PS : All images credit and content copyright : KBS
“Siapa yang mengatakan rumahku
adalah rumahmu? Sebenarnya kau siapa?” ucap Na Ri dengan nada tinggi.
“Ayahmu.” Kata Nan Gil, Na Ri sangat yakin kalau memang ayahnya
yang mengirimkan Nan Gil
“Aku tidak mengatakan bahwa aku
ayahmu Hong Sung Kyu, tapi aku... Aku
ayahmu.... Aku adalah Ayah tiri dari Hong Na Ri” ucap Nan Gil, Na Ri kaget mengetahui memilik ayah tiri
bahkan terlihat lebih muda dari dirinya.
“Jadi aku tidak akan hanya
melihatmu kehilangan
penglihatanmu, karena
kekurangan gizi atau kurang tidur akibat stres. aku
akan tetap peduli dan akan
memberitahumu setelah hasilnya keluar.” Tegas Nan
Gil
“Apa yang dia bicarakan? Aku tidak
bisa mengatakan apapun.” sindir Na Ri, Nan Gil
mengeluh padahal ingin memberitahu sedikit demi sedikit. Na Ri ingin tahu berapa umur Nan Gil.
“Aku baru saja mengatakan kalau
aku adalah ayah tirimu. Bukankah
itu sedikit tidak sopan?” keluh Nan Gi
Na Ri pikir seharusnya
Nan Gil seharusnya menyelidiki terlebih dulu karena ibunya sudah meninggal dan Bagaimana mungkin bisa memiliki
ayah tiri kalau
tidak memiliki seorang ibu dan kembali bertanya
siapa sebenarnya Nan Gil itu. Nan Gil kembali mengatakan kalau ia adalah ayah
dari Hong Na Ri dan seharusnya tidak seharusnya memanggilnya sebagai anak-anak.
“Jung Im dan aku mendaftarkan
pernikahan kami tahun lalu.” Ucap Nan Gil, Na Ri
kaget Nan Gil memanggil ibunya dengan panggilan nama. Na Ri mengumpat Nan Gil itu penipu dan
seorang gigolo
“Hey Menyebutku seperti itu... adalah penghinaan kepada ibumu. Pada hari aku bertemu denganmu di
pohon itu... adalah
peringatan satu tahun pernikahan kami.” Jelas Nan
Gil
“Kau bisa saja mendaftarkan
sendiri pernikahanmu. Aku
yakin ibuku yang tidak bersalah tidak tahu apa-apa.” Kata Na Ri yakin
Nan Gil pikir ibu Na Ri tahu karena mereka pergi bersama-sama. Na Ri tak percaya kalau ibunya pergi dengan anak-anak seperti Nan Gil
lalu bersama-sama... Nan Gil melanjutkan kalau mereka pergi ke Kantor wilayah. Na Ri pun bertanya kenapa Nan Gil tidak
mengatakan apapun saat
di pohon itu
“Coba.. kau Lihatlah bagaimana kau
bereaksi sekarang. Aku
tidak bisa mengatakan kalau aku adalah ayahmu
saat itu. Aku sudah
katakan kepadamu kalau kita akan bertemu lagi.”
Kata Nan Gil
“Kenapa kau tidak memberitahu aku
tadi malam?” ucap Na Ri, Nan Gil pikir Na Ri sedang
mabuk dan tidak
bisa berpikir jadi Bagaimana
bisa mengatakan kalau ia adalah
ayahnya
“Berhenti mengatakan itu.!!” ucap Na Ri seperti tak bisa terima ayah tirinya itu
lebih muda dari dirinya.
“Kau penuh tekanan dan memiliki amarah di dalam dirimu. Kau tidak bisa mengendalikan
emosimu. Kau
menjadi stres dan tidak bisa tidur. Kalau
seperti itu kau mendapatkan keriput dan menua.”
Ucap Nan Gil
Na Ri pikir ia tak punya banyak keriput, lalu menujukan
pada Nan Gil agar memastikanya, Nan Gil malah mengejek Na Ri yang bertanya
padanya karena sudah pasti keriput karena sedang
stres dan tidak bisa tidur. Na Ri akhirnya meminta
agar Nan Gil memberikan sebuah foto sebagai bukti. Nan Gil ingin pergi tapi Na Ri langsung
menghadangnya.
“Ayah tiri, kau harus menunjukkan
bukti. Seperti
foto.” Kata Na Ri, Nan Gil menghela nafas lalu mengeluarkan
ponselnya.
Na Ri melihat foto ibunya dengan Nan Gil yang sedang foto
saat memberikan surat nikah pada kantor wilayah, wajah ibunya terlihat
tersenyum. Na Ri benar-benar tak percaya ternyata ibunya memang menikah dengan
Nan Gil. Di belakang terlihat Duk Bong yang tersenyum licik bisa membuat
kesempatan untuk mendapatkan lahan tanah yang akan dibelinya.
Dokter melihat hasil CT Scan memberitahu Tidak
ada yang luar biasa. Menurutnya Na Ri kehilangan
penglihatan untuk sementara akibat
stre dan sangat mudah merasa tertekan. Sementara Na Ri malah memikirkan tentang foto ibunya
dengan Nan Gil yang saat mendaftarkan penikahan lalu menepuk dadanya yang
terasa sesak
“Saat sebenarnya tidak ada yang
salah, banyak
pertanyaan diagnosis, tapi...” ucap Dokter dan
langsung di sela oleh Na Ri
“Apa kau sudah menikah?” tanya Na Ri, Dokter binggung dan mengangguk kepalanya.
“Bagaimana kau mendaftarkan
pernikahanmu? Apa kau
pergi ke kantor wilayah? Apa
kedua orang yang pergi? Apa
kau tidak perlu saksi?” kata Na Ri merasa
semuanyaitu tak percaya
Nan Gil mengambil nomor urut, Duk Bong datang menyinggung
kalau Seseorang
benar-benar perlu membantu orang lain dan ia
sudah membantu tetangga,jadi
berkah datang dari dirinya. Ia pun mengajak agar Nan Gil bisa melihat kontraknya. Nan Gil tak memperdulikanya dengan berjalan ke ruang
tunggu.
“Untuk apa kontrak itu?” tanya Nan Gil dingin
“Menjual tanahmu untuk setengah
harga yang
sudah kami tawarkan. Aku
akan membelinya sekarang jadi Tandatangani.” Ucap Duk Bong, Nan Gil hanya diam saja.
“Kau seharusnya menjualnya lebih
cepat. Kalau
Hong Na Ri masuk ke pengadilan, maka kau
tidak bisa yakin. Jadi
terima saja harga ini... dan
jual.” Ucap Duk Bong dengan sedikit mengancam, Nan Gil
bertanya pergi ke pengadilan untuk masalah apa.
“Untuk membatalkan pernikahan dan merebut kembali warisannya... Penipuan... apa aku harus
melakukannya?” kata Duk Bong
“Apa Kau
ingin menandatangani kontrak dengan seseorang yang kau pikir adalah penipu?” sindir Nan Gil
Duk Bong berkomentar kalau Nan Gil yang tidak
menipunya, Nan Gil menegaskan kalau secara
hukum, tanah itu miliknya bahkan jika Duk Bong memberik 10 kali lipat dari tawaran pertamanya maka tidak akan menjualnya.
“Kau pasti terobsesi dengan uang... Sadarlah. Pada akhirnya kami akan
mendapatkannya. Aku
tidak tahu bagaimana kau bisa menipu seorang
wanita yang 30 tahun lebih tua.” Sindir Duk Bong
Tiba-tiba Nan Gil dan Na Ri berteriak bersama Jaga mulutmu!” Duk Bong kaget melihat Na Ri yang sudah ada
dibelakangnya. Na Ri menegaskan kalau Itu
tidak sopan kepada mendiang ibunya mengatakan itu dan
menyuruh agar meminta maaf. Nan Gil tersenyum karena Duk Bong kena batunya
sekarang.
“Aku tidak tahu kau sedang
mendengarkan. Maafkan
aku...” ucap Duk Bong terlihat seperti tak menyesalinya.
“Apa salahan kalau aku mendengar? Permintaan maaf yang tidak tulus
dan palsu macam apa
itu?!!” teriak Na Ri, Akhirnya Duk Bong membungkuk meminta
maaf pada ibu Na Ri
“Bagaimana hasil tesnya?” tanya Nan Gil dengan ramah, Na Ri pun menjawab kalau
tak ada yang salah.
