PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Jumat, 23 Desember 2016

Sinopsis Weightlifting Fairy Kim Bok Joo Episode 12 Part 2

PS : All images credit and content copyright :MBC

Tuan Kim baru saja selesai melakukan cuci darah, perlahan berjalan keluar, terlihat hidungnya mimisan dan jatuh tak sadarkan diri. Perawat yang melihatnya langsung mencoba menyadarkanya.
Sementara Joon Hyung sedang ada ditoko bunga, si pemilik melihat sebuket bunga mawar yang dipesan Joon Hyung merasa Gadis yang akan menerimanya pasti merasa sangat bahagia dan yakin itu pasti untu kekasihnya. Joon Hyung keluar dari toko berharap kalau kali ini bia berhasil dan tak percaya Bok Joo memang seorang wanita karena ternyata tak membenci bunga.
Bok Joo baru selesai membeli tiket, Joon Hyung menelp memberikan keberadaanya, Bok Joo memberitahu sedang ada di Daejeon untuk menemui Sun Ok sedang dalam perjalanan pulang. Joon Hyung bertanya kenapa Bok Joopergi kesana
Bok Joo mengatakan kalau ceritanya panjang dan  akan menceritakannya nanti lalu mmberitahu kalau harus naik bis sekarang. Joon Hyung memastikan kalau Bok Joo naik bis dari Daejeon, lalu memintanya agar berhati-hati. 

Pelatih Choi dan Dae Ho keluar dari salon, Dae Ho langsung mengandeng lengan pelatih Choi bertanya apa yang ingin dilakukanya, apakah ingin  menonton film atau mendapat pijat bersama. Pelatih Choi ingin membahas tentang kejadian sebelumya, tapi ponselnya lebih dulu berdering, ternyata Pelatih Yoon menelpnya. 

Pelatih Yoon pun memberitahu kalau  masih berbicara pada pihak sekolah dan meminta mereka untuk mempekerjakannya kembali, jadi harus bersabar. Pelatih Choi bisa mengerti walaupun dalam hatinya terlihat sedih karena tak bisa segera kembali ke kampus.
“Bagaimana anak-anak? Apa mereka baik-baik saja? Aku sudah dengar tentang Bok Joo... dari pamannya Bok Joo.” Kata Pelatih Choi, Pelatih Yoon menjawab kalau seperti biasa
“Menurutku ini bukan hal yang buruk membiarkannya beristirahat sebentar.” Kata Pelatih Yoon
Dae Ho tiba-tiba datang,  membawakan makanan karena akan mendapat cukup protein. Pelatih Yoon langsung menatap sinis karena tak membutuhkan itu, Dae Ho ternyata ikut dengan mereka dan duduk disamping pelatih Yoon.
“Ngomong-ngomong, sejak kapan kalian berdua jadi dekat? Aku tidak tahu kalau kalian saling bertemu di luar.” Kata Pelatih Yoon, Dae Ho ingin menjawab tapi  Pelatih Choi langsung menegaskan mereka hanya teman minum. Pelatih Choi pikir setiap orang memang  memerlukan teman minum. Saat itu pelatih Choi melihat tanga pelatih Yoon yang terkena saus ceker langsung membersihkanya, Dae Ho terdiam dengan wajah cemburu karena perhatian Pelatih Choi berbeda. 

Bok Joo pulang menaiki bus sendirian teringat kembali dengan kata-kata Sun Ok. “Aku iri padamu, Bok Joo. Kau memiliki bakat, dan seorang ayah yang dengan sepenuh hati mendukungmu.”
[Satu tahun yang lalu]
Bok Joo berlatih sendirian di ruang latihan, terus berlatih dengan mengangkat sampai dada, lalu akhirnya bisa mengangkat dua tanganya. Wajahnya terlhat bahagia bisa melakukanya seperti atlet angkat besi lainya.
“Aku juga memiliki saat dimana aku  benar-benar menyukai angkat besi.” Gumam Bok Joo 

Ponsel Bok Joo berdering, perawat dari Rumah Sakit Gangdong bertanya apakah ini wali dari Tuan Kim Chang Gul. Bok Joo langsung panik. Sementara Joon Hyung sudah menunggu diterminal tak percaya mau membeli bunga dan menawarkan untuk jadi kekasih sementaranya.
“Bok Joo membuatku melakukan segala hal.” Ungkap Joon Hyung tak percaya
Saat itu Bok Joo keluar dengan wajah panik dan terburu-buru, Joon Hyung berlari mengejarnya, Bok Joo dengan menangis memberitahu harus pergi ke rumah sakit sekarang karena ayahnya.... Joon Hyung meminta Bok Joo tetap tenang dan segera pergi ke rumah sakit. 

Bok Joo yang panik mencari kesana kemari tempat ayahnya dirawat, Joon Hyung dengan tenang menanyakan pada perawat dimana Tuan Kim dirawat, Perawat memberitahu ada dikamar 1101. Joon Hyung mencari kamarnya, lalu memanggil Bok Joo. Bok Joo pun langsung berlari memanggil ayahnya sambil menangis masuk ke dalam kamar.
Joon Hyung terlihat sedih karena kejutanya ingin memberikan bunga gagal, Dae Ho dengan terburu-buru mencari-cari kamar kamanya, Joon Hyung memanggilnya memberitahu kamar Tuan Kim, Dae Ho buru-buru masuk dengan tangisannya seperti yang dilakukan Bok Joo. 

Keduanya menangis dengan Tuan Kim yang sudah memakai baju rumah sakit, Dae Ho meminta maaf dan memintanya agar tak mati, Tuan Kim mengeluh keduanya itu sangat berisik karena merasa baik-baik saja dan mereka terlalu membesarkanya, Dokter pun datang, Bok Joo langsung menanyakan keadaan ayahnya.
“Dia tidak berada dalam kondisi yang krits, tapi tingkat fosfornya sangat tinggi. Tingkat kreatinin darahnya juga di atas 10. Dia harus menginap di rumah sakit untuk beberapa hari dan mendapat pemeriksaan menyeluruh, tapi aku pikir dia perlu melakukan transplantasi secepatnya.” Kata Dokter, Bok Joo binggung ayahnya harus  melakukan Transplantasi
“Kau harus beristirahat tanpa memikirkan apapun sampai besok.” Pesan Dokter, Tuan Kim mengerti. 

Jae Yi dan Ah Young bertemu dengan teman lama mereka satu kampus, Salah satunya merasa sudah lama tak bertemu dengan Jae Yi, lalu mulai bersulang, teman disamping Ah Young berkomentar kalau mereka berdua sudah dekat sejak masih sekolah, dan mengusulkan agar Jae Yi dan Ah Young menikah saja.
“Apa kau mau menikah?” tanya Ah Youn sengaja mengodaya, Jae Yi tersenyum mengatakan kalau sesama teman tidak akan saling menikah. Semua yang mendengarnya terlihat sedih, Ah Young dengan tawanya kalau ditolak. 

Saat itu seorang teman melihat Sang Gu dan Hwan Hee yang datang, salah satu temanya menerima telp dari Sang Gu kalau akan datang, padahal tak pernah menyangka kalau anak datang. Sang Gu menyapa semua temanya, terlihat wajah sinis Jae Yi yang terlihat pada pasangan yang baru datang.
Hwan Hee, seorang wanita cantik pun menyapanya dan melihat Jae Yi yang terlihat dingin menatapnya. 

Jae Yi baru saja keluar dari toilet melihat Hwan Hee seperti sengaja menunggunya, Hwan Hee menanyaka kabarnya, Jae Yi mengaku kalau baik-baik saja. Hwan Hee berkomentar Jae Yi sama sekali tidak berubah. Dan terkejut ketika pertama kali melihatnya., karena masih sama seperti yang ada dalam ingatannya.
Saat itu Sang Gu melihat keduanya yang sedang berbicara, Hwan Hee terlihat ketakutan memilih untuk pergi, Sang Gu pun menatap sinis Jae Yi dan kembali ke dalam restoran lebih dulu. 

Sang Gu terlihat sedikit mabuk mengajak Jae Yi minum karena sudah lama tak bertemu. Jae Yi menolak karena harus bekerja besok jadi tidak akan minum lagi. Sang Gu berkomentar kalau Jae Yi masih kaku seperti dulu.
“Kau sangat kaku dan baik. Kau sangat terkenal di kalangan wanita. Bukankah dia tipe idealmu?”ucap Sang Gu pada Hwan Hee, Sementara  mengeluh Sang Gu membawa tentang masa lalu.
“Kau masih menyukai pria sepertinya, kan? Kau bilang tidak menyukaiku karena aku tidak punya tata krama. Dia masih memberiku waktu yang sulit. Mungkin ini karena dia membenciku atau karena dia tidak bisa melupakanmu.” Kata Sang Gu, Jae Yi pu memilih untuk pamit pergi saja. Tapi Sang Gu menahan tanganya. Hei, ada apa?
“Hei.. Akan sedih kalau kau pergi. Hwan Hee mungkin sudah menunggu-nunggu saat dimana dia bisa bertemu denganmu lagi. Jadi Tinggallah disini lebih lama.” Kata Sang Gu memeritahkan agar duduk.
“Kumohon hentikan, karena Kau akan menyesali ini besok pagi.”kata Jae Yi menahan amarahnya, Sang Gu tetap mengatakan kalau ia tak mabuk dan hanya memberitahu kebenarannya kala Hwan Hee datang ke Seoul untuk bertemu Jae Yi.
Hwan Hee mengajak Sang Gu agar pergi saja karena sudah terlalu mabuk, Sang Gu mendorong-dorong Hwan Hee agar bisa melihat pria yang disukainya, Jae Yi tak bisa menahan amarahnya langsung memberikan pukulanya, Ah Young yang melihatnya melonggo tak percaya melihat Jae Yi bisa semarah itu. 


Ah Young pun memberikan obat pada tangan Jae Yi yang terluka merasa heran dengan tingkah temanya karena sudah tahu kalau  Sang Gu bicara tanpa sopan santun, jadi harusnya mengabaikannya, menurutnya ia bukan anak-anak yang harus memukulnya.
“Biasanya, kau bisa berpikir dengan benar dan tidak sampai lepas kendali. Kenapa kau sangat marah? Apa kau terganggu oleh Sang Gu Atau apakah ini karena Hwan Hee? Apa kau masih punya perasaan padanya?” kata Ah Young, Jae Yi pikir tak seperti itu, Ah Young pun ingin tahu alasanya.
“Aku lelah melihatmu tidak bisa melupakan cinta pertamamu. Bukankah ini sudah waktunya... untukmu melupakannya dan berkencan dengan orang lain?” kata Ah Young, Jae Yi tak ingi membahasnya mengajak pergi karena sudah terlalu larut.
“Kapan kau akan menganggapku? Apa Kau tidak tahu? Demi 10 tahun persahabatan kita, apa menurutmu.... aku akan tinggal disisimu seperti bayangan?” kata Ah Young mengaku kalau perasaanya itu tulus, Jae Yi tak percaya ternyata Ah Young menyimpan perasaanya.
“Kau tidak tahu, kan? Itu berarti kau tidak pernah menganggapku sebagai calon kekasih potensialmu. Aku sudah menduganya, tapi rasanya lebih buruk setelah memastikannya... Baiklah... Aku juga sudah lelah menyukaimu, Aku lelah berharap, jadi Aku pikir lebih baik saatnya berhenti sekarang. Ini akhirnya.” Kata Ah Young dengan mata berkaca-kaca, Jae Yi hanya bisa terdiam melihatnya. 

Tuan Kim menyuruh Bok Joo pulang saja, kare Dae Ho akan tinggal dirumah sakit. Bok Joo menolak karena ingi tinggal bersama dengan ayahnya, Dae Hoo pun menyuruh Bok Joo pulang saja karena Hanya ada satu tempat tidur untuk wali.
“Kau hanya akan jadi gangguan, Seluruh keluarga tidak harus berada di sini”kata pamanya, Bok Joo tetap ingin tinggal dengan ayahnya, tapi Tuan Kim mengaku kalau Bok Joo itu menganggunya dan membutuhkan istirahat.
“Aku akan mengambilkan semua yang kau butuhkan dan tidak punya tisu.” Kata Bok Joo keluar kamar dengan membawa dompetnya, saat itu terlihat tergeletak plastik dengan penuh peralatan yang dibutuhnya dan melihat tak ada Joon Hyung disana. 

Bok Joo pun kembali ke rumah melihat kembali sudah tertulis pengumuman,  [Kami tutup saat malam. Ayam Bok.] wajah Bok Joo seperti tak menyangka Joon Hyung melakukan itu juga lalu mengubah tulisanya  [Kami tutup untuk beberapa hari.]
Ia pergi ke kamar ayahnya memasukan beberapa handuk ke dalam serta beberapa pakaian dalam. Saat itu melihat beberapa tumpuka berkas dialam lemari ayahnya dan ternyata itu bukti kepemilikan asuransi  tapi meurutya itu sangat banyak sekali.
Bok Joo melihat ada namanya yang menjadi ahli waris, dengan menahan tangis menurutnya tak ada gunanya punya uang kalau Ayah meninggal, padahal  harusnya membeli motor baru dengan uang asuransi yang dibayarkanya. Ia melihat baju ayahya yang robek akhirnya Bok Joo menangis histeris karena ayahnya merelakan semua uangnya hanya untuk dirinya. 

Tuan Kim terlihat gelisah tak bisa tidur, ponselnya bergetar dan melihat adiknya sudah tertidur.  Tuan Kim bertanya kenapa anaknya belum tidur Bok Joo bertanya balik, Tuan Kim mengaku kalau baru saja ingin tidur, lalu berpikir Bok Joo yang tidur sendirian dirumah. Bok Joo mengaku bukan seperti anak kecil yang ketakutan.
“Ayah.. Maafkan aku atas Semuanya, Maafkan aku karena membuatmu khawatir. Maafkan aku karena membantumu mengantar pesanan  ketika kau menyuruhku untuk tidak melakukannya. Aku juga minta maaf karena aku tidak sopan padamu. Ketika aku kecil, aku protes tentang kimbap buatanmu yang  tidak bagus dan tidak memakannya. Maafkan aku.” Kata Bok Joo sambil menangis
“Hentikan, anak bodoh... Aku yang lebih bersalah. Maafkan aku karena membuatmu melakukan angkat besi, dan aku merasa bersalah karena aku tidak punya pilihan lain dan membuka restoran ayam untuk membesarkanmu. Yang paling membuatku merasa bersalah...adalah kau... tidak pernah... bisa menyebutkan kata "ibu" ketika kau tumbuh dewasa.” Ucap Tuan Kim yang juga ikut menangis.
“Itu bukan salah Ayah tapi Itu salah Ibu.” Kata Bok Joo, Tuan Kim tetap ingin meminta maaf.
“Aku ingin meminta maaf padamu atas nama Ibu. Aku merasa sangat bersalah tentang hal itu...selama kau tumbuh dewasa.” Kata Tuan Kim, Bok Joo tetap merasa kalau yang seharusnya meminta maaf, Tuan Kim pun menyuruh anaknya tidur sekarang.
Setelah menutup telpnya, diam-diam Dae Ho mendengar pembicaraan Tuan Kim di telp dan ikut menangis dengan berpura-pura sudah tertidur. 


Bok Joo mengepel lantai pagi hari di ruang latihan, Pelatih Yoon datang dengan wajah masih baru bangun tidur dengan rambut acak-acakan., Bok Joo langsung menyapanya,  degan melihat rambutnya berantakan. Pelatih Yoon masih melonggo melihat Bok Joo yang kembali ke ruang latihan.
“Apa kau sudah kembali sekarang?” tanya Pelatih Yoon
“Mahasiswa Haneol, Kim Bok Joo, kembali ke tim angkat besi.. untuk latihan musim dingin setelah istirahat sebentar. Aku melaporkan kembalinya aku padamu. Hormat!” kata Bok Joo melapor seperti seorang tentara.
Pelatih Yoon pun menghampirinya tak percaya karena  Sudah lama tidak melihat senyumnya, dan memuji kalau itu baru semangat seorang atlet angkat besi. Karena tanpa Bok Joo  ruangan angkat besi terasa kosong. Bok Joo pun meminta maaf pada Pelatih Yoon yang membuatnya khawatir. 

Para senior datang memelihat Bok Joo, Min Youn bertanya apakah Bok Joo akan kembali, senior lain merasa kalau semua yang terjadi bukan karea mereka dan tidak pernah kasar padanya, Sang Chul pun meminta Bok Joo memberitahu kalau merasa sakit karena sangat khawatir
“Aku benar-benar minta maaf. Aku akan berbuat sebaik mungkin mulai sekarang!” ucap Bok Joo dengan senyuman cerianya.
Woon Gi menunjuk Nan Hee yang baru datang tak bisa menahan tangisnya, Nan Hee pun langsung memeluk Bok Joo dengan erat. Bok Joo berkomentar temaya itu berlebihan. Nan Hee memberitahu kalau Sun Ok sudah pergi dan merasa kesepian sendirian, dan mengancam akan menghancurkan dengan barbel kalau mengatakan akan berhenti lagi. Bok Joo berjanji tak aka melakukanya.
Nan Hee pikir kalau Sun Ok datang pasti menyenangkan, Bok Joo menceritakan kalau datang menemuinya kemarin. Nan Hee pun ingi tahu kapan Sun Ok akan kembali. Bok Joo pikir Sun Ok tidak akan bisa kembali untuk sementara ini. Nan Hee mengaku kalau sangat merindukanya bakan terus bermimpi tentang hantu lalu Sun Ok meninggalkanya.

Si Ho berlatih dengan pita dan berusaha mengangkat tongkat ketika melemparnya tapi gagal. Pelatih Sung langsung memarahinya, kalau pesenam SMP juga tidak membuat kesalahan seperti itu dan tak mengerti dengan Si Ho belakangan ini.,
“Kau sudah cukup berpengalaman untuk tahu caranya melepas stress. Kau tidak bisa terus seperti ini. Aku akan mengetes lagi besok dan memutuskan apakah aku akan mengirimmu ke ronde kedua atau tidak. Kau mengerti?” kata Pelatih Sung, Si Ho mengangguk mengerti.
Si Ho mengambil minuman dalam dispenser tapi karena melamun air panas yang diambilnya malah tumpah dan mengenai tanganya, terlihat seperti kondisinya benar-benar tak baik. 

Jae Yi melamun menatap jendela ruanganya, teringat kembali ucapan A Young “Itu berarti kau tidak pernah... menganggapku sebagai calon kekasih potensialmu. Aku juga lelah menyukaimu. Aku pikir lebih baik berhenti sekarang. Ini akhirnya.”
Ketika kembali ke kursi kerjanya, Hwan Hee menelp minta maaf tentang yang kemarin karena Sang Gu memang begitu akhir-akhir ini. Jae Yi bisa mengerti. Hwan Hee pun merasa kalau  tidak bisa meminta maaf dengan benar padanya terakhir kali jadi selama ini merasa bersalah, Jae Yi pikir tak perlu dan mengucapkan Terima kasih sudah meneleponnya, lalu mengucapkan agar mantan pacarnya itu bisa bahagia. 

Si Ho terlihat kembali tak bisa tidur dan melirik ke arah tempat sampahnya, akhirnya mengambil kembali pil tidurnya dengan mengeluarkan dua buah, saat itu teringat kembali pesan pelatihnya kalau aka mengetesnya esok lalu memutuskan apakah akan mengirinya untuk ronde kedua atau  tidak. Akhirnya Si Ho mengambil beberapa butir dan meminumnya lalu berusaha untuk tertidur. 

Tuan Kim berteriak tak percaya mendengar Bok Joo yang akan kembali lagi, lalu bertanya kenapa Bok Joo bisa melakukan tiba-tiba karena selalu melakukan hal yang berlawanan dengan apa yang dikatakanya, seperti seolah-olah tak peduli.
“Aku tidak peduli apakah kau perlu mengejar latihanmu atau tidak. Itu hidupmu, bukan hidupku dan Aku akan keluar besok sore, Kau jangan datang.” Kata Tuan Kim dan menyuruhnya agar anaknya latihan saja.
Dae Ho bertanya setelah kakaknya menutup telp bertanya apakah ok Joo akan kembali. Tuan Kim terlihat bahagia karena akhirnya Bok Joo kembali ke tim angkat besi seperti yang diimpikanya. 

Bok Joo terdiam menatap semua alat-alat berat yang selama ini menemaninya latihan, lalu teringat sesuatu dan mengeluarkan ponslenya. Joon Hyung sedang melamun di depan kolam renang dan wajahnya tersenyum melihat layar ponselnya. Bok Joo bertanya keberadaan Joon Hyung sekarang, Joon Hyung mengatakan kalau sedang ada di kolam renang.
“Aku yang mencarimu. Kau dimana? Apa kau di rumah sakit?” kata Joon Hyung, Bok Joo mengatakan kalau sedang ada dikampus  dan mengajaknya agar bertemu sebentar. Joon Hyung terlihat bergegas pergi keluar dari asrama dengan jaketnya, sementara Bok Joo kembali ke kamarnya dan memakai jepitan rambut yang dulu pernah dipakai untuk menemui Jae Yi. 

Bok Joo sudah ada ditaman terlihat bahagia melihat turun salju, Joon Hyung datang denga nafas terengah-engah karena berlari. Bok Joo heran kenapa Joon Hyung harus berlari karena tidak perlu terburu-buru. Joon Hyung mengatakan kalau khawatir Bok Joo akan kedinginan.
“Kapan kau sampai dikampus? Bagaimana Ayahmu? Apa dia baik-baik saja?” tanya Joon Hyung, Bok Joo mengatakan kalau baik-baik saja.
“Dia sudah diperiksa, dan mereka bilang tidak berada di kondisi yang kritis. Mereka pikir Ayah membutuhkan transplantasi ginjal segera.” Kata Bok Joo, Joon Hyung pun bisa mengucap syukur karena merasa khawatir.
“Terima kasih. Jika bukan karenamu, aku mungkin sudah kebingungan.Pikiranku mendadak kosong ketika dengar Ayahku pingsan di rumah sakit. Aku tidak bisa berpikir dengan jernih.” Cerita Bok Joo, Joon Hyung melihat wajah Bok Joo terlihat lebih cerah sekarang. 

Bok Joo pu melihat salju yang turun semakin banyak, Joon Hyung pun mencoba merasakan. Keduanya lalu saling menatap, Bok Joo memberitahu kalau hari ini kembali ke kampus lagi, Joon Hyung tak percaya dan tersenyum bahagia menurutnya Tempatnya memang di tim angkat besi. Bok Joo juga berpikir seperti itu dan kembali mengucapkan gaya ucapanya “keren” pada Joon Hyung.
“Ketika aku datang ke sekolah pagi ini, anehnya kau adalah yang pertama masuk ke pikiranku. Bahkan setelah latihan, aku pikir harus memberitahumu kalau aku sudah kembali.” Akui Bok Joo. Joon Hyung bisa tersenyum mendengarnya.
“Joon Hyung. Aku sudah memutuskan untuk tidak menolakmu tapi akan menjagamu. Aku pikir... Aku juga menyukaimu.... Ah tidakk...  maksudku Aku menyukaimu.” Ungkap Bok Joo.  Joon Hyung semakin sumringa mendengarnya.

“Aku tidak tahu apakah aku menyukaimu sebagai seorang teman atau sebagai pria, tapi aku tidak ingin kau pergi dari sisiku. Aku ingin kau terus memanggil namaku bahkan Kau bisa memanggilku Bok Joo atau Gendut...” kata Bok Joo, Joon Hyung tiba-tiba langsung mengecup bibir Bok Joo.
Bok Joo terkejut dengan wajah serius memegang wajah Joon Hyung, tapi Joon Hyung terlihat  panik berpikir akan melakukan sesuatu, Bok Joo memberikan  dua kali kecupan untuk Joon Hyung, akhirnya Joon Hyung pun menarik badan Bok Joo agar bisa lebih dekat dan menciumnya, keduanya saling menatap bahagia dengan turun salju yang semakin lebat. 
bersambung ke episode 13 

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

3 komentar: