PS; yang udah baca blog / tulisan aku.. Tolong minta follow account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin semangat nulisnya. Kamsahamnida.

Sabtu, 24 Desember 2016

Sinopsis Goblin Episode 7 Part 1

PS : All images credit and content copyright : TVN
Eun Tak pun siap menarik pedang dibagian dada Kim Shin, lalu Kim Shin pun memejamkan matanya perlahan. Tapi tangan Eun Tak  tak bisa menyentuhnya bahkan malah jatuh ke dada Kim Shin. Eun Tak binggung kenapa tak bisa memegangnya pada bisa melihat pedangnya tapi tak bisa menariknya.
“Apa Kau sudah menggunakan kekuatan penuh?” tanya Kim Shin, Eun Tak pun ingin mencoba lagi tapi tetap saja tak bisa melakuanya. Kim Shin mulai melirik sinis
“Sebelumnya, kau bilang kalau apa pun yang terjadi bukanlah salahku jadi jangan menarik kata-katamu.” Kata Eun Tak memperingatinya lebih dulu. Kim Shin terlihat marah karena seorang mempelai Goblin...
“ Kubilang kau tidak boleh menarik kata-katamu kembali, jadi Diam saja.  Aku lebih terkejut daripadamu” kata Eun Tak, Kim Shin merasa sedari tadi juga diam saja dan tak banyak bicara.
“Berikan padaku surat perjanjiannya!  Aku akan membakarnya.” Kata Kim Shin marah 

Eun Tak meminta agar bisa menahanya, merasa kalau sudah tahu masalahnya, kalau ini tentanga Pangeran yang dikutuk. Dan memberitahu Kim Shin tentang salah satu kisah dongeng. Kim Shin binggung maksudnya, Eun Tak memberitahu itu sebuah ciuman lalu langsung mencium Kim Shin, mata Kim Shin pun melotot sementara Eun Tak masih memejamkan matanya setelah mencium Kim Shin dan ternyata tak terjadi apapun. 
“Aku hanya terburu-buru, jadi Tolong mengerti.” Ucap Eun Tak terlihat malu masih menutup matanya, Kim Shin menyuruh Eun Tak membuka matanya, Eun Tak merasa kalau sedari tadi matanya sudah terbuka padahal masih tertutup.
“Apa yang sudah kau lakukan... apa Kau sudah gila?”kata Kim Shin marah, Eun Tak  tak terima karena sudah mencoba yang terbaik untuk menjadikan Kim Shin  tampan, menurutnya ia tadi melakukan untuk berkorban bukan mau melakukanya.
“Kau pasti sudah berkali-kali melakukannya ciuman,  tapi aku...” kata Eun Tak tak ingin membahasnya, tapi akhirnya mengaku kalau itu adalah ciuman pertamanya dan seharusnya tidak menyia-nyiakan seperti itu.

Ia lalu mencoba agar menariknya lagi, Kim Shin menolak tak ingin Eun Tak mendekatinya dan meminta agar bicara dengan jarak yang jauh saja.  Eun Tak mengaku tidak bisa berpikir jernih sekarang, tapi daam pikiranya kalau  tidak bisa menyentuh pedangnya, maka Kim Shin meminta mengembalikan semuanya.
“Jadi Tidak ada yang bisa aku lakukan  dalam situasi membingungkan ini.” Ucap Eun Tak, Kim Shin pun bertanya bagaimana kalau memang tak berhasil lagi.
“Jika tidak berhasil lagi,  maka hanya ada satu jawaban yaitu Cinta sejati.” Kalau memang harus, aku akan melakukannya! Aku akan lebih mencintaimu daripada tas ini!” Kata Eun Tak, Kim Shin tak percaya dan memilih untuk berjalan pergi.

