PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Minggu, 30 Agustus 2020

Sinopsis Was it Love Episode 15 Part 2

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Tuan Koo memotong daging steak dengan pisaunya,  Chan Yeong yang melihatnya terlihat ketakutan. Tuan Koo pun membahas Chan Yeong yang sangat tertarik pada Dong-chan Sepertinya hari ini juga. Chan Yeong hanya bisa terdiam dengan wajah tertunduk.
“Aku pernah ditusuk, ditembak, dan suatu kali pernah terkena kapak. Namun… ada hal yang lebih berbahaya daripada pisau, pistol, atau kapak. Kalian tahu apa itu? “ kata Tuan Koo
“Perkataan dari mulut kalian. Terkadang perkataanmu bisa lebih tajam dari pisau, lebih berbahaya dari pistol, dan lebih melukai dari kapak saat menyakiti orang lain. Kalian pasti paham maksudku, 'kan?”kata Tuan Koo
Chan Yeong dkk pun menganguk mengerti. Tuan Koo pun mempersilahkan mereka semua untuk Makan yang banyak. Dong Chan dan Ha Nee hanya terdiam melihat Tuan Koo yang terlihat ramah.
Tuan Koo menyuruh keduanya mulai makan. Keduanya menganguk mengerti. Chan Yeong pun mencoba bersikap baik pada Dong Chan mengajak untuk mulai makan. Dong Chan menganguk. 


Ha Nee bercerita pada anjingnya kalau ini sangat mengagetkan karena Ibu Dong-chan dan ibunya sangat mirip Seperti muka ganda. Nyonya Kang yang sedang menyiram tanaman mendengar kata  "Muka ganda." Dan mengingat ucapan Tuan Koo “Dengan orang yang tak bisa kulindungi. Kalian sangat mirip.”
“Pak Koo tak bisa melindungi ibu Dong-chan, wanita yang dicintainya. Jadi, dia berjanji melindungi putra wanita itu selamanya. Pak Koo sangat romantis, ya. Benar, 'kan?” ucap Ha Nee. Nyonya Kang mengahut membenarkan.
“Dia lebih hebat dari kelihatannya.” Kata Nyonya Kang. Ha Nee tak mendengar bernyata apa yang dikatakan.
“Namun, bukannya kau juga punya? Seorang pria yang hebat. Pria itu juga hanya menyukai satu wanita selama hidupnya. Terlebih… sepertinya dia bisa mengembalikan ibumu ke masa mudanya, waktu dia berumur 23 tahun.” Ucap Nyonya Kang menyiram bunga yang diberikan Tuan Koo diatas meja. Ha Nee hanya diam saja. 

Di rumah sakit, Ae Jung membereskan bajunya. Dae Oh mengeluh  Ae Jung yang akan keluar lebih dahulu dan meninggalkan aku yang masih sakit. Ae Jung pun mengeluh apa yang harus dilakukan karena Dae Oh besok juga akan keluar rumah sakit.
“Itu masih besok. Bagaimana bisa aku sendiri di sini selama sehari?” kelu Dae Oh
“Salah satu dari kita harus cepat keluar dan kembali ke kantor.” Ucap Ae Jung
“Sudahlah. Padahal aku sangat senang karena kau ada di dekatku. Sekarang semua sudah tak seru lagi. Tak bisa begini.” Kata Dae Oh akhirnya menarik Ae Jung agar bisa menatapnya.
“Aku tak bisa melihat wajahmu selama 12 jam. Aku harus melihatnya sekarang. Matamu, hidungmu, dan mulutmu.” Kata Dae Oh dan langsung menekan wajah Ae Jung sampai terlihat tertekan.
“Hei, lepaskan aku! Kubilang, lepaskan aku. Lepaskan! Apa Kau masih bisa bercanda saat terluka begini?” teriak Ae Jung marah Tapi Dae Oh seperti bahagai mengerjai Ae Jung. 


Saat itu Ha Nee datang, Ae Jung kaget melihat anaknya datang. Dae Oh pun langsung melepaskan tanganya dengan wajah tertunduk. Ha Nee dengan wajah serius meminta Dae Oh agar bicara dengannya sebentar. Akhirnya keduanya duduk di luar ruangan, Dae Oh terlihat gugup.
“Ayo kita mulai bicarakan ini dengan serius.” Ucap Ha Nee. Dae Oh pun mengerti walaupun terlihat gugup.
“Aku sudah siap mendengar apa pun darimu.” Ucap Dae Oh. Ha Nee pun mengerlurkan sebuah kertas   "Daftar periksa untuk menjadi suami Noh Ae Jung." Dae Oh terlihat bingung.
“Jika kau yakin bisa memenuhi sepuluh syarat ini, aku akan memberimu kesempatan. Kau harus tahu bahwa aku tak butuh ayah. Ibuku menjadi ibu sekaligus ayahku saat membesarkanku selama 14 tahun. Karena itu, aku memberimu kesempatan untuk menjadi suaminya, bukan ayahku. Karena kau bisa membuat ibuku tertawa.” Tegas Ae Jung.
Dae Oh melihat tulisan anaknya [APA KAU BERJANJI AKAN MENCINTAI NOH AE-JUNG SELAMANYA?]


Ae Jung dan Ha Nee berjalan pulang bersama, Ha Nee heran ibunya yang tak bertanya apa yang mereka bicarakan, apakah Ibunya tak penasaran. Ae Jung mengaku Tentu saja penasaran. Ha Nee pun heran ibunya tak akan bertanya.
“Apa pun yang kau katakan, ibu memahaminya.” Ucap Ae Jung. Ha Nee pikri Ibu bahkan belum dengar jawabannya. Ae Jung tak mengerti maksud ucapan anaknya.
“Kini jalanilah hidup Ibu. Aku sekarang sudah besar.Sebentar lagi berumur 15 tahun.” Kata Ha Nee. Ae Jung tak mengerti ucapan anakanya.
“Sebenarnya, aku sangat membenci pria itu. Waktu Ibu melahirkanku dan menjadi seorang ibu, pria itu malah berhasil meraih mimpinya, dan hasilkan banyak uang. Namun, aku sudah terlanjur melihat semua.” Kata Ha Nee. 
Flash Back
Ha Nee melihat ibunya yang dudu menangis didepan Dae Oh, karena perasaanya tak pernah berubah.
“Aku terlanjur melihat wajah Ibu yang mengkhawatirkannya, dan wajah Ibu yang terlihat senang saat berada di sampingnya. Aku juga lihat Ibu sangat bahagia saat berada di sampingnya.”
Ha Nee melihat ibunya yang membiarkan tangan Dae Oh memegang wajahnya.
“Karena itu, aku mau memberinya kesempatan. Aku tak tahu soal menjadi ayah,tapi aku mau tahu apa dia pantas menjadi suami.” Ucap Ha Nee.
“Kau terdengar seperti bukan murid SMP. Kenapa kau sangat dewasa? Ibu menjadi terharu.” Kata Ae Jung memeluk anakany.
“Bagaimanapun, Bu, nikmatilah hidupmu. Bukan hidup sebagai ibu Noh Ha-nee, tapi sebagai Ibu sendiri.” Ucap Hae Nee.
“Kau sudah sangat besar, Noh Ha-nee. Sejak kapan pelukanmu nyaman begini?
“Pelukanmu…jauh lebih nyaman dari pelukan ibu.” Kata Ae Jung memeluk erat anaknya. Ha Nee pun bisa tersenyum. 



Keduanya masuk ke rumah, Ha Nee pikir Neneknya sudah pulang. Ae Jung pikir benar lalu memanggil ibunya lalu bingung melihat banyak buku dan koper. Yeon Woo menuruni tangga membawa koper lainya.  Ae Jung bertanya Apa ini?
“Aku akan pindah rumah. Jadi, aku bereskan barangku.” Ucap Yeon Woo. Ae Jung kaget Yeon Woo "Pindah rumah"
“Pak Oh, kau akan meninggalkan rumah kami?” kata Ha Nee kaget. 

Ae Jung dan Yeon Woo duduk di teras sambil minum bersama. Ae Jung pikir Setelah dipikirkan, belum pernah memasak apa pun untuk Yeon Woo sejak datang ke sini lalu meminta maaf.  Yeon Woo mengeluh Ae Jung terus minta maaf sampai akhir. Ae Jung seperti tak sadar mendengarnya.
“Maaf... Astaga.” Ucap Ae Jung merasa bersalah. Akhirnya Yeon Woo mengaku sesuatu.
“Hanya saja… sepertinya hatimu akan lebih tenang jika aku meninggalkan rumah ini. Jadi, jangan khawatir lagi.” Ucap Yeon Woo
“Apa kau tahu bahwa kau sangat membantuku? Saat aku mengandung Ha-nee, aku sering takut dan ingin menyerah.” Kata Ae Jung mengingat saat datang ke rumah sakit.
Ia tak sengaja menjatuhkan buku agenda kehamilanya saat masa kuliah.  Ia mengaku Tapi saat itu,melihat buku catatan kelas pilihan itu.
“Bagaimana bisa buku catatan kelas yang kita ikuti bersama ada di tas itu?” ucap Ae Jung melihat catatan Nama Anak PEREMPUAN: HA-NEE, LAKI-LAKI: HA-NEUL
“Kau adalah orang yang sangat berarti untukku. Bertemu lagi denganmu setelah 14 tahun merupakan keberuntungan besar bagiku.” Kata Ae Jung
“Aku juga merasa begitu. Baik 14 tahun lalu maupun sekarang, menyukaimu adalah kebahagiaan bagiku.” Akui Yeon Woo. 



Ae Jung melihat buku yang diberikan Yeon Woo tertulis [MEMIKIRKANMU, SEGALANYA BAGIKU] Lalu membuka surat yang ditulisan Yeon Woo [UNTUK AE-JUNG]
[AE-JUNG SAYANG.. Ae-jung! Aku akhirnya berumur 20 tahun. Aku senang sekali menjadi mahasiswa. Meski universitas kita berbeda, kita bisa ikuti kelas yang sama berkat program transfer kredit.]
Yeon Woo yang sudah suka dengan Ae Jung bahagia bisa satu kelas dengan Ae Jung dan duduk bersebelahan.
“Aku bisa sering melihatmu di kelas, juga saat mengerjakan tugas bersama. Saat aku menyerah menjadi atlet karena cedera, kau satu-satunya orang yang memarahiku agar aku sadar, serta setia menunggu dan mendukung di sampingku.”
“Berkatmu, aku menemukan impian baru.” Yeon Woo mengingat saat cedera melihat [BUKU PEDOMAN JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI] dan akhirnya mengejar menjadi guru olahraga.
“Kau sangat berjasa bagiku hingga tak bisa kuungkapkap dalam kata-kata. Namun, aku hanya bisa katakan satu hal.”
“Membuatku teringat padamu.” Ungkap Yeon Woo sebelumnya. Ae Jung terharu membaca surat yang dituliskan Yeon Woo. 
“Terima kasih. Saat aku berumur 19 tahun, juga saat baru berumur 20 tahun, aku seorang diri, tapi kau selalu ada di sampingku. Namun… ada hal yang lebih ingin kukatakan daripada terima kasih.”
“Aku sangat menyukaimu. Aku butuh satu tahun untuk mengatakannya. Menyukaimu adalah kebahagiaan bagiku. Jadi, aku akan menunggumu.”
Ae Jung mengingat ucapan Yeon Woo “Baik 14 tahun lalu maupun sekarang, menyukaimu adalah kebahagiaan bagiku.” Dan Ae Jung melihat tertulis diakhir surat [MUSIM SEMI 2006, DARI OH YEON-WOO YANG MENGINJAK UMUR 20 TAHUN] 



Tuan Wang di lempar keluar dari gudang sambil mengumpat kalau seseoran penipu dan mereka berencana mengelabuinya bahakn sudah merencanakan ini di belakangnya. Si pria menyuruh Tuan Wang pergi jika sudah tak punya uang.
“Kalian tak tahu itu uang apa! Sialan.” Teriak Tuan Wang. Saat itu anak buah langsung memberikan pelajaran untuk Tuan Wang. Di dalam mobil Reporter dan Nyonya Song melihat Tuan Wang.
“Aku merasa familier saat bertemu dengannya. Ternyata dia Wang Seong-gyu, CEO Thumb Film.” Ucap Reporter. Nyonya Song pun memegang kartu nama "Thumb Film"
“Dia berutang kepada kreditur karena berjudi hingga bangkrut. Nona Noh menyelamatkannya.” Cerita Reporter. Nyonya Song ingin tahu kelanjutanya. Reporter pun ingin tahu apa yang bisa dilakukan. 

Tuan Wang sudah terkapar di jalan, dengan wajah babak belur. Reporter pun menyapa Tuan Wang dengan nada menyindir memanggil namaPak Wang Seong-gyu dari Thumb Film. Tuan Wang hanya tergeletak di jalan. Reporter mengejek Tuan Wang  yang boleh berjudi dengan uang kantor
“Sepertinya bisa dibuat artikel menarik. CEO perusahaan ditangkap karena menggunakan uang produksi, dan produksi film harus dihentikan. Bu Song, kita bisa tidur nyenyak dengan ini.” Kata Reporter
“Sebentar, mari kita bicara dahulu. Tolong aku sekali ini saja.” Kata Tuan Wang memohon denga memegang kaki Reporter
“Teruslah hidup menjadi sampah. Kalian sudah menghancurkan kami” kata Reporter
“Hei, Bedebah! Ayah sesungguhnya adalah Pak Cheon. Namun, kalian menulis artikel dan bilang bahwa ayahnya adalah Ryu Jin. Kalianlah yang menyebarkan rumor itu.” Kata Tuan Wang marah mencengkram baju Reporter
“Apa kau sudah gila?” kata Repoter mendorong Tuan Wang. Nyonya Song terlihat sangat peduli bertanya apa yang dikatakan Tuan Wang. 


Nyonya Song melihat video  KONSER BUKU CHEON EOK-MAN, Ae Jung berkata “Maksudku, wanita itu yang merasa ngeri.” Ia membaca komentar dibawahnya [DIA PASTI DICAMPAKKAN PACARNYA, MENYEDIHKAN SEKALI]
Ia pun membaca artikel [Pak Cheon dan Nona Noh ada di lokasi kejadian gas bocor waktu itu.” Dan ucapan Tuan Wang “Ayah sesungguhnya adalah Pak Cheon. Namun, kalian menulis artikel dan bilang bahwa ayahnya adalah Ryu Jin”
“Ternyata tokoh utama wanita di dalam novel adalah mantan pacarnya yang hidup sebagai ibu tunggal selama 14 tahun?” ucap Nyonya Song seperti membuat sebuah rencana. 

Ryu Jin terdiam didalam mobil. Manager Myung mengaku sudah bekerja dengan Ryu Jin  selama sepuluh tahun jadi bisa paham apa yang dipikirkan hanya dengan melihat wajahnya saja. Ryu Jin seperti tak percaya tapi Manager Myung yakin dengan hal itu.
Karena itu, katakan saja kepadaku. Sebenarnya, aku sudah tahu. Wajahmu sama seperti waktu itu. Waktu Joo A-rin lihat kau buang air… Lalu mengancammu dengan itu dan mengambil peran utama pertamamu.” Kata Manager Myung
“Astaga. Bukan begitu kali ini.” Ucap Ryu Jin. Manager Myung yakin  Joo A-rin mengancamnya. Ryu Jin mengeluh dengan dugaan Manager Myung ,
“Pasti benar begitu. Walaupun seluruh Asia memanggilnya malaikat, bagi kita dia hanya seorang wanita yang sangat kejam dan tak sopan.” Kata Manager Myung
“Dia tak seburuk itu.” Kata Ryu Jin membela. Manager Myung tak percaya Ryu Jin membelarnya. 


Dae Oh melihat berkas yang diberikan Ha Nee [APA KAU BERJANJI UNTUK TIDAK PERNAH MENINGGALKAN AE-JUNG? YA ATAU TIDAK DAFTAR PERIKSA UNTUK MENJADI SUAMI NOH AE-JUNG.]
Ia pun menganti nama judul ceritanya CINTA ITU TIDAK ADA =KENAPA DIA PERGI? KENAPA HAE-OK MENINGGALKAN CHEON-SU? DITULIS DAN DISUTRADARAI OLEH OH DAE-OH.
Wajah Dae Oh pun bahagia melihat naskah yang sudah selesai, A Rin datang melihat Dae Oh yang sudah pulih. Dae Oh terlihat gugup melihat A Rin dan ingin tahu alasanya datang. A Rin mengaku datang karena ingin melihat Dae Oh. Dae Oh kaget mendengarnya.
“Apa Kau ingin melihatku?” ucap Dae Oh. A Rin heran dengan sikap Dae OH seperti ketakutan. Dae Oh mengaku Bukan begitu.
“Aku tidak mengerti alasan kau ingin melihatku.” Ucap Dae Oh bingug
“Aku datang untuk memastikan apakah kau masih hidup setelah kecelakaan itu. Film kita tak bisa dibuat jika kau mati. Kau terlalu percaya diri.” Kata A Rin
“Aku baru ingat. Aku sudah dengar dari Nona Noh bahwa kau tak jadi mundur.” Ucap Dae Oh
“Ya. Namun, jangan salah paham. Aku tak begitu karena aku menyukaimu. Sekarang aku sudah tak begitu menyukaimu.” Kata A Rin. Dae Oh mengerti dengan wajah gugup.
“Aku akan pastikan tanganku cepat sembuh agar bisa merekammu dengan indah. Melalui film kita, kau akan menjadi Malaikat Semesta. Aku akan menjadikanmu bintang semesta.” Ucap Dae Oh
“Baiklah. Berusahalah. Namun, jika sudah menjadi bintang semesta, aku benar-benar tak akan menyapamu lagi.” Kata A Rin. Dae Oh terdiam mendengarnya.
Ia mengingat terakhir kali bertemu dengan Hyo Sim  berkata “Aku tak akan menyapamu saat kita bertemu lagi.”
“Aku akan muncul lagi di hadapanmu setelah jadi aktris yang sangat terkenal.” Ucap A Rin
“Aku akan berubah menjadi wanita hebat dan muncul kembali di depanmu.” Kata Hyo Sim. Dae Oh mengingat ucapanya yang sama.
“Pada saat itu, aku tak akan bermain di filmmu walaupun kau mengajakku. Sepertinya kau baik-baik saja. Aku pergi dahulu. Semoga kau cepat sembuh.” Ucap A Rin bergegas keluar dari ruangan.
“Ko Hyo-sim? Dia benar-benar Hyo-sim. Dia tumbuh dengan baik.” Ucap Dae Oh tersenyum mengingat mantan anak muridnya. 




Ae Jung membereskan berkas “CINTA ITU TIDAK ADA” didalam tas dan melihat Dae Oh yang mengirimkan pesan [PERIKSA PINTU DEPANMU] Ae Jung melihat sebuah tas digantung dan note diatasnya “Ada tempat yang harus kita kunjungi besok, jadi, berdandanlah dengan cantik.”
Ae Jung bahagia melihat Dae Oh yang mengirimkan paket perawatan wajah dan make up.  Ia pun bahagia merasa Ini hadiah kencan pertama yang bagus lalu merasa tak nyaman berkata "Kencan"
“Yang benar saja.. Apa Ini kencan? Aku sangat malu. Tapi Aku tak punya baju yang pantas.” Ucap Ae Jung bingung mencoba mencari baju yang cocok dilemarinya. 

Dae Oh sudah menunggu di depan rumah, Ae Jung keluar rumah dan terlihat cantik. Dae Oh hanya bisa melonggo melihat Ae Jung yang sangat cantik. Ae Jung heran Dae Oh yang sampai melonggo melihatnya. Dae Oh tersadar dari lamunanya.
“Apa Gipsnya sudah dibuka? Tanganmu sudah sembuh?” ucap Ae Jung. Dae Oh mengaku sakit
“Ada apa dengan bajumu?” ucap Dae Oh. Ae Jung bingung berpikir kalau Bajunya aneh?
“Ya, aneh. Jangan berpakaian begitu. Kau tampak terlalu cantik. Siapa yang percaya kau sudah punya anak?” ucap Dae Oh memuji. Ae Jung tersipu malu  mendengarnya.
“Bagaimana jika para mahasiswa pikir kau mahasiswi baru?” kata Dae Oh. Ae Jung binggung apa maksudnya Mahasiswi baru. 


Dae Oh membawa Ae Jung ke kampus, Ae Jung melonggo melihatnya. Dae Oh bertanya Bagaimana perasaan Ae Jung datang ke Universitas Hankuk lagi, Noh Ae-jung dari Jurusan Teater dan Film angkatan 2003. Ae Jung tak percaya Dae Oh mengajaknya ke kampus.
“Kau belum boleh terharu sekarang.”ejek Dae Oh. Ae Jung menyangkalnya
“Ini baru akan dimulai. Judulnya adalah "Kembali ke Tahun 2006". Aku akan mengembalikan hari-hari keemasanmu. Apa kau siap?” ucap Dae Oh 

Dae Oh pun menyiapkan camera lalu mengambil gambar Ae Jung. Ae Jung berkomentar kalau Dae Oh bilang harus memfoto dengan mata kirinya. Dae Oh mengingat saat pohon sakura berkemaran, mengambil gambar dengan  Ae Jung.
“Itukah alasannya? Ae Jung, aku sangat berdebar.” Kata Dae Oh. Ae Jung tak peduli dan mengajak pergi.
“Hatiku sangat berdebar! Sangat berdebar!” teriak Dae Oh. Ae Jung berjalan pergi.
Di depan kampus ada mahasiswa yang sedang syuting. Ae Jung menatap Dae Oh seperti melihat masa-masa saat kuliah dulu. 

Ae Jung menunggu didepan pintu gedung sambil mengambil gambar. Tiba-tiba Dae Oh datang dengan payung besarnya sambil mengeluh kalau Ini berat dan Ae Jung pasti mengingatnya dan seharusnya hari ini hujan. Ae Jung juga berpikir akan sempurna jika hujan.
Tiba-tiba terdengar teriakan dari arah jalan, keduanya pun bergegas pergi membawa payung besar sama seperti saat kuliah dulu.

Ha Nee memasukan ponsel dan catanya pada sebuah kotak sambil mengatkan Dengan ini, misi pencarian ayah telah berakhir lalu mengucapkan Terima kasih pada Dong-chan. Dong Chan bertnya Apa sekarang sutradara itu akan menjadi ayah Ha Nee.
“Entahlah. Ternyata hasil dari pencarian ayah ini tidak sesederhana yang kita pikirkan.” Kata Ha Nee. Dong Chan bingung.
“Berkat kesalahpahamanmu, ada empat kandidat yang bisa menjadi ayahku. Tak mungkin hasilnya akan sederhana. Baru beberapa hari sejak aku tahu dia ayahku.” Ucap Ha Nee.
“Namun, jika pria itu orangnya, aku bisa mengakuinya sebagai ayahmu.” Ucap Dong Chan.
“Kenapa kau yang mengakuinya?” kata Ha Nee heran. Dong Chan mengaku Bukan begitu maksudnya.
“Tidak. Kau punya hak untuk itu. Kau agen terbaik dalam proyek kali ini. “ ucap Ha Nee.
“Sebenarnya, aku sempat mencarinya. Ternyata sebagian besar novel pria itu ditulis dari kisah hidupnya. Mungkin saja itu berhubungan dengan ibumu.” Kata Dong Chan. Ha Nee tak percaya melihatnya.  
Ha Nee melihat  tulisan [CHEON EOK-MAN] pada sebuah forum dan terlihat bangga. Tapi Ia melihat ada yang sesuatu yang aneh, Dong Chan pun ikut melihat "Aku akan mengekspos Cheon Eok-man"? BUKUNYA, CINTA ITU TIDAK ADA, BENAR-BENAR PALSU] 


Ae Jung  masuk ke sebuah bioskop di kampus merasa tak percaya kalau mereka boleh masuk ke sini. Dae Oh memberitahu kalau namanya Cheon Eok-man dan orang yang sangat membanggakan untuk universitas ini. Ae Jun memastikan kalau mungkin tak apa-apa.
“Sekalipun kau Cheon Eok-man, kau akan tetap dimarahi satpam jika masuk diam-diam begini. Kau tak apa-apa, Oh Dae-Oh?” ucap Ae Jung menuruni tangga dan tak melihat Dae Oh ada dibelakangnya.
Dae Oh sudah ada di ruang kontrol atas, lalu menyuruh Ae Jung melihat ke arah layar. Ae Jung melihat Dae Oh memutar FILM KELULUSAN 2006, SAAT JATUH CINTA, SEPERTI MEREKA. AKTOR: RYU JIN SUTRADARA: OH DAE-OH PRODUSER: NOH AE-JUNG
“Bagian terpenting hari ini. Film kelulusan yang diproduseri oleh Noh Ae-jung angkatan 2003. Akhirnya, kau bisa lulus.” Ucap Dae Oh
“Apa Kau mengajakku ke sini untuk ini?” tanya Ae Jung. Dae Oh membenarkan.
“Sejak menyukaimu lagi, aku sangat ingin melakukan ini.” Akui Dae Oh. Ae Jung pun merasa seperti sedang bermimpi.
“Ini bukan mimpi. Diriku yang berumur 23 tahun gagal melakukan ini. Jadi, aku yang kini berusia 37 tahun, melakukannya. Aku ingin menemanimu sampai akhir. Aku juga mau menjadi ayah yang baik bagi Ha-nee.” Ucap Dae Oh. Ae Jung tak bisa menahan rasa harunya.
“Karena kau cinta pertamaku, jadilah juga cinta terakhirku.” Ungkap Dae Oh. 



Epilog
Seorang bibi datang mengejar Ae Jung dan Dae Oh langsung memarahi karena membawa payungnya. Dae Oh mengakuhanya meminjamnya sebentar. Si bibi mengeluh karena baru sekali mengalami hal begini dalam 40 tahun.
“Kembalikan ke tempatnya lagi.” Ucap si bibi melempar payung pada Dae Oh lalu beranjak pergi.
“Dia sangat menakutkan.” Ucap Ae Jung. Dae Oh membenarkan tapi akhirnya keduanya tertawa bahagia bisa mengenang masa lalunya.
Bersambung ke episode 16

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Sinopsis Was it Love Episode 15 Part 1

PS : All images credit and content copyright : JBTC

Buat kalian yang suka membaca tulisan aku meminta dukungan dalam bentuk "Subscribe" You tube karena sedang mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe. 
Tinggal Klik disini, buat yang sudah Subscribe. Terimakasih banyak. Semoga bisa sampe bulan ini 


Dae Oh berani mencium Ae Jung dan tiba-tiba Nyonya Choi dan yang lainya datang ke ruangan. Ae Jung langsung berdiri tegak dengan membalikan badanya.  Ha Nee melihat ibunya terlhat curiga. Hye Jin datang dengan wajah panik melihat Dae Oh yang sudah siuman.
“Sakit sekali.”keluh Dae Oh berpura-pura melihat semua datang. Dokter akhirnya memeriksa keadaan Dae Oh.
“Sepertinya dia sedikit demam, dan napasnya sesak. Apa ada yang salah dengan operasinya?” tanya Nyonya Choi panik
“Ibu...Diam saja dahulu.” Ucap Ae Jung berbisik karena malu sebelumnya berciuman. Ha Nee terus menatap ibunya dan juga Dae Oh.
“Kenapa? Ibu begini karena cemas.” Kata Nyonya Choi. Dokter pikir kalau Nyonya Choi tak perlu cemas.
“Biasanya, aktivitas semacam itu akan menstimulasi saraf simpatik dan melepaskan adrenalin dalam jumlah yang banyak.” Jelas Dokter. Dae Oh yang malu langsung menutup wajahnya. Ae Jung pun memalingkan wajahnya.
“Aktivitas apa?” tanya Nyonya Choi bingung. Dokter akhirnya memberitahu  Intinya, operasi menantunya sudah berjalan dengan lancar,
“dan dia hanya perlu beristirahat total beberapa hari.” Jelas Dokter. Nyonya Cho bingung karena Dae Oh dianggap "Menantu"
“Dokter… Hubungan kami tak seperti itu.” Ucap Ae Jung. Dokter hanya tersenyum dan akhirnya pergi.
“Kenapa kau pergi begitu saja? Imajinasi dokter itu terlalu tinggi. Bagaimana bisa dia berpikir mereka pasangan menikah?” ucap Hye Jin. Dae Oh dan Ae Jung hanya bisa terdiam.
“Ya. Dokter itu keterlaluan.” Komentar Tuan Wang. Yeon Woo yang melihatnya pun seperti menahan perih dihatinya.
“Benar, 'kan? Aku juga berpikir begitu”kata Ae Jung. Ha Nee merasa tak enak hati akhirnya pamit pergi pada ibunya.
“Ada yang harus aku lakukan.” Kata Ha Nee. Ae Jung bingung kemana Ha Nee akan pergi. Yeon Woo akhirnya pamit perg.
“Benar. Aku juga harus pergi... Ibu akan datang lagi besok. Beristirahatlah... Sampai bertemu lagi, Hye-jin.” Ucap Nyonya Choi seperti sengaja membiarkan mereka berdua lalu memberikan kode agar Hye Jin dan Tuan Wang pergi.
“Ada apa dengan suasana di sini? Orang-orang akan salah paham jika kalian begini.” Kata Hye Jin
“Apa kalian benar punya hubungan seperti itu?” tanya Tuan Wang. Hye Jin melihat keduanya seperti tak percaya. Hye Jin dan Dae Oh hanya diam saja. Keduanya pun akhirnya berpikir kalau dugaan mereka benar. 




Ha Nee duduk sendiri di luar ruangan. Yeon Woo melihat Ha Nee lalu berkomentar kalau lupa menaruh snack di ruang rawat. He Nee menatap Yeon Woo yang datang,  lalu berkomentar kalau Ibunya tampak lebih bahagia saat bersamanya.
“Lantas? Apa kau sedih?” tanya Yeon Woo. Ha Nee mengaku  Tidak. Bukan begitu. Tiba-tiba terdengar suara jeritan Nyonya Joo memanggil nama Yeon Woo. 

Yeon Woo kaget melihat ibunya yang datang, Nyonya Joo langsung memastikan anaknya baik-baik saja dan bertanya apakah terluka dengan wajah panik. Ha Nee menatap keduanya dengan wajah bingung.  Yeon Woo mencoba menenangkan ibunya.
“Kenapa kau selalu membuat ibu cemas? Ini alasan aku tak menyukai Noh Ae Jung. Karena aku tahu kau akan melakukan apa pun untuk dia. Ibu tak akan membiarkan wanita itu. Ibu akan menghancurkannya, bagaimanapun caranya.”kata Nyonya Joo marah.
Ha Nee hanya bisa terdiam ibunya dibenci dan Yeon Woo merasa tak enak hati pada Ha Nee. 

“Siapa yang mau kau hancurkan?” ucap Nyonya Choi tiba-tiba datang. Yeon Woo pun menyap dengan sopan. Nyonya Joo kaget melihat Nyonya Choi didepanya.
“Siapa kau sampai mau menghancurkan anakku?” kata Nyonya Choi. Nyonya Joo mengangkat wajahnya dan memberikan kartu namanya.
“Aku direktur SMP Hanbak, CEO Cheonmyeong Entertainment, dan ibu dari Pak Oh. Namaku Joo Bo-hye.” Ucap Nyonya Joo.
Nyonya Choi mengerti dan melihat Ha Nee menyuruh cucunya gar  ganti baju di kamarnya dan menunggu disana. Ha Nee pun pergi meninggalkan ketiganya. 

“Sebenarnya aku sangat penasaran apa yang anakmu lakukan sampai anakku yang polos, Oh Yeon-woo, mau menjadi ayah bagi anak yang tak punya ayah itu.” Ucap Nyonya Joo sinis berbicara diluar rumah sakit. Yeon Woo marah mendengarnya.
“Aku tadi bilang kepadamu. Yeon-woo adalah anak tunggal dari keluarga berkelas, dan nantinya akan menjadiCEO Cheonmyeong Entertainment. Dia tak pantas beradadalam lingkungan begini.” Kata Nyonya Joo bangga
“Aku sama sekali tak tahu tentang perusahaan itu.” Balas Nyonya Choi. Nyonya Joo melonggo kaget mendengarnya.
“Bagaimana bisa kau tak tahu?” keluh Nyonya Joo tak percaya. Yeon Woo terlihat mencoba sabar berdiri disamping ibunya.
“Aku juga tak peduli Yeon-woo berasal dari keluarga seperti apa.” Ucap Nyonya Choi
“Hei! Mungkin kau tak peduli tentang itu, tapi itu hal yang sangat penting bagiku.” Kata Nyonya Joo
“Keluarga kami suka Yeon-woo hanya karena dia Yeon-woo.Sebuah berkah bagi keluarga kami karena bisa tinggal bersama dengan pria yang hebat seperti dia. Kami juga penasaran tentang orang tuanya karena bisa membesarkan anak hebat seperti dia.” Ungkap Nyonya Choi. Yeon Woo tersenyum mendengarnya.
“Apa? Maksudmu…” kata Nyonya Joo malu. Nyonya Choi pun meminta agar bisa memperjelasnya.
“Sepertinya kau merendahkan Ae Jung karena dia hanya seorang ibu tunggal yang punya putri. Namun, kau salah. Orang yang disukai Yeon-woo, seorang pria yang sangat hebat ini, adalah anakku, Ae Jung.” Tegas Nyonya Choi
“Satu hal lagi. Anakku juga seorang putri tunggal dari keluarga berkelas. Mungkin kau tak tahu ini. Tapi dia putri keluarga keren dan terkenal di Sindang-dong.” Ucap Nyonya Choi
Nyonya Joo tak percaya mendengarnya dan hanya bisa terdiam. Nyonya Choi pun pergi. 



Yeon Woo berjalan lebih dulu dengan wajah marah. Nyonya Joo mengejar anaknya meminta agar tak marah dan mengaku  datang karena mengkhawatirkannya. Yeon Woo kesal karena ibunya itu bukan khawatir, tapi posesif.
“Akibat keposesifan Ibu, keluarga Ae Jung hampir terluka lagi.” Tegas Yeon Woo marah. Nyonya Joo tak percaya mendengarnya
“Apa Ibu masih tak paham? Apa ibu Masih tak paham alasanku menyukainya dan mau melindunginya?” tanya Yeon Woo. Nyonya Joo pikir Tentang itu…
“Saat berhenti menjadi atlet karena cedera dan merasa mau mati, Ibu tak ada di sampingku, tapi Ae Jung ada. Hari impianku hancur adalah hari paling membahagiakan bagi Ibu. Namun, Ae Jung berada di sampingku dan menghiburku.” Tegas Yeon Woo
“Yeon-woo, waktu itu…”kata Nyonya Joo tapi Yeon Woo langsung menyela ucapan ibunya.
“Itu sebabnya, aku mau melakukan sesuatu untuknya. Pada saat tersulitnya, aku ingin di sampingnya dengan cara apa pun.” Tegas Yeon Woo. 


Flash Back
Yeon Woo sudah bersiap dengan surat ditanganya [UNTUK AE-JUNG] lalu menyakikan diri agar Jangan takut karena pasti bisa. Ia pikir Hanya perlu ikuti perintah teman-temanlalu masuk ke PEMANDIAN. Saat itu terdengar suara Nyonya Choi dengan nada tinggi.
“Pergilah ke klinik. Gugurkan anak itu, dan lupakan semua. Kenapa diam saja? Ayo, ke klinik! Kau baru 23 tahun. Bagaimana bisa punya anak?” teriak Nyonya Choi
“Aku akan melahirkannya... Aku mau memilikinya. Aku tak bisa menggugurkannya!” ucap Nyonya Choi. Bunga yang dibawa Yeon Woo pun terjatuh karena kaget.
“Kalau begitu, setidaknya katakan siapa ayah anak itu. Di mana pria sialan itu sekarang?” kata Nyonya Choi
“Dia sudah mati! Harus berapa kali aku ulangi? Akan kulahirkan anak ini. Aku sudah berpikir matang, jadi, jangan hentikan aku!” ucap Ae Jung lalu melangkah pergi
Yeon Woo buru-buru bersembunyi, Ae Jung pun kelaur dari sauna, Nyonya Choi pun tak bisa mengerjanya. 

Yeon Woo melihat Ae Jung yang menangis sambil berjongkok. Ae Jung mengangkat wajahnya melihat Yeon Woo akhirnya datang dan menghapus air matanya merasa tak enak karena Hari ini tak bisa memberikan minuman gratis untuknya.
“Sebenarnya… aku tak berniat menguping. Tapi… aku mendengar pembicaraan kalian tadi.” Ungkap Yeon Woo
“Aku harus pergi sekarang. Maaf.” Kata Ae Jung. Yeon Woo berkata kaalu akan membantunya. Ae Jung kaget mendengarnya.
“Kau tak bisa hadapi ini sendiri... Jadi, aku…” ucap Yeon Woo. Ae Jung menegaskan pada Yeon Woo salah dengar tadi. Yeon Woo memohon.
“Tolong lupakan yang tadi kau dengar. Tolong pura-pura tak dengar.” Ucap Ae Jung 
“Aku akan ada di sampingmu. Jangan takut karena aku akan ada di sampingmu. Dan jangan menangis.”ucap Yeon Woo
“Pulanglah, Yeon-woo. Jangan datang lagi ke sini.” Kata Ae Jung tak ingin membuat Yeon Woo terbebani. 


Di dalam mobil, Nyonya Joo duduk dengan wajah gelisah mengingat yang dikatakan Yeon Woo “Ibu tak ada di sampingku, tapi Ae-Jung ada.”  Sementara di rumah, Nyonya Choi sedang memasak mengingat yang dikatakannya pada Nyonya Joo.
“Dia masih ibu Yeon-woo. Seharusnya aku lebih halus kepadanya... Aku memang penuh emosi.” Ucap Nyonya Choi merasa bersalah. 

Yeon Woo pulang memanggil Nyonya Choi, Nyonya Choi pun menayap Yeon Woo yang sudah pulang. Yeon Woo bertanya apakah Nyonya choi sedang memasak. Nyonya Choi menganguk karena merasa mereka Ksemua sudah kesulitan jadi mau buat makanan.
“Apa Ibumu sudah pergi?” tanya Nyonya Choi. Yeon Woo menganguk. dan langsung meminta maaf.
“Perasaanmu pasti terluka karena ibuku.” Kata Yeon Woo. Nyonya Choi pikir Tidak begitu karena Tadi suaranya lebih tinggi daripada Nyonya Joo.
“Tapi apa kau terluka karenaku tadi?” tanya Nyonya Choi. Yeon Woo mengaku Tidak sama sekali.
“Terima kasih, Bu Choi.. Kau sudah bicara begitu tadi. Katamu kau menyukaiku karena diriku dan merasa diberkahi karena bisa tinggal bersama denganku.”ucap Yeon Woo
“Memang itu kenyataannya.” Kata Nyonya Choi.Yeon Woo pun juga merasa seperti itu.
“Aku juga sangat senang bisa di sampingmu, Ha-nee, dan Ae Jung. Kalian sungguh seperti keluargaku. Namun, aku harus pindah dari sini.” Ucap Yeon Woo. Nyonya Choi kaget mendengarnya.
“Aku sangat bahagia selama tinggal di sini. Terima kasih, Bu Choi.” Kata Yeon Woo. 


Di depan mesin minuman, Ae Jung terus memasukan uang koin tanpa henti teringat ucapan Ha Nee “Ibu, aku pergi dahulu. Ada yang harus aku lakukan.” Ia seperti merasa kalau Ha Nee tahu hubungan dengan Dae Oh lalu marah. Dae Oh datang mengambil minuman.
“Kenapa kau masukkan koin sebanyak itu? Apa Kau mau menabung?” ejek Dae Oh
“Berikan kepadaku. Aku mau pergi.” kata Ae Jung sinis. Dae Oh langsung mengeluh kesakitan pada tanganya.
“Ada apa? Kau kenapa? Aku sudah bilang, diamlah di ruanganmu.” Ucap Ae Jung panik
“Kau aneh... Kau menyakitiku, lalu khawatir. Ae Jung. Aku tahu apa yang kau khawatirkan. Kau begini karena Ha-nee, 'kan?” ucap Dae Oh
“Kita memang bisa mulai semua dari awal. Tapi ini semua bukan berarti kau bisa menjadi keluarga kami.” Tegas Ae Jung
“Aku paham. Aku tak berharap Ha-nee mau menerimaku hanya karena aku ayah kandungnya. Dia tak akan menerimaku hanya karena itu. Ini kesempatan untuk selamanya di samping kalian. Jangan khawatir.” Ucap Dae Oh memastikan.
“Aku tak akan berlaku sesuka hati seperti dahulu. Akan kutunggu dengan sabar sampai Ha-nee mau menerimaku. Aku akan berusaha. Jangan khawatir. Percayalah kepadaku. Aku pergi dahulu.” Kata Dae Oh lalu pergi lebih dulu. Ae Jung pun hanya terdiam menatapnya. 



Di ruangan, Tuan Koo mencoba memakai bajunya tapi terlihat kesusahan karena perbannya. Dong Chan melihat ayahnya langsung mendekatinya, sambil mengeluh kalau kalau bisa minta tolong kepadanya dan melakukannya sendiri.
“Ayah terluka parah. Harusnya dirawat dahulu. Kau harus Minum obat dan disuntik.” Ucap Dong Chan khawatir.
“Dong-chan, duduklah sebentar.” Ucap Tuan Koo. Dong Chan pun duduk didepan ayahnya.
“Mungkin kau pernah lihat ini, jadi, aku minta maaf karena tak beri tahu lebih awal. Aku takut kau ingat semua hal mengerikan itu dan terluka karenanya. Aku tak bisa berbuat apa-apa.” Ucap Tuan Koo memperlihatkan foto ibu dari Dong Chan.
“Ibumu hanya memikirkanmu, bahkan sampai akhir hayatnya. Maaf… karena tidak bisa melindungi ibumu sampai akhir.” Kata Tuan Koo tertunduk sedih
“Tapi kau melindungiku... Terima kasih, Ayah... Terima kasih sudah menjadi ayahku.” Kata Dong Chan tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Tuan Koo tak percaya mendengarnya langsung mengangat wajahnya. 



Di restoran, Hye Jin makan dengan Tuan Wang merasa tak percaya Ternyata Nona Noh dan Pak Cheon punya hubungan istimewa dan membuatnya merinding. Ia pun tahu kalau cerita “Cinta Itu Tidak Ada, Tidak ada cinta, tidak ada Ae Jung!”
“Padahal aku sudah benar dari awal.” Ungkap Hye Jin. Tuan Wang pun berpikir yang sama.
“Kenapa aku baru tahu sekarang bahwa wanita di novel Pak Cheon adalah Nona Noh?” kata Tuan Wang
“ Aku memang pernah kira ada yang aneh dengan hubungan mereka.” Ucap Hye Jin kesal
“Tunggu sebentar. Berapa banyak royalti yang Pak Cheon terima? Karena dia terkenal di dunia…” kata Tuan Wang. Hye Jin pikir Kenapa dengan itu?
“Nona Noh beruntung sekali.  Tiba-tiba dalam semalam dia dapat suami yang sangat kaya.”kata Tuan Wang
“Kenapa kau bicara begitu? Dia sudah bekerja keras membesarkan Ha-nee sendirian tanpa suami. Awalnya, Pak Cheon juga sangat sering menyusahkan Nona Noh. Aku ke toilet dahulu.” Kata Hye Jin kesal lalu melangkahpergi
“Aku tak peduli tentang hal lain. Yang jelas Pak Cheon menghasilkan banyak uang.” Kata Tuan Wang lalu teringat sesuatu.
Hye Jin akhirnya kembali dan tak melihat Tuan Wang, lalu bertanya-tanya Ke mana Pak Wang. Ia pun mengeluh kesal pada Tuan Wang kabur lagi tanpa membayar.
Sementara Tuan Wang sibuk mencari buku tabungannya, di meja kerja Ae Jung. Ia menemukan laci yang terkunci seperti berusaha untuk membuka dan mencurinya. 



Di dalam mobil, A Rin menatap keluar jendela. Ryu Jin yang mengemudikan mobilnya berkomentar kalau Ini acara yang berkaitan dengan film, jadi,berpikir Ae Jung akan membatalkannya. Ia pun ingin tahu Ada apa. A Rin pikir ia sudah kesal karena cinta pertamanya gagal.
“Apa aku harus bayar penalti juga? Jika begitu, aku akan sangat rugi.” Ucap A Rin. Ryu Jin dengan senyuman memastikan keputusa A Rin.
“Aku akan tetap membintanginya. Tapi jangan bilang Pak Cheon aku Ko Hyo-sim. Itu memalukan. Aku juga akan merahasiakan bahwa Ryu Jin, sang aktor terhebat, ditolak oleh Nona Noh.” Ucap A Rin
“Hei! Siapa yang ditolak? Aku Ryu Jin. Siapa yang berani begitu? Tak mungkin.” kata Ryu Jin membela diri
 “Jin... Mari jangan anggap semua baik-baik saja saat kita bersama. Bukankah setidaknya kita punya satu orang yang tahu sisi kita yang seperti ini? Bagiku, tak masalah jika kau orangnya.” Ucap A Rin. Ryu Jin pun hanya bisa terdiam. 


Akhirnya A Rin dan Ryu Jin turun dari mobil menyapa semua wartawan yang sudah menunggu. Mereka mempromosikan mobil dengan bahan bakar listrik. Ryu Jin terlihat canggung ketika akan menyentuh baju A Rin.
“Kenapa Jin sangat kikuk hari ini? Jangan-jangan Joo A-rin mengancamnya lagi.” Ucap Manager Myung bingung. Kwang Soo tak mendengarnya bertanya. Manager Myung menjawab Tak apa-apa.
Kwang Soo akhirnya mengajak A Rin pergi, memuji kalau Gayanya hari ini bagus sekali. Ia tiba-tiba berteria memberitahu A Rin meminta agar bisa meihatnya dan memberitahu kalau Ryu Jin dan Bu Song bertemu untuk kali pertama setelah kasus itu.
“Kenapa dia membeku begitu?” ucap A Rin melihat Ryu Jin terlihat tegang bertemu dengan Nyonya Song. 

Manager Myung akhirnya bicara dengan Nyonya Song ingin tahu alasanya datang. Nyonya Song mengeluh mendengar ucapanya dan mengaku tentu untuk membeli mobil lalu menyapa Ryu Jin yang Lama tak bertemu, Ryu Jin pun membalasnya dengan dingin.
“Kau terlihat baik setelah semua kejadian besar itu.” Ucap Nyonya Song. Ryu Jin membenarkan.
“Jin memang orang yang kuat…” ucap Manager Myung. Ryu Jin membalas kalau Bagaimanapun, itu semua hanya rumor jadi tak peduli soal itu.
“Benarkah? Lantas, apa harus ada kasus yang lebih besar agar kau bisa runtuh? Kita bekerja bersama selama sepuluh tahun. Aku tahu segalanya tentangmu. Jika aku cari, bisa saja aku menemukan hal yang lebih besar dari itu.” Kata Nyonya Song mengancam. 

“Astaga, Bu Song... Halo. Lama tak bertemu.” Sapa A Rin. Manager Myung kaget melihat A Rin datang.  A Rin dengan sengaja menyentuh baju Ryu Jin merapihkan bajunya. Ryu Jin kaget.
“Joo A-rin... Lama tak bertemu... Sepertinya kau menjadi akrab dengan Joo A-rin. Setahuku, kalian tak akan bisa menjadi akrab.” Kata Nyonya Song meyindir. Ryu Jin hanya bisa terdiam
“Ya. Aku dan Jin ternyata punya banyak kesamaan. Benarkan, Jin?” ucap A Rin. Ryu Jin membenarkan dengan wajah gugup.
“Aku baru tahu itu.” Ucap Nyonya Song. A Rin pikir Tak apa jika baru tahu.
“Tapi Bu Song, kau keterlaluan waktu itu. Kau hampir merusak karier Jin dengan rumor yang tak dikonfirmasi itu. Kau tahu itu alasan film kami mengalami masalah, 'kan?” ucap A Rin. Nyonya Song kaget mendengarnya.
“Mungkin memang sudah lewat, tapi waktu itu aku sangat kesal. Film ini adalah film penting bagiku. Aku membuang banyak hal, termasuk harga diriku, dan memilih untuk bermain di film ini. Hari ini sangat melelahkan untuk kita. Ayo kita makan bersama.” Ucap A Rin. Ryu Jin pun setuju akan mentraktirnya.
“Omong-omong, Joo A-rin. Bukankah kau harus bersihkan dirimu dahulu jika mau film barumu sukses? Akhir-akhir ini semuanya membicarakanmu, Joo A-rin. Ada rumor bahwa nama, umur, dan segala tentangmu itu palsu.” Ucap Nyonya Song menyindir. A Rin mencoba menjelaskan.
“Tapi lebih banyak rumor tentangmu. Semua berkata kau tak bisa melupakan aku dan hampir hancur. Selain itu, sepertinya kau belum dengar rumor lain tentang Joo A-rin. A-rin orang yang sangat gigih.” Ucap Ryu Jin membela. A Rin tersenyum mendengarnya.
“Dia bisa menjadi seorang Malaikat Asia bukan hanya karena cantik dan baik, tapi karena dia gigih dan selalu berusaha keras. Jika kau mau tahu lebih lagi,maka aku akan ceritakan nanti.” kata Ryu Jin. A Rin pun mengajak mereka pergi. Kwang Soo dan Manager Myung pun pamit pergi. 



Mereka pun akhirnya berjalan sampai ke depan lift. Ryu Jin langsung bisa bernafas lega mengaku sudah aman. A Rin mngaku  karena sangat takut tadi Hanya mata putih Bu Song yang terlihat. Manager Myung mengaku Itu belum apa-apa.
“Kehebatannya adalah menendang. Kakiku sudah sering ditendang olehnya dahulu.” Kata Manager Myung.
“Terima kasih untuk tadi, Joo A-rin.” Kata Ryu Jin. A Rin bertanya Untuk apa?
“Aku begitu karena tak suka kepadanya. Itu alasanku membantumu. Aku juga berterima kasih.” Kata A Rin. Kwang Soo binggung dengan situasi ini merasa sangat menggelikan.
“Aku lapar. Ayo kita makan.” Kata A Rin masuk ke dalam lift. Ryu Jin pikir akan mentraktirnya. Kwang Soo pun melihat keduanya bertanya ada apa denganya.  Manager Myung mengaku tak tahu. 

Nyonya Song bertanya pada Manager Jung Bagaimana progres film Jin. ManagerJung menjawab Sepertinya berjalan lancar. Nyonya Song kesal karena Karena Ryu, ia akhirnya  dituntut, lalu saham dan citra Ssong Entertainment hancur.
“Bagaimana bisa itu berjalan lancar?” kata Nyonya Song. Manager Jung mengatakan Tak ada masalah dalam produksi.
“Tapi menurut pihak terkait, bisa saja produksi akan diundur.” Ucap Manager Jung. Nyonya Song ingin tahu alasanya.
“Pak Cheon dan Nona Noh ada di lokasi kejadian gas bocor waktu itu.” Kata ManagerJung memperlihatkan tabnya. Nyony Song kaget mendengarnya.
“Karena keadaan sutradara dan produsernya begini, syutingnya akan diundur.” Jelas Manager Jung. Nyonya Song melihat judul berita [PENULIS TERKENAL CHEON TERLUKA DALAM KECELAKAAN GAS BOCOR]
“Kenapa mereka bisa mengalaminya bersama?” tanya Nyonya Song. Manager Jung juga penasaran soal itu.
“Bu Song... Ayo kita bekerja sama untuk membalas mereka semua.” Ucap Reporter datang dengan wajah kesal. 



Tuan Koo berdoa di kuil di depan papan nama [Tan Zi Yi] Lalu berbicara pada Nyonya Tan kalau akan membesarkan Dong-chan dengan baik jadi meminta agar Beristirahatlah dengan tenang. Ia lalu menerima telp dari NOMOR TAK DIKENAL
“Koo Pa-do... Sudah lama. Kami sudah mengurus pengkhianat itu.” Ucap Seorang pria dengan bahasa mandarin.Tuan Koo mengerti.
“Namamu sudah bersih. Apa kau tak mau kembali lagi?” kata si pria. Tuan Koo menjawab  lebih suka di sini.
“Kam Hyo Gang sudah kuserahkan kepada polisi Hong Kong, tapi dia menghilang saat dipindahkan.” Kata Tuan Kim. Tuan Koo hanya bisa diam saja. 

Dong Chan berjalan dengan wajah tertunduk, Ha Nee berlari memanggilnya.  Dong Chan kaget mendengarnya.  Ha Nee meminta maaf. Dong Chan mengaku baik-baik saja. Ha Nee heran sikap Dong Chan begini akhir-akhir ini.
“Apa kemarin kau bermimpi?” tanya Ha Nee. Dong Chan  mengaku juga kemarin bermimpi. Ha Nee merasa ini Menyebalkan.
“Pria-pria itu terus muncul di mimpiku. Aku sangat benci mereka.” Ucap Ha Nee. Dong Chan meminta maaf
“Semua karena aku dan ayahku. Kau, Bu Noh, dan Pak Cheon menjadi begini.” Kata Dong Chan.
“Hei. Kenapa kau yang merasa bersalah? Ini kesalahan orang lain. Omong-omong, rahasiakan dari ibuku bahwa aku memimpikan itu. Jika ibuku tahu, dia akan sangat khawatir. Itu akan menyusahkan.” Ucap Ha Nee.
“Tunggu sebentar... Ini ibuku...” ucap Dong Chan  memperlihatkan sebuah foto.
“Astaga. Apa ini? Orang ini sangat mirip dengan ibuku. “ kata Ha Nee aget.
“Sepertinya karena alasan ini kau dan ibumu terlibat dalam masalah keluarga kami. Maafkan aku.” Kata Dong Chan.
“Astaga. Tak bisa kupercaya. Apa Wanita ini benar ibumu?” ucap Ha Nee. Dong Chan mengaku Awalnya  juga sangat kaget.
“Tunggu Sebentar. Itu berarti kau anak seorang bos. Kau sangat keren.” Kata Ha Nee. Dong Chan kaget mendengarnya.
“Mungkin saja di dalam darahmu mengalir darah pria kuat. Kau juga dibesarkan oleh pria kuat. Dilihat dari dua hal itu, peluang bahwa kau juga pria kuat adalah 99,9 persen! Kau keren.” Ucap Ha Nee. Dong Chan tersenyum dianggap Pria kuat?”
“Bagaimanapun, ayahmu sangat keren. Dia bukan ayah kandungmu, tapi dia mempertaruhkan hidupnya untuk melindungimu.” Kata Ha Nee.
“Sutradara itu juga begitu. Padahal dia tak terlihat kuat seperti ayahku.” Kata Dong Chan. Ha Nee merasa tak enak hati mendengarnya.
“Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya dia menganggapmu sangat penting.” Kata Dong Chan. 



“Hei, Tukang Bolos! Kenapa kalian tak datang ke kompetisi olahraga? Khususnya Ha-nee. Padahal ayah dan ibumu sudah buat keributan begitu.” Ejek Chan Yeong datang.  Ha Nee terlihat marah
“Apa karena dia bukan ayah kandungmu? Kurasa akan memalukan jika orang-orang tahu bahwa kau berbohong.” Ejek Chan Yeong
“Hei, Kalian. Diam dan pergilah.” Kata Dong Chan berani melawan. Ha Nee kaget mendengarnya.
“Apa katamu? Koo Dong-chan, Apa kau salah makan? Kenapa kau memprovokasi kami terus?” ucap  Chan Yeong sedikit takut melihat Dong Chan.
“Pergilah sebelum aku marah. Jika tidak, ayahku bisa menghancurkan semuanya.” Kata Dong Chan berani melawan Chan Yeong
“Memang siapa ayahmu?” tanya Chan Yeong Saat itu Dong Chan melihat Tuan Koo dan Tuan Kim. Chan Yeong hanya bisa melonggo melihat ayah Dong Chan datang.
Bersambung ke part 2

Cek My Wattpad...  ExGirlFriend

      
Cek My You Tube Channel "ReviewDrama Korea"

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 
INSTAGRAM dyahdeedee09  FANPAGE Korean drama addicted