannya kali ini. -Louie XXV.-“
“Kopi yang kau minum
di dapur kantor saat malam hari rasanya sangat enak. -Louie XXV.-“
Mi Young bertanya-tanya
Siapa yang meneror website mereka seperti ini. Bok Sil tersenyum membaca komentar lainya “Buatkan aku 100
buah roti panggang -Louie XXV.- Kau terlihat cantik mengenakan baju ini. Louie XXV.” Bok Sil
tersenyum merasa yakin kalau itu Louis yang menuliskannya.
“Apa menurut kalian ini si pria
yang kekanak-kanakkan
itu? Raja Belanja, Louie. Lihatlah
kesalahannya dalam mengeja.” Kata Hye Joo, Ma Ri
panik berpikir kalau itu Louis.
Di dalam ruangan Joong Won ikut mendengarkan kegelisahan
semua karyawanya, Mi Young merasa kalau
seharusnya itu Louie XIV karena Louie XXV terdengar aneh. Joong Won akhirnya ikut melihat komentar yang ada di
dalam website.
“Aku menyukai daging panggang yang
kau buat. -Louie
XXV.”
Kyung Kook merasa Louis itu sengaja mengirimkan komentar
untuk seseorang, Bok Sil hanya terdiam sambil tersenyum dan pura-pura tak
mengerti. Kyung Koom pikir sepertinya surat cinta.
“Aku akan
membelikanmu barang-barang yang lebih bagus dari yang Tn Cha belikan - Louie XXV.-“
Joong Won mengumpat kesal pada Louis, lalu Bok Sil
melihat di SNS dengan foto Louis yang sedang tersenyum bertuliskan caption “Bok Sil, aku
baik-baik saja. Aku akan segera bertemu denganmu. Tunggu aku. Dan, panggil aku Oppa, mengerti? Louie XXV.” Bok Sil tak
percaya ternyata Louis berumur 25 tahun. Ma Ri melirik sinis karena Louis
menuliskan untuk Bok Sil.
Detektif Nam bertemu dengan seseorang bertanya apakah
pemilik mobil yang dicarinya, si pria membenarkan. Detektif Nam pun sudah
berbicara di telp sebelumnya dengan memperlihatkan ID sebagai Detektif
Nam Joon Hyuk. Si pria pun memberikan USB seperti yang
diminta.
Setelah itu Detektif Nam pergi ke mobil yang lain, dengan
mendapatkan USB sebagai jejak black box dari tanggal 19 September. Detektif Nam pun mengucapkan terimakasih atas kerja sama
mereka.
Nyonya Shin dan juga Tuan Cha masuk ke dalam rumah
anaknya seperti biasa membawa makanan. Nyonya Shin mulai berkeliling memeriksa
kamar anaknya, lalu melihat ada bungkus di dalam kamar kerja dan mengeluarkan
ada beberapa pakaian baju wanita.
Ibu Joong Won langsung memanggil suaminya dengan wajah
bahagia, Tuan Cha panik berlari menghampiri istrinya, Nyonya Shin yakin Sepertinya
Joong Won sedang
dekat dengan seorang wanita. Tuan Cha tak percaya
tapi melihat baju yang diperlihatkan istrinya jadi langsung percaya.
Bok Sil dipanggil oleh Ma Ri untuk datang ke mejanya,
lalu bertanya apakah membutuhkan sesuatu. Ma Ri menyuruh Bok Sil membuat negosiasi
dengan merk, Ferrigato Coz, dan
yakinkan mereka untuk memberikan diskon
sampai 40 persen
“ Diskon 20 persen juga ditawarkan di toko offline mereka. Kita tidak akan mencapai
kesepakatan kalau
tidak membuatnya kompetitif.” Ucap Ma Ri sinis
“Meningkatkan diskonnya sekarang untuk mencapai tujuan kita... maka tidak adil bagi pembeli yang
sudah membeli
produk mereka. Mereka
akan berpikir kalau kita menipu
mereka.” Kata Bok Sil memberikan pendapat.
“Apa kau sekarang membantahku?” ucap Ma Ri sinis, Bok Sil mengatakan kalau hanya bicara tentang
pelanggan...
“Aku tidak ingin mendengarnya lagi, Lakukan seperti yang kusuruh. Apa yang kau tahu tentang produk berkualitas tinggi seperti ini?” ucap Ma Ri ketus
Bok Sil hanya bisa menghela nafas, diam-diam Kyung Kook
mendengar dari kolong meja berpikir Ma Ri itu
membenci Bok Sil bahkan tidak membiarkan Bok Sil
bicara.
Bok Sil pulang dari kantor dengan wajah sendu lalu
melonggo melihat ada karpet merah yang terbentang di tangga menuju rumahnya,
karena tak tahu apapun memilih untuk berjalan di pinggir. Louis keluar dengan
pakaian rapih dengan membawa bunga, melihat Bok Sil berjalan di pingir
berteriak kesal sambil mengumpat Bok Sil itu bodoh.
“Kau membuatku kesal. Aku
menggelarnya supaya
kau berjalan di atasnya. Kenapa
kau malah tidak menginjaknya?” kata Louis, Bok Sil
binggung kalau karpet itu untuknya. Louis membenarkan. Bok Sil pun berjalan di
karpet merah dan Louis segera menuruni tangga.
“Bok Sil... Kemarilah.” Kata Louis membentangkan tanganya. Pelayan Kim dan Heo
melihat dari kejauhan, In Sung dan Bibi Hwang melihat dari depan rumah mereka. Bok
Sil tersenyum bahagia menghampiri Louis.
Keduanya berpelukan melepas rasa rindu karena satu hari
tak bertemu, Louis tiba-tiba mengeluarkan kalimat “Bok Sil... Apa yang harus kulakukan?” Bok Sil panik karena itu tanda Louis ingin menciumnya
lalu melihat sekeliling takut ada orang yang melihatnya. Louis mengecup bibir
Bok Sil lebih dulu.
In Sung dan Bibi Hwang yang melihatnya langsung menjerit
histeris, keduanya akhirnya berciuman seperti tak peduli lagi dengan orang yang
ada disekeliling mereka. In Sung melihat kalau Louis terlihat sangat jantan. Pelayan Heo merasa Bok Sil adalah Gadis yang beruntung.
“Sejak kapan pria polos, dan naif
itu... menjadi
seekor singa seperti itu?” komentar In Sung melihat
Louis yang terus mencium Bok Sil.
Bok Sil terlihat bahagia bisa bertemu dengan Louis
kembali, Louis pun memberikan kecupan di bibir Bok Sil lalu memberikan sekuntum
bunga mawar orange sebagai tanda cinta pertamanya. Bok Sil melihat itu bunga
yang sangat bagus, Louis meminta imbalan agar Bok Sil menciumnya, Bok Sil
membentangkan tangan agar bisa memeluk Louis kembali.
Bibi Hwang dan In Sung menyambut Pelayan Heo dan juga
Pelayan Kim masuk ke rumah merek. Pelayan Kim memberikan kartu nama sebagai asisten
pribadi Tn Louis dari Gold
Group. In Sung memperkenalkan dirinya begitu juga bibi Hwang.
“Rambut kotor dan tidak terawat. Celana olahraga mela, Tidak
pakai alas kaki. Dia
ada di rumah saat ini. Aku yakin 99 persen dia pengangguran.” Gumam Pelayan Kim melihat In Sung dari mata
komputernya.
“Dia sepertinya punya anak saat
masih muda. Dia
terlihat terlalu muda untuk jadi
ibunya.” Gumam pelayan Kim melihat penampilan Bibi Hwang.
“Tn Louis menceritakan tentang kalian
berdua. Dia bilang kalian banyak
membantunya.” Kata Pelayan Kim
“Yah.. Louis tidak tahu apa-apa tentang dunia
ini, dan dia
juga sangat polos...” ucap In Sung langsung
dicubit oleh ibunya, In Sung menjelaskan kalau Louis orang yang baik.
“Dia makhluk yang menyenangkan. jadi aku merasa ingin menjaganya. Aku sudah... mengajarinya semua pengetahuan
yang kupunya.” Ucap In Sung bangga, Bibi Hwan mengajak
mereka duduk tapi kedua pelayan tersebut seperti tak bisa duduk dibawah,
akhirnya keduanya kembali berdiri.
Louis masuk ke dalam rumah langsung berbaring di lantai
karena Rasanya menyenangkan. Bok Sil menyuruh banguan karena bajunya nanti jadi
kusut, Louis tak peduli dan memberitahu kalau sekarang ia baik-baik
saja. Bok Sil melihat pakain Louis itu mahal.
“Haruskah aku melepas ini? Lalu aku harus mengganti baju jadi yang lebih nyaman.” Kata Louis ingin mengambi dalam lemari
“Tidak, pakailah itu... Kau cocok mengenakannya.” Puji Bok Sil, Louis pun dengan bangga kalau dirinya itu
pasti terlihat keren.
“Kau bisa Lihat kan? Aku mengatakan padamu kalau aku dulunya orang kaya.” Ucap Louis
“Apa yang akan kau lakukan dengan
semua baju dan
barangmu yang ada disini? Apa Kau mau
membawanya?” tanya Bok Sil, Louis terlihat sedih
mendengarnya.
Pelayan Heo dan Pelayan Kim keluar dari pembatas
kamar, merasa tak pecaya kalau Louis selama
ini tinggal di rumah
kecil dengan pembatas ruangan plastik ini. In Sung
memberitahu mereka berdua tidak
punya pembatas plastic tapi menggunakan
gorden yang terlihat
mahal sebagai gantinya.
“Aku mengerti kalau sepertinya rumah
ini terlihat reyot, tapi
dia sama sekali tidak menderita disini. Bok Sil menjaga Louis dengan
sangat baik. Yang dia
tahu hanyalah cara menghabiskan uang Bok
Sil sudah melakukan banyak hal untuknya.” Cerita
Bibi Hwang
“Apa Bok Sil memperlakukan Tn
Louie seperti
budaknya?” tanya Pelayan He curiga.
“Ah, apa yang kau bicarakan? Dia selalu mengikuti Bok Sil kemanapun seperti seekor anak
anjing, meminta
Bok Sil memasak untuknya, memberikannya
uang dan kasih sayang.” Cerita In Sung bahagia.
“Sepertinya dia sudah melakukan
banyak hal.” Komentar Pelayan Kim, In Sung
membenarkan.
“Karena Bok Sil adalah orang
seperti itu, Bok Sil
bahkan akan memberikan tulang rusuknya... jika Louis bilang dia menginginkan iga rebus.” Kata Bibi Hwang melebihkan.
Pelayan Heo mengejek Itu
terdengar bodoh. In Sung berpikir itu untuk
dirinya, Bibi Hwang mengatakan kalau itu untuk Bok Sil. In Sung menceritakan Bok
Sil sangat pandai dan
juga sangat berguna untuk Louis.
Louis cemberut dengan bersender di kulkas, Bok Sil
memberitahu kalau Louis sudah menemukan keluarganya jadi harus tinggal bersama mereka sekarang dan tidak bisa tinggal disini lagi. Louis tak bisa terima dengan hal itu, lalu mengajak agar
Bok Sil pindah dan tinggal bersamanya sekarang.
“Apa kau sudah lupa? Kau berjanji
akan tetap berada di sampingku... sampai
ingatanku kembali.” Kata Louis cemberut
“Meskipun kita tidak tinggal di
rumah yang sama, tapi kita
masih tinggal di bawah langit yang sama, ini sama saja dengan tinggal bersama. Fokuslah mengembalikan ingatanmu. Dengan begitu, kau bisa
membantuku menemukan
Bok Nam. Kau
berjanji akan mencarikan Bok
Nam untukku, kan?” ucap Bok Sil mencoba
menenangkanya.
“Ya. Aku yakin akan menemukannya, jadi Percayalah padaku.” Ucap Louis akhirnya tak cemberut lagi.
Louis tiba-tiba kembali berkata “Bok Sil... apa yang
harus dilakukan?” Bok Sil langsung mundur karena tak ingin Louis menciumnya.
Louis malah semakin mendekatinya, Bok Sil menyuruh Louis menjauh, Louis
berbisik kala ia lapar jadi meminta agar Bok Sil memberikan makanan. Bok Sil
tersenyum mendengarnya.
Bok Sil melihat barang-barang yang dibawakan Louis,
seperangkat piring-piring cantik, lalu sebuah teko untuk memasak air dan juga
dua pasang sandal rumah, Bok Sil terlihat bahagia.
Sementara di lantai bawah, In Sung juga melihat
barang-barang yang dibawakan Louis, Jas kemaja dan mengunakan kacamata bersama
dengan ibunya. Bibi Hwan melihat semua dari merk ternama. In Sung mengeluh Louis itu bodoh, karena tidak
membelikan barang
yang baru untuknya dan berpikir kalau
memberikan semuanya karena Louis sudah
tidak ingin memakainya lagi. Bibi Hwang seolah tak
peduli karena melihat ada jam tangan juga yang diberikan Louis.
Ketiganya pun pulang bersama, Louis bertanya pada pelayan
Kim berapa harga rumah disekitar situ, Pelayan Heo berpikir Louis tertarik
untuk berinvestasi pada
bidang property. Louis mengelengkan kepala
karena ingin membelikan rumah untuk Bok Sil dan In Sung Hyung. Pelayan Heo terlihat cemberut tapi Pelayan Kim tersenyum
seperti mengetahui sifat Louis yang
sangat baik hati.
Nyonya Shin dan Tuan Cha sedang menikmati minum teh
dirumah anaknya lalu terdengar suara bunyi bel, Nyonya Shin terkejut melihat Seorang
gadis lalu menduga Ma Ri adalah pacar dari anaknya. Ia langsung memanggil
suaminya.
Tuan Cha binggung kenapa istrinya malah ribut, Nyonya Shin berkata akhirnya terjadi juga, Tuan Cha
pikir anaknya itu sudah pulang. Nyonay Shin
menunjuk ke layar interkom kalau Kekasih Joong Won datang. Tuan Cha tak percaya lalu meminta agar istrinay
melihat penampilanya apakah terlihat sudah baik.
Nyonya Shin memuji suaminya yang selalu
terlihat menawan dan bertanya balik. Tuan Cha
memuji istrinya yang terlihat keren. Akhirnya Ma Ri pun masuk dengan senyuma malaikatnya. Dua
orang tua Joong Won menyambutnya dengan mengungkapkan Senang
bertemu dengannya. Ma Ri terlihat binggung dan mencoba untuk
tersenyum.
Akhirya keduanya duduk diruang tengah, Nyonya Shin mulai
membahas ternyata Ma Ri mengurus
bagian penjualan dan melihat Ma Ri itu Seperti
Joong Won, sudah
sukses saat usia muda. Ma Ri merasa cukup
beruntung mendapatkan posisi di Goldline setelah menyelesaikan program
MBA-ku di
Universitas Harvard.
“Kau pasti sangat pandai Dan kau juga sangat cantik. Kau benar-benar mengagumkan.” Puji Nyonya Shin
“Jadi Sudah berapa lama kau dan Joong
Won berkencan?” tanya Tuan Cha, Ma Ri sempat
panik tapi akhirnya mengaku Belum
terlalu lama dan saja baru
memulainya.
“Sifatnya Tidak sepertiku, dia sedikit
pemarah. Tolong
maklumi.” Kata Tuan Cha, Ma Ri menganguk mengerti.
Nyonya Shin memperlihatkan baju Bok Sil yan tertinggal
dirumah memastikan kalau itu baju miliknya, Tuan Cha berkomentar kalau sepertinya
baju ini tidak cocok
dengan gaya berpakaiannya. Ma Ri langsung
mengambilnya mengaku kalau itu baju miliknya dengan senyuman liciknya.
Joong Won baru pulang melihat Ma Ri keluar dari rumahnya
dan bertanya apa yang
membawanya datang ke rumah. Ma Ri kaget dan langsung menyembunyikan
bungkusan di tanganya. Lalu keduanya pun minum bersama di cafe terdekat.
“Aku akan langsung saja padamu.... Aku menyukaimu...” ucap Ma Ri blak-blakan, Joong Won yang mendengarnya
langsung memuncartkan minumanya.
Ma Ri keluar dari cafe dengan wajah dongkol,mengingat
kembali ucapan Joong Won “Pengakuanmu...itu membuatku tidak
nyaman. Aku akan
berpura-pura tidak pernah mendengarnya.”
Flash Back
Ma Ri memanggil Joong Won sebelum pergi bertanya kenapa
harus Bok Sil bukan dirinya. Joong Won merasa ingin mengatakan hal ini pada Ma
Ri sebelumnya.
“Nn Baek. Jika kau ingin tulus
pada seseorang, seharusnya
kau tidak memalsukan perasaanmu. Ini
mungkin akan melukai perasaanmu, tapi
jangan lupa itu” tegas Joong Won
Ma Ri yang kesal akhirnya membuang bungkusan baju milik
Bok Sil ke tempat sampah.
Pelayan Heo kembali menerima telp dari Tuan Baek, lalu
bertanya apakah mereka masih
harus melanjutkan
hubungan rahasia ini karena Sepertinya tidak bisa
terus-terusan seperti ini. Pelayan Kim mendengar
Pelayan Heo yang menerima telp dari Tuan Baek,
Lalu ia teringat saat mencari Louis bertanya siapa yang
sedari tadi pagi di telpnya. Pelayan Heo berteriak marah kalau itu bukan
urusannya dan tak perlu memperdulikanya.
Pelayan Kim membayangkan Pelayan Heo yang duduk dibangku
dengan pakaian mengoda meminum wine, lalu Tuan Baek datang dengan sekuntum
bunga, mengaku sangat tertarik karena pelayan Heo adalah tipenya. Pelayan Heo
pun tak tahan dengan godaan Tuan Baek langsung melompat ke tubuh Tuan Baek.
Tiba-tiba pelayan Kim berteriak kalau Pelayan Heo tak
boleh seperti itu. Pelayan Heo kaget melihat pelayan Kim tiba-tiba mendekatinya.
Pelayan Kim langsung mengajak pelayan
Heo untuk Berkencan saja dengannya. Pelayan Heo kaget mendengar pelayan Kim yang yang
mengajaknya berkencan.
“Hentikanlah hubungan berbahaya
itu.”ucap Pelayan Kim salah sangka, Pelayan Heo binggung.
Louis tak bisa tidur akhirnya mengirimkan pesan pada Bok Sil,
Bok Sil juga belum tidur membalasnya bertanya ada apa lagi. Louis mengatakan ingin
tidur di sampingnya dan Kamar
ini terlalu besar. Bok Sil mengejek Louis itu sedang memamerkan rumahnya yang mewah.
“Ini sangat besar, dan rasanya
kosong.... Bok Sil. Aku kaya sekarang, jadi aku akan mewujudkan semua
impianmu. Aku akan
membelikanmu cincin dan
100 patbingsoo. Aku
juga akan membawamu naik kapal ferry.” Tulis Louis
“Kau membuatku merasa aman dan terlindungi padahal kau tidak ada
disini.” Balas Bok Sil
“Benarkah Apa Aku membuatmu merasa aman?” tulis Louis, Bok Sil tersenyum bahagia membaca pesan
yang dikirimkan Louis. Tapi Louis malah binggung karena Bok Sil tak membalas
pesanya.
Akhirnya Louis menelp Bok Sil karena penasaran, Bok Sil
bertanya apa lagi dan menyuruh Louis untuk tidur. Louis mengatakan tidak
bisa tidur. Bok Sil bertanya apa yang sedang
dilakukan Louis, apakah sedang berbaring. Louis mengatakan sedang duduk diatas
tempat tidurnya.
“Apa yang akan kau lakukan besok?” tanya Bok Sil
“Tidak ada yang special tapi Aku akan
bertemu denganmu.” Ucap Louis
“Hei, ini sudah malam. Kau harus
tidur.” Kata Bok Sil, Louis menyuruh Bok Sil lebih baik tidur
lebih dulu. Bok Sil setuju, Louis pun
mengucapkan Selamat tidur. Keduanya
menutup telp dengan saling tersipu malu dan berusaha untuk tidur.
Detektif Nam melihat dari rekaman Black Box dan melihat
Bok Nam serta Louis bertemu Saat itu masih menggunakan pakaian
masing-masing lalu melihat rekaman lainya, seperti
Louis sudah berganti pakaian dan ditinggalkan di pingir jalan pada malam hari.
“Apakah Louie dan Bok Nam tertukar?” kata Detektif Nam kaget lalu melihat kembali rekaman
CCTV, seperti bisa melihat saat Bok Nam yang tak sadarkan diri di dalam mobil
mobil yang terbakar dan yakin Mereka benar-benar tertukar.
Bok Sil akan pergi berangkat kerja, Detektif Nam
tiba-tiba datang menghampirinya, Bok Sil
langsung bertanya Apa yang membuatnya
datang kerumah pada pagi hari. Detektif Nam mengaku tak ada apa-apa hanya datang untuk bertemu dengannya.
“Apa kau... sudah menemukan Bok Nam?” ucap Bok Sil menebaknya, Detektif Nam mengangguk dengan mencoba tak
memperlihatkan wajah sedih.
Keduanya akhirnya ada didalam mobil. Bok Sil pun bertanya
dimana keberadaan adiknya selama ini, tapi akhirnya tak ingin Detektif Nam
menjawabnya karnea ingin tahu dari adiknya langsung dan akan memberinya pelajaran sambil mengumpat adiknya si Pembuat
masalah dan akan memukulnya ratusan kali. Detektif Nam hanya bisa diam saja.
“Apa kau tahu kalau dia pernah melewatkan makan? Apa dia sehat? Ah Lagipula aku akan segera bertemu
dengannya.” Ucap Bok Sil berbicara sendiri.
Detektif Nam mengajak Bok Sil ke sebuah tempat seperti
bukit. Bok Sil bertanya apakah tempat adiknya masih jauh. Detekif Nam terlihat
serius menatap Bok Sil karena akan memberitahumu sesuatu, tapi harus mempersiapkan diri dulu
sebelumnya. Bok Sil terlihat binggung.
“Bok Nam... Dia sudah meninggal. Dia adalah pria yang meninggal
karena kecelakaan
yang terjadi pada mobil Louis” kata Detektif Nam, Bok Sil benar-benar kaget mendengarnya.
Louis membuka jendela kamarnya, tersenyum bahagia mengaku
ingin
segera bertemu Bok Sil dan menyakinkan diri bisa
menunggunya. Sementara Bok Sil terlihat shock karena ternyata Bok Nam yang ada
dimobil Louis dan akhirnya meninggal.
bersambung ke episode 10
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Serrrrrrrrrrrrrrrrrrruuuuuuuuu!ep 10 g tyng y unnie?
BalasHapusSerrrrrrrrrrrrrrrrrrruuuuuuuuu!ep 10 g tyng y unnie?
BalasHapusSo cool.. Aku saat ini bertanya ' apa yg selanjutnya terjadi? ' oh iya, kiss scene tadi (klo mereka resmi jadian ya ?). Thanks to penulis. Semangat ya.. Para readers menunggu lanjutannya.. :-D//sukses slalu dan sehat slalu. Aminn//
BalasHapus