Eun Tak pun mengikutinya tapi menabrak Kim Shin yang berhenti berjalan, lalu tertunduk meminta maaf dan merasa tak enak hati karena sudah mencoba yang terbaik, bahkan sampai membuat salju turun. Kim Shin yang terlihat marah malah membuat salju itu berhenti seperti mengeras, Eun Tak malah terlihat bahagia karena belum pernah melihat sebelumnya.
Kim Shin heran karena Eun Tak malah bahagia, Eun Tak pun bertanya apa yang akan dilakukan Kim Shin apakah akan mengusirnya, Kim Shin mengatakan kalau tidak akan melakukanya lalu kembali masuk melewati pintu. Eun Tak pun meminta agar Kim Shin  Jangan lupa perjanjian yang sudah kau tanda tangani, karena janji seorang pria sama berharganya dengan emas dan Jangan jadi picik dan menjilat ludahnya sendiri lalu mengikuti Kim Shin masuk ke dalam pintu. 


Duk Hwa terlihat kaget mengetahui Kim Shin yang tidak akan kembali, dan mengartikan kalau itu meninggalkan dunia ini. Wang Yeo mendekap surat rumah dalam pelukanya karena bisa menerima dari Kim Shin sebelum pergi.  Duk Hwa menangis histeris mengetahui Kim Shin meninggal dunia.
“Dia menjalani kehidupan yang sangat panjang  dan akhirnya terbebaskan. Jangan menangisi dia terlalu lama. Kematian itu tidak lebih dari  tempat yang menunggu di balik pintu sana. Kau juga akan membuka pintu itu nanti...” kata Wang Yeo, Duk Hwa menangis menurutnya Kim Shin itu  paman yang malang.
“Aku tidak membutuhkan kartu kreditku, jadi Kumohon, kembalilah.. Paman”ucap Duk Hwa menangis histeris. 

Kim Shin masuk dari pintu menekan password rumah, Wang Yeo kaget melihat Kim Shin yang datang dari pintu rumah depan. Duk Hwa masih menangis dan Kim Shin pun memeluk erat yang sudah dianggap keponakanya sendiri. Duk Hwa tak percaya Kim Shin sudah kembali dan mengutarakan perasaanya kalau sangat mencintai pamanya itu.
“Setelah kupikirkan, bisa kuminta lagi kartu kreditnya?” ucap Kim Shin, Duk Hwa binggung, Kim Shin tahu kalau Duk Hwa speerti pura-pura tidak dengar. Wang Yeo langsung mendekap surat rumah tak ingin memberikanya.
“Alam baka berada di sisi lain pintu. Jadi Kau kan sudah memulai perjalanan itu.  Sebaiknya, lanjutan saja.” Kata Duk Hwa tak ingin kartu kreditnya diambil.  Wang Yeo pun memberitahu kalau Duk Hwa sangat mencemaskan pamannya jadi merasa Kim Shin tak perlu mencemaskan mereka.
“Bisakah kuminta kembali itu?”kata Kim Shin melihat surat rumahnya, Wang Yeo terus mendekap tak ingin memberikanya.

Eun Tak diam-diam ingin segera kembali ke kamarnya, Kim Shin berteriak  memanggilnya meminta  mengembalikan uang 5,000,000 won, parfum, dan tasnya. Duk Hwa tak percaya Kim Shin bisa memberikan sebanyak itu pada Eun Tak. Eun Tak menolak karena sebelumnya bilang tidak akan mengusirnya. Kim Shin menegaskan kalau hanya meminta mengembalikan uang 5,000,000 won,  parfum, dan tasnya tidak bilang akan mengusirnya.
“Ahjussi... Aku mencintaimu.” Ucap Eun Tak mencoba merayunya, tapi seperti tak mempan pada Kim Shin, tiba-tiba Wang Yeo mendekati Kim Shin dan melakukan hal yang sama seperti Eun Tak agar surat rumah tetap ada padanya. Kim Shin menyuruh Wang Yeo lebih baik diam saja. 

Kim Shin menemui kakek Duk Hwa menanyakan apakah sudah membakarnya, Kakek Yoo mengatakan sudah. Kim Shin tahu kakek Yoo itu suka sekali bercanda. Kakek Yoo mengoda Kim Shin yang terlihat takut.
“Itu adalah hukumanmu karena begitu keras kepala untuk berpisah.”kata Kakek Yoo
“Aku harus menerimanya dengan senang hati.” Ungkap Kim Shin pasrah
“ Aku memberikannya pada... Duk Hwa pagi tadi, jadi jangan cemas.” Kata Kakek Yoo, Kim Shin pun mengucapkan terimakasih dan meminta maaf.
“Tuan... kalau aku diijinkan memberi saran, bisakah kau berhenti mencoba untuk mati dan menjalani hidup bahagia saja? Berkat tuan, beberapa orang di masa lalu, dapat memulai lembaran baru mereka. Bukankah bagus kalau lebih banyak orang seperti mereka mendapatkan keajaiban atau keberuntungan meski terasa aneh bagi diri mereka sendiri?” kata Kakek Yoo, Kim Shin terdiam mendengar nasehat kakek Yoo. 

Seorang pria turun dari mobil melihat sebuah mobil yang terparkir didepan rumah Kim Shin, mengetahui tentang Seorang pria yang tidak pernah menua dan kembali masuk ke dalam mobilnya.
Kim Shin melamun sendirian, mengingat kembali saat bisa melihat Kim Shin di umur 29 tahun yang masih bersinar duduk direstoran yang sama dan memanggil Direktur tempat kerjanya.
“Tapi aku tidak berada... di sisimu.” Gumam Kim Shin karena melihat Eun Tak duduk sendirian
Lalu teringat kembali saat Kim Shin yang tak bisa memegang pedang pada dadanya padahal bisa melihatnya, tapi tidak bisa menariknya. Kim Shin berkata “Apakah masa depan sudah berubah atau hanya terjadi kesalahan belaka? Apapun itu, rasanya senang bisa kembaliAku memalukan sekali.”

Eun Tak baru saja mengambil minum didapur, Wang Yeo memanggilnya dengan sebutan “Roh yang hilang.” Dan meminta agar menjeelaskan sedetail mungkin apa yang sudah terjadi. Eun Tak pun langsung duduk didepan Wang Yeo dengan penuh semangat menceritakan Awalnya tidak ada masala mereka pergi ke ladang bunga dan salju pertama turun.
“Aku berusaha dengan keras mencabut pedang itu. Tapi, Aku bahkan tidak bisa menyentuhnya meski bisa melihatnya” cerita Eun Tak
“Dia kembali hidup-hidup... Kukira, salah satu dari kalian tidak akan kembali.” Keluh Wang Yeo, Eun Tak pun berpikir begitu kalau Kim Shin akan meninggalkan diladang itu tapi malah membawanya kembali.
“Roh yang hilang ini masih belum tahu... yang akan terjadi setelah dia mencabut pedang itu. Apa kukatakan saja padanya? Goblin  akan mati. Kemudian, rumah ini akan menjadi milikku.” Gumam Wang Yeo dengan pikiran liciknya. Eun Tak melihat Wang Yeo hanya menatapnya lalu bertanya apa yang ada dipikiranya sekarang.

“Saat kau menatapku seperti itu, aku jadi merinding.” Ungkap Eun Tak
“Kenapa kau tidak bisa menyentuh pedang itu... padahal kau bisa melihatnya?Aku sedang mencoba mencari tahu sebabnya ” ucap Wang Yeo seperti mengurungkan niatnya. Eun Tak pun sama-sama memikirkan sebabnya.
Eun Tak pikir yang dikatakan Goblin benar, menduga kalau dirinya itu bukan mempelai wanitanya, dan bertanya-tanya Apakah mungkin ada mempelai lain yang bisa menyentuh pedang itu bahkan lebih cantik darinya. Wang Yeo mengatakan  Tidak sembarang orang bisa melakukan hal itu. Eun Tak membenarkan.
“Apa mungkin dia akan bersikap kasar lagi padaku? Tapi Kita jadi sangat dekat sekarang.” Kata Eun Tak tersenyum bahagia. 


Eun Tak duduk dimeja makan memotong daging steaknya, Kim Shin menyindir kalau memberi makan satu orang lagi benar-benar  menghabiskan banyak uang. Eun Tak mencoba memakanya, tapi Kim Shin kembali menyindir kalau Persediaan daging bahkan sudah habis dan berpikir mulai membuat anggaran bulanan saja.
Wang Yeo melihatnya Kim Shin mulai bertindak kasar lagi pada Eun Tak,  Kim Shin lalu mengeluh kalau terlalu malas untuk mencuci peralatan makan. Eun Tak yang tak jadi makan mengangkat tangan kalau akan melakukanya, karena benar-benar ingin mencuci peralatan makannya. Kim Shin melirik sinis dan merasa Eun Tak memang dalam rentang usia yang memiliki antusiasme mencuci peralatan makan.

Eun Tak pun mulai mencuci semua piring setelah makan, Kim Shin lewat dengan menyindir Banyak sekali pakaian kotor dan tidak punya tenaga untuk mengirim semua ini ke binatu dan berpikir untuk membuangnya saja. Eun Tak pun langsung mengatakan akan mencuci bajunya setelah mencuci piring. Kim Shin pun meminta agar mencucinya dengan tangan.
Kim Shin duduk dengan membaca buku berkomentar kalau  , pelajar lebih mudah konsentrasi jika rumah  dalam keadaan bersih dan bertanya-tanya kapan bisa membersihkan rumah ini, karena kasihan dengan pelajar yang tinggal dirumahnya.
Eun Tak sedang menjemur handuk melirik sinis, dengan sengaja memercikan air dari handuk yang dijemurnya, Kim Shin merasa Eun Tak keberatan melakukannya karena badanya kebasahan. Eun Tak mengelak kalau ia melakukan itu agar handuknya bisa kering nanti sore.
“Kau melakukannya dengan berat hati. Katakan saja padaku yang sebenarnya.” Ucap Kim Shin
“Aku senang kau membahasnya. Kau pasti berpikir bahwa aku bukan mempelaimu. Jangan buru-buru menyimpulkan. Kau mungkin akan sangat menyesal sudah menyiksaku begini.” Kata Eun Tak
“ Maksudmu, kau adalah mempelaiku  meski hanya bisa melihat pedang itu saja?” ucap Kim Shin
“Kau bilang, setiap detik yang kau lewatkan bersamaku  amat berharga. Meski cuacanya baik, buruk atau biasa saja.” Kata Eun Tak, Kim Shin membenarkan termasuk hari ini.

Eun Tak terlihat binggung, Kim Shin memberitahu kalau Eun Tak sekarang bersinar begitu terang. Eun Tak binggung kenapa Kim Shin malah menyiksanya seprti ini. Kim Shin memberitahu alasanya itu berbeda. Eun Tak ingin tahu apa yang berbeda karena sebelumnya mengatakan kalau dirinya tetap bersinar.
“Tidak bisakah kita hentikan kekonyolan ini Kita ambil hikmahnya.Jika aku tidak bisa menjadi mempelaimu,  maka paman kan sudah jadi pria-ku, jadi aku akan jadi wanitamu.” Ucap Eun Tak, Kim Shin menolaknya,
“Bagaimana kalau jadi orang tua asuh?” kata Eun Tak, Kim Shin tetap menolak. Eun Tak menawarkan sebagai pemilik rumah. Kim Shin pun meminta Eun Tak membayar sewa 500,000 won perbulan dan belum termasuk Biaya air dan gas. 


Wang Yeo yang mendengarnya tak percaya kalau Kim Shin meminta agar Eun Tak membayar uang sewa. Eun Tak mengatakan status mereka sekarang pemilik dan penyewa rumah sekarang. Dan Cepat atau lambat, situasinya akan memburuk.
“Kenapa juga tidak bisa menyentuh pedang bodoh itu?” keluh Eun Tak kesal,
“Mungkin, kau membutuhkan sesuatu yang lebih kuat  dibanding kutukan itu. Contohnya, semacam cinta sejati.” Kata Wang Yeo, Eun tak mengatakan kalau sudah mencobanya.
“Apa yang sudah kau coba?” tanya Wang Yeo, Saat itu Kim Shin lewat dengan rambutnya yang masih basah terlihat malu dan menyebut kalau itu memberikan ciuman.
Eun Tak kaget melihat Kim Shin yang tiba-tiba ada didekatnya, Kim Shin memperingati Eun Tak kalau tidak boleh mengatakan soal itu dan merasa suka ngoceh kemana-mana soal ciumannya. Eun Tak merasa tak mengatakan apapun tapi Kim Shin sendiri yang membongkarnya.
Kim Shin pikir Eun Tak memang yang berniat mengatakanya, Eun Tak mengelak, Wang Yeo kaget mengetahui keduanya kemarin berciuman. Eun Taek memberitah kalau sedang curhat tentang dirinya, dan mengeluh kalau Kim Shin ikut campur dan sedang membicarakan tentang ciumannya. Kim Shin tak mau kalah kalau itu bukan ciuman milik Eun Tak karena juga ikut terlibat di dalamnya.
Wang Yeo hanya diam melihat adu mulut keduanya, Eun Tak pun menyuruh Kim Shin saja yang mengakui ciuman itu, Kim Shin pun mengatakan tidak terlibat. Eun Tak pun memutuskan kalau ciuman itu hanya miliknya seorang. Kim Shin pun tak peduli dengan mengumpat si penyewa yang serakah. Keduanya pun masing-masing pergi ke masuk ke dalam kamar. Sementara Wang Yeo sedari tadi menahan amarahnya. 


“Seseorang...tidak bisa menelepon  karena tidak punya kartu nama. Tapi mereka berdua ini...” ucap Wang Yeo kesal
Kim Shin membuka pintu kamarnya, Wang Yeo pun masuk merasa kalaua semestinya senang melihat Kim Shin  kembali hidup-hidup tapi menurutnya sekarang artinya harus membuat gadis itu pergi. Kim Shin kaget mendengarnya. Wang Yeo mengartikan kalau Kim Shin tak ingin melakukanya.
“Tidak bisakah kita membiarkan dia pergi dan  bersenang-senang berdua seperti sebelumnya?”kata Wang Yeo, Kim Shin berpikir kalau Wang Yeo  ingin tinggal berdua saja.
“Dia itu bukan mempelaimu dan Aku akan mengusir dia.” Kata Wang Yeo. Kim Shin mengingatkan kalau Eun Tak tahu siapa mereka jadi bisa membocorkan identitas mereka di luar sana.
“Itu Tidak akan terjadi kalau kau mau memberi dia 5,000,000 won.” Kata Wang Yeo
“Apa Kau tidak nonton drama TV? Sekali kau memberi uang tutup mulut,  maka mereka akan terus meminta tanpa henti.” Ucap Kim Shin
Wang Yeo pikir Kim Shin hanya ingin Eun Tak tetap tinggal. Kim Shin menyangkal kalau ia yang paling ingin Eun Tak pergi. Wang Yeo merasa karena Eun Tak tidak bisa menyentuh pedangnya maka Kim Shin justru bersyukur karenanya, dan bisa tetap hidup.
Kim Shin kembali mengelak karena tak mungkin ada yang disyukuri dengan mengumpat Wang Yeo sudah gila karena sudah menantikan momen ini selama 900 tahun. Wang Yeo pun memutuskan akan mengusir Eun Tak demi persahabatan mereka
“Dia pasti membuatmu tidak nyaman, bahkan sudah mencium dirimu tanpa ijin.” Kata Wang Yeo

“Tidak ada persahabatan di antara kita! Hei. Teman macam apa coba yang ingin temannya sendiri mati?!!” teriak Kim Shin kesal, Wng Yeo pun bisa mengartikan kalau Kim Shinsenang karena tidak mati.
Wang Yeo mengelak kalau itu ada janji yang harus kupenuhidan terlanjur menandatangani sebuah kontrak dan Kata-kata seorang pria sama berharganya dengan emas, karena terlanjur membuat janji,  maka harus mematuhinya karena aku pria sejati.
“Bukannya kau juga pria sejati saat memberiku akta rumah ini?” ucap Wang Yeo lalu keluar kamar, Kim Shin memperingati Wang Yeo saat Goblin marah, tapi Wang Yeo seperti tak peduli. 


Kim Shin membaca kembali surat perjanjianya “Di hari salju pertama turun setiap tahun, Goblin setuju untuk kupanggil. Aku akan menunggumu.” Saat ingin pergi ke dapur melihat Eun Tak duduk dimeja makan bukan dikamarnya, Eun Tak hanya diam saja dengan sibuk belajar. Kim Shin tahu kalau Eun tak  sedang merajuk.
“Aku ingin tetap dekat dengan makanan, karena Makanan tidak lagi datang ke kamarku  sejak kau berhenti mencoba membuatku terkesan.” Kata Eun Tak
“Dasar Picik sekali... Keberuntungan sedang tidak berpihak dengan kita semua. Kemewahan seperti itu tidak dapat lagi kutawarkan padamu.” Kata Kim Shin
“Bisakah jangan menguji kesabaranku?Aku sedang sangat sensitif sekarang karena sibuk mempersiapkan ujian.” Kata Eun Tak sinis, Kim Shin mengartikan kalau Eun Tak sedang marah sekarang
Eun Tak mengeluh Kim Shin itu bukan walinya dan ujian masuk universitas akan segera dilakukanya, lalu teringat kalau Kim Shin sudah berada selama 900 tahun dan bertanya apakah  tahu jawaban soal-soal ujian masuk universitas. Kim Shin mengaku  tahu dan bertanya kapan ujianya.  Eun Tak binggung Kim Shin tahu tapi tak tahu jadwalnya.
Kim Shin pun menawarkan apakah Eun Tak ingin tahu semua jawabannya, Eun Tak pun dengan bahagia ingin mengetahuinya. Kim Shin pun menyuruh agar mengerjakan soalnya lebih dulu. Eun Tak pun dengan semangat mengerjakan soal-soal latihan dan memberitahu ujiannya Selasa depan.
“Hei, tapi...di hari salju pertama turun itu...” kata Kim Shin gugup. Eun Tak mengingatnya meminta agar bicara lebih dulu.
“Jangan merasa terbebani karenanya, Itu memang ciuman pertamaku.” Kata Eun Tak, Kim Shin mengatakan kalau hanya bicara soal salju.
“Oh, salju... Jangan membicarakannya. Jangan mengatakan apa pun  yang berhubungan dengan hal itu.” Ucap Eun Tak. Kim Shin mengatakan kalau Eun Tak yang salah paham lebih dulu, Eun Tak memperingatkan Kim Shin jangan bicara lagi. 


Kim Shin mengantar Eun Tak sampai ke halte dengan memberikan kotak makan kalau isi dagingnya banyak karena akan membuatnya jadi kenyang. Eun Tak kesal karena yang diinginkanya  bukan bekal makan siang. Kim Shin meminta agar Eun Tak  bisa mengingat semua jawabannya dengan urutan jawabannya baik bdan benar.
“Pertama, ujian bahasa.”kata Kim Shin memberikan bocoran jawaban. Eun Tak mengaku membenci Goblin dan menyuruhnya pulang saja lalu melihat Busnya datang.
“Kau harus menghormati Sang Kuasa. Tapi, kalau memang kau benar-benar ingin tahu...” ucap Kim Shin
“Tidak perlu...  Aku belajar, jadi pasti bisa menjawab semuanya.” Kata Eun Tak kesal.
Kim Shin mengelus kepala Eun Tak perlahan seperti memujinya, suasana terasa sangat canggung. Bus pun lewat dan Eun Tak tetap diam dengan tangan Kim Shin yang menyentuh kepalanya, Kim Shin pikirlebih nyaman kalau menepuk bahunya dan menurunkan tanganya.
Eun Tak pun ingin melihat jam ditangan Kim Shin, lalu menjerit bertanya apakah Kim Shin sedang menghentikan waktu. Kim Shin mengatakan tidak, Eun Tak panik karena waktunya sudah lewat 30 menit. Kim Shin pun menenangkanya dengan mengataak kalau kekasihnya itu adalah Goblin, En Tak ingat Kim Shin yang bilang tak mau jadi kekasihnya, Kim Shin mengaku bohong dan berlari bersama menuju ke tempat ujian lalu masuk ke sebuah pintu. 


Kim Shin pun keluar mengantar Eun Tak sampai ditempat ujian dengan berpindah tempat dengan cepat, lalu berpesan agar Semoga berhasil dengan ujiannya. Saat itu seorang pengendara sepeda tak melihat Kim Shin ingin menabraknya, Si pria malah mengumpat dengan penuh amarah.
Saat menoleh tak melihat Kim Shin dibelakangnya dan ternyata  sudah berdiri didepanya.  Kim Shin bisa melihat si pria yang akan kecelakaan tertabrak mobil. Si pria terlihat ketakutan bergegas pergi. 

Eun Tak pun mengerjakan ujian bahasa dengan peserta lainya yang terlihat serius, dibagian depan gedung sekolah terlihat spanduk bertuliskan(Ujian Masuk Universitas Tahun 2017) Beberapa orang tua langsung menyambut anaknya yag baru selesai mengikuti ujian.
Eun Tak hanya terdiam dan sedih karena ibunya sudah tak ada dan teringat dengan kenangan bersama ibunya di pinggir pantai dan bersama arwah ibunya meniup lilin ulang tahunya. Eun Tak pun tersenyum menatap langit dengan lambaikan tangan seperti bisa melihat ibunya bahagia disurga.
Eun Tak pun pulang mengaku sangat lelah karena otaknya bekerja terlalu keras. Wang Yeo bertanya bagaimana ujianya, Eun Tak kaget melihat tiga pria didepanya sedang membawakan sebuah es krim Cake menyambutnya dirumah.  Wang Yeo mengaku kalau itu ide darinya, Kim Shin yang bayar da Duk Hwa yang membelikan. Eun Tak langsung menangis melihat ada sebuah kue didepanya.
“Kenapa kua menangis?  Apa Ujianmu tidak berjalan lancar?” tanya Kim Shin binggung, Wang Yeo dan Kim Shin saling menyalahkan
“Bukan begitu, tapi Aku hanya merasa bahagia.” Ungkap Eun Tak, ketiganya pun mengangguk mengerti kalau Eun Tak menangis karena bahagia.

“Aku harus membuat permohonan selagi bahagia seperti ini. Hari ini, aku ingin mendapat tiket gratis kemana saja, Jadi Ijinkan aku menonton film dengan Goblin Ahjussi. Aku juga ingin makan popcorn.” Kata Eun Tak mengatakan doanya.
Wang Yeo ingin meminta juga, Kim Shin mengucapkan Terima kasih untuk kuenya dan memperlihatkan tiketnya kalau hanya bisa mendapat diskon 50% jadi hanya bisa berdua dengan Kim Shin saja.
Kim Shin heran melihat Eun Tak yang masih diam saja, padahal ingin nonton film dan makan popcorn, karena doanya sudah dikabulkan. Eun Tak terlihat bahagia meminta Kim Shin menunggu karena akan menaruh tas dan berganti baju. Kim Shin pun menyuruh mereka juga pergi, tapi ke kamarnya.
Duk Hwa protes karena ingin nonton film dan makan popcorn. Kim Shin menolaknya, Duk Hwa mengeluh Kim Shin itu menyuruhnya datang ke kerumah menurutnya menyambut ujian masuk universitas hanya modusnya, Wang Yeo pikir biarkan saja dan menyuruh Duk Hwa untuk ikut denganya, Duk Hwa bergidik ketakutan karena harus pergi mengikuti malaikat kematian.
Bersambung ke part 2

FACEBOOK : Dyah Deedee  TWITTER @dyahdeedee09 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar