PS : All
images credit and content copyright : KBS
Seorang wanita keluar dari lift berjalan dengan pakaian
pramugari, dan menarik kopernyanya memasuki bandara.
“ketika aku berjalan
menggunakan seragam ini, maka pria, wanita dan bahkan anak2 menatapku.” Gumam Hong Na Ri melihat semua orang menantap mereka
dengan wajah melonggo.
Mereka mulai bertugas saat semua penumpang sudah
memasukin pesawat, salah satu teman Na Ri kesusahan memangangkat koper ke kabin
meminta bantuan Na Ri. Saat semua penumpang sudah duduk, seorang penumpang
mengeluh dengan suara bayi yang terus menangis. Penumpang pria dibelakangnya
meminta agar dibawakan minuman. Sementara di barisan bangku sampingnya, seorang
suami memarahi istrinya yang lupa membawa barang.
“aku bertemu orang yg cepat
marah... tiap awal atau akhir sebuah perjalanan. Itulah
pekerjaanku.” Gumam Na Ri dengan membawakan segelas
air untuk penumpangnya.
Salah seorang pramugari lainya berjalan melihat keadaan
penumpang, bernama Do Yeo Joo. Salah satu penumpan wanita berdiri menyapa
Yeo Joo memberitahu kalau ia adalah tunangan Jung Hyun. Yeo Joo seperti tak mengubrisnya meminta penumpang
segera duduk karena pesawat akan take off.
“jadi mengapa kamu mengabaikan
teleponku? mengapa
kau membuatku naik ke pesawat?” kata tunangan Joo
Hyun, Yeon Joo dengan sopan meminta agar penumpang duduk kembali.
“Mari kita persingkat saja.
kembalikan mobilnya... sebelum
kami melaporkanmu sebagai pencuri.” Ucap Tunangan
Joo Hyun
“mobil itu adalah hadiah.”balas Yeo Joo melotot. Tunangan Joo Hyun tak terima
langsung menarik rambut Yeo Joo dan mengumpat marah. Yeo Joo berteriak meminta
agar dilepaskan.
Penumpang lain hanya bisa melihatnya, Na Ri akhirnya
turun tangan, memperingati si tuangan Joo Hyun kalau yang dilakukanya merupakan
tindak pidana mengancam atau
penyerangan fisik seorang pramugari jadi
meminta agar kembali ke tempat duduk. Tuangan Joo Hyun pun akhirnya melepaskan
tanganya dan mengeluh Na Ri yang membawa-bawa hukum dalam hal ini dan tidak
mengerti tentang itu.
“hidup adalah sebuah perjalanan. kau tidak pernah tahu situasi
apa...yang akan terjadi padamu.” Gumam Na Ri
Semua pramugari pun kembali ke bandara, Na Ri sibuk
dengan ponselnya dan salah satu temanya kesal melihat Yeo Joo yang pergi tanpa
pamit pada mereka, Na Ri santai merasa Yeo Joo tidak
mempunyai tenaga ketika akan didisiplinkan. Temanya membenarkan.
“wanita yang berkacamata mengikutinya
sepanjang waktu.” Kata teman Na Ri. Sementara
Na Ri tersenyum-senyum sendiri melihat ponselnya.
“sudah 9 tahun dan kau masih
mencintainya” goda temanya melihat Na Ri yang terus
tersenyum menatap ponselnya
“ dia selalu membuatku bersemangat. dia bilang punya kejutan untukku... dan mengirimkan foto kartu nama
sebuah kafe.” Cerita Na Ri memperlihatkan foto pada
temanya
“Ini kartu nama "Romantic
Island." Apa kafe
khusus untuk melamar?” ucap Temanya Na Ri yang
bodoh ternyata menarik juga. Na Ri pun
tersenyum –senyum sendiri karena ada kafe
khusus untuk melamar
Na Ri berjalan masuk cafe dengan jalan yang bertabur
bunga dan lilin, salah seorang pria sudah menunggu didepan dengan membawakan
sebuket bunga, lalu bertanya “Na Ri, maukah kamu menikahiku?” Na Ri melonggo kaget lalu menerima buket bunga yang
diberikan pada kekasihnya.
Si pria teringat sesuatu mencari-cari dari deretan tali
dibalon tapi tak menemukanya, Na Ri mencari ke sisi lain dan bertanya apakah
bukan itu yang dicarinya. Si pria terlihat panik karena sebelumnya naruh di
dekat situ, tapi akhirnya melihat cincin yang sengaja disiapkan untuk Na Ri
dalam tali balon.
“tidak ada hal dalam kehidupan yang bisa diprediksi, seperti lamaran ceroboh seorang
pacar.” Gumam Na Ri
Keduanya makan malam bersama dengan iringan suara
penyanyi yang sangat lantang, lalu Na Ri mendengar suara ponselnya yang
bergetar lalu sedikit menjauh menerima telp dari pamanya. Sang paman terdengar
menangis, N Ri bertanya ada apa dengan pamanya.
“Ibu mu kecelakaan.” Ucap si paman. Na Ri panik bertanya apakah ibunya
terluka parah
“dia meninggal.” Kata pamanya, Na Ri benar-benar shock. Sementara di
belakangnya masih ada pria dan beberapa pegawai cafe melempari Na Ri
manik-manik sebagai tanda suka cita atas lamaran keduanya.
“tidak ada hal dalam kehidupan yang bisa diprediksi. seperti mendengar bahwa ibuku, yang aku pikir ... akan bersamaku selamanya, ternyata meninggal.” Gumam Na Ri
Na Ri duduk sendirian dalam rumah duka, beberapa teman
pramugari datang memberikan rasa bela sungkawa. Pacar Na Ri pun membawa teman
Na Ri untuk duduk menikmati makana, saat itu Yeo Joo seperti wanita pengoda
memberikan tatapan pada Pacar Na Ri.
“Tidak
ada hal dalam kehidupan yg bisa diprediksi. seperti fakta bahwa kematian
bukanlah akhir, tapi
awal dari banyak kejadian. tidak
ada hal dalam kehidupan yg bisa diprediksi.” Gumam Na
Ri
Saat Na Ri duduk sendirian dalam rumah duka, ada sosok
pria yang berdiri didepan pintu melihat ke dalam tanpa mau masuk.
(10 bulan kemudian)
Na Ri bersama dengan semua pramugari menarik koper
bersama setelah mendarat dibandara dan sama-sama melihat ponsel masing-masing.
Na Ri sibuk mengirimkan pesan [aku kembali.] sementara Yeo Joo menatap ponselnya dengan senyuman
liciknya
“Coba kau Lihat penyihir itu. pria kaya mana yang dia hisap dan buang kali ini?” bisik teman Na Ri sinis melihat Yeo Joo
“dia belum membuangnya tapi dia menyukai yg satu ini.” komentar Yeo Joo setelah melihat senyuman Yeo Joo yang tak mau mengangkat telpnya,
temanya binggung menanyakan alasan Na Ri bicara seperti itu.
“dia kelihatan puas... "kau sekarat karena aku. kau
mencintaiku sampai mati."” Kata Na Ri, Si temanya binggung kenapa Yeo Joo tak membalas pesannya.
Na Ri pikir karena pria itu menyukainya, temanya pikir
itu hanya omong kosong saja binggung, bertanya jadi seseorang tidak membalas ketika tidak
menyukainya atau memang menyukainya. Keduanya sama-sama melihat Yeo Joo dan Yeo Joo sadar di
tatap oleh dua seniornya memberikan senyuman liciknya. Akhirnya Na Ri sibuk mengirimkan pesan pada pacarnya “kau
membaca pesanku tapi tidak membalasnya. aku kembali.” Lalu semua berjalan ke bagian pintu kedatangan.
Saat didepan pintu, Temanya terlihat bersemangat karena
pacar Na Ri sudah menunggu di pintu kedatanga dan langsung mendekatinya,
keduanya saling menyapa dan terlihat wajah pacar Na Ri terlihat gugup menatap
ke arah Yeo Joo yang berjalan dibelakang.
“Aku dengar kau sibuk akhir-akhir ini.” kata teman Na Ri, Tiba-tiba Yeo Joo dari belakang
langsung rangkul seniornya.
“Sunbaenim... Apa yang salah denganmu?
Dimana sopan santunmu? Ayo beri
mereka privasi.” Ucap Yeo Joo lalu menarik
seniornya pergi. Seniornya binggung tiba-tiba Yeo Joo menarik pergi padahal
mereka tak terlalu dekat.
Na Ri pikir pacarnya itu harus bilang
jika akan datang ke bandara, pacarnya berdalih
kalau tiba-tiba harus pergi untuk bisnis. Na Ri kaget mendengarnya. Pacarnya mengatakan harus
pergi ke China. Na Ri bertanya kapan apakah hari ini juga, naik penerbangan
apa.
“Tidak... investor Cina akan datang hari
ini. Kami
harus rapat di sebuah hotel selama beberapa hari.” Kata
Pacarnya, Na Ri langsung meminta maaf, Pacarnya binggung kenapa Na Ri tiba-tiba
meminta maaf.
“Sejak ibuku meninggal, semua yang
aku lakukan adalah bekerja. Dan sudah Berapa
kali yah aku keliling dunia? Aku akan cepat dipromosikan pada
tingkat ini dan akan
membagi waktu bekerja dan waktu untukmu Aku tidak akan mengecewakanmu.” Ucap Na Ri bersemangat.
“kau pasti lelah dan lapar. Apa kau mau kopi dan sandwich?” tanya Pacarnya.
Na Ri mengaku masih bertugas jadi tidak bisa membawa hal-hal
seperti itu saat bertugas lalu berpesan pada pacrnya
agar bisa berjalan dengan baik melakukan pertemuan
hari ini, dan
membawa keberuntungan bagi investor, lalu
keduanya berpisah.
Na Ri berjalan ke halte lalu teringat dengan hadiah yang
akan diberikan dan kembali menemui pacarnya dengan berusaha menelp. Tapi
ternyata pacarnya sedang menelp seseorang dan berlari ke arah luar bandara. Na
Ri ikut melihatnya karena sang pacar terlihat berlari sangat cepat sampai
hampir tertabrak bus ketika menyebarang jalan.
“Apakah yang ada di pikirannya?”kata Na Ri tak percaya, sementara Pacarnya terus berlari
meminta agar tetap ada disana karena hampir
sampai.
Na Ri kaget saat melihat ternyata pacarnya berlari
bertemu dengan Yeo Joo disisi bandara lainya. Yeo Joo mengelus pipi pacar Na Ri
mengaku kehilangan banyak berat badan, tapi melihat wajah pacar Na Ri merasa membuatnya jadi
sedih juga. Keduanya lalu berpelukan seperti melepas kangen, Na Ri benar-benar
tak menyangka ternyata Yeo Joo mengambil pacarnya dibelakangnya.
Saat itu ponsel Na Ri berdering, seorang pengawai ingin
mengkonfirmasi teks undangan dengan membaca kembali kalimatnya
"Kami akan melihat peta yang samaDan berjalan di
sepanjang jalan hidup bersama-sama. Silakan
bergabung dengan kami karena kami akan memulai perjalanan kami." Lalu bertanya pada Na Ri
apakah tulisanya sudah benar.
Akhirnya Na Ri mengatakann bukan itu kalimatnya dan mereka
memiliki peta yang berbeda lalu
meminta maaf, Pacarnya dan Yeo Joo pun pergi dengan saling berpelukan tanpa
tahu kalau Na Ri sedari tadi melihatnya.
Yeo Joo dan pacarnya pun lewat didepanya dengan menaiki
mobil, Na Ri sudah melepaskan ikatan rambutnya terlihat acak-acakan langsung
menghadang mobil. Keduanya terlihat kaget dan ketakutan. Na Ri langsung membuka
pintu dan menarik Yeo Joo keluar dari mobil.
“Kau melakukannya dengan
sengaja,kan? Kau tidak menerima panggilan untuk membuatnya gila,
kan? Kau melakukannya untuk melihatku,kan? Apakahk kau pikir sudah menang?” ucap Na Ri menarik Yeo Joo kesana kemari
“Yah... Baik. Kau memang tetap sampah ... bahwa aku membuang” kata Na Ri membenturkan kepalanya pada Yeo Joo. Sang
pacar panik melihat Yeo Joo yang terjatuh dengan hidung berdarah lalu membela
diri kalau semua adalah salah paham. Na Ri tak peduli langsung memberikan pukulan dan
membanting kepalanya di cap mobil,
“Aku pikir kau ... Dangkal, dasar bodoh ... Dan
pemalas. Tapi sekarang, kau berbohong juga?” teriak Na
Ri, Pacarnya meminta maaf berkali-kali pada Na Ri.
Ternyata semua hanya khayalan Na Ri saja, ketika mobil
pacarnya lewat Na Ri malah menyembunyikan dirinya agar keduanya tak melihat.
Na Ri duduk sendirian di dalam bus, lalu melihat sosok
seorang wanita yang mengunakan toga seperti mengajak bicara denganya. Ia
bertanya apakah kekasihnya meninggalkan Na Ri sekarang padahla ia tidak
melakukan kesalahan.
“Jangan biarkan dirimu menyusut, kau masih orang yang mengagumkan. Apakah kau ingin balas dendam? Apakah kau pikir akan senang
sekali ketika kau membalas dendam mu? Apakah
kau pikir harga dirimu akan meningkatkan? Apakah kau ingin putus dengan dia
... atau
memberinya kesempatan lagi? Apakah
kau ingin memaafkannya?” ucap si wanita
Na Ri hanya terdiam, seperti wanita itu berkata sebagai
perasaan terdalam Na Ri yang sebenarnya.
Yeo Joo tersenyum licik duduk disamping pacar Na Ri yang
mengenggam erat tanganya, lalu dengan nada memanja mengataka kalau akan
minum teh untuk terakhir kalinya dan bertanya kemana
mereka akan pergi. Si pria tahu kalau Yeo Joo ingin
melihat laut.
“Apakah kau masih menguntitku di
media sosial?!! Ternyata Kau
begitu gigih.” Ungkap Yeo Joo berpura-pura kaget
“Aku tidak bisa menghubungimu dan
... Bagaimana
aku bisa hidup tanpa setidaknya melakukan hal itu?” kata pacar Na Ri, Yeo Joo makin tersenyum licik
“Mari kita pergi ke pantai Kata Yeo Joo, Pacar Na Ri yang tadinya tersenyum sambil
mencium tangan Yeo Joo
“dan Ini terakhir kali... Aku bisa melakukan itu.” ucap Yeo Joo. Pacar Na Ri langsung terlihat kecewa
melepaskan tangan Yeo Joo. Sementara Yeo Joo tersenyum puas bisa membuat si
pria jatuh ketanganya.
Na Ri sudah berganti pakaian dengan menarik kopernya,
lalu melihat foto ibunya yang tertempel pada sebuah pohon bertuliskan (Shin Jung Im) Seorang
pria Go Nan Gil sedang beristirahat melihat ada orang yang datang, berpura-pura
tidur kembali. Na Ri yang terlihat patah
hati langsung memeluk batang potong seperti ingin memeluk ibunya dengan erat.
Yeo Joo kembali memperlihatkan caranya merayu kalau
menyenangkan melihat laut bersama-sama. Pacar Na Ri terlihat cemberut seperti
tak ingin pertemuan terakhir mereka, Akhirnya Yeo Joo memberikan kecupan
beberapa kali di pipi dan pacar Na Ri pun tersenyum bahagia menerimanya.
Saat itu dilayar terlihat nama Hong Na Ri yang menelp,
Yeo Joo langsung mengambil ponsel milik pacar Na Ri Pacar
Na Ri meminta agar mengembalikanya karena berbahaya, tapi Yeo Joo sengaja
menekan tanda hijau untuk mengangkatnya.
“Na Ri... Aku tidak bisa bicara sekarang.” Ucap pacar Na Ri panik
“Dengarkan saja.. Aku datang untuk melihat ibuku.” Kata Na Ri, Pacarnya kaget kalau Na Ri pergi ke Seulgi-ri dan berjanji akan
menelpnya nanti.
“Tidak ada nanti. Aku datang ke sini untuk
mengatakan ini di depan ibuku. Jadi Diam
dan dengarkan.. Kau berbohong...
dasar brengsek. Ayo
kita putus” kata Na Ri. Nan Gil diam-diam mendengar
Na Ri yang berteriak di telp.
Pacar Na Ri yang kaget tak melihat ke arah depan, saat
itu Yeo Joo berteriak panik melihat ada mobil yang berhenti didepan mereka.
Pacar Na Ri membanting stir dan bisa melajukan mobilnya di jalur yang benar.
Keduanya akhirnya sadar kalau Na Ri bisa mendengar suara Yeo Joo.
“Mengapa harus Yeo Joo? Apakah hubungan kita tidak berarti bagimu? Yah... Aku tidak akan mengatakannya,
karena ibuku akan sedih. Ayo
kita putus” ucap Na Ri, Pacar Na Ri mencoba menenangkan meminta
agar menelpnya nanti.
“Dan kau, Yeo Joo... Dengarkan aku... Jangan biarkan aku melihat
wajahmu lagi. Jika kau
melihatku.. berjalan lah ketempat yang lain, Jika
kita harus berada di ruangan yang sama, berpura puralah tidak melihatku. Jangan bicara padaku Jangan tersenyum di depanku..
Jangan makan di depanku. Jangan
melakukan apa-apa!” tegas Na Ri memperingatkan
juniornya.
Yeo Joo terlihat sedih, Pacar Na Ri memeluknya
berpura-pura tak mengerti dengan yang dikatakan Na Ri dan seoleh-oleh Yeo Joo
tak ada disampingnya. Na Ri memberitahu kalau sudah melihat
mereka berdua bersama-sama dan
mendengar suaranya jadi lebih baik menjawabnya.
“Na Ri sunbaenim. Dong Jin terus datang ke bandara
... dan
menelepon. Apa yang harus aku lakukan? Aku
hanya ingin berbicara sebentar dengannya Dan kau dan aku bekerja
bersama-sama. Bagaimana
aku bisa menghindari untuk tidak berada di sekitarmu?” kata Yeo Joo menyalahkan Dong Jin.
“Kau bilang apa?!! Yah kita coba
saja... Cobalah berbicara dengan ku. Coba menatapku, tersenyum di
depanku... dan makan
di depanku.. Jika kau
ingin tahu apa yang akan terjadi, coba saja. Ketika orang lain menyebut kau
wanita jahat maka Aku tidak
pernah ikut-ikutan ...” ucap Na Ri dan Yeo Joo
buru-buru memutuskan telpnya.
Na Ri berteriak kesal karena Yeo Joo memutuskan telpnya,
saat itu Nan Gil sedari tadi yang merasa kakinya kram tak bisa berbuat apa-apa
dan harus mendengar semuanya. Na Ri akhirnya berbicara pada ibunya berjanji akan
hidup lebih baik dari sekarang.
Saat itu ponselnya kembali berdering dan itu dari Dong
Jin, tapi Na Ri tak memilih tak mengubrisnya. Nan Gil berusaha untuk pergi tapi
malah ketahuan oleh Na Ri yang melihat sesuatu yang merangkak di balik tanaman.
Nan Gil menutupi wajahnya dengan topi tapi saat akan bangun ternyata Na Ri
sudah ada didepanya. Ia pun berpura-pura baru saja terbangun dari tidur siang
yang nyenyak.
“kau pasti terhibur... Apakah kau penjaga itu?” ucap Na Ri, Nan Gil binggung
“Letakkanlah beberapa tanda-tanda... Aku selalu tersesat.” Kata Na Ri, Nan Gil mengatakan dirinya bukan penjaga di
hutan.
Na Ri langsung meminta maaf sambil membungkukan badanya,
tiba-tiba Nan Gil berteriak kalau ada ular, Na Ri langsung menjerit ketakutan
bertanya dimana ularnya. Nan Gil dengan santai berpesan aagr Na Ri berhati-hati kalau ada ular. Na Ri kesal karena seperti sudah ditipu, Nan Gil pun
pamit pergi dengan mengendarai sepedanya.
“Mengapa harus aku? Hei... Ada babi hutan! Ada babi hutan!” teriak Na Ri tapi
Nan Gil seperti sudah mengenal daerah itu tak percaya. Na Ri hanya bisa
menghela nafas panjang tak bisa membodohi Nan Gil.
Nan Gil mengendarai sepedanya melewati Seulgi
Supermarket lalu menyapa orang-orang dengan ramah,
lalu berhenti disebuah rumah yang terlihat ramai dengan pembeli. Seorang pria
bernama Kwon Duk Bong menyapa Nan Gil yang sudah lama tak bertemu. Nan Gil
membalas dengan dingin
“Kau tidak melakukan pengiriman.” Ucap Duk Bong, Nan Gil membenarkan akan masuk ke dalam
rumah.
“Aku benci menunggu dalam antrian
untuk makan.” kata Duk Bong, Nan Gil pun menyuruh Duk
Bong pergi saja kalau tak mau.
Salah seorang pekerjanya memanggil Nan Gil dengan
panggilan Bos, mengomentari sepeda yang dibawa Nan Gil sangat buruk dan
memperbaiki penampilanya. Nan Gil
memberikan kode agar tak banyak komentar. Pekerjanya pun tak bisa berbuat
apapun dengan melayani semua pelanggan yang mengantri.
Semua makan dumpling yang ada direstoran, Nan Gil masuk
ke dapur mencoba isi dari dumpling, lalu menyuruh anak buahnya untuk berhenti
mengerjakan karena untuk apa membuat pangsit kalau memang masih tercium bau tak
sedap. Lalu bertanya siapa yang mencicipinya.
Salah satu perkerja menunjuk ke sampingnya, si pria lain
hanya bisa menghela nafas karena kembali disalahkan. Nan Gil memperingatkan
agar tak perlu mendesah karena dirinya juga akan mendesah lagi dan menyuruh
agar mengulanginya lagi.
Nan Gil pun pergi ke samping rumah, dan melihat pintu
depan rumah sambil berkata “Dia
datang jauh-jauh ke sini, namun
tidak pulang ke rumah lagi.” Dengan nada sedih.
Na Ri membereskan beberapa bawaan penumpang dalam kabin
saat itu Yeo Joo berjalan didepanya, mata Yeo Joo malah menantang merasa kalau
kenapa harus menghindari seniornya. Na Ri pun membalas silahkan Yeo Joo mencoba
saja melakukanya,
“Aku menyedihkan dan kehilangan
pacarku untuk juniorku, dan
kau seorang wanita jahat. Jadi Haruskah
aku posting di internet?” ucap Na Ri, Yeo Joo tak
bisa berbuat apa-apa langsung pergi meninggalkanya.
Yeo Joo dan beberapa pramugari lainya sedang makan, lalu
Yeo Joo dengan temanya datang. Yeo Joo langsung terbantuk karena tersedak,
pramugari lain mengajak agar mereka bisa makan bersama dan salah satunya akan
pergi supaya bisa memberikan tempat. Yeo Joo panik langsung memilih untuk pergi
agar tak bertemu dengan seniornya.
“Ya ampun. Dia membuatku takut... Orang tidak berubah secara
drastis. Mengapa
anak manja bekerja begitu keras akhir-akhir ini?”
keluh teman Na Ri melihat Yeo Joo
“Orang tidak berubah. Jangan
khawatir. Kami
masih menunggu dia untuk memilih.” Kata Na Ri
makan dengan tatapan sinis.
Teman Na Ri membuat perayaan ulang tahun untuk anaknya,
sang teman memperlihatkan anaknya uang lembaran 50ribu won agar bisa
mengambilnya. Beberapa mainan terlihat diatas nampa agar di pilih oleh si bayi,
Na Ri menaruh sebuah miniartur pesawat diatas nampan.
“Na Ri. aku tidak suka pesawat
terbang.... Aku tidak menyukainya.” Kata temanya, tapi Na Ri malah dengan sengaja membuat
tanganya seperti sedang terbang diangkasa lalu kembali ke tempat duduknya.
Na Ri meminum soju dan temanya memberikan kimbap, merasa
Na Ri telah kehilangan begitu banyak berat badan dan ia sebagai temanya terlalu sibu dan lalai pada
temanya yang sedang mengalami krisis besar. Na Ri berpura-pura seolah-olah tak terjadi apapun
padanya.
“Hei... Kau orang yang menderita...Kau melakukannya dengan baik.
Anak yang baik... Aku akan
belajar di tempatmu” kata Na Ri memberikan
kimbap juga pada temanya.
“Ya, aku bekerja keras dan akan melakukan hal baik. Aku tidak bisa beristirahat, dengan menjalankan toko setelah memiliki
bayi. Ini Menyedihkan kan? Lalu maafkan aku untuk kali ini.” kata temanya, Na Ri bertanya untuk apa.
“Dong Jin datang.... Aku perlu emas dan kau tahukan dia murah hati. Aku yakin dia tidak akan membawa
hanya sebuah cincin kecil.” ucap Temanya, Na Ri
terlihat kesal mendengarnya.
“Kau berpacaran selama hampir 10
tahun. Mengapa
kau putus dengannya melalui telepon?” keluh
temanya.
Na Ri beralasan kalau tak menyukainya lagi dan ada hal
lain, Temanya melihat Sebagai
sopan santun ... Na Ri terlihat marah temanya
membahas tentang "sopan santun" untuk dirinya. Temanya pun menyadari kalau salah mengucapkan dan sudah kehilangan pikiran.
Dong Jin tiba-tiba datang memberikan sekotak hadiah dan
juga memberikan selamat pada Ran Sook. Na Ri melirik sinis, Ran Sook pun menerima hadiahnya
dengan mengucapkan terimakasih lalu melirik pada temanya yang terlihat marah.
Akhirnya Na Ri dan Dong Jin minum bersama di warung tenda.
Dong Jin meminta maaf tapi Na Ri menolaknya merasa tak perlu dan meminta agar Jangan
menyesal.Jangan merasa bersalah, karena merasa Sudah
sangat lama. Dong Jin mengaku ingin
mengakhirinya dan sangat bersungguh-sungguh.
“Namun, kau datang dan berlari dengan jalan ke
bandara. Lalu kau kehilangan pikiran mu untuk
cinta. Bagaimana bisa? Melihat
kau dengan Yeo Joo di bandara ... sudah
cukup bagiku untuk kehilangan semua pikiranku. Tapi sebaliknya, aku pikir ... tentang pinjaman yang kita punya
untuk apartemen, tentang
pemisahan tabungan kita, dan bahwa kau akan lebih baik ... membayar biaya pembatalan untuk
pernikahan. Aku benci
diriku sendiri untuk itu. kita
hanya lebih mengakhirinya.” Kata Na Ri
“Jangan katakan itu.. Aku tidak memberitahu keluargaku... Maafkan aku. Aku bersalah. Tapi ... “ kata Dong Jin langsung di sela oleh Na Ri
“Sudah cukup... Aku benci mendengar orang minta
maaf... , sebut saja itu trauma. Ketika aku masih kecil, ayahku meninggalkan ibuku untuk
wanita lain jadi aku tidak
bisa dengan pria seperti itu. Kita
lebih baik mengakhirinya.” Kata Na Ri
“Pamanmu ... Setelah pemakaman ibumu, dia datang ke kantor ku tiga
kali. Setiap
kali ia datang, ia
meminjam 10 juta won” ucap Dong Jin, Na Ri kaget
pamanya bisa meminjam uang pada Dong Jin.
“Dia bilang membutuhkannya untuk
menyelesaikan urusan ibumu tapi
ia tidak bisa meminta darimu... dan
meminjam dari ku” cerita Dong Jin
Na Ri ingin mengambil ponsel menelp Pamanya, Dong Jin
melarangnya karena akan
membuatnya terlihat seperti pemberi
pinjaman. Na Ri mengatakan akan
membayar kembali setelah menjual rumah ibunya. Dong
Jin mengaku bukan itu maksudnya tapi merasa sudah menganggap mereka itu seperti
keluarga.
“Begitulah cara orang tuaku
menganggapmu juga keluarga. Bahkan pamanmu
merasakan hal yang sama. Itu sebabnya dia datang kepadaku, Jadi Siapa lagi yang kau miliki
sekarang?” kata Dong Jin penuh harapan.
“Yah... aku lihat, memang aku tidak punya orang lain. Kita keluarga.. Itulah mengapa kau berbohong kepadaku. Tapi mengapa kita keluarga? Apakah kau memiliki dokumen
hukum? Apakah
kau menjadi keluarga ... jika
kau meminjamkan seseorang 30 juta Won? Kami
tidak saling berhubungan! Tidak
ada.” ucap Na Ri sedikit mabuk berdiri dari tempat duduknya.
Dong Jin hanya diam saja, Na Ri pun berjalan bertanya berapa
bayaran semuanya, Dong Jin mengaku akan
membayarnya, Bibi memberitahu semuanya 15ribu won. Dan Na Ri pu memberikan Dong Jin yang
membayarnya.
bersambung ke part 2
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Tidak ada komentar:
Posting Komentar