PS : All
images credit and content copyright : KBS
Na Ri minum air putih dengan cepat didepan minimarket,
Dong Jin terus mengikutinya. Na Ri masih sedikit mabuk membahas kembali Dong
Jin yang meminjamkan uang 30 juta won pada pamanya, dan memarahinya karena meminjamkannya
uang dengan pertimbangan keluarga karena
yakin pamanya itu menggunakannya untuk berjudi
“Dan rumah ibuku?!! Aku tidak akan menjualnya. Aku akan disana selamanya!!!” tegas Na Ri. Dong Jin setuju Na Ri jangan menjualnya
dan mengajaknya untuk pulang. Na Ri menyuruh Dong Jin pergi jauh-jauh dari
dirinya.
“Aku tidak suka Yeo Joo... Aku tidak suka dia karena dia
cantik... Aku benci karena dia berpakaian
dengan baik, juga
menggunakan make-up dengan baik bahkan... seorang
gadis feminin! Apa Yeo Joo
adalah tipemu? Kau pasti
mengira aku begitu jelek. Aku
benci dia!!!! Mengapa
kau tidak akan membiarkan aku putus denganmu secara baik-baik? Aku benci karena
itu Yeo Joo, kau brengsek!”teriak Na Ri lalu
tersadar beberapa orang sudah melihatnya sambil mengelengkan kepala
Akhirnya Na Ri memilih pergi ke supermarket lalu berusaha
menelp pamanya tapi ponselnya tak aktif. Dong Jin pun mengikuti kemana perginya
Na Ri dengan wajah khawatir lalu menghampirinya yang sedang berdiri sendirian. Na
Ri membalikan badan dengan sekop besar ditanganha, Dong Jin ketakutan meminta
maaf dan memilih untuk pergi.
Na Ri akhirnya pergi ke rumah pamanya dengan mengunakan
taksi, tapi rumahnya tak dikunci bahkan terlihat gelap seperti tak berpenghuni.
Sambil berteriak marah karena pamanya bisa menusuk keponakanya sendiri dari
belakang.
Lalu Na Ri berjalan sampai ke depan rumah dengan papan
nama
(Hong Dumplings) dengan
senyuman bahagia bisa masuk ke dalam rumahnya. Saat masuk halaman berteriak
ketakutan karena melihat ada ular lalu mengeluarkan senter dari dengan
ponselnya, dan ternyata hanya sebuah selang yang tergeletak di rumput.
Na Ri berjalan dengan senter dari ponselnya lalu tersadar
ada sosok pria didepanya, dengan menjerit ketakutan kembali memutar sekopnya
dan Nan Gil pun terjatuh. Na Ri bertanya siapa orang itu, Nan Gil sambil
mengumpat kesal bangun dan menyalakan lampu taman yang memang tak dinyalakan.
“Hei... Dengan apa kau memukulku? Apakah itu sekop? Apakah kau
memukulku dengan sekop?!” ucap Nan Gil baru
menyadarinya.
“Jangan mendekat... Apa yang kau lakukan di rumahku?” tanya Na Ri dengan menyodorkan sekopnya.
“Aku menghindari hanya karena punya
refleks yang baik! Apa
yang akan kau lakukan jika kau telah memukul ku? Itu namanya baru pembunuhan.
Pembunuhan!!” teriak Nan Gil marah
Na Ri pun akhirnya terjatuh dan ingin mengambil sekopnya
tapi kaki Nan Gil bisa menginjaknya. Akhirnya Na Ri mengatakan kalau ini adalah
rumahnya dan itu perbedaan yang dangkal lalu meralatnya kalau itu “Pembelaan
diri” Nan Gil
memberitahu kalau ia tinggal dirumah itu jadi ini juga sebagai caranya membela
diri.
Na Ri binggung akhirnya meminta maaf karena lama sudah tak pulang jadi pasti datang ke tempat yang salah lalu meminta sekopnya dikembalikan karena itu miliknya.
Tapi Nan Gil menahanya, keduanya pun tarik menarik sampai akhirnya Nan Gil
melepaskanya dan membuat Na Ri terjatuh kembali. Nan Gil mengejek Na Ri memang
menyedihkan karena tidak mengenali rumahnya sendiri.
Na Ri akhirnya masuk ke dalam rumah merasa kalau ini
memang rumahnya dan bertanya siapa pria yang pria yang ada dirumah itu. Nan Gil
menegaskan kalau sebelumnya sudah mengatakan kalau ia yang tinggal dirumah ini.
Na Ri melihat Nan Gil yang masih bocah malah berteriak padanya.
“Penyewa. Apakah Anda penyewa?” kata Na Ri, Nan Gil mencium bau tubuh Na Ri lalu
bertanya apakah baru saja minum. Na Ri membenarkan.
“Jadi ini mungkin rumit, tapi aku yang memiliki rumah ini dan kau menandatangani sewa dengan
paman ku”ucap Na Ri
“Aku tidak melakukanya dan bukan
penyewa, aku yang memiliki rumah ini.” tegas Nan Gil
Na Ri bertanya apakah Nan Gil membeli rumah ini, Nan Gil
membenarkan. Na Ri menjerit karena pamanya sunggung tega dan jatuh lemas. Nan
Gil memberikan segela ari dan Na Ri menatap
Nan Gi bertanya apakah mereka pernah bertemu sebelumnya. Nan Gil mengejek
akhirnya Na Ri bisa ingat juga.
“kau memperlakukan ku seperti
penjaga kemarin dan
hari ini, kau memperlakukanku seperti penyewa.” Kata
Nan Gil, Na Ri mengingat kemarin Nan Gil membodohinya kalau ada ular
“Aku akui tapi kau bermain bodoh.” Ucap Na Ri
“Aku bilang aku akan melihatmu
lagi di sekitar sini.” kata Nan Gil
“Apakah kau mengenalku? Apakah kau tahu siapa aku?” tanya Na Ri
Nan Gil mengungkapkan tidak
suka berbicara dengan orang mabuk jadi lebih
baik bicara besok saja. Na Ri menegaskan
kalau ia sadar sekarang dan ingin bicara sekarang juga, ia ingin tahu bagaimana Nan Gil mengelanya dan
berapa lama memiliki rumah ini.
“Jika kau memiliki rumah ini, mengapa semuanya masih di sini?
aku perlu tahu” kata Na Ri, Nan Gil menyebut nama Hong
Na Ri. Na Ri kaget karena Nan Gil bisa mengetahui namanya juga.
“Bisakah kau mengatasinya? kau tidak akan dapat menerima
dalam keadaanmu saat ini, jadi
mari besok bicara. Mari
kita bicara ketika pikiranmu jernih ...” ucap Nan
Gil lalu keluar dari rumah,
“Tunggu. Mengapa dia meninggalkan
rumah jika ini adalah rumahnya?.. aku
yakin. Itu masih belum....Itu tidak
bisa.” Ucap Na Ri lalu memikirkan dialek yang digunakan Nan
Gil yang tak biasa.
Na Ri masuk ke dalam kamar mencium bau selimut yang masih
terasa harum, lalu bertanya-tanya Mengapa semuanya tampak
begitu baru. Teringat kembali kata-kata Nan Gil “ Hong
Na Ri. bisakah kau mengatasinya?”
“Ini sudah terlalu banyak bagiku
untuk menangani 30 juta won. Dia
mungkin akan meminta rumah ini. Berapa
banyak lagi yang harus aku tangani?” kata Na Ri
Sementara Nan Gil terlihat gelisah didepan rumah sambil
menatap ke lantai atas, Na Ri melihat foto ibunya sambil tersenyum melihat ibunya masih
cantik seperti biasa dan memberitahu kalau sudah
datang ke rumahnya dan meminta agar memberikan senyuman satu kali saja.
Pagi hari
Nan Gil sibuk mengolah tepung dan menguleninya dengan
tangan, lalu memotong dan membuatnya sampai menjadi kepingnya kecil-kecil agar
bisa membuat jadi kulit dumpling. Lalu ia membawa papan menu didepan rumah bertuliskan (Hong Dumplings
Menu)
Tiga orang pekerjanya datang menyapa selamat pagi dengan
penuh semangat, Nan Gil pun tersenyum dengan menghirup udara pagi.
Di sebuah kantor
Duk Bong meminta maaf pada sekertarisnya karena membuat melakukan hal ini sambil mengumpat kalau Pemilik
restoran yang brengsek itu, membuatnya tidak
ingin mengantri. Lalu mulai mencoba dumpling
dan berkomentar Rasanya lebih enak semakin mengunyah lalu mengeluh kalau ini Menyebalkan sekali.
“Bagaimana izinnya?” tanya Duk Bong
“Ini tidak akan diberikan kecuali
kau mendapatkan bangunan tapi
mereka masih menolak untuk menjual.” Ucap sekertarisnya
“Itu sebabnya aku bilang ... Itu sebabnya aku memintamu untuk
meyakinkan dia karena kau sudah tinggal di sini untuk sementara waktu dan
se usia dengan Shin Jung Im. Beri
dia hanbok modern atau sesuatu sebagai hadiah.” Kata
Duk Bong
“Ada pemilik baru Coba kau Lihatlah.” Kata sekertarisnya menunjuk pada berkas. Duk Bong kaget
melihat Pemilik:
Go Nan Gil dan itu adalah Pemilik
Hong Dumplings lalu kesal kenapa harus Nan Gil,
menurutnya tak masuk akal karena Nan Gil seorang
chef.
Nan Gil berlatih berbicara pada Na Ri dengan sopan sambl
menyiram tanaman, tapi menurutnya terdengar begitu aneh. Lalu mencoba dengan gaya banmal, Nan Gil pikir itu
sikap yang tak benar.
“Mari saya jelaskan siapa aku Yang benar adalah ... aku dan kau..” ucap Nan Gi lalu merasa frustasi tidak bisa melakukan ini.
Na Ri terbangun lalu melihat sekeliling kamarnya yang
terlihat buram, lalu meraba berjalan ke meja rias tapi membuatnya malah
menjatuhkan cream pada kakinya. Na Ri menjerit kesakitan, Nan Gil yang
mendengar suara jeritan di dalam rumah langsung berlari masuk. Na Ri bisa
mengambil cream yang jatuh dan bisa menciumnya kalau Produk 37
yang biaya 67 dolar dan memuji kalau ingatanmua adalah yang terbaik.
“Apa yang terjadi? Apakah ada yang
salah?!!” teriak Nan Gil mengedor pintu, Na Ri kaget dan
melihat bayangan teringat semalam Nan Gil mengatakan “Itu baru
namanya pembunuhan. Pembunuhan.!!” Lalu menjerit
ketakutan.
“Sepertinya aku mendengar jeritan. Apakah kau baik-baik saja?” teriak Nan Gil makin panik. Na Ri mengatakan kalau ia
baik-baik saja.
“Kenapa dia seperti itu? Apa yang salah denganku? Apa yang terjadi?” tanya Na Ri tak bisa membuat matanya melihat dengan
jelas.
Nan Gil meminta agar bisa masuk jadi Na Ri membuka pintunya, Na Ri masih kebinggungan
dengan matanya yang tak bisa melihat sambil memejamkan matanya, merangkak
membuka pintu. Nan Gil panik melihat Na Ri. Lalu Na Ri memberitahu tak bisa
melihat apapun. Nan Gil menyuruh Na Ri membuka matanya karena tertutup sudah
pasti tak akan bisa melihat.
“Aku tidak bisa melihat... Apakah ada sesuatu di mataku?” tanya Na Ri mendekatkan wajahnya, Nan Gil binggung lalu
melihat ada beberapa obat yang tergeletak, akhirnya ia langsung mengendong Na
Ri keluar dari rumah.
Pegawainya binggung melihat Nan Gil yang terburu-buru keluar
dari rumah dengan mengendong Na Ri, Nan Gil meminta agar memanggilkan taksi. Pegawainya
mencari taksi sampai akhirnya melihat mobil Duk Bong datang dan langsung
menghentikanya.