Akhirnya Duk Bong keluar rumah sakit binggung kenapa Na
Ri marah kepadanya bukannya
kepada si penipu bahkan membiarkan kehilangan
rumah, tanah dan segala sesuatunya.
Na Ri dan Nan Gil duduk bersama di ruang tunggu dengan
berjauhan, perawat datang memanggil nama Hong Na
Ri, Nan Gil pun berjalan ke meja receptionist sebagai walinya, Na Ri menatap
sinis saat melihat Nan Gil lalu ia pun
berubah menjadi seorang wanita yang dikuncir rambutnya dengan baju traning.
“Kau bilang Ayah? Kau seharusnya
membuat penipuanmu lebih bisa
dipercaya. Jangan
hidup seperti itu. Kau
menghina ibuku dan aku, dasar kau penipu!! Aku
tidak akan membiarkanmu mengambil rumahku. Aku akan melindunginya! Kau seharsunya tidak ada di
rumahku, tapi di balik jeruji. Ayo kita pergi ke polisi. ” teriak Na Ri lalu mendorong Nan Gil sampai terjatuh.
Nan Gil ingin marah tapi saat itu juga Na Ri berubah
seperti seorang guru dengan kacamatanya.
“Ibuku berkata kalau dia ingin
memberitahu sesuatu
kepadaku. Apa itu
sesuatu tentang kalau dia menikah? Apa
kau benar-benar berharap aku percaya padamu? Apa kau mengharapkan aku untuk
memperlakukanmu seperti
ayah tiriku?” ucap Na Ri dengan pakaian gurunya.
“Tidak! Aku tahu ibuku... Aku tidak akan pernah kehilangan
rumah ini. Kita
orang asing! Keluar
dari rumahku!” teriak Na Ri dengan pakaian baju
trainingnya.
Na Ri tersadar saat ada seseorang didepanya, Nan Gil
dengan sinis memperlihatkan hasil yang
sudah keluar dan menyuruh mereka segera keluar. Tiba-tiba ponsel Na Ri
berdering dan terlihat tulisan “Ibu” lalu bergegas keluar dari rumah sakit.
Na Ri mengangkat telp dari ibu mertuanya. Ibu Dong Jin
bertanya Apa undangannya sudah dicetak, karena merasa Dong Jin pasti sibuk jadi tidak mengangkat teleponnya dan seharusnya Na Ri memberitahu mereka. Na Ri mencoba
tenang akan memberitahu Dong Jin untuk meneleponnya, Ibu mertuanya tak bisa banyak bicara. Na Ri mengerti
karena Ibu Dong Jin pasti
sedang dalam penerbangan dan akan bicara nanti lagi.
Tiba-tiba mobil Duk Bong lewat didepan Na Ri lalu
menyuruhnya masuk karena mungkin terlihat baik-baik saja tapi sebenarnya baru
saja dari UGD. Na Ri pikir Dong Buk bisa melihatnya sendiri kalau sekarang ia baik-baik
saja dan menyuruhnya untuk pergi.
“Shin Jung Im... adalah ibumu, kan?” kata Duk Bong, Na Ri kaget bertanya apakah Duk Bong
mengenalnya. Duk Bong menyuruh Na Ri masuk lebih dulu ke dalam mobilnya.
“Bagaimana kau bisa mengenal
ibuku?” tanya Na Ri akhirnya masuk ke dalam mobil.
“Aku ingin membeli restorannya.” Ucap Duk Bong. Na Ri berpikir Duk Bong ingin menjual
pangsit juga.
“Tidak.... Aku membutuhkan tanah itu.” kata Duk Bong, Na Ri yakin aklau ibunya menolak
untuk menjualnya.
Duk Bong membenarkan,
Saat itu Nan Gil baru keluar melihat Na Ri yang ada di dalam mobil
bersama dengan Duk Bong. Na Ri yakin ibunya menolaknya dan ia pun juga sama
lalu melihat Nan Gil sudah keluar akan turun dari mobil. Duk Bong langsung
meminta agar Na Ri menyadarkan dirinya. Nan Gil pun memilih untuk pergi
meninggalkanya.
“Ini bukan berarti bahwa kau tidak
akan menjualnya tapi Kau
tidak bisa. Tanah itu
ada di bawah nama Ko Nan Gil. Si
brengsek itu benar-benar penipu dan gigolo. Aku tidak bermaksud untuk
menghinamu, tapi kau
harus menilai situasinya.”ucap Duk Bong mencoba
menghasut Na Ri
Jadi Bagaimana bisa? Itu tidak masuk
akal Aku belum
pernah melihat dia sebelumnya. Bagaimana
bisa dia....” kata Na Ri binggung
“Dia menjadikan semuanya ke dalam
kepemilikan bersama. Bukankah
itu aneh? Dia
mendaftarkan pernikahan tanpa memberitahu anaknya. Dia mengubah wasiatnya. Lalu ada
kecelakaan mobil.” Cerita Duk Bong
menyakinkan.
Na Ri akhirnya naik mobil Duk Bong sementara Nan Gil
berjalan kaki dan pergi ke toko obat lebih dulu. Mobil Duk Bong berhenti di lampu
merah, saat itu juga Na Ri buru-buru turun dan pergi ke tempat Nan Gil membeli
obat. Duk Bong binggung tiba-tiba Na Ri turun dan bunyi klakson meminta agar
segera mengemudikan mobilnya.
“Berpikir sebelum berbicara... Kita berpikir logis.... Jangan marah.” Ucap Na Ri menenangkan dirinya sendiri.
Nan Gil akhirnya keluar dari apotek lalu berjalan pulang
saat itu banyak tetangga para Ahjumma menyapanya dengan ramah, Na Ri terus
mengikutinya dengan mengendap-ngendap. Nan Gil merasakan ada orang yang mengikutinya
lalu melihat Na Ri yang bersembunyi dibalik tiang listrik. Lalu berteriak
mengajaknya makan, Na Ri hanya bisa mendengus kesal karena ketahuan.
Nan Gil mengajak Na Ri pada sebuah restoran tapi Na Ri hanya diam saja., Nan Gil pun menyuruh mereka masuk, si pemilik
memberitahu akan menempatkan
keduanya di ruangan yang tenang dengan pemandangan
yang bagus karena Pemandangan
akan membantu mengakhiri pertengkaran
pasangan.
“Tidak,
kami ayah dan...” ucap Nan Gil langsung
disela oleh Na Ri, Na Ri membenarkan dengan Terima
kasih untuk ruangan yang tenang. Si bibi pun
mempersilahkan mereka masuk.
Keduanya pun duduk di dalam ruangan yang tenang, Na Ri
menegaskan Entah
orang-orang berpikir merela
pasangan atau saudara, lebih baik biarka saja
dan Jangan
pernah mengatakan mereka
ayah dan anak lagi. Nan Gil pikir itu yang
menjadi sumber stres. Karena khawatir
tentang apa yang orang lain akan pikirkan.
“Kenapa kau peduli apa yang mereka
pikirkan? Kita
bukan pasangan. Kita bukan teman. Kita
juga bukan saudara...Berbohong
karena orang lain...” ucap Nan Gil. Na Ri
penasaran berapa umur Nan Gil sekarang.
“Kau memiliki banyak amarah. Kau
pasti stres. Bagaimana
kau bisa merasa begitu tertekan sampai
kau tidak bisa melihat?” ucap Nan Gil mencoba
mengalihkan pembicaraan
“Kau menghindari pertanyaan. Apa
kau lebih muda dari aku?” sindir Na Ri
“Kita tidak perlu membahas umur
dalam hubungan kita.” Ucap Nan Gil mulai
mengambil sayuran dan dimasukan pada mangkuk nasi.
Na Ri mengajak mereka bicara
secara formal karena situasinya tidak jelas. Nan Gil
menyuruh Na Ri Makanlah, minum obat jadi lebih kuat dan pergi ke
Seoul dan meminta agar pergi ke
rumah sakit besar saat berada di sana, serta Makan
dengan baik dan tidur dengan baikJangan
terlalu stress, lalu memberikan mangkuk yang sudah
diberi sayur pada Na Ri.
“Kau ingin aku menghilang dari
pandanganmu karena... kau
merasa bersalah. Apa begitu? Tidak mungkin.... Aku
akan makan, minum obatku dan menjadi lebih kuat... Dan
kemudian kita harus bicara.” Ucap Na Ri mulai makan
dengan suapan besar, Nan Gil menyuruh agar makan secara perlahan dan mengunyah
dengan benar.
“Kalau kau terus bersikap seperti
seorang ayah, maka aku akan
marah.” Tegas Na Ri,
“Aku tidak bisa mengatakan Na Ri adalah putriku. Dia tidak akan mengatakan aku adalah ayahnya.” Ejek Nan Gil, Na Ri pikir semua yang dikatakan itu
hanya candaan saja.
“Pernahkah kau berpikir tentang
bagaimana perasaanku?”ucap Na Ri kesal
“Apa kau sedang bingung karena
ibumu...menikah tanpa memberitahumu?” tanya Nan
Gil
Na Gil kaget bertanya apakah mereka mengadakan
sebuah upacara. Nan Gil pikir Na Ri sedang bingung
karena ada orang asing yang... tinggal
di rumah yang dipikir
akan diwarisinya. Nan Gil terlihat benar-benar kaget.
Dong Jin sedang menunggu dengan pakaian rapih, Yeo Joo
datang dengan senyuman rubahnya memanggil manja “Oppa”. Dong Jin langsung
terpesona berkomentar Yeo Joo kelihatan cantik. Yeo Joo pikir kalau harus
terlihat cantik karena ini sudah cukup lama.
“Apa kau terkejut karena aku ingin
bertemu?” tanya Yeo Joo
“Tidak.... Seharusnya aku yang menghubungimu
terlebih dulu... Maafkan
aku.” Kata Dong Jin
“Jangan mengatakan hal-hal seperti
itu. Aku
meminta untuk bertemu saat makan siang agar
bisa menjadikannya singkat. Aku
tidak berpikir kita berakhir dengan benar. Dan aku bertanya-tanya tentang
status... dengan Na
Ri.” Ucap Yeo Joo
“Ah.. yah.. Na
Ri masuk UGD jadi Aku harus
pergi.” ucap Dong Jin
Yeo Joo berpura-pura kaget dan panik bertanya kenapa bisa
masuk UGD, lalu menyuruh Dong Jin harus pergi. Dong Jin mengerti dan akan
mengantarnya pulang. Yeo Joo menolak tapi Dong Jin
tetap ingin mengantarnya dan bergegas mengambil mobil. Yeo Joo menghapus
lipstiknya sambil mengumpat kesal kalau Na Ri
bermain kotor.
Na Ri pikir mana mungkin semua ini tidak
mengejutkan, tapi bisa
mengerti bahwa ibunya menikah dengan seorang pria muda dan memberinya semua yang miliki. Bahkan kalau ibunya
masih hidup, bisa memahami itu semua, tapi menurutnya itu terlalu aneh dan tidak bisa menerimanya.
“Kalau dia masih hidup... Yah benar... Aku
mengatakan itu beberapa kali dalam sehari...bahkan Setiap
harinya.... Aku tahu betul bahwa ada mobil... yang dikendarai secara
sembarangan. Kenapa
dia harus berada di sana?” ucap Nan Gil sedih
“Ibuku mengatakan kalau dia ingin
mengatakan sesuatu
secara pribadi. Aku
terus membuat alasan bahwa aku sibuk... dan tidak pulang ke rumah. Apa ini yang ibuku... ingin katakan kepadaku?” kata Na Ri, Nan Gil pikir itu Mungkin.
“Jawab dengan jujur pertanyaan-pertanyaanku....” ucap Na Ri
“Tidak Kalau aku harus berbohong, maka aku tidak akan menjawab.” Ucap Nan Gil
Apa
ibuku berbicara tentang aku?” tanya Na Ri. Nan Gil
mengatakan tidak juga.
Na Ri ingin tahu Berapa
lama Nan Gil bekerja di tempat pangsit. Nan Gil menjawab kalau itu sebelum mendaftarkan pernikahan mereka. Na Ri kaget kalau Nan Gil itu kebetulan pergi ke
toko pangsit lalu berkerja disana dan bertemu
ibuku lalu menikahinya. Nan Gil pikir itu bukan kebetulan
“Aku ditakdirkan untuk bertemu
dengannya.” Ucap Nan Gil
“Lalu kenapa aku tidak pernah
melihatmu?” tanya Na Ri heran
“Kau datang di malam hari atau
saat restoran tutup. Dan
saat kau datang, yang kau lakukan hanya tidur di kamarmu Terkadang aku menghindarimu.” Jelas Nan Gil
“Kenapa kau menghindari aku? Apa kau masih menjumpai ibuku?” tanya Na Ri
“Aku sering pergi selama waktu
favoritnya.” Kata Nan Gil, Na Ri terdiam.
Flash Back
Ibunya duduk di pinggir danau dengan Na Ri yang masih
remaja, Nyonya Shim merasa paling suka waktu matahari terbenan karena
Rasanya canggung untuk memulai sesuatu dan pasti akan merasa canggung.
“Kau tidak tahu kalau merasa
lapar. Kau
merasa seperti seseorang akan datang atau tidak.”
Kata Ibu Na Ri
“Sudah waktunya bagi penjual tahu
untuk datang.” Ucap Na Ri tak suka berlama-lama di
pinggir danau
“Na Ri, kita turun nanti saja.” Ajak ibunya, lalu berteriak kalau ada ular. Na Ri
menjerit panik. Ibunya tertawa bisa menjahili anaknya. Na Ri pun teringat saat
pertama kali bertemu Na Gil juga menjahilai seperti ibunya dengan menunjuk ada
ular.
Na Ri bertanya apakah Nan Gil menikahinya
karena kalian saling jatuh cinta. Nan Gil
terdiam dan Na Rin pun mengatakan kalau waktunya menjawab sudah habis dan memilih tidak menjawab daripada berbohong.
“Aku menikahinya karena aku
mencintainya.” Kata Nan Gil, Na Ri menghela nafas tak
percaya.
Dong Jin membawa mobil dan Yeo Joo pun masuk ke dalam.
Yeo Joo berkomentar Na Ri yang tidak menunjukkan itu di tempat
kerja, tapi pasti terasa sulit dan ingin tahu keadaanya dengan wajah khawatir. Dong Jin mengaku tidak
mendengar dari Na Ri langsung,
Yeo Joo penasaran siapa
yang menelp Dong Jin
“Aku tidak tahu siapa, tapi aku
diberitahu dia meninggalkan UGD... dan
baru saja pulang.” Ucap Dong Jin, Yeo Joo
merasa senang karena pasti tidak
serius.
“Oppa... Kalau aku memintamu untuk
bersamaku sedikit lebih lama, apa
kau bisa melakukannya untukku?” ucap Yeo Joo kembali
mengoda dengan tatapan anak anjingnya. Dong Jin terlihat mulai tergoda dan tak
bsia berbuat apa-apa.
“Kau goyah.. Dasar Bodoh.... Aku ingin mengatakan itu satu
kali saja. Bersikaplah
baik kepada Na Ri. Jangan
menipu lagi.” Ucap Yeo Joo ingin keluar dari mobil.
Dong Jin seperti serba salah.
“Yang aku butuhkan adalah untuk
melihat wajahmu dari
waktu ke waktu. Apa Kita juga
tidak bisa melakukan itu? Kita
hanya harus memastikan bahwa kita tidak tertangkap.” Ucap Yeo Joo, Dong Jin pun membenarkannya.
“Yah, itu... Tentu saja... Kita bisa berhati-hati… Itu benar, tapi... Aku akan merasa sangat buruk.” Ungkap Dong Jin
Yeo Joo pikir tak perlu membahasnya lagi karena sudah tidak
punya harga diri dan juga
tidak ingin tersakiti lagi, lalu mengucapkan Terima
kasih untuk semuanya dan selamat tinggal, keluar
dari mobil. Dong Jin pun akhirnya keluar dari mobil memanggilnya. Yeo Joo
tersenyum licik karena perangkatnya akhirnya dimakan juga oleh Dong Jin.
Na Ri bertanya Apa yang dilakukan Nan Gil dengan
barang-barang Ibu karena akan
merawat semuanya. Nan Gil pikir kalau itu
sudah jadi tugasnya dan sebagai seorang ayah itu yang paling utama. Na Ri berteriak meminta agar Nan Gil Berhenti
mengatakan itu
“Kau tidak akan mengakui aku adalah ayahmu.” Ejek Nan Gil lalu berjalan lebih dulu, Na Ri hanya bisa
mengumpat kesal. Seseorang diam-diam mengambil foto Nan Gil dari seberang
jalan, seorang wanita berkacamata dengan pakaian seragam sekolah.
Di depan Hong Dumpling sudah banyak orang yang
mengantri, Na Ri bertanya Apa
orang-orang ini berbaris untuk membeli pangsit. Nan
Gil tersenyum membenarkan dengan senyumna bangga lalu masuk ke dalam restoran.
Lee Yong Kyu menyapa Nan Gil dengan panggilan Bos bertanya Apa
semuanya baik-baik saja. Nan Gil seperti tak
mengubrisnya masuk ke dalam dapur. Na Ri masuk melihat ada banyak orang dalam
restoran. Yong Kyu melihat Na Ri yang terlihat sudah baik-baik saja lalu
mengenali Na Ri kalau itu adalah Putri dari bos.
“Bos mengatakan putrinya dating dan menunggu setiap hari. Kau datang sangat terlambat
dengan kejutan Tapi aku ucapkan terima kasih. Aku mendengar kalau kau
pramugari. Aku tahu
aku akan bertemu pramugari suatu hari nanti. Lalu apa kau dekat dengan
pramugari junior?” tanya Yong Kyu.
“Tidak.... Pramugari juniorku adalah
musuhku.” Kata Na Ri kesal karena memikirka Yeo Joo sebagai
juniornya.
“Apa yang sedang kau lakukan?
Siapkan kotaknya. Cepat Lakukan, Tanganku sakit.” Kata Yong Kyu memerintahkanya.
Nan Gil datang menyuruh Na Ri tak boleh melaukan dan
melepar kotak dumpling pada Yong Kyu untuk mengerjakanya dan mendorong Na Ri
agar pergi. Yong Kyung mengumpat kesal kalau Na Ri itu Benar-benar putri dari
ayahnya!
Na Ri duduk diayunan depan rumahnya, teringat kembali
kata-kata Yong Kyu “Bos mengatakan putrinya dating dan menunggu setiap hari.” Lalu ucapan Duk Bong “Si
brengsek itu benar-benar penipu dan gigolo.” Na Ri memegang kepalanya yang terasa pusing
lalu mengingat kembali saat melihat foto Nan Gil dengan ibunya.
Akhirnya Na Ri pun masuk kembali restoran melihat Nan Gil
sibuk membuat kulit dumpling, lalu mengendap-ngendap masuk ke kamarnya. Ia
memeriksa dan melihat semuanya,saat akan membuka lacin merasa yakin Nan Gil
menyembunyikan banyak hal. Ia melihat ke arah lemari menyimpan selimut dan bantal,
lalu gantungan baju.
Na Ri memeriksa bagian laci tempat menaruh celana dalam,
saat itu Nan Gil masuk dan Na Ri terlihat kaget memegang celana dalam milik Nan
Gil langsun melempar ke dalam lemari dan beralasan kalau tata letak ruangan
sudah berubah. Nan Gil hanya melirik dingin.
“Jadi ini adalah kamar tidur
sekarang. Ini cukup besar” ucap Na Ri buru-buru menutup lemari.
Ia pun berjalan tapi kakinya malah tersandung dan menjerit
kesakitan, lalu jatuh dengan tangan menyentuh adonan yang ada didalam ruangan.
Nan Gil terlihat kesal melihat Na Ri yang menyentuh adonan lalu menyuruhnya
untuk keluar dari ruangan segera. Na Ri pun keluar dengan wajah kesal.
Yong Kyu dan dua pegawai lainya akan masuk melihat tangan
Na Ri, dengan wajah panik bertanya
apakah Na Ri mengaduk adonan karena dianggap sebagai keluarga. Nan Gil keluar ruangan menyuruh pegawainya agar
membuang adonan itu karena sudah tercemar. Na Ri merasa Nan Gil itu berlebihan dianggap sudah
tercemar, Yong Kyu melihat Ada begitu banyak ketegangan di
antara mereka.
Nan Gil mengikuti Na Ri yang sedan mencuci tangan meminta
agar Jangan
masuk ke sana lagi. Na Ri kesal karena tanganya
tak bisa bersih juga. An Gil pun
bertanya apa yang dicari dalam kamarnya dan apa yang akan membuatnya merasa
lebih baik. Na Ri mengatakan mencari ponsel milik ibunya.
“Sudah kukatakan untuk
menyingkirkan semua
barang-barangnya. Kau
tidak mencari teleponnya. kau
mungkin ingin bukti bahwa aku seorang penipu. Tapi kau tidak akan menemukan
apapun karena aku bukan
penipu.” Tegas Nan Gil
“Orang-orang baik yang hidup
secara biasa... tidak
mengunci laci meja mereka seperti kau.” Kata Na Ri
“Kenapa kau membawa sekop? Pamanmu tidak bisa dihubungi, dan kau berpikir rumahmu
ditinggalkan. Kau
tinggal di sini, jadi kau tahu seberapa cepat gulma tumbuh. Itu sebabnya kau membeli sekop. Kau mabuk, jadi membeli yang
besar. Tapi itu
tidak akan cukup. Sebuah
rumah kosong akan runtuh dengan cepat. Dia
tahu bahwa dia sudah ditinggalkan.” Kata Nan
Gil.
“Apa kau mengatakan aku
meninggalkan rumah ini? Paman
mengatakan dia akan menjaganya dan
aku membutuhkan waktu.”balas Na Ri yakin
Nan Gil pun bertanya apa yang dilakukan Na Ri saat musim berubah, menurutnya Na Ri harus menerima
hal-hal tertentu bahkan
kalau itu sulit. Dan walaupun Na Ri menemukan
sesuatu padanya maka
itu tidak akan mengubah fakta bahwa adalah ayahnya dan rumah ini miliknya. Na Ri mengatakan kalau nama depan Nan Gil itu Ko
sementara ia adalah Hong.
“Berhenti mengatakan kau ayahku.
Kita orang asing.” Tegas Na Ri
“Kau cepat seperti yang aku
inginkan. Kalau
begitu kau bisa pergi.” tegas Nan Gil, Na Ri pikir
kenapa ia yang harus pergi.
“Kenapa orang asing harus hidup
bersama?” ucap Nan Gi, tapi Na Ri merasa hanya dia satu-satu
keluarga yang dimiliki ibunya. Nan Gil menegaskan buka tapi itu dirinya
“Pangsit Hong adalah untuk Hong Na
Ri.” Ucap Na Ri
Nan Gil mengatakan kalau ia yang menjalankan sekarang dan
ia adalah ayah Na Ri dan Untuk lebih tepatnya, ia adalah ayah tirinya. Ia pun berjalan mendekat melihat Na Ri sudah lebih
kuat sekarang menyuruhnya untuk membuat makan malam karena akan
membawa tamu. Na Ri binggung, Nan Gil memberitahu memiliki
semua yang dibutuhkan
di dalam lemari es, jadi
berharap untuk melihat keterampilan
memasaknya.
Sebuah robot raksasa di perlihatkan oleh perusahaan Duk
Bong, semua anak-anak yang melihatnya terlihat sangat bahagia. Duk Bong melihat
ketua begitu
baik dalam menghindari pajak dengan membuat Sebuah
museum robot lalu menyindir kalau itu sesuatu yang romantis?
“Kami masih belum menerima hibah
di daerah tertentu. Masih
terlalu cepat untuk memulai bisnis resort.”kata Kwon Soon Rye
“Lakukan saja. Kita perlu
menciptakan gelombang sehingga
mereka akan memberikan izin
untuk mencegah konglomerat dari
kebangkrutan.” Kata Duk Bong, Soon Rye melirik sinis.
“Itu dia. Ini adalah tampilan yang
dia berikan kepadaku. Rasanya
seperti aku membuatnya muak. Kau
tahu... orang
macam apa aku, jadi aku mengerti. Tapi
tidak mudah untuk berpikir seperti itu setelah
bertemu diriku. Terutama wanita menjelang usia
itu.” ucap Duk Bong
“Dia harus tahu apa yang kau lihat
belum semuanya.” Balas Soon Rye sinis
Duk Bong tahu kalau ia itu mengganggu dan seorang
bajingan jadi itu Itu sebabnya menyembunyikannya
dengan baik dan kadang-kdang membodohi
diri sendiri menurutnya ada wanita yang unik, Namanya Hong Na Ri. Dia putri
dari pemilik Pangsit Hong. Soon Rye menatap tak percaya.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar