PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 11 Desember 2016

Sinopsis Weightlifting Fairy Kim Bok Joo Episode 8 Part 2

PS : All images credit and content copyright :MBC

Pelatih Choi kembali ke kampus dengan mengeluh dirinya itu gila dan memalukan karena bisa tidur di rumah Tuan Kim, Pelatih Yoon menyapnya melihat kalau ia menggunakan baju yang sama dan berpikir kalau tidak pulang ke rumah tadi malam. Pelatih Choi mengelak kalau ia pulang,  tapi karena menyukai baju seperti itu jadi punya banyak. Pelatih Yoon merasa kalau model bajunya tak terlalu bagus. Pelatih Choi hanya bisa terdiam. 

Semua persenam menimbang berat dan semuanya lulus dengan berat badan 45kg. Pelatih Sung pikir tak mungkin semua bisa lulus uji timbangan lalu berpikir kalau Timbangannya tidak mungkin salah lalu seperti bicara dengan cermin mencari sesuatu dalam timbangan dan menemukan kertas yang terselip.
“Aku tahu itu. Apa Kau pikir aku tidak akan tahu dengan kertas ini?Jadi Siapa pelakunya?” ucap Pelatih Sung, Semua hanya diam termasuk Si Ho
“Apa kau tidak akan mengatakannya padaku? Baiklah, mulai besok, kita akan menggunakan timbangan elektronik yang akurat.” Kata pelatih Sung, semua pun bubar.
 Malam hari, Soo Bin dan salah satu juniornya mengendap-ngendap masuk ruangan lalu mencoba merusak timbangan dengan menginjak-nginjaknya. Tiba-tiba Si Ho datang, keduanya terkejut tapi bisa bernafas lega karena ternyata Si Ho yang datang. Si Ho tersenyum kalau ia yang datang bukan pelatihnya.
“Kenapa kau  ada disini jam segini?” tanya Juniornya, Si Ho membuka jaket dengan pakaian senam didalamnya mengatakn kalau ingin latihan. 

Bok Joo pun mulai latihan untuk naik kelas beratnya, Woo Bin juga mendapatkan pelatihan dari Pelatih Yoon. Tuan Kim tiba-tiba datang menyapa Profesor Yoon dan Pelatih Choi bersama dengan Dae Ho. Pelatih Choi melihat Dae Hoo memalingkan wajahnya karena malu.
“Astaga, kau tidak bisa libur saat akhir pekan karena Bok Joo. Aku membawakan banyak makanan untuk kalian.” Ucap Tuan Kim, Pelatih Yoon pikir hanya melakukan tugas mereka saja sebagai pelatih lalu menyuruh pelatih Choi membawa makanan.
“Pelatih Choi, aku bertemu lagi denganmu setelah tadi pagi.” Bisik Tuan Kim mengodanya, Pelatih Choi panik buru-buru segera membawa semua makanan ditempat penyimpanan.
Bok Joo melihat ponselnya yang bergetar dan telp dari Jae Yi, akhirnya ia pamit pergi dengan alasan ingin pergi ke toilet. 


Di depan taman, Bok Joo akhirnya kembali menelp Jae Yi dengan meminta maaf karena sebelumnya tidak mengangkat teleponya. Jae Yi pikir Bok Joo akanm embuat janji minggu ini tapi  tidak menghubungi sama sekali dan bertanya apakah terjadi sesuatu.
“Sebenarnya...” ucap Bok Joo ragu, Jae Yi meminta agar Bok Joo mengatakan saja.
“Sebenarnya, sepertinya... aku tidak bisa datang ke klinik lagi.” Kata Bok Joo, Jae Yi bertanya apkah ia benar-benar tidak bisa datang sama sekali. Bok Joo terlihat kebinggungan mencari alasanya.
“Sebenarnya... Aku akan sekolah di luar negeri.” Ucap Bok Joo, Jae Yi kaget dan berpikir kalau Bok Joo akan belajar Cello di Jerman.
Bok Joo pun membernakan saja, Jae Yi pikir Itu terdengar bagus dan seharusnya memberim selamat, tapi merasa sedikit sedih karena Rasanya seperti berpisah dengan teman dekat. Dan berpesan kalau memberikan tanda tanganya kalau sudah terkenal nantinya. Bok Joo menahan tangisnya mengucapkan salam perpisahanya, dan setelah menutup telp tangisnya pun tumpah.
“Berhenti menangis, Bok Joo.... Ini bukan sesuatu yang harus kau tangisi.... Berhentilah.” Ucap Bok Joo berusaha menenangkan dirinya tapi tetap saja tak berhenti menangis. 

Joon Hyung akan keluar dari kampus ke pakiran sepeda, menerima telp Bok Joo bertanya ada apa dengan suaranya, Bok Joo memceritakan sudah menghubungi Dr. Jung dan mengatakan padanya... kalau tidak bisa datang lagi ke klinik. Joon Hyung ingin tahu yang dikatakan kakaknya.
“Dia tidak banyak bicara.” Ucap Bok Joo menangis, Tapi Joon Hyung bisa mendengar Bok Joo menangis
“Dimana kau? Apa kau sudah ada di luar?” tanya Bok Joo, Joon Hyung mengaku masih ada dikamar dan menanyakan keberadan Bok Joo, akhirnya ia kembali mengunci sepedanya dan berlari pergi. 

Bok Joo melempa koin yang diberikan Joon Hyung ke kolam pengharapan. Joon Hyung bertanya Apa keinginannya akhir-akhir ini. Bok Joo berharap orang yang disukai akan menyukainya juga, tapi menurutnya itu tak mungkin Walaupun begitu masih saja berharap itu secara tidak sadar karena kalau tidak, akan merasa sedih.
“Apa alasan yang kau berikan saat kau bilang tidak akan ke klinik lagi?” tanya Joon Hyung
“Aku bilang akan sekolah di luar negeri Untuk bermain cello.” Ungkap Bok Joo, Joon Hyung merasa Bok Joo  sudah memikirkan  dengan hati-hati dengan menahan tawa. Bok Joo memperingatakan tak tertawa karena semua itu disebabkan oleh Joon Hyung.
“Maafkan aku, tapi aku tidak menginginkan itu terjadi.” Ucap Joon Hyung merasa tak enak, Bok Joo pun tak ingin membahasnya lagi karena  sudah terjadi.
“Bukan hanya kau yang harus disalahkan. Aku menyalahkan cinta.” Kata Bok Joo
“Kau mungkin bisa jadi puitissetelah cintamu bertepuk sebelah tangan.” Ejek Joon Hyung
“Aku lebih sentimental dari yang kau pikirkan. Sejujurnya, inilah yang membuatku merasa terluka. Sampai akhir, aku harus berbohong pada Dr. Jung. Aku ingin bisa jujur padanya setidaknya sekali.” Ungkap Bok Joo merasa menyesal.
Joon Hyung menasehati agar  Jangan terlalu banyak berpikir karean bisa sakit kepala, jadi lebih baik anggap saja sebagai cinta pertamnya dan membiarkanya pergi menurutnya kalau h cinta terakhir lebih penting  bagi wanita daripada cinta pertama. Bok Joo rendah diri kalau merasa  tidak akan pernah menemukan cinta lagi dan mungkin akan melakukan angkat besi sampai mati.
“Kau hanya mengasihani dirimu sendiri.” Ucap Joon Hyung, Bok Joo merasa itu kenyataannya.
“Aku harus kembali ke realita dan fokus pada angkat besi.” Kata Bok Joo pasrah, Joon Hyung terlihat kasihan lalu duduk didepan Bok Joo bertanya jam berapa selesai latihan hari ini, lalu mengajaknya untuk pergi ke club karena sekarang saatnya Bok Joo mentraktirnya.

“Tidak, mungkin lain kali, karena Aku tidak punya cukup tenaga.” Kata Bok Joo menolak
“Kalau begitu bagaimana dengan nonton film? Aku akan mentraktirmu semuanya termasuk popcorn dan minumannya. ” Ucap Joon Hyung, Bok Joo tak percaya mendengarnya. 
“Biasanya, aku tidak pergi ke bioskop dengan temanku karena itu buang-buang waktu, tapi aku sudah berbuat kesalahan, dan kau juga sudah memberiku beberapa koin. Aku selalu mengembalikan apa yang aku terima. Jadi Bagaimana menurutmu?Kau mau pergi, kan?” kata Joon Hyung mencoba mengajaknya pergi.  Bok Joo pun bertanya jam berapa menontonya, Joon Hyung mengatakan  akan menonton apapun yang diinginkan

Si Ho duduk sendirian di ruang TV dengan menonton Shopping King Louie, Nan Hee dan Sun Ok akan pergi menonton TV melihat Si Ho yang ada disana seperti ingin  memukulnya karena geram dengan sikapnya. Si Ho menengok melihat keduanya, Akhirnya dua teman Bok Joo memilih untuk meninggalnya.
Wajah Si Ho terlihat benar-benar sangat tertekan dengan semua masalahnya, lalu mengambil snack dalam kulkas. Beberapa saat kemudian, wajah Si Ho terlihat pucat dan masuk ke sebuah apotik merasa sakit perut. Apoteker yang melihat wajah Si Ho yang pucat memberikan obat dan meminta agar pergi ke dokter kalau masih belum baikan. Si Ho mengerti lalu keluar dari apotik, tapi akhirnya tubunya malah jatuh pingsan. Si pegawai apotik yang melihatnya langsung berlari menghampiri dengan wajah panik. 

Joon Hyung menuangkan air untuk ayahnya, Nyonya Lee datang memberikan sebuah hadiah mengatakan kalau itu dari kanada,  karena Hari Natal sebentar lagi, menurutnya sang ibu pasti  mengingatnya setiap tahun dan pasti sangat menyayanginya. Joon Hyung terdiam karena mengetahui kebenaranya kalau yang memberikan hadiah itu adalah paman dan bibinya.
Nyonya Lee meminta agar Joon Hyung membukanya, Joon Hyung pun membukanya ternyata sepasang sepatu kets dengan itu memang seleranya. Joon Hyung melihat itu sepertinya model terbaru dan mencobanya, ternyata sangat pas. Tuan Jung berkomentar sudah pasti tentang pas dengan kakinya. Nyonya Lee melirik suaminya karena takut Joon Hyung curiga.
“Ah, itu benar-benar cocok denganmu. Bagaimana dia bisa tahu ukuran sepatumu?” ucap Tuan Jung mencoba untuk  menutupi kebohonganya.
“Wahh.. Aku sangat terkesan, ternyata Ibu dan anak pasti punya ikatan batin.” Komentar Nyonya Lee agar Joon Hyung tak curiga.

Joon Hyung merasa tak enak hati dan meminta izin harus segera pergi, Nyonya Lee pikir mereka bisa makan bersama, Joon Hyung mengataankalau akan akan makan nanti saja. Setelah Joon Hyung pergi, Nyonya Lee berbisik pada suaminya kalau se harusnya tidak membeli yang pas dengan ukurannya tapi  ukurannya lebih besar. Tuan Jung pikir kalau  tidak bisa membeli yang lebih besar hanya karena alasan itu karena tidak akan bisa memakainya.
Joon Hyung duduk dikamarnya dengan melihat beberapa kartu pos dari ibunya[Untuk anakku tersayang, Joon Hyung] lalu teringat dengan pertanyaan Dokter Kim kalau apakah ia  tidak ingin mencarinya dan berharap akan bisa menghadapi masalah itu. Ia pun mengerti  keyword [Cara mencari seseorang di Kanada] lalu tiba-tiba ponselnya berdering dari Si Ho dengan wajah malas mengangkatnya. 


Bok Joo sudah ada didepan bioskop sendirian, mengeluh kesal karena Joon Hyung belum juga datang dan berpikir kalau membeli tiketnya sekarang. Ia melihat sekeliling banyak orang yang sedang berpasangan saling bermesraan, dengan kesal kalau itu membuatnya sakit mata dan mencari tempat sepi.
Joon Hyung sudah ada didalam taksi dengan Si Ho yang duduk disampingnya, dengan wajah perhatian bertanya apakah kepalanya masih terasa sakit, Si Ho mengelengkan kepalnya. Joon Hyung pikir Si Ho akan baikan karena sudah disuntik. Si Ho meminta maaf karena Joon Hyung satu-satunya orang yang bisa dipikirkan untuk meminta tolong.
“Bukankah kau harusnya pulang ke rumah dan bukannya di asrama?” pikir Joon Hyung
“ Orangtuaku akan segera bercerai. Di rumah semuanya akan terasa kacau. Jika aku pulang ke rumah, maka aku akan merasa sakit lagi. Aku tidak tahu, tapi kami juga kehilangan rumah. Kami tidak bisa membayar hutang-hutangnya.Supaya aku bisa tetap sekolah senam, keluargaku sudah melakukan terlalu banyak pengorbanan.” Ungkap Si Ho, Joon Hyung terdiam seperti tak percaya dengan masalah yang dihadapi Si Ho
“Aku merasa terbebani dengan itu, dan pengorbanan yang dilakukan keluargaku menimbulkan luka untuk mereka. Aku mungkin tidak akan memulainya kalau saja aku tahu seberapa sulit ini. Aku terlalu muda saat itu, dan tidak bisa berhenti sekarang. Aku sudah terlalu jauh untuk berhenti.” Cerita Si Ho. 

Bok Joo masih menunggu sampai ketiduran, bertanya-tanya apakah Joon Hyung akan datang atau tidak. Joon Hyung mengandeng tangan Si Ho saat berjalan agar tak terjatuh. Si Ho pikir harus terus sakit karena senang melihat Joon Hyung yang merawatnya seperti sekarang. Joon Hyung melihat ponselnya bergetar dan langsung panik karena punya janji dengan Bok Joo.
“Hei. Kau bisa sendirian dari sini, kan? Aku harus bertemu seseorang.” Ucap Joon Hyung
“Bisakah kau tinggal denganku sedikit lebih lama?” kata Si Ho merengek dengan memeluknya, Joon Hyung melepaskanya, karena harus pergi dan sudah terlambat berpesan agar minum obat. 

Bok Joo meluapkan amarahnya, karena Joon Hyung mempermainkanya dan merasa kalau dirinya itu tak punya banyak waktu luang. Ia mengumpat kalau Joon Hyung benar-benar tidak bisa percaya padanya dan tak menganggapnya sebagai teman lagi, dan ia mulai menghabisi semua musuh dengan tembakan bermain games. Sementara Joon Hyung baru sampai mencoba menelp tapi di angkat dan terdengar suara teriakan Bok Joo dari area permainan.
“Apa Kau akan membawaku ke bioskop dan akan mentraktirku? Lebih baik Mati kau sekarang.Mati, mati, mati! Aku akan menembakmu sampai mati!” ucap Bok Joo, Joon Hyung ketakutan melihat Bok Joo yang melampiaskan amarahnya lalu berjalan mendekatinya, Bok Joo sempat meliriknya dan sempat ingin memukulnya.
“Filmnya sudah selesai. Kenapa kau datang?” sindir Bok Joo, Joon Hyung meminta maaf. Bok Joo menyuruh Joon Hyung jangan menganggunya karena sedang bermain games.  Joon Hyung meminta maaf dan Bok Joo mengumpat temanya itu penipu. 

Bok Joo berjalan dengan cepat, Joon Hyung mengejarnya dan terus meminta maaf, Bok Joo tauhu Joon Hyung benar-benar merasa bersalah, tapi  tidak bisa mengatakan alasan mempermainkannya dan  benar-benar ingin menghajarnya. Joon Hyung penuh menunjuk kearah dadanya kalau memang Bok Joo ingin menghajarnya.
“Tidak ada seorang pria pun yang pernah mempermainkanku sebelumnya.” Tegas Bok Joo kesal
“Aku berani bertaruh kau belum pernah pergi ke bioskop dengan seorang pria.” Balasa Joon Hyung, Bok Joo langsung memukul lenganya.
Joon Hyung mengikutinya berpikir kalau sudah dimaafkan karena Bok Joo sudah memukulnya, lalu merayunya untuk mentraktir daging babi panggang, Bok Joo merasa Daging babi tidak cukup bagus untuk menebus dosanya dan ingin makan daging sapi, Joon Hyung menghela nafas kalau ia nanti tak memakanya. 

Bok Joo berhenti melihat warung tenda, Akhirnya Joon Hyung melihat beberapa tusuk sate yang sudah dimakan Bok Joo, tak percaya kalau setelah makan ini bisa makan daging panggang. Bok Joo merasa tidak makan terlalu banyak karena odeng tidak terlalu mengenyangkan. Joon Hyung pun membantu Bo Joo makan agar tak melukai mulutnya dengan tusuk sate.
“Ah, kekasihmu sangat manis.... Beruntungnya.” Komentar Si bibi penjual, Bok Jo mengaku kalau Joon Hyung bukan pacarnya.
“Lalu, apa dia suamimu? Kau pasti menikah muda. Kalian berdua masih terlihat muda.” Kata si bibi, keduanya bersama-sama kalau mereka  belum menikah. Joon Hyung pun mencoba untuk tak canggung dengan menyuruh Bok Joo makan lebih banyak lagi. 

Keduanya pun masuk ke dalam asrama, Joon Hyung merasa tak pecaya kalau Bok Joo bisa makan segalnya di warung tenda dan juga  masih makan empat porsi daging. Bok Joo mengatakan kalau makanan tadi  tidak terlalu mengesankan di timnya. Joon Hyung melihat Bok Jo memang  benar-benar luar biasa.
“Ngomong-ngomong, terima kasih makanannya, Joon Hyung.. Berkatmu, aku bisa melepaskan stressku.” Kata Bok Joo bahagia
“Baiklah. Pastikan kau makan obat  untuk mencerna semua makananmu sebelum tidur.” Ucap Joon Hyung
“Aku sudah mencerna semuanyadan Kau menghabiskan banyak uang hari ini. Tapi, kau memang harus menebus kesalahan yang telah kau lakukan.” Komentar Bok Joo
“Ya. Aku memang teman yang buruk jadi benar-benar minta maaf.” Kata Joon Hyung sinis
Bok Joo melihat Joon Hyung yang bersikap sinis padanya,  dengan memiting kepalnya kalau masih belum belajar dari kesalahannya. Joon Hyung menjerit menerima pitinganya, di lantai atas Si Ho melihat kedekatan Joon Hyung yang Bok Joo membuatnya semakin cemburu.
Ia pun masuk kamar dan langsung mengambil ponsel lalu menghapus semua foto dengan Joon Hyung yang masih disimpan, lalu menangis seperti menyesal karena sudah menghapusnya karena emosi sesaat. 


Woon Gi dan Bok Joo berlatih di ruangan, Sementara Nyonya Lee datang menemui anaknya di klinik. Dua pegawainya menyapa karena Sudah lama tidak bertemu. Nyonya Lee mengaku sibuk akhir-akhir ini. Jae Yi keluar ruangan bertanya kenapa ibunya datang ke klinik.
“Aku membawakanmu japchae dan makanan lainnya untuk kalian.” Kata Nyonya Lee
“Ini pasti untuk ulang tahun Dr. Jung. Terima kasih, Ny. Lee.” Ucap Dua pegawainya.
“Kau tidak perlu melakukannya, karena Aku akan membelikan mereka makan malam.” Kata Jae Yi, Nyonya Lee pikir anaknya itu  masih bisa membelikan mereka makan malam lalu mengajaknya untuk sedikit menjauh. 

Nyonya Lee memberikan kotak makan lain agar diberiakn pada Ah Young. Jae Yi terlihat kaget karena sebelumnya membuat temanya kecewa. Nyonya Lee tahu Ah Young  tinggal sendirian jadi tak tahbi bisa memasak makanan yang sehat untuk dirinya sendiri jadi membungkuskan beberapa lauk juga dan haus memberikan hari ini karena tahu  makanannya basi.
Jae Yi pikir ibunya tak perlu memalukan itu, tapi Nyonya Lee merasa kalau yang diberikan tidak banyak, karena sudah seharsunya bisa berbagi makanan dengan teman anaknya dan juga  memang harus membagi makanan saat hari ulang tahun seseorang supaya umurnya panjang. Jae Yi bertanya apakah itu memang alasan sebenarnya. Ibunya pikir memang apa lagi, dan menduga-duga kalau mereka berdua lebih dari sekedar teman.
“Aku merasa berterima kasih  karena Ibu perhatian pada temanku, tapi jangan mengharapkan sesuatu yang lebih. Aku tidak ingin kehilangan temanku.” Ucap Jae Yi
“Ah. Ibu tidak mengatakan apapun.Aku berbuat baik padanya,supaya kau bisa tetap jadi temannya. Lain kali, undang dia ke rumah kita. Katakan padanya aku merasa kesepian karena tidak punya anak perempuan.” Kata Nyonya Lee, Jae Yi mengangguk mengerti. 

Bok Joo kembali berlatih mengangkat bebanya, Pelatih Choi melihat kalau  Bok Joo sudah 80 persen sukses. Pelatih Yoon meminta agar bisa membuatnya jadi 90 persen, tapi menyuruhnya agar istirahat lebih dulu. Bok Joo mengaku bisa melakukanya, dua temanya pun memberikan semangat. Bok Joo mencoba mengangkatnya, tapi yang terjadi malah mengaduh kesakitan dibagian pinggungnya.
Dua temanya panik, Bok Joo merasa kalau otot pinggangnya kram Pelatih Yoon pun meminta Bok Joo Pergilah ke ruang kesehatan karena terlihat tidak baik-baik saja dan tidak mau ini semakin memburuk. 

Joon Hyung mengemudikan sepedanya melihat Bok Joo berjalan sendirian lalu bertanya mau pergi kemana, Bok Joo mengatakan akan pergi  ke ruang kesehatan dan menyuruh Joon Hyung pergi dan tak perlu memperdulikanya.  Joon Hyung merasa Bok Joo itu terlukan saat latiha dan menyuruhnya agar bisa lebih berhati-hati lagi.
“Bagaimana denganmu? Kau mau kemana?” tanya Bok Joo
“Aku akan memberikan kakakku... Ah. Aku hanya mau keluar.” Kata Joon Hyung tak ingin membuat Bok Joo sedih.
“Hei.. Jika kau menyebutkan namaku pada Nn. Go, maka dia akan mengobatimu dengan lebih baik.” Teriak Joon Hyung sebelum pergi.
Joo pun berjalan pergi. Joon Hyung melihat jalan Bok Joo berpikir kalau lukanya seperti tak parah dan menurutnya harus bicara dengan hati-hati karena tak ingin keceplosan berbicara tentang kakaknya.

Joon Hyung sibuk menaruh hadiahnya diatas meja, lalu memindahknya merasa kalau  harusnya menyimpannya di tempat yang bisa dilihat semua orang. Ia memindahkan pada rak, tapi merasa tak cocok dan melihat vas bunga diatas meja yang diberikan Bok Joo, lalu menyingkirnya dengan menganti hadiah darinya.
Pegawai datang membawakan minuman,  lalu bertanya apa hadiah ulang tahun untuk Dr. Jung. Joon Hyung memberitahu kalau itu speaker dengan bangga kalau  memiliki selera yang bagus, dan bertanya apakah kakaknya sedang keluar karena sengaja ingin menunjukan padanya. Pegawainya memberitahu Jae Yi  pergi untuk menemui temannya dan mengatakan akan pergi ke kampusnya.
Joon Hyung pikir kakaknya akan bertemu dengan Ah Young lalu teringat sebelumnya Bok Joo mengatakan akan pergi ke ruangan kesehatan. 

Jae Yi mengemudikan mobilnya menelp Ah Young kalau ibunya  membawakan beberapa makanan untuknya. Ah Young menyindir apakah ia boleh menerimanya,  dan jika menerimnya apakah Jae Yi akan menceramahinya lagi. Jae Yi mengaku bersalah dan  tidak akan melakukan itu.
“Ngomong-ngomong, sepertinya ibuku menyukaimu waktu itu” kata Jae Yi
“Hei. Tapi aku tidak bisa keluar sekarang. Ada murid yang punggungnya sakit.” Ucap Ah Young, Jae Yi pun akan mengantar sendiri saja ke ruanganya. 

Joon Hyung keluar dari tempat kakaknya berusaha menelp Bok Joo tapi tak diangkat. Bok Joo sedang tertidur dengan bagian punggungnya yang sedang dikompres, Ah Young melihatnya meminta agar membiarkanya selama 20 menit dan tak  perlu obat pereda rasa sakit.
Tae Kwon terlihat bahagia menerima telp dari temanya, Joon Hyung sambil memberhentikan taksi meminta temanya agar Pergilah ke ruang kesehatan dan keluarkan Bok Joo dari sana dan tak boleh Jae yi sampai melihatnya, meminta agar temanya melakukan saja yang diperintahnya. 

Nan Hee dan Sun Ok akan keluar bertemu dengan Tae Kwon. Tae Kwon bersyukur bisa melihat dua teman Bok Joo mengatakan kalau keadaan darurat meminta harus pergi ke tempat parkir, dan cari mobil SUV abu-abu yang baru datang.
“Setelah itu, tahan pengemudinya apapun yang terjadi. Ini karena kakaknya Joon Hyung ada di dalam mobil itu. Joon Hyung bilang kalau dia sampai ke ruang kesehatan, maka akan bertemu Bok Joo.” Kata Tae Kwon
Keduanya pun bergegas untuk segera pergi ke parkiran berlari kencang, Nan Hee sempat mengeluh ternyata masa krisisnya belum lewat. Sun Ok pikir mereka tidak boleh membiarkannya tahu dan terus berlari. Nan Hee melihat mobilnya dan mencoba dengan berlari didepanya dan terjatuh.Sun Ok mulai memarahi pengemudinya, saat itu si pengemudi keluar. Nan Hee kaget ternyata bukan Jae Yi dan bergegas pergi karena ketakutan melihat si pengemudi seperti marah. 

Tae Kwon melihat Ah Young keluar ruangan dan mencoba masuk dengan memanggil Bok Joo dari balik tirai, Bok Joo membuka tirai, Tae Kwon memberitahu kalau keadanya darurat dan Bok Joo  harus keluar sekarang karena Kakaknya Joon Hyung sedang dalam perjalanan ke sini. Bok Joo melotot kaget.
“Aku tidak tahu kenapa ini darurat,tapi Joon Hyung ingin kau keluar dari sini.” Kata Tae Kwon, Bok Joo akan segera keluar tapi terdengar suara Jae Yi dan Ah Young akan masuk ruangan, Bok Joo langsung menarik Tae Kwon dan bersembunyi di balik tirai.
“Hei. Tolong katakan terimakasih untuk ibumu Dan tolong katakan kalau aku tidak akan menganggap ini apapun. Oke?” ucap Ah Young sengaja menyindirnya.
“Ah. Aku membuat satu kesalahan, dan kau memberikanku saat-saat yang sulit.” Keluh Jae Yi, Bok Joo yang ada dibalik tirai terlihat tegang.
“Kau harus merasakan yang lebih sulit. Aku akan terus membicarakan itu.” Balas Ah Young, Jae Yi pun meminta maaf.
Joon Hyung akhirnya datang dengan nafas terengah-engah, Jae Yi binggung melihat adiknya yang datang dan tahu sedang ada dikampusnya. Joon Hyung mengatakan kalau sebelumnya pergi ke klinik untuk memberikan hadiah, lalu  mengajaknya agar makan  patbingsu dengan Ah Young juga.
“Hei.. Jangan konyol. Ini dingin... Kau bahkan tidak suka hal yang manis. Kenapa kau tiba-tiba ingin makan patbingsu?” ejek Jae Yi, Joon Hyung mengaku kalau sangat menyukainya, Jae Yi pun mengajak Ah Young agar ikut bersamanya.
Ah Young pun sedikit membuka tirai kalau akan keluar dulu sebentar jadi meminta agar menunggu selama 5 menit lagi. Dan juga, pijat punggungnya saat malam. Bok Joo menganguk mengerti, Joon Hyung pun mencoba mengalihkan pandangan kakaknya agar tak melihat ke balik tirai.  Bok Joo bisa bernafas lega karena Joon Hyung akhirnya bisa membawa kakknya pergi. 


Joon Hyung kembali ke kampus dengan mengirimkan pesan pada Bok Joo “Jae Yi sudah pergi, Kita sudah aman sekarang.” Ponselnya berdering, Ah Young menelp memberitahu kalau ponselnya tertinggal, Joon Hyung pun terpaksa akan mengambilnya. Bok Joo berjalan melihat pesan yang dikirimkan Jae Yi padanya.
“Sepertinya kejahatan memang selalu mendapat ganjarannya.” Ungkap Bok Joo sedih, saat itu Jae Yi naik mobil melewati Bok Joo yang sedang berjalan. Sepertinya ia sadar dan langsung menghentikan mobilnya.
Ia turun dari mobil dan melihat dibelakang jaket [Tim Angkat Besi Universitas Olahraga Haneol] lalu memanggilnya, Bok Joo kaget dan melihat Jae Yi ternyata bisa melihatnya sekarang, Joon Hyung baru saja sampai tak bisa berbuat apa-apa lagi karena kakaknya sudah melihat semuanya.
bersambung ke episode 9 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar