PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 10 Desember 2016

Sinopsis Goblin Episode 3 Part 1


PS : All images credit and content copyright : TVN
Eun Tak ketakutan melihat wajah rentenir yang ingin memukulnya, lalu teringat dengan pesan nenek “Saat di antara hidup dan mati, buatah sebuah permohonan dengan  penuh pengharapan. Seorang dewa berhati lembut mungkin saja akan mengabulkan doamu.”
Mobil pun berhenti tiba-tiba,  Wang Yeo dan Kim Shin pun berjalan dalam kegelapan. Sirentenir bertanya siapa dua pria itu, menduga keduanya adalah Men in Black. Tiba-tiba lampu mobil pun mati dan semua jadi gelap, Eun Tak ketakutan begitu juga dua rentenir.

Mereka pun berusaha kabur dengan mengemudikan mobilnya, saat itu terlihat mobil terbelah dan Kim Shin memegang pedangnya. Eun Tak dalam mobil yang terpisah hanya bisa menangis ketakutan. Kim Shin berjalan mengambil barang-barang Eun Tak yang terjatuh.
Wang Yeo sudah bersandar di depan mobil menyapnya, Eun Tak makin ketakutan. Kim Shin membuka pintu mobil, menyuruhnya keluar. Kaki Eun Tak seperti masih lemas, Kim Shin memegangnya dengan bertanya apakah ia terluka. Wang Yeo melihat Kim Shin sudah pergi berjalan menjauh dan mobil pintu terjatuh. Eun Tak yang ketakutan langsung memeluk Kim Shin.
“Kau tanya "Apa kau terluka?"Bagaimana bisa kau menanyakan itu..setelah membelah mobil ini jadi duaseperti ini?” ucap Eun Tak menahan tangisnya, Kim Shin meminta Eun Tak menunggunya sebentar

“ Apa Kau mau membunuh mereka?Kau tidak akan membunuh mereka, kan?” kata Eun Tak khawatir, Kim Shin mengaku tidak akan melakukanya.
“Kau ini selalu saja bilang "tidak" bahkan Malaikat kematian juga datang. Dia bukan datang ke sini untuk menyelamatkanku, benarkan?”Kata Eun Tak
“Membunuh mereka kedengaran jadi  lebih masuk akal untuknya,  Tapi Jangan takut. Aku tidak akan membunuh mereka.Aku hanya mau menunjukkan pada merekakalau aku marah...dengan begitu mereka akan berharapuntuk mati saja.” Kata Kim Shin yang sempat mengejek Wang Yeo. 

Dua rentenir yang ada didalam mobil meminta tolong agar diselamatkan. Kim Shin pun mendekat menanyakan keadaanya, Dua rentenir memohon agar jangan membunuhnya.
“Jalanan ini akan hilang daripeta selama dua hari.Jadi, seberuntung-beruntungnya kaliantidak akan ada yang akan menemukan kalian dalam 2 hari.Rasanya akan sangat sakitsampai kau berharap ingin mati, tapi kau tidak akan mati.Polisi akan menemukan kalian 2 hari dari sekarang.Kau bisa menebus dosa kalian di kantor polisi nanti.Kalian harus berterima kasih,karena bukan aku yang menghukum kalian.Pengampunan itu bersembunyi di antarakorban yang kalian sakiti.Kalian harusnya berterima kasih padanya.” Ucap Kim Shin berjalan pergi.
Akhirnya Wang Yeo mendekat dengan berdiri diatas mobil,  seperti orang yang memberikan hipnotis berkata “Kalian berdua bertengkar, Kalian tidak melihat apapun, Kalian berdua tidak akan pernahberbaikan seumur hidup.” Dua rentenir saling menatap seperti tak saling kenal. 

Eun Tak berjalan dengan dua pria dibelakanganya, dengan wajah cemberut bertanya apakah mereka tak membawa mobil. Kim Shin mengatakan jarang naik mobil. Eun Tak menegaskan kalau hanya ingin bertanya, apakah ia sudah mati dan ini jalan menuju akhirat, Kim Shin mengatakan kalau ini jalan menuju  pedesaan dan mereka menyelamatkanya tadi.
“Jadi apa sekarang kalian mau membunuhku? Apa aku tertangkap hidup-hidup?” ucap Eun Tak dengan nada sinis, Wang Yeo seperti menahan marah dengan bergumam dalam hati.
“Aku penasaran. Kapan kita akan dengar dia berterima kasih karena menyelamatkan nyawanya?” gumam Wang Yeo kesal
“Tenanglah.Kita sedang berada dengan seorang gadis 19tahun yang sedang marah.” Balas Kim Shin yang bisa mendengar kata hati Wang Yeo

“Aku tidak menyangka kalian berdua sedekat ini. Bagaimana bisa kau membawa malaikat maut.. pada orang yang minta hidupnya diselamatkan?” kata Eun Tak kembali sinis
“Aku hanya penasaran. Kapan dia kita akan mendengar ucapan terima kasih darinya...” gumam Wang Yeo menjerit kesal, Kim Shin langsung berteriak agar Wang Yeo diam. Eun Tak merasa kalau Kim Shin itu sedang berteriak padanya. Kim Shin seperti serba salah.
“Kenapa tidak ada satupun mobil di jalanan bodoh ini?” teriak Eun Tak kesal dan berjalan pergi lebih dulu
“Seseorang sudah memastikan tidak ada mobil yang akan melintas di sini selama dua hari.” Kata Wang Yeo menyindir, Kim Shin menyuruh Wang Yeo berhenti bicara saja. 


Eun Tak masakan rappoki lalu mematikan kompornya, melihat Kim Shin ada didepanya bertanya kenapa belum pergi juga karena sebelumnya mengatakan akan pergi.  Kim Shin mengaku akan pergi Sebentar lagi. Eun Tak menyuruh Kim Shin tak perlu memperdulikanya karena tak akan penasaran. Kim Shin juga sudah tahu. Keduanya seperti masih salah jual mahal.
“Bagaimana kau bisa datang? Aku belum  sempat meniup api dari koreknya.” Kata Eun Tak binggung
“Aku tidak tahu. Aku cuma dengar kau bilang, "Selamatkan aku".  Sesuatu seperti itulah.” Jelas Kim Shin
“Tapi aku cuma mengatakannya dalam hati.” Ucap Eun Tak
“Mungkin kau mengatakannya dalam hati dengan keras.” Balas Kim Shin, Eun Tak pikir seharusnya tidak perlu datang. Kim Shin mengaku punya alasan untuk tidak datang.
“Aku minta maaf.Kau harus datang di tengah malam untuk menyelamatkanku, padahal aku kan bukan pengantinmu. Sudah kupikirkan, dan kau memang benar waktu kau bilang.. aku hidup di waktu bonus karena seharusnya aku sudah mati waktu dalam kandungan). Kudengar kau menyelamatkan ibuku 19 tahun lalu. Makanya aku tidak peduli dengan waktu bonus itu.. karena itu aku jadi dapat kesempatan untuk melihat ibuku saat aku lahir. Jadi.. Aku tidak akan membencimu lagi.” Ucap Eun Tak dengan nada masih penuh amarah.
“Kau kelihatannya sangat membenciku.” Komentar Kim Shin, Eun Tak menyangkalnya.
“Ada yang mau kubilang padamu kalau kita bertemu lagi.. walaupun kau mungkin berharap kita tidak bertemu lagi.” Kata Eun Tak masih dengan nada yang sama.
Kim Shin yakin Eun Tak kelihatannya sangat membencinya. Eun Tak tetap mengelak dan berkata Mulai sekarang, sepertinya tidak akan membuat permohonan, memikirkannya atau melakukan apapun, jadi Kim Shin  bisa santai dan pergi.
“Aku berharap kau akan menikmati perjalananmu dan bertemu dengan seseorang yang baik. Seseorang yang cantik dan baik, yang membuatmu menemukan dirimu yang sebenarnya. Ahh.. Bukan wajahnya, tapi hatinya. Kau ‘kan tidak peduli soal wajah.” Ucap Eun Tak, melihat makanan sudah matang jadi menyuruh makan lalu pamit pergi.
“Apa aku harus bayar kalau tidak makan?” kata Kim Shin, Eun Tak mengatakan kalau yang ingin makan itu Kim Shin dan mengaku kalau tidak punya uang. Kim Shin pun mengatakan akan membayarnya jadi menyuruh Eun Tak bisa pergi setelah makan.
“Apa kau... sedang memberiku traktiran makan malam?” tanya Eun Tak, Kim Shin membenarkan.
“Sepertinya mereka tidak memberimu makansebelum menculikmu.” Ucap Kim Shin
“Tidak. Aku tidak mau makan malam denganmu Atau kalau aku boleh membawanya pulang. Aku akan sangat berterima kasih dan memakannya.” Kata Eun Tak menolaknya, Kim Shin mengodanya kalau Eun Tak memang  benci padanya



Duk Hwa meminta Kim Shin mendengarkan perkataanya, dengan menceritakan Eun Tak kehilangan orang tuanya waktu masih kecil, lalu diperlakukan dengan tidak baik oleh bibi dan sepupu-sepupunya menurutnya keadaan sangat kasihan dan  pasti sering menangis.
“Ini adalah daftar orang yang pernah  membuatnya menangis. Bibinya dan sepupu-sepupunya.” Ucap Duk Hwa dengan memberikan foto-fotonya.
“Kita tidak perlu menggali terlalu dalam soal ini. Semua orang di sekitarnya tahu soal ini.” Kata Kim Shin
“Ibunya Eun Tak  mewariskan 150,000 dolar uang asuransi. Mereka menyiksanya sekarang karenatidak bisa melakukan apa-apa sampai dia berusia 18 tahun.” Ucap Duk Hwa
Kim Shin menatap Duk Hwa merasa tak percaya ternyata ada gunanya juga. Duk Hwa tersenyum menurutnya kalau Kim Shin memang orang kaya maka  harus menggunakan uang dan kekuasaanmu untuk memeriksa latar belakang seseorang, setidaknya sekali. Kim Shin pun bertanya darimana Duk Hwa mendapatkan foto itu.
“Aku mengikuti mereka dan mengambil fotonya. Tapi aku tidak melihat Eun Tak. Sepertinya dia sibuk.” Ucap Duk Hwa lalu Kim Shin melihat sebuah foto lagi yang dipegang Duk Hwa dan ingin melihatnnya. Duk Hwa dengan senang hati memperlihatkan fotonya. Kim Shin langsung membuangnya,
“Omong-omong kenapa kau menyuruhkumelakukan ini?” tanya Duk Hwa. Kim Shin mengatakan kalau itu untuk menghukum mereka.
Duk Hwa melihat dua batang emas diatas meja  berpikir kalau sedang merasa sakit, menurutnya itu bukan hukuman tapi  emas dan bagaimana bisa menghukum seseorang dengan memberi mereka emas lalu meminta bayaranya juga. Kim Shin hanya memuji Duk Hwa yang sudah berkerja dengan baik.
“Kenapa aku tidak dapat emas? Apa aku sudah melakukan banyak dosa? Bukankah aku berhak mendapat hukuman dari dewa?” rengek Duk Hwa, Kim Shin menutup map dan dua emas pun pindah ke atas buka dengan foto Eun Tak disampingnya. 


Dua sepupunya tertawa menonton tayangan TV, sementara Bibi Eun Tak uring-uringan karena keduanya menculik tapi tak menelpnya, dua anaknya tetap saja tertawa, Ibunya kesal meliaht dua anak yang tak mengerti kalau keadaanya sekarang dalam kesulitan karena hampir sampai ke tangan preman-preman itu.
“Lagipula ibu meminjamnya dari mereka.” Ucap anaknya, Sang ibu pikir menurutnya lebih baik membiarkan mereka tak makan saja dan pergi masuk ke kamar Eun Tak.
Ia mencari didalam laci dan melonggo tak percaya melihat dua batang emas, kedua anaknya pun datang dan langsung memeganganya. Sepupu perempuanya merasa kalau Eun Tak menukar uangnya dengan emas batangan jadi mengatakan tidak punya buku tabungan. Sepupunya mengajak mereka pergi ke tempat perhiasana. Ketiganya pun saling berebutan ingin memegang emasnya. 

Ketiganya duduk dimeja dengan mata kelelahan, menaruh emas diatas meja. Mereka minum kopi bergelas-gelas agar tak mengantuk. Tapi mata mereka pun tertutup. Sepupu pria terbangun dan melihat emas mereka tak ada diatas meja, lalu berteriak pada ibunya kalau Kyung Mi sudah membawa kabur.
Keduanya berlari keluar rumah mencari Kyung Mi,  Kakaknya mengeluh ponselnya sibuk dan yakin sedang bicara dengan seseorang. Ibunya memukul sang anak karena sudah pasti ia sedang menelpnya, dengan ponsel yang ada ditelinganya , lalu mereka pun buru-buru menghentikan taksi. 

Di cafe, Kim Shin dan Duk Hwa seperti melihat Bibi dan sepupu Eun Tak akhirnya pergi naik taksi. Duk Hwa sedang berbicara dengan kakeknya, memberitahua sedang makan sekarang dengan Kim Shin dan  hanya makan sedikit, lalu berbohong  kalau meletakkan kimchi di piringnya dan Kim Shin makan seollongtang (sup tulang).
“Omong-omong, kartu kreditku....” ucap Duk Hwa dan ponselnya langsung dimatikan oleh sang kakek.
“Sebenarnya semua masalah akan selesai  kalau kau bicara..” kata Duk Hwa lalu melihat Kim Shin yang tak mendengar ucapanya lalu bertanya apa yang sedang dilihatnya. Kim Shin melihat TV dengan boy band ikon yang sedang menarik di atas panggung.
“Dia benar-benar pria yang menyedihkan. Aku harusnya kasihan padanya, bukannya marah.” Ucap Duk Hwa, Kim Shin mengatakan kalau pria itu berumur masih seperti boyband tersebut, Duk Hwa bertanya siapa yang dimaksud.
“Raja yang pernah kukawal. Dia berusia 17 tahun.” Kata Kim Shin, Duk Hwa tak percaya Kim Shin  pernah jadi pengawal raja dan berpikir kalau sebagai kasim kerajaan.
“Aku adalah pakaiannya.” Ucap Kim Shin, Duk Hwa merasa kasihan dengan Kim Shin dan pasti butuh bantuan
“Itu adalah masa paling bersinar dalam hidupku. Mataku sakit, jadi aku terus-terusan mengutuk seseorang. Aku tidak yakin apa aku sedang mengutuk raja, kekuatan dewa, atau diriku sendiri. Aku sudah lupa.” Ucap Kim Shin menerawang keluar jendela, Duk Hwa penasaran apakah memang itu orangnya. 

Kim Shin dan Wang Yeo akhirnya menonton Boy band bersama, lalu bertanya apakah itu orangnya. Wang Yeo balik bertanya siapa yang dimaksud.  Kim Shin mengatakan kalau Orang yang menyebabkan dirinya marah selama 1000 tahun dan Reinkarnasi raja yang menghukumnya.
“Apa dia bereinkarnasi?” tanya Wang Yeo
“Aku tidak tahu juga. Kalau dia bereinkarnasi, usianyaseperti dia.” Ucap Kim Shin, Duk Hwa memberitahu kalau Kim Shin adalah seorang kasim.
“Lupakan.Kemarahan dan keinginan untuk balas dendamakan membuatmu jadi menyedihkan.” Kata Wang Yeo
“Apa kau senang karena kau tidak ingat apa-apa?Dari melihat saja aku sudah tahu.” Keluh Kim Shim
“Aku harus menyentuh baru bisa tahu.” Kata Wang Yeo, Duk Hwa penasaran apa yang dimaksud.
“Kau memang tidak berguna sama sekali.” Keluh Kim Shin, Duk Hwa bertanya apa yang akan ketahui kalau menyentuhnya
“Omong-omong, kenapa kau yakin sekali dia bereinkarnasijadi pria?” ucap Wang Yeo melihat girlband wanita sedang menari, Kim Shin pikir orang itu sudah berubah.
“Aku tidak bisa tahu kalau hanya melihat.Aku harus menyentuh mereka agar tahu.” Kata Wang Yeo
Duk Hwa masih penasaran apa sebenarnya yang terjadi kalau menyentuhnya. Kim Shin merasa sudah siap untuk memaafkannya kalau memang wanita itu yang rekarnasinya, Wang Yeo mengeluh karena sebelumnya Kim Shin sudah memendam kemaran selama 1000 tahun. Kim Shin yang senang melihat para wanita sedang menari-nari merasa kalau rajapunya alasan untuk itu. Wang Yeo memilih untuk pergi, Duk Hwa masih tetap penasaran sebenarnya apa yang terjadi jika Wang Yeo menyentuhnya. 


Wang Yeo pergi ke rumah sakit bertemu dengan dua juniornya dengan menyapa sebagai Kim dari kloter 21 dan satu dari  kloter 23. Wang Yeo pun duduk dengan senior lain diruang tunggu, Seniornya berkomentar kalau malaikat sekarang sangat muda dan segar, Wang Yeo pikir pernah muda seperti mereka. Teman Wang Yeo datang menyapanya.
“Kenapa kau tidak mengecek email kerjamu? Tentang jiwa yang hilang itu.. ada satu tim baru yang sudah dibentuk untuk menemukannya. Mohon masukkan daftar sebelum akhir tahun.” Kata teman Wang Yeo
“Aku tidak punya daftar dan Kau punya dua, kan?” ucap seniornya tertuju pada Wang Yeo
“Siapa bilang aku punya dua nama yang hilang?” kata Wang Yeo mengelak, Seniornya tahu sesama malaikat kalau Wang Yeo memiliki dua  nama yang hilang.
“Aku akan memasukkan datanya segera.” Ucap Wang Yeo, Teman Wang Yeo pun bisa menghargai yang akan dilakukanya dan pamit pergi lebih dulu dan akan bertemu di workshop musim dingin.

Tiba-tiba seniornya menunjuk dari arah pintu masuk, Seorang wanita cantik dan masih muda datang menyapa Wang Yeo dari  kloter 23. Wang Yeo seperti tak peduli hanya mengangguk dan wanita itu pun pergi. Temanya berkomentar kalau cantik dan memang seperti malaikat,  tapi kenapa harus jadi malaikat kematian dan yakin Rekan-rekan satu kloternya pasti senang karena wanita itu. 

Seorang pasien UGD masuk dengan penuh luka dan diatasnya ada seorang dokter mencoba menolongnya.  Wang Yeo akan pamit pergi, temanya memberitahu Ada pesta penyambutan untuk kloter 23 akhir bulan ini dan Ada hukuman kalau tidak datang jadi memastikan kalau tak akan datang
Seorang dokter memeriksa pasien meminta agar memesan ruangan operasi tapi tak ada yang mengubrisnya. Wang Yeo memanggil nama Tuan Choi Yeong Jae.Dokter Choi melihat Wang Yeo merasa tak punya waktu menyuruhnya untuk menunggu diluar saja.
“Kau berumur 33 tahun. Kau meninggal tanggal 4 Oktober, 2016. Waktu kematian, 2:41pm. Penyebab karena kelelahan bekerja. Itu Kau kan itu?” ucap Wang Yeo, Dokter Choi seperti tak percaya kalau sudah mati.
Tiba-tiba tubuhnya sudah tak bernyawa berjalan disampingnya, teman sesama dokter meneriakinya sambil menangis. Dokter lain masuk ruang UGD, Wang Yeo mengucapakan Terima kasih berkat pertolongan pertama maka pasien berhasil diselamatkan. Dokter Choi pun bisa mengucapkan syukur mendengarnya lalu melihat satu sandalnya yang tergeletak dilantai. 

Wang Yeo makan sandwich sendirian ditanganya terlihat ada dua buah lembar formulir untuk jiwa yang hilang tapi wajahnya terlihat ragu untuk menuliskanya. Sementara Eun Tak seperti berusaha untuk melupkan Golbin tapi sepanjang jalan mengunakan sepeda selalu menemukan tulisan
(PAMERAN GOBLIN,(MAKANAN GOBLIN, PERHIASAN GOBLIN, PERJALANAN MALAM GOBLIN)
Akhirnya ia melamun di dalam kelas dengan mendengarkan musik teringat kembali saat pergi bersama Kim Shin mengatakan “ Aku akan menikah denganmu. Aku benar-benar berpikir kau memang goblin. Aku mencintaimu.”  Lalu saat itu bisa menemukanya sedang berdiri didepan makam.
Eun Tak akhirnya menyandarkan kepalanya di meja seperti gairah hidupnya menghilang. Di sisi lain, Kim Shin juga melakukan hal yang sama, menyandarkan kepala diatas meja, mengingat saat Eun Tak berusaha menutupi wajahnya karena tak ingin melihat malaikat maut. Eun Tak pikir tak peduli lagi pada Goblin kalau memang mengingikan pergi. 


Eun Tak mencoba mencari-cari buku yang ada dalam rak dengan wajah panik, berpikir kalau memang sudah terjual bukunya. Si depan kasir terdengar seseorang yang meminta pengembalian buku, Tapi  kasir menolak karena tak ada bon pembelian.
“Apa yang aku lakukan dengan sesuatu yang ditemukan di buku ini?” ucap Duk Hwa membuka buku terlihat laminating daun maple. Eun Tak melihat dari kejauhan dan langsung mengatakan akan membeli bukunya.
“Ya.. memang. Itu milikku. Aku akan beli buku itu.” Akui Eun Tak
“Tidak ada bukti kalau itu milikmu jadi Tebak darimana daun ini berasal.” Ucap Duk Hwa, Eun Tak ingin menjawab dari Quebec lalu terdiam
“Kau tidak akan tahu jawabannya kalaupun aku memberitahumu.” Ucap Eun Tak, Duk Hwa pikir benar juga. 

Keduanya pun duduk di depan rak buku, Eun Tak mengucapka terimakasih karena berpikir akan kehilangan daun ini selamanya. Duk Hwa pikir tak masalah lalu berkomentar kalau Eun Tak terlalu tua untuk membaca itu Eun Tak mengaku untuk riset lalu menanyakan alasan Duk Hwa membelinya juga. 
“Aku kenal seorang goblin.” Kata Duk Hwa, Eun Tak kaget mendengarnya.
“Apa? Apa semua orang punya kenalan goblin? Benarkah?” kata Eun Tak polos, Duk Hwa mengatakan sudah pasti tak seperti itu.
“Kalau ada orang yang minta jaminan darimu, jangan mau. Kalau ada orang yang menyuruhmu membeli sesuatu,  jangan mau. Kalau seseorang menawarimu cemilan? Kau harus bilang "Menyingkirlah." Jadi Beri aku 10 dolar untuk bukunya. Berapa lama aku harus duduk di sini?” kata Duk Hwa, Eun Tak pun mengeluarkan dompetnya
“Tunggu... Bukankah sekarang ini buku bekas namanya?” ucap Eun Tak yang tak memiliki uang banyak didompetnya. Duk Hwa menolak dan mengambil uang dari tangan Eun Tak. 


Duk Hwa kembali kerumah dan dikagetkan dengan kakeknya yang datang dengan Wang Yeo yang ada diruang tengah. Kakenya mengaku sengaja datang untuk mengantarkan cucian dan  menyapa tapi menurutnya cucunya itu kelihatannya sedang punya tamu. Duk Hwa membenarkan dengan memohon agar menutupi kalau sudah menyewakan rumah.
“Siapa kau, tuan? Apa yang kau lakukan di rumah pamanku?” ucap Duk Hwa pura-pura tak mengenal Wang Yeo, Kim Shin keluar dari kamarnya
“Aku.. aku adalah temannya dan datang untuk berkunjung.” Kata Wang Yeo menunjuk pada Kim Shin, Duk Hwa pun berkomentar kalau Wang Yeo itu pasti teman baik Kim Shin.
“Apa kau mau mengadakan pesta perpisahan sebelum dia ke luar negeri?” kata Duk Hwa menyakinkan kakeknya.
“Sampai jumpa.. Jaga diri. Jangan pernah kembali Berbahagialah untuk waktu yang lama. Tetap di sini sampai kau mati.” Kata Wang Yeo dengan lambaikan tanga.
“Kau bisa pergi, Kita kan bukan teman. Keluarlah dari rumahku. Dan jangan pernah kembali.” Balas Kim Shin
Duk Hwa mengeluh Kim Shin yang bersikap buruk pada temanya, Kim Shin pun menyuruh Duk Hwa segera keluar juga. 
Keduanya akhirnya duduk di depan rumah, Duk Hwa tak percaya  Kim Shin bisa melakukan ini padanya menurutnya ini keterlauan, bahakn menyuruhnya keluar juga, menurutnya apakah seorang saudara itu harus melakukanya. Wang Yeo terlihat marah dan disekelilingnya tiba-tiba membeku jadi es.
Duk Hwa menjauh memberitahu kalau  Kim Shin tidak akan tinggal lama. Kim Shin juga berharap yang sama atau Duk Hwa juga ikut  dengan Kim Shin Ke suatu tempat. Duk Hwa berpikir kalau itu pasti tempat yang bagus.  Kim Shin membuka pintu menyuruh masuk, Duk Hwa dengan sinis langsung menolaknya walaupun Kim Shin memohon..
“Bukan kau..... Jadi Pulanglah supaya kau bisa dimarahi” kata Kim Shin pada Duk Hwa.
“Ini satu-kosong untukku.” Goda Kim Shin. Wang Yeo seperti menahan amarah masuk kedalam rumah.

Duk Hwa bertanya apakah ia akan dimarahi dan berpikir kalau Kim Shin mengatakan semua pada kakek  meminta memberitahukanya supaya bisa membuat alasan. Kim Shin juga kesal karena Duk Hwa meminta izin lebih dulu sebelum menyewakan rumahnya. Duk Hwa tak  akan pergi dan  akan tinggal untuk menghantui rumah ini.

Kim Shin terlihat bahagia melihat bisa mengalahkan Wang Yeo, dengan melihat wajahnya dicermin yang selesai mandi, Ketika ingin keluar terlihat tulisan di di lantai pada sebuah kain putih “Good Night.. 1:1”  Kim Shin panik kalau itu ditulis dengan darah kuda, dengan berteriak manggil malaikat maut untuk mengeluarkanya.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar