PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 07 Desember 2016

Sinopsis The Man Living In Our House Episode 14 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Na Ri berusaha mengambil ponsel yang dipegang Nan Gil karena ingin menghapusnya, tapi Nan Gil mengangkatnya tinggi-tinggi, lalu memeluk erat Na Ri dari belakang, dengan berbisik mengajak mereka mulai sebagai pasangan yang normal yang bisa melakukan apa saja.
“Ayo kita lakukan itu...Ayo kita mulai sebagai pasangan yang normal sekarang.” Ucap Na Ri tersenyum bahagia.
“Maaf butuh waktu lama untuk sampai ke tahap ini.” Kata Nan Gil
“Kau tahu bahwa pria normal... tidak akan hilang di tengah malam... dan kemudian pulang dalam keadaan terluka, kan? Hanya itu yang aku butuhkan.” Ucap Na Ri
“Apa benar hanya itu yang kau butuhkan? Satu-satunya hal yang bisa aku buat adalah membuat adonan kulit dumpling.  Apa kau tidak masalah dengan itu?” kata Nan Gil
“Kau pandai dalam banyak hal. Kau menjaga properti. Kadang-kadang, aku pikir kau menyukainya lebih daripada aku.” Kata Na Ri
“Aku tahu bahwa kencan bisa menjadi kekanak-kanakan, tapi aku tidak mengira kau akan cemburu pada properti.” Goda Nan Gil
“Ada lagi. kau pandai menjadi ayah tiri.” Puji Na Ri, Nan Gil merasa saat itu dirinya cukup baik
Na Ri melihat kembali foto-foto dalam ponsel Nan Gil dan bertanya foto-foto dirinya dan kapan Nan Gil mengambilnya. Nan Gil memberitahu kalau itu diambil saat Na Ri datang seperti pencuri. Na Ri melihat foto dirinya yang sedang mengetik didepan laptop.
Ia mengingat saat pertama kali masuk, tanganya yang terkena adonan, lalu berusaha masuk ke dalam komputer Nan Gil tapi Password tidak benar. Ia juga berusaha untuk membuat kunci duplikat gudang dengan penutup ikan kaleng. Keduanya pun bertemu ditaman dengan sikap dingin.
“Kurasa kita tidak bisa berkelahi.” Kata Nan Gil
“Ko Nan Gil, jangan berbicara kasar lagi kepadaku.” Tegas Na Ri, Na Ri mengingat kenangan sebelumnya dengan Nan Gil hanya bisa tersenyum. 


Na Ri berusaha mengambil ponsel yang dipegang Nan Gil karena ingin menghapusnya, tapi Nan Gil mengangkatnya tinggi-tinggi, lalu memeluk erat Na Ri dari belakang, dengan berbisik mengajak mereka mulai sebagai pasangan yang normal yang bisa melakukan apa saja.
“Ayo kita lakukan itu...Ayo kita mulai sebagai pasangan yang normal sekarang.” Ucap Na Ri tersenyum bahagia.
“Maaf butuh waktu lama untuk sampai ke tahap ini.” Kata Nan Gil
“Kau tahu bahwa pria normal... tidak akan hilang di tengah malam... dan kemudian pulang dalam keadaan terluka, kan? Hanya itu yang aku butuhkan.” Ucap Na Ri
“Apa benar hanya itu yang kau butuhkan? Satu-satunya hal yang bisa aku buat adalah membuat adonan kulit dumpling.  Apa kau tidak masalah dengan itu?” kata Nan Gil
“Kau pandai dalam banyak hal. Kau menjaga properti. Kadang-kadang, aku pikir kau menyukainya lebih daripada aku.” Kata Na Ri
“Aku tahu bahwa kencan bisa menjadi kekanak-kanakan, tapi aku tidak mengira kau akan cemburu pada properti.” Goda Nan Gil
“Ada lagi. kau pandai menjadi ayah tiri.” Puji Na Ri, Nan Gil merasa saat itu dirinya cukup baik
Na Ri melihat kembali foto-foto dalam ponsel Nan Gil dan bertanya foto-foto dirinya dan kapan Nan Gil mengambilnya. Nan Gil memberitahu kalau itu diambil saat Na Ri datang seperti pencuri. Na Ri melihat foto dirinya yang sedang mengetik didepan laptop.
Ia mengingat saat pertama kali masuk, tanganya yang terkena adonan, lalu berusaha masuk ke dalam komputer Nan Gil tapi Password tidak benar. Ia juga berusaha untuk membuat kunci duplikat gudang dengan penutup ikan kaleng. Keduanya pun bertemu ditaman dengan sikap dingin.
“Kurasa kita tidak bisa berkelahi.” Kata Nan Gil
“Ko Nan Gil, jangan berbicara kasar lagi kepadaku.” Tegas Na Ri, Na Ri mengingat kenangan sebelumnya dengan Nan Gil hanya bisa tersenyum. 

Na Ri masuk tapi tatapan merasa penasaran, Nan Gil menemui Tuan Bae didepan rumah. Tuan Bae mengaku sudah menunggu selama beberapa hari... berharap Nan Gil untuk meneleponnya, dan bertanya  Apa yang akan dilakukan dengan buku besar itu.
“Aku tahu kau lebih takut kepada Ketua Kwon daripada kepada jaksa.” Ucap Nan Gil
“Apa kau pikir bisa menyentuh Ketua Kwon?” ucap Tuan Bae
“Aku tidak pernah berniat melakukan sesuatu kepada salah satu dari kalian. Kau yang mendorongku terlebih dulu.” Balas Nan Gil
“Aku tidak bisa... berpikir jernih sekarang. Jadi Haruskah aku membunuhmu? Apa kau pikir aku akan meninggalkan Na Ri sendiri?” kataB Tuan Bae mengancam.
Nan Gil meminta Tuan Bae agar menghentikanya, Tuan Bae menyuruh Nan Gil membawakan buku besar itu besok malam dengan Wan Shik. Menurutnya Nan Gil dan Wan Shik harus berpikir tentang apa yang akan lebih banyak kehilangan.

Duk Bong sedang ada dikamar melihat berkas tentang greenland dan Da Da. Duk Shim tiba-tiba masuk kamar meminta agar kakaknya Jangan katakan kepada ibu kalau ia memiliki masa yang sulit di rumah. Duk Bong mengerti.
“Apa Yeo Joo sudah pergi?” kata Duk Shim, Duk Bong memperingatakan agar Jangan menyebutkan namanya. Duk Shim akan pergi tapi kembali berbicara dengan kakaknya.
“Dia... menjengkelkan.” Komentar Duk Shim lalu keluar dari kamar, Duk Bong terdiam lalu mengambil buku disampingnya. 

Flash Back
Yeo Joo menyuruh tahapan yang Pertama, tuliskan... apa yang disukai tentang Na Ri, satu per satu dan Tuliskan saja apa pun yang terpikir olehnya. Duk Bong terlihat binggung, Yeo Joo mengaku suka pada Duk Bong karena  terlihat baik dalam setelan jas.
“Kau berbicara kasar, tapi aku suka karena kau percaya diri. Aku suka bahwa kau bekerja keras meskipun kau cukup kaya. Aku suka kau karena kau dibesarkan... cukup baik dibandingkan dengan teman-temanmu.” Ucap Yeo Joo, Duk Bong heran kenapa Yeo Joo melakukan itu padanya.

“Aku suka bahwa kau kadang-kadang penurut.” Kata Yeo Joo, Duk Bong mengulangi perkataan karena tak mengerti kenapa Yeo Joo berkata seperti itu.
“Aku memberimu contoh. Coba tuliskan setelah kau sampai di rumah.” Kata Yeo Joo, Duk Bong pikir kenapa ia harus melakukan itu?
“Aku tahu kau akan melakukannya. Pria yang sedang jatuh cinta biasanya bodoh. Kalau kau menuliskannya, tunjukkan kepadaku.” Kata Yeo Joo lalu meminta Duk Bong segera membuka pintu mobil karena kedinginan
Duk Bong menatap bukunya, memutuskan tidak akan menulisnya.