Nan Gil melihat Duk Bong terlihat sinis, pegawainya tahu Duk Bong itu Robot lalu memberitahu punya
pasien gawat dan menunjuk ke arah Nan Gil. Duk Bong pun
memperbolehkanya masuk. Nan Gil hanya diam saja, Duk Bong melihat Nan Gil
terburu-buru jadi lebih baik masuk saja. Akhirnya Nan Gil pun melempar Na Ri
masuk ke dalam mobil.
Na Ri belum melihat dengan jelas, Na Gil bertanya obat
apa yang diminumnya. Na Ri binggung. Nan Gil mengatakan kalau melihat tempat
obat yang tergeletak dan Dokter mungkin perlu tahu dan bertanya berapa banyak yang diminumnya. Na Ri mengatakan Itu tidak
banyak.
“Katakan saja apa itu!!!” teriak Nan Gil marh
“Itu adalah pil tidur dan itu Pil tidur alami. Aku mengambil hanya satu butir” lalu mencoba mengingat apakah ia mengambil dua
butir.
“Tidak ada hal seperti akibat pil
tidur alami. Apakah
Anda pusing dan mengalami masalah berbicara?” tanya Duk
Bong ikut bicara, Na Ri bertanya siapa pria itu. Duk Bong ingin bicara tapi Nan
Gil lebih dulu menjawab Duk Bong itu bukan siapa-siapa.
“kau barus aja minum tak memiliki akal sehat ... kenapa mengambil pil tidur
setelah minum. Tapi kau
mengambil dua.” Kata Nan Gil kesal
“Itu tidak masalah.... tapi Mengapa aku tidak bisa melihat?” tanya Na Ri, Nan Gil kesal karena ia bukan dokter jadi kenapa Na Ri
bertanya padanya.
“Apakah kau mendengarnya? aku
sedang berbicara dengan diriku sendiri. Ternyata kau
memiliki pendengaran yang baik.” Kata Na Ri berdalih.
Mobil Duk Bon masuk ke Unit
Gawat Darurat dan Na Ri turun dari mobil tanpa alas
kaki. Nan Gil langsung mengendongnya, Na Ri menatap Nan Gil seperti seorang
pangeran yang baik hati mau menolongnya. Nan Gil berjalan masuk seperti tak
peduli dengan orang-orang yang
melihatnya.
“Apa dia sedang syuting film atau
sesuatu?!!” ejek Duk Bong melihat keduanya.
Na Ri seperti sudah bisa melihat dan meminta agar Nan Gil
menurunkan sebelum masuk UGD. Nan Gil mengatakan kalau Na Ri tidak
memakai sandal lalu masuk ke dalam UGD memberitah
pasien yang meminum pil tidur setelah minum alkohol.
Perawat pun membawa Nan Gil ke bagian ranjang yang
kosong, Nan Gil kembali melempar Na Ri ke atas ranjang. Perawat bertanya bagian
mana yang terasa sakit. Nan Gil memberitahu kalau Na Ri meminum pil
tidur setelah minum alcohol. Na Ri mengeluh pada
Nan Gil yang lebih baik mengumumkannya kepada seluruh
dunia tentang sakitnya itu dan mengatakan kalau ia
baik-baik sekarang.
“Apakah Anda memiliki gejala lain?” tanya perawat
“Aku sedikit pusing ...” akui Na Ri. Perawat meminta agar Nan Gil mengisi
formulir lebih dulu. Na Ri pun mengakui kalau punggungnya sakit juga.
Nan Gil akan pergi lalu Na Ri memberitahu kalau pria itu
bukan walinya, tapi Nan Gil tak peduli akan mengisi formulirnya lalu pergi ke
bagian receptionist.
Saat itu Duk Bong masuk ke bagian UGD berpapasan dengan
Nan Gil, keduanya kembali saling menatap sinis lalu saling berbeda arah. Duk
Bong datang menemui Na Ri memperkenalkan diri dengan nama
Kwon Duk Bong, orang yang mengantarnya. Na Ri
pun mengucapkan terimakasih.
“Namaku Kwon Duk Bong.” Ucap Duk Bong seperti heran dengan tanggapan Na Ri, Na
Ri menganguk mengerti
“Aku Kwon Duk Bong...” ucap Duk Bong kembali, Na Ri pun memberitahu namanya
adalah Hong Na Ri.
“Ooh Hong Na Ri. Apakah itu ... Usaha bunuh diri?” tanya Duk Bong, Na Ri menyangkalnya. Duk Bong memperingatkan
kalau mungkin menjadi kebiasaan. Na Ri mengedumel sendiri kaalu ada pengacau lain yang
datang sekarang.
“Aku tahu pemilik Hong Dumplings lalu siapa kau? Apa
hubunganmu dengan dia?” tanya Duk Bong. Na Ri
binggung siapa yang dimaksud Pemilik
Hong Dumplings
“Orang yang mengendongmu dan berlari ke sini Go Nan Gil adalah pemilik Hong
Dumplings.” Kata Duk Bong, Na Ri kaget kalau Nam
Gil itu pemiliknya. Duk Bong memberitahu namanya Nan Gil bukan Nam Gil dan
ingin memberitahu sesuatu. Tapi Na Ri
menolaknya merasa tak penting,
“Saat itulah kau menembak film
tanpa berbagi ... informasi
satu sama lain?” ucap Duk Bong
“Mengapa Go Nan Gil menjalankan
Hong Dumplings, bukannya
Go Dumplings?” tanya Na Ri
Duk Bong binggung kenapa itu jadi penting menurutnya itu panggilan pemiliknya. Na Ri meminta agar Duk Bong Berhenti
memanggilnya pemilik karena Hong
Dumplings bukan punya Go Nan Gil tapi
Hong Na Ri.
Saat itu dokter pun datang bertanya siapa pasiennya, lalu
menduga itu Duk Bong dengan melihat wajahnya yang sangat pucat. Nan Gil
menunjuk ke arah Na Ri yang sudah duduk diatas tempat tidur. Dokter mulai
memerikas mata Na Ri dengan senter, sementara Na Ri malah melirik sinis pada
Nan Gil yang berdiri tak jauh darinya.
“Cinta.... Anda harus mencintai tubuhmu ketika masih muda. Ketika Anda tiba-tiba tidak bisa
melihat, maka itu
adalah kerugian sementara . Hal
ini sering disebabkan oleh stres yang ekstrim. Apakah Anda berada dalah keadaan banyak stres akhir-akhir
ini?” ucap Dokter
“Tidak, aku sudah sibuk bekerja
akhir-akhir ini dan belum tidur ...” kata Na Ri
menutupi kegelisahan tentang perselingkuhan pacarnya.
“Kecemasan, insomnia dan
kekurangan gizi ... Bersamaan
dan muncul sekaligus. Salah
satu dari mereka mungkin muncul dan yang lainnya. Dan Lagi
pula, Anda harus melakukan tes” kata Dokter, Na Ri
mengatakaan akan melakukan tes nanti.
“Dia bilang untuk dilakukan tes sekarang! Bagaimana kau bisa membiarkan
tubuhmu seperti ini? Bagaimana
kau hidup?!!” teriak Nan Gil marah
“Itu benar.... Wali
anda sudah membayarnya, sehingga
bisa dilakukan tes sekarang” kata Dokter. Na Ri menegaskan kalau Nan Gil bukan
walinya dan akan memberikan uangnya sendiri.
Perawat meminta agar Na Ri mengikutinya dan Nan Gil
sebagai wali menunggunya diluar. Na Ri protes menolak Nan Gil sebagai walinya,
ia tahu kalau ini UGD dan seharusnya perawat tak mempercayai
siapa pun yang mengaku menjadi wali. Perawat
mengatakan kalau Nan Gil itu sebagai keluarganya. Na Ri tetap tak mengakuinya.
“Siapa yang bilang itu?” tanya Na Ri, Perawat menujuk ke arah wajah Nan Gil
“Kau bilang Keluarga? Siapa yang
keluarganya?” ucap Na Ri, Nan Gil tak megubrisnya
lalu mengajak Perawat pergi dengan bertanya berapa lama tesnya berlangsung.
Na Ri berteriak menyuruh Nan Gil berhenti, sampai
akhirnya ia pun melakukan tes MRI. Dalam pikiranya teringat sebelumnya kalau
Nan Gil mengaku bukan
penyewa tapi memiliki rumah ini. Lalu Duk Bong yang mengatakan Go Nan
Gil adalah pemilik Hong Dumplings dan perawat
juga mengetahui kalau Nan Gil yang mengatakan N Ri adalah keluarganya.
Duk Bong menelp seseorang lalu mengetahui Hong
Na Ri adalah putrinya. Saat itu Na Ri baru saja
selesai melakukan tes dengan wajah sinisnya mengajak Nan Gil untuk ikut
denganya. Nan Gil pun mengikuti kemana Na Ri mengajaknya. Duk Bong baru masuk
rumah sakit melihat dari kejauhan lalu mengikutinya.
“Mengapa kau membayar tagihan
rumah sakit ku? Mengapa
ada hubungnya denganmu ? Apakah aku stres, memiliki
insomnia atau kekurangan gizi, itu
tidak ada hubungannya denganmu. Kita
bukan keluarga.”ucap Na Ri
“Dia gemetar ketakutan karena dia
tidak bisa melihat. Sekarang
aku menyelamatkannya ...” kata Nan Gil mengedumel
sendiri
“Aku tidak gemetar ketakutan.” Tegas Na Ri, Nan Gil berpura-pura kalau Na Ri bisa
mendengarnya padahal sedang berbicara dengan dirinya sendiri lalu memuji kalau memiliki
pendengaran yang baik.
“Kenapa kau mengatakan bahwa kita
keluarga? Mari kita
langsung ke hal itu.. Pindah dan keluar dari rumahku sekarang.” Tegas Na Ri
“ Kenapa harus aku?” ucap Nan Gil dengan bahasa banmal.
“Jangan bicara begitu kasar. Aku
jelas lebih tua darimu.. Kita
bukan keluarga...Keluarga
hidup bersama dan Keluarga
memiliki kenangan.” Tegas Na Ri lalu teringat
dengan ayahnya.
“Apa Hong Sung Kyu yang mengirimmu, Untuk
mengklaim restoran sekarang bahwa Ibu sudah meninggal? Bagaimana dia bisa tahu? Dia
tidak pernah menelepon selama lebih dari 10 tahun.” Ucap Na Ri
Nan Gil bertanya apa itu nama ayahnya, Na Ri membenarkan
nama ayahnya Hong Sung
Kyu dan bertanya siapa nama aslinya, menurutnya bukan Go Nam Gil. Nan Gil membenarkan kalau namanya bukan Go Nam Gil tapi
Go Nan Gil.
“Lalu apa hubunganmu dengan
ayahku? Apakah
dia mengatakan bahwa dia
yang memiliki Hong Dumplings?” ucap Na Ri
“Kau berteriak bahwa Hong Pangsit adalah milik
mu. Kau harus
benar-benar berpikir itu Hong Sung Kyu. Ibumu
pasti akan kecewa.... Dia
mengatakan kepadaku...itu dinamai namamu” komentar
Nan Gil menyindir
Na Ri tak menyangka Nan Gil berani bicara tentang ibunya,
lalu menyuruhnya segera dari rumah ibunya, Nan Gil menegasan tidak akan meninggalkannya karena itu adalah rumahnya, Na Ri penasaran siapa
sebenarnya Nan Gil itu.
“Siapa yang mengatakan rumahku
adalah rumahmu? Sebenarnya kau siapa?” ucap Na Ri dengan nada tinggi.
“Ayahmu.” Kata Nan Gil, Na Ri sangat yakin kalau memang ayahnya
yang mengirimkan Nan Gil
“Aku tidak mengatakan bahwa aku
ayahmu Hong Sung Kyu, tapi aku... Aku
ayahmu.... Aku adalah Ayah tiri dari Hong Na Ri” ucap Nan Gil, Na Ri kaget mengetahui memilik ayah tiri
bahkan terlihat lebih muda dari dirinya.
bersambung ke episode 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Wuh....ayah tiri!!!!!! Kim young kwang.....
BalasHapusoh my God, kim young kwang ayah tiri son ae
BalasHapus