PS : All
images credit and content copyright : KBS
Seorang pelayaan memberiathu namanya Kim
Soo Ran dari istana dengan memberikan tanda
pengenalnya. Panglima mengatakan tidak memperbolehkan untuk pergi, Soo Ran
binggung karena sudah menerima
izin dari dayang utama. Panglima
mengatakan Ada perintah yang melarang orang-orang dari kelompok
usia muda keluar dari istana.
Akhirnya Si pelayan pasrah, Ra On yang berdiri dibelakang
terlihat gugup. Panglima melihat wajah Ra On dengan lebih dalam, saat itu Yoon
Sung datang memuji Panglima yang berkerja sudah cukup
baik dan mengataan kalau Ra On pergi untuk menemaninya jadi menurutnya apa perlu
diperiksa lebih lanjut. Panglima mengatakan tidak
perlu. Keduanya akhirnya pergi bersama.
Pangeran Lee pergi ke Jahyeondong terlihat baju kasim
yang tertinggal dikamar dan juga gelang yang diberikanya. Ia mengambil gelang
yang berikanya dan tanganya langsung lemas ternyata Ra On adalah anak
pemberontak yang selama ini membuat ayahnya gelisah dan ketakutan
[Episode 14- Jalan yang Berkabut]
Pangeran Lee dibantu Kasim Jang memakai baju kerajaanya,
dengan mengingat ucapan panglima “Kemanapun mereka mencari, Ra On tidak meninggalkan sedikit pun
jejak.” Lalu ia bertanya sebelum Ra On menghilang ada sesuatu
yang aneh. Panglima mengatakan Tidak
ada. Setelah itu ia pergi ke ruangan pertemuan dengan para mentri.
“Menteri, apa kau pernah mendengar
pepatah, "Bayi
harus membayar pajak?"” tanya Pangeran Lee,
Geum Gyo terlihat binggung.
“Ini pepatah yang dibuat untuk
menerima pajak dari bayi, disaat
seharusnya kita menarik pajak dari seseorang yang berusia di atas enam belas tahun. Ada juga pepatah yang menerima
pajak dari orang mati.” Kata Pangeran Lee, semua
petinggi sempat terdiam.
“Ada beberapa pekerja dari
pemerintah militer yang
melakukan kesalahan, jadi
kita sudah menerima beberapa dengan tidak benar.” Ucap
Geun Gyo membela diri
“Kenapa kau menyalahkan hal ini
kepada manajemen? Rencanakan
cara untuk mengembalikan pajak yang sudah mereka bayar secara tidak adil.
Segera.” Perintah Pangeran Lee
“Yang Mulia, keadaan saat ini
sangat tidak memadai. Daripada
membayar mereka, kita harus berusaha memperbaiki praktek kejahatan dengan
mendisiplinkan mereka.” Kata Mentri Joo
“Bagaimanapun, kalau kau
mendisiplinkan para pekerja dan
mengurangi pajak yang kita terima, negara
akan berada dalam kondisi kritis.”ucap Ui Gyo
“Sangat menyentuh bagaimana kalian
para Menteri memikirkan keadaan
negara. Kalau
begitu karena kita berada dalam krisis, maka aku
akan mengambil langkah yang berbeda. Aku
akan mengurangi upah dari semua pejabat.” Ucap Pangeran
Lee. Semua terlihat kebingungan.
“Benar-benar tidak masuk akal
dengan memotong upah dari
semua Pejabat. Ini tidak
pernah terjadi sebelumnya. Mohon mengertilah.” Kata
Geun Gyo, semua pun meminta raja agar mau mengerti.
“Bahkan orang mati di negara ini
membayar pajak karena
kalian yang tidak bertanggungjawab. Bagaimana
bisa para bangsawan, sebagai akar
bangsa ini, mengeluh
tentang ini? Apa
kalian semua benar-benar...berpikir bahwa kalian layak hidup dari hasil kerja
keras bangsa ini?!” tegas Pangeran Lee, semua
pun ta bisa berkata-kata lagi.
Kasim Jang datang dengan wajah lelah langsung
membaringkan kepalanya di atas meja, Do Gi dan Sung Yul melihat kasihan karena
seniornya itu sudah sangat lelah.
Kasim Jang meniruskan pipinya meminta agar jangan berani-berani menyebutkannya. Do Gi binggung kenapa tak boleh mengatakannya.
“Putra Mahkota bertindak seperti
es dari pertengahan musim dingin. Dia
sangat dingin dan tajam... jadi
pasti terasa sangat sakit kalau tertusuk oleh dia.”jelas Do Gi
“Aku tidak keberatan kalau aku
sendiri yang sakit, tapi
Putra Mahkota kita bekerja siang dan malam karena itu aku sangat khawatir
tentang kesehatannya. Aku merasa akan mati.” Kata Kasim Jang
“Tapi menurutmu kemana hilangnya
Kasim Hong kita?” tanya Do Gi dengan ikut
membaringkan kepalanya di meja karena sedih
“Siapa yang tahu... dia menghilang
tanpa suara di tengah malam seperti
kelinci yang melompat. Hong
Sam Nom... Aku merindukanmu.” Ucap Kasim Jung sedih
“ Sangat kejam... tanpa
berpamitan... seperti orang yang tak berperasaan.” Kata
Sung Yul sedih dan juga kesal.
Tuan Jung bertemu dengan Pangeran melaporkan kalau,
belum ada tanda-tanda dari Komunitas Awan Putih tentang mayat para pembunuh. Pangeran Lee pikir Mereka
menunggu sampai semua tenang. Tuan Jung juga berpikir
seperti itu juga tapi ada satu hal yang ditemukanya. Pangeran Lee bertanya apa
itu.
“Baru-baru ini Menteri Kim Ui Gyo
menjual beberapa barang dan
mendapatkan peti uang....” kata Tuan Jung lalu
dipotong oleh Pangeran Lee
“Kami sudah menyudutkannya dan
memberhentikan dia dari kantor.” Ucap Pangeran Lee
“Yahh.. memang benar.... Tapi, ke
mana hilangnya peti uang itu ssangat mencurigakan.” Ucap Tuan Jung, Pangeran Lee penasaran kemana memang
perginya.
“Seorang keluarga dari salah satu pembunuh yang
mati sudah bergembira
dengan peti uang itu.” kata Tuan Jung
“Jadi Dia adalah Seorang
pembunuh yang mati dibayar oleh Menteri Kim karena sudah membantunya...” ucap Pangeran Lee kaget, Tuan Jung membenarkan, saat
itu pelayan memberitahu ,
seseorang dari Kantor Investigasi Kerajaan sudah datang.
Pangeran Lee pun mempersilahkan masuk, saat itu Panglima
memberitahu saat mengawasi rumah Jung Man Sik, yaitu seorang pedagang dari kota, mereka menangkap seseorang yang mencurigakan.
“Dia terlihat berusia kurang dari
dua puluh tahun, tapi
kami curiga bahwa dia adalah bagian dari Komunitas Awan Putih.” Kata Panglima, Pangeran Lee pun langsung mengajak
mereka segera pergi.
Pangeran Lee pergi ke bagian penjara, berjalan perlahan
sampai akhirnya melihat sosok Ra On dengan rambutnya yang diikat seperti pria,
tapi ketika lebih berjalan mendekat ternyata bukan Ra On.
Ibunya sedang menyulam sebuah bunga dalam kain, Ra On
melihat itu Bunga
anggrek Putih, ibunya ternyata kalau anaknya
masih mengingatnya. Ra On teringat dengan Kasim Han yang menceritakan kalau Teman lamanya selalu membawa saputangan dan
bunga ini dijahit pada saputangannya.
“Dia mengatakan kepadaku bahwa
mantan istrinya memberikan sapu
tangan ini kepadanya.”kata Kasim Han
Ra On tahu artinya adalah “Bahkan dalam
mimpi aku merindukanmu" lalu bertanya pendapat
ibunya kalau ayahnya tahu arti sulaman itu.Ibunya pikir ayah Ra On pasti tahu
lalu memegang tangan anaknya bertanya apakah semuanya terasa sulit, Ra On
mengatakan tidak.
“Tapi, bagaimana kau dan ayah
bertemu?” tanya Ra On penasaran
“Kami adalah teman dari desa yang
sama. Dia ada
dalam sekelompok pria yang menyukaiku. Orang
lain membawakan aku mainan dan... bunga
liar yang mereka petik, tapi ayahmu sedikit berbeda.” Cerita Ibu Ra On, Ra On bertanya apa yang ayahnya
berikan.
“Dia memberikan Beras barley dan Jagung. Kalau dia tidak memiliki apapun, maka dia akan memberiku tanaman hutan atau kulit pohon. Aku memintanya untuk menikahiku
karena aku merasa bahwa setidaknya
aku tidak akan kelaparan.” Cerita Ibu Ra On
“Dia tidak punya ambisi.” Komentar Ra On dengan ayahnya.
