PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 17 Desember 2016

Sinopsis Goblin Episode 5 Part 2

PS : All images credit and content copyright : TVN
Eun Tak akhirnya memberitahu kalau  sudah menulis sesuatu seperti surat perjanjian. Pisau keduanya pun jatuh dan siap untuk mendengarkan yang dikatanya,Eun Tak mengeluarkan selembar kertas dari saku jaketnya.
“Aku akan sangat senang kalau kalianmau mendengarkannya.Surat Permohonan.Satu. Aku harap hujan tidak akan turun terlalu sering.Orang-orang akan merasa kesulitan karenanya, jadi tetaplah bahagia. selama aku tinggal di rumah ini.” Kata Eun Tak yang tertuju pada Kim Shin, Wang Yeo pun tersenyum karena Eun Tak membuatnya untuk Goblin.
“Dua. Kalau kalian merasa tidak puas dengan sesuatu, bicarakandenganku.Aku harap kalian tidak akan mencabut nyawa, berencana ,atau memutuskan untuk mencabut nyawa” kata Eun Tak, Kim Shin tersenyum karena itu sudah pasti untuk Wang Yeo.
“Tiga. Kalau ada yang mendesak, hubungi aku.Jangan muncul seenaknya tanpa pemberitahuan.Ji Eun Tak. Hubungi aku di nomor 010-1234-1234.Sebagai pertimbangan, jangan hubungiaku di jam sekolah. Dan Juga jangan menelpon saat aku sedang kerja.Aku akan mematikan ponselku di perpustakaan.” Kata Eun Tak menempelkan pada kulkas lalu pamit pergi untuk berangkat sekolah. 

Keduanya menatap ke arah kulkas, Kim Shin bertanya-tanya sebenarnya Eun Tak itu memintanya untuk menelp atau tidak, Wang Yeo merasa Eun tak itu sedang meremehkan mereka karena tidak punya ponsel. Kim Shin seperti tak menyadarinya. 

Duk Hwa membawakan dua ponsel diatas meja, Wang Yeo yang baru pertama kali melihatnya langsung memilih warna hitam dan Kim Shin yang berwarna biru. Kim Shin merlihat Wang Yeo yang senang sekali karena tak pernah melihat ponsel sebelumnya dan meminta agar Duk Hwa menjelaskan pada Wang Yeo.
“Kau bisa mengingat nomormu nanti.Ini namanya smartphone.” Ucap Duk Hwa,
“Aku tidak masalah, Jelaskan sajapada orang yang belum pernah melihat ponsel sebelumnya.” Ucap Kim Shin
“Dia benar. Kau hanya perlu menjelaskannya padaku.” Ucap Wang Yeo sinis, Duk Hwa bertanya apakah Kim Shin memang tahu cara memakainya karena ini ponsel pintar.
“Apa Kau pikir aku tidak pakai ponsel karena tidak tahu cara memakainya Tapi Aku tidak membutuhkannya.” Kata Kim Shin yakin
“Di drama TV,orang-orang bicara secara langsung.” Ucap Wang Yeo mengebu-gebu.
Kim Shin mengeluh dengan Wang Yeo yang tak sabaran menurutnya lebih baik beli ponsel sejak 300 tahun lalu. Duk Hwa menghela nafas melihat keduanya kembali adu mulut dan akan mengajarinya nanti jadi lebih baik agar pergi dulu ke “playstore.” Kim Shin langsung memakai jaketnya.
Duk Hwa binggung kenapa Kim Shin bangun dan memakai jaketnya. Kim Shin mengulang kata-kata Duk Hwa untuk pergi ke “playstore”. Wang Yeo pun ikut berdiri, Kim Shin bertanya apakah jaraknya cukup jauh lalu menyuruh Wang Yeo segera mengambil jaketnya. Duk Hwa hanya bisa mengeluh melihat dua Ahjussi yang bodoh.

Wang Yeo duduk dikamarnya, melihat ponselnya yang berdering. Kim Shin pun sudah ada dikamarnya dengan mengangkat ponselnya tinggi karena melakukan video call karena tahu ingin bicara secara langsung. Wang Yeo juga tahu tapi  tidak melihat wajahnya, dengan ponsel yang ada ditelinganya.
“Apa kau meletakkannya di telingamu? Cepat Pindahkan itu.” Kata Kim Shin, Wang Yeo binggung apa yang harus dipindahkan.
“Tanganmu. Singkirkan tanganmu dari wajahmu.”perintah Kim Shin, Wang Yeo menjauhkan ponsel dari telinganya, Kim Shin bisa melihat Wang Yeo dari samping, tapi Wang Yeo mengeluh tetap tidak bisa melihatnya dengan mata tetap meluruk ke depan bukan ke ponselnya. 

Eun Tak berada diruang komputer mengetik keyword “Kim Shin” dan keluar hasilnya (Pejabat Militer dari Zaman Goryeo) Ia tak percaya kalau Kim Shin dulu pejabat militer dan bertanya-tanya apakah seorang jenderal, menurutnya lumayan juga perkerjanya karena dulu bekerja untuk pemerintah.
“Tapi Kenapa tidak ada banyak data tentangnya? Apa dia tidak punya banyak prestasi?” kata Eun Tak lalu keluar dari ruangan dan melihat ponselnya berdering tapi tanpa tersimpan olehnya.
Keduanya sudah ada disupermarket, Kim Shin mendorong trolly, Eun Tak berkomentar Kim Shin yang tahu cara menggunakan smartphone sekarang. Kim Shin memberitahu bisa keunggulan dari layar, RAM dsb. Eun Tak heran Kim Shin menghapal itu. Kim Shin bertanya apa yang dibutuhkan EunTak untuk dirumahnya, karena mereka punya banyak sikat gigi dan handuk.

“Kau tidak tahu apa ini, kan? Ini sebenarnya kau ” kata Eun Tak menunjuk salah satu rak penuh dengan boneka. Kim Shin mengelak karena tak mungkidn dirinya dengan pipi yang memerah.
“Bukan itu maksudku. Dia sebenarnya adalah Goblin, tapi karena orang takut padanya, dia menutupi tubuhnya dengan makanan kesukannya, jelly gandum untuk menyamarkan diri.” Jelas Eun Tak dan melihat kalau boneka itu lucu.
Kim Shin akhirnya dengan terpaksa memasukan boneka yang dinginkan Eun Tak. Eun Tak pun pergi ke bagian rak dengan menjelaskan seperti pegawai supermarket, kalau lampu meja sesuatu yang dipakai orang untuk belajar di malam hari. Kim Shin pun memasukan semua barang yang dibutuhkan oleh Eun Tak.

Akhirnya dua trolly pun penuh dengan barang, Kim Shin bertanya apakah ada lagi yang dibutuhkanya.  Eun tak pikir sudah lebih dari cukup karena kalau aku pindah, semua barang-barang ini hanya akan jadi beban. Kim Shin binggung dengan perkataan Eun Tak.
“Kita kan tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Aku mungkin saja akan meninggalkan rumahmu.”ucap Eun Tak
“Bukan  itu. Apa maksudmu mau membawanya kalau kau pindah nanti? Memangnya aku bilang kau boleh membawanya?” ejek Kim Shin lalu mendorong trolly ke kasir. Eun Tak memasukan ke trolly, barang yang dilihat dekat kasir, Kim Shin langsung menaruhnya kembali. Keduanya saling mengambil dan menaruh didepan kasir.

Wang  Yeo berkerja dengn melihat berkasnya sebuah  Konfirmasi Penerimaan lalu memberikan tanda tanganya dengan tulisan “Messenger Kim” lalu terdiam mengingat saat bertemu dengan Kim Sun sebelumnya. Kim Sun merasa tak tahu namanya
Flash Back
Wang Yeo keluar dari cafe, Kim Sun mengejarnya terlihat kesal karena  tidak tanya berapa banyak gajimu, seberapa kayanya dan apakah memiliki warisan, menurutnya tak percaya kalau Wang Yeo bisa pergi begitu saja hanya ditanyakan namanya saja.
“Aku sensitif kalau menyangkut nama. Maafkan aku, Sun Hee.” Kata Wang Yeo, Kim Sun membenarkan kembali namanya itu Sunny.
“Apa kita sudah pisah sekarang?” ucap Kim Sun, Wang Yeo polos menjawab kalau sebelumnya mengatakan akan minum kopi dan kopinya sudah diminum.

“Waah.. Kau ini benar-benar luar biasa.” Ungkap Kim Sun tak tercaya.
Wang Yeo membahas tentang struk belanja, dipinjam untuk mengisi ulang kopinya tapi Kim Sun belum mengembalikannya. Kim Sun dengan kesal bertanya apakah Wang Yeo tahu alasan mengisi ulang kopinya. Wang Yeo berpikir kalau Kim Sun sangat menyukai kopi lalu tetap meminta struknya karena perusahanya itu
Wang Yeo melihat selembar kertas dan terlihat nomor yang diberikan Kim Sun padanya, lalu mengetikan nomor dengan menambah kontak. Saat menulis namanya, Wang Yeo seperti sangat kesusahan sampai akhirnya berusaha menuliskan namanya “Sunny bukan Sun Hee” wajahnya terlihat bahagia.

Kim Shin dan Eun Tak pulang berbelanja, Lalu memberitahu Eun Tak kalau sudah merapikan kamarnya. Eun Tak masuk kamar dan terlihat kamarnya yang sangat rapih dan terkesan mewah lalu duduk di atas tempat tidurnya. Kim Shin pun datang bertanya apaah menyukainya.
“Kau menyuruhku datang, dan juga  yang membuatku membawakan semua ini.” Kata Eun Tak melihat barang bawaan yang dibawanya
“Tanganku harus istirahat dan Tangan ini sudah menghabiskan banyak uang.”ucap Kim Shin lalu terlihat binggung tangan yang kiri atau kanan menghasilkan emas.
“Apa ini surga? Aku suka. Apa kau melakukannya sendiri? Dengan tanganmu yang halus itu? Rasanya seperti kauyang melakukannya sendiri, karena aku yang memintanya.” Ucap Eun Tak, Kim Shin menyuruh Eun Tak agar Istirahatlah.
“Tidak ada paku di dinding. Kamarku di lantai bawah, berjinjitlah kalau jalan.” Perintah Kim Shin, Eun Tak mengerti dan mengucapkan selamat malam

Eun Tak berjalan perlahan ke depan meja dengan menaruh tanamanya, Kim Shin bisa tahu kalau Eun Tak sedang memindahkan tanamannya karena seharusnya menghadap ke selatan. Setelah itu  Eun Tak pun melompat-lompat bahagia diatas ranjangnya. Kim Shin bisa tahu kalau Eun Tak sangat menyukai tempat tidurnya.
“Dia keluar dari kamarnya.” Ucap Kim Shin yang mendengar Eun Tak berjalan,lalu mengeluh karena sama sekali tidak bisa konsentrasi dan kembali membaca buku.
Eun tak menulis di depan pintu kamar “ Seorang gadis akan belajar karena dia adalah murid kelas 3 SMA.” Saat itu Wang Yeo tetap mengetuk kamar Eun Tak setelah ditutup pintunya. 

Eun Tak binggung Wang Yeo yang menanyakan nama padanya, lalu berpikir ada tujuan lain kalau malaikat maut mengucapkan namanya 3 kali mak akan mati. Lalu mengingatkan Wang Yeo kalau  sudah menikah dan berbeda sekaran, karena punya keluarga.
“Aku juga sekarang menggunakan nama suamiku,jadi aku bukan Ji Eun Tak lagi.” Tegas Eun Tak
“Bukan namamu.... Tapi Nama seorang pria yang akan disukai wanita.” Kata Wang Yeo, Eun Tak binggung.
“Aku tidak..punya nama.Makanya aku tanya. Apa Nama yang populer?” kata Wang Yeo
“Apa  Kau benar-benar tidak punya nama?Goblin punya nama.” Ucap Eun Tak, Wang Yeo penasaran siapa namanya.
“Kim Shin.. Baguskan?” ucap Eun Tak bangga, Wang Yeo mengumpat kalau  Menyebalkan sekali seperti merasa dikalahkan.
Eun Tak bertanya Apa ada nama yang dipikirkan Wang Yeo sekarang, Wang Yeo menyebut nama Hyuk,Joon, Min. Eun Tak menyarankan kalau memang ingin nama yang disukai para wanita, maka  ketiga nama yang disebutka ini  adalah yang paling disukai. Wang Yeo siap-siap medengarkanya. Eun Tak menyebut nama Hyun Bin, Won Bin, Kim Woo Bin. Wang Yeo mengartikan kalau ada unsur Bin 

Duk Hwa yang mendengar cerita memastikan kalau Wang Yeo nanti tidak akan menamai dirinya sendiri Hyun Bin, Won Bi atau kim Woo Bin, dengan nadan mengejek. Eun Tak membalas kalau namanya sendiri Yu Duk Hwa yang dikorea terkena dengan nama artis Andy Lau. Duk Hwa mengatakan kalau ada sebuah cerita menyebalkan di balik itu, lalu mengeluh pada Kim Shin yang suka ada andy lau pada tahu 1991
“Aku belum menonton "Infernal Affairs" karena itu, bahkan memboikotnya.Walaupun aku jadi pimpinan Chunwoo Group,namaku akan muncul di bawah namanya di mesin pencari nantiWalaupun memang benar, aku akan selalu berada di bawahmu.” Kata Duk Hwa, Eun Tak binggung maksudnya .
“Kau memegang sesuatu yang penting untukkudi tanganmu.” Kata Duk Hwa, Eun Tak masih tak mengerti kartu apa.
“Kartu kreditku. Itu jauh lebih penting bagiku daripada hidup.” Ucap Duk Hwa, Eun Tak hanya bisa menjerit tak percaya.
Duk Hwa melihat komentar Eun Tak merasa heran, Eun Tak pikir kalau saat lahir tanpa memiliki apa-apa, tapi sepertinya punya banyak hal dan menurutnya Rasanya keren sekali. Lalu ia menunjuk ke sebuah tempat kerjanya,  dan meminta agar kalau berhenti di depan restoran ayam itu. Duk Hwa melonggo kalau itu tempat kerja Eun Tak. 

Duk Hwa bertemu dengan Sek Kim,  membahas tentang restoran ayam  yang dibicarakan waktu itu, lalu mejelaskan kalau saat panik waktu itu jadi lupakan yang sudah dikatakan dan membatalkanya. Sek Kim dengan santai dan sambil makan kalau Tidak ada yang perlu dicemaskan karenaia tidak melakukan apa-apa pada restoran itu.
“Sepertinya itu adalah berkah yang tak terduga. Aku bertanya-tanya.. Apa kakekku menyuruhmu menyampaikan  sesuatu padaku?” ucap Duk Hwa, Sek Kim membenarkan.
“Dia menyuruhmu untuk mengurus Ji Eun Tak karena sebentar lagi dia akan ujian masuk universitas.” Kata Sek Kim, Duk Hwa makin kaget karena kakeknya benar-benar tidak meminta agar memberikan kartu kreditnya
"Satu. Jangan bicara dengan Ji Eun Tak. Dua. Ingat, diam itu emas. Tiga. Diamlah. Empat. Jangan bicara." Dia bilang berharap kau akan sukses menjalankan tugas yang sulit itu.” Kata Sek Kim, Duk Hwa memastikan kalau memang tidak ada kartu kredit. Sek Kim mengatakan tak ada. 

Eun Tak belajar dikamar lalu terdengar ketukan pintu dan saat membuka tak ada orang didepanya, hanya sebuah nampan berisi makanan dan bertuliskan pesan “Kalau kau bosan saat belajar...Tolong pedangnya.”Esok harinya sepiring buah dengan note “Aku tahu kau sibuk belajar, tapi kalau kau ada waktu.. tolong pedangnya.”
Besoknya, Eun Tak membuka pintu dengan sandwich yang melayang didepan kamarnya dengan pesan kembali “Aku tahu kau lelah belajar, tapi untuk beberapa saat.. tolong pedangnya.”Pelahan Eun Tak membuka pintu sepiring brokoli dengan saus serta pesan Note “ Aku tahu kau merasa kesepian karena belajar, tapi kalau kau punya waktu senggang.. pedangnya tolong. Tolong rahasiakan dukunganku untukmu ini.”

Eun Tak membawa piring selesai makan didapur, Tiba-tiba Kim Shin sudah berdiri didekatnya bertanya mimpinya, mau jadi apa ketika dewasa nanti. Dengan berpikir kalau akan makan sebanyak ini tapi tidak mau mencabut pedangnya.
“ Yang kau lakukan hanya belajar, jadi Apa impianmu?” ucap Kim Shin, Eun Tak menjawab ingin menjadi PD disebuah radio.
“Aku berencana mengambil jurusan itu juga.” Kata Eun Tak, Kim Shin menjelaskan bukan itu maksudnya.
“Bagaimana kau bisa masuk universitas kalau kau sesibuk ini?” keluh Kim Shin, Eun Tak membalas kalau Kim Shin sekarang  berani bicara seenaknya begitu.
“Aku sudah.. merenungkannya, aku akan menunda.. untuk mempercantik dirimu” ucap Eun Tak.
Kim Shin tak percaya Eun Tak akan menundanya dan merasa belum merenungkannya. Eun Tak berpikir kalau Kim Shin menendangnya karena sudah tak berguna lagi karena Memikirkan itu membuatnya stress dan jadi tidak bisa belajar. Kim Shin mengeluh pada Eun Tak yang tak bisa belajar tapi makan semua makanan itu.
Eun Tak merasa sekarang Kim Shin menunjukkan diri yang sebenarnya. Dengan merasa menyesal memberikan makanan menurutnya lebih baik setuju waktu menawarka untuk membayarnya 5juta won waktu itu. Ia lalu memberitahu kalau dirinya itu seperti air dan api, kadang seperti ini dan berubah pikiran menjadi seperti itu.
“Bagaimana bisa aku membuat perjanjian dengan uang? Dasar Murahan sekali.” Umpat Kim Shin
“Aku akan menerimanya dengan anggun.” Kata Eun Tak, Kim Shin binggung kenapa Eun tak meminta 5 juta won.
“Aku tanya karena jumlahnya ambigu.Itu bahkan tidak akan cukup untukmenyewa rumah di Seoul.” Kata Kim Shin
“Aku tidak pernah mimpi tinggal di Seoul. Itu adalah uang yang akan kugunakan untuk  tinggal di sauna sampai aku dewasa. Dan kalau aku masuk universitas, maka aku harus bayar uang kuliah jadi aku akan menyimpan 2 juta won. Itu adalah jumlah yang sempurna setelah mempertimbangkan jumlah pinjaman mahasiswa dan juga biaya hidup.” Jelas Eun Tak
Menurutnya  Untuk seseorang yang tidak punya apa-apa seperti dirinya, memiliki uang 5 juta Won sama merepotkannya dengan 5 milliar won. Wang Yeo datang menyuruh Kim Shin memberikan 5 juta won dengan mengeluh masih saja masih berhati dingin seperti ular. Kim Shin terdiam teringat saat datang ketika Eun Tak memanggang cumi, menegaskan tidakmemberikan 5juta won.  Eun Tak yang kaget berpikia kalau tidak kaan menembkanya tapi ternyata maksdunya 5 juta won. 
Wang Yeo terus menyuruh Kim Shin memberikan Eun Tak 5 juta won, Kim Shin menyuruh Wang Yeo memperbaiki ucapanya karena membuatnya kaget berpikir kalau yang dimaksud tadi itu "menembak" karena membuatnya kaget. Eun Tak mengulang kalau Wang Yeo berkata 5juta won bukan menembaknya, Kim Shin yang kesal menyuruh Eun Tak lebih baik belajar saja.
Eun Tak pun berjalan pergi, Wang Yeo bertanya apakah memang benar namanya Goblin itu Kim Shin,Kim Shin membenarkan dan bertanya balik kenapa bertanya.  Wang Yeo memuji kalau nama Kim Shin itu keren sekali dengan wajah sedih. Kim Shin binggung melihat Wang Yeo tak seperti biasanya. 

Kim Sun menatap ponselnya terus menerus,  mensugesti agar Wang Yeo bisa menelpnya segera. Eun Tak melihat bosnya mendekat dengan bertanya apakah sedang sibuk. Kim Sun malah tidak tahu kapan terakhir sibuk. Eun Tak pun akhirnya duduk didepan Kim Sun meminta izin agar bisa memanggilnya “Unnie” karena tidak punya saudara perempuan yang bisa diajak berdiskusi.
“Kalau kau butuh saudara perempuan untuk bicara, maka semuanya sudah jelas. Apa kau hamil?” ucap Kim Sun bisa menebaknya, Eun Tak pikir mana mungkin, Kim Sun pun bertanya apa yang ingin dikatakanya.
“Apa.. pendapatmu soal menikah muda?” tanya Eun Tak, Kim Sun bertanaya berapa usianya apakah 19, 20.  Eun Tak mengak kalau sedikit lebih tua dari itu. Kim Sun ingin tahu Seberapa tua dan Bagaimana wajahnya
“Dia suka membaca dan tahu banyak soal seni dan musik. Dia pernah bekerja untuk negara..” kata cerita Eun Tak bangga
“Bukan itu.,, Bagaimana dia memperlakukanmu? Apa dia baik?” tanya Kim Sun, Eun Tak pikir untuk saat ini memang baik karena pria itu membutuhkanya.
Kim Sun pu bertanya apakah Eun Tak menyukai pria itu, Eun Tak mengaku tidak dan Kim Sun bertanya bagaimana dengan pria itu apaka menyukai Eun Tak sekarang. Eun Tak mengatakan tidak. Kim Sun heran kenapa mereka harus menikah kalau memang tidak saling menyukai.  Eun Tak juga merasa binggung kenapa bisa seperti ini. 


Eun Tak berjalan pulang setelah berkerja teringat kembali saat bertanya pada Kim Shin apakah mencintainya. Kim Shin menjawab “”Aku akan mencintaimu kalau memang melakuanya... Aku mencintaimu.” Lalu terlihat hujan yang turun deras diluar.
“Aku tidak butuh cinta macam itu. Aku harap kau juga tidak membutuhkan aku. Aku tidak akan membuatmu jadi tampan.” Kata Eun Tak kesal, saat itu Kim Shin sedang ada di toko buku melihat Eun Tak lewat langsung bergegas pergi. 

Eun Tak kembali pulang dan Kim Shin sudah duduk dengan dalam rumah sambil membaca buku, tapi Eun Tak melihat Wang Yeo yang sedang melihat cucian dan memilih untuk membantunya. Kim Shin hanya melirik, Eun Tak bertanya apakah Wang Yeo melakukan sendiri.
“Aku senang kau menyadarinya.” Ucap Wang Yeo
“Kau yang melipat semua handuk di kamar mandi, punya skill yang mematikan.” Ungkap Eun Tak bangga, Wang Yeo meminta agar Eun Tak tidak menggunakan kata "mematikan" di rumah ini, Eun Tak meminta maaf
“Aku suka handuknya. Terasa lembut, mewah dan nyaman.” Ungkap Eun Tak terus memuji Wang Yeo.  Wang Yeo pun mengucapkan terimakasih. 

Kim Shin keluar dengan membawa sebuah lukisan dengan bangga memberitahu kalau lukisan itu adalah lukisan Belanda dari abad ke-17, yaitu Rembrandt van Rijn menggunakan cahaya dan bayangan. Orang-orang menyebutnya "The Night Watch", tapi sebenarnya namanya "The Militia Company of Captain Frans Banning Cocq".
Ia pun bertanya lebih baik digantung dimana, Keduanya terlihat tak peduli sibuk melipat handuk. Wang Yeo melihat Eun Tak punya syal itu sejak berusia 9 tahun dan bertanya apakah itu syal yang sama. Eun Tak membenarkan.

“Ibuku memberikannya padaku. Dia pikir aku bisa melihat hantu karena tahi lalat di leherku. Jadi Dia memakaikan syal karena berpikir.. kalau aku menutupi tahi lalatnya, maka aku tidak akan bisa melihat hantu lagi. Tapi itu tidak berhasil, dan menjadi kebiasaan saja sekarang. Memakai syal ini jadi terasa dekat dengan ibuku.” Cerita Eun Tak
“Berikan dia 5juta Won” ucap Wang Yeo dengan wajah sedih pada Kim Shin yang berdiri dibelakangnya.
“Kenapa juga aku harus memberinya 5juta won? Dan Eun Tak.. Kenapa segala hal tentangmu selalu saja sedih? Aku takut untuk bertanya sekarang.” Ucap Kim Shin kesal. Wang Yeo heran melihat Kim Shin malah marah-marah.
“Aku tidak bicara denganmu.”kata Eun Tak, Wang Yeo berkomentar Kim Shin benar-benar pemarah. Eun Tak juga merasa kasihan padanya, lalu bertanya apa nama yang ingin digunakan Wang Yeo.

“Hei anak sekolah. Bukankah kau seharusnya belajar? Kau mungkin saja tidak akan lulus universitas kalau kau beruntung.” Ucap Kim Shin seperti tak suka Eun Tak dekat-dekat dengan Wang Yeo
“Kalau aku beruntung, tentu saja aku akan masuk universitas.” Balas Eun Tak, Kim Shin tak peduli menyuruh Eun Tak untuk belajar
“Kalau kau begini, kau mana bisa jadi PD radio.” Ejek Kim Shin, Wang Yeo medengar Eun Tak ingin jadi PD radio langsung memujinya kalau itu keren.
Eun Tak menceritakan kalau suka mendengarkan radio sejak kecil. Kim Shin kesal karena sebelumnya yang bicara PD radio itu dirinya dan kenapa Eun Tak malah bicara pada Wang Yeo.  Eun Tak mengatakan kalau Orang yang tinggal bersama-sama itu pasti boleh mengobrol. Kim Shin mendengar kata “orang” tak yakin ada di antara mereka yang "orang sungguhan" bahkan Eun Tak bisa melihat pedang yang menusuk dadanya.

“Ahjusshi, kalau kau belum memutuskan namanya, bagaimana kalau Park Bo Gum saja?” saran Eun Tak tak  peduli lagi dengan Kim Shin, Wang Yeo mendengar namanya
“ Kau bilang itu Gum (pedang) ... Bagaimana bisa kau bercanda soal pedang!” teriak Kim Shin, Eun Tak akhirnya berdiri tak tahan dengan omelan Kim Shin.
“Lalu Salah siapa aku sampai punya tahi lalat dan bisa melihat hantu?” ucap Eun Tak, Kim Shin menarik rambut bagian belakang Eun Tak lalu memuji kalau tahi lalatnya itu cantik.
Eun Tak menjerit marah karena Kim Shin baru saja memegang rambutnya, menurutnya tak heran  kalau sampai ada pedang yang menancap di jantungnya,karena Kalau seseorang bernasib seperti itu, pasti ada cukup alasan di belakangnya. Kim Shin mengeluh Eun Tak yang  bercanda soal kelemahan seseorang, menurutnya Eun Tak itu psikopat,
“Apa kau pikir ada bedanya dengan kau? Kau selalu berkata "Kau adalah pengantin Goblin. Fokuslah pada kenyataan." Kau tidak begitu baik dan gentle.” Kata  Eun tak kesal
“Aku mengatakan semua ini demi kebaikanmu.” Tegas Kim Shin

“Kalau kau memang peduli padaku, carikan aku pacar. Kerja paruh waktu, keluarga bibiku dan seorang kekasih. Peri macam apa kau ini? Tidak ada keinginanku yang jadi nyata.” Keluh Eun Tak
“Pacarmu ada di sini!” ucap Kim Shin, Eun Tak ingin tahu dimana pacarnya itu karena melihatnya.
“ Dia ada di depanmu!” tegas Kim Shin menunjuk dirinya, Keduanya saling menatap dan terlihat sama-sama canggung, lalu buru-buru masuk kamar. Wang Yeo sedari tadi melihatnya, hanya bisa melempar handuk yang sudh berhasil dilipatnya.
Eun Tak masuk ke dalam kamar berdiri dibalik pintu tak percaya kalau Kim Shin itu adalah pacarnya lalu bertanya-tanya apakah Kim Shin sebenarnya itu menyukainya, menurutnya itu hanya bercanda. Sementara Kim Shin terlihat masih tegang, dibalik pintu kamarnya.
“Ini adalah kesalahan pertamaku dalam 900 tahun. Aku sebenarnya adalah suaminya, bukan pacarnya. Jadi Haruskah aku pergi dan meralatnya?” ucap Kim Shin lalu tersenyum bahagia

Wang Yeo duduk dimeja makan memikirkan kalau Seseorang..bahkan tidak bisa menelpon karena tidak punya nama. Sampai malam tiba dan berpindah tempat duduk Wang Yeo masih tetap mengatakan hal yang sama dengan menatap kertas ditanganya.
Duk Hwa baru datang mengeluh karena gelap sekali rumahnya, Kim Shin melihat kalau Wang Yeo masih tetap diruang makan juga dengan membawa sepiring roti, Wang Yeo menyuruh keduanya pergi saja. Duk Hwan heran dengan sikap Wang Yeo dan bertanya ada apa dengan pamanya itu.
“Dari wajahnya saja sudah ketahuan, itu soal wanita.” Ucap Kim Shin, Wang Yeo berusaha menyangkalnya dengan bertanya dari mana bisa melihatnya.

“Ah.. Ini pasti nomornya. Lihat saja ada bekas bibirnya.” Kata Duk Hwa melihat kertas ditangan Wang Yeo, Wang Yeo meminta agar mengembalikan sebelum memaksanya.
 “Apa kau yang membuat bekas lipstik di sini? Ayolah Jujur saja.” Ejek Duk Hwa
“Kau harus ikut denganku. Kita tidak akan pergi ke tempat yang menyenangkan.” Kata Wang Yeo, Duk Hwa ketakutan mengembalikan kertasnya.
Kim Shin yang sebelumnya melihat nomor telp langsung menekan nomornya dan memberitahu kalau ponselnya aktif. Wang Yeo panik meminta Kim Shin tak melakukanya. Kim Shin bertanya tujuan menyimpan nomor telpnya. Wang Yeo mengaku Untuk berpura-pura jadi manusia jadi Siapa tahu suatu hari bisa menelpon.
Suara Kim Sun terdengar. Kim Shin langsung memberikan ponselnya pada Wang Yeo agar bicara layaknya seorang manusia. Wang Yeo tak sengaja melemparnya dan saat itu waktu seperti berhenti sejenak dengan ponsel yang melayang, Wang Yeo pun berjalan mendekati ponsel dengan nama “Sunny bukan Sun Hee” lalu berlatih bicara layaknya manusia.
Ia mulai dari nada garang dan lemah lembut seperti seorang wanita, Kim yang tadinya ikut diam menyuruh agar Wang Yeo memilih yang terakhir saja dengan suara berat seperti laki-laki. Wang Yeo binggung ternyata Kim Shin mendengarnya bukan mematung. Kim Shin malah membanggakan dirinya kalau itu keren lalu dengan sengaja menaruh roti dimulut Duk Hwa yang sedang melonggo.

Wang Yeo kaget mendengar suara Kim Sun di telp dan langsung berlari ke kamarnya untuk bicara. Kim Sun menyindir Wang Yeo ternyata tahu bagaimana menelpon orang dan berpikir tak bisa melakukanya karena jarinya hancur
“Aku baru belajar menelpon. Jariku tidak hancur. Terima kasih karena mencemaskanku.” Ucap Wang Yeo salah sangka karena yang dimaksud jari hancur sampai tak bisa menelp Kim Sun
“ternyata... Kau masih punya nomorku” kata Kim Sun, Wang Yeo mengatakan kalau nomor Kim Sun baik-baik saja.
“Aku menunggu telponmu.” Kata Kim Sun, Wang Yeo hanya berkata “ah.. begitu ya”
Kim Sun mengeluh dengan komentar Wang Yeo  tapi seharusnya mengatakan sesuatu lagi dan bertanya apakah punya sesuatu untuk dikatakan. Wang Yeo meminta contonya, Kim Sun memberitahu “Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, kapan kau senggang?" Wang Yeo langsung mengatakan hal yang sama.  Kim Sun mengatakan lebih suka bertemu di pagi hari dan berpisah di sore hari.

Wang Yeo dan Duk Hwa keluar dari rumah dengan pakaian yang rapih, Wang Yeo dengan kaca mata hitamnya mengatakn harus kelihatan seperti manusia jadi harus jalan kaki. Duk Hwa memanggilnya menyuruh masuk ke dalam mobil, karena Tidak ada manusia yang bisa berjalan sampai ke Incheon. Wang Yeo hanya terdiam karena salah permikirkanya. 

Eun Tak baru saja akan kembali setelah mengambil minuman dan dikagetkan dengan Kim Shin yang ada didepanya. Keduanya terlihat gugup, mengingat kejadian sebelumnya dengan pengakuaan kalau pacar Eun Tak ada didepanya yaitu Kim Shin.
EunTak mengeluh kalau Kim Shin membuatnya kaget dan mengatakan kalau hanya haus jadi mengambil minuman didapur dan tadinya mau pergi kerja dan bergegas pergi. Kim Shin memanggilnya dan keduanya pindah ke lorong depanya. Eun Tak pun berhenti lalu bertanya  apa yang ingin dikatakanya karena baru saja memanggilnya. Kim Shin seperti tak sadar kalau sudah memanggilnya.

“Kenapa aku memanggilmu?”kata Kim Shin, Eun Tak juga merasa penasaran dengan alasanya.
“Aku merasa aneh.” Ungkap Kim Shin lebih dulu, Eun Tak juga merasakan hal yang sama. Keduanya bisa sedikit tersenyum
“Haruskah aku tanpa dibuat-buat.. mengatakan kalau aku lapar.” Ucap Eun Tak, Kim Shin pun  akan bertanya tanpa dibuat-buat, apa Eun mau makan daging.
Eun Tak pun akan mengambil jaketnya lebih dulu  dan Kim Shin juga harus berganti pakaian. Saat Eun Tak pergi, Kim Shin sudah berganti pakaian dan mengajak Eun Tak segara pergi. 


Keduanya masuk ke sebuah restoran, Eun Tak mengatakan kalau ini adalah kunjungan yang kedua dan menurutnya bisa jadi langganan di restoran itu dan menunjuk tempat duduk mereka saat makan. Kim Shin terdiam saat melihat pria bule sebagai pramusaj dengan mengucapkan Selamat datang di Quebec, lalu pria itu menuangkan minuman pada seorang wanita, Terlihat seperti Eun Tak dengan potongan rambut pendek berbicara di telp.
“ Aku tahu. Kita kan setidaknya harus pernah ke luar negeri.” Ucap Eun Tak di telp
“Kenapa kau harus pergi ke luar negeri sekarangpadahal usiamu baru mau memasuki 30 tahun. Saat aku berusia 29 tahun, aku tidak ke mana-mana kecuali berdiam diri di toko. Aku tidak punya janji” ucap seorang wanita di telp
“Aku bisa pergi dengan nyaman. walaupun aku tidak pernah ke luar negeri sebelumnya. Aku tidak tersesat dan selalu makan tepat waktu. Sekarang, aku akan makan daging sapi.Aku sedang ada di sebuah restoran yang keren dengan seorang pria..” Kata Eun Tak bangga,
“Yang keren adalah prianya, bukan restorannyaAku harus menutup telponnya. Aku mengantuk.” Ucap si wanita, Eun Tak pun menutup poselnya lalu memanggil seorang direktur untuk duduk bersama. 

Kim Shin melihat Eun tak yang duduk didepanya seperti bisa melihat ke masa depan, dalam hatinya bergumam “Di usia 29 tahun, kau masih bersinar Tapi aku tidak adan di sisimu. Hidupku adalah keabadian.. yang akhirnya harus berakhir. Di waktu setelah kematianku, makakau masih di sini. Kau sudah melupakanku.. dan hidupmu masih berjalan dengan sempurna walaupun aku sudah menghilang.”
Kim Shin mengingat saat membaca buku dan melihat daun maple yang berguguran dengan senyuman Eun Tak yang berjalan menyeberangi jalan.
“Aku harus menghilang Untuk membuatmu tersenyum. Ini adalah keputusan yang harus kubuat.Aku harus mengakhiri hidupku..”

Semua kenangan dengan Eun Tak pergi bersamanaya seperti menghilang, di Canada, depan rumah ketika Eun Tak berhasil melihat pedangnya, Eun Tak yang berlari ke arahnya ditaman dan ketika ia bersandar di tiang dengan Eun Tak meminum susu. Saat pertama kali bertemu di pinggir laut.
“Pada akhirnya, itu adalah keputusan akhir yang bisa kubuat.” Ucap Kim Shin dengan air mata mengalir di pipinya, Eun Tak yang masih umur 19 tahun terlihat binggung duduk didepanya, tapi Kim Shin bisa melihat Eun Tak yang sudah tumbuh dewasa dengan potongan rambut yang berbeda.
Bersambung ke episode 6

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


1 komentar: