PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Rabu, 31 Januari 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 2 Part 1

PS : All images credit and content copyright : KBS
Sutradara berteriak “Action” Geu Rim pun menjatuhkan diri ke danau untuk kesekian kalinya. Soo Ho melihat dari jauh karena Geu Rim yang tak juga muncul, Geu Rim merasakan kakinya yang kesakitan, saat Soo Ho akan mendekat, tangan Geu Rim terlihat dan muncul ke permukaan. Keduanya saling menatap.
Flash Back
Geu Rim dengan baju seragam sekolah bermain salju dengan semua anak-anak kecil, wajahnya bahagia. Soo Ho menatap dari kejauhan dengan seseorang, wajahnya terlihat bahagai melihat Geu Rim seperti sudah jatuh cinta pada pandangan pertama. 

Akhirnya Geu Rim naik dan keduanya saling menatap, sutradara dan lainya tak ada yang membantu Geu Rim hanya meninggalkan begitu saja, seperti tak dianggap sebagai pemain. Geu Rim pun memberikan salam pada Soo Ho kalau sudah berKerja bagus hari ini dan berjalan pergi. Soo Ho melihat dari kejauhan kalau Geu Rim yang berjalan dengan kaki pincang. 

Geu Rim sudah berganti pakaian duduk dengan memijat kakinya yang kesakitan,  saat itu Soo Ho datang menguluarkan tangan. Geu Rim heran dengan sikap Soo Ho yang tiba-tiba mengulurkan tangan.
“Apa mengantarmu pulang akan cukup? Dunia drama dibayar dengan dunia drama juga, jadi anggap saja kita sudah seri Dan jangan ikuti aku lagi. Apa kau Mengerti? Karena aku tidak akan setuju ke acara radio.” Tegas Soo Ho tetap menolak
“Tak perlu. Aku akan pulang sendiri, meski harus merangkak.” Ucap Geu Rim berjalan pergi. 

Soo Ho melihat Geu Rim dengan kaki yang sakit langsung mengendongnya seperti membawa beras, Geu Rim berteriak menyuruh Soo Ho menurunkanya. Soo Ho akhirnya menuruhkan dengan memasukan Geu Rim kedalam mobil dan memasang sabuk pengaman. Geu Rim sempat terdiam saat Soo Ho memasangkan sabuk pengaman tapi kembali melepaskanya.
“Apa kau sangat membenciku Atau apa kau sebegitu bencinya dengan radio? Kenapa? Apa yang paling kau benci?” ucap Geu Rim marah
“ Mengapa aku harus mengatakan itu padamu?” tanya Soo Ho . Akhirnya Geu Rim berdiri menatap Soo Ho yang ada didepanya.
“Kau sengaja menyandungku empat tahun yang lalu di pesta amal, kan? Apa kau Pikir aku bodoh? Kau sengaja membuatku marah dan memulai pertengkaran denganku. Memangnya apa salahku padamu? Apa masalahmu?” ucap Geu Rim kesal.
Soo Ho tak banyak bicara mendorong Geu Rim masuk kembali ke dalam mobil, lalu masang sabuk pengaman lalu berjalan ke depan kemudi. Geu Rim melepaskanya tapi Soo Ho sudah lebih dulu melajukan mobilnya. 


Dalam perjalanan, Geu Rim ingin tahu kemana mereka akan pergi. Soo Ho hanya diam dan tetap terus mengemudi. Geu Rim meminta agar menurunkan saja karena tidak mau ke rumah sakit. Soo Ho tetap saja diam.
“Bagaimana bisa kau mengabaikanku pada saat seperti ini?” ucap Geu Rim kesal. 

Beberapa saat kemudian mobil berhenti dan Geu Rim hanya bisa melonggo karena sudah sampai didepan restoran milik ibunya, lalu bertanya bagaimana Soo Ho bisa tahu tempat tinggalnya padahal tak pernah memberitahukanya. Soo Ho hanya diam
“Kenapa kau bisa tahu, aku tinggal disini?” tanya Geu Rim. Soo Ho tak menjawab hanya menyuruh Geu Rim segera keluar. Geu Rim tetap ingin tahu bagaimana Soo Ho mengetahui tempat tinggalnya.
“Apa kau Ingin aku untuk menggendongmu lagi? Apa Kau sengaja tidak keluar... karena ingin aku gendong lagi?” ucap Soo Ho . Akhirnya Geu Rim keluar dari mobil dengan wajah kesal. 

Soo Ho akhirnya pulang dengan Manager Kim yang sudah menunggunya. Manager Kim menasehati Soo Ho kalau tidak boleh menghilang begitu saja dari lokasi syuting dan itu bermasalah dengan jadwalnya, menurutnya kalau memang tak ingin pergi lebih baik mengatakan dari awal.
“Meskipun kau pergi 2 menit atau 2 jam, bagi kami, kau bisa di anggap orang hilang.” Ucap Manager Kim. Soo Ho hanya diam saja dan akan masuk rumah.
“Apa Kau mengantar pulang gadis itu?” kata Manager Kim. Soo Ho akhirnya menyuruh Manager Kim pergi sekarang.
“Aku akan mengurus masalah pemotretan iklan.” Kata Soo Ho akan menanggung akibat karena kabur.
“Kau tidak pernah bertingkah seperti ini sebelumnya...” komentar Manager Kim sinis
“Tn. Kim... Tadi.. aku sudah menyuruhmu pergi dengan sopan.” Kata Soo Ho pelan. Saat itu terdengar suara bunyi bel rumah. 


Keduanya melihat di layar intercom, seseorang memperlihatkan dilayar kartu yang bertuliskan “Sistem kunjungan, aku bisa menahan lidahku” dan meminta segera membuka pintu. Manager Kim heran melihat yang ada dilayar.
“Apa Ada penggemar yang menguntitmu?” pikir Manager Kim melihat wajah seorang pria
“Jika tidak dibuka, maka aku bisa buat onar di sini.” Kata Jason. Manager Kim tak mengenal berusaha akan menyingkirkannya.
“Aku menyuruhmu pergi.” Ucap Soo Ho lalu menekan tombol untuk membuka pintu. 

Manager Kim keluar melihat Jason masuk dengan membawa koper dan gaya pakaian yang aneh, lalu bertanya siapa pria itu.  Jason mengaku sebagai manajer nya Ji Soo Ho lalu segera masuk ke dalam rumah bertemu dengan Soo Ho.
“Mungkin aku harus menjadi manajermu.” Komentar Jason. Soo Ho heran melihat Jason yang membawa banyak barang.
“Aku akan tinggal di sini. Aku masuk sekolah kedokteran sebagai mahasiswa terpintar dan lulus dengan nilai tertinggi. Apa Kau tak tahu? Kau tidak mau diberikan pengobatan atau tidak mau berkonsultasi kesehatan, Kau tidak mau mendengarkanku, maka...” ucap Jason. Soo Ho ingin tahu kelanjutanya.
“Aku akan mengikutimu kemanapun selama 24 jam sehari. Kau akan berada dalam masalah.” Tegas Jason lalu mengaku lapar dan mencari makan dirumah Soo Ho. 

Geu Rim duduk di dalam kamarnya, terlihat kebingungan dan kesal sendiri. Lalu mengingat pertemuan dengan Soo Ho di lift dengan nada sinis seperti merendahkan mengatakan “Ini Kedengarannya menyenangkan. Apa aku bisa membawa Penulis Radio ke hotel juga? Aku tidak pernah datang ke sini bersama penulis sebelumnya.”
Ketika di lokasi syuting, Soo Ho dengan sinis mengatakan “Kenapa kau selalu muncul di hadapanku? Kenapa kau... selalu muncul di hadapanku?”  Geu Rim kesal sendiri memilih untuk menutup wajahnya dengan selimut. 

Nyonya Nam mengingat nama Song Geu Rim, Manager Kim merasa kalau Geu Rim  ingin mencoba merekrut Soo Ho sebagai DJ radio mereka, bahkan Gadis itu mengejarnya saat syuting dan juga Soo Ho yang tidak hadir ke pemotretan iklan untuk mengantarnya pulang.
“Langsung saja ke intinya... Bagaimana pendapat Soo Ho?” tanya Nyonya Nam ingin tahu
“Saya belum yakin, tapi sepertinya dia tertarik.” Kata Manager Kim
“Soo Ho tidak punya ponsel atau manajer. Itu sebabnya, aku memintamu untuk mengikutinya. Namun, kau selalu membuatku kecewa.” Keluh Nyonya Nam dan melihat ponselnya Jin Tae Ri menelp lalu menyuruh agar Manager Kim keluar. 

Tae Ri dengan suara nyanyinya menyapa Nyonya Nam, ingin tahu  Apakah ada pembaruan mengenai kontrak dengan Ji Soo Ho yang mereka bicarakan sebelumnya. Ia mengaku kalau sedang bersama beberapa reporter sekarang, jadi merasa ingin berbicara, padahal sedang ada di salon.
Setelah menutup telp, seorang pegawai sedang memblow rambutnya tak sengaja melakukan kesalahan dengan menarik rambutnya terlalu keras. Tae Ri langsung marah, pegawai itu pun langsung meminta maaf.
“Aku selalu meminta Nn. Choi untuk menata rambutku selama bertahun-tahun. Bisakah seseorang menjelaskan kepadaku kenapa malah pegawai baru yang sedang menyentuh rambutku?” ucap Tae Rin dengan nada tinggi. Si pegawai ketakutan berjanji  akan melakukannya dengan benar.
“Berhenti menyentuh rambutku. Aku sudah menyuruhmu untuk memanggil Nn. Choi ke sini.” Ucap Tae Ri 

Saat dari Dae Seol lewat dan Tae Ri dengan sinis mengaku menonton dramanya yang tayang jam 5 sore itu. Dae Seol seperti tak peduli dan pergi begitu saja. Tae Ri akhirnya memanggil Dae Seol yang panggilan “Junior”, Dae Ri pun berhenti melangkah.
“Aku seniormu, tapi kau tidak menyapa. Aku datang untuk menerima salam darimu. Apa Kau kesulitan mengenali wajah, Atau mungkin kau tidak pernah punya TV di rumah? Apa kau tidak tahu sudah berapa tahun aku memulai debutku dan muncul di televisi lebih dulu?” ucap Tae Ri. Dae Seol berpura-pura tak mengerti dengan ucapan Tae Ri.
“Hei... Nona Junior.. Kau ingin memberikan sapaan yang benar, atau apa kau ingin rambutmu rontok dan masuk ke artikel halaman depan bersamaku?” ucap Tae Ri. Akhirnya Dae Seol memberikan hormat sebagai seorang junior.
“Jika lain kali kau tidak menyapa lagi, maka aku sungguh akan menjambak rambutmu. Mengerti?” ucap Tae Ri. Dae Seol pun tak bisa berkata-kata lagi. 


Geu Rim datang menemui Tuan Lee kembali bertanya alasan memanggilnya, Tuan Lee melihat Geu Rim datang dengan kaki pincang, lalu bertanya kenapa.  Geu Rim mengaku kalau Ada sesuatu terjadi dan ketika ingin bicara. Tuan Lee langsung mengajak Geu Rim segera masuk.
“Ini mejamu.” Ucap Tuan Lee memperlihatkan meja yang terlihat berantakan dan juga terlihat banyak debu. Geu Rim binggung dengan sedikit terbatuk.
“Mejamu hilang k arena kau dipecat.” Ucap Tuan Lee santai. Geu Rim melihat diatas meja ada tumpukan kartu pos yang diterima radio.
“Aku juga sering mengirim kartu pos.” Pikir Geu Rim seperti memiliki kenangan.
“Bukankah tempat ini bagus?” kata Tuan Lee memainkan piringan hitam. Geu Rim menganguk dan ingin sedikit berkomentar, tapi Tuan Lee lebih dulu berbicara.
“Bagaimana dengan Ji Soo Ho?” tanya Tuan Lee. Geu Rim sedikit gugup mengaku memang harus berbicara tentang Soo Ho.
“Tn. Lee, ada sesuatu yang harus kukatakan. Jadi Mari kita bicara di luar.” Kata Geu Rim. Tuan Lee menganguk setuju. 


Geu Rim menceritakan  bertemu dengan Ji Soo Ho, menurutnya sangat tidak cocok untuk acara radio dan Ada kandidat yang lebih baik darinya. Ia pikir kalau mereka  bahkan belum membuat konsep jadi tidak bisa merekrut DJ dan mencocokkan dengan tema yang mereka punya.
“Apa Maksudmu, dia menolak?” kata Tuan Lee. Geu Rim mengaku kalau bukan seperti itu maksudnya.
“Bagaimana Oh Ji Soo?” tanya Tuan Lee. Geu Rim mengatakan kalau Soo Ho yang  benar-benar populer akhir-akhir ini.
“Jadi apa dia menolaknya?” kata Tuan Lee, Geu Rim ingin tahu Kenapa harus Ji Soo Ho
“Aku mencoba untuk tidak berbuat sejauh ini, tapi Ji Soo Ho benar-benar gila.” Jelas Geu Rim mencoba agar menolaknya. Tuan Lee meminta Geu Rim mendekat.
“Tak apa. Aku lebih gila.” Bisik Tuan Lee bangga. Geu Rim tak bisa berkata lagi pada Tuan Lee.
“Ji Soo Ho... tidak terlihat seperti orang radio, kan? Kurasa dia akan sangat menyepelekan kita.” Kata Tuan Lee. Geu Rim heran bagaimana Tuan Lee mengetahuinya.
“Magnae.. Dia orang yang paling tidak mungkin bisa berteman dengan radio. Bukankah itu sesuatu yang harus kita lakukan? Aku punya satu alasan lagi, tapi akan kuberitahu itu setelah kau merekrutnya.” Kata Tuan Lee lalu berjalan. Geu Rim pun hanya bisa menghela nafas panjang dan berpikir yang dilakukan.


Geu Rim mengambil sebuah kartu pos yang tertempel di dalam ruangan radio,  “Teruntuk Moon Sung Woo...” dan juga fotonya. Tuan Moon masuk ruang siaran melihat Geu Rim menyuruhnya pergi kalau memang sudah sipecat.
“Tuan Moon.. Jangan seperti itu. Kenapa bersikap jual mahal begini?” ucap Geu Rim sedikit kesal
“Kenapa ingin sekali berbicara denganku?” tanya Tuan Moon.
“Anda sudah menjadi DJ selama 30 tahun, bahkan sudah membujuk para pendengar di seluruh dunia. Anda adalah bintang radio yang bertahan begitu lama. Maka itulah, tolong beritahu aku.” Ucap Geu Rim. Tuan Moon bertanya memberitahu tentang apa.
“Bagaimana cara membujuk seseorang yang membenci radio? Anda menjadikanku penulis jadi tidak boleh mengabaikanku.” Tegas Geu Rim
“Jangan salahkan aku.” Kata Tuan Moon. Geu Rim merasa kalau yang dikatakan itu benar.
“Ibuku dan aku sudah menjadi penggemar Anda selama 10 tahun. Coba Lihat. Aku mungkin mengirim lebih dari 100 kartu pos ke acara Anda. Aku belajar bahasa Korea dan musik melalui acara Anda. Aku bahkan belajar mengenai hidup dan menulis.” Tegas Geu Rim
“Lalu kenapa kau tidak becus menulis? Kau ingin aku berbuat apa? Bagaimana bisa aku membantumu merekrut Ji Soo Ho?” keluh Tuan Moon
“Ibuku dan aku melewati masa-masa sulit berkat Anda. Sama seperti bagaimana Anda meyakinkanku, katakan padaku bagaimana aku bisa meyakinkan Ji Soo Ho. “ jelas Geu Rim
“Aku bisa yakin pada radio bukan karena sebuah strategi tapi karena karena ketulusan.” Kata Tuan Moon. Geu Rim seperti bisa mengerti dan langsung pamit pergi. 


Nyonya Nam bertemu dengan Soo Ho bertanya apakah tidak ingin membeli ponsel. Soo Ho mengeleng. Nyonya Nam pikir Jika tidak menginginkan manajer, menawarkan untuk seorang sekretaris. Soo Ho sudah tahu kalau itu bukan jadi sekertarisnya tapi jadi sekertaris ibunya.
“Katakan apa saja. “ ucap Nyonya Nam, Soo Ho pikir kalau tidak membutuhkannya.
“Lalu haruskah aku memecat Tn. Kim juga? Aku mempekerjakan dia karena kau yang minta. Tapi, kau malah mengubah Tn. Kim menjadi orang-orangan sawah.” Kata Nyonya Nam. Soo Ho hanya bisa diam saja.
“Kita akan membicarakan bisnis sekarang.” Kata Nyonya Nam memebrikan sebuah berkas yang berjudul “Ajuan Proposal Produksi Film Dokumenter”
“Mereka ingin membuat film tentang keluarga kita. Sutradara nya, Kim Sang Soo. Kita akan menangani semua penempatan produk dan pemasaran.” Kata Nyonya Nam
“Kurasa itu sudah cukup. Apa kita harus menjual diri kita?” keluh Soo Ho
“Tentu saja. Kita Hanya dengan berjalan dan bernapas bisa dapat uang. Kau harus tahu berapa jumlahnya dalam setahun.” Ucap Nyonya Nam yang gila dengan uang.  Soo Ho langsung menolak dengan tegas lalu berjalan pergi.

“Kau tidak mengikuti jadwal tadi malam dan itu Mahal sekali biaya untuk menghentikan artikel yang bisa merusak nama baik kita. Aku tidak ingin membicarakannya dan Bulan depan hari ulang tahunmu. Aku memberimu hadiah ulang lebih dulu karena cuaca semakin dingin.” Ucap Nyonya Nam memberikan sebuah hadiah syal kotak-kotak.
“Anakku... Bukankah sudah aku bilang? Apapun keahlianmu, apapun kecerobohanmu, dan apapun yang kau lakukan, Bahkan kau bernapaspun bisa menyakitiku. Aku akan mengatur pertemuan dengan sutradara minggu depan. Jadi Kita akan mengikuti naskah seperti biasa.” Kata Nyonya Nam memasangkan syal. Soo Ho tetap menolaknya.
“Kurasa, aku tidak bisa tersenyum di depan kamera yang ada di sekitarku selama 24 jam.” Ucap Soo Ho membuang syal begitu saja. 



Flash Back
Soo Ho terlihat bahagia dengan kue ulang tahun dan ibunya, yang memberitahu kalau ayah Soo Ho syuting di luar negeri jadi mereka akan mengadakan pesta sendiri. Soo Ho menganguk setuju. Nyonya Nam menyuruh anaknya agar cepat meniup lilin sebelum meleleh. Mereka pun menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan Soo Ho meniup lilin.
“Soo Ho... Ada sesuatu yang ingin kukatakan pada hari ulang tahunmu.” Ucap Nyonya Nam memberikan hadiah sebuah syal kotak-kotak.
“Kau bukanlah anakku. Jadi Apapun keahlianmu, apapun kecerobohanmu, dan apapun yang kau lakukan. Bahkan kau bernapaspun... Pastikan untuk jangan menggangguku. Jadi Kau harus bersikap baik-baik, mengerti?” ucap Nyonya Nam dan Soo Ho hanya bisa melonggo kaget seperti sangat shock. 

Soo Ho berbaring di kamarnya  seperti gelisah dengan keadaanya yang memiliki seorang ibu tiri tak menyanyanginya, lalu melihat botol obatnya yang sudah habis. Ia keluar dari kamar memanggil Dokter Jason, Jason sedang membereskan barang-barang bertanya Ada apa dengan memanggil Soo Ho sebagai pasien.
“Beri aku pil tidur.” Ucap Soo Ho. Jason langsung menolak tegas.
“Jika kau konsultasi dulu, aku akan memberikan resepnya.” Ucap Jason. Soo Ho mengaku kalau  menderita insomnia.
“Tidak, itu adalah depresi.” Kata Jason. Soo Ho membela diri kalau Semua selebriti terkena itu.
“Kami selalu syuting sampai malam, dan akting karakter baru. Kami sangat tertekan karena terpapar ke depan publik.” Jelas Soo Ho
“Pasien... Apa Kau menangis belakangan ini? Sudah berapa kali aku bilang’kan? Meskipun kau menangis karena bahagia, sedih, atau frustrasi, aku hanya akan meresepkan... pil untukmu saat kau menangis. Tapi Kau selalu tersenyum palsu. Ini peringatan terakhirku. Tidak ada pengobatan dan tidak ada resep.” Tegas Jason lalu kembali menyalakan musik.
Soo Ho akhirnya kembali ke kamar berusaha untuk tidur dengan memainkan lampu dengan mematikan dan menyalakan agar bisa tertidur tanpa obat. 


Pagi Hari
Geu Rim menelp JH Entertainment, memperkenalkan diri sebagai penulis radio bernama Song Geu Rim dan tunjuan menghubungi, untuk merekrut Ji Soo Ho jadi ingin bertemu dengan Presdir atas permintaannya itu. Seorang wanita memberitahu kalau Nyonya Nam sedang ada pertemuan saat ini.
“Kapan pertemuan nya selesai?” tanya Geu Rim. Si pegawai pikir tak bisa memberitahu dan langsung menutup telpnya.
“Kenapa dia tidak bisa memberitahuku?” ucap Geu Rim heran. 

Akhirnya Geu Rim pergi ke gedung JH Ent, memberitahu kalau sebelumnya menelp, lalu bertanya pada bagian receptionist apakah bisa bertemu dengan Presdir atau  mungkin manajer Ji Soo Ho. Pegawai mengatakan kalau butuh janji  untuk bertemu.
“Aku Mohon Jangan seperti itu. Aku benar-benar seorang penulis radio. Kau Pernah dengar Mi Nu's Happy 6pm’kan?” ucap  Geu Rim menyakinkan.
“Anda tetap harus membuat janji untuk bertemu.” Kata si pegawai tak mau tahu. Saat itu Soo Ho  baru keluar melihat Geu Rim sedang berbicara dengan bagian receptionist.
“Bagaimana aku bisa bertemu mereka jika mereka tidak mengizinkan aku mengadakan pertemuan? Aku akan menunggu di sana sampai Nn. Nam keluar Apa boleh itu?” kata Geu Rim.
Soo Ho tiba-tiba datang menarik tangan Geu Rim dan langsung berjalan keluar dari gedung. Geu Rim hanya bisa melonggo tiba-tiba Soo Ho menariknya. 

Geu Rim terdiam mengemudikan mobilnya dengan Soo Ho yang memejamkan matanya. Soo Ho memberitahu kalau akan mendengarkan  ketika nanti di jalan. Geu Rim mencoba menjelaskan masalahnya adalah... Soo Ho sudah tahu kalau Geu Rim datang lagi hari ini untuk merekrutnya.
“Aku akan mendengarmu, jadi bicaralah.” Kata Soo Ho sinis dengan mata tertutup. Geu Rim hanya bisa bergumam agar bisa bersabar karena Hanya sekali ini saja.
“Bagaimana kalau kita ke kafe dan bicara...” ucap Geu Rim. Soo Ho menolak karena  tidak punya waktu.
“Aku akan mendengarkan selama 30 menit perjalanan pulang.” Kata Soo Ho. Geu Rim menganguk mengerti.
“Aku akan mengantarmu ke rumah dengan selamat. Aku memiliki SIM komersial jadi sudah biasa mengantar jemput DJ dan tamu kami, maka aku akan jadi pengemudi yang berpengalaman.  Kau bisa mempercayaiku.” Ucap Geu Rim
Ia lalu memberikan tab yang dibawanya meminta agar bisa melihatnya, karena membuat ini untuk mengenalkan tentang radio. Soo Ho tak ingin berlama-lama ingin tahu apa ucapan Geu Rim  selanjutnya.
“Apa acara terbesarmu?” tanya Soo Ho. Geu Rim menjawab Belum ada.
“Apa kau sudah memenangkan penghargaan?” tanya Soo Ho. Geu Rim menjawabTidak ada.
“Dimana aku bisa melihat-lihat hasil pekerjaanmu?” tanya Soo Ho. Geu Rim pikir Jika Soo Ho setuju untuk menjadi DJ, maka itu pertama kalinya ia menjadi penulis utama.
“Apa radio akan membayar lebih? Apa  itu untuk membesarkan berita? Sebutkan satu keuntungan saat sedang berada di depan kamera. Apa kau tahu, aku di bayar berapa di sebuah per episodenya Apa kau tahu jika itu dihitung selama satu tahun penuh?” ucap Soo Ho dengan sinis.
Geu Rim hanya diam saja terlihat kesal, saat itu mobil lewat polisi tidur. Soo Ho langsung menahan bagian dada Geu Rim agar tak terbentur. Geu Rim sempat terkejut dan akhirnya dengan wajah melonggo mengucapkan  Terima kasih.



Keduanya sampai didepan rumah,Soo Ho bertanya apakah tak ada yang ingin dikatakan Geu Rim lagi padahal sudah  memberimu banyak kesempatan tapi malah  tidak bisa meyakinkannya. Geu Rim tahu Soo Ho suda mendapatkan Dua penghargaan Aktor Terbaik di Cheongryong Awards.
“Kau memenangkan penghargaan akting untuk dramamu juga. Kau berada di iklan setiap stasiun TV lalu kau menjual ponsel lagi dan lagi, dan bahkan bir. Makanya, aku menganalisis karirmu, dan kau menyusuri jalan yang salah.” Ucap Geu Rim. Soo Ho ingin tahu kelanjutanya.
“Lalu, radio adalah jawabannya. Kau bisa Lepaskan topeng mewah itu, dan tunjukkan pada mereka, siapa dirimu sebenarnya. Inilah saatnya untuk memulai lembaran baru dalam hidupmu. Aku sangat yakin itu.” Ucap Geu Rim. Soo Ho hanya bisa terdiam
“Soo Ho.. Kau dikelilingi oleh kamera selama 15 tahun dan Tidak ada kamera di radio.  Makanya, bayarannya tak sebanding dengan berita media atau di TV. Tidak ada kilatan cahaya yang terjadi di stan. Tidak ada naskah karangan juga.” Ucap Geu Rim, Soo Ho akhirnya menatap Geu Rim
“Tapi Soo Ho.. Itulah mengapa kesempatan ini akan sangat baik untukmu. Itu sebabnya... Aku benar-benar ingin mengenalkan radio kepadamu.” Kata Geu Rim. Soo Ho meminta kunci mobilnya. Geu Rim pun memberikanya. 


Geu Rim memanggil Soo Ho akan masuk rumah memohon agar bisa melihat tab yang dimilikinya untuk sekali saja bahkan Hanya lima menit. Menurutnya menonton selama lima menit lalu dengarkan radio selama 50 menit.
“Tolong pertimbangkanlah secara serius selama lima hari... Kumohon” ucap Geu Rim memberikan ponselnya.
“Song Geu Ri.. Sudah berapa lama kau berada di industri ini? Kenapa  kau masih belum tahu?” ucap Soo Ho. Geu Rim terlihat binggung.
“Sudah kukatakan, aku tak akan pernah pergi ke radio bodoh itu, dan tolong jangan pernah muncul ke lokasi syuting, ke agensiku, atau di manapun. Aku sudah mencoba mengatakannya baik-baik, demi kesantunan. Apa Kau tidak mengerti saat dibicarakan dengan baik-baik?” ucap Soo Ho. Geu Rim sempat terdiam.
“Selain itu, mengapa kau membuatku mengatakan ini? Dan Aku akan mengatakannya sekali lagi... Kau Berhenti muncul di hadapanku....  Tolong. Aku tidak akan pernah ikut ke radio bodoh itu.” Ucap Soo Ho akan masuk rumah
“Maaf, Soo Ho.. Kau bilang "Radio bodoh"? Apa maksudmu "radio bodoh"? Kenapa kau menempatkan kata "bodoh" setelah kata "radio"? Apa kau pernah melangkah kaki ke dalam sebuah radio? Apa kau pernah mendengarkan radio dengan benar?” ucap Geu Rim marah dengan mata berkaca-kaca
“Mulai sekarang, aku akan mengajarimu apa makna radio sesungguhnya... agar kau tidak pernah bisa mengatakan sesuatu seperti itu lagi. Kau akan tahu, bagaimana hal itu akan mengubah hidupmu. Aku tidak akan muncul di hadapanmu lagi. Aku akan selalu berada di sampingmu dan langsung "muncul". Apa kau mengerti?” tegas Geu Rim
“Jadi, aku harus terus mengikutimu kemanapun... Baiklah kalau begitu... Aku akan menemuimu besok dan besoknya lagi.” Kata Geu Rim memberikan tabnya lalu melangkah pergi
“Wah. Berani-beraninya dia meremehkan radio? Kau boleh tidak menghormatiku, tapi kau tidak boleh meremehkan radio.” Keluh Geu Rim kesal berjalan meninggalkan rumah Soo Ho.
Soo Ho duduk diam didalam kamar hanya menatap tab seperti sebuah video yang dibuat Geu Rim tapi memilih untuk membiarkan saja. 



Geu Rim mengumpat marah dengan Soo Ho,  karena bisa meremehkan radio seperti itu, menurutnya tak boleh seperti itu.  Jang Ma seperti tak percaya kalau sikap Ji Soo Ho sangat brengsek. Geu Rim pikir bukan maksudnya brengsek seperti yang dipikirkan.
“Aku yakin, anak ini menganggunya, itu sudah sangat jelas” komentar Tornado. GaMoom pun juga berpikir seperti itu.
“Lalu apa? Apa menurutmu kau bisa memenangkannya? Apa Kau yakin?” ucap Tornado. Ga Moom pikir itu Tidak mungkin.
“Aku pikir... jika aku bisa bersika tulus, maka dia akan menghargai ketulusan itu. Pemikiran yang indah.” Jelas Geu Rim bangga.
“Geu Rim, aku pikir kau harus menyerah dan menghubungi Nn. La, setelah itu Minta dia untuk menjadikanmu asisten penulis untuk acara berikutnya. “ saran GaMoom
“Tapi Aku tidak bisa mundur... setelah diperlakukan seperti itu.” Tegas Geu Rim tak ingin menyerah begitu saja.
Bersambung ke part 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 

Selasa, 30 Januari 2018

Sinopsis Radio Romance Episode 1 Part 2

PS : All images credit and content copyright : KBS

Mi Nu sudah sampai di bandara, banyak fans yang meminta agar Jangan pergi. Mi Nu mengucapkan salam perpisahan pada semua fansnya dengan berjanji kalau  sudah menemukan Sayap yang sebenarnya, maka akan kembali, semua fans meminta Mi Nu agar jangan pergi
Saat itu Geu Rim datang langsung menarik rambut Mi Nu sebelum pergi. Semua fans binggung siapa wanita yang berani menarik rambut idola mereka.  Mi Nu kaget melihat Geu Rim bisa datang ke bandara.
“Sudah ku katakan aku akan mengejarmu sampai ke ujung bumi jika kau merusak acaraku.” Tegas Geu Rim marah
“Aku tidak akan melakukan acara radio. Sangat Memalukan sekali berada di acara radio.” Ucap Mi Nu
“Apa? Kau Bilang Memalukan?!!” ucap Geu Rim marah. Mi Nu memohoan agar Geu Rim tak bersikap kasar padanya.
“Aku bukan "Nuna", aku seorang penulis. Mengapa kau tidak menunjukkan rasa hormatmu padaku? Dan aku sudah bilang semalam, Acara radio adalah janji. Selama 2 jam dalam sehari, 365 hari dalam setahun, jadi kau harus menepati janji itu kepada pendengar! Sekarang Datang dan tepati janjimu.” Ucap Geu Rim menarik Mi Nu.
“Siapa yang mendengarkan acara radio bodoh itu? Itu hanya acara sementara setelah aku terkena masalah. Siapa juga yang mau ke acara radio bodoh yang tidak menghasilkan uang?” ucap Mi Nu tak ingin ditarik oleh Geu Rim
“Hei! Mungkin ini acara radio yang bodoh untukmu, tapi bagiku, itu adalah seluruh hidupku!  Jadi Pikirmu kau siapa, menghina dan menyebut radio "bodoh"? Selama dua tahun aku bekerja denganmu, aku tidak bisa menulis acara satupun, karena aku selalu mencarimu dan memohonmu! Apa kau tahu sudah berapa bom soju yang aku buat untukmu?” ucap Geu Rim mengeluarkan semua amarahnya.
“Jadi Kau mau apa dariku?” kata Mi Nu. Geu Rim hanya meminta agar Mi Nu pergi mengisi acaranya dan tidak bisa pergi lalu kembali menariknya pergi.
Fans yang melihat Geu Rim menarik Mi Nu membalas dengan melepaskan keduanya akhirnya mendorong Mi Nu untuk pergi sementara Geu Rim jatuh begitu saja di lantai.
Geu Rim hanya bisa menangis kesal di tinggalkan begitu saja, saat keluar dari bandara Mi Nu mengupdate foto di SNS dengan caption “Maaf tidak bisa menepati janjiku.... Nuna. Maksudku, Penulis Song Geu Rim.” Geu Rim hanya bisa mengumpat kesal melihatnya karena Mi Nu yang benar-benar pergi meninggalkanya. 



Geu Rim masuk kedalam ruang siaran, Ra Hee langsung melempar naskah di wajahnya, dengan nada sinis mengejek kalau Sesi penutupan yang hebat dan mereka sekarang bisa melihat yang terjadi sekarang. Geu Rim melihat Hoon Jung melepaskan semua atribut yang ada diruang siaran tentang Mi Nu.
“Saya, Shin Soo Ah, akan mengisi acara selama seminggu untuk Mi Nu's Happy 6pm, karena ada sesuatu. Saya harap kalian bisa tahan denganku. Ada banyak sekali yang mengirimkan komentar.” Ucap Soo Ah mengantikan Mi Nu.
Geu Rim hanya bisa menatap sedih karena acaranya akhirnya diubah dan membawa semua barang-barangnya karena artinya dipecat.
“Saya harap kalian akan terus mendengarkan sampai akhir. Kami memiliki banyak hadiah hari ini, jadi tolong tetaplah bersama saya sampai akhir, tolong ya. Mari kita mulai dengan lagu pertama.


Geu Rim membaca  naskah yang dituliskanya,  "Sudah saatnya langit biru menjadi merah. Pendengar Mi Nu's Happy 6pm berapa lama kalian menatap ke arah langit hari ini?" lalu bertanya-tanya apakah memang tulisan sangat payah sekali
“Ya, payah... Bahkan Sangat payah.” Ucap Tuan Lee berjalan melewati Geu Rim lalu melangkah pergi dengan ranselnya.
Geu Rim yang melihatnya heran dengan sikap Tuan Lee, lalu tersadar karena belum sempat menyapa atasanya. Saat itu Ibunya menelp, Geu Rim langsung mengangkatnya. 

Geu Rim datang ke tempat ibunya, seperti restoran. Nyonya Jo  Ae Ran menceritakan sudah menghasilkan 52 dolar hari ini dan menjawab lebih dari 50 panggilan, menurutnya ia sudah bekerja sangat keras hari ini.
“Seorang asisten penulis menghasilkan 1.200 dolar dalam sebulan. Jika kau membagi 30, maka aku juga menghasilkan 40 dolar hari ini. Tapi Aku dipecat, jadi...” ucap Geu Rim sedih lalu menuangkan soju ke dalam gelas besarnya.
“Hei... Apa ini pertama kalinya kau membuat bom soju? Siapa yang menuangkan soju seperti itu? Apa kau tidak tahu kalau  harus menuangkan semuanya sekaligus?”ejek Nyonya Jo lalu menuangkan minuman untuk anaknya.
“Apa Kau dipecat?” tanya Nyonya Jo. Geu Rim pun bertanya pada ibunya apa yang harus dilakukan  sekarang?
“Memangnya Apa lagi? Kau bisa bermain. Itu Enak sekali, kan? Aku ingin dipecat juga.” Ucap Nyonya Jo santai. Geu Rim bisa tersenyum berpikir kalau memah itu kabar bagus jika dipecat.
“Percayalah pada Ibumu mulai sekarang, dan kau harus banyak main-main. Tidur sampai sakit punggung.” Ucap Nyonya Jo. Geu Rim pikir itu Kedengarannya bagus.


Keduanya akhirnya berbaring bersama dikamar sambil mendengarkan radio. Geu Rim pikir Sudah lama sekali mereka tidak mendengarkan radio bersama. Nyonya Jo masih ingat kalau  mendengarkan radio bersama beberapa tahun yang lalu dan tidak bisa mendengarnya lagi, sejak Geu Rim  menjadi penulis radio. Geu Rim seperti baru menyadarinya.
“Yahh.. Ibu benar... Tapi Ibu, apa Ibu ingat? Setelah operasi mata Ibu, kita mendengarkan radio saat pulang naik bus.” Cerita Geu Rim. Nyonya Jo mengaku kalau masih mengingatnya.

Flash Back
Nyonya Oh seperti baru saja operasi mata dan membuatnya mengunakan kacamata, Geu Rim yang masih kecil menangis sambil memegang tangan ibunya. Ia melihat kalau   Matahari terbenam sungguh luar biasa.
“Meskipun mata Ibu tertutup,Tapi mataku akan menggambar semuanya agar Ibu bisa melihat semuanya. Sekarang  Langit mengikuti kita melalui jendela Tapi langit biru berubah menjadi langit merah.” Cerita Geu Rim sambil menangis, lalu memeluk ibunya. 

Nyonya Joo mengingat saat itu bisa melihat semua yang digambarkan Geu Rim untuknya.  Ia meminta agar Geu Rim mengambarkan banyak hal-hal yang indah selama hidupnya dan itu sama dengan arti namanya. ( Geu Rim dalam bahasa korea adalah gambar). Geu Rim berjanji akan melakukannya.
“Apa Kau tahu, Ayahmu dan aku lari ke kantor, dan berada disana sampai kantor tutup untuk menemukan nama yang cocok untukmu. Kita terus melihat jam, lalu menghapusnya lagi dan lagi. Apa Kau mengerti, Song Geu Rim?” ucap Nyonya Joo
“Tentu saja, aku tahu.... Ibu... Jika aku menjadi Ketua penulis program, maka aku akan menulis ini untuk pembukanya.” Ucap Geu Rim memberitahu tentang kalimat yang dibuatnya
“Sudah saatnya langit biru berubah menjadi merah. Semuanya, langit yang indah ini ada di sebelah kita.” Ucap Geu Rim. Nyonya Joo berkomentar kalau Kedengarannya keren. Geu Rim yang bahagia memeluk anaknya dengan erat. 


Geu Rim tertidur pulas dikamarnya, lalu terbangun dengan bunyi deringan ponselnya, tangan mencari-cari ponselnya lalu mengangkat dengan mata tertutup. Matanya langsung melotot kaget dan terbangun dari tidur mendengar yang berbicara.
Akhirnya Geu Rim berlari sampai ke kantor menemui Tuan Lee dan menanyakan kabaranya. Tuan Lee memanggil Geu Rim dengan panggil “magnae” sambil mengeluh karena tidak menyapanya lebih dulu.
“Apa kau sudah selesai berlibur dari India? Aku bukan lagi seorang magnae, tapi Aku seorang asisten penulis.” Tegas Geu Rim
“Katanya kau dipecat. Jadi Kalau begitu, kau bukan asisten lagi.” Kata Tuan Lee
“Kudengar, kau memulai sebuah program baru.” Komentar Geu Rim
“Ya. Aku juga dengar, kalau kau masih tidak becus menulis.” Ejek Tuan Lee lalu berjalan pergi. 

Geu Rim akhirnya mengikuti Tuan Lee  ingin tahu tujuanya meminta agar memanggilnya. Beberapa pegawai melihat Tuan Lee bergegas masuk ke dalam lift berdesakan walaupun sudah penuh. Geu Rim juga binggung banyak pegawai seperti menghindar dari Tuan Lee.
“Hei, maknae... Kudengar, kau mendapatkan bakat baru selagi aku pergi... kau punya bakat memikat para tamu.” Ucap Tuan Lee.  Geu Rim membenarkan. Ya.
“Aku sedikit legendaris di bidang itu. Apa kau sudah dengar cerita tentang Suzy? Apa kau tahu bagaimana aku mengundangnya?” kata Geu Rim bangga
“Apa itu yang aku ajarkan?” keluh Tuan Lee. Geu Rim binggung lalu ikut berjalan keluar dari lift. 

Keduanya berjalan dilorong, semua orang yang melihat Tuan Lee langsung menutupi pintu seperti tak ingin diganggu dan berusaha menghindar. Tuan Lee mengingatkan kalau Seorang penulis harus bersaing dengan tulisannya, bukannya mendapatkan pendengar dengan membawa tamu terkenal.
“ Dan kau.. bukannya si penulis itu malu, malah bangga akan hal itu. Stasiun radio ini akan anjlok. Apa gunanya melatih para pegawai baru? Apa gunanya melatih mereka begitu keras?” kata Tuan Lee mengejek.
“Kau melatihku selama dua bulan dan pergi setelah menyebabkan masalah. Memangnya kau mengajarkanku sampai mana...” keluh Geu Rim. Tuan Lee membalikan badan terlihat marah. Geu Rim mencoba untuk menghindarinya.
“Dua bulan itu adalah dua bulan yang paling berarti sepanjang hidupku.” Kata Geu Rim menenangkanya. 

Keduanya berjalan ke sisi gedung lainya, para pegawai melonggo dan mencoba menghindar meninggalkan kopi di mesin. Tuan Lee pun mengambilnya dan kembali memanggil Geu Rim dengan panggilan “Maknae” Geu Rim menegaskan kalau sudah jadi asisten penulis.
“Apa Kau Ingin bekerja sama denganku? Kau akan menjadi penulis utama jika kau membawa dia menjadi DJ.” Ucap  Tuan Lee
“Kau bilang "Dia"? Siapa?” tanya Geu Rim. Tuan Lee menunjuk ke arah poster didepanya. Geu Rim melihat dan kaget ternyata yang dimaksud adalah Ji Soo Ho
“Apa kau serius?” ucap Geu Rim. Tuan Lee membenarkan yang dikatakan.
“Jangan meragukan telingamu. Kau mendengarnya dengan benar.” Kata Tuan Lee. Geu Rim masih saja tak percaya kalau itu memang Soo Ho. 

Seorang wanita memimpin rapat memberitahu Sorotan terbaru untuk citra selebriti telah didekati banyak orang, jadi... Nyonya Nam langsung menyela ingin tahu Manfaat apa yang akan dihasilkan dengan didekati orang, menurutnya merkea harus bersikap tidak terjangkau agar semua orang membayarnya.
“Apa gunanya jika seorang bintang bisa didekati dengan mudah? Seorang bintang harus spesial dan misterius. Jadi Ubah sudut pandangmu.” Ucap Nyonya Nam
“Aku harus intelektual dan baik. Aku harus karismatik seperti seorang bintang, tapi juga sederhana. Aku harus seperti pacar, seperti Oppa, dan kadang seperti seorang Presdir. Intinya, aku harus bersikap seperti bintang jika ada yang ingin membayarku. Jadi Tolong kirimkan semua proposal hari ini dan Aku akan melihat itu semua.” Kata Soo Ho lalu berjalan pergi. 

Geu Rim mengikuti Tuan Lee ke tempat penyimpanan CD kembali berkomentar kalau itu tidak masuk akal dan berpikir kalau mereka beruntung bisa mendapatkan Soo Ho sebagai tamu jadi kenapa harus menjadi seorang DJ
“Bagaimana bisa dia bisa melakukan program acara harian?” ucap Geu Rim.Tuan Lee pikir kenapa Soo Ho tak bisa melakukakan itu. Geu Rim hanya terlihat binggung.
“Mengapa Ji Soo Ho tidak bisa melakukan program acara harian? Bagaimana bisa seseorang tahu, apa Ji Soo Ho bisa ada di acara radio atau tidak? Kau Ingat ini... Jika kau merekrut Ji Soo Ho dan menjadi penulisku, jadi kau harus menulis mati-matian.” Ucap Tuan Lee memperlihatkan album yang dimiliki Soo Ho.



Geu Rim mencari kata kunci “Ji Soo Ho” dari laptopnya lalu keluar dari artikel "Aku suka membaca dan menonton film." Dan juga melihat SNS yang dimiliki Soo Ho. Ia berkomentar mengetahui Soo Ho yang suka menghabiskan waktu sendirian.
“Ahh... Dia Membosankan sekali hidupnya, bahkan dia hanya makan gula rendah, rendah karbohidrat, makanan rendah lemak.” Komentar Geu Rim
Ia melihat foto yang lain, Soo Ho di depan sebuah restoran bertulisankan  “Makanlah yukgaejang”  dan menemukan informasi lagi Soo Ho yang sudah makan Yukgaejang.  Dan melihat foto-foto lain, pria yang selalu ada didekat Soo Ho. Geu Rim yakin kalau Joon Won pasti manajernya.
“Bahkan manajernyaterlihat dingin dan tak bisa didekati.” Keluh Geu Rim. 

Soo Ho dan lawan mainya sedang bermain dengan pakaian jaman joseon, bahkan memperlihatkan cara berkelahi dan akhirnya sutradara berteriak “Cut”.  Diam-diam Geu Rim melihat Soo Ho sedang menatap layar monitor dengan sutradara. 
“Keadaan nya tidak terlihat baik... Dia terus memijat pelipisnya.” Ucap Geu Rim melihat dari belakang lalu melihat seseorang dan memanggilnya.
“Tn. Asisten Sutradara.. Aku adalah Song Geu Rim, teman sekelas perguruan tingginya, rekan sepupu mantan pacarmu.” Ucap Geu Rim. Si pria hanya menganguk mengerti saja.
Sutradara berteriak kalau mereka akan istirahat makan siang dan sudah ada Truk makanan. Geu Rim lalu mencoba mendekati Ass Sutradara. 

Soo Ho duduk di mobil sambil membaca naskah, menyuruh Manager Kim makan, karena tak ada alasan untuk harus kelaparan. Manager Kim tahu sifat Soo Ho yang tidak ingin makan dengan staf dan ia tidak bisa makan sendiri. Saat itu terlihat sosok bayangan mendekati mobil
“Kita kedatangan penggemar gila lagi... Kau tetap di dalam saja” kata Manager Kim lalu turun mobil menarik si wanita yang berusaha mengambil foto dari dalam mobil. Si wanita meminta agar mengembalikan kameranya.
“Jika ingin ku kembalikan kameramu dengan untuh, maka diam dan ikuti aku.” Ucap Manager Kim menarik si wanita pergi. 

Soo Ho berada di dalam mobil kembali melihat bayangan, seseorang bertanya apakah Soo Ho ada di dalam. Soo Ho hanya diam saja, Geu Rim pikir Soo Ho ada di dalam lalu dengan berani membuka pintu mobil dan terlihat dengan jelas Soo Ho yang ada didepan matanya.
“Halo, aku Song Geu Rim... Apa Kau ingat Aku? Di lift hotel...” ucap Geu Rim. Soo Ho berpura-pura lupa bertanya siapa wanita didepanya.
“Jadi Kau tidak mengingatku. Aku Song Geu Rim, penulis radio. Kau belum makan, kan? Kudengar, kau suka yukgaejang, Teh untuk bintang kita yang suaranya seperti madu manis.Kau bisa coba Vitamin harus selalu kita konsumsi.” Ucap Geu Rim memberikan semua barang-barangnya. Soo Ho hanya menatapnya.
“Tn. Ji Soo Ho... Jadi masalahnya... Sebagai penggemar lama yang mencintaimu, aku ingin mengatakan beberapa hal. Aku tahu kau sangat sibuk dengan drama baru, film, dan iklan, tapi... Jika kau semakin sibuk dan semakin lelah, menurutku kau harus berkomunikasi dengan fans-mu.” Jelas Geu Rim
Soo Ho tak banyak berkata ingin Geu Rim mengatakan tujuanya. Geu Rim hanya bisa mengumpat dalam hati, bahkan senyum aja membuat jadi takut.  Ia menahan amarah menjelaskan kalau ingin menawarkan kesempatan yang luar biasa untuk menghindari kamera dan berbicara jujur di depan mic.
“Aku tidak akan melakukannya. Jadi Pulanglah. Hati-hati di jalan.” Ucap Soo Ho
“Katanya, kau mau waktu itu!.. Di lift hotel. Katanya, kau ingin di undang ke acaraku.” Ucap Geu Rim. Soo Ho mengaku tidak ingat.
“Apa Kau benar-benar tidak mengingatku?” kata Geu Rim seperti tak yakin. Soo Ho menyuruh Geu Rim segera pergi karena Manajernya akan kembali dan waktunya hanya tinggal  30 detik.
“Tolong, dengarkan aku sekali lagi.” Ucap Geu Rim. Soo Ho pikir menegaskan tidak akan menjadi tamu.
“Tn. Top Star... Apa menurutmu aku datang untuk memintamu untuk menjadi tamu? Itu Akan sia-sia kalau kau menjadi tamu. Kami ingin kau menjadi DJ untuk program baru kami...” jelas Geu Rim tapi saat itu juga manager Kim datang menarik Geu Rim.
“Tunggu! Aku bukan penggemar gila!.. Tn. Ji Soo Ho!” teriak Geu Rim. Manager Kim tak peduli menarik pergi. 



Soo Ho ingin memeluk seorang wanita, tapi si wanita menolaknya. Soo Ho mengeluh dengan si wanita yang tidak datang ke dalam mimpinya tadi malam, menurutnya Jika  tidak bisa datang ke dunianya lalu seperti terhenti. Sutradara berteriak “Cut”. Soo Ho meminta maaf karena lupa dialognya.
“Kita ulang lagi... Ada apa, Soo Ho ? Kau tidak pernah membuat kesalahan. Apa yang kau lakukan?” keluh Sutradara.
Soo Ho pun kembali mencoba dialognya tapi saat itu lawan mainya malah membuatnya terhenti saat harus melompat ke air. Si wanita meminta maaf tidak bisa melakukannya karena terlalu menakutkan. Sutradara pun menghentikan syutingnya. 

Si wanita memohon  kalau terlalu takut, dan kedinginan, bahkan gemetar dan berteriak meminta dibawakan selimut. Ass Sutradara kalau  menghapus adegan ini, maka penulisnya akan langsung lari datang ke lokasi.
“Bagaimana kita bisa menemukan pemeran pengganti sekarang? Ini tidak akan berhasil.” Ucap  si pria meminta maaf.
“Kita harus pergi dalam satu jam. Aku sudah bilang barusan kalau Ji Soo Ho ada jadwal pemotretan iklan.” Kata Manager Kim pada Ass Sutradara.  Geu Rim medengar dari kejauhan.
“Ahh... Mau gila rasanya. Kita hanya membutuhkan satu adegan lagi. Tolonglah.” Ucap Ass Sutradara 

Soo Ho menunggu di lokasi syuting, saat itu Geu Rim datang dengan pakaian yang sama, keduanya saling menatap, Akhirnya Geu Rim lebih dulu menyapa Soo Ho karena bertemu lagi dan meminta kerja samanya.
Flash Back
Di sebuah ruangan, Sutradara memarahi asistantnya karena  seharusnya sudah mengecek adegan mana yang membutuhkan pemeran pembantu, dan ini menurutnya bukan pertama kali bekerja dengan si Da Seul yang pemilih.
“Ji Soo Ho harus pergi dalam satu jam untuk pemotretan iklan. Jadi Bagaimana ini?” kata Sutradara binggung. Saat itu Geu Rim masuk menyela ucapan sutradara. Sutradara bertanya siapa.
“Halo. Aku penulis radio, Song Geu Rim. Aku adalah teman kerjanya, temannya teman sepupunya. Meskipun begitu, aku jago berenang. Dan Kira-kira, aku sama tingginya dengan Da Seul. Berat badan kita sedikit berbeda, tapi Hanbok bisa menutup semua itu. Di tambah lagi, kepalaku bundar, jadi terlihat bagus jika rambutku di kepang. Aku akan jadi pemeran pengganti Da Seul.” Ucap Geu Rim yang membuat keduanya hanya bisa melonggo. 


Soo Ho hanya diam saja, Geu Rim dengan bangga berpikir kalau Soo Ho yang Tidak perlu berterima kasih padanya menurutnya mereka harus saling membantu.
“Jika mengorbankan tubuhku, maka kau bisa mencegah keterlambatanmu, Aku akan menjadi alatmu.” Ucap Geu Rim bangga. Manager Kim pergi karena harus menerima telp.
“Jika dunia drama membutuhkan pertolongan, maka dunia radio seharusnya membantu. Jika dunia radio butuh bantuan, maka dunia drama seharusnya membantu.” Ucap Geu Rim mencoba merayu Soo Ho
“Nn. Song... Kenapa kau muncul di hadapanku? Mengapa kau terus muncul di hadapanku?” ucap Soo Ho sinis. Geu Rim terlihat binggung, Sutradar memanggil kalau akan mulai syuting adegan ke-57 lagi!

Geu Rim siap melompat seperti menjatuhkan diri ke danau, Soo Ho melihat Geu Rim yang beberapa kali mengulang melompat terus menerus ke danau. Soo Ho melihat Geu Rim dari dalam mobil.
“Apa Dia penulis radio? Apa Dia melakukan itu untuk merekrutmu? Apa ada semacam koneksi? Apa Kau mengenalnya?” ucap  Manager Kim. Soo Ho heran manager Kim yang bertanya seperti itu.
“Kau tidak membaca satu halaman naskahmu dan malah melihatnya selama 30 menit.” Ucap Manager Kim
“Apa Kau  akan memeriksa berapa halaman lagi yang aku punya, dan berapa banyak yang harus aku baca hari ini, lalu melaporkan nya pada Ibuku?” kata Soo Ho sinis. Manager Kim hanya bisa diam saja. 

Geu Rim untuk sekian kalinya melompat sampai kakinya seperti merasakan sakit karena terus terjatuh dengan posisi yang sama.  Soo Ho sudah berganti pakaian menemui sutrdara bertanya Apa hasil videonya bagus. Sutradara melihat Soo Ho yang akan pergi sekarang
“Tapi dia sangat luar biasa.” Komentar Soo Ho melihat hasil video. Sutradaa pikir itu sudah pasti karena Geu Rim  sudah melompat lebih dari 20 kali.
“Hei.. Geu Rim, kenapa kau bergerak tadi? Kita coba lagi untuk yang terakhir kalinya.” Teriak sutradara. Geu Rim pun mengikuti perintah sutradara.
Akhirnya Geu Rim pun melompat walaupun kakinya terasa sangat sakit,  Soo Ho melihat Geu Rim yang melompat dan Geu Rim merasakan kakinya seperti sakit dan tak bisa berenang. Soo Ho mulai panik sampai akhirnya melihat tangan yang naik ke atas akhirnya Geu Rim keluar dari air. Soo Ho hanya bisa menatapnya.
Flash Back
Geu Rim yang masih remaja bermain dengan banyak anak-anak, tanpa disadari seorang pria menatap Geu Rim dengan senyuman, seperti Soo Ho sudah dari masa sekolah menyukai Geu Rim yang ramah.
Bersambung ke episode 2

PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09  & Twitter @dyahdeedee09  jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09