“Kami memiliki lahan untuk
dikerjakan, jadi itu bisa jadi makanan
untuk dimakan saat kami lapar, Satu
rumah untuk tidur di malam hari, hanya
itu saja yang
ayahmu inginkan.” Cerita Ibu Ra On
Kasim Han kaget mengetahui Ra On yang menghilang saat
Byung Yun sampai di tempat tinggal anak dari Tuan Hong. Byung Yun membenarkan.
Kasim Han tak percaya kenapa bisa terjadi saat Ra On akan dipindahkan ke markas
mereka
“Dia pasti melarikan diri karena
para penjaga mencari lebih dalam.” Kata Byung
Yun
“Bukankah kau berkata... kalau dia
tidak menyadari situasi dari... keluarganya
selama pemberontakan atau tentang 'awan putih?” kata
Kasim Han curiga, Byung Yun terlihat gugup membenarkan,
“Saat itu, sepertinyanya
seolah-olah dia tidak tahu.” Kata Byung Yun, Kasim
Han pun menyuruh Byung Yun segera pergi saja.
“Yang kau harus kau ingat adalah
bahwa bahkan
jika anak itu tahu siapa dia, tempat
paling aman baginya adalah bersama 'Awan Putih.'” Ucap
Kasim Han berpesan pada Byung Yun sebelum pergi.
Yoon Sung menemui Pangeran Lee yang memintanya agar
datang lalu menanyakan lebih dulu. Pangeran Lee balik bertanya apakah memang
Yoon Sung sekarang sedang mengkhawatirnya.
“Wanita yang kau cintai dan
menyatakan perang kepadamu sudah
menghilang... jadi
kenapa kau tidak penasaran tentang apapun? Apa dia meninggalkan surat
untukku, atau apa
dia mengatakan kepadaku ke mana dia akan pergi.”
ucap Pangeran Lee
“Bahkan kalau salah satu dari kami
tahu tentang apapun, kau
dan aku... berada
dalam hubungan di mana kita tidak bisa berbagi apa pun. Kalau begitu, aku tidak akan
meminta.”.” Kata Yoon Sung
“Bukan untukku.... Bahkan kalau itu tidak berguna, Aku ingin bertanya apa kau tahu
tentang sesuatu, apa
pun itu.” kata Pangeran Lee dengan wajah memohon
“Aku menyesal bahwa aku tidak bisa
membantu apapun, Putra Mahkota” kata Yoon Sung
tertunduk
“Menurutku "Kalau kau tidak tahu, kau
akan mengatakan kau tidak tahu dan
bahkan kalau kau tahu, kau akan mengatakan kau tidak tahu." Itu saja yang aku dengar.” Kata Pangeran
“Ya, kau benar... Aku akan melakukannya.” Kata Yoon Sung, Pangeran Lee terlihat sedih.
Ha Yeon berjalan melewati Putra
Mahkota sempat membungkuk tapi Pangeran Lee pergi begitu saja,
akhirnya ia memanggil dan Pangeran Lee pun berhenti melangkah melihat Ha Yeon
ada dibelakanganya. Ha Yeon bertanya apakah mereka yang bertemu tak sengaja Pangeran Lee bahkan tidak akan mengenalinya. Pangeran Lee mengaku kalau tak melihatnya.
“Aku iri padamu, Putra Mahkota.” Ucap Ha Yeon, Pangeran Lee bertanya mengenai apa.
“Akan sangat menyenangkan kalau
aku bisa berjalan melewatimu
tanpa melihatmu dan Akan
lebih baik lagi kalau aku bisa melewatimu dengan acuh tak acuh, berpura-pura bahwa aku tidak
melihat bahkan saat aku melihatmu. Kenapa kau memiliki ekspresi
seperti itu? Ini menyakitiku.” Kata Ha Yeon
“Hal yang sama berlaku untukmu.
Kenapa kau membuat ekspresi seperti
itu kepadaku? Sebelumnya kau
mengatakan bahwa ini hanya kesepakatan.” Ucap Pangeran
Lee mendekatinya.
“Ah, apa cinta adalah satu-satunya
emosi yang dirasakan antara
seorang pria dan seorang wanita? Kita
mungkin akan terjebak dalam kesepakatan ini seumur hidup kita. Apa sesuatu yang mengerikan akan
terjadi kalau kita dekat?” ucap Ha Yeon
Pangeran Lee hanya menatapnya saja, Ha Yeon menjelaskan
yang ingin dikatakan adalah jangan
berjalan dengan lemah begitu dan juga
jangan membuat ekspresi seakan Pangeran Lee itu baru
saja. kehilangan seluruh dunianya, menurutnya Wanita yang dicintai mungkin akan mengatakan
hal yang sama kalau melihat
keadaannya sekarang. Pangeran Lee hanya bisa diam
saja, Ha Yeon pun pamit pergi dan berjanji akan bertemu lagi nanti,
Pangeran Lee menatap bulan yang terlihat utuh dilangit,
Ra On juga melihat bulan yang sama di depan rumahnya.
Flash Back
Ra On melihat seperti baru tahu kalau Bulan
dilihat dari istana kelihatan seperti itu
bentuknya. Pangeran Lee mengataka kalau bentuk bulan
tetap sama dari mana saja, tidak ada bedanya.
“Saat aku masih kecil, aku pergi kesana kemari bersama
keliling. Saat itu aku
berpikir bahwa setiap desa memiliki bentuk bulan yang berbeda. Bulan di Desa Yeongnam bulat dan bulan di Desa Honam berbentuk
bulan sabit.” Cerita
Ra On
“Apa kau sering berpindah tempat tinggal?” tanya Pangeran Lee, Ra On membenarkan.
“Tapi Itu menyenangkan,kan? Apa kau tidak pernah punya
pikiran acak seperti itu?” ucap Ra On, Pangeran Lee
mengatakan tidak
pernah.
“Usia lima tahun tahu tentang
matahari, bulan dan perubahan musim. Bagaimana
kau bisa begitu bodoh?” ejek Pangeran Lee, Ra On
mengakuinya dengan nada mengejek, Pangeran Lee tak mau Ra On marah menarik
tanganya mengatakan kalau ia tadi hanya bercanda.
“Ini adalah pertama kalinya aku
mengatakan itu tapi... Aku
dulu lebih bodoh daripada kau. Dulu
sebagai seorang anak kecil aku berpikir kalau istana ini adalah seluruh dunia. Dengan kolam yang tertinggi, terdalam,
dan paling berharga di
Joseon adalah di istana ini aku dibesarkan.” Cerita Pangeran
Lee selama hidupnya hanya ada dalam istana.
“Sepertinya aku lebih baik
daripada kau. Bahkan
jika itu adalah tempat terendah dan terkumuh di Joseon, maka aku hanya bermain di kolam besar.” Kata Ra On, Pangeran Lee memegang tangan Ra On dengan
erat.
“Ra On. Entah kau melihatnya dari istana
atau dari banchon, bulan
masih tetap sama, kan? Bahkan
kalau aku Putra Mahkota, dan kau adalah kau, maka kita
akan baik-baik saja... dimanapun
kita berada selama hati kita merasakan hal yang sama. Sama seperti bulan itu.” ucap Pangeran Lee
Ra On mengangguk mengerti, Pangeran Lee pun menyuruh Ra
On agar bersandar di pundaknya, Ra On pun tak malu lagi menyadarkan kepalanya
dipundak pangeran dengan melihat bulan bersama-sama.Keduanya terlihat bahagia.
Sementara Ra On yang duduk di depan rumahnya hanya bisa
menangi sedih mengingat kenangan bersama dengan Pangeran Lee.
Di malam hari
Ratu Kim dengan memegang kain panjang dan juga mengigit
di mulutnya berusaha untuk mengeluarkan bayi dari dalam perutnya. Pelayan
berusaha meminta agar Ratu Kim bisa lebih kuat lagi.
Sementara Raja terlihat panik karena istirnya itu lebih
cepat melahirkan dibandingan perhitungan diawal kehamilan. Kasim Han
menenangkan raja kalau istrinya itu pasti akan
baik-baik saja jadi Jangan
terlalu khawatir.
Tabib datang dengan terburu-buru, pelayan memberithu Ratu
sudah melahirkan dan mulai pulih jadi tabibi tidak perlu lagi
mendampinginya. Tabib heran kenapa pelayan
tidak memanggilnya lebih cepat lagi. Pelayan menjelaskan kalau itu terjadi
begitu cepat dan minta
maaf.
Akhirnya bidan yang membantu persalinan memberitahu Ratu
Kim kalau bayinya itu adalah seorang tuan putri, Ratu Kim terlihat langsung membencinya. Si pelayan
menatap si bayi yang tak berdosa lalu bertanya pada Ratu Kim apakah benar-benar
tak ingin melihat bayinya. Ratu Kim seperti tak ingin melihatnya karena seorang
putra bisa menguntungkan posisinya, menyuruh agar segera pergi. Pelayan membawa
sang bayi dan diserahkan oleh Kasim Sung yang sudah menunggu didepan pintu.
Keluarga Kim tertawa dengan nada mengejek kalau anak dari
Ratu Kim itu adalah laki-laki. Ui Gyo dan Geun Gyo pun memberikan selamat pada
perdana mentri, terlihat wajah perdana mentri yang terlihat sangat kecewa menyuruh
mereka jangan ribut.
“Kita harus mulai mempersiapkan.” Ucap Ui Gyo, Geun Gyo bertanya apa maksudnya.
“Karena kita memiliki anak baru, istanaTimur juga harus mendapatkan penghuni baru.” Kata Ui Gyo
“Perhatikan apa yang kau katakan.” Tegas PM Km
“Aku terganggu oleh sikap Menteri
Ritus. Aku
sangat khawatir kalau Putri Mahkota berasal dari keluarga itu, Tapi sekarang kita hanya perlu
mengganti penghuni istanaTimur.” Kata Ui Gyo
“Tidak perlu terburu-buru dengan
Putri Mahkota.” Ucap PM Kim, Geun Gyo mendukungnya.
Kasim Sung membawa bayi yang dilahirkan Ratu Kim dengan
gerobak, lalu bertemu dengan seseorang yang sudah menunggunya. Si pria terlihat
sudah mengerti perintahnya, saat akan membawanya kasim Sung memastikan kalau
tak ada orang yang melihat mereka.
Tapi saat itu juga suara tangis si bayi terdengar, Kasim
Sung langsung menurutu gerobraknya dan mendorongnya dengan wajah panik.
Dibelakang mereka terlihat Yoon Sung ternyata sudah mengikutinya dan mengetahui
kalau Ratu Kim berusaha menukar bayi yang dilahirkan dengan Bayi laki-laki
milik si dayang.
Putri Myung Eun mengintip dari balik dinding melihat Tuan
Jung yang berjalan ke arahnya, lalu dengan dadanya berdebar-debar berusaha
terlihat tenanga berjalan berpura-pura tak melihatnya. Tuan Jung yang
melihatnya langsun memanggilnya. Putri Myung Eun berpura-pura acuh dengan baru
menyadari kalau Tuan Jung ada didepanya
“ Yang Mulia. Bagaimana keadaanmu?” tanya Tuan Jung ramah, Putri Myung Eun mengatakan
baik-baik saja.
“Aku akan jalan-jalan... apa kau mau bergabung denganku?” ucap Putri Myung Eun dengan nada ketus lalu berjalan
pergi, wajahnya tersenyum karena bisa menemukan pria yang menyukainya selama
ini. Tuan Jung pun mengikutinya dengan wajah bahagia.
Keduanya akhirnya duduk didekat danau, Putri Myung Eun
mengaku sangat menyukai sifat Tuan Jung yang sangat peduli, jadi membuatnya merasa bebas di dalam dirinya. Tuan Jung menatap Putri Myung Eun sedang berbicara dengan senyuman tapi ketika sang putri
menatapnya berpura-pura menatap kearah lain.
“Jadi kenapa kita tidak mencoba
sedikit tidak formal dan santai saja... saat kita sedang sendirian?” ucap Putri Myung Eun memanggil nama Tuan Jung dengan
nama Duk Ho. Tuan Jung kaget mendengarnya.
“Aku tidak bisa melakukan itu,
Yang Mulia.” Ucap Tuan Jung, Putri Myung Eun kaget
bertanya memangnya kenapa.
“Aku bahkan tidak... tahu namamu.” Kata Tuan Jung, Putri Myung Eun tersenyum lalu
memberitahukan namanya dengan wajah malu-malu.
Tuan Jung pun memanggil nama Myung Eun lalu tanganya berpindah ke belakang dan langsung menarik
badan Putri Myung Eun lebih dekat, Keduanya terlihat sangat gugup dengan saling
menatap, Putri Myung Eun akhirnya menutup matanya, Tuan Jung pun tersenyum dan
mulai memajukan bibirnya,saat itu Putri Myung Eun membuka matanya dan langsung
menampar wajah Tuan Jung.
“Dasar Kau Ceroboh. Bukankah itu terlalu
cepat?” ucap Putri Myung Eun
“A-a-aku minta maaf, Myung Eun-nim
tapi, itu
benar-benar menyakitkan.” Kata Tuan Jung merengek
memegang pipinya, Putri Myung Eun terlihat serba salah.
bersambung ke part 2
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
~T_T~
BalasHapusPart 2 please
BalasHapus