Wan Shik masih ada di motel, saat itu anak buahnya Tuan Kim menerima telp dan keluar dari kamar. Wan Shik menelp Nan Gil mengajak mereka untuk bertemu. Nan Gil sempat terdiam bertanya apakah ia sudah memutuskan.
“Aku belum memutuskan apapun jadi Datanglah ke sini sekarang.” Kata Wan Shik, Nan Gil pun meminta agar memberikan alamat padanya.
Sementara di luar ruanga, Tuan Kim sedang berbicara di telp dengan Pengacara Kim, memastikan kalau memberikan alamat Motel Wan Shik maka akan membiarkan keluarganya pergi.
Nan Gil memakai jaketnya dan akan segera pergi, lalu teringat dengan ucapan Na Ri sebelumnya “Kau tahu bahwa pria normal tidak akan hilang di tengah malam dan kemudian pulang dalam keadaan terluka, kan? Hanya itu yang aku butuhkan.” Dengan memikirkanya akhirnya Nan Gil memilih untuk pergi.

Na Ri sedang melihat foto-foto dari laptopnya, lalu sudah memiliki berapa lembar hasil fotonya, ketika akan ke kamar Nan Gil tak melihat sosok pacarnya. Ia ingin menelp tapi mengurungkan niatnya, nama Nan Gil masih tersimpan dengan nama (Si kurang ajar yang tinggal di rumahku)

Nan Gil menemui Wan Shik yang sudah menunggu didepan motel, lalu keduanya berbicara di tempat yang agar jauh dan sepi. Wan Shik menanyakan dengan ayah tirinya, Nan Gil menyarankan Wan Shik harus menyerahkan diri sebelum ditangkap olehnya.
“Aku mengkhianatinya karena tidak ingin masuk penjara. Aku akan terus berlari. Setelah aku kehabisan uang, maka aku akan memintanya darimu.” Ucap Wan Shik, Nan Gil setuju.
“Aku akan membiarkan kau merampokku sebagai hadiah ulang tahunmu.” Kata Nan Gil dengan nada mengejek
“Berhenti bicara tentang ulang tahun sepanjang waktu.” Ucap Wan Shik kesal, Nan Gil pikir Wan Shik yang memulai dan mengingatkan sesuatu.
“Kita tidak tahu orang tua kita atau ulang tahun kita, tapi ada satu hal yang baik tentang hal itu. Setiap hari sepanjang tahun bisa jadi ulang tahun kita.” Cerita Nan Gil
“Aku hanya mengatakan itu untuk mendapatkan uang dari orang sepertimu.” Akui Wan Shik
“Sejak aku mendengarnya darimu, aku bertanya-tanya... apa itu ulang tahunku setiap harinya.” Kata Nan Gil, Wan Shik tak mau membahasnya lagi.
Nan Gil meminta agar Wan Shik segera menyerahkan diri, dan akan membantunya setelah keluar.Wan Shik mengejek Nan Gil  mengharapkan dirinya untuk membuat dumpling, Nan Gil hanya diam saja. Saat itu Wan Shik pun kembali ke motel, tiba-tiba seorang terlempar keluar.
Wan Shik buru-buru masuk lagi ke dalam mobil dan banyak anak buah Tuan Bae didepan mereka. Nan Gil dengan cepat melajukan mobilnya meninggalkan motel. Wan Shik terlihat frustasi berada didalam mobil.

“Apa kau tidak mengerti?Anak buahmu pada akhirnya pergi ke tuan Bae.Kau tidak punya siapapun di pihakmu.Serahkan dirimu. Aku akan membantumu setelah kau keluar.” Kata Nan Gil memberikan sarannya. Wan Shik hanya diam seperti tak ingin masuk penjara.
“Nan Gil.... Aku membutuhkan buku yang kau ambil.” Kata Wan Shik 
Tuan Bae mondar mandir dengan gelisah di ruangan dengan melihat foto bukti buku besar dengan transaksi Greenland. Wan Shik menelp Tuan Bae mengajak agar bertemu karena memiliki buku yang Nan Gil ambil tapi ia meminta Jaminana keselamatanku dan akan mengembalikannya.
“Baiklah. Aku senang kau membuat keputusan yang tepat.” Ucap Tuan Bae akan segera datang ke tempat dimana Wan Shik memintanya.

“Jangan membawa siapapun dan datang sendirian. Aku mulai takut karena tidak ada yang bisa dipercaya.” Wan Shik, Tuan Bae setuju. 

Pengacara Kim bertanya-tanya Kenapa Wan Shik tiba-tiba berubah pikiran. Tuan Bae juga tak tahu menurutnya mungkin Sekarang Man Shik tidak memiliki siapapun di sisinya dan ada dalam masalah besar, jadi tidak bisa menemukan solusi.

Disebuah tempat pertemuan, Wan Shik sudah menunggu, Tuan Bae pun datang dengan pengacara dan dua pengawalnya. Wan Shik tersenyum karena memang mengharapkan Tuan Bae untuk muncul sendirian. Tuan Bae menanyakan keberadaan buku besarnya sekarang.
“Jamin keselamatanku terlebih dulu.” Kata Wan Shik, Tuan Bae merasa kalau Wan Shik itu ingin mati ditanganya. Nan Gil akhirnya turun dari mobil, Tuan Bae kaget melihat Nan Gil yang ada didepanya.
“Kau pasti sudah belajar sesuatu sekarang...setelah kedua putramu mengabaikanmu.” Ucap Nan Gil
Saat itu polisi datang dengan membawa mobil besar, Tuan Bae dan lainya kaget karena masuk ke dalam jebakan yang dibuat oleh dua anak tirinya. Polisi langsung menangkap Tuan Bae dan anak buahnya, serta pengacara Kim. Tuan Bae berusaha untuk melepaskanya.
“Apa kau benar-benar berpikir ini adalah akhirnya? Aku akan memastikan menemukanmu di mana pun kau bersembunyi.” Teriak Tuan Bae marah, Nan Gil dan Wan Shik melihat mantan ayah tiri mereka akhirnya dibawa oleh polisi.
“Tuan Kim Wan Shik, ikut bersamaku.” Ucap Polisi pada Wan Shik yang menyerahkan diri.
“Bagaimana kau menghabiskan waktumu di penjara?” tanya Wan Shik penasaran pada Nan Gil
“Aku mendapat dua bersaudara dan belajar bagaimana membuat adonan Mandu.” Kata Nan Gil,  Wan Shik mengejek Nan Gil memang selalu berhubungan dengan Mandu itu. 


Nan Gil pulang dan masuk kamar dikagetkan dengan Na Ri yang duduk dimeja kerja, lalu bertanya apakah dikamarnya sepanjang malam. Na Ri melirik sini dan melihat Nan Gil baik-baik saja, menurutnya itu lebih baik karena Nan Gil tidak terluka kali ini. Nan Gil menahan Na Ri yang akan keluar dari kamarnya.
“Aku bermaksud untuk memberitahumu sebelum pergi, tapi aku tidak bisa. Ah... Tidak, maksudku aku tidak memberitahumu karena tidak ingin kau khawatir.” Akui Nan Gil
“Seorang gadis yang normal akan menelepon dan bertanya pada pacarnya,  Tapi aku tidak, karena aku sangat khawatir kalau aku akan menempatkanmu dalam bahaya. Aku terkejut bahkan memikirkan itu. Kau mengatakan kalau semuanya baik-baik saja.” Ucap Na Ri, Nan Gil hanya tertunduk diam
“Apa kau tahu apa yang aku pikirkan? "Bagaimana kalau kau terluka lagi saat kau masih dalam masa penyembuhan? Dia bahkan mungkin akan terbunuh kali ini"” kata Na Ri khawatir
“Semuanya beres sekarang. Aku berjanji kepadamu, Wan Shik menyerahkan diri dan tuan Bae ditangkap. Jadi Semua sudah selesai sekarang.”kata Nan Gil
“Apa kau benar-benar berharap aku percaya padamu? Apa Kau ingin aku percaya padamu dan membiarkannya? Aku tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan. Aku sedang berpikir ke mana kita harus pergi untuk perjalanan pertama kita. Yah, itu yang aku anggap normal.” Kata Na Ri lalu meninggalkan kamarnya, Nan Gil melihat selembar foto tujuan mereka pergi yang dibuat oleh Na Ri. 


Semua pegawai sarapan bersama di ruang makan, Yong Kyu bertanya dimana putri Nan Gil sekarang, lalu meralatnya kalau itu pacarnya. Joon dan Ha Ni menahan senyuman mengoda. Nan Gil melirik sinis
“Ah.. Maksudku CEO kedua. Apa dia tidak sarapan?” tanya Yong Kyu
“Makan dengan tenang. Dia terjaga sepanjang malam.” Kata Nan Gil, Ketiganya memelonggo memikirkan kalau Na Ri dan Nan Gil menghabiskan malam bersama. Nan Gil menyuruh ketiganya makan dan tidak berpikiran yang konyol 

Na Ri datang dengan senyumanya melihat menu Omelet untuk sarapan, Nan Gil langsung berdiri menyuruh Na Ri untuk duduk karena  akan cepat membuatkannya. Na Ri tak mempedulikanya, menyuruh Tiga pegawai agar menikmati sarapannya, ketiganya binggung melihat sikap Na Ri yang dingin pada Nan Gil.
“Dia marah kepadaku, tapi aku tidak tahuapa yang harus dilakukan.” Ucap Nan Gil menceritakan keadaannya pada tiga pegawainya, ketiganya hanya diam. Nan Gil pikir tak perlu  membahasnya karena dirinya tak ada guna, bertanya pada mereka.
“Kita tidak akan tahu, tapi ini mungkin membantu.” Kata Yong Kyu mengeluarkan ponslenya lalu menuliskan di forum  "Aku membuat kesalahan. Pacarku menjadi marah kepadaku. Apa yang harus aku lakukan?"

Semua pun penasaran apa komentar yang akan didapatkanya, Yong Kyu melihat kalau bukan satu-satunya Nan Gil yang menderita tapi Orang dengan kepedulian yang sama memberi solusi, lalu membacakan saranya  "Berikan pelukan dan minta maaf."
Nan Gil membayangkan datang ke kamar Na Ri dan langsung memberikan pelukan dari belakang dengan meminta maaf, lalu mengelengkan kepalnya Yong Kyu pikir tidak mungkin karena Na Ri akan menamparnya dan mencoba membaca yang lainya.
“Bagaimana kalau mencoba bersikap lucu dan menawan?” kata Yong Kyu, ketiganya binggung. Yong Kyu menjelaskan agar memperlihatkan sikap lucunya, Nan Gil datang memberikan gaya imutnya dengan menaruh dua kepalan tangan di pipinya.
“Wahh..aku mencoba membayangkan itu. Kurasa ini tidak akan berjalan dengan baikKalau kau salah melakukannya, kau mungkin akan ditampar dua kali.” Ucap Joon merasa geli membayangkan Nan Gil melakukan itu
“Ini jawabannya. "Dengarkan saja apa yang dia katakan."” Kata Yong Kyu, Nan Gil tersenyum mendengarnya, Ketiganya pun memberikan semangat pada Nan Gil agar berhasil. 


Duk Bong melihat berkas diruanganya, Song Rye berdiri dan hanya menatapnya. Duk Bong menyuruh Song Rye akan mengatakan sesuatu yang ingin dikatakan karena membuatnya takut dengan tatapan seperti itu. Song Rye bertanya  Duk Bong akan memberitahu Hong Na Ri dan Ko Nan Gil bagaimana properti itu terbakar
“Mereka melakukan segalanya untuk melindungi properti itu. Kurasa pilihan yang benar kalau kau memberitahu mereka apa yang terjadi.” Ucap Song Rye, Duk Bong seperti enggan untuk memberitahu.
“Kalau kau tidak bisa, apa harus aku yang mengatakan kepada mereka?” saran Song Rye
“Nyonya Kwon, aku akan membiarkan Na Ri menjaga tanah ini.” Kata Duk Bong memutuskan
“Keluarga itu sangat bersemangat untuk membangun resort di sana. Apa kau pikir ayahmu akan membiarkanmu melakukan itu?” ucap Song Rye, Duk Bong menegaskan akan memastikan hal itu tidak terjadi.
“Tapi kejadian itu akan tetap menjadi rahasia dari mereka berdua Menjadi anak dari ayahku, Aku secara alami memang tidak jujur ​​atau benar. Nona Kwon, kasihanilah aku. Aku benar-benar memiliki perasaan untuk Na Ri. iIni Tidak berbahaya untuk menyembunyikan rasa malu dari seseorang yang kau sukai.” Kata Duk Bong
“Kehidupan teman-temanku diambil tanpa alasan, tapi Apa yang kau rasakan hanya sedikit rasa malu?” ucap Song Rye dengan mata berkaca-kaca lalu keluar dari ruangan. Duk Bong binggung melihat sikap Song Rye yang berbeda. 


Na Ri berbicara di telp, seorang pegawai wanita mengatakan sengaja menelp untuk mengkonfirmasi ketidakhadiran. Na Ri mengatakan bisa datang nanti dan mengucapkan Terima kasih untuk panggilannya. Nan Gil masuk ke dalam, Na Ri kembali bersikap acuh karena masih marah
“Katakanlah kalau kau ingin mengatakan sesuatu.Aku di sini untuk mendengarkan.” Ucap Nan Gil
“Aku tidak ingin mengatakan apapun.” Kata Na Ri sinis, Nan Gil menanyakan apakah Na Ri sudah sarapan.  Na Ri menjawab kalau itu bukan urusannya.
Nan Gil langsung duduk dikursi dekat tempat tidur, Na Ri bingung apa yang sedang dilakukanya. Nan Gil mengatakan akan menunggu sampai melakukannya. Na Ri tetap diam, Nan Gil bertanya pakah Na Ri ingat kalau  pernah mengatakan bahwa tidak bahagia saat mereka pergi bersepeda bersama-sama, lalu menanakan perasaanya saat ini.
“Apa kau bahagia tinggal di sini?” tanya Nan Gil dengan senyumanya, Na Ri menyuruh Nan Gil pergi saja dan lakukan pekerjaannya.
“Apa kau pikir aku akan bisa bekerja?” keluh Nan Gil, Na Ri meminta agar Nan Gil segera pergi lalu menerima telp dari teman di dekat rumah. Nan Gil cemberut melihat dari depan pintu

Yong Kyu sibuk menyusun kukusan dan juga kotak untuk mandu yang akan dibawa pulang, Nan Gil datang dengan wajah cemberut. Yong Kyu bisa melihat kalau itu tidak berjalan dengan baik dengan melihat wajah saja, menurutnya CEO kedua memang pemarah, Saat itu Na Ri keluar rumah dan langsung masuk ke dalam mobil Duk Bong yang sudah menjemputnya.
“Kau adalah orang yang paling menyedihkan di dunia.” Ucap Yong Kyu tak percaya, Nan Gil mendengus kesal karena Na Ri mengabaikan dan pergi dengan Duk Bong. 

Duk Bong melihat Na Ri yang masuk ke dalam mobil menanyakan kabarnya, Na Ri mengaku baik dan menanyakan balik kabarnya. Duk Bong mengaku tak baik karena  Semuanya mungkin jadi lebih buruk. Na Ri bertanya apa terjadi sesuatu. Duk Bong mengaku kalau semua ini rumit.
“Na Ri, aku ingin memberitahu sesuatu kepadamu.Apa kau ingin melihat tempat yang aku bencidi kota ini?”kata Duk Bong
“Kenapa kita pergi ke suatu tempat yang kau benci?” tanya Na Ri binggung
“Kau akan tahu setelah kita sampai di sana.” Ucap Duk Bong lalu melajukan mobil meninggalkan rumah. 

Ponsel Nan Gil berdering, Bibi Kim menelp mengaku  orang yang mengenal ayah Hong Na Ri dan meninggalkan nomor di tokonya saat itu. Nan Gil mengingatnya.  Bibi Kim memberitahu Ayah Na Ri mengatakan untuk tidak menceritakan kepada anaknya dan untuk datang sendirian, Secepatnya. Nan Gil mengerti lalu menutup telpnya.
“Apa kau benar-benar berpikir dia tidak akan memberitahunya?” ucap Tuan Hong yang sedari tadi duduk disamping Bibi Kim

“Siapa yang peduli kalau dia melakukannya? Kau harus menyingkirkan orang seperti ini dengan cepat. Cerdaslah dengan apa yang akan kau katakan kepadanya.” Ucap Bibi Kim lalu dengan perhatian mengupas jeruk dengan ukuran besar menyuapi suaminya dengan memanggilnya Tuan pemilik tanah.
Nan Gil yang panik memanggil Yong Kyu memberitahu  harus pergi. Yong Kyu pikir Nan Gil selalu pergi kapanpun yang dinginkanya.  Nan Gil meminta apabila Na Ri datang, Yong Kyu binggung. Tapi Nan Gil pikir Na Ri tak akan datang, lalu bergegas masuk ke dalam kamarnya. 


Duk Bong membawa Na Ri sebuah danau dengan pemandangan yang indah. Na Ri binggung dengan Pemandangannya bagus. Kenapa Nan Gil benci tempat ini. Duk Bong menceritakan kalau pacaranya dulu mencampakkanya di tempat ini. Na Ri melotot kaget mendengarnya. 
“Keluarga kami berkelahi tentang masalah manajemen bisnis, dan aku pengacara keluargaku. Kami menang di pengadilan dan aku dicampakan di sini Entah aku bisa menyukai lagi tempat ini atau semakin membencinya...tergantung padamu.” Ucap Duk Bong memberikan penekanan.
“Hei.. Teman, jangan membebaniku seperti itu.” Pinta Na Ri
“Sudah aku katakan aku tidak akan menjadi teman dari dekat rumahmu lagi. Aku menyerah untuk membangun sebuah resort di tanah milikmu. Untuk Kali ini, aku akan melawan keluargaku.” Kata Duk Bong, Na Ri menatapnya seperti tak percaya. 

Keduanya berjalan disepanjang ilalang, Duk Bong mengaku  merasa lebih baik sekarang karena Pemandangannya bagus dan Na Ri ada bersamanya. Na Ri memberitahu kalau ia dan Nan Gil  memutuskan untuk berkencan seperti pasangan normal.
“Apa kau tidak bisa membiarkan aku menikmati pemandangannya? Kau begitu kejam.” Keluh Duk Bong merasa perasaan Na Ri membuat hatinya sakit.
“Aku hanya jujur.” Ungkap Na Ri, Duk Bong merasa  mereka berdua tidak akan pernah bisa menjadi normal. Na Ri menatap sinis, Duk Bong menebak keduanya sedang bertengkar sekarang.

“Apa kau tidak peduli apa yang dipikirkan orang lain? Coba kau tuliskan kenapa kau menyukai Nan Gil. Jangan mengatakan, "Karena dia ayah tiriku." Aku suka karena kau jujur. Aku suka karena aku merasa terhibur saat bersamamu. Aku suka padamu karena kau membuatku tertawa. Aku suka karena kau dewasa.” Ucap Duk Bong seperti mengatakan alasan menyukai Na Ri
“Hentikan. Kau membuatku merasa tidak nyaman.” Kata Na Ri, Duk Bong mengaku kalau  hanya memberinya contoh.
“Aku akan ke Seoul untuk berjuang demi kau.”kata Duk Bong seperti ingin membuktikan perjuanganya. 


Nan Gil bertemu dengan ayah Na Ri di rumah perawatan, Tuan Hong mengupaskan jeruk dan memberikan pada Nan Gil, Nan Gil dengan sopan menolaknya karena bisa melakukannya. Tuan Hong tetap menyuapinya jeruk dengan potongan besar dan Nan Gil pun mau tak mau memakanya.
“Kau mengenalku, kan? Saat aku melihatmu berjalan bersama putriku, Aku tertegun. Aku tidak bisa membiarkanmu ada di depannya. Aku... membenci Bae Byung Woo. Dia melakukan ini kepada mataku. Dan Kau anak Bae Byung Woo, kan?” ucap Tuan Hong dingin
“Maafkan aku. Tapi tidak lagi menjadi putranya” kata Nan Gil
“Jangan seperti itu kepadaku. Sekali putra, tetap putra. Aku benci melihatmu bersama putriku. Aku tidak percaya padamu dan harus tinggal bersamanya mulai sekarang. Dan Aku tidak bisa... tinggal di rumah itu bersamamu.” Kata Tuan Hong, Nan Gil hanya terdiam itu artinya kalau harus pindah dari rumah kalau Tuan Hong ingin kembali tinggal dirumah.
Bersambung ke part 2 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar