PS : All images credit and content copyright : KBS
Na Ri terlihat kesal dengan perkataan Nan Gil "aku berharap untuk melihat
keterampilan memasakmu" lalu membuka kulkas,
seperti ia merasa tak perlu melakukanya, ketika akan menutupnya seperti baru
menyadari semua barang-barangnya tersusun rapi.
Flash Back
Saat Na Ri masih remaja membuka kulkas dan semua barang
berjatuhkan karena ibunya tak bisa menata kulkas dengan baik. Lalu berteriak
agar meminta untuk membersihkan kulkasnya.
“Dasar Penggila kerapihan. Dia seperti
seorang dalam menyusun.” Umpat Na Ri kesal
Ia tiba-tiba terdiam saat datang ke rumahnya melihat
kulkas dalam keadaan rapih dan tersusun dengan baik lalu berteriak memanggil
ibunya. Ibu Na Ri kaget bertanya ada apa berteriak memanggilnya. Na Ri bertanya Ada apa dengan
kulkasnya
“Jangan tiba-tiba berubah. Itu
menakutkan!” ucap Na Ri panik
“Aku... aku tidak melakukannya...Orang tidak berubah dengan
semudah itu. Jangan
khawatir.” Kata Ibu Na Ri tersipu-sipu malu sambil
mencuci piringnya
Akhirnya Na Ri pun jatuh lemas bersandar di kulkas
bertanya pada ibunya apakah ini bukan mimpi, sementara Nan Gil melihat ponsel
seperti milik ibu Na Ri dengan wallpaper bersama dengan anaknya, lalu menaruh
di laci yang terkunci.
Na Ri mulai menyiapkan menu makan malam, membuat japchae,
bulgogi dan tak lupa sup dengan bangga merasa kalau Nan Gil berpikir dirinya
tak bisa melakukan semua ini. Sementara Nan Gil mondar mandir didepan rumah
terlihat gelisah menunggu seseorang. Na Ri keluar dari rumah binggung melihat
Nan Gil dengan pakaian rapih
“Ah... Tidak...Dia adalah ayah tiriku... Dia adalah ayah tiriku...” ucap Na Ri menyakinkan dirinya dan seperti sudah
memanggil ayah.
“Makan malam sudah siap. Tamunya terlambat. Apa kau mau
menunggu sedikit
lebih lama? Apa kau
tidak lapar?” Kata Na Ri ramah
“Tidak. Kita tunggu beberapa saat
lagi.” Ucap Nan Gil, Na Ri pun menawarkan minuman sambil
menunggu. Nan Gil binggung ada apa sebenanrya dengan Na Ri
Akhirnya Na Ri mendekati Nan Gil bertanya apakah tamunya
itu penting. Nan Gil
menjawab tentu saja. Na Ri melihat bunga didepan rumahnya, sangat tahu ibunya hanya
bisa menumbuhkan rumput liar dan menurutnay Nan Gil tidak
buruk dan taman adalah seleranya serta menyukai
juganapas bayi.
“Itu adalah bunga soba.” Kata Nan Gil membenarkan. Na Ri mengerti itu bunga soba lalu menunjuk ke bagian lehernya. Nan Gil binggung. Na Ri
pun ingin menyentuhnya dan Nan Gil langsung menepis tanganya.
“Dasimu longgar... Aku sudah memutuskan untuk
menerimamu... Aku
percaya pada pilihan ibu... Aku
merasa seperti dia memiliki rahasia. Kalau
aku sudah menjadi anak yang lebih baik, maka dia
mungkin akan mengatakannya kepadaku terlebih dulu.” Kata Na Ri
“Kau adalah anak yang baik. Dia mengatakan kalau kau adalah
yang terbaik.” Ucap Nan Gil
Na Ri merasa senang mendengarnya, lalu merapihkan dasi
yang dipakain nan Gil dengan benar. Nan Gil sedikit menjauh seperti merasa tak
nyaman. Na Ri mengajak mereka agar bisa lebih akrab lagi walaupun bukan
berarti mereka akan sering bertemu.
Saat itu Dong Jin datang terlihat marah melihat Na Ri
yang memasangkan dasi pada seorang laki-laki muda. Nan Gil melihat Dong Jin
datang langsung menyapa menantunya dan
merasa senang karena datang. Nan Gil binggung dan Na Ri pun kaget ternyata yang
datang adalah Dong Jin.
“Ah.. di Pemakaman...Tukang service” ucap Dong Jin, Na Ri kaget kalau Dong Jin
melihat Nan Gil di pemakaman.
“Aku pikir kau bekerja di tempat
pemakaman. Ternyata Kau adalah keluarga. Tidak heran kau bekerja sangat
keras.” Ucap Dong Jin merasa bersalah.
“Kenapa kau ada di sini?” ucap Na Ri ketus. Dong Jin menanyakan keadaan Na Ri
karena mendengar masuk UGD.
Na Ri binggung karena Dong Jin bisa mengetahuinya, Nan
Gil mengaku kalau ia sengaja meneleponnya. Dong Jin pun baru tahu kalau Nan Gil ternyata yang
menelpnya lalu merasa kalau Nan Gil baru saja meremehkan Na
Ri. Na Ri pun bertanya siapa yang memberikan nomor telp Dong
Jin dan berpikir Nan Gil sudah membuka ponselnya.
“Aku mendapatkan kartu namanya di
pemakaman.” ucap Nan Gil langsung disela oleh Dong
Gil karena Nan Gil bicara dengan Na Ri dengan bahasa Banmal seperti terus meremehkan...
“Terlepas dari itu Bagaimana
kau bisa melakukan ini tanpa bertanya? “ kata Na Ri marah
Nan Gil memperingatakan Na Ri agar memperhatikan
apa yang dikatakan. Dong Jin benar-benar bingung karena Nan Gil yang masih
muda berbicara banmal dengan Na Ri yang terlihat jauh lebih tua. Nan Gil
memegang pundak Dong Jin memberitahu kalau pria itu bekerja
keras di pemakaman seperti keluarga dan Semua
orang menganggapnya
keluarga.
“Dia seseorang yang bisa kau
andalkan jadi Dia harus tahu kau masuk UGD.” Ucap Nan Gil
“Aku tidak memiliki keinginan
untuk mengandalkan siapa
pun.” Tegas Na Ri, Dong Jin benar-benar penasaran kenapa Na
Ri malah bicara formal dengan Nan Gil yang lebih tua.
“Apa kau membuat kesalahan besar?” tanya Nan Gil, Dong Jin benar-benar binggung bertanya
kenapa pria itu berbicara banmal juga padanya.
“Jangan ikut campur. Pergi saja...” tegas Na Ri tapi Nan Gil meyuruh Dong Jin agar membwa
Na Ri bicara.
Dong Jin binggung bertanya apakah Nan Gil berbicara
padanya. Nan Gil kembali memegang pundak Dong Jin meminta agar membawa Na Ri ke sebuah
rumah sakit besar di Seoul untuk di tes
kembali karena dokter mengatakan
itu stress jadi Jangan
membuatnya stres. Na Ri menyangkalnya dan kesal pada Nan Gil menurutnya
ayah macam apa yang melakukan seperti itu. Dong Jin heran mendengar Na Ri
memanggil ayah.
“Sudah aku katakan tidak, jadi
jangan lakukan ini lagi. Itu
bukan urusanmu. Jadi Pergi saja” kata Na Ri lalu masuk ke dalam rumah. Dong Jin
dibuat binggung dan Nan Gil pun berteriak marah bertanya apa yang sudah
dilakukan Dong Jin pada anaknya.
Nan Gil masuk rumah menepuk pundak Na Ri meminta maaf karena
sudah menelepon tanpa
bertanya. Na Ri menegaskan kaalu sudah menerimanya
karena semua terlepas dari
kepercayaan demi ibunya. Dong Jin masuk dengan
melirik binggung dan melihat suasana.
“Kalau kau ayahku, setidaknya kau
harus memukulnya.” Ucap Na Ri penuh dendam,
“Aku tidak mengerti apa yang
terjadi. Apa kau
bersedia menjelaskannya kepadaku?” kata Dong
Jin Nan Gil melirik sinis pada Dong Jin dengan kepalan tanganya.
Nan Gil sudah siap dengan kepalan tanganya dan Na Ri pun
dengan bangga, tapi akhirnya Nan Gil hanya menepuk pundak meminta agar Dong Jin
untuk pergi hari ini juga.
Na Ri masuk kamar membereskan barang-barangnya, Dong Jin
masuk kamar langsung mengumpat Na Ri itu bodoh.
Na Ri marah melihat Dong Jin yang berani masuk ke dalam kamarnya. Dong
Jin mengerti Na Ri pasti masih marah dan meminta agar membiarkan dirinya
bicara. Na Ri memperingatkan Dong Jin untuk tak ikut campur dan pergi saja.
“Bagaimana mungkin aku tidak
peduli? Apa dia
sudah gila?” ucap Dong Jin. Na Ri bertanya siapa
yang sedang dibicarakanya.
“Dia merayu ibumu yang tidak
bersalah. Dia jelas
seorang penipu! Apa
kau bodoh? Kenapa kau bersikap sopan kepadanya? Apa yang dia mau? Apa dia ingin uang? Apa dia berencana untuk tinggal
di sini?” ucap Dong Jin marah dan melihat Na Ri yang mulai
berkemas
“Apa dia mengatakan kalau ini
adalah rumahnya? Apa
dia memintamu untuk pergi?” teriak Dong Jin, Na Ri
meminta agar Dong Jin tak perlu ikut campur
“Dan jangan menghina ibuku. Aku
percaya padanya.” Tegas Na Ri, Dong Jin
melihat Na Ri itu sangat menyedihkan.
Dong Jin pikir Na Ri bisa mengetahui kalau ia juga merasakannya dan Ini jelas bagi siapa pun menurutnya Ibu Na Ri masuk dalam
jebakan seorang gigolo muda. Na Ri langsung memukul
kepala Dong Jin dengan buku tebal ditanganya.
“Apa ibumu benar-benar meninggal dalam kecelakaan mobil? Apa kau tahu bagaimana kecelakaan
itu terjadi? Bagaimana
dengan pamanmu? Lalu Sejak
kapan kau kehilangan kontak dengan dia?” ucap Dong
Jin. Na Ri sempat terdiam seperti mulai meragukanya.
Saat itu terdengar bunyi suara pesan masuk bertubi-tubi,
Yeo Joo memborbardir ponsel Dong Jin dengan mengirimkan satu kata dalam tiap
pesananya (Apa
kau sedang dalam pertemuan? Aku merasa buruk.) Dong Jin pun menyingkir sambil mengeluh Yeo Joo mengirim
pesan teks dengan terpotong-potong. Na Ri
hanya bisa tersenyum sinis mendengarnya.
Yeo Joo sedang berolahraga, salah seorang temanya
terlihat kelelahan merasa pasti berjalan dengan baik karena Yeo Joo mengirim pesan teks saat
berolahraga. Yeo Joo mengatakan tidak karena pacarnya
itu berbohong bahwa sedang dalam sebuah pertemuan tapi pergi untuk menemui pacar lamanya dan ia berpura-pura bodoh.
Si teman terlihat kalau Yeo Joo malah senang, Yeo Joo
pikir itu karena Dong Jin berbohong kepadanya. Si pria tak mengerti maksudnya. Yeon Joo menjelaskan
kalau sebelumnya pria yang dikencaninya itu bicara
tentang pacarnya secara terbuka jadi berarti tidak bisa menelepon saat mereka
bersama Tapi
sekarang, pacarnya itu berbohong
kepadanya. Dan Ia sekarang jadi yang pertama untuk Dong
Jin. Si pria merasa Yeo Joo beruntung
menjadi yang pertama.
Na Ri ingin keluar dari rumah tapi di halangi oleh Dong
Jin, lalu memintanya untuk segera pergi. Dong Jin bertanya apakah Na Ri tahu
berapa banyak nilai rumah ini. Na Ri menyindir Dong
Jin datang untuk mengevaluasi nilai rumahnya. Dong Jin memberitahu kalau rumahnya itu adalah
tempat yang panas.
“Tempat wisata berbaris untuk
mengembangkan daerah ini. Dia
tahu itu dan berhasil menguasai ibumu. Dia
merencanakannya sejak awal.” Kata Dong Jin, Na Ri
tak peduli ingin pergi tapi akhirnya Dong Jin kembali menghalangi jalanya.
“Hei. Tunggu... Bagaimana dengan 30.000 dolar?” ucap Dong Jin mencari alasan. Na Ri mengatakan akan
membayarnya.
“Kenapa kau harus membayarnya? Rumah ini adalah milikmu. Bahkan kalau kau putus denganku,
lindungi rumah ini. Apa
kau mengatakan percaya pada pilihan ibumu? Jangan terlalu naif... Ibumu dan kau tertipu karena itu!” tegas Dong Jin sinis
Na Ri melirik melihat Nan Gil yang sudah ada didepan
pintu, Dong Jin menengok dan terlihat panik melihat tatapan Nan Gil. Tapi Nan
Gil menyuruh Na Rimakanlah agar bisa minum obat. Na Ri seperti menuruti layaknya seorang anak pada
ayahnya.
Dong Jin akhirnya mendekati Nan Gil merasa kalau
mendengar percakapan mereka dan merasa bersalah sekarang. Ia merasa Nan Gil itu
memilih target yang salah untuk ditipu dan memberitahu berapa
banyak pengacara dan hakim
yang dikenalnya.
“Aku tidak peduli, jadi aku tidak
akan bertanya... Tidak
sama sekali.” Tegas Nan Gil lalu pamit untuk mengaduk
adonan.
“Jangan coba-coba macam-macam dengangku...Kemasi
barang-barangmu dan keluar, kau gigolo penipu!”
teriak Dong Jin marah, Nan Gil hanya memegang pergelangan tangan Dong Jin lalu
melepaskanya. Dong Jin merasakan tanganya terasa kesakitan.
Kwon Duk Sim didalam kamarnya melihat semua hasil foto
yang diambilnya secara diam-diam,
tersenyum sendiri melihat sosok Nan Gil, lalu melihat Na Ri yang tak sengaja
terambil lalu bertanya-tanya siapa wanita itu.
Tiba-tiba Duk Bong datang dan Duk Sim lalu menutup layar dengan
permainanya.
“Ini gedungku. Sudah kukatakan
kepadamu untuk
tidak mengunci pintumu.” Tegas Duk Bong bisa membuka
pintu kamar adiknya.
“Kudengar kau bolos sekolah... Ini hidupmu, jadi aku tidak
sepenuhnya peduli. Tapi
kalau dipikir-pikir, aku harus mengambil alih kota ini. Sekarang Aku cukup terkenal Jadi adikku tidak bisa seperti
ini.” tegas Duk Bong lalu mengambil laptopnya akan menyitanya
karena adiknya iu tidak membeli apapun di dalam ruanganya.
“Setiap kali kau membolos kelas, maka aku akan menyita satu barang.” Tegas Duk Bong
Duk Sim langsung mengajak kakaknya agar bernegosiasi kalau ia mendapatkan satu peringatan maka akan mengembalikannya dan hari ini belum termasuk. Duk Bong pun setuju Tapi
kalau Adiknya itu membolos lagi maka seluruhnya akan menghilang termasuk adiknya. Duk
Sim merasa itu bukan negosiasi tapi
ancaman, Duk Bong tak peduli memberitahu kalau akan pergi ke Seoul jadi Jangan mencoba melakukan apapun
atau akan mati.
Nan Gil mulai membuat adonan kulit dumpling lalu
tiba-tiba teringat dengan saat Na Ri merapihkan dasinya dan meminta agar lebih akrab. Senyuman Nan Gil tak bisa disembunyikan seperti sangat
bahagia, saat itu tiba-tiba dikagetkan dengan Na Ri yang sudah ada
disampingnya.
“Berikan aku nomormu.” Kata Na Ri, Nan Gil pun memberikan nomor ponselnya.
Saat Na Ri menelp balik terdengar suara ringtone milik Nan Gil “Kalau
aku langit... aku ingin
semburat wajahmu.”
Flash Back
Na Ri duduk bersama dengan ibunya menyanyikan lagi
kesukaan ibunya
“Sama seperti cahaya merah yang
berkedip malam hari, aku ingin
semburat pipimu. Kalau
aku seorang penyair maka Aku
akan bernyanyi untukmu. Sama
seperti seorang anak kecil meringkuk di dada ibunya maka aku ingin bernyanyi dengan
gembira.”
Na Ri seperti merasakan kalau Nan Gil memang benar-benar
sangat dekat dengan ibunya, lalu meminta agar Nan Gil menyanyikan lagu itu. Nan
Gil binggung, Na Ri yakin Nan Gil pasti tahu lagu itu karena Ibu menyanyikannya sepanjang
waktu. Nan Gil seperti tak pecaya diri tapi akhirnya
menyanyikan lagu yang disukai oleh Ibu Na Ri
“Apa yang kau lakukan saat kau merindukan ibu?” tanya Na Ri
“Aku menutup mataku... dan berkata, "Aku
merindukanmu." Lalu
aku melihatnya. Dia
selalu tersenyum.” Ucap Nan Gil. Na Ri bisa
mengerti lalu memberitah kalau akan naik bus terakhir. Nan Gil mengerti dengan senyuman bahagia.
“Sepertinya kau senang karena aku
akan pergi.” kata Na Ri, Nan Gil menyangkalnya kalau
tidak sama sekali.
“Aku akan mengambil
barang-barangku nanti.” Ucap Na Ri, Nan Gil
mengangguk mengerti, lalu menjelaskan maksudnya
bisa meninggalkan barang-barangnya.
Nan Gil mengantar Na Ri berjalan keluar rumah, seperti
seorang ayah yang khawair menyuruh Na Ri Pergi ke
sebuah rumah sakit di Seoul, Jangan
sampai stress, Makan dan
tidur dengan baik dan melihat kalau memiliki
lingkaran hitam, kulitnya kering, dan memiliki keriput...
“Berhenti berbicara tentang
keriput! Itu stres.” Teriak Na Ri kesal, Nan Gil
sempat ketakutan lalu meminta Na Ri menunggu dan bergegas kembali ke dalam
rumah.
Na Ri keluar rumah melihat Dong Jin masih menungunya,
Dong Jin mengaku kalau ia bersalah tapi melihat sikap Na Ri merasa putus
dengannya seakan sedang menunggu. Na Ri pikir itu memalukan mengatakan hal itu dan meminta
agar memberitahu Ibu Dong Jin itu
sudah berakhi dan jawab
teleponnya dan merasa menyesal
karena dirinya yang paling jarang menelepon.
“Kau bertindak seakan kau sangat
pintar... Kau tidak akan pernah mendapatkan
uang sebanyak ini. Apa
ini lelucon untukmu?” ucap Dong Jin marah
“Apa kau marah... karena itu hampir menjadi
milikmu?” sindir Na Ri, Dong Jin meminta agar Na Ri sadar
“Itu milik ibumu, jadi itu
milikmu.,, Ibumu ingin kau memilikinya.” Kata Dong Jin
Na Ri merasa tak peduli dan meminta agar Berhenti
bersikap materialistis. Dong Jin pun kembali
meminta agar Na Ri mengembalikan uang 30ribu dollar sekarang. Saat itu Dok Bong datang bertanya apa yang sedang mereka
lakukan. Dong Jin binggung bertanya apakah Na Ri mengenalnya lalu terdengar
kembali bunyi pesan masuk dari Yeo Joo bertubi-tubi.
Nan Gil akhirnya keluar rumah, Na Ri merasa sekarang Seluruh warga akan segera
datang dan bertanya apa yang dibawa Nan Gil untuknya. Nan Gil
memberitahu kalau itu dumpling. Duk Bong pun mengejek itu seperti cinta
orang tua. Nan Gil tak memperdulikanya menurutnya
Na Ri perlu makan masakan rumah untuk melawan insomnia stres, lingkaran hitam, serta keriput. Na Ri meminta aga Nan Gil tak banyak bicara lagi.
“Tunggu dulu. Masakan rumah harus
mencakup... nasi,
sup, lauk, dan semuanya. Pangsit
dari Hong bukan masakan rumah.” Kata Duk Bong mengejek
“Ini Pangsit Hong buatan Hong Na
Ri, jadi ini masakan rumah.” Tegas Nan Gil lalu
melihat Dung Jin yang sedang sibuk dengan ponselnya.
Nan Gil berpikir kalau memang Duk Bong pergi ke seoul
kenapa tak memberikan tumpangan pada Na
Ri saja. Duk Bong pun langsung menyuruh Na Ri masuk mobilnya. Na Ri sempat
binggung tapi melihat Dong Jin yangs udah mengkhianatinya memilih untuk
buru-buru masuk ke dalam mobil.
Dong Jin sedang asyik mengirimkan pesan binggung melihat
mobil Duk Bong yang lewat dan bertanya kenapa pria itu mengambil pacarnya. Dalam
perjalanan Duk Bong membahas kalau Pria
pengirim pesan teks itu membuatnya khawatir dan Ayah tirinya itu kelihatan seperti akan
membunuhnya setelah
membuat mereka pergi.
“Jadi Siapa dia?” tanya Duk Bong penasaran
“Seseorang yang bisa mati.. Jangan mencoba untuk mencari
tahu.” Kata Na Ri
“Aku menjadi kreatif, tetapi kau
menghindarinya. Jadi aaku akan berkata "Siapa
orang itu?" Membosankan
untuk bertanya secara langsung seperti itu.” kata Duk
Bong
Na Ri meminta agar menurunkan di pinggir jalan saja, Duk
Bong mengatakn tidak bisa melakukan itu karena Ayah tirinya meminta untuk mengantarnya. Na
Ri pun mengerti dan ia pun juga tidak benar-benar ingin keluar dari mobil. Ia mengaku sangat lelah jadi akan tidur
dengan tenang dan Duk Bong bisa menyetir mobil dengan baik.
“Aku mengantarmu menggunakan
mobilku dua kali
dalam satu hari. Apa
kau tidak bersyukur?” ucap Duk Bong, Na Ri pun
mengucapkan terimakasih
“Aku tidak akan berhenti di sebuah
peristirahatan. Aku
benci tempat dengan banyak orang, makanan, dan kamar mandi yang bau bahkan dicampur bersama-sama.” Ucap Dong Bong,
Na Ri memilih untuk memejamkan matanya dengan memberikan suara
dengkuran.
Sementara Nan Gil
dengan mata melotot mendekati Dong Jin mengatakan uang 30.000
dolar kalau ia akan mengembalikannya. Jadi jangan menunjukkan wajahnya di depan Na Ri lagi. Dong Jin mengangguk mengerti dan terlihat ketakutan.
Na Ri kembali bertugas dalam pesawat dengan temanya Yeon
Mi dengan mengambil gelas-gelas bekas minum. Di belakang Yeon Mi bertanya
apakah Na Ri benar-benar putus. Na
Ri membenarkan. Yeon Mi tak percaya kalau
Penyihir itu cukup cepat. Na Ri bingung apa maksud dari ucapan temanya itu.
“Saat makan malam perusahaan, Yeo Joo mengatakan kau putus
dengan sangat yakin.” Kata Yeon Mi, Na Ri menahan amarah karena sebenarnya
yang membuatnya putus adalah Yeo Joo.
Ketika berjalan ke belakang, semua kru pesawat memberikan
pesta kejutan dengan Yeo Joo memberikan lirikan liciknya pada seniornya sambil
menyanyikan lagu Selamat
ulang tahun, setelah itu memberikan hadiah untuk Na Ri dari mereka semuanya.
“Ini adalah 98 dolar, bukan? Aku masih memiliki beberapa, jadi
aku akan menukarnya
untuk para pria.” Ucap Na Ri
“Kau pacar yang sangat setia... Apa itu untuk pacar sembilan
tahunmu?” kata temannya, Na Ri menjawab Tidak ada komentar.
“Yeo Joo. Apa kau mengatakan
pacarku dan aku putus? Bagaimana
aku bisa putus? Sepertinya
kau tahu.” Sindir Na Ri, Yeo Joo menyangkal tidak pernah mengatakan
itu tapi temanya yakin kalau Yeo Joo yang mengatakanya. Yeo
Joo memilih untuk kabur.
Na Ri memeriksa ponselnya saat mendarat dibandara dan
melihat semua artikel yang dikirimkan dari Nan Gil (Stres
menyebabkan insomnia, Hal yang
harus dihindari sebelum tidur) dan melihat Nan
Gil yang mengirimkan
setidaknya satu setiap hari.
“Dia sangat sering mengomel. Dia
lebih buruk dari ibu.” Ungkap Na Ri lalu mencoba
menelp pamanya tapi ternyata masih tak aktif.
Na Ri pulang dengan menaiki bus mengirmkan pesan pada
pamanya
(aku tahu tentang uang itu, jadi datanglah saat ulang tahun Ibu.) Saat itu juga ponselnya berdering terdengar suara
pamanya. Paman langsung
meminta maaf pada Na Ri dan juga pada ibunya,
“Di mana kau? Aku memotong semua rumput liar di halamanmu. Ayo kita bicara berdua saja” kata Na Ri
“Kurasa aku tidak akan bisa datang
saat ulang tahunnya Maaf,
Na Ri.” Kata Paman lalu menutup telpnya.
Na Ri mencoba menelp ke nomor yang digunakan pamanya,
ternyata nenek yang sudah kurang pendengar mengangkat. Na Ri akhirnya hanya
bisa bertanya keberadaan nenek itu. Sang Nenek memberitahu ada di Supermarket
Seulgi.
Na Ri pun pergi dengan mengunakan taksi lalu melihat ada
beberapa orang sedang bermain kartu di depan dan tak melihat sosok pamanya,
lalu masuk ke dalam minimarket bertanya pada nenek apaka
Paman Jung Nam ada di dalam. Si nenek memberitahu
kalau Jung Nam sudah pergi.
Akhirnya Na Ri mencoba pergi ke rumah pamanya, tapi
melihat ada beberapa orang seperti preman didepan rumahnya. Anak buahnya
memberitahu kalau tidak ada orang di rumah. Na Ri tiba-tiba ditarik seseorang untuk bersembunyi. Nan
Gil memberitahu kalau itu dirinya jadi Na Ri tak perlu takut dan menyuruhnya Pulang
ke rumah.Na Ri memberitahu kalau pamanya sudah
kembali. Nan Gil mengerti jadi meminta agar Na Ri segera pulang ke rumah.
Nan Gil mendekati beberapa preman yang ada didepan rumah,
Seorang pria seperti ketua genk keluar dari mobil menyapa Nan Gil yang sudah
lama tak bertemu. Nan Gil bertanya Kenapa datang dengan
rombongan, lalu menyindir apakah dirinya masih
membuatnya merasa ketakutan.
“Anak-anak itu ingin tahu tentang
legenda.... Katakan "Hai".” Ucap si pria, Semua anak buahnya pun membungkuk
memberikan salam, Nan Gil pun bertanya apa yang sedag mereka lakuka.
“Aku mendengar kalau Shin Jung Nam
kembali.” Ucap si pria, Nan Gil mencoba menyangkal siapa yang
memberitahukan hal seperti itu dan memperingatkan kalau mereka harus
saling percaya. Si pria pun terlihat
ketakutan.
Na Ri menunggu di depan restoran Hong, lalu melihat dua
mobil yang sudah meninggalkan rumah pamanya. Nan Gil kembali pulang, Na Ri
langsung bertanya siapa orang itu. Nan Gil terlihat gugup lalu mencoba
mengalihkaan dengan mengambil kotak makan yang dibawa Na Ri kembali.
“Kau tahu betapa berharganya wadah
makanan ini” kata Nan Gil
“Siapa orang-orang yang ada di
rumah pamanku?” tanya Na Ri penasaran
“Orang seperti itu biasanya tidak
mengatakan siapa mereka. Kenapa
mereka selalu memakai jas?” Tegas Nan Gil.
“Dia adalah temanmu dengan menyapamu
"Hei. Nan Gil. Lama tidak bertemu." Dan
dia kelihatan senang bisa melihatmu.” Kata Na Ri curiga
“Orang-orang itu akan seperti itu setelah mereka tahu namamu.”ucap Nan Gil mencoba menyapa Na Ri dengan gayanya.
Na Ri pun bertanya apakah pamanya sedang ada dirumah, Nan
Gil mengatakan tak ada. Na Ri binggung
karena Pamanya itu pergi ke supermarket dan tak ada dirumah. Nan Gil mengatakan
paman Jung Nam memang tak ada dirumah. Na Ri mulai membahas tentang Nan Gil
yang menikah dengan ibunya, tapi mengubah ucapanya.
“Apa kau tidak mengenal pamanku dengan
baik? Ibuku
sangat menjaga dia.” Kata Na Ri
“Aku ingin menjaganya, tapi dia
tidak ada di sini.” ucap Nan Gil
“Apa dia sedang dalam pelarian?
Berapa banyak dia berhutang?” kata Na Ri frustasi.
“Aku mengirim begitu banyak
tulisan-tulisan yang bagus, tapi
kau masih tidak bisa mengendalikan kemarahanmu.”
Kata Nan Gil kesal
Na Ri meminta agar Nan Gil memberitahukanya, Nan Gil
membenarkan kalau paman Jung Nam sedang
dalam pelarian. Na Ri menyindir Nan Gil yang mengaku
tak dekat. Nan Gil beralasan kalau tidak pernah berkata
seperti itu. Na Ri yakin Nan Gil masih berhubungan
lewat telp dengan pamanya, Nan Gil menyangkalnya.
“Apa kau meminjamkan uang dan
barang?” tanya Na Ri, Nan Gil mengatakan tidak
“Berapa banyak dia berhutang? Katakan kepadanya untuk hanya
menjual rumahnya!” ucap Na Ri, Nan Gil
mengeluh Na Ri begitu ekstrim.
“Apa dia berhutang lebih dari
nilai rumah? Mereka mengatakan
hutangnya tumbuh seperti bola salju. Apa
yang akan kita lakukan dengan pamanku?” jerit Na
Ri frustasi
Nan Gil menyuruh agar membuang saja pamanya, dan karena Paman
Jung Nam adalah adik dari ibunnya
jadi akan menjaganya jadi lebih baik buang
saja paman Jung Nam dari otaknya dan memperingatkan agar jangan mengeluh sakit
punggung ataupun tidak bisa melihat lagi dan menyuruhnya segera masuk ke dalam rumah dan
beristirahatlah karena harus
mengaduk adonan.
Na Ri mengeluh Nan Gil itu selalu pergi untuk mengaduk
adonan,Nan Gil menegaskan kalau ia menjual pangsit jadi Mengaduk adalah hidupnya lalu masuk ke dalam rumah lebih dulu.
Na Ri masuk ke dalam rumah membanting tubuhnya dikasur,
sementara Nan Gil terlihat terdiam dalam ruangan yang gelap. Na Ri teringat
dengan hadiah yang ditukarkan khusus untuk pria lalu berjalan ke dalam restoran
tapi tak melihat Nan Gil di meja dapur karena sebelumnya mengatakan akan
mengaduk adonan. Terlihat celah pintu kamar yang terbuka lalu mendengar
suara Nan Gil seperti bicara di telp dengan wajah dingin
“Sudah kukatakan agar kau jangan
pernah menelepon. Kenapa
kau datang kesini? Sudah
kukatakan untuk jangan pernah melangkahkan kakimu di sini lagi. Ini peringatan terakhir dariku. Kalau kau melakukan ini lagi, Aku tidak bisa mengatakan apa
yang akan terjadi
padamu. Kau tahu
aku selalu menepati kata-kataku.” Ucap Nan
Gil
Na Ri terus mendengarnya seperti merasa Nan Gil sedang
bicara dengan pamanya. Nan Gil ingin berganti baju. Na Ri kaget melihat dua
buah tatto besar dipunggung Nan Gil, saat itu Nan Gil seperti merasakan ada
orang yang memperhatikanya.
bersambung ke episode 3
FACEBOOK : Dyah Deedee TWITTER @dyahdeedee09
INSTRAGRAM dyahdeedee09 FANPAGE Korean drama addicted
Kereeen,,, asik jg neh film.. dtggu klnjutanx ya bak... c4 bnget updatexš
BalasHapuspenasaran bangeet cerita selanjutx
BalasHapusEeegggnnnmm
BalasHapustertarik sma drama ini karna ada sivampir juseon nya hihihhi
Wow critanya mantap
BalasHapusgumawo eonie....
fighting